Home , , , , , � Negara Republik Islam Iran dengan Lambang Negara ''La ila Ha illallah'' ....."MELEDAK"...!!!!!!

Negara Republik Islam Iran dengan Lambang Negara ''La ila Ha illallah'' ....."MELEDAK"...!!!!!!


Ahmadinejad: Perempuan Adalah Manajer Utama Masyarakat

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyatakan, perempuan merupakan elemen mendasar dalam pembentukan stabilitas sosial dan manajer utama masyarakat manusia.

Menyinggung peringatan hari kelahiran putri Nabi Muhammad Saw, Sayiddah Fatimah sa, pada 24 Mei, yang di Iran juga diperingati sebagai Hari Ibu, Presiden Ahmadinejad mengatakan perempuan patut ditempatkan di posisi penting dan berpengaruh dalam masyarakat.

Dia menambahkan bahwa peran "kelangitan" seorang ibu adalah membina dan membentuk putra-putrinya untuk membantu mereka menjadi anggota masyarakat berguna.

Ahmadinejad menegaskan bahwa masyarakat manusia akan kehilangan nilai-nilai luhur, keindahan dan kesempurnaannya, jika ibu dihilangkan darinya.

Presiden Iran mencatat bahwa kaum perempuan, berdasarkan sifat mereka, memiliki tuntutan keadilan lebih kuat dibanding kaum laki-laki.

Presiden Iran juga mengecam keterbatasan peran kaum perempuan dalam masyarakat kapitalis seraya menegaskan bahwa kaum perempuan pada sistem kapitalis menjadi subyek seksisme, sementara kepribadian mereka direndahkan dan dieksploitasi.

Ahmadinejad juga seraya mengucapkan selamat atas peringatan Hari Ibu kepada seluruh kaum perempuan mukmin di seluruh penjuru dunia.
(IRIB/MZ/24/5/2011)

Lagi, AL Iran Buat Gebrakan Baru

Industri angkatan laut Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran kembali melakukan gebrakan baru. Setelah berhasil swasembada di bidang industri militer, kini, departemen pertahanan Iran berhasil memperoduksi kapal pendarat, tongkang dan kapal tunda.

Pada hari Selasa (24/5/2011), 10 kapal pendarat, kapal tongkang dan kapal tunda produksi departemen pertahanan Iran dikirim ke pelanggan, dan dua kapal pendarat diluncurkan di kota-kota pelabuhan selatan Bandar Abbas dan Khorramshahr. Demikian IRNA melaporkan.

Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi menilai terobosan baru ini sebagai realisasi dari upaya Republik Islam untuk menciptakan kesempatan kerja dan mewujudkan kemandirian.

"Kapal ini diproduksi atas pesanan dari sektor swasta dan sejalan dengan pengembangan transportasi laut dan memperkuat perekonomian daerah," kata Vahidi.

Seraya menjelaskan kemampuan kapal produksi dalam negeri, menteri pertahanan mengatakan badan kapal pendarat dan suprastruktur terbuat dari baja dan memiliki kemampuan untuk bongkar muat di daerah tanpa dermaga dan pantai pasir yang curam.

Vahidi juga mengatakan kapal tunda menggunakan mesin berkekuatan 1.200 tenaga kuda, yang memungkinkan bisa digunakan untuk kapal berbagai tow, dan melaksanakan operasi pemadam kebakaran baik di laut dan di pantai.

Tongkang produksi dalam negeri ini dilengkapi motor dan navigasi canggih serta fasilitas radio, dan mampu membawa muatan sebesar 750 ton.

Vahidi menegaskan, departemen pertahanan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan angkatan bersenjatanya sendiri, namun lebih dari itu menggunakan keahlian dan sumber dayanya untuk meningkatkan kemampuan industri kelautan Iran (IRIB/PH/25/5/2011)

Rahbar: Tidak Ada yang Bisa Menjegal Kemajuan Iran!

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan tidak ada kekuatan di dunia yang bisa menghambat kemajuan Iran, seraya menekankan bahwa bangsa Iran tetap berkomitmen penuh pada prinsip Revolusi Islam.

Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei hari Selasa (24/5) mengatakan bangsa Iran menghadapi permusuhan selama lebih dari tiga dekade, tetapi hingga kini tetap menjunjung tinggi cita-cita dan tujuan Revolusi Islam.

"Bangsa Iran tidak akan surut apalagi menyerah menghadapi ancaman arogansi, justru sebaliknya semakin mekar dan matang," kata Rahbar pada peringatan kelahiran Fatimah Zahra, putri tercinta Nabi Muhammad Saw.

Di Iran, hari kelahiran Fatimah Zahra di Iran diperingati sebagai Hari Perempuan.(IRIB/PH/25/5/2011)

Iran Peringatkan Pendekatan Uni Eropa

Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast memperingatkan kebijakan selektif Uni Eropa di kawasan itu dan mengatakan organisasi itu tengah memainkan langkah keliru.

"Uni Eropa lebih baik mengurusi kepentingan bangsanya sendiri daripada secara ambisius menguber kebijakan negara-negara lain," kata Mehmanparast dalam konferensi pers mingguan di Tehran pada hari Selasa (24/5).

Menanggapi pertanyaan tentang langkah Uni Eropa untuk memperpanjang sanksi terhadap Iran meskipun tawaran Tehran untuk melanjutkan pembicaraan dengan kelompok 5+1, Mehmanparast mencatat bahwa tidak ada peristiwa baru yang akan terjadi dalam pembicaraan antara Iran dan enam negara besar dunia.

"Kami siap untuk mengadakan pembicaraan dengan kelompok 5+1 kapan saja mereka siap. Pembicaraan harus didasarkan pada kerjasama dengan alasan umum," tambahnya.

Menurut Mehmanparast, pembicaraan antara kedua belah pihak dapat memainkan peran efektif dalam menyelesaikan krisis regional dan global, yang sedang berlangsung.

Menteri luar negeri Uni Eropa pada hari Senin di Brussel, menyepakati pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap beberapa pejabat Iran dan lebih dari 100 entitas.

"Pemberlakuan sanksi baru terhadap Iran di tengah kesiapan negara ini untuk mengadakan pembicaraan dengan kelompok 5+1, menunjukkan kontradiksi antara klaim negara-negara Barat dan kinerja mereka," jelas Mehmanparast.

"Uni Eropa bermaksud untuk mentransfer krisis politik dan ekonomi ke luar benua itu," tambahnya.

Pada bagian akhir pernyataannya, ia menyarankan negara-negara Eropa untuk memusatkan perhatian pada kepentingan bangsa mereka sendiri sehubungan dengan kebangkitan rakyat yang menyebar dari Timur Tengah dan Afrika Utara menuju jantung Eropa. (IRIB/RM/NA/24/5/2011)

Kilang Minyak Raksasa Iran Meledak

Setidaknya dua orang tewas dan 12 lainnya terluka akibat ledakan besar, yang mengoyak fasilitas kilang minyak di selatan kota pelabuhan Iran, Abadan.

Peristiwa itu terjadi pada hari Selasa (24/5) saat Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berkunjung untuk meresmikan sebuah unit produksi bensin baru di kilang minyak Abadan, Mehr News Agency melaporkan. Namun, ledakan itu tidak mengganggu agenda kunjungan Presiden.

Pemadam kebakaran segera mengatasi kobaran api di kilang minyak tersebut. Sejumlah karyawan kilang minyak mengalami keracunan setelah asap beracun dan kepulan asap tebal membumbung tinggi di lokasi kejadian.

Beberapa korban luka atau keracunan dalam ledakan itu dipindahkan ke Tehran atas perintah Presiden. Sebuah kebocoran gas di salah satu unit kilang minyak itu diduga sebagai penyebab kebakaran dan ledakan.

Kilang minyak Abadan akan meningkatkan kapasitas produksi bensin negara itu dengan tambahan 4,2 juta liter per hari. Menurut laporan terbaru yang diterbitkan oleh Economist Intelligence Unit, produksi bensin Iran akan naik menjadi 72 juta liter per hari pada tahun 2012.

