Home , , , , , , � Pesan Istri Ayatullah Khamenei untuk Wanita Muslim

Pesan Istri Ayatullah Khamenei untuk Wanita Muslim


Mahjubah Bertemu Istri Khamenei,
Istri Pemimpin Republik Islam Iran, (01.09.1995)
Mahjubah, Vol 14 No. 9 (136) Sept. 1995
Pesan Istri Khamenei dalam Great Global Gathering of Women

Dengan nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang

Sebuah kehormatan bagi saya untuk menyambut hadirin terhormat dalam pertemuan wanita yang diadakan oleh kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa. Merupakan keinginan saya yang terdalam bahwa wanita di muka bumi harus hidup layak sesuai dengan kedudukan luhur mereka. Kubur masalah-masalah yang dihadapi wanita di seluruh negara yang disebabkan oleh banyak faktor. Seruan untuk solusi pemikiran yang cepat dan hati-hati ada di seluruh wanita. Saya berharap pertemuan ini menjadi bukti pertolongan besar bagi tujuan ini, memberikan manfaat penuh dengan solusi terbaik yang disarankan Islam.

Dengan doa,

Mansura Khamenei

Tanya: Jelaskan secara singkat mengenai diri Anda?

Saya berusia 48 tahun. Saya telah menikah selama 31 tahun, memiliki empat putra dan dua putri. Saya tidak sekolah menengah dan perguruan tinggi, tapi sangat gemar membaca dan aktivitas sosial. Saya telah menghabiskan hidup berhubungan dengan urusan politik.

Tanya: Apa yang seharusnya menjadi tujuan wanita muslim dalam pernikahan?

Pernikahan merupakan kebutuhan natural pria dan wanita. Bahkan pernikahan adalah kebutuhan afektif, mental, fisikal, baik itu individual maupun sosial yang diterima dalam Islam. Oleh karena itu, semua ini menjadi tujuan wanita muslim. Sebagian wanita mungkin memikirkan pertimbangan lain selain tujuan utama pernikahan, seperti kekayaan, status sosial atau tipe pria tertentu. Pertimbangan kedua seperti itu juga mungkin diserahkan kepada mereka. Islam menyarankan pria dan wanita untuk tidak mempertimbangkan hal material.

Tanya: Bagaimana bisa seorang wanita membawa ketenangan dan kasih sayang dalam keluarga?

Pria dan wanita secara natural memiliki ketertarikan dan kemudian menikah. Kebahagiaan suami-istri akan bertahan jika pasangan hidup harmonis dan sadar akan ancaman bagi pernikahan mereka. Beberapa di antara ancaman tersebut adalah berharap terlalu banyak dari pasangan, saling mencari kesalahan, membanggakan keberhasilan individu dan keunggulan masing-masing keluarga, status sosial, dan saling memaksa selera pribadi terhadap segala sesuatu.

Tanya: Bagaimana seharusnya hubungan seorang wanita dengan suami dan anak-anaknya terkait tugasnya sebagai seorang istri dan ibu?

Dalam kehidupan berpasangan, pria dan wanita berada dalam kedudukan yang sama. Mungkin saja pria dan wanita berada dalam status sosial yang berbeda selama keunggulan masing-masing diperhatikan. Menurut prinsip agama, wanita dan pria memiliki hak yang berbeda, tapi perbedaan ini seharusnya tidak mempengaruhi hubungan mereka dalam keluarga. Hubungan antara ibu dan anak-anak didasari pada kasih sayang dan simpati, tapi kasih sayang ibu bisa berbeda karena pendidikan yang diterima dan pengalaman yang diperoleh dan hal itu mempengaruhi cara pengasuhan anak.

Tanya: Apa yang seharusnya menjadi peran wanita dalam memastikan kesinambungan dan keamanan aktivitas suami mereka dalam berbagai dimensi, seperti kegiatan ekonomi, politik, dan budaya?

Wanita dapat membantu suami dengan aktivitas mereka, yang sangat didasarkan pada seberapa banyak pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Tapi saya sangat berpendapat bahwa jika wanita dapat membuat suami memiliki ketenangan pikiran di rumah, pria akan dengan mudah menjalankan aktivitas mereka.

