Home , , , , , , , , , � Seluruh Rakyat Negara Islam Hapal Qur'an.....??!!! Bisa nggak ya...!!!??!!!...InsyaAllah....

Seluruh Rakyat Negara Islam Hapal Qur'an.....??!!! Bisa nggak ya...!!!??!!!...InsyaAllah....


Target Rahbar: 15 Juta Warga Iran Hafal Al Quran

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei pada hari pertama bulan suci Ramadhan menghadiri acara tilawah al-Qur'an. Pada acara yang dihadiri oleh para qari, hafidz dan pengajar al-Qur'an itu, Rahbar dalam pidatonya mengatakan, menghafal al-Qur'an, menjalin keakraban dengan kitab suci ini dan merenungkan ayat-ayat Ilahi akan membawa negara ini kepada nuansa Qur'ani.

Seraya menyatakan optimismenya terhadap kondisi yang mendukung dan kecintaan masyarakat kepada al-Qur'an, beliau menandaskan, "Gerakan Qur'ani yang di negara ini harus terus berlanjut dan diperluas sampai negeri ini memiliki sedikitnya 10 juta hafidz al-Qur'an yang membuat bangsa ini menjadi bangsa yang kuat."

Kepada para pemuda yang berada di barisan terdepan gerakan umum masyarakat ke arah budaya Qur'ani, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, jika di negara ini ada 10 sampai 15 juta orang yang memahami kandungan al-Qur'an secara mendalam dan menghidupkan pelajaran, peringatan dan kabar gembira kitab suci ini dalam pikiran, hati dan perilaku mereka, maka akan tercipta masyarakat Qur'ani.

Menyinggung peran al-Qur'an dalam memenuhi seluruh kebutuhan manusia dan membimbing bangsa ke arah kebahagiaan dunia dan akhirat, beliau menambahkan, kelemahan, keterbelakangan dan kesulitan yang dihadapi umat Islam hanya bisa diatasi dengan mengenal dan mengamalkan al-Qur'an.

Seraya mengungkapkan bahwa kekuasaan tahghut di Dunia Islam telah merampas sumber kekayaan dan kepentingan ekonomi serta identitas budaya bangsa-bangsa Muslim, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Al-Qur'an mengangkat kedudukan materi dan spiritual semua bangsa, dan bangsa Iran adalah contoh yang paling jelas akan fenomena bersejarah ini."
Beliau menyebut potensi dan bakat besar yang dimiliki bangsa Iran sebagai kekayaan agung, seraya menambahkan, rezim-rezim thaghut di era kekuasaan Pahlevi dan Qajar telah mencegah aktualisasi potensi besar ini.

Menurut Rahbar, para pemuda yang aktif dan penuh semangat saat ini menaruh kepedulian yang besar untuk membawa Iran kepada kehormatan dan kemuliaan dengan mengukir prestasi yang mengharumkan nama bangsa. Menurut Rahbar, semua itu adalah contoh kecil dari potensi besar bangsa ini yang telah membebaskan kekuasaan para thaghut di bawah naungan al-Qur'an kea rah kemajuan bangsa.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, berkat gerakan Qur'ani, bangsa Iran saat ini telah menjadi salah satu bangsa yang paling hidup dan kuat di antara bangsa-bangsa di dunia. Berkat keteguhan mengemban Al-Qur'an, Allah Swt telah menganugerahkan kemuliaan, basirah dan kekuatan kepada bangsa ini.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyambut gembira pekikan slogan keislaman di tengah bangsa-bangsa Muslim, seraya menyebutnya sebagai fenomena yang meniupkan kesegaran ke tubuh umat Islam.

"Dengan bantuan Allah Swt dan berkat keistimewaan yang ada pada al-Qur'an, topik dan slogan ‘Islam dan al-Qur'an' marak dan mengakar di mana saja. Masyarakat akan semakin terlindungi dari pengaruh para musuh, kaum munafik dan kaki tangan mereka," tegas beliau.