Laporan itu menambahkan bahwa produksi bensin Iran akan menghasilkan surplus sekitar 20 juta liter per hari untuk ekspor. (IRIB/RM/NA/24/5/2011)

Ahmadinejad: AS Promotor Kediktatoran

Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad mengecam dukungan Washington terhadap rezim diktator dan menegaskan bahwa diktator di seluruh dunia didukung oleh Amerika Serikat.

"Dimana ada diktator, dia mendapat dukungan dari Anda. Dia adalah kaki tangan Anda," kata Ahmadinejad, mengacu kepada Washington dalam pidatonya seusai meresmikan proyek produksi bensin di selatan kota Abadan pada hari Selasa (24/5).

Seraya menyindir sistem politik AS, Ahmadinejad menandaskan, "Apa perbedaan antara negara yang diperintah oleh satu atau dua diktator untuk masa 30-40 tahun dan negara yang didominasi oleh dua partai selama bertahun-tahun?"

Presiden Iran menggarisbawahi bahwa tidak ada kebebasan bagi kelompok lain untuk mencapai kekuasaan di AS, kecuali negara adidaya itu mengubah sistem politiknya.

Dia juga memperingatkan negara-negara regional terhadap rencana busuk AS untuk menyelamatkan rezim Zionis Israel dan melindungi kepentingannya sendiri. "Skema mereka adalah menyelamatkan Israel, arogansi global dan kepentingan AS serta sekutu-sekutunya. Semua negara regional harus waspada," tegasnya.

Ahmadinejad menuturkan, AS telah menyusun skema untuk setiap negara Arab di kawasan. Ditambahkannya, Washington memanfaatkan negara-negara tersebut untuk mencapai tujuannya, kemudian mencampakkan mereka setelah mencapai ambisinya.

Seraya memperingatkan plot AS untuk menabur benih perpecahan di antara negara-negara regional, Ahmadinejad menegaskan, ini adalah skema AS untuk memecah bangsa regional dan mengadu mereka satu sama lain, lalu melancarkan perang di antara mereka.

Lebih lanjut, Ahmnadinejad mengecam perang dan kebijakan AS. Ditandaskannya, AS bertanggung jawab atas setiap tetes darah yang tumpah di kawasan dan para agresor akan diseret ke pengadilan dalam waktu dekat.

"Timur Tengah dan Afrika Utara baru akan segera muncul tanpa dominasi AS atau keberadaan rezim Israel. Kolonialisme global akan berantakan dan bangsa-bangsa akan melihat runtuhnya kapitalisme dalam waktu dekat," tegasnya. (IRIB/RM/NA/24/5/2011)

Apa Imbauan Iran untuk Eropa?

Juru bicara Departemen Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast mengimbau Uni Eropa untuk lebih memikirkan kepentingan rakyat di benua itu daripada mengikuti secara penuh kebijakan Amerika Serikat (AS). Hal itu dikatakan Mehmanparast dalam jumpa pers di Tehran hari ini (24/5) saat menyinggung kebijakan Uni Eropa yang menjatuhkan sanksi terhadap Suriah dan Iran.

Jubir Deplu Iran mengatakan, sanksi UE ini ditetapkan bersamaan dengan desakan mereka terhadap Iran untuk menggelar kembali perundingan nuklir. Hal ini menunjukkan kontradiksi antara klaim dan tindakan Uni Eropa. Mehmanparast menyinggung pernyataan Presiden AS Barack Obama terkait program nuklir Iran dan menyebutnya sebagai propaganda yang sudah diprogram oleh AS dan kalangan Zionis dalam upaya menebar Iranphobia.

Usai mengumumkan kebijakan baru AS di Timur Tengah dan dukungan Washington kepada Rezim Zionis Israel, Obama dalam pernyataannya berusaha mengesankan dirinya berpihak kepada kepentingan dan tuntutan rakyat.

Juru bicara Deplu Iran menyinggung kinerja Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC) terkait krisis di Yaman seraya mengatakan, kunci penyelesaian masalah di kawasan adalah dengan mendengarkan dan memenuhi tuntutan sah dan legal yang disuarakan rakyat.

Mehmanparast menambahkan, Ali Abdullah Saleh tidak komitmen dengan kesepakatan yang dibuatnya dengan P-GCC dan tidak pula bersedia memenuhi tuntutan rakyat. Dan nampaknya sikap seperti itu tidak sejalan dengan tuntutan rakyat.

Dikatakannya pula bahwa kebijakan dan tindakan yang tidak sejalan dengan tuntutan rakyat atau bahkan aksi-aksi represif adalah tindakan yang menghapus inti permasalahan bukan menyelesaikannya.

Mengenai perundingan delegasi Iran dan Mesir untuk membuka hubungan, Mehmanparast menjawab, berdasarkan kesepakatan yang sudah dicapai sebelumnya, Menteri Luar Negeri kedua negara akan bertemu dan berunding di sela-sela sidang tingkat Menlu Gerakan Non Blok di Bali, Indonesia.

Mehmanparast juga menyinggung kebijakan sejumlah negara seperti Swiss yang tidak bersedia memenuhi bahan bakar pesawat terbang Iran, seraya mengatakan, tindakan ini hanya mengekor kepada kebijakan AS dan bertentangan dengan ketentutan internasional. "Jika kebijakan ini terus berlanjut, Iran akan melakukan tindakan balas terhadap perusahaan dan negara terkait," tegasnya. (IRIB/AHF/24/5/2011)

Israel Provokasi Obama untuk Serang Iran

Lobi rezim Zionis Israel di Amerika Serikat mendorong Presiden Barack Obama untuk berperang dengan Iran dan negara-negara Timur Tengah perlu berjaga-jaga tentang skenario ini," kata seorang analis politik.

"Lobi Yahudi, Komite Urusan Publik Amerika-Israel (AIPAC) mendorong konfrontasi dengan Iran," kata James Morris kepada Press TV dalam sebuah wawancara pada hari Kamis (19/5).

Morris mengatakan, permintaan penasihat keamanan nasional, Tom Donilon kepada Institut Urusan Timur Dekat Washington untuk mengambil tindakan lebih serius terhadap Iran, sangat mengkhawatirkan.

"Neo-konservatif di AS juga berkomplot melawan Suriah sejak Damaskus mendukung gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon," jelasnya.

"Apa yang terjadi sekarang di Suriah, saya pikir dampak aktivitas terselubung Neo-konservatif AS di lembaga Identitas Nasional Demokrasi," tambahnya. Menurut Morris, mereka ingin menciptakan kekacauan di Suriah sehingga Obama campur tangan seperti yang ia lakukan di Libya.

Pada kesempatan itu, Morris mendesak negara-negara Timur Tengah untuk waspada terhadap plot AS dan Israel di kawasan.

"Satu-satunya hal yang bisa kukatakan adalah bersiap untuk perang lagi. Itu semua bagian dari rencana Israel untuk menyerang Iran dan Suriah. Negara-negara regional perlu waspada tentang hal ini," ujarnya. (IRIB/RM/20/5/2011)

Di Amerika, Netanyahu Kembali Tolak Usulan Obama

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menolak permintaan Presiden AS Barack Obama supaya mundur ke perbatasan tahun 1967.

Associated Press Selsa (24/5) melaporkan, Netanyahu mengklaim bahwa setiap perundingan damai harus menjamin keamanan rezim Zionis dan bahwa "Israel tidak mungkin kembali ke perbatasan tahun 1967 yang tidak dapat dipertahankannya."

Pernyataan itu ditujukan Netanyahu kepada sidang tahunan Komite Hubungan Publik Amerika-Israel (AIPAC) di Washington Senin (23/5).

AIPAC merupakan salah satu kelompok politik penekan yang paling kuat di AS yang mengeluarkan dana dalam jumlah besar kepada anggota parlemen AS untuk memastikan dukungan tanpa syarat dan komprehensif bagi rezim Zionis.

"Setiap kesepakatan perdamaian harus memperhitungkan perubahan demografis yang terjadi sejak tahun 1967," kata Netanyahu.

Obama dalam sambutannya pekan lalu bersikeras menegaskan bahwa masalah perbatasan 1967 harus menjadi dasar untuk melakukan pembicaraan langsung antara Israel dan Otoritas Palestina yang kini membeku.

