Home , , , , , , , , , � Ketua MUI: Syiah Itu Sah dan Benar sebagai Mazhab dalam Islam

Ketua MUI: Syiah Itu Sah dan Benar sebagai Mazhab dalam Islam

Ketua MUI: Syiah Itu Sah dan Benar sebagai Mazhab dalam Islam
Di hadapan lebih dari seratus pelajar Indonesia yang belajar di Iran, Prof.Umar Shihab menyatakan, "Sunni dan Syiah bersaudara, sama-sama umat Islam, itulah prinsip yang dipegang oleh MUI. Jika ada yang memperselisihkan dan menabrakkan keduanya, mereka adalah penghasut dan pemecah belah umat, mereka berhadapan dengan Allah swt yang menghendaki umat ini bersatu."


Ketua MUI: Syiah Itu Sah dan Benar sebagai Mazhab dalam Islam

Menurut Kantor Berita ABNA, dalam kunjungannya ke Iran atas undangan Majma Taghrib bainal Mazahib Ketua MUI Pusat Prof. DR. KH. Umar Shihab beserta beberapa anggota rombongan menyempatkan mengadakan tatap muka dan pertemuan dengan pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di kota suci Qom, Iran kamis (28/4) sore pukul 18.00 waktu setempat. Pertemuan yang dimediasi oleh Sayyid Farid, salah seorang ulama Iran yang sering berkunjung ke Indonesia bertempat di kediaman beliau di Mujtama Maskuni Ayatullah Sistani, Qom. Hadir lebih dari seratus pelajar Indonesia beserta keluarganya dalam pertemuan sederhana yang berlangsung kurang lebih dua jam tersebut.

DR. Khalid Walid, wakil ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI memberikan sambutan pengantarnya dengan menjelaskan kedatangan rombongan MUI ke Iran atas undangan Majma Taghrib bainal Mazahib. Rombongan MUI terdiri dari ketua pusat, beberapa ketua harian dan ketua komisi, namun beberapa dari rombongan telah bertolak ke tanah air sehingga tidak sempat mengikuti pertemuan dengan para pelajar Indonesia tersebut. "Dalam kunjungan ini kami telah melakukan beberapa hal, diantaranya, atas nama ketua MUI. KH. Prof. DR. Umar Shihab dan atas nama Majma Taghrib bainal Mazahib Ayatullah Ali Tashkiri, telah dilakukan penandatanganan MOU kesepakatan bersama. Diantara poinnya adalah kesepakatan untuk melakukan kerjasama antara MUI dengan Majma Taghrib bainal Mazahib dan pengakuan bahwa Syiah adalah termasuk mazhab yang sah dan benar dalam Islam. " Jelas DR. Khalid.

Lebih lanjut beliau menjelaskan,"Diantara bentuk kerjasama yang disepakati adalah pengiriman para peneliti dan ulama Indonesia ke Iran untuk mengikuti pertemuan dan pendidikan khusus mengenai beberapa hal yang beragam di Iran begitu juga sebaliknya, ulama-ulama dan peneliti Iran akan berkunjung ke Indonesia. Di samping itu juga kita telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Departemen Pengurusan Haji dan juga berkunjung ke Kamar Dagang Industri Iran untuk bekerjasama dalam produk halal. Insya Allah, jalinan kerjasama ini diharapkan dengan tujuan mengeratkan hubungan antara Republik Islam Iran dengan masyarakat muslim Indonesia."

"Semoga dengan adanya kesepakatan dan kerjasama tersebut ukhuwah Islamiyah dapat terjalin dengan baik dan kedua belah pihak bisa saling memahami." Harapnya.