Pertemuan yang berlangsung selama empat jam itu diakhiri dengan shalat Maghrib dan Isya berjamaah yang dipimpin Ayatollah al-Udzma Khamenei. Para hadirin juga berbuka puasa bersama Pemimpin Besar Revolusi Islam. (IRIB/Khamenei.ir/11/8/2011)

Rahbar: Revolusi Islam Iran Pengecualian Sejarah

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatollah al-Udzma Sayid Ali Khamenei saat bertemu dengan para mahasiswa dari pelbagai universitas di seluruh negeri menegaskan bahwa Revolusi Islam Iran dilakukan dengan tujuan yang jelas. Menurut beliau, Revolusi Islam Iran merupakan satu pengecualian dalam sejarah, karena sampai saat ini terus menapaki tujuan dan nilai-nilai yang digagas dahulu tanpa menyimpang.

Dalam pertemuan yang dilakukan Rabu sore (10/8) Rahbar menyinggung penyimpangan yang terjadi pada revolusi-revolusi di dunia lalu menjelaskan pengertian stabilitas dan kokohnya Revolusi Islam. Menurut Rahbar, Islam, anti penjajahan, penghormatan kepada manusia, membela orang teraniaya, kemajuan dan kejayaan Iran adalah tujuan utama Revolusi Islam. Rahbar menjelaskan juga bahwa khittah ini pasca 32 tahun terus berlanjut tanpa penyimpangan.

Isyarat Rahbar membandingkan antara Revolusi Islam dengan revolusi-revolusi besar lainnya seperti Revolusi Perancis dan Rusia dengan jelas menunjukkan pengaruh sebuah revolusi bergantung pada penjagaan substansi dan tidak menyimpang dari nilai-nilai asal. Dengan cara pandang ini, Ayatollah Sayid Ali Khamenei menyebut Revolusi Islam Iran sebagai pengecualian dalam sejarah. Karena masih tetap mampu melanjutkan tujuan dan prinsip-prinsip asalnya dengan penuh kekuatan, keharmonisan dan keceriaan.

Sejatinya, satu dari penyebab berlanjut dan kompleksitas permusuhan terhadap bangsa dan Republik Islam Iran adalah kekhawatiran mereka akan dinamis dan pengaruh Revolusi Islam sebagai teladan. Oleh karenanya, kekuatan-kekuatan hegemoni dalam prosesnya menghadapi Iran melakukan permusuhan terus menerus dalam front yang begitu luas. Permusuhan ini dilakukan tidak sendiri tapi dengan membagi kerja di antara kekuatan-kekuatan hegemoni. Menghadang gerakan kemajuan sains Iran termasuk satu dari tujuan musuh bangsa Iran yang diterapkan dengan melakukan aksi teror terhadap para ilmuwan Iran. Langkah-langkah seperti sanksi ekonomi, perang lunak, serangan budaya dengan berusaha menciptakan keretakan dalam prinsip-prinsip akhlak dan keyakinan para pemuda merupakan tujuan untuk menghentikan gerakan maju bangsa Iran.

Jelas, universitas yang menjadi tempat asli tumbuhnya gerakan besar sains dan penjamin pertumbuhan yang stabil di tengah masyarakat, sejak awal kemenangan Revolusi Islam menjadi sasaran konspirasi dan kelompok-kelompok menyimpang. Universitas menjadi target agar bangsa Iran kembali menderita keterbelakangan. Itulah mengapa Rahbar menasihati organisasi-organisasi mahasiswa untuk melakukan kerja-kerja di bidang pemikiran dan budaya. Sementara untuk urusan politik Rahbar meminta mereka untuk melakukan kerja yang serius dan mendalam tanpa melibatkan emosi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Republik Islam Iran selama 32 tahun lalu menjadi teladan dan mendapat perhatian bangsa-bangsa bebas di dunia. Mereka melihat kehormatannya berkelindan erat dengan kemuliaan bangsa dan negara Iran. Saat ini pengaruh Iran di kawasan sudah lebih mendalam ketimbang sebelumnya. Sementara front hegemoni yang dipimpin oleh Amerika tahu benar bahwa Iran telah menjadi contoh gerakan rakyat di Timur Tengah. Oleh karenanya, mereka berusaha keras untuk menampilkan keteladanan ini kurang berhasil atau bahkan gagal. (IRIB/SL/NA/11/8/2011)

Depan Mahasiswa, Rahbar Jelaskan Penyimpangan Revolusi di Dunia

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari Rabu sore (10/11/2011) melakukan pertemuan dengan ribuan mahasiswa. Dalam pertemuan itu, Rahbar menjelaskan penyimpangan yang terjadi pada revolusi-revolusi di dunia.

