Home , , , , , , , , , � Zionis Harga Mati...Palestina harus tetap dibawah cengkraman kami KAUM ZIONIS !!!!!! “sandal kediktatoran” menggantikan posisi "sepatu kediktatoran"

Zionis Harga Mati...Palestina harus tetap dibawah cengkraman kami KAUM ZIONIS !!!!!! “sandal kediktatoran” menggantikan posisi "sepatu kediktatoran"






Amerika Ancam PBB Jika Akui Kemerdekaan Palestina

Mantan duta besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, John Bolton, mengimbau Kongres agar dengan lantang menyuarakan bahwa segala bentuk resolusi di Majelis Umum PBB terkait kemerdekaan negara Palestina, akan berujung pada penghentian bantuan keuangan Amerika Serikat kepada lembaga internasional tersebut.

Di masa jabatan John Bolton, rezim Zionis Israel menyebutnya sebagai diplomat kedelapannya. Pada era itu, Bolton senantiasa mengorbankan kepentingan Amerika Serikat demi tuntutan ilegal Israel.

Foreign Policy menulis, Bolton juga mengingatkan Kongres bahwa ancaman penghentian bantuan kemanusiaan kepada PBB itu harus dikemas dalam sebuah keputusan Kongres. Bolton menekankan bahwa Amerika Serikat akan menghentikan kerjasamanya dengan PBB.

"Jika Majelis Umum PBB tidak memperhatikan peringatan tersebut, maka seluruh bantuan yang diberikan Washington kepada Sekretariat Jenderal PBB di New Yok akan dihentikan," tegas Bolton.

Menyinggung sidang September mendatang serta kesepakatan rekonsiliasi nasional antara Hamas dan Fatah dalam membentuk pemerintahan bersatu, Foreign Policy menyebutkan, "Apakah PBB memilih mengakui kemerdekaan bangsa Palestina, atau lebih memilih menerima kelanjutan bantuan dana dan menolak kemerdekaan Palestina?"
(IRIB/MZ/6/6/2011)

Imam Khamenei Dalam Pandangan Sayid Hasan Nasrullah

Sekjen Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah) Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, setalah memahami dengan sempurna semangat jihad, ideologi dan politik Imam Khamenei baru kita dapat mengatakan memiliki seorang Imam yang cakap dalam memimpin, seorang pemimpin besar dalam berijtihad dan Imam besar dalam politik serta takwa. Seorang pemimpin yang kompeten dan ahli strategi, ungkap Sayid Hasan.

Menurut laporan IRNA dari Beirut, Sayid Hasan Nasrullah Senin pagi (6/6) saat berbicara di konferensi internasional "Inovasi dan Ijtihad dalam Pemikiran Rahbar" yang digelar di Hotel Marriott, Beirut mengatakan, saya bangga dapat hadir dan berbicara di konferensi ini untuk mengenalkan pemikiran Imam Khamenei. Konferensi ini juga dihadiri sejumlah pejabat dan utusan Iran termasuk Haddad Adel, Misbahi Muqaddam, anggota parlemen dan Ayatullah Sayid Ahmad Khatami, Khatib Shalat Jum'at Tehran.

Sayid Hasan Nasrullah menambahkan, konferensi yang mengkaji pemikiran Imam Khamenei ini untuk pertama kalinya digelar di luar Iran. Sejak tahun 1982 saya bertemu beberapa kali dengan Imam Khamenei dan dari dekat menyaksikan pemikiran, kesederhanaan, akhlak dan pola pandang, analisa serta kepemimpinan beliau menghadapi krisis, tandas Sayid Hasan Nasrullah.

Sekjen Hizbullah juga menyatakan, hampir seluruh buku tulisan Imam Khamenei sejak diangkat menjadi Rahbar hingga kini telah saya pelajari. Saya juga mendengarkan pelajaran fikih yang beliau sampaikan, tegas Sayid Hasan Nasrullah. (IRIB/IRNA/MF/6/6/2011)

Presiden Amerika dan Pengabdian untuk Kaum Zionis

Barack Obama

Sejak beberapa dekade lalu, AS sebagai kekuatan adidaya dunia berusaha mengarahkan semua transformasi yang terjadi di kawasan Timur Tengah untuk kepentingannya termasuk memanfaatkannya untuk melegitimasi keberadaan Israel sebagai negara di kawasan ini. Menilik perkembangan di kawasan setelah kemenangan revolusi Islam di Iran tahun 1979 lalu kekalahan beruntun yang diderita rezim Zionis Israel di Lebanon yang memaksanya keluar dari wilayah selatan negara itu pada tahun 2000 membuat pengaruh AS dalam perkembangan di kawasan semakin redup.