Perpecahan dan Kebodohan, Ujian bagi Umat Islam Saat Ini

Selanjutnya, KH. Prof. DR. Umar Shihab menyampaikan nasehatnya di hadapan seratus lebih pelajar Indonesia yang hadir. Beliau menyatakan bahwa hidup di dunia ini penuh dengan tantangan, ujian dan kesulitan-kesulitan. "Tidak ada seorangpun yang hidup ini di dunia ini tidak luput dari ujian, diantara ujian tersebut adalah fitnah, kekurangan harta, kelaparan dan kematian. Namun dalam konteks kehidupan kita sekarang kata para ulama, ujian terberat yang dihadapi kaum muslimin saat ini ada dua. Yang pertama, adalah ujian perpecahan. Betapa sulitnya kita menjalin persatuan. Perpecahan begitu mudah terjadi, antar keluarga, sesama pengikut agama, antar Negara dan sebagainya. Ujian yang kedua adalah kebodohan. Mayoritas umat Islam sulit untuk melepaskan diri dari belenggu kebodohan, karena pura-pura tidak tahu atau memang sama sekali tidak mau tahu."

Lebih lanjut menjelaskan, "Masyarakat Indonesia saat ini diuji dengan perpecahan. Dalam internal umat Islam sendiri terdapat berbagai macam kelompok yang mengarah kepada perpecahan, ada yang menyatakan diri sebagai kelompok liberal, kelompok anti agama, kelompok anti Syiah dan lain-lain. Keberadaan kelompok-kelompok ini sangat mengancam persatuan umat Islam. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan ada dua kelompok pemecah umat Islam. Yang pertama kelompok pemecah dari luar umat Islam, yakni dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Sebagaimana yang dijelaskan Al-Qur'an keduanya tidak akan senang sampai umat Islam mengikuti agama dan kelompok mereka. Mereka melakukan berbagai macam cara dengan giat utuk memecah belah umat, melalui buku-buku, selebaran dan memanfaatkan tekhnologi yang mereka miliki. Mereka menipu dan menghasut umat misalnya melalui pemahaman pluralisme yang menyatakan semua agama sama. Ini adalah pemahaman yang sesat bahkan mengarah kepada kekafiran. Karena itu MUI telah mengeluarkan fatwa bahwa pernyataan dan keyakinan semua agama sama adalah pernyataan yang tidak bisa dibenarkan dan MUI telah mengharamkannya."

"Yang kedua, kelompok pemecah dari kalangan umat Islam sendiri. Tidak sedikit dari kelompok umat Islam yang justru memecah belah umat. Mereka mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang memicu perpecahan umat, mereka misalnya menyebut maulid itu bid'ah, mengucapkan shalawat di setiap kegiatan itu bid'ah sehingga dengan pemahaman yang seperti itu mereka menyesatkan dan memusuhi kelompok Islam yang mengamalkannya. Kita harus waspada terhadap kelompok pemecah dari dalam ini, mereka bahkan sampai menggunakan banyak uang saking gigihnya untuk memecah belah umat ini."

"Ujian yang kedua adalah kebodohan. Pelajari dan tuntutlah ilmu agama ini dengan benar dan dari sumbernya yang asli. Al-Qur'an menyebutkan, yang manakah lebih layak kamu ikuti, orang yang memiliki pengetahuan atau orang yang tidak memiliki pengetahuan?. Dan Nabi Muhammad saww dalam haditsnya menyebutkan, Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya. Dari riwayat Nabi ini, jelas disebutkan bahwa Sayyidina Ali lebih layak diikuti setelah Nabi. Karenanya tuntutlah ilmu yang berasal langsung dari sumbernya. Sayangnya kebanyakan kaum muslimin menyingkirkan dan melupakan hadits-hadits yang bersumber dari Sayyidina Ali, keluarga, sahabat utama dan terdekat dengan Nabi, dan lebih banyak mengamalkan dan menerima hadits dari selain beliau."