Ketika menyinggung Revolusi Islam Iran, Rahbar mengatakan, "Revolusi agung bangsa Iran terjadi dengan cita-citanya yang jelas. Sebagai sebuah fenomena yang istimewa dalam sejarah, revolusi ini terus bergerak ke arah cita-citanya tanpa penyimpangan."

Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menjelaskan penyimpangan yang terjadi pada revolusi-revolusi besar di dunia dalam beberapa abad terakhir. Dikatakannya, "Revolusi Perancis adalah contoh dari sebuah revolusi rakyat melawan rezim monarkhi di zaman itu. Akan tetapi secara perlahan revolusi itu menyimpang dari cita-cita awal yang memihak rakyat. Setelah melewati derita berkepanjangan, sistem monarkhi kembali berkuasa di Perancis."

Rahbar juga menyebut kemerdekaan Amerika dan deklarasi negara itu, sebagai contoh lain dari gerakan rakyat yang kemudian menyimpang setelah melewati masa tertentu yang kemudian berujung pada meletusnya perang saudara .

"Revolusi Soviet adalah contoh lain yang dilandasi oleh sebuah ideologi. Akan tetapi sejak tahun-tahun pertama, revolusi ini sudah melenceng dari tujuan asal, dan rakyat tersingkir dari konstelasi politik dan tujuan revolusi," tambah Rahbar.

Rahbar juga menerangkan beberapa gerakan semi revolusi yang terjadi pada dekade 1950 dan 1960 Masehi di kawasan, Afrika Utara dan Amerika Latin yang juga mengalami pergeseran dari tujuan awal revolusi.

Rahbar juga menjelaskan tujuan Revolusi Islam Iran untuk menegakkan Islam, melawan arogansi, -mempertahankan independensi negara-, menjunjung tinggi martabat manusia, membela kalangan tertindas, dan mengantarkan Iran kepada kemajuan dan keunggulan di semua bidang. Menurut Pemimpin Besar Revolousi Islam, tuntutan dan pembicaraan generasi muda mahasiswa saat ini lebih matang dari generasi awal revolusi.

"Gelora semangat para pemuda sekarang sama dengan semangat pemuda di masa revolusi. Tapi logika mereka lebih matang, dan ini sangat berarti,' jelas Rahbar

Dalam kesempatan itu, Rahbar juga menjelaskan kelanjutan proses penyempurnaan ini dan tanggung jawab generasi muda mahasiswa saat ini. Dikatakannya, para pemuda dan mahasiswa hari ini adalah pengambil keputusan negara ini di masa mendatang.

Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyampaikan beberapa imbauan kepada organisasi-organisasi kemahasiswaan. Imbauan pertama beliau adalah supaya mahasiswa memerhatikan gerak gerik front musuh revolusi dan musuh Islam.

Beliau mengatakan, dalam melawan Iran yang Islami, musuh-musuh revolusi Islam dan musuh bangsa Iran bertindak secara serentak dalam satu front. Mereka berbagi tugas dalam kerangka satu agenda besar untuk melawan revolusi. Memahami fakta ini akan sangat membantu kalangan mahasiswa dalam bertindak sesuai tugas revolusionernya. Salah satu contoh gerakan sistematis musuh adalah teror yang mereka lakukan terhadap Syahid Ali Mohammadi, Shahriyari dan Rezaee Nejad.

Berikutnya, beliau mengimbau mahasiswa untuk menekuni tugas-tugas pemikiran dan budaya secara terprogram dan mendalam. Beliau menandaskan, "Dalam kondisi saat ini, organisasi mahasiswa harus mengarahkan kemampuannya kepada tugas-tugas pemikiran yang mendalam dan riset di berbagai bidang yang meliputi teologi, etika, sejarah, revolusi dan berbagai masalah yang dihadapi oleh negara." (IRIB/Farsnews/AR/11/8/2011)

Iran Serukan Sidang Darurat OKI untuk Somalia

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Ali Akbar Salehi, menyerukan sidang darurat Organisasi Konferensi Islam (OKI) menyusul petaka kelaparan dan semakin memburuknya krisis pangan di Somalia.

Kementerian Luar Negeri Iran menyeru seluruh 57 anggota organisasi yang berbasis di Jeddah itu untuk bekerjasama menyelesaikan konflik tak berkesudahan di Somalia yang telah memusnahkan suplai pangan di negara itu.

Ahad (7/8), Salehi mengkonfirmasikan rencana bantuan 25 juta dolar Republik Islam Iran kepada rakyat kelaparan Somalia.