Kebijakan militerisme yang dijalankan pemerintahan Bush Junior dengan menyerang Afghanistan lalu Irak adalah salah satu upaya untuk mengakhiri proses melemahnya kekuatan strategis AS ini. Seiring dengan itu para perancang strategi AS rajin menebar omongan tentang peta Timur Tengah Baru, namun di tengah medan, militer AS justeru terlilit kesulitan yang sangat besar. Agresi ke Afghanistan dan Irak semakin memperburuk citra AS di dunia, khususnya di mata bangsa-bangsa di kawasan.

Demonstasi menentang kebijakan ekspansionisme AS tidak hanya terbatas pada pengungkapan kebencian terhadap negara adidaya itu, tetapi juga mengguncang pilar-pilar kekuasaan rezim-rezim despotik dukungan AS. Sikap Washington menarik. Setelah terjebak dalam sikap kontradiktif akibat keterkejutan yang sangat menyaksikan kebangkitan rakyat di kawasan, kini AS berusaha keras mengarahkan fenomena yang terjadi untuk kepentingannya dan memalingkan revolusi rakyat ini dari tujuan aslinya.

Apa yang terjadi di Timur Tengah tentu saja berpengaruh langsung terhadap Rezim Zionis Israel. Selama ini, dengan mengantongi dukungan penuh dari AS dan sejumlah negara Barat serta kepasifan sikap rezim-rezim despotik Arab, Israel sangat leluasa memaksakan kehendaknya terhadap rakyat Palestina tanpa merasa cemas akan reaksi yang mungkin muncul. Namun kini, kondisi bakal berubah. Pergolakan rakyat di Timur Tengah dan utara Afrika telah mengubah keadaan dan membuat posisi Israel terpojok. Tentunya, Rezim Zionis berharap AS dan negara-negara Barat tetap membela dan mendukungnya secara penuh. Untuk menggalang dukungan ini PM Benyamin Netanyahu melakukan lawatan ke AS, Inggris dan Perancis. Di Paris dan London, Netanyahu gagal meyakinkan pemerintah Inggris dan Perancis untuk tidak mendukung berdirinya negara Palestina merdeka. Nampaknya, sikap itu terpaksa diambil kedua negara tersebut untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan di Timur Tengah. Meski Paris dan London baru menyatakan sedang mempelajari masalah kemerdekaan Palestina, namun hal itu sudah cukup menyakitkan bagi PM Israel.

Di Washington, Netanyahu dikejutkan oleh pernyataan Presiden Barack Obama yang baginya terasa baru. Obama meminta Israel untuk menghentikan proyek permukiman Zionis, kembali ke meja perundingan dengan Palestina dan menerima perbatasan tahun 1967. Pernyataan Obama itu membuat geram Netanyahu, para pembesar Zionis dan kubu pendukung zionisme. Mitt Romney, mantan gubernur Massachusetts dari kubu Republik mengatakan, dengan pernyataannya itu, Obama ibaratnya telah melemparkan Israel ke bawah roda kendaraan. Dia telah memberi poin kemenangan kepada pihak Palestina bahkan sebelum dimulainya kembali perundingan. Seiring dengan itu, Newt Gingrich, mantan ketua DPR yang dikenal sebagai anggota AIPAC, lobi kuat Israel di AS mengenai pernyataan Obama mengatakan, "Ini adalah pidato Presiden AS yang paling membahayakan eksistensi Israel."

Kata-kata Barack Obama tentang mundurnya Israel ke perbatasan 1967 menjadi topik hangat yang mewarnai media-media lokal Israel. Yehiot Aharonot menulis, "Dengan mendesak kemerdekaan Palestina dengan batas wilayah tahun 1967 yang langsung ditentang oleh PM Benyamin Netanyahu, Barack Obama praktis telah menantang Israel." Koran ini dalam analisanya menyebutkan, pernyataan Obama sungguh di luar dugaan Netanyahu. Sementara itu, Maariv, koran Israel lainnya mengenai masalah yang sama menulis, mulai saat ini Netanyahu akan melakukan apa saja untuk mencegah terpilihnya kembali Barack Obama.