Lebih spesifik mengenai ujian kebodohan ini, Prof Umar Shihab menasehatkan kepada para hadirin, "Selama di Iran belajarlah dengan sungguh-sungguh, rauplah ilmu sebanyak-banyaknya disini, dan ketika kembali ke tanah air, sampaikanlah argumen-argumen yang benar mengenai Islam. Tanggung jawab menjaga Islam berada di pundak kalian, para penuntut ilmu. Jauhilah kebodohan! Karena kebodohan adalah musuh kita bersama. Salah seorang ulama terkemuka Sunni asal Kairo, Syaikh Mutalawid Sayhrawi pernah mengatakan, persatuan umat Islam tidak akan tercapai jika umat Islam masih terbelenggu dalam kebodohan. Persatuan umat Islam hanya bisa dicapai jika umat Islam ini pandai. Mereka yang berhak untuk memberikan kritik atas pemahaman orang lain adalah mereka yang pandai dan berilmu, yang memiliki argumen-argumen yang kuat. Namun bukan berarti harus menyalahkan pemahaman yang berbeda. Ketika kalian kembali ke tanah air, silahkan ingin bermazhab apa, selama mazhab tersebut mendapat pengakuan dan pembenaran dari Islam. Sebagaimana MUI telah menyatakan bahwa Sunni dan Syiah sebagai mazhab yang benar. Maka dibenarkan umat Islam di Indonesia untuk memeluk salah satunya. Dan tidak dibenarkan satu sama lain saling menyalahkan yang dapat memecah belah persatuan."

"Satu hal yang mesti ditanamkan dalam benak pikiran saudara-saudara semua, adalah umat Islam hanya akan kuat dengan persatuan, dan menjadi lemah dengan perpecahan. Dan perintah Al-Qur'an umat Islam harus menjalin persatuan dan melarang kita untuk berpecah. Alhamdulillah, kita bersyukur dengan keberadaan Republik Islam Iran, yang sangat gigih bekerja keras untuk mewujudkan persatuan umat Islam ini dan diantara Negara yang menyatakan perlawanan terhadap imperialisme. Presiden SBY pernah berkata langsung kepada saya, Indonesia adalah Negara yang penduduknya umat Islam terbesar di dunia, namun mengapa tidak mampu memberi peranan terhadap terwujudnya persatuan umat Islam, khususnya persatuan antara Sunni dan Syiah?. Karenanya kami dari MUI menyambut baik ajakan dan undangan dari Republik Islam Iran untuk bekerjasama mewujudkan persatuan umat Islam."

Dipenghujung ceramah beliau, Ketua MUI Pusat Prof. DR. Umar Shihab kembali mempertegas pesan beliau kepada para pelajar Indonesia yang hadir, "Pesan Al-Qur'an Innamal mu'minuna ikhwa, orang-orang yang beriman itu bersaudara. Saudara-saudara belajarlah yang bersungguh-sungguh, dan ketika kembali ke tanah air, sampaikanlah ajaran Islam yang benar. Saya tidak menyatakan yang benar itu Syiah atau Sunni, tetapi keduanya. Jadilah rahmat bagi umat sekembali kalian ke tanah air, jangan justru menjadi pemecah belah umat. Dalam Sunni dan Syiah memang ada sekte-sekte atau kelompok yang menyimpang, itu harus kalian jelaskan kepada umat, singkap kekeliruan-kekeliruan mereka dan sampaikan ajaran yang benar. Sunni dan Syiah bersaudara, sama-sama umat Islam, itulah prinsip yang dipegang oleh MUI. Jika ada yang memperselisihkan dan menabrakkan keduanya, mereka adalah penghasut dan pemecah belah umat, mereka berhadapan dengan Allah swt yang menghendaki umat ini bersatu. Saya sudah tua, dan kiprah saya tidak lama lagi akan berakhir. Karenanya kalianlah yang saya harap untuk melanjutkan perjuangan untuk mempersatukan umat. Kembalilah ke tanah air, tunjukkan kiprah dan peran kalian. Semoga Allah swt mempersatukan umat Islam ini, sehingga bisa menjadi rahmat bagi sekalian alam."