Tanya: Apa yang harus menjadi peran pria dalam keluarga dalam arti menjadi seorang suami dan ayah?

Saya pikir peran pria sebagai seorang suami sama seperti peran wanita sebagai seorang istri. Mereka berdua adalah partner dalam kehidupan suami-istri yang didasari kedudukan yang sama tapi dengan hak berbeda. Selama anak-anak mendapat perhatian, pria harus berdampingan dengan wanita dalam setiap upaya mengantarkan anak-anak dengan benar. Pada kenyataannya, peran yang satu melengkapi peran yang lainnya.

Tanya: Prinsip apa yang Anda dan suami jalankan dalam kehidupan keluarga?

Dalam kehidupan, tujuan bersama kami terangkum dalam bentuk timbal balik kasih sayang dan rasa hormat. Hal ini akan membawa segala kebaikan kepada keluarga.

Tanya: Bagaimana suami Anda terhadap Anda?

Perilakunya dijiwai dengan saling mengasihi dan menghormati.

Tanya: Bagaimana Anda dan suami saling membantu dalam tugas-tugas khusus?

Saya tidak dalam posisi membantu dia dengan aktivitasnya, karena dalam hal ini dia tetap menyimpan masalah yang dihadapinya sendiri. Saya pun tidak suka mencampurinya. Sejauh urusan pribadi dan keluarga diperhatikan, tentu kami berdua saling bertukar pikiran. Adapun sisi praktis manajemen keluarga, beliau tidak cukup memiliki waktu untuk membantu dan saya pun juga tidak berharap bantuan darinya.

Tanya: Menurut Anda, apa yang seharusnya menjadi misi wanita muslim?

Saya percaya bahwa wanita muslim harus berusaha menjadi teladan selama tugas istri dan keibuan diperhatikan. Mereka juga harus mendidik anak-anak dengan baik dan merasakan tugas penting tersebut bagi mereka. Selain itu, kepribadian seorang wanita sangat penting dalam masyarakat dan dunia Islam. Pria dan wanita harus menunjukkan rasa tanggung jawab. Mereka tidak boleh hanya mementingkan kepentingan individu. Mereka tidak boleh lengah tentang apa yang terjadi di tanah mereka sendiri dan dunia Islam. Tanggung jawab memiliki beragam dimensi, seperti aspek budaya, politik, dan sosial. Wanita muslim dapat berpartisipasi dalam menangani urusan negara. Sebagai contoh, dalam proyek internasional, memberikan jasa utilitas publik dan lembaga-lembaga amal.

Tanya: Bagaimana wanita muslim dapat memiliki keyakinan yang lebih mendalam tentang Sayidah Zahra (putri Nabi Muhammad saw.), wanita teladan seluruh alam?

Mereka dapat mempelajari lebih mendalam melalui penyebaran Islam ke seluruh dunia dan tulisan biografi mengenai beliau. Terlebih lagi, wanita terhormat kita harus mengikuti teladan sebaik yang mereka bisa.

Tanya: Seberapa mungkin sebuah keyakinan mendalam tentang Sayidah Zahra (a.s.) mempengaruhi kehidupan wanita muslim?

Jika karakter beliau telah dikenali dengan benar maka akan membawa perubahan drastis dalam kehidupan wanita.

Tanya: Bagaimana hubungan Anda dengan wanita di masyarakat?

Saya adalah anggota biasa masyarakat ini dengan hubungan tulus terhadap wanita lain. Banyak wanita yang tidak memiliki hubungan personal mengunjungi kami. Alhamdulillah, pertemuan kami selalu dalam suasana bersahabat dan tulus.

Tanya: Bagaimana ekonomi rumah Anda?

Kami hidup dengan sederhana dan ekonomi rumah kami didasarkan pada kepuasaan (qana’ah).

Tanya: Seberapa sering Anda, suami, dan anak-anak berkumpul bersama?

Tergantung bagaimana suami terlibat dengan pekerjaannya. Anda tahu kantornya terletak di sebelah rumah tapi kami tidak melihatnya saat hari kerja. Biasanya dia makan bersama kami, tapi tentu, tidak pada hari-hari sibuknya.