Derasnya kecaman dan protes dari kalangan Zionis dan lobi-lobi pendukungnya memaksa Barack Obama untuk mengendurkan sikap. Empat hari setelahnya, saat berbicara di forum AIPAC, sang Presiden mengatakan bahwa yang ia maksudkan dengan perbatasan tahun 1967 adalah pihak Palestina dan Israel merundingkan bersama perbatasan wilayah di antara mereka, yang berbeda dengan perbatasan bulan Juni 1967. Dengan demikian, Gedung Putih tidak komitmen dengan ketentuan internasional yang telah disetujuinya sendiri. Penolakan ketentuan internasional itu berarti bahwa negara Palestina yang bakal berdiri nanti hanya meliputi dua persen dari seluruh wilayah negeri Palestina atau sekitar sepersepuluh wilayah tahun 1967.

Pidato Barack Obama di forum AIPAC disambut baik oleh kalangan Zionis. Departemen Luar Negeri Israel dalam reaksinya menyatakan, Obama meyakini bahwa penyampaian kata-katanya yang kurang baik telah sudah disalahartikan. Sebab, Obama yakin bahwa AS dan Israel tidak bisa dipisahkan. Karenanya, komitmen AS terhadap keamanan Israel tegas dan sangat kokoh. Reporter Voice of America (VOA) di Tel Aviv mengatakan, pidato Barack Obama di forum AIPAC diyakini oleh para pengamat Israel sebagai upaya untuk mencairkan ketidakharmonisan hubungan pribadinya dengan Netanyahu dan menekan derasnya arus kritik dan kecaman Yahudi AS dan kubu Republik terhadapnya. Ditambahkannya, musim semi tahun 2008, Obama yang menjadi kandidat Demokrat untuk pemilihan presiden berhasil menarik dukungan warga Yahudi AS setelah menyampaikan pidatonya yang berapi-api di forum AIPAC. 78 persen Yahudi AS lebih memilih dia dibanding Senator John Mc Cain dari kubu Republik yang selalu dikenal sebagai pendukung Israel.

Dua pidato Barack Obama tentang kemerdekaan Palestina dan perbatasan wilayah tahun 1967 yang sangat bertentangan dan disampaikan hanya selang beberapa hari itu membuktikan bahwa lobi Yahudi memang mempunyai kekuatan besar di lembaga-lembaga pengambil keputusan di AS. Lobi inilah yang menentukan siapa yang berhak untuk dipilih sebagai Presiden di AS dan siapa yang tidak.(irib/6/6/2011)

Palestina Akan Mendapatkan Kebebasannya

Dalam peringatan Haul Imam Khomeini yang ke 22, Ayatullah Ali Khamanei menyampaikan ceramahnya dengan mengangkat isu Palestina dan mengatakan, "Palestina adalah negeri yang satu dan tak terbagi. Negeri ini adalah milik umat Islam dan tak diragukan, Palestina akan kembali ke pangkuan Islam."


Palestina Akan Mendapatkan Kebebasannya

Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Sabtu (4/6) dalam acara peringatan haul Imam Khomeini (ra) ke-22 yang dihadiri oleh lautan manusia yang memadati komplek makam Pendiri Republik Islam dan Pemimpin Agung Revolusi Islam, menyatakan bahwa kebangkitan bangsa-bangsa Muslim di kawasan saat ini telah diramalkan oleh Imam Khomeini.


Menyinggung khittah Imam Khomeini, beliau mengatakan, dalam khittah ini spiritualitas, rasionalitas dan keadilan adalah rukun utamanya. "Loyalitas dan komitmen dengan warisan beliau yang luhur ini akan menghadiahkan kemuliaan, kemajuan dan ketinggian bagi bangsa Iran seperti yang selama ini terjadi," kata beliau.


Rahbar menyebut hari peringatan wafatnya Imam Khomeini tanggal 14 Khordad (4 Juni) setiap tahunnya sebagai kesempatan untuk memperbarui kenangan indah bangsa ini dengan pemimpinnya. Menyinggung tibanya bulan Rajab yang penuh berkah pada peringatan ini, beliau menandaskan, haul Imam tahun ini diperingati seiring dengan maraknya kebangkitan bangsa-bangsa Muslim di kawasan. Inayah Allah telah membuktikan kebenaran ramalan insan Ilahi ini.


