Home , , , , , , � Metodologi Dakwah Wahabi ...Hidup Wahabi..!!!!!!

Metodologi Dakwah Wahabi ...Hidup Wahabi..!!!!!!

Jika kita hendak memberikan apresiasi terhadap Wahabi dalam satu kalimat, dengan mengamati jumlah dana yang digunakan, dan gerak kerja Wahabi, maka sesungguhnya Wahabi dapat kita katakan sebagai sebuah pusat kebudayaan yang sangat utuh di mana umat Kristiani sekalipun tidak memiliki gerakan yang seperti mereka miliki.

Metodologi Dakwah Wahabi Menentang Syiah
Metodologi Dakwah Wahabi Menentang Syiah

Menurut Kantor Berita ABNA, berikut terjemahan ringkas dari pembahasan Ayatullah Husain Qazvini mengenai metodologi dakwah Wahabi untuk menentang Syiah yang disampaikan dalam ceramahnya di Mushalla Qom.


Ayatullah Husaini Qazwini
Metodologi Dakwah Wahabi Menentang Syiah.
Bertempat di Mushalla Qom, 11/08/1389.
بسم الله الرحمن
الرحيم

Pokok pembahasan kita pada hari ini ialah metodologi terbaru propaganda Wahabi.
Jika kita hendak memberikan apresiasi terhadap Wahabi dalam satu kalimat, dengan mengamati jumlah dana yang digunakan, dan gerak kerja Wahabi, maka sesungguhnya Wahabi dapat kita katakan sebagai sebuah pusat kebudayaan yang sangat utuh di mana umat Kristiani sekalipun tidak memiliki gerakan yang seperti mereka miliki.

4 tahun lalu dalam kunjungan ziarah saya ke Mekkah, saya sempat mengunjungi salah satu pusat kebudayaan Wahabi bernama رابطة العالم الإسلامية di mana setiap orang dapat melihatnya ketika masuk ke Mekkah dari Madinah, yang pertama kali terlihat adalah sebuah gedung putih yang mereka letakkan papan tertera رابطة العالم الإسلامية, saya sendiri kurang lebih tujuh jam berkeliling di dalam gedung tersebut sekedar untuk melihat lebih dekat berbagai bagian methodologi propaganda, risalah dan percetakan buku yang mereka miliki. Ringkasnya pusat رابطة العالم الإسلامية sama seperti Kantor Pusat Tablighat Islami dan Sazman Tablighat Islami kita. Inilah perbedaan yang ada pada pusat kebudayaan mereka. Namun dalam keorganisasian PBB, mereka tercatat sebagai anggota resmi dalam UNESCO dan UNICEF. Salah seorang staff mereka berkata, “Belum ada satupun negara yang di dalamnya tidak ada kantor cabang atau perwakilan dari kami." Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa gerakan mereka yang utama adalah membantu anak yatim dan golongan miskin.

Para hadirin sekalian mesti tahu, metodologi propaganda hari ini sangat jauh berbeda dengan zaman yang lalu. Dahulu tatkala alat cetak telah ditemui, surat kabar dan buku telah digunakan untuk memindahkan budaya ke wilayah yang lain, dan dari generasi ke generasi. Namun hari ini, dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi pada manusia seperti bidang ‘cyber’, internet, satelit dan sms, pihak penentang dan musuh kita memanfaatkan ruang yang ada tersebut semaksimal mungkin.

Statistik Propaganda Wahabi

Dalam statistik yang ditunjukkan oleh situs web www.isl.org.uk bahwa terdapat lebih dari 40.000 halaman situs web Wahabi yang selama 24 jam aktif menentang Syiah. Diantara situs mereka yang paling menunjukkan bentuk kegigihan dan keprofesionalan mereka adalah halaman situs web Faisal Nur www.fnoor.com yang dibuat dan dioperasikan oleh seorang Wahabi di Arab Saudi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa yang mendanai segala bentuk operasional situs tersebut adalah putera mahkota Arab Saudi sekarang yaitu Amir Naif. Dalam halaman web tersebut ada lebih dari 40 ribu judul kitab dan makalah menentang Syiah, dan boleh dikatakan situs tersebutlah yang merupakan situs induk dan rujukan situs-situs Wahabi lainnya. Hampir kesemua situs berbahasa Arab yang menentang Syiah membuat tautan link dengan situs tersebut. Bahkan situs anti Syiah berbahasa Persia seperti Sunni News, Sunni Online dan Islam Teks, sebahagian besarnya memosting materi-materi yang lancang dalam menentang Syiah, serta mempropagandakan penghinaan dan caci maki yang merujuk dari situs tersebut.

Dalam berita-berita pekan lalu, laporan online menurunkan berita mengenai seorang peneliti Kanada yang menyebutkan bahwa satu dari 2 situs website Islam adalah berkaitan dengan Wahabi bahkan sampai ada yang berlindung dibalik pusat pengajian kebudayaan Ikhwanul Muslimin.

Sementara dalam perjalanan saya ke Jerman dan Belanda, saya berkesempatan membuka halaman-halaman situs dari internet teman baik saya yang membantu selama perjalanan di sana. Salah satu perkara yang mengherankan saya adalah tentang Imam Mahdi yang dinantikan, ada 1,5 juta situs dalam internet yang membahas hal tersebut itu. Tentu saja hal tersebut sangat mencengangkan, 1,5 juta situs tentu saja angka yang sangat fantastis. Meskipun membahas tentang Imam Mahdi afs namun pada hakekatnya situs-situs tersebut bertujuan untuk menghentikan laju dakwah Syiah. Untuk hal yang sederhana ini saja, kita bisa memahami betapa gigihnya mereka untuk menentang Syiah dengan berbagai kemudahan fasilitas yang mereka punyai. Hal ini dapat dirujuk dalam halaman web universitas Amir Kabir سايت دانشگاه امير كبير.

Propaganda Wahabi Melalui Stasiun-stasiun TV

Sekarang ini, dari 1800 saluran satelit yang aktif di kawasan Timur Tengah ini, hampir 300 saluran satelit yang diisi dengan acara dan program menentang Ahlul Bait.

Mungkin mendengar perkara ini dianggap biasa, menyatakan statistik liputan dan pendengarnya sangat mudah. Namun anda semua lihatlah apa hasil kerja-kerja mereka dalam masalah propaganda dan kebudayaan? Sementara apa pekerjaan kita? Akhirnya kerja اتحاديه تلويزيون‌هاي اسلامي mampu dilaksanakan, yaitu pada 2 pekan lalu sebelum persidangan di Tehran, mereka telah mengumpulkan 182 radio dan stasiun-stasiun TV lokal.

Dalam beberapa saluran satelit, atas nama membela Ahlul Bait dan mempertahankan Wilayah Faqih sekelompok orang mengaku pengikut Syiah dan pelajar agama menghantam Ahlusunnah dan menyerang mereka yang biadap terhadap kesucian Ahlul Bait. Namun hasilnya justru semakin mencoreng nama Syiah dan terjadi fitnah yang dahsyat. Kami telah mendengar bahwa dalam kongres Amerika pada tahun 2009 secara resminya menyebutnya sebagai ‘Tahun Ikhtilaf Sunni dan Syiah’. Untuk ini mereka telah memperuntukkan anggaran yang khusus. Kita tidak lupa di permulaan perang di Irak, seluruh surat kabar memaklumkan, jika tidak salah, bertanggal 20 atau 19 Esfand 1384 surat kabar Kayhan menulis, “نظاميان آمريكايي در عراق، يك جوان سيد و معمم نوراني را دستگير كرده بودند كه او، همان مهدي موعود است و مدت‌ها او را در زندان شكنجه مي‌كردند تا اعتراف كند او مهدي است(Tentara AS di Irak menangkap seorang Sayid dan guru; yaitu Imam Mahdi, mereka menyiksanya di penjara sehingga ia mengaku bahwa dirinya Imam Mahdi) setelah mereka mengetahui ayah dan ibu Imam Mahdi itu mempunyai beberapa tanda. Ayah dan ibu individu ini adalah orang lain, mereka sudah berputus harapan dan berjanji akan melaporkan kepada tentara Amerika jikalau menemui tempat persembunyian Al-Mahdi. Begitu juga Bush, presiden Amerika yang lalu, sebuah lembaga ilmu dibentuk yang terdiri dari orang Islam dan Kristiani, teoretisi Gedung Putih telah diterangkan sehingga mereka melakukan penyelidikan tentang Al-Mahdi Maw’ud dan melaporkannya kepada beliau (presiden). Pernyataan ini turut tersebar dalam laporan media setempat, namun tidak diketahui apakah hasilnya.

