Sebelum benar-benar datang ke Turki, mungkin kebanyakan pelajar akan membayangkan bahwa Turki adalah sebuah negara muslim yang konservatif (kecuali Anda benar-benar mencari informasi tentang ini). Faktanya, atmosfer kehidupan Eropa sangat terasa di Turki. Paling tidak, di salah satu kota dengan jumlah pelajar yang cukup besar: Istanbul. Gaya pakaian yang modis ala Eropa lengkap dengan stockings, boots, dan scarves (bahkan ketika cuaca tidak dingin); wajah-wajah Eropa dengan rambut pirang dan kulit pucat; plus budaya kebarat-baratan seperti berciuman di muka umum dan di taman-taman., merupakan pemandangan biasa di sini Yang lebih lucu lagi, beberapa rekan pelajar Indonesia yang berusaha mencari tau arah kiblat berusaha bertanya kepada beberapa tetangga, tapi tidak satupun dari mereka yang tahu. Kebanyakan dari kami harus menemukan masjid dulu untuk akhirnya mengetahui kemana arah kiblat dari Istanbul. Ketika dalam sebuah kesempatan terjadi diskusi tentang proses masuknya Turki ke Uni Eropa, ada seorang siswa menggunakan istilah "moslem country" untuk merujuk Turki. Alhasil, sang dosen langsung merengut dan bilang bahwa Turki ini "predominantly moslem populated country".
Fakta #2: Dense Country
Istanbul, kota terbesar di Turki, adalah kota yang padat sekali! Ada sekitar 20 juta orang hidup di Istanbul. Di beberapa jalan utama, misalnya Jalan Istiklal, benar-benar tampak lautan manusia yang tidak pernah habis, mau pagi kek, siang kek, sore kek, sampai malam dan pagi lagi, jalanan selalu penuh dengan manusia, macet, bukan macet kendaraan seperti di Jakarta, tapi macet manusia. Setiap naik bis, metro, tramvay, atau kendaraan umum darat lainnya, kesempatan untuk dapat tempat duduk sangat kecil.
Fakta #3: Well Maintained Transportation
Masih tentang transportasi umum, yang ini negara kita sudah tertinggal jauh. Selain punya sistem metro bawah tanah layaknya negara-negara Eropa lain, Turki juga punya kereta gantung yang mereka sebut Teleferik. Kita juga punya sistem ini, tapi hanya untuk tujuan rekreasional, seperti yang ada di TMII. Malaysia pun punya, seperti yang ada di Genting Highland. Tapi di Istanbul ini, kereta gantung atau cable car atau teleferik ini benar-benar dipakai untuk sarana transportasi umum untuk menyeberang dari satu bukit ke bukit lain, mengingat kontur bumi Istanbul yang sangat berbukit-bukit. Metode dan nilai tiketnya juga persis seperti tarif metro dan bis saja, 1,5 Lira atau sekitar 0,75 euro.
Fakta #4: Free Sport Utilities for a Healthier Society
Kebaanyakan pelajar Indonesia tidak melakukan olahraga secara teratur di Turki ini. Mungkin kebanyakan akan merasa bahwa jalan kaki dari asrama ke kampus setiap hari saja sudah cukup. Apalagi, jalannya naik turun. Di beberapa kampus ada kolam renang dan tempat fitnes, tapi berbayar, jadi kebanyakan pun belum pernah mencobanya. Faktanya, bahwa hampir di setiap taman yang ada di Istanbul dan kota-kota lain di Turki, pemerintah menyediakan alat-alat fitnes gratis di tempat-tempat terbuka. Ada sepeda statis, air walker, angkat beban, alat sit up, dan berbagai alat lain seperti yang biasa kita temui di tempat fitnes berbayar. Bagusnya lagi, masyarakat Turki benar-benar memanfaatkannya dengan baik. Kalau fasilitas semacam ini ada di negara kita, besi-besinya pada dicuri dan dijual kali ya?
