Home , , , , , , , � Demonstran di Yaman: "Arab Saudi dan AS", Musuh Negara!!!???

Demonstran di Yaman: "Arab Saudi dan AS", Musuh Negara!!!???

Pengunjuk rasa anti-rezim, hari Selasa (12/11/2011) kembali turun ke jalan di barat daya Yaman dalam rangka menuntut pihak-pihak asing, khususnya AS dan Arab Saudi, supaya mengakhiri campur tangan atas urusan dalam negeri Yaman.

Para demonstran membawa spanduk dengan slogan-slogan anti-AS di jalan-jalan kota Dhamar. Mereka menyerukan slogan yang berbunyi, "Musuh Yaman adalah Amerika Serikat." Demikian dilaporkan Press TV, Selasa (12/11/2011)

Para demonstran juga mengecam Arab Saudi yang bersekongkol dengan Amerika Serikat dalam rangka memadamkan Revolusi Rakyat Yaman. Demonstrasi serupa juga digelar di kota-kota lain Yaman sejak awal bulan Juni 2011 ini.

Sejak bulan Januari 2011 menyusul Revolusi Rakyat di Tunisia dan Mesir, ratusan ribu Yaman terus menggelar demonstrasi massal secara rutin di kota-kota besar negara ini. Tuntutan utama mereka adalah menentang praktek korupsi, melawan pengangguran dan menggulingkan rezim Abdullah Saleh Ali. Saat ini, Presiden Abdullah Saleh masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi menyusul serangan roket di Istana Presiden Yaman pada tanggal 3 Juni 2011.

Selama aksi demo rakyat di Yaman, pasukan keamanan yang masih setia terhadap Saleh sering melakukan tindakan kekerasan brutal dalam membubarkan para demonstran damai. Ada kekhawatiran bahwa bentrokan antara demonstran anti-pemerintah dan pasukan yang setia pada Saleh di setiap aksi demo akan memicu kekacauan besar-besaran di negara ini. Sejak Januari hingga kini, ratusan pengunjuk rasa dilaporkan tewas dan banyak lagi cedera menyusul tindakan brutal pasukan keamanan.

Sementara itu, Gedung Putih hari Ahad mengeluarkan pernyataan dan meminta Saleh supaya segera memenuhi janjinya menandatangani perjanjian yang disepakati Dewan Kerja Sama Teluk Persia (PGCC). Perjanjian itu disebut-sebut bakal mengakhiri transisi kekuasaan Saleh selama 33 tahun. (IRIB/PressTV/AR/13/7/2011)

Saleh Muncul di TV, Rakyat Kian Marah

Puluhan ribu warga Yaman kembali turun ke jalan-jalan di ibukota Sanaa dalam rangka menuntut diakhirinya campur tangan AS dan Saudi dalam urusan internal negara ini.

Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan "Wahai Saudi dan Amerika, jauhkan dari urusan Yaman." Pengunjuk rasa anti-pemerintah, hari Jumat (8/7/2011) menolak ketergantungan Yaman pada AS dan Arab Saudi. Mereka menyatakan bahwa campur tangan mereka dalam urusan Yaman hanya akan menyebabkan instabilitas internal.

Para demonstran juga menyerukan pengunduran diri segera Presiden Ali Abdullah Saleh dan pembentukan sebuah dewan transisi untuk memerintah negara dan mencegah kembalinya Saleh ke tampuk kekuasaan.

Demonstrasi anti-Saleh juga digelar di kota Taizz. Para pendemo anti-rezim kembali menggelar demonstrasi akbarnya pada hari Jumat setelah Saleh baru-baru ini muncul di televisi pemerintah untuk pertama kalinya sejak dia terluka dalam serangan roket yang menghantam istananya.

Meski hampir setiap hari ada protes anti-rezim di seluruh negeri dan tekanan internasional terhadap Saleh untuk mengundurkan diri, tapi tidak ada indikasi bahwa Presiden Yaman ini berencana untuk mundur. Bahkan Saleh kembali mengundang partai-partai oposisi untuk negosiasi.