Netanyahu juga mengatakan bahwa gerakan perlawanan Palestina Hamas bukan mitra bagi perdamaian dengan Israel.

Perdana menteri Israel juga menolak permintaan Palestina mengenai status Timur al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota negara Palestina di masa depan.

"Yerusalem tidak boleh lagi dibagi. Yerusalem harus tetap menjadi ibukota Israel raya." Katanya.

Israel menduduki al-Quds dan Tepi Barat dalam perang tahun 1967, kemudian mencaploknya.

Sementara itu, seorang pejabat Palestina hari Selasa (24/5) menyatakan bahwa Netanyahu mempertebal hambatan menuju perdamaian.

Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan kedua pihak harus memiliki dua negara "dengan batas-batas aman dan diakui berdasarkan garis-garis tahun 1967 dengan perbatasan yang disepakati bersama." (IRIB/PH/25/5/2011)

Di Depan AIPAC, Obama Tolak Negara Palestina

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menegaskan ia akan menentang setiap upaya PBB untuk menciptakan sebuah negara merdeka Palestina. Obama juga menegaskan kembali komitmen Washington untuk keamanan rezim Zionis Israel.

"Tidak ada suara di PBB yang akan mewujudkan sebuah negara merdeka Palestina," ujarnya pada pertemuan tahunan Komite Urusan Publik Amerika-Israel (AIPAC) seperti dikutip Xinhua pada hari Ahad (22/5).

Dia menegaskan kembali komitmen teguh Washington bagi keamanan Israel. Dikatakannya, AS akan melawan upaya untuk mengucilkan Israel di PBB atau forum internasional lainnya, karena legitimasi Israel bukanlah masalah untuk diperdebatkan.

Dua hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkritik pidato Obama terkait masalah Timur Tengah, Presiden AS berjanji untuk mempertahankan superioritas militer Israel terhadap negara-negara tetangganya.

"Kami akan mempertahankan keunggulan kualitatif militer Israel. Kami telah meningkatkan pendanaan militer ke tingkat tertinggi," tegasnya.

Seraya memperbarui komitmen pemerintahannya terkait keamanan Israel sebagai tanah air bangsa Yahudi, Obama menandaskan, Amerika mendukung solusi dua negara dengan pertukaran wilayah yang disepakati bersama.

Obama dalam pidatonya pada hari Kamis, mengatakan, perbatasan antara Israel dan negara mendatang Palestina harus berdasarkan pada garis batas 1967 dan diselesaikan dengan pertukaran wilayah.

Namun, Netanyahu langsung menyambut pidato itu dengan mengatakan, Israel tidak seharusnya diminta menarik diri ke perbatasan yang ada sebelum Perang Enam Hari 1967. (IRIB/RM/NA/23/5/2011)

Obama Ancam Menyulut Api Fitnah di Lebanon

Barack Obama

Koran al-Safir, menyatakan bahwa Obama telah mengancam akan menyebar api fitnah di Lebanon, seraya menyinggung pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama di American-Israel Public Affair Comitee (AIPAC) yang menuding Hizbullah telah melakukan "terorisme politik".

Koran terbitan Lebanon itu dalam laporannya mengkritik sikap Obama terhadap Hizbullah.

Ditambahkan pula, "Obama kembali menistakan parameter politik dan etika ketika menyeret kebijakan Amerika Serikat terhadap Hizbullah ke batas-batas bahaya serta melontarkan tuduhan repetitifnya bahwa Hizbullah adalah kelompok teroris."

Di depan lembaga Yahudi Amerika yang merupakan pendukung terbesar Israel, Obama menuding Hizbullah telah melakukan kejahatan terorisme politik dan memaksakan kehendaknya dengan menggunakan roket dan bom-bom mobil.

Al-Safir menambahkan, "Untuk memahami tujuan Obama ketika menyebut terorisme politik dan bom-bom mobil itu tidak terlalu sulit. Jelas bahwa Amerika Serikat berniat menyulut api fitnah di Lebanon, dan jauh-jauh hari Washington menuding Hizbullah berada di balik teror atas mendiang Rafiq Hariri, mantan perdana menteri Lebanon."

Menyinggung sikap Obama dalam menarik kembali statemennya soal rezim Zionis Israel terkait perbatasan tahun 1967, al-Safir menulis, "Bagian paling bahaya dari pidato Obama anti-Hizbullah di AIPAC adalah permintaan maaf Obama kepada Israel dan Perdana Menteri Zionis, Benyamin Netanyahu, yang menentang usulan penentuan perbatasan tahun 1967."(irib/23/5/2011)

Hamas: Pidato Obama Bukti Bahwa AS Bukan Teman Rakyat Regional

Juru bicara senior Hamas, Sami Abu Zuhri menyatakan, "Pidato Presiden Amerika Barack Obama menunjukkan bahwa Washington bukan teman bagi rakyat kawasan, karena benar-benar mendukung pendudukan Israel."

Hal itu dikemukakan kemarin (Senin, 24/5) oleh Abu Zuhri seraya menilai pidato Obama merefleksikan dukungan pemerintahnya terhadap pendudukan Israel dengan mengorbankan kebebasan rakyat Palestina.

Sebelumnya, Jumat (20/5) Abu Zuhri mengatakan bahwa presiden Amerika perlu mengambil langkah konkret untuk melindungi hak-hak rakyat Palestina dan bangsa Arab."

Pada 19 Mei, Obama berpidato menyampaikan kebijakan barunya terkait Timur Tengah. Obama berusaha mengesankan komitmennya dalam mencari solusi damai bagi konflik Israel-Palestina seraya kembali menekankan dukungan penuhnya terhadap rezim Zionis.

Hamas dan Fatah telah sepakat membentuk pemerintahan bersatu berdasarkan kesepakatn rekonsiliasi yang ditandatangani kedua pihak di Kairo, Mesir, 27 April lalu. Kesepakatan itu langsung menuai kemarahan dari rezim Zionis Israel.

Palestina menentang kehadiran Israel di negara yang akan dibentuk mendatang dan mendesak PBB untuk mengakui kemerdekaan bangsa Palestina pada bulan September.

Opini umum Palestina berpendapat bahwa pidato Obama itu merupakan bagian dari kampanye pemilunya guna menggalang dukungan dari lobi-lobi Zionis.

Yahya Rabah, seorang pejabat Fatah, menilai pidato Obama sebagai mukaddimah menjegal upaya Palestina dalam menggalang pengakuan di PBB.

Di sisi lain, para pengamat mengatakan bahwa visi terbaru Obama menunjukkan tidak adanya perubahan mendasar dalam kebijakan AS terkait kawasan Timur Tengah.

Seorang analis politik Ramzy Baroud mengatakan, "Ada banyak upaya, yang mungkin ditujukan mengesankan bahwa Amerika sedang berubah secara fundamental. Kini kita tahu dengan baik bahwa kebijakan luar negeri Amerika sepihak."

Ratusan ribu warga Palestina diusir dari tanah air mereka ke Tepi Barat dan Jalur Gaza serta ke berbagai negara dunia, sejak pendudukan Israel tahun 1948.

Sebagai gantinya, Israel mempromosikan orang-orang Yahudi di seluruh dunia untuk berimigrasi ke Palestina pendudukan.
(IRIB/MZ/24/5/2011)

Amerika Tinjauan dari Dalam (26 Mei 2011)

Barack Obama

Pekan lalu Barack Obama, Presiden Amerika berpidato tentang transformasi politik di Timur Tengah dan Afrika Utara. Dalam pidatonya yang disebut para pejabat Amerika diperuntukkan kepada umat Islam, Obama menyinggung soal transformasi Timur Tengah, kebangkitan rakyat, masalah Palestina dan peristiwa tewasnya Osama bin Laden, gembong kelompok teroris Al Qaeda. Tapi dalam pidato hari Kamisnya, Presiden Obama lebih menekankan pembicaraan tentang kebangkitan rakyat di Timur Tengah.