Prinsip MUI: Sunni dan Syiah Bersaudara

Setelah Prof. Umar Shihab menyampaikan nasehatnya, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Beberapa pelajar kemudian mengajukan pertanyaan. Diantara pertanyaan yang diajukan, bisakah MUI wilayah di daerah mengeluarkan fatwa yang bertentangan dengan fatwa yang dikeluarkan oleh MUI Pusat?. Prof Umar Shihab memberikan jawaban, MUI wilayah jika berkaitan khusus dengan persoalan umat di daerahnya dibenarkan untuk mengeluarkan fatwa sendiri, namun jika berkaitan dengan kepentingan nasional, maka yang berhak mengeluarkan fatwa hanya MUI Pusat yang harus diikuti oleh MUI-MUI di daerah. Dan MUI di daerah tidak memiliki wewenang untuk menganulir fatwa yang telah dikeluarkan MUI Pusat. "Misalnya ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa Syiah itu sesat -namun Alhamdulillah syukurnya belum ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa seperti itu- maka fatwa tersebut tidak sah secara konstitusi, sebab MUI Pusat menyatakan Syiah itu sah sebagai mazhab Islam dan tidak sesat. Jika ada petinggi MUI yang mengatakan seperti itu, itu adalah pendapat pribadi dan bukan keputusan MUI sebagai sebuah organisasi." Jelas beliau.

Ketika ditanyakan langkah-langkah MUI Pusat yang akan dilakukan untuk mewujudkan persatuan umat dan menyelesaikan perselisihan Sunni-Syiah, Prof. Umar Shihab menjelaskan bahwa MUI akan menjadi penyelenggara seminar Internasional Persaudaraan umat Islam di bulan Desember akhir tahun ini. "MUI akan mengundang ulama-ulama dari berbagai Negara, dari Mesir, Iran bahkan dari Arab Saudi termasuk Syaikh Yusuf Qhardawi untuk hadir sebagai pembicara. Indonesia insya Allah akan menjadi perintis persatuan umat Islam khususnya antara Sunni dan Syiah, semoga Allah membantu usaha-usaha kita." Jelas beliau.

Setelah memasuki waktu maghrib, dilakukan shalat maghrib berjama'ah. Yang diimami oleh Sayyid Farid, dan Prof. Umar Shihab menjadi jama'ah di shaf pertama. Acara pertemuan tersebut diakhiri dengan makan malam bersama, dan do'a bersama dipenghujung acara dipimpin oleh KH. Prof. DR. Umar Shihab.

Pertemuan Ketua MUI Pusat Prof. DR. Umar Shihab dengan pelajar Indonesia yang sedang berada di Qom Iran ini adalah pertemuan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya dua tahun lalu diadakan pertemuan di tempat yang sama.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=239004

Ayatullah Shafi Gulpaigani Protes Penghinaan atas Qur’an dan Masjid di Bahrain

Ayatullah Shafi Gulpaigani dengan penentangan beliau atas pembakaran dan perusakan masjid di Bahrain berikut diamnya umat islam Dunia Internasional atas tindakan keji yang telah dilakukan itu menuntut para ulama Islam untuk mengirimkan para peneliti mereka untuk melihat langsung kejadian mengenaskan tersebut di Negara Bahrain.


Ayatullah Shafi Gulpaigani Protes Penghinaan atas Qur’an dan Masjid di Bahrain

Menurut kantor berita ABNA, Hadrat Ayatullah Shafi Gulpaigani pada pesan keras yang ditujukan atas pembakaran Qur’an Karim dan perusakan masjid-masjid di Bahrain memprotes dan menuntut kepada seluruh ulama dunia untuk mengirimkan peneliti mereka sebagai pembuktian ke Bahrain. Pada sebagian dari pesannya beliau juga mencela diamnya berbagai Negara besar, PBB, organisasi-organisasi internasional dan persatuan Negara-negara Islam, beliau menekankan,” Jika umat Islam dengan dibakarnya al-Qur’an oleh seorang pastur Kristen melakukan aksi protes dan rasa berbelasungkawa sekarang ini tentara Ali Khalifah dan Ali Su’ud yang mengakungaku sebagai pengkhidmat Haramain sedang membakar alqur’an-alqur’an di masjid-masjid umat Islam di depan mata umat Islam. Selain itu masjid-masjid pun diruntuhkan, satu sisi Amerika dan para pendukungnya menilai bahwa tindakan ini sebagai tindakan dibawah payung hukum. Organisasi PBB dan pusat perlindungan hak-hak Kemanusiaan dan OKI dengan diamnya mereka telah menunjukkan persetujuannya atas peristiwa tersebut.”