Tanggal 17 bulan Ramadan tahun lalu, seseorang yang mengaku pelajar agama, namun pada hakekatnya bodoh dan tidak waras telah memprakarsai peringatan hari wafatnya Aisyah di London, Inggris dan melakuan penghinaan dan pelecehan terhadap istri Nabi, Aisyah yang tidak bisa dibernarkan oleh syariah. Perkara kontroversial tersebut mendapat perhatian dari para ulama Marja Taqlid dan Rahbar bahkan 90 ulama besar Syiah di Arab Saudi dan wilayah Timur Tengah, Imam Juma’at dan Jamaah, pusat-pusat pengkajian ilmiyah mengecam dan mengutuknya. Kecaman ini telah dicetak juga dalam surat khabar yang bernama al-Riyadh. Pergerakan yang mempunyai unsur fitnah seperti ini tidak jauh dari upaya Wahabi untuk memberi kesan jelek mengenai Syiah. Individu seperti ini telah mereka perkenalkan, dan biaya serta kemudahan telah diperuntukkan untuknya supaya ia dapat memberikan pernyataan-pernyataan mengenai dunia Islam. Setelah bulan Ramadhan, bersamaan dengan tahun penghinaan (Yasser al-Habib) terhadap Ummul Mu’minin Aisyah, hampir 19 saluran satelit Wahabi senada mengadakan program menentang Syiah. Akibatnya sebahagian saluran Wahabi seperti saluran Wisal dan Safa, saya sendiri menonton program-program mereka selama beberapa menit, saluran ini dengan penuh emosi, mereka menggunakan kata-kata yang paling buruk untuk mencerca para ulama Marja’ Taqlid, bahkan orang perusuh sekalipun tidak akan melakukan seperti ini. Mereka terlalu biadab menghina makam-makam suci para Imam,terutama sekali dalam bulan Ramadhan yang penuh keberkahan tahun itu, saluran-saluran al-Mustaqillah, Hafiz, Safa, Nas, al-Rahmah, al-Hikmah, al-Khalijiyah dan al-Sihhah tidak memiliki rasa segan sedikitpun untuk melakukan pencercaaan dan penghinaan. Jelas apa yang mereka lakukan adalah bentuk konspirasi dan propaganda negatif, terlebih lagi belasan stasiun TV tersebut disiarkan melalui Nil Sat. Alhamdulillah, pemerintah Mesir telah memblokir penyiaran beberapa saluran TV tersebut, seperti saluran Safa dan Wisal, yang telah mempropagandakan permusuhan yang terang-terangan terhadap Syiah dan mazhab Ahlul Bait. Lebih dari itu Arab Saudi dalam setiap penyelenggaraan haji, menyiarkan sebuah saluran radio siaran langsung dalam delapan bahasa yang ditujukan kepada para peziarah Haji Baitullah al-Haram.

Perkara penting lainnya, usaha mereka dalam menyebarkan kebencian dan permusuhan terhadap Syiah juga mereka sebar dalam halaman situs internet. Beberapa laporan dalam situs-situs web mereka yaitu mereka memaklumkan, ‘Saluran satelit Syiah lebih bahaya dari bom nuklir dan atom'. Ini disebabkan mereka tahu saluran seperti al-Kawthar, ulama seperti Ayatullah Kurani atau Sayyid Kamal Haidari ada sebagai berbicara di dalamnya yang berusaha menyingkap kebatilan-kebatilan mereka.

Gelombang kesadaran para pemuda Ahlusunnah dan Wahabi, dan cenderungnya mereka ke arah Syiah.

Dengan mengamati informasi yang telah tersebar, saya selalu berusaha mencari berita-berita online atau satelit yang up date, ataupun berita terbaru melalui perantaraan sahabat-sahabat. Saya ingin mengatakan satu hal bahwa, sampai dalam kurun ke-15 ini, belum ada para pemuda Wahabi dan Ahlusunnah yang lebih cenderung kepada Syiah seperti kurun sekarang. Hampir setiap minggu 10, 20 orang atau lebih dari 30 orang merujuk kepada saya dan secara resmi menyatakan mereka mengikut Mazhab Ahlul Bait. Dalam tahun ini saja, beberapa kali para pemuda Kristiani datang ke Qom dan Maha Besar Allah memberi taufiq-Nya, mereka telah menjadi Syiah di tangan kami dan pulang.

40 hari yang lalu, seorang pemuda berusia 25 tahun datang dari London, beliau adalah seorang da'i dari Baha'i. Beliau terpengaruh dengan kata-kata kami dalam salah satu acara TV dan akhirnya mengambil keputusan untuk bertaubat, lantas mengikuti mazhab Ahlul Bait dan cenderung kepada Syiah.

Penyikapan Syiah terhadap Ahlulsunnah

Dengan tersebarnya propaganda yang dilakukan Wahabi, di beberapa tempat seringkali menghasilkan keputusan yang negatif mengenai Syiah.

Abu Bashir pernah datang menemui Imam Sadiq dan berkata:

Bagaimana cara kita berhadapan dengan Ahlusunnah? Imam berkata: Apakah engkau mempunyai Imam dan yakin mengikutinya? ujarnya: Iya. Imam berkata: Saya adalah Imam kamu, dan keniscayaan bagi kamu mengikuti kami, bermuamalahlah kepada Ahlusunnah sebagaimanaa yang saya lakukan, andainya mereka sakit saya menziarahi mereka. Jikalau mereka meninggal dunia, saya akan mengikut perarakan jenazah mereka. Sekiranya… (seterusnya sampai akhir riwayat)

Karana itu kami mengatakan beberapa kali. Apakah yang hendak terjadi kepada Syiah jikalau para Imam tidak berpesan supaya kita beradab santun dengan Ahlusunnah?. Apa yang berlaku jika para marja kita tidak melarang kita dari mencerca?

Menyebarkan Penentangan Ulama Syiah terhadap Mazhab Syiah.

Salah satu bentuk propaganda baru Wahabi adalah menyebarkan perkara-perkara yang menentang Syiah dari ulama-ulama Syiah sendiri. Dalam 2 – 3 minggu belakangan ini, isu ini telah didanai. Jika anda menonton saluran-saluran Wahabi Safa, Wisal, dan Nur selama sepekan, anda akan dapati salah satu perkara yang mereka singgung ialah ada di kalangan para ulama Syiah yang membicarakan perkara yang menentang Syiah. Contohnya seperti apa yang dikatakan sebagai Dr. Musa Musawi, cucu al-Marhum Sayyid Abul Hasan Esfahani, mereka telah banyak mengeluarkan biaya di dalam halaman site, satelit dan kitab-kitabnya. Beliau telah menulis kitab yang bernama As-Syiah Wa Al-Tashih. Ayatullah al-Uzma Subhani menukilkan kepada saya dengan berkata, «من خودم از راديو شنيدم كه صدام مي‌گفت: اگر اين 8 سال جنگ ما عليه ايران، هيچ فايده‌اي نداشت جز اين‌كه اين كتاب توسط يك مرجع زاده نوشته شد، براي ما كافي است». (Saya sendiri mendengar Saddam mengatakan, jika dalam perang 8 tahun kita menentang Iran dan tidak memberi faedah apa-apa, cukuplah kemenangan bagi kita sebuah kitab yang ditulis oleh cucu seorang Marja).

Kitab ini dari awal sampai halaman terakhirnya, tidak ada yang lain kecuali penghinaan yang melampaui batas terhadap Syiah dan tempat-tempat sucinya. Wahabi juga turut menyatakan suka citanya dengan kehadiran buku tersebut. Salah seorang Marja Taqlid besar yang mungkin sebaiknya tidak usah saya sebutkan nama beliau di sini, beliau terkenal di kalangan penuntut agama sebagai seorang yang bersih, taqwa dan berwilayah. Beliau berkata kepada saya, “Saya tidak akan lupa, Musa Musawi ini di Zaman Syah, ia seorang peminum arak, pezina dan pergi ke club-club malam, dan ia sering bersama seorang artis.” Beliau juga bersama-sama dengan beberapa penari masyhur, memberi cek kepada mereka, lari dari Iran yang kemudian berita mengenai hal tersebut tersebar dalam surat kabar. Ada orang memberitahu kepada saya, "Sudah tentu ia tahu memberi uang kepada mereka ini adalah haram, dan pengeluaran uang tersebut di jalan yang salah. Ia mengatakan, “Beliau dilihat bertemu dengan bekas perdana menteri Syah, dan dikenakan topi di kepalanya, dan ia mengambil sejumlah uang dan melarikan diri”. Sekarang lihatlah golongan Wahabi hari ini memuliakan individu seperti ini, dengan menyamaratakan semua keluarga dan orang yang ada disekelilingnya, orang ini kemudian diperkenalkan sebagai seorang pemikir Syiah di mana dikatakan, "Setelah ia tahu Syiah adalah sebuah mazhab yang sesat, ia menulis sebuah buku yang dinamakan Al-Syiah Wa Al-Tashih." Dia sekitar 7 sampai 8 tahun yang lalu di Arab Saudi telah menderita penyakit barah akibat banyak meminum arak. Saya pernah menghubungi beberapa orang pamannya dan anak saudaranya di Masyhad, termasuk adik kandungnya di Teheran. Mereka berkata “Kami sangat merasa malu, kami hanya bisa membantah apa yang dia lakukan dan nyatakan bahwa apapun yang dia nyatakan dan lakukan tidak ada lagi sangkut pautnya dengan keluarga”.