Ayatullah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa khittah Imam Khomeini adalah kekayaan besar yang dimiliki bangsa Iran. "Dengan berbekal kekayaan yang agung ini, rakyat Iran berhasil melewati segala rintangan sulit selama 32 tahun dan ke depan pun akan seperti itu," imbuh beliau.


Menyinggung kecintaan besar rakyat Iran kepada Imam Khomeini, beliau mengatakan, "Kecintaan rakyat yang mendalam ini tidak terbatas pada sisi emosi semata. Sebab, makna dari kecintaan yang mendalam adalah menerima dan loyal kepada ajaran Imam sebagai khittah yang terang dan jelas bagi perjalanan bangsa."


Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan bahwa spiritualitas, rasionalitas dan keadilan adalah unsur utama khittah Imam yang nampak dalam perkataan dan tindakan beliau. "Imam Khomeini adalah figur pesuluk spiritual dan ahli dzikir, khusyuk dan ketundukan kepada Allah. Tawakkal beliau yang kuat kepada Allah tak mengenal kata akhir. Namun demikian, dalam setiap hal beliau selalu memperhatikan rasionalitas, kebijaksanaan, perhitungan dan logika. Sama seperti rasionalitas dan spritualitas, beliau juga meyakini keadilan yang berasal dari lubuk ajaran Islam," jelas Rahbar.


Salah satu manifestasi dari rasionalitas Imam, kata beliau, adalah pemilihan sistem demokrasi agama sebagai dasar negara di sebuah negeri yang selama beberapa abad dikuasai oleh sistem despotisme dan kediktatoran.


Contoh lain dari rasionalitas Imam adalah kejelian dalam mengenal lawan yang dibarengi dengan kecerdikan dan resistensi penuh dalam menghadapi mereka. "Berbeda dengan sebagian kalangan yang memandang bahwa terkadang logika menuntut untuk bersikap lunak di depan lawan, logika Imam justeru menilai sikap lunak terhadap lawan sebagai tindakan yang memberi kesempatan kepada musuh untuk melangkah maju. Karena itu sepanjang hidupnya, Imam selalu tampil tegar sekokoh gunung di hadapan lawan-lawannya," jelas beliau.
Mengenai usaha tak mengenal henti dari kaum arogan dan kaki tangannya di dalam negeri di era dinasti Qajar dan Pahlevi untuk menebar apatisme dan rasa hina di tengah bangsa Iran, Ayatullah al-Udzma Khamenei mengatakan, kepada bangsa yang seperti ini, Imam Khomeini meniupkan semangat rasa percaya diri dan menanamkan slogan ‘kita bisa' di dalam lubuk hati bangsa yang paling dalam.


Beliau menambahkan, kemajuan kaum muda di negeri ini yang mencengangkan di berbagai bidang keilmuan, teknologi dan industri tercapai berkat kerja keras Imam yang logis untuk menghidupkan kembali potensi kemampuan banga Iran.


Contoh lain dari pemikiran jernih dan rasionalitas Imam dapat dicermati dari proses penyusunan hingga pengesahan konstitusi negara. "Dengan ketelitiannya, beliau menetapkan bahwa pemilihan para penyusun konstitusi dan pengesahan akhir konstitusi harus melalui suara dan pilihan rakyat lewat referendum," tutur beliau.


Rahbar menjelaskan bahwa dalam khittah Imam Khomeini, negara adalah milik rakyat bukan milik para diktator dan kaum despotik seperti rezim Syah yang mengaku memiliki negeri ini.
Beliau menambahkan, dengan tindakan-tindakannya yang rasional, Imam Khomeini telah membuat dasar hukum, sosial dan politik negara ini sedemikian kokoh sehingga bisa menjadi pondasi bagi tegaknya sebuah peradaban Islam yang agung.


Lebih lanjut Ayatullah al-Udzma Khamenei menerangkan sisi spiritualitas Imam Khomeini dengan menyatakan bahwa spiritualitas beliau sangat mengagumkan. "Sejak awal perjuangannya, beliau melangkah sesuai tugas dan kewajiban yang beliau pikul. Kepada para pejabat negara, beliau juga selalu berpesan agar melaksanakan tugas untuk Allah," imbuh beliau.
Imam, kata beliau, selalu mengimbau para pejabat negara agar memandang diri mereka tidak lebih tinggi dari rakyat atau merasa jauh dari aib dan bebas kritik.