"Dialog diperlukan untuk menyelesaikan masalah Yaman. Kami tidak menentang partisipasi. " kata Saleh sebelum rekaman pidatonya yang berlangsung hanya beberapa menit.

Saleh yang saat ini di Arab Saudi, dalam pidato singkatnya tidak menyebutkan rencana untuk kembali ke Yaman. Saleh juga mengakui bahwa dia telah mengalami lebih dari delapan operasi yang semuanya berjalan dengan sukses. (IRIB/PressTV/AR/9/7/2011)

Rakyat Yaman Tolak Prakarsa AS-Arab Saudi

Demo Rakyat Yaman

Partai Demokrat Yaman menekankan penolakan rakyat negara ini terhadap prakarsa Amerika Serikat dan Arab Saudi.

Sekjen Partai Demokrat Yaman, Saif al-Washli kepada televisi al-Alam menandaskan, nilai dan cita-cita revolusi negara ini menggulingkan diktator Ali Abdullah Saleh dan menolak prakarsa AS-Arab Saudi soal transisi pemerintahan kepada Abdurabbo Mansur Hadi, wakil presiden.

Menurutnya pelimpahan kekuasaan kepada Mansur Hadi bertentangan dengan cita-cita luhur revolusi Yaman. "Pembentukan Dewan Transisi adalah tuntutan utama sejak munculnya revolusi rakyat," tandas al-Washli.

Sekjen Partai Demokrat Yaman mengingatkan, kendala utama saat ini adalah pertemuan sejumlah kubu yang hanya memikirkan pembagian kekuasaan dengan partai berkuasa. Mereka ini berusaha melimpahkan kekuasaan kepada Mansur Hadi.

Revolusi rakyat Yaman dimulai sejak akhir Januari 2011 dengan maksud mengakhiri kekuasaan tiga dekade Ali Abdullah Saleh. Sementara itu, bentrokan antara pasukan pemerintah dan rakyat di sejumlah wilayah negara ini telah menelan korban tewas atau terluka ratusan orang. (IRIB/al-Alam/MF/4/7/2011)

Pangeran Saudi Koma di Rumah Sakit Amerika

Pangeran Saudi, Sultan bin Abdul Aziz, calon pengganti Raja Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz, koma setelah menjalani operasi di sebuah rumah sakit di New York.

IRNA (12/7) melaporkan, sebuah sumber yang menolak menyebutkan nama mengatakan, "Pangeran Saudi itu koma pada hari Rabu lalu (6/7), beberapa jam setelah menjalani operasi penyakit kanker yang tidak dijelaskan jenisnya. Sampai saat ini dia masih tidak sadar dan tidak ada tanda-tanda perkembangan atau indikasi bahwa ia akan pulih kembali."

Sumber tersebut tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kondisi pangeran Saudi itu dan menolak namanya dipublikasikan.

Pangeran Sultan yang telah menginjak usia 80-an itu, sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan Saudi selama 50 tahun lalu. Kini ia menghadapi penyakit kanker selama beberapa tahun dan pada tahun 2009, ia menghabiskan seluruh waktunya di berbagai rumah sakit Amerika.

Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz juga menjalani perawatan medis di Amerika Serikat pada November 2010.

Di lain pihak, Pangeran Nayef yang berada di urutan kedua calon pengganti Raja Abdullah, juga mengalami gangguan kesehatan. Dia telah dirawat secara intensif dalam 20 bulan terakhir. Pangeran Nayef berusia 78 tahun dan dalam 35 tahun lalu, ia menjabat sebagai menteri dalam negeri.

Masalah siapa yang akan menjadi pengganti Raja Abdullah, kini menjadi isu sensitif di Arab Saudi. Banyak pemerhati yang menyatakan bahwa perebutan kekuasaan di dalam keluarga al-Saud akan semakin meruncing menyusul semua calon pengganti raja, sudah berusia tua dan sakit-sakitan.
(IRIB/MZ/12/7/2011)

0 comments to "Demonstran di Yaman: "Arab Saudi dan AS", Musuh Negara!!!???"

Leave a comment