Sekarang mereka buat juga membuat ulama boneka, Sayyid Abu al-Fadhl Burqe’i sambil menggelarinya Ayatullah Uzma, kononnya beliau salah seorang ustaz hauzah ilmiyah Qom yang tersohor. Setiap hari rekaman ceramah beliau yang menghina simbol-simbol suci Syiah, penghinaan kepada para ulama marja’ besar Syiah dan ejekan terhadap ziarah para Imam ditayangkan berkali-kali dalam Saluran Nur, sementara dalam saluran-saluran Arab ditayangkan juga biografi dan sejarah latar belakangnya dengan sangat jelas. Memang benar beliau pernah berada di dalam Hauzah, yaitu di zaman Ayatullah Burujerdi, ia mengajar kitab Rasail dan makasib, dan disebabkan kebiadabannya terhadap Ayatullah Burujerdi di dalam Masjid Imam, penduduk Qom telah mengusir dan memintanya keluar dari kota Qom. Beliau pergi ke Tehran dan membina masjid Wazir Daftar. Beberapa ketika beliau di sana, beliau masih meneruskan penghinaan dan pengikut Syiah di sana turut menyingkirkannya. Ia juga pernah menerjemahkan Kitab Ibnu Taimiyah dalam bahasa Persia. Beberapa tahun lalu kami ke Makkah, ketika kami masuk ke Baitullah Al-Haram, bungkusan jilid yang dimasukkan al-Quran kecil ke dalamnya, saya lihat salah satunya mengandungi terjemahan Minhaj Al-Sunnah Ibnu Taimiyah hasil karya Abul Fadhl Burqe’i. Ini benar-benar sebuah skandal. Beliau juga mempunyai hampir 70 karya dan buku. Dari jumlah tersebut hampir 30 kitab yang menyampaikan hal sebenarnya mengenai Syiah dan 40 kitab menentang Syiah. Namun menjelang penghujung usia, beliau menyesal di atas kebiadabannya. Namun penyesalan tidak lagi berguna:

“Dan tidak ada gunanya taubat itu kepada orang-orang yang selalu melakukan kejahatan, hingga apabila salah seorang dari mereka hampir mati, berkatalah ia: "Sesungguhnya aku bertaubat sekarang ini," (sedang taubatnya itu sudah terlambat), dan (demikian juga halnya) orang-orang yang mati sedang mereka tetap kafir. Orang-orang yang demikian, Kami telah sediakan bagi mereka azab yang teramat pedih.” (Surah Al-Nisa ayat 18)

Salah seorang sahabat-sahabat terdekat beliau sendiri, Husaini dan Rajani menukilkan dan menulis, “Beliau meninggal karena sebuah penyakit. Kami telah pergi menjenguknya dan beliau membaca surat wasiatnya untuk kami dan berkata: Saya seorang Syiah yang percaya keimamahan dan kemaksuman 12 Imam. Dan saya pernah melakukan kekhilafan”. Ketika beliau dikeluarkan dari Teheran, beliau pergi ke kampung Kun di kawasan Teheran dan tinggal di rumah anak laki-lakinya. Beliau berwasiat: “Jikalau pengikut Syiah mengizinkan, kuburkan jenazahku di dalam perkuburan sanak saudara Nabi Syuaib as semoga baginda Nabi memberikan syafaat kepadaku dan Allah mengampuniku”. Sekarang kelancangan memerangi Syiah atau merusakkan pemikiran para pemuda adalah dengan memutarkan rekaman ucapan pendek beliau. Namun Uthman Khamis seorang pemuka ekstrim Wahabi dan pemikirannya, kelancangannya telah menguntungkan Syiah dan sudah tentu Syiah dalam akidahnya sangat tegar. Ia selalu memperkenalkan sosok Sayyid Abul Fadhl Burqe’i sebagai seorang tokoh Syiah terkemuka di mana sebelumnya adalah seorang Syiah dan kemudian masuk Sunni. Beginilah cara mereka mereka menebar fitnah dan kebohongan. Sekiranya mereka tidak menemukan seorang watak Syiah yang sesuai dengan keinginan mereka, mereka pasti akan menciptanya.. Contohnya berbagai kitab yang dicetak di Arab Saudi dengan nama Ayatullah al-Uzma Subhani dan Allamah Askari. Ayatullah al-Uzma Subhani menulis dalam sepucuk surat kepada Dr. Qardawi: "Apakah anda tidak punya tindakan apa-apa mengenai kenyataan di Arab Saudi dan Emirat, yang tidak berlalu satu hari melainkan ditulis sebuah risalah atau buku, atau makalah yang menyerang Syiah dan malangnya, ia sentiasa mengulang tuduhan-tuduhan palsu di mana puluhan kali jawaban sudah diberi…, mereka masih tidak cukup dengan ini, buku-buku mengkritik Syiah dengan nama Ulama Syiah telah dicetak dan disebarkan. Sehingga sebuah kitab yang mengatasnamakan saya, dan sebuah kitab dengan nama al-Marhum Allamah Askari telah di cetak dan diterbitkan. Kedua-duanya diperkenalkan seorang muballigh Wahabi dan pengkritik Syiah”. Yaitu mereka tidak ragu sedikitpun melakukan kebohongan dengan menciptakan tokoh fiktif atau mencaplok nama pemuka Syiah yang menjadi pengkritik Syiah. Sehingga seorang saudara kita dari Afganistan menelepon saya dan berkata, “Di sini mereka telah menulis sebuah kitab yang mengandungi kata-kata anda yaitu Qazwini telah menjadi Ahlusunnah dan menentang Syiah dan risalah-risalah telah mereka sebarkan”. Saya pun berkata, “Jikalau suara Ayatullah al-Uzma Subhani dan Allamah Askari tidak sampai ke seluruh dunia serta terbatas, saya dengan berkah Ahlul Bait as hadir bergiat dalam dialog Syiah - Wahabi, dan di dalam saluran Al-Mustaqillah, Nur, Salam dan Wilayah tidak sampai seminggu yang lalu saya menjalankan program menentang Wahabi dan mempertahankan Syiah”. Mereka sampai ke tahap ini melakukan upaya penentangan Syiah. Atau seperti buku Lillah Thumma Li Tarikh (telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, "Mengapa Saya Keluar dari Syiah"), Arab Saudi telah mencetaknya dengan edaran jutaan eksemplar dan disebarkan ke seluruh negara-negara Islam. Dalam pertemuan saya dengan salah seorang ulama besar di Qatif di Makkah al-Mukarramah, ia berkata, “Di kawasan Qatif dan Ahsha, buku ini diedarkan kepada pemuda-pemuda Syiah dari sebuah kios. Di mana saja mereka lihat orang beratur membeli roti atau selainnya, mereka akan bawa serta mengedarkannya dengan gratis”. Di Kuwait 100 ribu naskah buku ini telah dicetak dan disebarkan kepada khalayak ramai. Salah seorang ulama terkenal Syiah Kuwait, (bernama) Muhri secara resmi memberi peringatan kepada kerajaan Kuwait, “Jikalau penyebaran buku ini tidak dicegah, Kuwait akan menjadi Lebanon kedua”. Mereka serta-merta kemudian melakukan pelarangan penyebaran buku tersebut. Penulis buku ini juga adalah yang dikatakan sebagai Ayatullah Sayyid Husain Musawi, salah seorang marja Syiah terkenal di Najaf (sebagaimana yang tertulis dalam buku tersebut) Ia pernah mengajar di sana selama beberapa tahun namun karena mendapat keragu-raguan, lantas pergi mencari jawaban dan berguru kepada Ayatullah al-Uzma al-Khui, Ayatullah al-Uzma Sadr dan ulama-ulama besar Syiah lainnya. Namun kesemua ulama-ulama Syiah tersebut tidak mampu menjawab keraguannya sehingg ia kembali kepada Ahlusunnah dan menjadi Wahabi. Hari ini Wahabi begitu mengagung-agungkan Sayyid Husain Musawi dan bukunya dicetak dan diedarkan ke negara-negara Islam dengan berjuta-juta naskah. Walau bagaimana pun banyak kitab telah ditulis untuk menyangkal bukunya. Salah satu buku terbaik ialah dikarang oleh ulama terkenal Saudi yang bernama Syaikh Ali Al Muhsin yang pernah menimba ilmu di Hawzah Ilmiyah Qom. Kitab ini berjudul ‘Lillah Thumma Lil Haqiqah’. Hampir 15 kitab telah menjawab buku tersebut, dan ada di dalam beberapa situs .

Di Pakistan, 3 juta Pelajar Wahabi Direkrut untuk Menyebarkan Ajaran Wahabi

Di Afghanistan, terdapat 11 ribu madrasah dibangun oleh Wahabi dan untuk Negara ini saja lebih dari 70 ribu pelajar Wahabi yang direkrut.

Sebelum ini, pemimpin pelajar Ahlusunnah atau guru dari kota Timur dan Selatan telah dibawa ke Madinah untuk belajar di Universitas Madinah. Saya berusaha mengenal lebih dekat pembelajaran di sana. Tatkala kepergian mereka (pelajar) ke Arab Saudi menghadapi masalah, Saudi telah membina madrasah di Emirat yang menempatkan 12 ribu pelajar. Beberapa kali pelajar dari Iran, Afghanistan dan Tajikistan dibawa ke Emirat. Mereka dibekali dengan uang yang sangat banyak ketika tabligh dan pulang ke kampung halaman mereka. Para hadirin sekalian, demikianlah gambaran besar dari berbagai upaya mereka untuk menghancurkan Syiah dan menyebarkan mazhab mereka.

««« و السلام عليكم و رحمة الله و بركاته »»»

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=247710


Jum'at Berdarah; Konspirasi Arab Saudi Menghancurkan Islam Orisinil

Imam Khomeini yakin bahwa Islam merupakan agama untuk membimbing manusia dalam seluruh tahapan dan dimensi kehidupan individual dan sosial. Dan karena hubungan sosial dan politik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, maka Imam Khomeini memandang bahwa Islam yang memperhatikan aspek ibadah dan akhlak individual semata, dan mencegah kaum Muslim dari menentukan masa depan dan masalah-masalah sosial dan politik adalah Islam yang menyimpang, dan menurut ungkapan Imam "Islam Amerika".