Fakta #5: A Country in Two Continents
Yang ini jelas merupakan karakteristik paling unik milik Turki secara umum, dan Istanbul secara khusus. Secara geografis, setengah dari Istanbul berada di kawasan Benua Eropa, sementara setengah lainnya berada di kawasan Benua Asia. Kedua kawasan ini dipisahkan oleh Selat Bosforus yang dihubungkan dengan sebuah Jembatan Bosforus sepanjang 1,5 kilometer. Bayangkan kalau ada rekan yang tinggal di sisi Asia, dan sekolah di sisi Eropa. Menyenangkan sekali ya setiap hari lintas benua ketika berangkat kerja atau sekolah, melewati sebuah gapura raksasa bertuliskan "Selamat Datang di Sisi Eropa" dan "Selamat Datang di Sisi Asia".
Sekilas Studi di Turki
Beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Turki meliputi beberapa item berikut :
1. Biaya pendidikan di lembaga pendidikan (Universitas dan lembaga kursus)
2. Biaya tinggal di asrama pemerintah (Devlet Yurdu) dan kupon makan di asrama (2,5 TL/ hari)
3. Uang saku bulanan yang disesuaikan dengan level pendidikan yaitu 350 TL
4. Asuransi kesehatan, kecuali gigi dan operasi besar.
Untuk informasi lengkap mengenai beasiswa yang diberikan pemerintah Turki bisa menghubungi Kedutaan Turki di Jakarta.
Sebelum berangkat ke Turki, mahasiswa yang memperoleh beasiswa dari pemerintah Turki perlu mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepastian mengenai nama dan lokasi asrama yang ditunjuk oleh pemerintah Turki sebagai
2. Kelengkapan dokumentasi yang diperlukan untuk datang ke Turki.
3. Perlengkapan pribadi yang memadai mengingat Turki adalah negara 4 musim.
4. Ketersediaan dana minimum yang wajib dimiliki guna mengantisipasi berbagai hal sebelum uang saku bulanan dapat diterima secara rutin.
Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan mahasiswa setiba di kota yang ditunjuk oleh pemerintah Turki berdasarkan lokasi pendidikan:
1. Menuju ke asrama pemerintah yang telah ditentukan sebelum keberangkatan
2. Melaporkan diri ke Milli Eğitim setempat untuk mendapatkan surat keterangan guna
3. Mendaftarkan diri ke lembaga pendidikan yang sudah ditentukan.
4. Membuat account bank ke salah satu bank yang telah ditunjuk dengan membawa nomor
5. Membuat izin tinggal (Residence Permit/İkamet) ke Direktorat Kepolisian setempat (İl
a) Surat Keterangan dari Milli Eğitim
b) Surat Keterangan dari lembaga pendidikan
c) Surat Keterangan dari asrama
d) Passport dan Fotokopinya
e) Pas Foto (minimal 10 lembar)
f) Mengisi formulir pendaftaran İkamet yang telah disediakan oleh İl Emniyet Müdürlüğü (informasi selengkapnya bisa diperoleh di situs http://www.egm.gov.tr)
g) Menyiapkan dana pendaftaran İkamet sebesar 110 TL yang nantinya akan ditransfer balik oleh pihak Milli Eğitim ke account bank yang bersangkutan.
6. Melaporkan diri ke Kedutaan Besar Republik Indonesia dengan alamat Abdullah Çevdet
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memulai kehidupan di Turki yaitu :
Masalah komunikasi
Perlu diketahui hampir sebagian besar masyarakat Turki lebih menyukai berbahasa Turki sebagai pengantar dalam kehidupan sehari-hari dalam berkomunikasi. Terlebih lagi bahwasanya penghuni asrama terdiri dari mahasiswa lokal dan bermacam-macam negara dengan berbagai latar belakang yang berbeda.
Masalah makanan
Cita rasa makanan Turki dan Indonesia sangat berbeda, untuk itu diperlukan adaptasi dalam hal cita rasa. Salah satu kiat untuk menjembatani hal ini disarankan untuk membawa beberapa bekal makanan siap saji dari Indonesia.