Revolusi rakyat di dunia Arab sungguh mengagetkan Barat yang dipimpin oleh Amerika. Beberapa bulan lalu, para diktator dunia Arab, seperti puluhan tahun lalu berada di bawah dukungan politik dan ekonomi Barat. Sebagian dari para diktator ini bahkan berkuasa berkat bantuan negara-negara Eropa dan Amerika. Namun pada akhirnya setelah bertahun-tahun hidup di bawah penindasan, penghinaan dan intervensi, rakyat di kawasan bangkit melawan para tiran.

Dalam pidatonya Presiden Obama berusaha menyimpangkan arah dari kebangkitan rakyat di Timur Tengah. Obama berusaha menghapus substansi anti penindasan dan anti penjajahan dari kebangkitan rakyat ini. Presiden AS justru menekankan citra Amerika sebagai pembela demokrasi dan hak asasi manusia di Timur Tengah. Sementara rakyat di Timur Tengah pada dasarnya tidak menganggap penting pidato Obama. Mereka menuntut Amerika agar benar-benar melakukan perubahan dan mengubah kebijakan lama serta memahami dengan benar transformasi politik di dunia Arab.

Mendukung rezim Zionis Israel masih merupakan tradisi setiap pemimpin Amerika tidak terkecuali Barack Obama. Dalam pidatonya Obama menuntut terbentuknya negara merdeka Palestina berdasarkan teritorial tahun 1967. Obama mengumumkan bahwa Amerika tetap saja menolak sikap negara-negara yang ingin menekan Israel di PBB dan akan menghadapi negara mana saja yang ingin melakukannya. Obama menegaskan, bangsa Palestina harus mengakui keberadaan Israel.

Pasca pidatonya yang menyebut pentingnya pembentukan negara merdeka Palestina, para pemimpin rezim Zionis Israel menolak untuk mundur hingga ke perbatasan tahun 1967. Tidak cukup itu, sejumlah tokoh partai Republik ikut menyerang pernyataan Obama itu. Senator Mitt Romney, mantan Gubernur Massachusetts yang bakal menjadi kandidat pemilu internal partai Republik untuk pemilu presiden Amerika tahun 2012 mengatakan, "Presiden Amerika dalam pidatonya telah mengkhianati Israel dan menyatakan dukungannya atas pembentukan negara merdeka Palestina dengan batas teritorial tahun 1967."

Senator Tim Pawlenty, satu lagi calon kandidat pemilu presiden dari kubu Republik menyatakan, dalam kondisi dimana Otorita Ramallah menandatangani nota kesepakatan dengan Hamas, langkah yang ditempuh Obama menuntut pembentukan negara merdeka Palestina merupakan tragedi. Terlebih lagi Amerika menuntut lebih dari Israel agar menerima negara Palestina dengan perbatasan tahun 1967. Sementara pada saat yang sama, faksi-faksi pejuang Palestina menilai apa yang disampaikan Obama justru memihak kepada rezim ini. Pidato Obama, menurut mereka, hanya pengulangan dan pembuktian sikap loyal Amerika terhadap Israel.

Menteri Pertahanan Amerika, Robert Gates saat diwawancarai televisi CBS pekan lalu mengatakan, "Terlalu dini untuk membicarakan soal percepatan penarikan pasukan Amerika dengan alasan tewasnya Osama bin Laden, gembong kelompok teroris Al Qaeda." Sepuluh tahun pra dan pasca peristiwa 11 September, pemerintah Amerika waktu itu meminta rezim Taliban di Afghanistan agar menyerahkan Osama bin Laden kepada Washington. Waktu itu, Amerika menyebut gembong Al Qaeda sebagai pelaku utama aksi teroris terbesar di Amerika dan menuntut Osama agar diadili.

Di hari-hari terakhir, semakin banyak tuntutan agar Amerika segera menarik pasukannya dari Afghanistan pasca tewasnya Osama bin Laden. Organisasi-organisasi anti perang dan kelompok Liberal yang berada di dalam tubuh kubu Demokrat menuntut segera diakhirinya perang yang telah memakan biaya tidak sedikit. Perang Afghanistan hingga kini telah memakan biaya hampir 400 miliar dolar yang diambil dari hasil pajak rakyat. Perang Afghanistan berawal dari alasan keberadaan Osama di negara ini sekitar 10 tahun lalu. Sementara korban tentara Amerika di negara ini telah mencapai sepertiga dari korban peristiwa 11 September. Mayoritas warga Amerika sendiri berkeyakinan bahwa membunuh Osama sebenarnya tidak membutuhkan biaya sebesar itu. Terlebih lagi sejak 10 tahun lalu, ancaman teroris di dunia semakin bertambah.

Pekan lalu Kongres Amerika membahas tindak lanjut pembahasan draf perpanjangan undang-undang Patriot Act, operasi penyidikan dan pelanggaran privasi. Berdasarkan ratifikasi DPR Amerika, guna memperkuat operasi penyidikan undang-undang ini diperpanjang hingga lima tahun lagi. Sesuai dengan kesepakatan ini, Senat dan DPR AS dalam pengambilan suara bersama memperpanjang undang-undang pengokohan operasi keamanan yang berakhir 27 Mei mendatang hingga lima tahun lagi. Undang-undang ini mengatur penggunaan alat penyadap terhadap tersangka teroris dari warga pendatang, sekalipun belum jelas hubungan mereka dengan kelompok ekstrim. Undang-undang ini membolehkan pihak keamanan menyita aset dan dokumen perdagangan setiap orang yang menjadi tersangka.

Undang-undang Patriot Act dirafitikasi di Amerika pasca peristiwa 11 September 2001. UU ini hingga kini telah mendapat banyak kritik sejak diratifikasi dan diterapkan. Organisasi-organisasi kebebasan sipil di Amerika menyatakan bahwa UU ini telah melanggar kebebasan utama warga Amerika. Kubu Demokrat dan Republik menegaskan penerapan UU ini dan ujung-ujungnya, setiap bentuk protes dan kritikan terkait pelanggaran kebebasan pribadi dan sipil oleh lembaga-lembaga sipil dan hukum di Amerika tidak pernah berhasil.

Akhirnya, pekan lalu Ketua Federasi Buruh Amerika, Richard Truman memperingatkan kubu Demokrat akan menarik dukungan mereka kepada kubu ini bila pemerintah AS saat ini bersikeras melanjutkan kebijakan yang ada. Selama beberapa tahun ini, kondisi kehidupan jutaan buruh Amerika semakin sulit. Angka pengangguran berdasarkan data resmi telah mencapai 9 persen. Bila jumlah orang yang putus asa mendapat pekerjaan ditambahkan pada angka pengangguran, maka jumlah riil pengangguran di Amerika lebih dari 20 persen. Sementara para buruh semakin menderita akibat pengurangan gaji dan jaminan pekerjaannya. Karena setiap saat mereka harus mempersiapkan dirinya menghadapi pemutusan hubungan kerja. Bersamaan dengan itu, penyeimbangan sebagian program kesejahteraan pemerintah federal dan negara bagian semakin menekan kalangan buruh.

Kaum buruh dikenal sebagai pendukung asli kubu Demokrat. Kebanyakan kandidat dari kubu Demokrat menang akibat dukungan kaum buruh. Di sini, Richard Truman yang juga Presiden CIO-AFL yang memiliki puluhan juta anggota sangat urgen bagi keberhasilan politik kubu demokrat dan pribadi seperti Barack Obama. Bila anggota CIO-AFL menarik dukungannya kepada partai Demokrat, prosentase kandidat partai Demokrat dalam pemilu mendatang semakin berkurang. Itu berarti Obama akan kehilangan satu dari pendukung utamanya. Bila hal ini terjadi, kemungkinan besar, kubu Demokrat pada 2012 mendatang harus rela menyerahkan Gedung Putih dan Senat kepada rivalnya dari kubu Republik.(irib/23/5/2011)

Dunia Berubah, Iran Jatuhkan Sanksi bagi AS

Seorang anggota senior parlemen Iran mengatakan Parlemen Iran akan merilis daftar hitam nama 26 pejabat Amerika Serikat yang akan dijatuhi sanksi oleh Tehran.