Abu Qurba



Jum

Pada tahun 1987 terjadi beberapa peristiwa yang sangat memukul perasaan Imam Khomeini Ra, rakyat Iran dan kaum muslimin dunia, salah satunya adalah musibah besar yang menimpa jemaah haji Iran dan jamaah haji dari beberapa Negara lainnya pada musim haji tahun itu. Para jemaah haji yang syahid akibat perlakukan kejam pemerintah Saudi menjadi perhatian Imam secara serius. Hal ini merupakan refleksi kecintaan seorang pemimpin kepada rakyatnya.

Imam Khomeini sangat yakin—berdasarkan ratusan ayat al-Qur’an dan riwayat-riwayat yang tak terhitung dari Ahlul Bait yang suci—bahwa politik merupakan bagian dari agama dan bahwa proses memisahkan politik dari agama yang populer selama dekade terakhir dari abad ini, pada hakikatnya merupakan propaganda kaum kolonialis. Hasil negatif akibat dari pemisahan ini tampak pada dunia Islam dan di antara para pengikut seluruh agama Ilahi.

Imam Khomeini yakin bahwa Islam merupakan agama untuk membimbing manusia dalam seluruh tahapan dan dimensi kehidupan individual dan sosial. Dan karena hubungan sosial dan politik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, maka Imam Khomeini memandang bahwa Islam yang memperhatikan aspek ibadah dan akhlak individual semata, dan mencegah kaum Muslim dari menentukan masa depan dan masalah-masalah sosial dan politik adalah Islam yang menyimpang, dan menurut ungkapan Imam "Islam Amerika". Sebagaimana ia memulai kebangkitannya atas dasar pemikiran penyatuan agama dan politik, dan beliau meneruskannya atas dasar ini.

Setelah kemenangan Revolusi Islam, di samping membetuk pemerintahan Islam, Imam Khomeini berinisiatif—dengan suatu cara yang berbeda sama sekali dengan berbagai sistem politik kontemporer yang menjelaskan sendi-sendi dan dasar-dasarnya yang menjadi pijakan undang-undang Republik Islam—untuk menghidupkan syiar-syiar sosial Islam dan mengembalikan spirit politik dalam hukum-hukum Islam. Menghidupkan dan meramaikan shalat Jumat dan shalat Ied yang besar di berbagai penjuru negeri dikemas berdasarkan "ibadah politik" dan mengemukakan berbagai problema yang menimpa masyarakat Islam, baik di dalam maupun di luar negeri dalam khutbah shalat Jumat dan hari raya Islam, serta mengubah cara dan kandungan acara-acara duka (misalnya seperti peringatan 10 Muharram—pen.) dengan kemasan politik tersebut. Sesungguhnya salah satu keberhasilan Imam Khomeini yang paling menonjol ialah menghidupkan haji Ibrahim.

Sebelum kemenangan revolusi Islam di Iran seremonial ibadah haji –dengan inspirasi pandangan tertentu dan mengikuti saran para penguasa negara-negara Islam, khususnya penguasa Saudi- dilaksanakan setiap tahun jauh dari ruh yang sebenarnya. Ketika itu kaum muslimin melaksanakan ibadah haji –sama sekali- tanpa memperhatikan sisi filosofis disyariatkannya muktamar akbar tahunan Islam tersebut. Padahal ibadah haji –sebagaimana disinggung oleh ayat Al-Qur'an: "Allah menjadikan Ka'bah sebagai Baitu al-Haram agar umat manusia bangkit" (Qs. al-maidah:97) – merupakan tempat yang paling tepat untuk mengadakan pertemuan dan mengumandangkan kebebasan dari kaum musyrikin. Namun setiap orang yang menyaksikan ibadah haji sedikitpun tidak melihat dilontarkannya problema dunia Islam dan bara'ah (bebas) dari kaum musyrikin. Sementara itu umat Islam hidup dalam kondisi yang paling sulit dan menghadapi serangan kolonial dan israel dari berbagai arah.

Setelah kemenangan revolusi Islam yang gemilang itu, Imam Khomeini menekankan - melalui pesan tahunan yang ia tujukan kepada segenap jamaah haji pada setiap musim haji tiba - pentingnya mengarahkan pandangan kaum muslimin terhadap masalah politik dunia Islam, menilai bara'ah dari kaum musyrikin merupakan bagian dari rukun haji dan menjelaskan tugas jamaah haji, khususnya dalam masalah ini. Kemudian berangsur-angsur muktamar haji agung tersebut mulai menampakan bentuknya yang hakiki. Karnaval bara'ah pun mulai dilaksanakan setiap tahun yang diikuti oleh ribuan jamaah haji Iran dan sebagian kaum muslimin revolusioner dari negara-negara lainnya.

Pada kesempatan itu mereka meneriakan yel-yel dengan menuntut kebebasan dari Amerika, Uni Soviet dan Israel yang merupakan contoh yang menonjol atas fenomena kemusyrikan dan kekufuran serta mengajak segenap kaum muslimin agar bersatu.

Pada waktu yang bersamaan diadakan pula berbagai muktamar untuk bertukar pandangan diantara kaum muslimin dan berusaha mencari solusi atas problema mereka. Langkah positif ini mendorong Amerika untuk menambah tekanannya kepada pemerintah Saudi untuk mencegah pengaruh gerakan tersebut.

Haji merupakan ibadah akbar dan universal yang hakiki serta menjadi acara ikrar keterbebasan dari kaum kafir setiap tahun yang diikuti oleh ribuan jamaah haji Iran dan kaum Muslimin yang revolusioner dari negeri-negeri yang lain. Pada acara itu, mereka meneriakkan yel-yel anti Amerika dan Soviet.

Dan pada hari Jumat 6 Dzulhijjah 1407 H, pada saat lebih dari seratus lima puluh ribu jamaah haji berdesak-desakan untuk ikut serta dalam acara ikrar keterbebasan dari kaum Musyrik, dinas keamanan pemerintah Saudi, baik yang bersembunyi maupun yang terang-terangan—melakukan serangan kepada lautan jamaah haji tersebut dimana dari cara serangan ini menunjukkan adanya perencanaan yang matang sebelumnya. Akibat dari tragedi yang pahit ini gugurlah lebih dari empar ratus jamaah haji Iran, Libanon, Palestina, Irak dan yang lain.

Lebih dari lima ribu orang mengalami luka-luka. Di samping itu, beberapa orang yang tidak berdosa pun ditangkap. Dan mayoritas korban yang syahid dari kalangan perempuan dan orang-orang tua yang tidak mampu lari secara cepat dari pembantaian massal tersebut.

Mereka harus mengorbankan jiwanya secara teraniaya hanya karena menyatakan keterbebasan dari kaum musyrik. Yang lebih penting dari itu, penodaan tempat suci Ilahi yang aman di hari Jumat dan di hari-hari haji yang penuh berkah dan di bulan haram yang mulia.

Sungguh tanda-tanda kemarahan dan derita menyesakkan hati Imam Khomeini akibat dari kebiadaban dan kebengisan ini, namun kemaslahatan umat Islam dan keadaan dunia Islam mencegahnya untuk mengambil tindakan praktis apa pun. Imam hanya menahan kesedihan ini di lubuk hatinya yang paling dalam dan pengaruh hal ini tampak dalam pembicaraan dan penjelasannya sampai akhir usianya.

Sesungguhnya sikap tidak peduli negara-negara Islam terhadap berbagai agresi Israel atas Libanon Selatan dan berbagai kejahatan yang dilakukan kaum Zionis di sana dan perlawanan keras kaum muslim di tanah pendudukan Palestina dan yang lebih buruk dari semua itu, keinginan negara-negara Arab untuk menciptakan apa yang dinamakan dengan perdamaian dengan Israel dan berlepas tangan dari usaha membebaskan Palestina, semua ini cukup memukul hati Imam Khomeini dan kaum muslimin dunia. Imam melontarkan kritikan tajam sejak permulaan kebangkitannya untuk membebaskan tanah-tanah Islam dari cengkraman kaum Zionis—di hadapan wajah Israil dan pelindungnya yang pertama (Amerika). Dan Karena sebab itu sendiri, Imam diasingkan keluar negerinya selama empat belas tahun. Begitu juga selama masa yang menyertai kemenangan revolusi Islam, Imam tidak pernah mengendurkan sikap dan semangatnya dalam memberikan dukungan material dan spiritual untuk merealisasikan tujuan tersebut.

Imam Khomeini pernah mengungkapkan adanya dua pemahaman yang berlawanan dari Islam di masa kita sekarang, yaitu "Islam yang orisinil" dan "Islam Amerika". Sebab, Imam menyakini bahwa Islam yang tidak memperhatikan hukum-hukum al-Qur-an yang menjadi kesepakatan bersama dan sunah Nabi saw yang mulia yang berkaitan dengan tanggung jawab-tanggung jawab sosial, dan Islam yang tidak menghiraukan jihad dan amar ma'ruf dan nahi mungkar serta keadilan sosial dan hukum-hukum yang berkenaan dengan hubungan-hubungan sosial dan ekonomi di masyarakat Islam, dan yang mencegah partisipasi kaum Muslim dalam kegiatan politik dan dalam penentuan masa depan mereka, dan hanya memandang agama sebagai ritualitas dan ibadah individual tanpa memperhatikan falsafahnya dan ruhnya yang hakiki, maka Islam seperti ini adalah Islam yang diinginkan oleh Amerika dan mereka yang menjadi agennya.