Mengenai keadilan sebagai unsur utama yang lain dalam khittah Imam Khomeini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung perhatian besar Imam kepada kaum lemah dan miskin. "Imam selalu menekankan untuk memperhatikan nasib kaum lemah. Beliau juga sering berbicara tentang kelompok masyarakat yang beliaiu sebut ‘kaum tanpa alas kaki' dan ‘penghuni gubuk'. Dengan membawakan ungkapan seperti itu, Imam menyeru para pejabat negara untuk menghindari kemewahan dan memperhatikan nasib kaum miskin. Pelajaran ini jangan sampai terlupakan dalam kondisi apapun juga," jelas beliau.


Pemimpin Besar Revolusi Islam di bagian lain pidatonya membahas perkembangan terkini di kawasan. Beliau menyebut kebangkitan agung bangsa-bangsa Muslim di kawasan utara Afrika dan Timur Tengah sebagai fenomena yang sangat penting dan menentukan dalam sejarah.
"Peristiwa yang terjadi di Mesir, Tunisia, Libya, Yaman dan Bahrain masing-masing memiliki kondisi dan penjelasannya tersendiri. Akan tetapi, ketika suatu bangsa telah sadar dan bangkit lalu merasa kuat dan berkemampuan, tak akan ada yang bisa menghalangi keberhasilannya," kata beliau.


Rahbar menambahkan, sistem hegemoni, Setan Besar, dan kaum zionis yang haus darah terus berusaha untuk menghalangi keberhasilan akhir bangsa-bangsa ini. Namun, ketika bangsa-bangsa ini telah tersadarkan dan komitmen dengan seruan al-Qur'an untuk tabah dan resisten serta yakin akan janji pertolongan Allah, maka bangsa itu pasti akan berhasil.
Mengenai Libya, beliau menjelaskan bahwa kebijakan Barat adalah membuat Libya menjadi negara yang lemah. "Libya adalah negara yang penting dan memiliki sumber kekayaan minyak yang berlimpah, dengan letak geografisnya yang berdekatan dengan Eropa. Barat berusaha membuat negara ini lemah lewat perang saudara. Pada tahap berikutnya, negara itu akan jatuh dalam kendali Barat baik secara langsung atau tidak," tegas beliau.


Kondisi yang hampir sama terjadi di Yaman. Mengenai Bahrain, Ayatullah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Rakyat Bahrain berada dalam ketertindasan penuh. Dengan mengungkit masalah kesyiahan warga Bahrain, Barat dan sekutu-sekutunya berusaha mengesankan bahwa apa yang terjadi di Negara itu aalah konflik sektarian. Memang, sepanjang sejarah rakyat Bahrain menganut faham Syiah. Akan tetapi masalah yang terjadi di Bahrain tidak ada kaitannya dengan isu Syiah dan Sunni. Yang terjadi di sana adalah kebangkitan rakyat yang tertindas yang menuntut hak-hak asasi mereka seperti hak suara dan peran dalam membentuk pemerintahan dan mengatur negara."


Beliau melanjutkan, "Para pejabat AS yang pembohong dan licik namun gemar mengklaim diri sebagai pembela hak asasi manusia dan demokrasi justeru bungkam seribu bahasa menyaksikan pembantaian warga Bahrain. Mereka memang mengakui masuknya tentara Arab Saudi ke Bahrain. Tapi semua orang mengetahui bahwa Arab Saudi tak mungkin bertindak tanpa persetujuan dari AS. Karena itu, dalam kasus Bahrain, AS juga bertanggung jawab."
Rahbar menyatakan bahwa gerakan rakyat di kawasan memiliki tiga kriteria utama yaitu keislaman, anti Amerika dan Zionisme, dan kerakyatan. Beliau menambahkan, kriteria-kriteria ini nampak jelas, terlebih pada revolusi rakyat Mesir.


Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Republik Islam Iran akan mengiringi setiap gerakan yang memiliki kriteria-kriteria ini. Akan tetapi jika menyaksikan provokasi Amerika dan orang-orang Zionis, kami tidak akan menyertai gerakan itu. Sebab kami yakin bahwa Setan Besar dan sekutu-sekutunya tak akan pernah berbuat untuk kebaikan bangsa-bangsa lain di dunia."