"RUU mengenai sanksi terhadap para pejabat Amerika yang memiliki sejarah pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional telah dibahas di Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri pada hari Minggu lalu," kata Hossein Ebrahimi.

Wakil ketua Dewan Keamanan Nasional dan Komisi Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran ini menggambarkan RUU tersebut sebagai respon terhadap sanksi yang dijatuhkan secara sepihak oleh AS terhadap Iran.

"Tuduhan Washington terhadap Tehran tidak berdasar, sementara menurut sumber-sumber intelijen, sebanyak 26 pejabat Amerika telah melakukan pelanggaran hukum dan HAM secara terang-terangan,"ungkap Ebrahimi.

Komisi khusus di parlemen Iran tersebut akan membahas dan merampungkan RUU itu pada hari Selasa (24/5), dan mengumumkan nama-nama pejabat AS yang akan dikenai sanksi.

Pada bulan Mei, Amnesti International mengkritik Amerika Serikat terkait penahanan tak terbatas di Afghanistan dan di penjara Guantanamo di Kuba, serta kelemahan sistem hukuman di negara yang mengklaim sebagai kampium HAM itu.

Pada bulan Oktober 2010 lalu, UNHRC juga merilis laporan yang menyatakan keprihatinan serius tentang pelanggaran hak asasi manusia di AS.

Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia (OHCHR) melaporkan sejumlah pelanggaran HAM dan kekhawatiran mengenai penyiksaan, kebrutalan polisi, dan diskriminasi luas yang dilakukan pemerintah AS.

laporan tersebut juga menyinggung secara rinci mengenai pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa pelanggaran paling besar menimpa warga kulit hitam, kaum minoritas terutama Muslim, dan komunitas imigran di Amerika Serikat maupun di luar negeri.

Penggunaan penyiksaan terhadap narapidana dan tahanan oleh personel militer di penjara Teluk Guantanamo, serta pusat-pusat penahanan di Irak dan Afghanistan, juga dikutuk dalam laporan tersebut.(IRIB/PH/24/5/2011)

Iran Bongkar Jaringan Spionase CIA

Kementerian Intelijen Iran telah mengidentifikasi dan membongkar jaringan mata-mata yang berafiliasi dengan Badan Intelijen Pusat AS (CIA).

Kementerian itu dalam sebuah pernyataan hari Sabtu (21/5) menyatakan, Iran telah membongkar jaringan spionase canggih dan menangkap 30 orang yang dicurigai menjadi mata-mata AS.

Pernyataan itu menambahkan, Iran juga berhasil mengidentifikasi 42 agen CIA yang berhubungan dengan jaringan itu. Dijelaskannya, jaringan tersebut dibentuk oleh sejumlah besar agen CIA, yang beredar di beberapa negara dunia.

Sebagaimana dilaporkan IRNA, Kementerian Intelijen Iran menuturkan, "Berkat pertolongan Allah Swt dan menyusul operasi intelijen di dalam dan luar Iran, jaringan spionase dan perusak yang berafiliasi dengan CIA berhasil diidentifikasi dan dimusnahkan.

Jaringan itu bekerja untuk mengumpulkan informasi dari pusat-pusat sains dan riset, universitas, sektor energi nuklir, industri dirgantara dan pertahanan serta bioteknologi. Mereka juga menghimpun informasi tentang pipa minyak dan gas, jaringan listrik dan telekomunikasi, bandara dan jaringan perbankan.

Kementerian Intelijen Iran menghimbau warga untuk berhati-hati terhadap kontak dan telepon yang mencurigakan dalam bentuk tawaran pendidikan, pekerjaan atau tinggal di luar negeri. (IRIB/RM/NA/21/5/2011)

Pembebasan Khorramshahr, Bukti Kegigihan Bangsa Iran

Pembebasan Khorramshahr

Iran dikenal sebagai negara yang memiliki perdaban kuno 3000 tahun. Pasca kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, negara ini memasuki lembaran sejarah baru dan mampu meraih sejumlah prestasi gemilang. Di perjalanannya, negara yang baru bebas dari kekuasaan Syah yang despotik dihadapkan pada ujian baru berupa agresi Diktator Irak, Saddam Hussein. Perang yang dipaksakan Saddam selama delapan tahun terhadap Iran menjadi sejarah abadi negara ini.

Perjuangan bangsa Iran melawan arogansi Saddam selama delapan tahun dengan fasilitas dan senjata yang sangat minim dicatat dalam sejarah sebagai semangat kuat bangsa ini melawan agresor. Keberanian dan keikhlasan para pejuang tak dapat dilupakan sepanjang sejarah. Setelah perang ini berakhir, tak henti-hentinya semangat perang pertahanan suci selama delapan tahun terus dihidupkan sehingga generasi muda Iran tetap mengenal dan dapat menghargai perjuangan pendahulu mereka. Semangat perjuangan ini juga menjadi bara bagi muqawama anti kezaliman di seluruh dunia.

Muqawama di Lebanon dan Palestina mencontoh pengorbanan para pemuda Iran selama perang delapan tahun melawan agresi Saddam. Pemuda Iran tak segan-segan mengorbankan jiwa dan raganya demi mempertahankan negara dan Revolusi Islam.

Khorramshahr adalah kota pelabuhan yang terletak di Provinsi Khūzestān, Iran barat daya. Kota ini terletak sekitar 10 kilometer (6,2 mil) sebelah utara Abadan. Khorramshahr terletak di tepi timur sungai Shatt al-Arab. Mengingat posisinya yang terletak di dekat Teluk Persia dan Irak, wilayah ini sangat strategis baik dari sisi ekonomi, perdagangan maupun politik.

Perang delapan tahun yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran adalah masa yang meski sulit dan menyakitkan bagi rakyat Iran, namun juga memiliki nilai yang sangat agung. Ketika Iran yang sedang disibukkan oleh berbagai masalah dalam negeri menyusul kemenangan revolusi Islam dan tergulingnya rezim monarkhi Syah Pahlevi, dihadapkan pada agresi militer rezim Irak. Agresi memang harus dilawan dan itulah yang dilakukan oleh bangsa Iran. Namun yang perlu dicatat, perang ini sebenarnya bukan terjadi antara Iran dan Irak saja tetapi antara Iran melawan sebuah rezim yang dibantu oleh seluruh kekuatan adidaya dunia. Tujuan agresi itu adalah untuk menggulung pemerintahan Islam yang baru saja berdiri di Iran di bawah kepemimpinan Imam Khomeini.

Banyak peristiwa penting sepanjang berkecamuknya perang ini. Namun peristiwa 23 Mei 1982 mungkin memiliki kesan tersendiri, karena telah mengubah peta kekuatan di medan perang. Jika sebelumnya militer Irak nampak besar dan kuat, setelah peristiwa ini, medan-medan tempur berada dalam kendali pasukan Iran yang terdiri dari tentara dan relawan. Pada hari itu, kota pelabuhan Khorramshahr berhasil direbut kembali dari tentara Baath Irak.

Pada hari-hari pertama perang, rezim Baath Irak telah mengincar kota Khorramshahr untuk diduduki. Menurut prediksi mereka, kota ini akan jatuh hanya dalam hitungan jam mengingat besarnya pasukan Irak yang dikerahkan plus perlengkapan senjata mereka dan lemahnya kondisi Iran saat itu. Namun tanpa terduga, pasukan Irak harus berperang selama 34 hari menghadapi pemuda-pemuda Iran baik tentara maupun relawan yang tidak sudi mengosongkan kota ini. Khorramshahr memang jatuh ke tangan rezim Baath setelah menyaksikan perlawanan heroik dari para pejuang Iran. Setelah 575 hari diduduki, Khorramshahr direbut kembali melalui sebuah operasi militer yang melibatkan kerjasama antara tentara dan relawan pejuang Iran.