Dalam analisanya, Imam Khomeini bersandar kepada berbagai fenomena sejarah dan bukti-bukti kuat yang menghiasi wajah dan kondisi aktual negeri-negeri Islam. Imam meyakini bahwa penjajahan modern adalah hasil dari para kolonial yang dulu. Sebab, mereka telah berusaha untuk mengubah agama mayoritas kaum Muslim melalui para misionaris Kristen. Ketika mereka gagal dalam melakukan hal itu maka mereka mencurahkan usaha mereka—sejak saat itu sampai sekarang—untuk menonaktifkan pemberlakuan hukum-hukum Islam yang tinggi dan merusak citra Islam dari dalam. Dan hasil dari hal tersebut sangat nyata sekali. Hari ini semua negeri Islam menyandarkan undang-undangnya dan proses hukumnya pada sistem dan undang-undang Barat yang berlawanan dengan agama dan yang substansinya berlawanan dengan undang-undang yang bersandar pada wahyu.

"Islam Amerika" memberi kesempatan kepada budaya Barat untuk masuk dan mempengaruhi masyarakat Islam dan menghancurkan tanaman dan keturunan. Islam Amerika memberi kesempatan kepada pemerintah-pemerintah yang menjadi boneka orang-orang asing untuk menjalankan hegemoninya atas Muslimin dan atas nama Islam, mereka justru memerangi kaum Muslim yang hakiki, dan pada saat yang sama mereka menjalin persahabatan dengan Israel dan Amerika yang notabena adalah musuh-musuh Islam.

Dalam pernyataan akhirnya, Imam Khomeini menjelaskan secara gamblang hakikat ini, yaitu bahwa jalan satu-satunya untuk menyelamatkan manusia dari problemanya yang sekarang adalah kembali ke masa agama dan keyakinan keagamaan, dan jalan satu-satunya untuk membebaskan negeri-negeri Islam dari keadaannya yang sekarang yang menyedihkan adalah kembali kepada Islam yang orisinil dan kepada jati diri islaminya yang independen.[]



[1] . Kami ambil dari kitab Haditsul Inthilaq oleh: Hamid al-Anshari.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=247338

Trik-Trik Arab Saudi dan Setan Besar AS Untuk Menghancurkan Islam [1]

Kita dan bangsa kita yang mulia juga merasa bangga, karena bangsa ini bersama seluruh wujudnya, bersatu dengan Islam dan Al-Qur’an. Kita bangga karena menjadi pengikut madzhab yang ingin membebaskan Al-Qur’an dari kuburan, sekaligus menjadikan kitab ini sebagai buku petunjuk untuk membebaskan manusia dari berbagi ikatan yang membelenggu kaki, tangan, hati, dan akal mereka; ikatan yang membawa manusia ke arah kefanaan, kenisbian, perbudakan, dan penghambaan pada penguasa zalim.

Penerjemah: Abu Qurba



Trik-Trik Arab Saudi dan Setan Besar AS  Untuk Menghancurkan Islam [1]

Akhir-akhir ini, kekuatan Setan Besar dengan menggunakan pemerintahan yang menyeleweng dari ajaran Islam, yang selalu berbohong atas nama Islam, terus-menerus berupaya untuk menyingkirkan Al-Quran. Untuk mengokohkan tujuan syaitaniah ini, negara adidaya dunia turut membantu pula mencetak Al-Qur’an dengan indah dan mengirimkannya ke bebagai penjuru dunia. Dengan tipuan seperti ini, sebenarnya mereka telah mencampakkan Al-Quran keluar dari kehidupan. Kita semua melihat betapa Al-Qur’an yang dicetak oleh Muhammad Reza Pahlevi telah menipu sebagian orang.[2] Sebagian ulama yang tidak memahami maksud Pahlevi itu bahkan memuji-mujinya. Kita juga melihat bahwa Raja Fahd [3] setiap tahun menggunakan dana besar yang tak terbatas, yang diambil dari rakyatnya, untuk mencetak Al-Qur’an dalam rangka mendirikan pusat-pusat propaganda madzhab yang anti Al-Qur’an, sekaligus menyebarluaskan faham Wahabi[4] (Salafi), yaitu sebuah madzhab yang tidak memiliki asas kuat sekaligus penuh dengan pandangan khurafat. Al-Qur’an yang mulia ini dijadikan alat untuk mendorong masyarakat yang lalai dari berbagai bangsa untuk berpihak kepada adidaya. Orang-orang inilah yang menggunakan Islam yang mulia dan Al-Qur’an al Karim justru untuk menghancurkan Islam dan Al-Qur’an itu sendiri.

Kita dan bangsa kita yang mulia juga merasa bangga, karena bangsa ini bersama seluruh wujudnya, bersatu dengan Islam dan Al-Qur’an. Kita bangga karena menjadi pengikut madzhab yang ingin membebaskan Al-Qur’an dari kuburan, sekaligus menjadikan kitab ini sebagai buku petunjuk untuk membebaskan manusia dari berbagi ikatan yang membelenggu kaki, tangan, hati, dan akal mereka; ikatan yang membawa manusia ke arah kefanaan, kenisbian, perbudakan, dan penghambaan pada penguasa zalim.

Kita merasa bangga bahwa kita adalah pengikut madzhab yang didirikan oleh Rasulullah atas perintah langsung dari Allah, dan madzhab ini juga ditumbuh kembangkan oleh Imam Ali As, hamba yang telah membebaskan diri dari segala ikatan sekaligus menjadi petugas bagi pembebasan umat manusia dari segala rantai besi dan perbudakan.

Kita merasa bangga bahwa kitab Nahjul Balaghah[5], setelah Al-Qur’an, merupakan kitab teragung yang berisi aturan kehidupan duniawi dan maknawi, kitab tertinggi yang membebaskan manusia, serta kitab yang memuat aturan maknawi dan pemerintahan, yang merupakan jalan pembebasan terbesar; ternyata berasal dari Imam suci kita.

Kita merasa bangga bahwa para Imam Maksum kita, mulai dari Imam Ali As hingga Imam Mahdi As, semua adalah imam kita. Imam Mahdi As adalah penyelamat manusia dan pemilik zaman, yang dengan kekuasaan Allah yang Mahakuasa, masih hidup di tengah kita dan menjadi pengawas segala urusan.

Kita merasa bangga memiliki berbagai kitab bernilai tiada tara, yang berasal dari para Imam Maksum kita, seperti doa-doa yang memberikan kehidupan yang disebut sebagai Qur’an Sha’id (kitab-kitab doa). Kita juga punya Munajat Sya’baniah [6] para imam, Doa Arafah [7] dari Husain bin Ali as., Shahifah Sajjadiah [8] dari Imam Ali bin Husain dan Shahifah Fathimiah [9]yang merupakan kitab yang diilhamkan Allah Swt kepada Fathimah Az-Zahra Sa.

Kita merasa bangga bahwa kita memiliki seorang Baqir al Ulum[10], sebagai pribadi yang tertinggi dalam sejarah, dan tidak ada yang bisa memahami ketinggian posisinya itu selain Allah, Rasulullah Saw dan para Imam Maksum As.

Kita merasa bangga bahwa madzhab kita adalah madzhab Ja’fari, yang meletakkan dasar-dasar sistematika fiqih kita; yang keilmuannya bagaikan sebuah lautan tanpa batas. Fiqih kita merupakan hasil karyanya [11] dan kita merasa bangga telah menjadi pengikut seluruh Imam Maksum a.s.

Kita merasa bangga bahwa para Imam Maksum kita adalah pejuang di jalan Allah dan Islam. Mereka juga pejuang di jalan penegakan Al-Qur’an yang menyuruh umat manusia untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang adil. Kita bangga karena dalam usaha mereka untuk menentang pemerintahan yang zalim, mereka telah dipenjara, diasingkan, dan akhirnya gugur sebagai syahid. Dan kita hari ini merasa bangga bahwa kita ingin menegakkan tujuan Al-Qur’an dan sunnah. Kita juga bangga karena berbagai lapisan masyarakat dari bangsa kita telah menyatakan kesiapannya untuk berkorban, baik jiwa maupun raga, di jalan yang besar dan menentukan nasib ini.

Bangsa kita, bahkan jutaan bangsa-bangsa muslim dan kaum tertindas di dunia, merasa bangga karena musuh mereka adalah juga musuh Allah yang Mahabesar, musuh Al-Qur’an al-Karim, dan musuh Islam yang mulia. Kita bangga karena musuh mereka adalah hewan-hewan yang tidak pernah berhenti dalam melakukan kejahatan dan pengkhianatan demi mencapai tujuan jahat mereka. Untuk mencapai posisi kepemimpinan dan keserakahan, orang-orang jahat itu tidak mengenal kawan atau lawan.

Ketahuilah, bahwa panglima tertinggi mereka adalah Amerika Serikat, sebuah negara yang esensinya adalah terorisme yang telah membakar seluruh penjuru dunia. Sementara itu, sekutu AS adalah gerakan Zionisme Internasional[12] yang selalu melakukan kejahatan dalam mencapai tujua tamaknya. Inilah rezim yang wataknya sangat memalukan, bahkan bila esensinya itu hanya diungkapkan lewat tulisan pena atau ucapan lidah sekalipun. Demi mencapai impian bodoh mereka, yaitu Israel Raya[13], mereka telah melakukan segala bentuk kejahatan.