Lebih lanjut beliau menyeru bangsa-bangsa Muslim di kawasan Timur Tengah dan utara Afrika untuk pandai-pandai bersikap menghadapi makar dan gerak-gerik Barat. "Bantuan yang dikemas dengan bingkai persahabatan adalah salah satu modus AS untuk menguasai bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa di kawasan khususnya rakyat Mesir yang memiliki warisan keislaman dan budaya yang bernilai harus waspada untuk mencegah musuh yang sudah mereka usir kembali masuk melalui celah yang terbuka," imbau beliau.


Ayatullah al-Udzma Khamenei memuji langkah rakyat Mesir dalam masalah Palestina, Gaza dan pintu perbatasan Rafah seraya menyebutnya sebagai langkah yang sangat bernilai. "Langkah-langkah seperti ini harus terus berlanjut, sehingga dengan bantuan Allah cita-cita revolusi Mesir bisa terwujud secara sempurna," kata beliau.


Beliau juga mengimbau semua pihak untuk mewaspadai upaya musuh menebar perpecahan di tengah umat.


Di bagian akhir pembicaraannya, Rahbar mengangkat isu Palestina dan mengatakan, "Palestina adalah negeri yang satu dan tak terbagi. Negeri ini adalah milik umat Islam dan tak diragukan, Palestina akan kembali ke pangkuan Islam."


Beliau menandaskan, solusi yang ditawarkan AS dalam isu Palestina tidak membuahkan hasil. Sebab, solusi yang tepat adalah prakarsa yang telah diajukan Republik Islam Iran beberapa tahun lalu. Dengan prakarsa itu sistem pemerintahan apa yang bakal berdiri di Palestina ditentukan lewat mekanisme referendum yang diikuti oleh rakyat pemilik asli negeri ini.


Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, setelah berdirinya pemerintahan yang dikehendaki oleh rakyat Palestina di seluruh wilayah negeri itu, mereka pulalah yang mesti menentukan nasib orang-orang zionis yang datang dari berbagai negara ke negeri mereka.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=245746


Karena Syiah, Dua Polisi Kuitah Diterjang Peluru


Pertikaian Mazhab di Kuitah Pakistan kembali menelan korban. Dua anggota kepolisian tewas dan 3 orang lainnya terluka akibat terjangan peluru yang dilepaskan secara membabi buta oleh kelompok anti Syiah.


Karena Syiah, Dua Polisi Kuitah Diterjang Peluru

Menurut Kantor Berita ABNA, dua anggota kepolisian setempat beberapa hari sebelumnya tewas akibat terjangan peluru oleh teroris yang dipicu oleh perselisihan mazhab. Dalam serangan mendadak tersebut selain merenggut nyawa dua polisi tersebut juga sempat melukai 3 orang lainnya.

Diberitakan secara resmi oleh pihak kepolisian setempat, bahwa kedua anggota kepolisian tersebut dalam keadaan sedang mengendarai sepeda motor menuju kantor tempat mereka sehari-harinya bekerja yang kemudian dalam perjalanan mendapat terjangan peluru yang mengakibatkan kematian mereka. Terjangan peluru membabi buta tersebut juga melukai satu staff kepolisian lainnya dan seorang warga sipil beserta istrinya yang pada saat yang sama berada pada lokasi kejadian.

Kepala kepolisian dalam penyampaiannya menyebutkan, "Karena yang menjadi korban adalah anggota kepolisian yang menganut mazhab Syiah, karenanya kami berkesimpulan penyerangan tersebut dipicu oleh kebencian mazhab."

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=245745

Imam Khomeini: Islam Anti Kediktatoran

Jika Anda melihat pemerintahan Islam, Anda akan temukan bahwa kediktatoran sama sekali tidak memiliki tempat dalam Islam.


Imam  Khomeini: Islam Anti Kediktatoran

Menurut Kantor Berita ABNA, Pada tanggal 23-1-1679, Imam Khomeini ra pernah diwawancarai oleh dua koran: Ettelaat dan Kayhan ketika ia masih diasingkan di Paris. Dalam wawancara tersebut, ia menjawab seluruh pertanyaan yang dilontarkan berkenaan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan Revolusi Islam Iran. Dewan Revolusi, swastanisasi industri, kebebasan berpendapat, kebebasan berpartai, peran wanita, hak kepemilikan dalam pemerintahan Islam, dan lain sebagainya merupakan tema-tema yang sempat dilontarkan. Salah satu pertanyaan wartawan berkisar pada isu merebak yang mengklaim bahwa “sandal kediktatoran” akan menggantikan posisi “sepatu kediktatoran”. Imam Khomeini ra menegaskan, Islam tidak mengakui kediktatoran.