Isi pesan lengkap dari Ayatullah Shafi Gulpaigani sebagai berikut:

Dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyanyang.

Rasulullah bersabda,

«اذا التبست عليكم الفتن كقطع الليل المظلم فعليكم بالقرآن»

” Jika datang fitnah kepada kalian seperti gelapnya malam maka bersandarlah kalian pada Al-Qur’an”

Ulama Islam, pencinta perdamaian, pembela hukum dan pembela agama Islam yang mulia, dan penjaga al-Qur’an Majid; Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kembalilah kepada Qur’an dan kita menangis dan bertindak dengan kuasa Allah swt dan Kekuatan-Nya, Negara-negara besar Islam sekarang ini menjadi saksi pergerakan besar kebangkitan Qur’ani Islami untuk melepaskan diri dari penjajahan dan merindukan kemerdekaan. Orang-orang yang ingin pergi dari cengkraman penguasa-penguasa pongah dunia. Suara takbir sudah sampai ditelinga umat islam seluruh dunia. Demonstrasi dan perkumpulan aksi yang dilihat oleh Negara timur dan barat, dan sesungguhnya suara tauhid” Qulu lailaha illallah tuflihu, katakanlah wahai kalian bahwa tiada tuhan kecuali Allah maka kalian akan mendapatkan pertolongan” dapat didengar oleh seluruh penduduk berbagai belahan dunia. Apakah ini tidak cukup untuk menjadi media pemersatu?

Satu sisi Negara-negara syaithani para pembenci keadilan pada zaman ini telah bersama-sama bergandengan. Para penjaganya seperti Amerika dan Negara-negara Eropa didalam penduduk muslim berdiri tegar menghadang pergerakan suci penuntut keadilan tadi.

Mereka menyadari dan memahami arti pergerakan ini sehingga berupaya keras untuk memandulkannya, dengan berlandaskan pada kehinaan dan keangkuhan mereka terus melakukan penekanan, namun dengan pertolongan Allah swt usaha mereka tidak membuahkan hasil dihadapan pergerakan Islami tersebut, mereka nantinya akan dihukumi.

Muslimin Bahrain, kawasan ini yang merupakan kawasan muslim akan menjadi sebuah titik pancar munculnya permulaan matahari Islami, dan dalam pergerakan ini dan juga pergerakan di Dunia Arab yang berupaya menentang kekuasaan arogansi Amerika bersama-sama dalam satu tujuan dan suara menginginkan pemerintahan berkedaulatan rakyat dan berdasarkan keadilan. Mereka menyampaikan aspirasi dengan aksi demonstrasi damai dan jauh dari tindakan fisik merusak. Sosok seperti Ali Khalifah yang cukup berkuasa pada mereka demi menghormati hak-hak masyarakat diundang untuk bisa mendengarkan harapan dan tuntutan masyarakat, sehingga Ali Khalifah mau mengabulkan harapan dan tuntutan islami yang diinginkan masyarakat.

Tetapi arogansi Amerika demi kepentingannya sendiri tidak mau membuang peluang emas, dengan pertemuan rutin menteri pertahanannya dengan Arab Saudi dan Bahrain membawa pemerintahan Ali Su’ud ke Bahrain sehingga bisa mengirimkan angkatan bersenjatanya.

Sampai sekarang tentara yang dikirim sudah berada di Bahrain selama kurang lebih satu bulan, pasukan yang dimanfaatkan untuk mempertahankan pemerintahan Bahrain yang dhalim, dan para tentara Arab Saudi dengan tanpa rasa kasih sayang sedikitpun melakukan pemutusan keturunan dan pembantaian laki-laki dan wanita baik masih belia atau sudah tua, bahkan mereka juga melakukan penganiayaan dan penyiksaan pada para pasien rumah sakit.

Serangan ke sekolah-sekolah perempuan dan sekolah-sekolah laki-laki terus mereka lakukan, mereka terus melakukan berbagai kriminalitas, anggota yang bergabung disini ini memiliki sisi yang banyak dan bertindak dengan sangat mengerikan.