Masalah tempat tinggal
Perlu diketahui di asrama telah disediakan makanan untuk sarapan dan makan malam dengan demikian setiap mahasiswa tidak diperkenankan untuk memasak sendiri di dalam asrama. Selain itu kondisi asrama pemerintah berbeda-beda dan penghuni satu kamar bervariasi sesuai ukuran kamar, minimal 4 orang hingga 18 orang.
Khusus mahasiswa di İstanbul dan Kayseri dapat mengurus kartu transportasi (Ücretsiz Kartı) di Milli Eğitim setempat sehingga bisa menggunakan sarana transportasi umum secara gratis. Sedangkan di kota lain hanya mendapat diskon pemotongan uang transportasi dengan menunjukkan student card saat akan membeli tiket bus atau tramway (metro).
Biaya hidup di Turki bervariasi tergantung gaya hidup dan lokasi kota tinggal. Namun secara umum biaya hidup di Turki mencapai 350 TL per bulan (dengan asumsi nilai kurs saat ini 1 TL = kurang lebih 6000 Rupiah).
Umumnya masyarakat Turki beragama mayoritas Islam dan berpengaruh pada budaya setempat. Karakter orang Turki pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang unik terutama terhadap orang asing. Pemerıntah Turki menganut sistem sekuler sehingga kehidupan masyarakat sehari hari tidak terlalu agamis dengan demikian dalam perbincangan sehari-hari sebisa mungkin hindari diskusi tentang agama. Sebagai gambaran, di bulan Ramadhan tidak semua orang melaksanakan ibadah puasa sehingga tidak perlu heran bila di bulan puasa kita sering menemui orang makan dan minum di tempat umum. Khusus mahasiswi disarankan untuk tidak memberi informasi yang bersifat pribadi kepada orang lain yang belum dikenal baik.
Sebelum berangkat ke Turki disarankan menghubungi PPI Turki untuk menginformasikan beberapa hal berikut:
* Nama pesawat dan nomor penerbangan
* Lokasi asrama dan lembaga pendidikan yang akan dituju
Dengan demikian PPI Turki akan berkoordinasi dengan koordinator wilayah sesuai untuk kemudahan rekan sekalian.
Bila bermaksud mendapat informasi tambahan mengenai berbagai hal terkait dengan pendidikan dan kehidupan pelajar di Turki disarankan untuk menghubungi PPI Turki di email: ppiturki@gmail.com
Iran Ingin Keluar dari Sistem Jaringan Internet Global
Pemerintah Iran dikabarkan ingin memutus ketergantungan dengan jaringan internet global. Bahkan kini para pemimpin negara Timur Tengah berniat membangun jaringan internet tersendiri.
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mengontrol internet sepenuhnya. Iran yang saat ini sudah menerapkan sensor internet sangat ketat, menilai jaringan internet nasional bisa menghemat biaya di samping lebih mudah dalam menegakkan kode moral agama.
Reza Bagheru Asl selaku direktur Telecommunication Ministry's Research Institute di Iran menyatakan bahwa dalam waktu dekat, 60% internet di perumahan dan bisnis akan ditangani jaringan internal. Kemudian dalam dua tahun, rencananya internet seluruh negeri dialihkan ke jaringan internal ini.
Rezim Iran saat ini mulai menganggap invasi online tentang ide, budaya dan pengaruh dari negara barat sebagai ancaman. Dilansir FoxNes pada Selasa (31/5/2011), pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei menjuluki fenomena ini sebagai 'soft war'.
Beberapa pihak menilai, dibangunnya jaringan internet nasional Iran tak lepas dari aksi demonstrasi melawan pemerintah negara Timur Tengah yang antara lain terjadi berkat pengaruh internet. Otoritas Iran tak ingin kejadian serupa terjadi di negara mereka.