Tanya: Bagaimana Anda menghabiskan waktu dengan suami saat hari raya agama?

Pada kesempatan tersebut, dia yang biasanya lebih banyak terlibat.

Tanya: Dapatkah Anda memberi tahu kami beberapa nasihat yang suami berikan untuk Anda?

Dia menasihati untuk menjaga kode etik agama, berhemat bahkan dalam menggunakan air dan listrik, jangan menyalahgunakan dana baitulmal (beberapa barang rumah tangga kami milik baitulmal) dan memanfaatkan banyak waktu untuk memperoleh pengetahuan.

Tanya: Apa nasihat penting Ayatullah Khamenei kepada anak-anaknya?

Membangun metal diri, moral, dan bahkan fisik (olahraga).

Tanya: Bagaimana hubungan afektif ayatullah dengan anak-anaknya?

Anak-anak bungsu kami yang sangat dia sayangi adalah perempuan. Dia memiliki bawaan kasih sayang terhadap anak-anaknya.

Penerjemah: Ali Reza Aljufri © 2011

mainsource:http://ejajufri.wordpress.com/2011/06/03/pesan-istri-ayatullah-khamenei-untuk-wanita-muslim/

Wawancara dengan Istri Ayatullah Khamenei

Tanya: Bisakah Anda ceritakan sedikit tentang masa-masa sekolah Anda?

Saya mempelajari hal-hal yang diperlukan dengan membaca buku, mempelajari permasalahan agama, seni dan kerajinan, dan membantu dalam pekerjaan rumah tangga keluarga besar kami.

Saya memiliki kenangan jelas tentang madrasah saya, termasuk guru Quran saya, Ibu Kaukale Pour Ranjbar, yang baru saja meninggal. Pakaian yang dikenakan wanita terhormat dan berwibawa ini unik. Meskipun beliau tidak mengenakan chador (pakaian islami yang menutup dari atas hingga bawah), tapi tetap memakai hijab islami yang sempurna (dan sopan). Jilbabnya besar, yang menutupi seluruh kepala dan lehernya, hingga ke pinggang. Wanita ini memiliki gaya yang inovatif dalam mengajar Alquran. Wajahnya, yang penuh dengan wibawa dan keanggunan, masih jelas di hadapan mata dan saya tidak bisa melupakannya.

Kenangan lain yang saya miliki juga masih di usia yang sama. Sebagian besar kegiatan agama, seperti membaca Quran di kelas atau berdoa dan salat di madrasah, dipercayakan kepada saya. Tentu, di sekolah menengah dan atas hari-hari itu, membaca Quran atau menyanyi nasyid tidak dilakukan, tapi karena sekolah kami adalah sekolah agama dan dijalankan oleh ustazah, kegiatan agama seperti itu dilakukan.

Tanya: Bagaimana Anda bertemu suami Anda?

Saya menikahinya tahun 1964. Tentu saja pernikahan ini terjadi sebelum kami berkenalan satu sama lain, karena sudah menjadi praktik agama keluarga saat itu. Ibunya datang ke rumah kami untuk melamar dan setelah pembicaraan seperti biasa, upacara pernikahan dilakukan.

Tanya: Berapa jumlah anak Anda?

Kami memiliki empat putra dan dua putri. Seluruh putra kami lahir sebelum Revolusi, dan dua putri kami lahir setelah Revolusi (Revolusi Islam di Iran).

Tanya: Ceritakan kepada kami sedikit tentang kehidupan Anda saat kebangkitan Islam melawan Syah Iran.

Saat itu merupakan masa-masa yang sulit dan ujian dari Allah. Saya telah mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan kesulitan dan tidak pernah mengeluh tentang segalanya.

