Ketua Nahdhatul Ulama Indonesia, Said Aqil Siraj, mengecam hukuman pancung terhadap seorang TKI perempuan di Arab Saudi, yang divonis tanpa diberi kesempatan untuk membela diri. Sayid Aqil menyatakan, "Arab Saudi sampai saat ini masih berada di masa Jahiliyah." Sebagaimana dilaporkan IRNA, Ketua PBNU itu menegaskan, "Bagaimana mungkin seorang tersangka divonis dan dipancung tanpa pembelaan." Ia juga menilai orang-orang Saudi tidak beradab dan tidak memiliki jiwa kemanusiaan. Ditambahkannya bahwa masalah ini kembali pada budaya rakyat di negara itu dan bahwa mereka hingga kini masih berada di masa Jahiliyah. Menurutnya, para pegawai Indonesia di banyak negara bahkan yang non-Muslim, tidak memiliki masalah seperti yang dihadapi di Arab Saudi, dan mereka diperlakukan secara manusiawi. Namun sayangnya di Arab Saudi tidak ada perliaku seperti itu. Said menjelaskan bahwa orang-orang Saudi tidak dapat menjalin hubungan afektif dan persahabatan seraya menegaskan bahwa dirinya pernah studi di Arab Saudi selama bertahun-tahun, namun selama itu pula, dia tidak mampu menjalin hubungan yang adil dan bersahabat dengan mereka. Menyinggung perilaku buruk dan penyalahgunaan orang-orang Saudi terhadap para TKI, Said mengatakan bahwa orang-orang Saudi ketika berbicara mereka selalu menggunakan kata-kata yang tidak tepat dan kasar serta sama sekali tidak memperhatikan kesopanan. Ketua PBNU menilai pengiriman TKI perempuan ke Arab Saudi sebagai kekeliruan mengingat sebagian besar masyarakat Saudi memiliki pemikiran kolot dan Jahiliyah, serta perilaku buruk mereka sangat terkait dengan budaya dan cara berpikir mereka. Pemerintah Saudi menghukum pancung Ruyati dengan tuduhan membunuh istri majikannya di kota Mekkah. NU beberapa hari lalu berniat mengeluarkan fatwa haram pengiriman TKI ke Arab Saudi. | ||
Aksi Unjuk Rasa Rakyat Saudi Masih Berlanjut
Menurut Kantor Berita ABNA, warga kota Qutaif dan kota-kota lainnya di bagian timur dan selatan Arab Saudi semenjak dua bulan sebelumnya merespon adanya perubahan besar dibeberapa Negara di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah juga turut melakukan demonstrasi dan menggelar aksi-aksi unjuk rasa di jalan-jalan kota. Mereka menuntut kepada pemerintah negeri tersebut untuk lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat dan membebaskan tahanan-tahanan politik yang tidak terbukti bersalah atau yang ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara tanpa melalui prosedur hukum.. Media surat kabar setempat memberitakan, dalam aksi unjuk rasa di kota Qutaif sejumlah anak muda mengenakan kain kafan dalam aksi unjuk rasanya, mereka menuntut dibebaskannya tahanan-tahanan politik. Para pengunjuk rasa dalam aksi demonstrasi tersebut juga menuntut agar pemerintah Arab Saudi tidak turut campur tangan dengan urusan dalam negeri Bahrain, menghentikan pengiriman pasukan bersenjata dan bantuan militer ke Bahrain serta menarik pasukan militer Saudi yang telah terlanjur berada di Bahrain. Menurut pengunjuk rasa sebagaimana yang tertulis di kain-kain spanduk yang mereka bawa, rezim Saudi selama ini melakukan tindakan-tindakan yang menginjak-injak kemanusiaan dan menyepelekan hak-hak asasi manusia. Meskipun aturan Negara Saudi, aksi demonstrasi adalah bentuk pelanggaran keras sebagian besar rakyat Saudi khususnya di kota-kota bagian Timur Saudi masih terus menggelarnya. Sampai sekarang dari media resmi pemerintah Saudi masih terus menyembunyikan adanya aksi-aksi massa tersebut. Namun banyak saksi mata yang menyatakan aksi unjuk rasa rakyat Saudi masih terus berlanjut bahkan pihak keamanan telah menjebloskan puluhan orang pengunjuk rasa. mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=250232 |
0 comments to "Ketua PBNU: Arab Saudi Masih Dalam Masa Jahiliyah"