Petikan wawancara tersebut adalah berikut ini:

Wartawan: Setelah Anda kembali ke Iran yang menurut rencana akan dilaksanakan pada hari Jumat mendatang, apakah tindakan pertama yang akan Anda ambil? Apakah anggota Komite Revolusi Pemerintahan Islam akan diumumkan sebelum segala sesuatu yang lain atau tidak?

Imam: Tindakan pertama yang akan saya lakukan adalah nasihat kepada rakyat Iran. Insya Allah bila memungkinkan, kami akan menguraikan prinsip jalan kami di Bahesyt-e Zahra. Seluruh tindakan yang harus dilakukan sebelum segala sesuatu akan saya jelaskan nanti.

Wartawan: Apakah struktur Dewan Revolusi akan terbentuk dari kalangan pekerja, cendekiawan revolusioner Muslim, dan para pembesar daerah? Ataukah dewan ini akan didominasi oleh mayoritas kalangan ulama?

Imam: Tidak! Mayoritas anggota dewan ini tidak akan dipenuhi oleh kalangan ulama. Kalangan ulama, sebagaimana layaknya kelompok masyarakat yang lain, juga hanya memiliki wakil di dewan ini.

Wartawan: Jika mungkin, tolong Anda jelaskan secara ringkas garis-garis besar pemerintahan Islam dalam bidang ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan.

Imam: Hal ini adalah masalah-masalah yang tidak dapat saya jelaskan sekarang bagi Anda. Islam akan menghadiahkan kebebasan dan juga akan memberikan khusus terhadap masalah ekonomi. Seluruh kebutuhan sebuah negara juga akan memperoleh perhatian khusus. Para ahli harus pada masing-masing bidang harus mengambil sikap yang tepat dan tanggap untuk menangani masalah ini.

Wartawan: Apakah maksud Anda bahwa dalam pemerintahan Islam, swastanisasi merupakan sebuah tindakan yang tak terelakkan?

Imam: Masalah ini juga harus dipelajari dengan seksama.

Wartawan: Bagaimana kondisi kaum minoritas yang hidup di Iran dalam pemerintahan Islam?

Imam: Kaum minoritas dalam pandangan Islam harus dihormati. Sebagaimana layaknya warga negara yang lain, kaum minoritas juga bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan sejahtera dan tidak boleh diganggu.

Wartawan: Berkenaan dengan kebebasan berpendapat dan berakidah, apakah batasan-batasan yang ingin Anda tetapkan? Menurut pendapat Anda, apakah harus ada pembatasan atau tidak?

Imam: Jika tidak membahayakan kestabilan bangsa, setiap pendapat dan pandangan bisa diutarakan. Hal-hal yang membahayakan kestabilan bangsa tidak layak diberi kebebasan.

Wartawan: Apakah maksud Anda, seluruh partai bisa bebas atau tidak?

Imam: Seluruh rakyat bebas, kecuali partai yang bertentangan dengan kemaslahatan negara.

Wartawan: Bagaimana peran kaum wanita dalam pemerintahan Islam? Sebagai contoh, apakah mereka bisa ikut serta aktif dalam urusan negara? Apakah mereka bisa menjadi seorang wakil atau menteri? Tentunya apabila mereka memeliki kelayakan.

Imam: Berkenaan dengan masalah ini, pemerintahan Islam telah menentukan tugas-tugas tertentu. Sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk melontarkan pandangan sekaitan dengan masalah ini. Kaum wanita sebagaimana kaum pria memiliki andil besar dalam membangun pemerintahan Islam masa depan. Mereka memiliki hak untuk memilih dan dipilih. Dalam perjuangan terakhir bangsa Iran, kaum wanita Iran juga memiliki saham besar sebagaimana kaum pria. Kami akan memberikan aneka ragam kebebasan bagi kaum wanita. Tentunya, kami juga akan mencegah segala bentuk kerusakan. Dalam masalah ini, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita.