Tidak cuma berencana menggelar internet sendiri, media lokal di Iran juga mengabarkan bahwa mereka ingin mengembangkan sistem operasi komputer sendiri. Tujuannya untuk menggantikan sistem operasi Microsoft Windows. (detik)
Pabrikan Iran Siap Luncurkan 10 Mobil Rancangan Sendiri
Produsen otomotif terkemuka Iran-Khodro Company (IKCO) terus melakukan inovasi, dengan merencanakan pembuatan 10 mobil baru asli rancangan sendiri hingga tahun 2018 mendatang.
Menurut rencana IKCO akan mulai mengeluarkan deretan mobil anyarnya pada tahun depan. Untuk permulaan sebuah mobil yang dinamakan Dena akan lahir memulai ekspansi 10 mobil baru tadi. Rencananya Dena akan diluncurkan April tahun depan.
Managing Director IKCO, Javad Najmeddin berkata kalau perusahaan asal negeri persia itu akan memfokuskan diri membawa 10 mobil yang kemudian akan mereka masukkan ke segmen C dan D.
10 Mobil tersebut akan menggunakan 2 platform baru. IKCO menargetkan pada tahun 2016 paling tidak masing-masing platform itu sudah bisa menghasilkan masing-masing tiga model mobil baru.
Model-model baru itu pun dijanjikan Najmeddin merupakan desain orisinil buatan IKCO yang akan dikembangkan, diteliti dan dibangun oleh mereka sendiri.
"Sekarang 3 persen dari seluruh penjualan IKCO dialokasikan untuk bidang Penelitian dan Pengembangan (research and development/R&D),” ungkapnya seperti detikOto kutip dari Caradvice, Selasa (10/5/2011).
Dena sendiri akan memulai ambisi IKCO tersebut. Mobil ini diklain akan menjadi mobilpertama IKCO yang benar-benar dibuat sendiri oleh mereka mulai dari desain hingga perakitannya.
Bahkan IKCO mengatakan bahwa dalam pembangunan Dena mereka tidak akan menggunakan suplaier dari luar Iran atau pun menyewa desainer dari luar Iran. (detik)
Realita Iran di Mata Seorang Penulis Rusia
Kemenangan revolusi Islam di Iran tahun 1979 sungguh telah menyentak dunia. Dampak pertama adalah munculnya gerakan gelombang kebangkitan melawan kezaliman. Hegemoni Barat yang imperialis terutama Amerika Serikat di Iran pupus dengan kemenangan revolusi ini. Menyaksikan tangannya tak lagi bisa mengeruk kekayaan nasional Iran, AS mengerahkan mesin-mesin dan corong-corong propagandanya untuk memburukkan citra Iran yang Islami. Media Barat mengesankan Iran sebagai negara yang buruk, terbelakang dan dipenuhi pelanggaran HAM dan kekerasan.
Sepanjang 32 tahun ini, media Barat menyebut Republik Islam Iran sebagai negara tanpa kebebasan, demokrasi dan kemerdekaan. Wanita Iran dikesankan sebagai kelompok warga yang tertindas, terpasung, dan tersingkirkan dari kegiatan sosial. Iran dituduh telah melanggar dan menistakan hak-hak kaum perempuan. Media Barat menutup mata dari semua fakta tentang kemajuan sains dan teknologi yang dicapai Iran. Dengan berbagai cara termasuk dengan menggunakan trik-trik distorsi dan dusta, media Barat berusaha mengesankan bahwa sukses yang dicapai Iran tak lebih dari keberhasilan kecil dan tak penting.
Meski propaganda dari media Barat sedemikian gencar, tapi masih banyak orang yang bersikap obyektif memandang semua pemberitaan itu. Mereka berkunjung ke Iran untuk menyaksikan dari dekat realita sebenarnya yang ada di negara ini. Kunjungan itu tentu akan membuktikan kebohongan media-media Barat yang secara tendensius memberitakan segala hal yang berkaitan dengan Iran. Salah satu dari mereka adalah DR Alexander Prokhanov, penulis Rusia yang bekerja sebagai pimpinan redaksi koran Rusia, Zavtra dan sekaligus anggota Sekretariat Persatuan Penulis Rusia. Di penghujung tahun 2010, Prokhanov mengunjungi Iran. Dalam sejumlah wawancara dan tulisannya, ia menjelaskan apa yang ia saksikan sendiri di Iran.