Apa yang kami tujukan kepada para Ulama berbagai Negara dan berbagai Organisasi yang ada dan juga masyarakat muslim dan masyarakat Qur’ani yang berada di Negara Islam maupun non Islam seperti Mesir Turki, Pakistan, Indonesia, Malaysia, Afganistan, dan berbagai kawasan Negara yang lain.

Kami nasehatkan untuk memberikan perhatian kepada penghilangan kemuliaan Qur’an dan Masjid yang dilakukan oleh tentara Arab Saudi dan tentara Ali Khalifah. Mereka telah berani membakar Qur’an dan hampir 30 Masjid besar mereka rusak ratakan dengan tanah.

Ini menjadikan setiap umat Islam tenggelam dalam kesedihan, jika umat Islam merasa geram terhadap pemabakaran Qur’an oleh seorang pastur Kristen dengan menggelar berbagai aksi protes sekarang ini di Bahrain pasukan Ali Su’ud yang mengaku sebagai pengkhidmat Dua Haram Suci dan Ali Khalifah Qur’an di Kota muslim dihadapan mata umat Islam dibakar, dan masjid-masjid mereka hancurkan, kedatangan Amerika di Bahrain pun dinilai sebagai hal yang telah melalui jalur hukum, sedang Organisasi bangsa-bangsa dan berbagai organisasi hak asasi manusia hanya diam seribu bahasa menyetujui hal itu. Mengapa masyarakat Islam di Dunia dan petinggi-petinggi masyarakat agamis dan budaya seperti orang(sok) mulia hanya diam semata? Bahkan untuk pembakaran Qur’an dan perusakan Masjid pun mereka tidak tergerak untuk menentang?

Mengapa mereka tidak mengirim utusan untuk menganalisa dan meneliti secara langsung kerugian dan penghinaan ini di Negara Bahrain sehingga bisa melihat dengan jelas dan dekat kebejatan yang sudah dilakukan? Mengapa dalam menjalankan amalan Qurani mereka pilih-pilih?.

Semua organisasi, Masjid, Yayasan sebagai kewajiban agama harus segera mengambil tindakan. Mereka harus mengirimkan bantuan untuk mencegah penghinaan yang dilakukan pasukan Ali Su’ud dan Ali Khalifah pada Qur’an dan Masjid umat Islam ke Negara Bahrain.

Satu harapan kita semoga dipercepat pengiriman bantuan dari berbagai Negara muslim dan pusat keilmuan ke Negara Bahrain, setidaknya menunjukkan aksi penolakan dan pengecaman atas penghinaan besar ini.(*)

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=239314

Masjid-masjid Syiah yang Dihancurkan Tentara Saudi di Bahrain

Menyedihkan, untuk menghentikan revolusi rakyat dan membungkam suara-suara penuntut keadilan, tentara bayaran Saudi memusnahkan beberapa masjid di Bahrain.


Menurut Kantor Berita ABNA, berikut daftar nama-nama masjid yang telah dimusnahkan di Bahrain oleh tentara Saudi dan pasukan keamanan Bahrain sendiri:

1. Masjid Imam Sadiq di Salmabad.
2. Masjid Rasul A'zam di kota Karzakan.
3. Masjid al-Barbaqi di wilayah A'ali pada 17 April.

4. Masjid Al-Watiyya yang dikenali sebagai Qaddam al-Mahdi di perkampungan Mahuz.
5. Masjid Imam Jawad di Hamad.
6. Masjid Imam Hasan Al-Askari di Manama pada 15 April.
7. Masjid Fadak Az-Zahra di Hamad pada 14 April.

Masjid Imam Sadiq (A.S) sebelum dimusnahkan:


Setelah dimusnahkan:


Masjid Al-Barbaqi sebelum pemusnahan:
















Setelah dimusnahkan:




















Masjid Watiyya sebelum pemusnahan:





Masjid Watiyya setelah dimusnahkan:




Masjid Um al Banin sebelum dan setelah dimusnahkan:





0 comments to "Ketua MUI: Syiah Itu Sah dan Benar sebagai Mazhab dalam Islam"

Leave a comment