Wartawan wanita: Karena Anda telah menerima saya sebagai seorang wanita, hal ini membuktikan bahwa revolusi kita adalah sebuah revolusi yang maju. Sekalipun banyak orang berusaha untuk menunjukkan bahwa revolusi ini adalah sebuah revolusi yang terbelakang. Menurut Anda, apakah kaum wanita harus mengenakan hijab?

Imam: Anda mengatakan bahwa saya telah menerima kedatangan Anda. Sebenarnya saya tidak menerima kedatangan Anda. Anda sendiri yang telah datang ke tempat dan saya tidak tahu bahwa Anda akan datang ke tempat ini. Kedatangan Anda ke tempat ini juga bukan bukti bahwa Islam adalah agama yang maju. Kemajuan juga tidak memiliki arti yang dipahami oleh sebagian kaum wanita atau kaum pria kita. Kemajuan bergantung kepada kesempurnaan insani dan jiwa, serta fungsi seseorang dalam negara dan terhadap rakyat. Kemajuan bukannya kita kita bisa pergi nonton di sinema atau pergi berdansa. Semua ini adalah model-model kemajuan yang telah diciptakan oleh mereka untuk Anda. Sebenarnya mereka telah menjerumuskan Anda ke belakang. Jelas, kita harus mengganti semua ini. Anda bebas dalam mengerjakan tindakan dan kerjaan yang benar. Anda bisa pergi sekolah ke perguruan tinggi dan melakukan tindakan yang benar. Seluruh rakyat dalam masalah ini bebas bertindak. Akan tetapi, jika mereka ingin melakukan sebuah tindakan yang bertentangan dengan harga diri insani atau membahayakan stabilitas rakyat, tentu tindakan ini akan dicegah. Dan hal ini adalah bukti sebuah kemajuan.

Wartawan: Bagaimanakah bentuk hak kepemilikan, khususnya hak kepemilikan tanah, dalam pemerintahan Islam?

Imam: Hal ini akan jelas nanti.

Wartawan: Menurut Anda, bagaimanakah posisi surat kabar nantinya?

Imam: Koran-koran yang tidak membahayakan stabilitas rakyat dan koran-koran yang tulisannya tidak menyesatkan bebas beraktifitas.

Wartawan: Ada beberapa negara yang sekarang ini membela Syah Pahlevi secara terang-terangan. Jika mereka menyatakan penyesalan, apakah Anda akan melanjutkan hubungan politik dengan mereka?

Imam: Iya, kecuali Israel. Israel dikecualikan. Begitu pula Afrika Selatan dan negara-negara yang membela diskriminasi ras dan suku.

Wartawan: Dalam banyak kesempatan, Anda menyatakan bahwa Israel adalah musuh Islam. Apakah pemerintahan Islam mungkin menyatakan perang dengan negara ini?

Imam: Tergantung tuntutan masa.

Wartawan: Jika ada negara-negara di dunia Islam yang ingin mengikuti jejak Iran untuk membentuk Republik Islam, apakah mereka harus menerima mazhab Syiah atau tidak?

Imam: Tidak. Tidak ada kewajiban dalam menganut mazhab.

Wartawan: Sebagian kelompok kecil, melalui surat dan telpon, mengutarakan kepada kami bahwa dari dominasi “sepatu kediktatoran” kita akan digiring ke naungan “sandal kediktatoran”.

Imam: Mereka adalah para kaki tangan Syah Pahlevi. Mereka telah bertahun-tahun mengulang-ulangi ucapan ini. Seluruh ucapan ini telah didiktekan oleh Syah kepada mereka. Mereka mengutarakan hal ini kepada Anda karena masih ingin mengembalikan Syah (ke Iran). Katakan kepada mereka, Syah tidak akan pernah kembali lagi. Jika Anda melihat pemerintahan Islam, Anda akan temukan bahwa kediktatoran sama sekali tidak memiliki tempat dalam Islam.

Wartawan: Dalam rangka kembali ke Iran, jika Anda berhadapan dengan kudeta militer, apa yang akan Anda lakukan?

Imam: Tidak ada. Kami akan selalu berjuang. (Sumber: Shahifeh-e Nur, jld. 5, hlm. 519-522)

[Terjemahan wawancara dinukil dari Kantor Berita Shabestan]

0 comments to "Zionis Harga Mati...Palestina harus tetap dibawah cengkraman kami KAUM ZIONIS !!!!!! “sandal kediktatoran” menggantikan posisi "sepatu kediktatoran""

Leave a comment