Negara-negara Islam dan kaum tertindas dunia merasa bangga bahwa musuh mereka adalah Husein dari Yordania [14] , Hasan dari Maroko[15], dan Husni Mubarak dari Mesir[16], yang bekerja sama dengan Isrel dalam berbagai kejahatan demi mengabdi kepada AS dan Israel. Mereka adalah musuh-musuh Islam yang tidak pernah berhenti melakukan kejahatan, bahkan kepada bangsa mereka sendiri. Dan kita merasa bangga bahwa musuh kita adalah Saddam yang mengabdi kepada paham Aflack.[17] Ia diktator yang oleh kawan ataupun lawannya, dikenal sebagai pelaku kejahatan dan pelanggar hak-hak internasional, sekaligus pelanggar hak-hak asasi manusia. Semua mengetahui bahwa kejahatan yang ia lakukan kepada bangsa tertindas Irak dan negara-negara Syeikh di Teluk, tidak kurang dari kejahatan yang dia lakukan terhadap Iran.[18]

Kita dan negara-negara tertindas di dunia juga merasa bangga bahwa setiap tuduhan kejahatan dan pengkhianatan yang ditimpakan kepada kita dan semua kaum tertindas dunia, selalu datang dari media massa dan badan propaganda dunia, yang melakukan semua itu atas perintah negara adidaya.

Adakah hal yang lebih membanggakan dari kenyataan bahwa AS ternyata tidak berkutik menghadapi bangsa Iran dan negeri Imam Mahdi ini? Padahal, AS selama ini merasa menjadi penguasa dunia karena memiliki klaim, fasilitas militer, serta kekuasaan atas sejumlah pemerintahan bonekanya dan juga kekuasaan atas kekayaan milik bangsa-bangsa tertindas, padahal negeri adidaya ini memiliki segala jaringan media massa. Tetapi, kini AS terus dipermalukan dan terjebak untuk terus melakukan berbagai skandal.

Adakah hal lain yang lebih membanggakan kita dibandingkan dengan fakta bahwa AS sampai tidak tahu kepada siapa harus melobi ketika wajahnya dipalingkan ke berbagai arah, ia menerima jawaban penolakan?[19] Hal ini semua bisa terjadi tidak lain karena adanya pertolongan gaib dari Allah Swt yang telah membangunkan bangsa-bangsa, terutama bangsa Iran , sekaligus membimbingnya keluar dari kegelapan akibat pemerintahan yang keji, ke arah cahaya Islam.[]


[1] . Diterjemahkan dari kitab : “Wasiat ImamKhomeini Ra”.

[2] . Shah pernah membuat proyek percetakan Al-Qur’an dengan maksud untuk menipu rakyat Iran. Al-Qur’an tersebut dibuat dalam edisi luks yang sangat indah. Al-Qur’an yang ditulis tangan oleh Mirza Ahmad Neirizi (abad ke-10 Hijriah) tersebut termasuk cetakan kitab suci terindah abad itu. Setelah berhasil dicetak, Al-Qur’an itu diberi nama Arya Mehr dan disimpan di perpustakaan pribadi Shah.

[3] . Raja Fahd dari Arab Saudi adalah salah seorang pemimpin Arab yang cukup dekat dengan Zionis Israel. Pada Konferensi Thaif, ia mengajukan rancangan damai dengan Israel, yang salah satu butir rancangannya adalah pengakuan secara resmi atas eksistensi negara Israel di kawasan pendudukan Palestina. Rancangan Fahd ini tentu saja mendapatkan sambutan hangat dari AS, Rezim Zionis, dan sejumlah negara Arab sekutu AS. Tetapi, proposal itu mendapatkan penentangan luar biasa keras dari Imam Khomeini. Dalam sebuah pidatonya, Imam menyebut rancangan Raja Fahd itu sebagai pengkhianatan terhadap Islam dan rakyat Palestina. Dalam menutupi tindakan pengkhianatannya itu, Raja Arab Saudi setiap tahunnya menganggarkan jutaan dolar untuk mencetak Al-Qur’an dan membagikannya kepada umat Islam di seluruh dunia.

[4] . Wahabi atau Salafi adalah sebuah fenomena aliran yang memiliki akar budaya dan pada saat yang sama, juga memiliki akar politik. Aliran ini memiliki prinsip-prinsip keagamaan yang bermula dari pandangan Ibnu Taimiyyah, seorang pengikut madzhab Hanbali. Ibnu Taimiyyah hidup pada abad kedelapan Hijriah. Ia -yang menjalani hidup dengan keprihatinan dan kemiskinan- sangat tertarik kepada ajaran Ahmad bin Hanbal, Imam Madzhab Hanbali (241 Hijriah). Ibnu Taimiyyah sebagaimana Ahmad bin Hanbal, dalam hal tauhid meyakini apa yang tersurat dalam Al-Qur’an mengenai sifat-sifat Allah. Karena itu, ia yakin bahwa Allah itu berjisim, memiliki tangan, kaki, mata, lidah, dan lain-lain, sebagaimana manusia berjisim dan memiliki anggota. Keyakinan semacam ini merupakan syirik yang nyata. Akidah Wahabi atau Salafi jauh berbeda dengan akidah Ahli Sunah Wal jamaah dan Syi’ah Imamiyah.

Selain keyakinannya yang kontroversial tentang zat Allah itu, Ibnu Taimiyyah juga memiliki fatwa-fatwa baru yang aneh tentang keharaman menziarahi kuburan Rasulullah Saw dan bertawasul atau mohon syafa’at dari Rasulullah Saw dan para awliya lainnya. Hingga kini sudah banyak sekali ulama dari kalangan Sunni ataupun Syiah yang telah menyampaikan bantahannya atas pemikiran aneh Ibnu Taimiyyah itu. Tapi para pengikut Wahabi tetap saja keras kepala mempertahankan akidahnya yang tidak logis dan merusak persatuan umat tersebut. Dan mereka tidak mempunyai argumen yang kuat atas keyakinannya tersebut : (قل هاتوا برهانكم إن كنتم صادقين ).

[5] . Nahjul Balaghah adalah sebuah kitab agung yang penuh dengan nilai dan makna. Kitab ini diyakini sebagai yang terbaik dan terkenal setelah Al-Qur’an. Ketinggian nilai sastra serta kehebatan isinya membuat banyak ilmuwan tertarik untuk mempelajarinya. Banyak ilmuwan non-muslim juga diberitakan secara tekun menelaah kitab ini. Nahjul Balaghah berisikan khutbah, surat, dan kata-kata mutiara yang diucapkan oleh Imam Ali As Penyusun kitab ini adalah Muhammad bin Abi Ahmad atau yang lebih dikenal dengan nama Sayyid Radhi, seorang ulama dan penyair terkenal (359 – 404 Hijriah). Makamnya berada di kawasan Karukh, Baghdad, dan hingga kini termasuk tempat peziarahan yang terkenal.

[6] . Terkait dengan “Munajat Sya’baniah” ini, Ali bin Thawus, seorang ulama ternama madzhab Syiah mengutip kata-kata Husein bin Muhammad yang menulis bahwa Imam Ali a.s. dan semua imam dari keturunan beliau selalu membaca doa ini di bulan Sya’ban (“Iqbal Al A’mal”, halaman 685 dan juga kitab “Mafatihul Jinan” pada bagian amalan bulan Sya’ban). Imam Khomeini sendiri dalam kesempatan terpisah menjelaskan keagungan doa ini sebagai berikut.

[7] . Doa Arafah adalah catatan munajat yang dilakukan oleh Imam Husein a.s. pada hari Arafah (9 Dzulhijjah), sebelum beliau beserta keluarga dan sahabat setianya pergi menuju Karbala. Di bawah teriknya mentari dan sengatan padang pasir Arafah, Imam Husein menyampaikan munajat historisnya sambil berurai air mata cinta. Isi doa ini adalah lambang harapan dan cinta dari penghulu para syuhada kepada Kekasih dan Sembahannya, yaitu Allah Sang Pencipta. Konsep yang terkandung dalam doa ini sangat bernilai tinggi (“Iqbal Al A’mal”, Bab Amalan di Hari Arafah halaman 339; “Zaad Al Ma’ad” halaman 265; “Mafatihul Jinan”, bagian Amalan Hari Arafah).

[8] . Shahifah Sajjadiah adalah kumpulan doa dari Imam Ali bin Husein Zainal Abidin a.s. Kitab ini ada dua jenis. Yang pertama adalah “Shahifah Shaghirah” yang diakui oleh sekte Syiah Zaidiah. Syiah Imamiah menyebut kitab ini sebagai “Shahifah Naaqishah (tidak lengkap)”. Yang diakui oleh kelompok Imamiyah adalah “Shahifah Kaamilah Sajjadiyah” yang sampai kepada kita lewat periwayatan Najmuddin Baha’ Al Syaraf ‘Alawi. Kitab ini ini juga mengandung konsep dan ajaran yang sangat tinggi. Untuk menggali maknanya, kitab Shahifah Sajjadiah ini telah ditelaah dan dijelaskan oleh para ulama. Di antara para ulama yang telah menulis kitab syarah (penjelasan) atas kumpulan doa ini adalah Kaf’ami, Syaikh Baha’i (kitab penjelasannya diberi judul “Hada’iq Al Shalihin”), Mulla Hadi (dalam bahasa Persia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa daerah Mazandarani), Syeikh Thuraihi, Mulla Muhammad Baqir Al Majlisi, dan yang paling terkenal adalah Sayid Ali Khan (diberi judul “Riyadh Al Salikin”).

[9]. Shahifah Fathimah adalah catatan percakapan Fathimah Az-Zahra a.s. dengan malaikat Jibril dan rahasia yang disampaikan oleh Jibril dari Allah Swt kepada Fathimah a.s. Kitab yang mulia ini tidak bisa ditemukan karena berada di tangan para Imam Maksum a.s. yang diwariskan di antara mereka secara turun-temurun. Saat ini, kitab tersebut diyakini berada di tangan Imam Mahdi a.f.