DR Alexander Prokhanov saat memberikan gambaran umum tentang Iran mengatakan, "Kota-kotanya modern dan jalan-jalannya bagus dengan arus kendaraan yang padat. Gedung-gedung pencakar langit nampak bertengger di persimpangan jalan dan bolevar yang padat penduduk. Ayatollah Khomeini, Pemimpin Besar Iran yang telah memimpin kemenangan revolusi agama paling spektakuler di dunia dan membuat Iran menjadi negara yang disorot sebagai pusat peradaban ternyata tinggal di sebuah rumah yang kecil dan sederhana. Di sana ada masjid-masjid dan makam-makam yang bersinar menawan bak pualam dengan kubah-kubah keemasan yang menghiasi langit."
Dengan kemenangan Revolusi Islam yang dipimpin Imam Khomeini (ra) kekuasaan rezim Syah tumbang dan berdirilah sebuah sistem pemerintahan Islam yang didasarkan pada prinsip demokrasi agama. Sejak saat itu, Pemimpin Revolusi, Presiden dan para anggota parlemen dipilih oleh rakyat lewat mekanisme pemilihan umum, baik secara langsung maupun tidak. Dalam sistem pemerintahan Islam yang demokratis ini, agama dan politik terkombinasikan dengan baik, sementara para pejabat negara hanya berpikir untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Tak heran jika Iran menjadi negara yang maju dengan pesat di berbagai bidang.
Mengenai sistem negara, Alexander Prokhanov menjelaskan, "Keadilan adalah asas utama filsafat keagamaan dan sistem kenegaraan Islam. Keadilan inilah yang melahirkan satu bentuk demokrasi di Iran. Pemilihan umum adalah salah satu aturan di Iran yang mengikat dan tidak bisa diubah. Pemilu ini meliputi pemilihan anggota parlemen, presiden maupun untuk memilih pemimpin spiritual. Ayatollah Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran adalah sosok pemimpin yang memegang kekuasaan spiritual di Iran. Dia tidak datang dari langit, tapi dipilih lewat mekanisme pemilihan di lingkungan rohaniawan. Pemerintahan Iran tidak mengenal keputusan individu. Kebijakan yang diputuskan diambil lewat musyawarah dan koordinasi yang ketat antara berbagai pusat kekuasaan. Koordinasi secara kontinyu terkait kepentingan Iran inilah yang membuat iklim politik di negara ini terkendali, serasi dan tidak ekstrim."
Prokhanov menyinggung pertemuannya dengan sejumlah pejabat, menteri, cendekiawan dan kalangan jurnalis di Iran. Ia sempat berkunjung ke kota Qom dan bertemu dengan para ulama besar. Prokhanov mengatakan, "Saya mengunjungi pusat komputer yang menyediakan berbagai program komputer dengan menggunakan peralatan canggih. Pusat itu menyediakan naskah al-Qur'an yang dilengkapi dengan penjelasan dan berbagai tafsirnya. Saat mengunjungi kampus, pusat penelitian ilmiah dan sekolah-sekolah agama maupun ketika melihat jalan-jalan dan kota-kota di Iran saya menyaksikan energi dan gairah muda yang memancar di negeri ini.
Pengelola negara dan penanggung jawab urusan sosial memahami besarnya energi ini dan memanfaatkan dengan benar. Energi ini bisa melahirkan lompatan besar dalam meraih kemajuan sains dan pemikiran, serta kekuatan militer dan kearifan spiritual. Ayatollah Khomeini telah menghidupkan energi ini. Dia adalah sosok manusia saleh yang datang kembali ke Iran setelah menjalani masa pengasingan. Dialah yang memimpin jutaan warga Iran yang beriman dan pendamba kebenaran untuk meraih kemenangan melawan mesin-mesin perang rezim Syah."