Keberhasilan operasi pembebasan Khorramshahr yang disebut dengan operasi Baitul Moqaddas telah mengubah peta kekuatan di medan tempur secara total. Semua agenda rezim Baath dan pendukungnya praktis kacau. Pasalnya kota pelabuhan di Iran ini oleh Saddam Hossein dipandang sebagai titik paling strategis yang harus dipertahankan. Tak heran jika rezim Baath memperkuat pertahanan kota ini agar tidak lepas dari tangan mereka. Saddam dalam hal ini sesumbar siap menyerahkan kota Basrah jika pasukan Iran berhasil merebut Khorramshahr. Pasalnya, Saddam dan adi daya dunia yang mendukungnya yakin Khorramshahr tidak mungkin bisa direbut kembali oleh Iran.

Keberhasilan operasi Beitul Moqaddas selain membebaskan Khorramshahr, juga telah menutup kemungkinan tentara Irak menduduki wilayah Iran yang lain. Setelah hari ini, posisi Iran di medan perang kian menguat dan hingga kini bangsa Iran masih tetap mempertahankan semangat untuk tidak memberi peluang musuh melakukan agresi.

Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei terkait pembebasan Khorramshahr mengatakan, "Operasi militer Baitul Moqaddas dan pembebasan Khorramshahr bukan hanya pukulan telak yang bersarang ke tubuh tentara Baath Irak tetapi juga pukulan mematikan yang menghantam sistem arogansi dunia yang bersembunyi di balik mesin-mesin perang rezim Saddam."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut operasi militer Baitul Moqaddas dan pembebasan Khorramshahr sebagai peristiwa yang menunjukkan kelemahan kekuatan materi di hadapan kekuatan iman, spiritual dan pengorbanan.

Rahbar menuturkan, sistem pemerintahan Republik Islam Iran mengusung pesan yang berbeda dari sistem-sistem politik yang lain. Ditegaskannya, "Pesan yang diusung oleh pemerintahan Islam adalah pesan norma, kemanusiaan, dan penyelamatan umat manusia dari cengkraman kekuatan ambisius. Bangsa-bangsa di dunia sekarang sangat mendambakan pesan-pesan seperti ini."

Rahbar lebih lanjut menyebut pesan itu sebagai faktor utama yang menyulut terjadinya konflik kaum arogan dan ambisius dunia melawan bangsa Iran. Beliau mengatakan,"Konfrontasi ini terjadi dan berlanjut dalam berbagai bentuk, mulai dari serangan militer, serangan politik, dan sanksi ekonomi sampai berbagai tekanan dan intimidasi. Namun berkat resistensi dan keteguhan bangsa Iran, bangunan sistem pemerintahan Islam yang layak disebut syajarah tayyibah (pohon yang baik) ini semakin membesar dan mengakar kuat."

Menyinggung kata-kata Imam Khomeini (ra) yang mengatakan, "Allahlah yang membebaskan Khorramshahr", Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Kata-kata Imam Khomeini ini sangat teliti dan bijak untuk mengungkapkan sebuah peristiwa besar seperti ini. Sebab, dalam operasi militer ‘Baitul Moqaddas' untuk membebaskan Khorramshahr kekuatan Allah Swt menjelma dalam kalbu, semangat baja, dan kekuatan kreativitas para pejuang Islam."

Operasi pembebasan Khorramshahr yang hanya berlangsung dua hari ini merupakan pukulan paling telak bagi militer Irak dan Saddam Hussein saat itu. Saddam sang diktator Irak pun sampai-sampai tak berani mengakui telah kehilangan kontrol atas kota Khorramshahr. Untuk mengetahui kerugian militer Irak saat pembebasan Khorramshahr, cukup kita cermati banyaknya persenjataan dan peralatan militer mereka yang dihancurkan atau dirampas pasukan Iran.

Relawan dan pasukan Iran berhasil menembak jatuh 40 jet tempur dan dua helikopter Irak, menghancurkan 285 tank dan kendaraan lapis baja, 500 kendaraan militer Irak pun berhasil dihancurkan pasukan Iran. Selain itu, tentara dan relawan Iran berhasil menyita 105 tank dan kendaraan lapis baja, 95 ribu ranjau dan ratusan kendaraan serta senjata beserta amunisi. Disebutkan pula sekitar 19 ribu tentara Irak ditangkap saat operasi pembebasan Khorramshahr.

Keberhasilan bangsa Iran membebaskan Khorramshahr dari tangan Saddam Hussein telah mengubah perimbangan politik di kawasan dan menghilangkan keraguan kemampuan militer Iran. banyak pengamat takjub atas kesigapan dan kemampuan pasukan Iran saat membebaskan Khorramshahr. Yang lebih penting adalah pembebasan Khorramshahr bukan sekedar peristiwa besar bagi bangsa Iran, namun lebih dari itu menunjukkan bahwa Iran dengan prinsip-prinsip Revolusi Islam tidak akan pernah tunduk pada kehinaan dan penjajahan.(irib/24/5/2011)

Impian Perdamaian Dunia Terbit di Iran

Koferensi Anti Terorisme di Tehran

Kehidupan manusia sepanjang sejarah tak pernah lepas dari pertarungan antara kebenaran dan kebatilan. Dunia saat ini penuh dengan krisis, baik sosial, politik maupun ekonomi. Kini kondisi tersebut diperparah dengan maraknya aksi terorisme dan ketidakadilan. Hal ini menambah luasnya ketakutan dan kejahatan serta diskriminasi di dunia. Salah satu tindakan tak manusiawi dan bengis di dunia saat ini adalah aksi terorisme.

Terorisme memiliki akar sejarah panjang di dunia, namun yang membedakan terorisme modern dengan klasik adalah daya penghancurnya, bentuk dan dampaknya terhadap masyarakat. Manusia pada dasarnya menjauhi teror dan aksi kekerasan serta condong pada ketenangan dan perdamaian. Perdamaian merupakan nilai agung kemanusiaan dan ajaran suci agama samawi. Allah swt dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 208 berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang-orang yang cenderung berdamai."

Perdamaian banyak diartikan sebagai upaya memperbaiki masyarakat dan bergerak menuju kesempurnaan. Perdamaian dapat langgeng dan menjawab tuntutan masyarakat jika didasari keadilan. Kesamaan pandangan agama samawi terkait perdamaian dilandasi oleh sistem keadilan yang mereka serukan. Dalam pandangan agama samawi sebuah perdamaian hakiki harus membuang jauh-jauh rasa arogan dan ingin menguasai bangsa lain. Karena menurut mereka perdamaian jika ingin kokoh harus dibangun di atas rasa solidaritas antar sesama.

Untuk mengetahui akar terorisme dan upaya memeranginya serta membangun teladan perdamaian yang adil di dunia, Organisasi Perdamaian Islam Dunia di Iran baru-baru ini menggelar Konferensi Internasional Anti Terorisme untuk Perdamaian yang Adil. Konferensi ini digelar di Tehran pada 14-15 Mei 2011 dengan dihadiri lebih dari 150 tokoh politik dan akademis lokal serta asing. Agenda utama konferensi ini mencoba mencari kesepahaman, ide logis dan upaya menciptakan keadilan di tingkat dunia demi menghapus terorisme.

Sekretaris penyelenggara konferensi, Davod Amiri menandaskan, "Kehidupan manusia dewasa ini dengan segala kemajuannya mendapat ancaman serius. Kehidupan mereka pun kian hari semakin rumit. Terorisme muncul akibat sikap arogan manusia dan ketidakpedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Ketidakpedulian ini termasuk ancaman tingkat dunia dan upaya untuk memberantas sikap seperti ini membutuhkan langkah jangka panjang sehingga harapan terjadinya perdamaian dunia akan semakin lebar."