[10] . Baqirul Ulum adalah nama julukan bagi Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin. Ia adalah Imam Kelima madzhab Ahlul Bait a.s. Panggilan yang biasa diucapkan oleh para pengikut madzhab Ahlul Bait kepadanya adalah Imam Baqir. Nama julukan Baqir menurut riwayat diberikan oleh Rasulullah Saw. Nama panggilan lain dari Imam Baqir adalah Abu Ja’far, karena ia adalah ayah dari Imam Keenam, yaitu Imam Ja’far Shadiq a.s.

[11] . Fiqih Ja’fari adalah prinsip dan dasar-dasar fiqih Syiah yang diajarkan oleh Imam Keenam dari madzhab Ahlul Bait, yaitu Imam Ja’far Shadiq a.s. (hidup antara tahun 80-83 hingga 148 hijriah). Dia gugur Syahid di Madinah dan dimakamkan di Pekuburan Baqi’, Madinah.

[12] . Zionisme Internasional adalah pemikiran fanatis yang dimiliki oleh para kapitalis Yahudi yang pada akhir abad lalu muncul di Eropa dan sekarang menjadi ideologi resmi rezim penjajah Baitul Maqdis. Nama ini diambil dari Gunung Zion di dekat Baitul Maqdis. Pemikiran rasialis ini menyatakan bahwa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan yang memiliki posisi istimewa di dunia. Berdasarkan pemikiran ini, pada tahun 1898, didirikanlah Organisasi Zionis Internasional yang bertujuan untuk memindahkan kaum Yahudi dari berbagai penjuru dunia ke Palestina.

Organisasi tersebut kini memiliki kekuatan dana yang tidak terbatas, yang setara dengan kekayaan perusahaan-perusahaan monopoli terbesar di dunia. Pusat organisasi ini di AS dan aktivitas komunitas Zionis mengontrol lebih dari 60 negara dunia. Dewasa ini, ada sekitar 18 organisasi Zionis yang beraktivitas di dunia. Sementara itu di AS, negara yang merupakan pendukung utama Zionisme Internasional, ada 281 organisasi nasional Yahudi, 251 federasi lokal Yahudi, serta berbagai organisasi dan lembaga keuangan Yahudi lainnya, yang semuanya terkait dengan Zionisme.

Organisasi Zionisme Internasional juga memiliki lembaga intelijen dan mata-mata di sebagian besar negara dunia yang terkait dengan agen rahasia Israel, MOSSAD dan agen rahasia AS, CIA. Senjata terpenting dan terampuh yang dimiliki oleh Zionisme Internasional adalah media massa yang dikuasai oleh kaum Yahudi di seluruh dunia. Secara keseluruhan, ada 1.036 koran dan majalah yang dikuasai Yahudi, dan yang paling terkenal di antaranya adalah koran New York Times.

[13] . Israel Raya adalah sebuah pemerintahan yang dicita-citakan kaum Yahudi, yaitu pemerintahan dunia yang berada di bawah kekuasaan kaum Yahudi. Ini adalah tujuan utama yang ingin dicapai oleh para pendiri gerakan Zionisme. Berdasarkan cita-cita pendirian Israel Raya ini, setelah dibentuknya pemerintahan Israel pada tahun 1948 di atas tanah milik bangsa Palestina, orang-orang Zionis berupaya merealisasikan cita-cita tersebut. Untuk menjustifikasi hal ini, mereka menggunakan dalil-dalil yang ada di kitab Taurat. Daerah-daerah yang diklaim sebagai wilayah dari Israel Raya sebagian besar adalah kawasan negara-negara muslim atau sebagian wilayah dari sebuah negara yang dihuni oleh umat Islam. Dalam peta Israel Raya yang dimuat dalam laporan penelitian Benyamin Mazar yang diterbitkan di bawah pengawasan pemerintahan Israel, kawasan Israel Raya membentang luas dari Sungai Nil hingga Sungai Eufrat, dan melingkupi Teluk Persia, Irak utara, Muscat, Oman, Nejd, Turki, Suriah, Libanon selatan, Palestina utara, Jordania barat, sebagian Mesir, dan bagian selatan Sudan. Selain itu, ada pula peta Israel yang lebih besar lagi, yang akan direalisasikan setelah terwujudnya Israel Raya, yaitu meliputi Kurdistan, daerah tenggara Iran, barat daya Afghanistan, dan sebagian dari barat laut Pakistan.

Pada akhir abad ke-19, seorang wartawan Yahudi keturunan Austria bernama Theodore Hertzel, dengan menulis sebuah makalah, mengundang seluruh kaum Yahudi yang hidup terpencar-pencar di berbagai penjuru dunia untuk membentuk sebuah negara. Ia juga mengundang seluruh umat Yahudi untuk kembali kawasan yang disebutnya sebagai tanah air asli mereka, yaitu Palestina. Dengan demikian, Hertzel telah memperbaharui isu “kembali ke tanah yang dijanjikan” dalam pikiran kaum Yahudi sedunia.

Organisasi Zionisme Internasional yang mengumumkan bahwa tujuan didirikannya lembaga itu adalah untuk memindahkan kaum Yahudi dunia ke Palestina, kemudian melakukan usaha meluas dalam merealisasikan tujuan ini. Atas lobi dan infiltrasi yang kuat dari kaum Yahudi, pemerintah Inggris pada tahun 1917 mengeluarkan Deklarasi Balfour (Balfour adalah nama Menlu Inggris saat itu) yang isinya mengakui bahwa Palestina adalah tanah milik Bani Israel. Deklarasi Balfour kemudian juga disepakati oleh pemerintah Perancis, Italia, dan AS.

Pada tanggal 29 November 1948, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang membagi Palestina menjadi dua bagian, yaitu wilayah Arab yang luasnya 4.500 mil persegi dan wilayah Israel yang meliputi 289 mil persegi. Akhirnya, pada tanggal 4 Mei 1948, pemerintahan Israel secara resmi didirikan. Uni Soviet adalah negara pertama di dunia yang mengakui pendirian negara Israel.

[14] . Husain Yordania adalah Raja Yordania (kini sudah meninggal, pen.). Nama lengkapnya adalah Husain bin Thalal. Lahir tanggal 4 November tahun 1935 di Amman. Pendidikannya dimulai di TK Inggris di Amman, lalu dilanjutkan ke sekolah Victoria di Mesir, dan akhirnya dilanjutkan ke Universitas Harvard. Pada tahun 1951, kakeknya, Raja Abdullah, tewas di tangan seorang pemuda revolusioner Palestina. Atas dukungan Inggris, anak Abdullah, yaitu Thalal diangkat sebagai raja dan Husain bin Thalal pun menjadi putra mahkota. Beberapa bulan kemudian, pada tanggal 11 Agustus 1951, parlemen Yordania menurunkan Raja Thalal dari jabatannya dan Husain bin Thalal dinobatkan sebagai raja. Selama masa pemerintahannya, Raja Husain selalu mendapatkan dukungan dari Inggris. Menyusul keluarnya Inggris dari Terusan Suez dan masuknya AS secara bertahap ke kawasan tersebut, Raja Husain juga memperoleh dukungan dari AS.

Politik luar negeri di kawasan Timur Tengah yang dijalankan oleh pemerintahan Husain bin Thalal selalu mengikuti kebijakan AS dan Inggris di kawasan tersebut. Pada tahun 1967, ketika Perang Arab dan Israel dimulai, Raja Husain melakukan pengkhianatan dengan menjalin perjanjian dengan Rezim Zionis, sehingga kekuatan Arab menjadi terpecah dan Rezim Zionis berhasil menduduki Tepi Barat Sungai Jordan yang meliputi Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsha, lalu menggabungkannya dengan wilayah Palestina yang sebelumnya sudah diduduki Israel. Akibatnya 400 ribu warga Palestina menjadi pengungsi ke Jordania. Dalam menghadapi banjir pengungsi ini, Raja Husain bersikap keras sehingga terjadilah tragedi yang disebut sebagai September Hitam pada tahun 1970, yaitu pembunuhan massal terhadap para pengungsi Palestina.

[15] . Hasan Maroko adalah Raja Maroko. Dia lahir pada tahun 1929 dan merupakan anak dari Raja Muhammad V. Pendidikannya dilalui di Perancis dan setelah ayahnya meninggal, dia diangkat sebagai raja dengan nama Raja Hasan II. Sejak Raja Hasan II naik tahta, hubungan Maroko-Perancis mengalami perluasan dan negara muslim ini semakin menjadi korban serangan budaya dari Barat. Pemerintah Maroko secara umum mengadakan kerjasama di bidang budaya, ekonomi, dan politik dengan Perancis. Disebutkan pula bahwa Anwar Sadat, Presiden Mesir saat itu, berkenalan dengan Rezim Zionis melalui Raja Hasan II karena Maroko memang memiliki hubungan tradisional dengan Zionis, bahkan setiap tahunnya selalu diadakan konferensi Yahudi di Maroko.

Maroko bisa dikatakan satu-satunya negara muslim tempat orang-orang Zionis bisa melakukan segala aktivitasnya dengan bebas. Bahkan pada tahun 1991, Raja Hasan mengangkat seorang Yahudi bernama Andre Azoulay sebagai penasehat tinggi.