Saya ingat saat bulan pertama setelah pernikahan kami, suami saya bertanya, “Jika saya ditangkap, bagaimana perasaanmu?” Itu merupakan pertanyaan yang tak terduga dan awalnya saya menjadi tertekan dan terganggu, tapi beliau banyak berbicara tentang perjuangan, bahaya dan tantangannya, dan menjadi kewajiban setiap orang dalam hal ini, kemudian saya menjadi tenang. Beliau mengatakan ini di hari yang sama saat Imam Khomeini ditangkap dan dibawa ke Tehran dari Qom dan diasingkan ke Turki. Pada hari itu Tuan Khamenei dan beberapa orang lainnya mempersiapkan diri di Mashad untuk memprotes, dan saat itulah dia bertanya. Mulai hari itu juga, saya membuat diri saya siap mental untuk menghadapi bahaya atas perjuangan suami saya. Karenanya, setiap kali ia dipenjarakan atau diasingkan atau ketika dia harus menyembunyikan aktivitasnya, saya menanggung semua kesulitan dengan mudah.

Kemudian kami memiliki anak lagi, tentu saja, kehidupan sangat sulit saat itu, tapi Allah selalu menolong dan saya tidak pernah kecewa. Perjuangan, selain penjara dan pengasingan, memiliki kesulitan lain yang kurang lebih konstan. Kegelisahan, kemiskinan materi, pemulihan hubungan, dan beberapa kekurangan adalah akibat dari perjuangan dan kami mulai terbiasa dengan itu. Tentu, dukungan spiritual dan simpati dari keluarga saya dan keluarganya merupakan pelipur penting dan saya selalu bergantung kepada Allah.

Tanya: Bagaimana Anda membantu suami dalam perjuangannya?

Saya pikir, peran terbesar saya adalah tetap menjaga suasana rumah tenang sehingga beliau dapat melanjutkan pekerjaannya. Saya berusaha untuk tidak membuatnya cemas tentang saya dan anak-anak. Kadang, ketika saya mengunjunginya di penjara, saya tidak mengatakan tentang kesulitan yang kami hadapi dan dalam menjawab pertanyaannya tentang kondisi saya dan anak-anak saya hanya menceritakan kabar baik. Sebagai contoh, selama pertemuan di penjara atau dalam surat selama pengasingannya, saya tidak pernah mengatakan atau menulis apapun tentang penyakit anak-anak.

Tentu, saya juga aktif dalam berbagai wilayah, seperti menyebarkan selebaran, membawa pesan, menyembunyikan dokumen dan sebagainya, yang saya pikir tidak terlalu penting untuk diceritakan. Pada bulan-bulan terakhir perjuangan, saya sibuk berhubungan dengan penyampaian pesan-pesan dari Imam Khomeini di Paris, yang diberikan melalui telepon, dan saya menyerahkannya ke pusat untuk digandakan dan disebarkan ke Mashad dan kota lain, dan sayapun mengumpulkan berita dari Mashad dan kota lain seperti Khurasan dan menyampaikannya ke Paris. Tapi saya kira, pekerjaan paling penting istri pejuangan kemerdekaan pada waktu itu adalah dukungan spiritual, simpati, menjaga rahasia, dan bersabar dalam kesulitan.

Tanya: Apakah suami Anda membantu di rumah?

Saat ini beliau tidak memiliki kesempatan dan kamipun tidak mengharapkan darinya. Tapi sifat yang sangat baik darinya dan dapat menjadi teladan dan contoh bagi lainnya adalah ketika beliau ada di rumah, meskipun beliau lelah karena pekerjaan sehari-hari, beliau mencoba untuk tetap menjaga suasana rumah jauh dari masalah kantornya.

Tanya: Apakah Anda mematuhi suami tanpa bertanya?

Dalam beberapa urusan pribadi, saya berkonsultasi dengannya dan dalam beberapa kasus, berdasarkan kewajiban agama, saya meminta izin darinya. Saya tidak menyembunyikan urusan apapun darinya dan menyetujui pendapatnya dalam seluruh masalah yang dibutuhkan.

Tanya: Tipe ayah yang seperti apakah Ayatullah Khamenei?

Beliau sangat sensitif dalam hal agama, moral, dan pendidikan anak-anak dan mendorong anak-anak kami untuk salat, membaca Quran, dan berolah raga. Beliau selalu berkata mengenai pendidikan putri kami. Beliau ingin mereka menjadi dokter.