Di dekade pertama abad 21 kita menyaksikan banyaknya korban terorisme. Pemerintah Barat yang diluarnya menggembar-gemborkan perdamaian, namun ternyata bersikap dualisme dalam menanggapi fenomena tak manusiawi ini. Sikap tersebut malah membuat aksi teror semakin merajalela di dunia. Osama bin Laden, gembong teroris dan pendiri al-Qaeda sebelum menjadi musuh utama Amerika Serikat mendapat pelatihan oleh Dinas Rahasia AS (CIA) dan Inggris. Hal ini menunjukkan bahwa slogan perang anti terorisme yang dipropagandakan Washington dan London hanya sekedar upaya mereka untuk menutupi kebijakan imperialismenya.
Sekjen Forum Internasional Pendekatan Antar Mazhab Islam (FIPMI), Ayatullah Muhammad Ali Taskhiri di konferensi ini menegaskan, negara teroris dunia kini mengklaim sebagai pihak yang memerangi terorisme. Dikatakannya, kita jangan membiarkan mereka mengklaim sebagai pihak anti terorisme. Terorisme penghalang utama terealisasinya perdamaian di dunia dan koalisi internasional merupakan pilihan utama untuk menghilangkan penghalang tersebut. Menurut Ayatullah Taskhiri, perdamaian yang adil merupakan harapan manusia dan nikmat Ilahi. Ditambahkannya, mayoritas manusia mengendaki perdamaian, namun yang utama adalah perdamaian yang adil dan seluruh manusia harus saling bekerjasama merealisasikan perdamaian adil ini.

Dalam pandangan Islam teror dan kekerasan adalah tindakan tercela. Al-Qur'an menekankan manusia harus hidup sederajat dan saling menjaga keselamatan masing-masing. Dewasa ini, kekuatan arogan dunia yang mulai ketakutan atas tersebarnya Islam ke seluruh penjuru dunia berusaha memburukkan citra agama samawi ini sebagai agama kekerasan. Dr. Rahimpour Azghadi, salah satu narasumber dari Iran menandaskan, media Barat menampilkan terorisme sedemikian rupa sehingga pihak lawan dikesankan sebagai pelaku teror. Hal ini ditujukan untuk meredam perlawanan bangsa-bangsa yang mereka jajah. Mereka membantai umat muslim dan menyebutnya sebagai teroris. Strategi ini bukan hanya dimaksudkan untuk membuat umat muslim menyerah, namun juga diharapkan mereka tidak berfikir untuk melawan.

Kini kekayaan dunia dimonopoli sejumlah kecil orang. Di pihak lain, mayoritas rakyat bekerja keras namun mereka tetap miskin. Sejatinya salah satu dalih tidak terealisasinya keadilan dan perdamaian yang adil adalah jurang pemisah antara miskin dan kaya serta penyalahgunaan fasilitas serta kekayaan negara. Kamal al-Halbawi, ketua lembaga riset Islam di Inggris menekankan bahwa upaya Amerika selama ini adalah untuk menjaga keamanan dan kepentingannya, bukannya demi keamanan dunia. Ditambahkannya, keadilan dan perdamaian dalam pandangan Amerika adalah menjaga kekuasaannya atas negara lain.

Menurutnya, Amerika tengah berusaha menghancurkan dunia dengan menguasai struktur ekonomi dan bank dunia. AS menguasai Dewan Keamanan PBB, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). Washington dalam hal ini tidak sendirian. Negara adidaya ini menggandeng tujuh negara besar dunia lain dengan harapan kepentingannya di dunia tidak terganggu.

Chandra Muzaffar, aktivis hak asasi manusia Malaysia dalam kesempatan tersebut mengkritik sikap dualisme Amerika. Dikatakannya, selama negara tertentu seperti Amerika berusaha mengontrol nasib manusia dunia serta menguasai negara tertentu maka kita tidak akan mampu memberantas terorisme.

Republik Islam Iran salah satu negara yang menjadi korban terorisme. Lebih dari 16 ribu korban tewas di Iran akibat aksi teror seperti ledakan bom, penembakan dan ledakan granat. Salah satu kelompok teroris yang beroperasi di Iran adalah kelompok teroris Mujahidin Khalq (MKO). Selain meneror, MKO juga berperan ganda sebagai mata-mata saat perang antara Iran dan Irak. Selain itu, MKO juga membantai ribuan rakyat Irak khususnya warga Kurdi dan Syiah. Rakyat Irak berulangkali menuntut penangkapan para pemimpin MKO serta pengusiran anggota kelompok ini dari Irak. Pemerintah Irak sendiri juga menginginkan hal tersebut.

Di sela-sela konferensi ini juga digelar pameran kejahatan kelompok teroris di Iran. Kelompok teroris dalam aksinya bukan hanya membantai rakyat tak berdosa, bahkan para ilmuwan seperti Dr. Masoud Ali Mohammadi dan Dr. Majid Shahriari juga tidak selamat dari tangan mereka. Dr. Ali Mohammadi diteror kelompok teroris Zionis pada tahun 2010. Mansureh Karami, istri Dr. Ali Mohammadi di konferensi ini mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus memiliki komite anti teroris. Kami menyesalkan para pengklaim pendukung HAM geram terhadap aktivitas ilmuwan Islam dan bertindak brutal membantai mereka.

Terkait kematian, Osama bin Laden, gembong teroris dan pemimpin al-Qaeda, Mansoureh Karami mengatakan, terorisme tidak akan berhenti hanya dengan kematian Bin Laden. Menurut saya negara besar dunia yang selama ini hanya berfikir menjaga kepentingannya akan memproduksi Bin Laden lainnya dan tetap melanjutkan terorisme.

Di akhir konferensi para peserta merilis statemen anti terorisme. Dalam statemen tersebut ditekankan bahwa perdamaian dunia menghadapi berbagai kendala serius seperti kemiskinan, teror, hegemoni politik dan ekonomi serta perang lunak. Para peserta juga meminta seluruh organisasi internasional menjalankan tanggung jawabnya serta menjauhi tindakan sepihak. Mereka juga mengutuk terorisme negara terhadap rakyat Palestina, Yaman, Libya dan Bahrain serta mengecam intervensi asing di negara tersebut. Menurut mereka sikap seperti ini berarti tindakan anti perdamaian dunia.(irib/24/5/2011)

Iran Aktualita (26 Mei 2011)

Rahbar

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei pada hari Ahad (22/5) mengecam keras negara-negara Barat, karena pendekatan keliru mereka terkait status dan martabat perempuan.

Rahbar membuat pernyataan itu dalam pertemuan dengan ratusan perempuan intelektual di Tehran. Seraya memuji peran penting perempuan dalam masyarakat, Ayatullah Khamenei mengatakan, Republik Islam Iran telah cukup berhasil dalam membawa sebuah generasi baru perempuan intelektual dan berkomitmen.

Menurut Rahbar,"Barat telah mengadopsi pendekatan keliru tentang status sebenarnya perempuan dan peran mereka dalam masyarakat. "Dalam masyarakat Barat, manusia dibagi ke dalam dua kategori yang berbeda, kelompok laki-laki yang merupakan penerima manfaat dan kelompok perempuan yang menjadi target eksploitasi. Perempuan dalam masyarakat Barat harus menyenangkan laki-laki dengan menemukan status sosial. Hal ini merupakan penghinaan yang sangat besar dan melanggar hak-hak perempuan.

Mengacu pada upaya terorganisir dan bertahap para pemimpin Barat dalam mempromosikan budaya keliru di antara bangsa-bangsa dunia, Rahbar menuturkan, siapa saja yang bangkit memprotes perilaku tersebut, maka akan menjadi sasaran propaganda Barat. Negara-negara Barat mengklaim bahwa jilbab adalah masalah agama dan tidak boleh dipromosikan di tengah masyarakat sekuler, tetapi pada kenyataannya kebijakan mereka telah menyebabkan tantangan nyata bagi perempuan.

Menurut laporan terbaru yang dirilis organisasi internasional, pendekatan yang salah telah mengakibatkan melemahnya pilar keluarga, pertumbuhan perdagangan perempuan, dan kelahiran di luar nikah. Dalam pandangan Rahbar, Islam berusaha untuk mengangkat martabat perempuan dalam masyarakat. Islam memperhatikan peran luhur perempuan di masyarakat. Perempuan memainkan peran yang sangat penting dalam kemenangan Revolusi Islam dan sekarang dianggap sebagai penyebab utama keberhasilan dan kelanjutan revolusi itu.

Perkembangan lainnya di Iran, tanggal 3 Khordad bertepatan dengan 24 Mei 2011, bangsa Iran memperingati hari bersejarah pembebasan kota Khorramshahr dari tangan rezim Baath. Di periode perang suci, rakyat Iran menampilkan keberaniannya menghadapi agresi musuh. Dengan keimanan, keyakinan, solidaritas dan persatuan dalam membela haknya, bangsa Iran berhasil menghalau musuh dan menghadiahkan buah manis kemenangan.