[16] . Husni Mubarak diangkat sebagai Presiden Mesir sejak tahun 1981 setelah pendahulunya, Anwar Sadat, tewas di tangan tentara pengawalnya sendiri, Khaled Islambuli. Kebijakan politik luar negeri, khususnya Timur Tengah, yang diambil Husni Mubarak tidak jauh berbeda dengan kebijakan pendahulunya. Pada tahun 1982, dalam wawancara dengan stasiun CNN, Husni Mubarak berkata, “Pintu kami terbuka bagi teman-teman bangsa Arab, selama tidak mengorbankan hubungan kami dengan Israel. Kami mampu memainkan peran yang penting untuk menghilangkan segala ketegangan yang selalu muncul di antara teman-teman Arab dengan Israel.”

[17] . Michael Aflack adalah pendiri Partai Ba’ats yang beraliran sosialis. Setelah Partai Ba’ats meraih kekuasaan di Irak, Saddam Husain menjadi orang nomor dua di Irak, yaitu sebagai wakil presiden. Presiden Irak saat itu adalah Hasan Al Bakr yang juga menjabat Ketua Dewan Revolusi Irak. Namun, pada prakteknya, kontrol atas negara berada di tangan Saddam. Pada tahun 1979, Dewan Revolusi Irak menyepakati pengunduran diri Hasan Al Bakr dan Saddam diangkat sebagai presiden.

Salah satu kejahatan terbesar yang dilakukan Saddam adalah invasinya ke Iran yang dilakukan satu setengah tahun pasca kemenangan Revolusi Islam di bawah pimpinan Imam Khomeini. Invasi Irak yang dilakukan atas dukungan AS itu semula diperkirakan akan berlangsung singkat dan Republik Islam Iran yang baru lahir itu akan segera jatuh ke tangan Irak. Namun, perlawanan bangsa Iran yang gigih membuat perang berlanjut hingga delapan tahun.

Kejahatan Saddam lainnya—yang awalnya juga mendapat lampu hijau dari AS dan Inggris—adalah serangan terhadap Kuwait. Saddam dalam waktu singkat berhasil menduduki Kuwait dan menyebabkan para Amir dan Syekh Kuwait melarikan diri dari Kuwait. AS dan negara-negara Barat kemudian mengirimkan pasukan ke Teluk Persia dalam jumlah yang sangat besar. Serangan dari berbagai arah yang dilancarkan oleh pasukan multinasional berhasil mengusir keluar pasukan Irak dari Kuwait. Para Amir dan Syeikh Kuwait pun kembali ke negara mereka.

Perang Teluk ini selain mengakibatkan kesengsaraan atas rakyat Irak akibat embargo yang ditetapkan PBB, juga menyebabkan Arab Saudi dan Kuwait harus menanggung biaya perang yang sangat besar. Sebaliknya, perang ini memberi kentungan besar kepada pabrik-pabrik senjata Barat, terutama AS, yang menjual senjata-senjata mereka dengan harga berkali-kali lipat kepada Arab Saudi dan Kuwait. Berbagai media massa melaporkan, invasi Irak ke Kuwait dan meletusnya Perang Teluk yang melibatkan pasukan multinasional telah menyebabkan naiknya angka penjualan senjata dan peralatan perang secara drastis, sehingga berhasil menyelamatkan sebagian besar perusahaan-perusahaan senjata Barat dari kebangkrutkan.

[18] . Kejahatan dan pengkhianatan Saddam terhadap bangsa Irak tidak bisa dijelaskan secara sederhana. Diktator Irak ini dengan menerapkan politik despotik telah membelenggu kebebasan individu dan masyarakat Irak sekaligus menciptakan atmosfer yang mencekik rakyat. Untuk mencapai ambisinya, Saddam tidak segan-segan mengorbankan rakyatnya sendiri, misalnya pengeboman kimia terhadap kota Halabche di Irak yang menewaskan ribuan warga kota itu. Saddam juga selalu mengobarkan isu-isu fanatisme Arab dan “Perlindungan atas Bangsa Arab”. Namun, dalam invasinya terhadap Republik Islam Iran, korban terbesarnya justru warga Iran yang beretnis Arab di wilayah Khuzestan.

Arab Saudi dan para penguasa negara-negara Teluk yang dalam agresi Irak ke Iran tidak pernah menunda-nunda pemberian bantuannya kepada tentara Saddam, juga tidak luput dari sengatan api keserakahan Saddam. Hanya sekitar dua tahun setelah berakhirnya perang Irak-Iran, Saddam membalas kebaikan negara-negara Arab tetangganya itu dengan cara menganeksasi Kuwait. Jika saja tentara multinasional tidak turun tangan, niscaya Kuwait, Arab Saudi, dan negara-negara Arab lainnya akan menjadi korban keganasan Saddam. Keganasan Saddam bahkan merambah hingga ke keluarga terdekatnya, sampai-sampai mereka sendiri tidak tahan dengan hal itu. Kita pernah menyaksikan larinya dua anak perempuan Saddam beserta kedua suaminya ke luar negeri untuk menjauhkan diri dari keganasan ayah mereka sendiri.

[19] . Maksud dari kalimat Imam “jawaban penolakan terhadap AS” adalah terkait dengan prediksi Imam Khomeini yang di kemudian hari terbukti kebenarannya. Salah satu contoh dari masalah ini adalah embargo ekonomi yang diterapkan AS terhadap Iran. Selain tidak memberikan hasil apapun bagi AS, usaha AS untuk mempengaruhi bangsa-bangsa lain agar ikut serta dalam program embargo ini juga tidak membuahkan hasil. Data ekonomi justru menunjukkan bahwa tingkat kerjasama ekonomi antara Iran dan negara-negara Eropa malah semakin meningkat. Tekanan AS untuk membuat Rusia menghentikan kerjasamanya dengan Iran di bidang nuklir bertujuan damai juga mengalami kegagalan.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=247711

Rahbar: Waspadai Perang Budaya

Ayatullah al-Udzma Khamenei menandaskan, bangsa yang secara lahirnya bagus dan maju tapi menghadapi ketidakberesan dalam masalah budaya adalah bangsa yang gagal. Tetapi sebaliknya, bangsa yang kaya secara budaya adalah bangsa yang berpotensi menjadi kuat meskipun didera berbagai masalah politik dan ekonomi.


Rahbar:  Waspadai Perang Budaya

Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Senin sore (13/6) dalam pertemuan dengan para anggota Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan menjelaskan pentingnya kebudayaan sebagai identitas dan unsur utama pembentuk jati diri suatu bangsa dengan pengaruhnya yang sangat dalam pada kehidupan individu dan sosial. Untuk itu beliau menekankan kembali tanggung jawab yang dipikul oleh Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan sebagai tugas yang sangat penting dan agung

.
Beliau mengatakan, ketika front arogansi menggelar serangan budaya secara menyeluruh dan sistematis terhadap pemerintahan Islam, Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan ibarat markas utama yang bertugas menyusun kebijakan strategis dan membimbing seluruh instansi dan pusat-pusat serta lembaga pelaksana kebudayaan.


Seraya mengapresiasi kinerja yang cukup bagus selama ini beliau mengingatkan akan posisi budaya sebagai kerangka dan inti suatu bangsa, seraya mengatakan, "Kebudayaan dan jatidiri suatu bangsa bisa dilihat dari sejumlah karakternya seperti kepercayaan, akhlak, tradisi, perilaku individu dan sosial serta etika kebangsaan."


Ayatullah al-Udzma Khamenei menandaskan, bangsa yang secara lahirnya bagus dan maju tapi menghadapi ketidakberesan dalam masalah budaya adalah bangsa yang gagal. Tetapi sebaliknya, bangsa yang kaya secara budaya adalah bangsa yang berpotensi menjadi kuat meskipun didera berbagai masalah politik dan ekonomi.


Beliau menyebut para cendekiawan, elit bangsa, ulama, politikus, pemerintah dan para pejabat negara sebagai pihak-pihak yang memiliki peran besar dalam membentuk kebudayaan bangsa. Mereka bisa memperkuat budaya ini atau melemahkannya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan akan adanya perang budaya dalam skala besar. "Perubahan besar yang terjadi dalam sarana komunikasi di dunia saat ini telah melahirkan perang budaya dalam skala besar, menyeluruh dan rumit," tegas beliau.
Beliau mengungkapkan bahwa sasaran perang budaya yang digelar kubu arogansi ini adalah seluruh negara di dunia. Tetapi target yang paling penting dalam serangan ini adalah pemerintahan Republik Islam Iran. Sebab, pemerintahan ini resisten melawan kubu hegemoni dan membuktikan kebenaran sikapnya dalam resistensi ini serta menunjukkan kemampuannya untuk melawan dan bergerak maju.


Meurut beliau solusi untuk melawan serangan budaya dari kubu arogansi ini adalah memperluas dan memperdalam misi kebudayaan yang dipikul oleh revolusi Islam dalam mengarahkan akhlak, perilaku individu dan sosial, kepercayaan agama dan kehidupan berpolitik.


Di awal pertemuan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad yang juga menjabat Ketua Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan menyinggung peran penting dewan dan kinerjanya selama ini, seraya mengatakan, di antara hasil kerja dewan ini dalam beberapa tahun terakhir adalah penyusunan dan pengesahan dokumen komprehensif keilmuan negara, pengkajian dokumen perombakan pendidikan, penertiban proses rekrutmen anggota dewan keilmuan, dan berbagai keputusan yang sudah diambil terkait kebudayaan umum.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=247712

0 comments to "Metodologi Dakwah Wahabi ...Hidup Wahabi..!!!!!!"

Leave a comment