Tanya: Apakah Anda bekerja untuk pemerintah?

Sebagai wanita muslim di Republik Islam Iran, saya memiliki beberapa tugas yang sama seperti wanita lain dan melakukan yang terbaik sesuai kemampuan, tapi secara khusus saya tidak memiliki tanggung jawab resmi.

Tanya: Apa yang suami harapkan dari Anda?

Beliau mengharapkan ketenangan dan lingkungan keluarga yang bahagia dan sehat lebih dari apapun.

Tanya: Mohon ceritakan kepada pembaca kami pandangan Anda mengenai pakaian sederhana yang islami.

Dalam pandangan saya, pakaian terbaik bagi wanita di luar rumah adalah chador. Tentu, tidak ada larangan menurut agama untuk memakai jenis pakaian lain asalkan menutup tubuh dengan sempurna dan tidak ketat. Tapi secara keseluruhan, saya lebih memilih chador. Untuk di dalam rumah cukup berbeda. Tentu saja pakaian, dalam hal apapun, haruslah sesuai dengan kesopanan Islam.

Tanya: Gaya hidup seperti apa yang Anda miliki?

Selama bertahun-tahun kami benar-benar menghilangkan barang mewah dari rumah. Keindahan itu bagus, tapi kita tidak boleh menikmati hidup mewah hanya untuk kepentingan diri. Di rumah, kami tidak memiliki dekorasi dalam arti biasa, tidak juga karpet, tirai, furnitur berharga, dan sebagainya. Kami telah melepas diri dari hal seperti itu sejak lama. Dalam hidup, kami mencoba untuk menyediakan segala sesuatu berdasarkan kebutuhan yang sebenarnya. Orang tua Tuan Khamenei adalah teladan dalam hal ini dan ibunya mengkritik hal seperti itu dan saya memiliki pandangan yang sama. Saya selalu menasihati anak saya bahwa mereka harus bertindak seperti ini dalam perilaku pribadi mereka. Kami percaya bahwa pengeluaran untuk barang-barang mewah tidaklah diperlukan.

Tanya: Apakah Anda, atau pernahkah Anda, bekerja di luar rumah?

Pekerjaan dalam arti umum, tidak. Jika melayani dianggap sebagai kerja menurut penafsiran Anda, maka harus saya katakan bahwa saya bekerja di luar rumah setiap waktu.

Tanya: Bagaimana dengan pekerjaan sosial?

Dalam pandangan saya, seseorang haruslah mendekati secara langsung kaum miskin untuk membantu mereka. Jika semua orang melakukan ini dengan benar maka tidak dibutuhkan lagi organisasi resmi untuk membantu orang-orang miskin. Pemeriksaan ke daerah miskin, mengunjungi rumah-rumah, lokakarya, dan sekolah-sekolah di daerah itu memberikan setiap orang kesempatan untuk membantu orang-orang miskin dan kurang mampu.

Tanya: Ada pesan untuk pembaca kami?

Pesan saya untuk seluruh wanita dari seluruh bangsa dan agama adalah bahwa mereka harus menjaga kehormatan dan keagungan wanita melalui perbuatan dan perilaku mereka, dan melalui ketaatan terhadap kesucian dan kemurniaan feminitas. Wanita muslim harus memahami nilai-nilai pakaian islami yang sederhana dan sopan, dan jangan menyerah terhadap godaan musuh mengenai hijab. Nasihat saya lebih lanjut untuk wanita muslim agar mereka tidak menarik diri dari aktivitas sosial dan politik. Di Iran, kehadiran wanita di beberapa tempat menghasilkan keberhasilan Revolusi, dan saat ini wanita berpartisipasi dalam semua kegiatan negara, baik itu sosial, politik, ataupun ilmu pengetahuan.

Penerjemah: Ali Reza Aljufri © 2010
Sumber: Mahjubah, The Magazine for Muslim Women, 1992; islam-pure.de

mainsource:http://ejajufri.wordpress.com/2010/09/06/wawancara-dengan-istri-ayatullah-khamenei/

0 comments to "Pesan Istri Ayatullah Khamenei untuk Wanita Muslim"

Leave a comment