Tidak diragukan lagi era perang suci adalah periode kebanggaan yang menghiasi lembaran sejarah Iran, yang ditulis dengan tinta emas. Tanggal 3 Khordad diperingati sebagai hari pembebasan Khorramshahr. Di awal perang suci, Bandar Khorramshahr diduduki rezim Saddam, setelah para pemuda dan rakyat Iran mempertahankan wilayah ini selama 34 jam. Irak menduduki wilayah ini selama 19 bulan. Namun 575 hari kemudian, para pejuang Iran berhasil membebaskan Khorramshahr dari tangan agresor Irak.

Kemenangan ini bukan hanya kemenangan militer. Lebih dari itu merupakan kemenangan besar yang mempengaruhi konstelasi dan kalkulasi musuh, terutama pendukung rezim Irak, dan mengubah kondisi baru di kawasan dan dunia.

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad dalam pertemuannya dengan para menteri pertanian negara-negara anggota D8 mengisyaratkan kapasitas produksi di negara-negara Islam dan menegaskan pentingnya meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi pertanian demi mencerabut akar kemiskinan dan menghalau segala kendala menuju kemajuan.

Presiden Ahmadinejad menjelaskan bahwa negara-negara anggota D8 memiliki kapasitas luar biasa di sektor pertanian, industri, ekonomi dan sains. Menurutnya semua ini harus diletakkan bersisian dalam sebuah manajemen strategis demi kepentingan negara anggota dan perdamaian dunia.

Pertemuan ini dilakukan Rabu malam (18/5) hari terakhir sidang dua hari para menteri pertanian negara-negara anggota D8 di Tehran. Para pakar dari Bangladesh, Mesir, Indonesia, Malaysia, Nigeria, Pakistan, Turki dan Iran (anggota D8) dalam sidang ini membahas mekanisme pelaksanaan dan metode mencapai swasembada di sektor produksi pangan.

Produksi pertanian dan perluasan industri pangan kini menjadi sektor ekonomi paling penting dalam pembangunan berkesinambungan. Sejatinya, jaminan keamanan pangan termasuk penting dalam menciptakan keamanan nasional dan tonggak pembangunan ekonomi. Jelas, negara-negara anggota D8 tidak dapat dikecualikan dari masalah ini. Negara-negara D8 dapat bekerjasama guna lebih cepat menciptakan lapangan kerja dan jasa demi meraih keamanan pangan yang berkesinambungan.

Studi-studi yang dilakukan lembaga-lembaga internasional menunjukkan bahwa sekitar satu pertiga dari bahan pangan yang dikonsumsi oleh manusia di seluruh dunia terbuang percuma. Oleh karenanya, kini persoalan seperti bertambahnya tingkat kelaparan di seluruh dunia, hancurnya lingkungan hidup dan sumber-sumber alam menjadi masalah yang membuat keamanan pangan menjadi masalah terpenting seluruh umat manusia. Karena kekurangan bahan pangan telah menjadi masalah sebagian negara di dunia.

Menurut para pakar, negara-negara anggota D8 dengan strategi yang berhasil dan populasi penduduk yang mencapai lebih dari 900 juta orang punya potensi luar biasa di bidang ini. Republik Islam Iran sebagai anggota pendiri kelompok ini siap untuk berbagi pengalaman dengan negara-negara anggota di sektor pertanian dan jaminan pangan. Iran juga telah menyampaikan ide-idenya di pertemuan Tehran.

Alih teknologi sesuai kondisi setiap negara, standarisasi produksi pertanian, kesepakatan seluruh negara anggota D8 dalam produksi pangan halal dan satu sikap dalam pertemuan-pertemuan internasional menghadapi perusakan lingkungan hidup oleh negara-negara industri.

Pelaksanaan usulan-usulan ini memerlukan tekad bulat negara-negara anggota D8. Karena hasilnya adalah produksi pangan halal dengan standar terpadu di seluruh negara Islam. Guna merealisasikan hal ini, penting untuk memperhatikan kebutuhan bahan pangan yang semakin meningkat. Selain itu, jaminan keamanan pangan dapat menjadi jalan baru bagi ekspor makanan halal yang dengan cepat akan mencapai pasar Eropa. Karena di sana ada sekitar 50 juta umat Islam yang membutuhkan makanan halal.

Awal bulan Mei, Salehi melakukan kunjungan ke negara-negara regional, termasuk Oman, Qatar, Uni Emirat Arab dan Irak untuk berunding dengan pejabat tinggi empat negara tersebut. Salehi menilai kunjungannya ke Kuwait berhasil dan mengatakan, "Dalam pembicaraan dengan para pejabat senior Kuwait, kami membahas isu-isu kolektif dengan sangat jelas."

Dia mencatat bahwa Iran dan Kuwait mendiskusikan dan menghapus sejumlah kesalahpahaman antarkedua negara. Pada tahun 2010, Kuwait menyatakan bahwa sejumlah perwira militernya mengumpulkan informasi rahasia soal pangkalan militer AS di Kuwait dan menyerahkannya kepada Iran.

Akhir April lalu, Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan "kecewa" atas klaim pejabat Kuwait itu dan menyebut tuduhan tersebut tidak bertanggung jawab.Para tersangka aksi spionase itu membantah tuduhan terhadap mereka pada proses pengadilan pekan lalu, dan menyatakan bahwa mereka dipaksa mengaku dan disiksa.(irib/24/5/2011)

Perempuan Di Mata Rahbar

Muslimah Bahrain

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei pada hari Ahad (22/5) mengecam keras negara-negara Barat, karena pendekatan keliru mereka terkait status dan martabat perempuan.

Rahbar membuat pernyataan itu dalam pertemuan dengan ratusan perempuan intelektual di Tehran.

Seraya memuji peran penting perempuan dalam masyarakat, Ayatullah Khamenei mengatakan, Republik Islam Iran telah cukup berhasil dalam membawa sebuah generasi baru perempuan intelektual dan berkomitmen.

"Barat telah mengadopsi pendekatan keliru tentang status sebenarnya perempuan dan peran mereka dalam masyarakat," tegas Rahbar.

"Dalam masyarakat Barat, manusia dibagi ke dalam dua kategori yang berbeda, kelompok laki-laki yang merupakan penerima manfaat dan kelompok perempuan yang menjadi target eksploitasi," jelasnya.

"Perempuan dalam masyarakat Barat harus menyenangkan laki-laki dengan menemukan status sosial. Hal ini merupakan penghinaan yang sangat besar dan melanggar hak-hak perempuan," tambahnya.

Mengacu pada upaya terorganisir dan bertahap para pemimpin Barat dalam mempromosikan budaya keliru di antara bangsa-bangsa dunia, Rahbar menuturkan, siapa saja yang bangkit memprotes perilaku tersebut, maka akan menjadi sasaran propaganda Barat.

"Negara-negara Barat mengklaim bahwa jilbab adalah masalah agama dan tidak boleh dipromosikan di tengah masyarakat sekuler, tetapi pada kenyataannya kebijakan mereka telah menyebabkan tantangan nyata bagi perempuan," tandas Rahbar.

Menurut laporan terbaru yang dirilis organisasi internasional, pendekatan yang salah telah mengakibatkan melemahnya pilar keluarga, pertumbuhan perdagangan perempuan, dan kelahiran di luar nikah.

"Islam berusaha untuk mengangkat martabat perempuan dalam masyarakat. Islam memperhatikan peran luhur perempuan di masyarakat," ujar Rahbar. Menurutnya, perempuan memainkan peran yang sangat penting dalam kemenangan Revolusi Islam dan sekarang dianggap sebagai penyebab utama keberhasilan dan kelanjutan revolusi itu. (IRIB/RM/NA/22/5/2011)


0 comments to "Negara Republik Islam Iran dengan Lambang Negara ''La ila Ha illallah'' ....."MELEDAK"...!!!!!!"

Leave a comment