Menurut Dr Prokhanov, warga Iran hidup di bawah payung nilai dan bimbingan agama. Dikatakannya, faktor utama yang memicu permusuhan AS terhadap Iran bukan hanya ambisinya untuk mengeruk kekayaan minyak Iran atau menguasai kawasan yang vital ini. Tetapi, kebencian dan kecemasan Barat itu disebabkan oleh tindakan Iran yang menyoal sistem negara dan sosial Dunia Barat yang tak lebih dari dunia yang lemah, congkak, agresor dan kian rapuh.
Penulis Rusia ini melanjutkan dengan mengkritik gaya hidup di Dunia Barat yang menjauhkan kaum mudanya dari spiritualitas dan menjerumuskan mereka ke dalam fasad dan kerusakan moral. Sementara, di Iran kaum muda tumbuh dan berkembang di lingkungan yang menjunjung tinggi etika dan moral. Dr Prokhanov memuji lingkungan spiritual dan normatif seraya mengatakan, "Di Iran energi manusia tidak disalurkan untuk aktivitas gila atau pemuasan hawa nafsu, tapi digunakan untuk meraih kematangan spiritual, mengembangkan kreativitas dan menyesuaikan kehidupan duniawi dengan kehidupan ilahi yang tak berbatas."
Mengenai hak-hak kaum wanita di Irak dan kebebasan bagi kaum hawa, Prokhanov menepis pemberitaan media Barat yang menyebut Iran memperlakukan perempuan layaknya warga kelas dua. Prokhanov menyatakan bahwa Iran bukan negara yang hanya dimiliki oleh kaum pria muda yang aktif. Di negara ini bisa dijumpai pula perempuan-perempuan muda yang berdandan dengan bebas. Wanita Iran bukan wanita yang bermuka masam, tanpa hak dan hidup terpasung. Wanita di Iran adalah kelompok warga yang hidup dan aktif dalam kehidupan sosial. Di sisi kaum pria, mereka terlibat dalam kegiatan politik, ilmu dan budaya. Mereka juga mengenyam pendidikan hingga level yang tinggi.
Revolusi Islam adalah gerakan kebangkitan Islam yang mengambil inspirasi dari gerakan kebangkitan Imam Husain (as). Semangat revolusioner di Iran tumbuh dari nilai suci perang melawan kezaliman dan membela kaum tertindas. DR Prokhanov menyinggung kecintaan warga Iran kepada Imam Husain (as) dan pengaruh besar acara duka Asyura pada kehidupan masyarakat Iran. Prokhanov mengatakan, saya sempat mengikuti acara berkabung untuk Imam Husain di hari Asyura. Dalam menyemarakkan acara ini, ribuan orang turun ke jalan-jalan sambil melangsungkan acara duka untuk Imam Husain. Saya ikut mengiringi gerakan ratusan ribu massa yang sedang berkabung. Mereka bukan hanya bersedih karena kesyahidan Imam Husain tetapi juga berbelasungkawa dengan semua orang yang dizalimi dan hak-haknya dilecehkan.
Prokhanov merasa tercengang sekaligus memuji partisipasi luas para pemuda Iran dalam acara berkabung Asyura. Karena itulah ia memuji pemerintahan agama yang berkuasa di Iran. Dr Prokhanov lebih lanjut mengambil kesimpulan bahwa Iran saat ini memang memiliki bom yang dahsyat. Bom itu adalah wajah rakyat Iran dan sistem tatanan sosial dan politik serta kehidupan spiritual negara ini yang telah menyentuh dunia setelah kemenangan revolusi Islam. Bom inilah yang mengguncang sistem kuasa di dunia. (IRIB/AHF/SL)
http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=28618&Itemid=88
Photo-photo Iran
Nora Naraghi
Aliran Islam ''Cem Alevi''
Para netter muslim atau kapir yang mengetahui aliran ini, mohon sharingnya.-
Gen3ster - Mulai Suka
- Posts: 330
- Joined: Mon Mar 23, 2009 11:51 pm
0 comments to "Fakta tentang Turki dan Iran hingga ''Cem Alevi'' di TV one Indonesia"