"Bantuan senilai 25 juta USD akan segera dikirim untuk para warga Somalia yang kelaparan," demikian ungkap Salehi di sela-sela sidang kabinet.

Pekan lalu, Pemimpin Besar Republik Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, atau Rahbar, juga mengucurkan donasi 20,000 USD untuk Somalia.

Kekeringan dan kelaparan dihadapi 11,8 juta warga Somalia, Kenya, dan Ethiopia. Namun kondisi Somalia paling parah dibanding dua negara lainnya. Krisis kali ini merupakan yang terburuk dalam 60 tahun terakhir.

Menurut PBB, diperkirakan sekitar seperempat populasi Somalia yang berjumlah 9,9 juta orang telah mengungsi ke negara-negara tetangga.

PBB telah mengumumkan kelaparan di lima wilayah Somalia dan memperingatakan bahwa bantuan kemanusiaan internasional belum cukup menangani krisis tersebut.

Somalia tidak memiliki pemerintahan fungsional sejak 1991, setelah para pemimpin kelompok-kelompok bersenjata menggulingkan mantan diktator Mohamed Siad Barre.

Hingga kini Somalia menjadi negara dengan jumlah pengungsi terbanyak di dunia.(irib/9/8/2011)

Rahbar: Tak Lama Lagi Amerika Tak Populer di Eropa

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Ahad kemarin (07/8) menerima para pejabat negara dalam sebuah acara penuh khidmat. Dalam pertemuan itu Rahbar menekankan dua poin penting terkait peningkatan kebangkitan Islam di Timur Tengah dan kondisi sensitif yang ada saat ini. Berpatokan pada dua hal itu, Rahbar kemudian mengajak para pejabat negara untuk menganalisa kondisi yang ada lebih realistis.

Dalam pidatonya, selain menjelaskan posisi menonjol Republik Islam Iran di tengah-tengah kondisi yang ada, beliau juga mengingatkan satu kenyataan bahwa rakyat Iran telah membuktikan mampu mengontrol segala bentuk ancaman yang ada selama 32 tahun. Ancaman terhadap bangsa dan negara Iran mencakup segala bidang, mulai dari politik, intelijen, militer, ekonomi dan budaya. Tujuan dari semua ini tentu saja untuk menumbangkan Republik Islam Iran yang menjadi akar dari kebangkitan Islam di Timur Tengah. Segala konspirasi yang dilancarkan terhadap Iran ternyata tidak mampu berbuat apa-apa berkat kepercayaan kuat yang terjalin antara rakyat dan para pejabat. Rahbar menyebut kekuatan ini sebagai kekuatan utama Republik Islam Iran.

Kekuatan utama ini menurut Rahbar mampu membuat Iran menghasilkan kemajuan dan melanjutkannya hingga saat ini di tengah-tengah situasi dimana Iran diembargo Barat. Kemajuan yang berhasil diraih Iran berkat saling percaya antara rakyat dan pejabat pemerintah dapat disaksikan di segala bidang sains seperti teknologi nuklir sipil dan produksi beragam sel punca. Keberhasilan Iran ini mampu membuktikan kredibilitas Iran di kancah internasional. Selain itu, kejayaan dan pengaruh Iran semakin meningkat, sementara pada saat yang sama kebencian terhadap Amerika semakin memuncak di Timur Tengah dan dunia.

Oleh karenanya, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyebut masalah utama Eropa kembali pada dominasi kekuatan Amerika dan Zionis Israel atas kebijakan negara-negara Eropa. Menurut Rahbar, bila Eropa memahami benar masalah ini, sudah barang tentu popularitas Amerika di Eropa langsung anjlok dan tidak lama lagi hal itu akan terjadi.

Mencermati masalah ini, musuh-musuh bangsa Iran berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan Republik Islam Iran. Bila tujuan ini tercapai, berarti mereka berhasil mencegah Iran menjadi teladan bagi negara-negara lain. Cara yang dipakai oleh musuh Iran juga beragam. Mulai dari perang lunak, buat fitnah internal, perketat sanksi ekonomi dan Islamphobia adalah alat yang dipergunakan oleh kekuatan-kekuatan besar untuk melemahkan Republik Islam Iran.

Dalam kondisi yang demikian, Rahbar menekankan kepada para pejabat negara bahwa kelaziman fleksibilitas kemajuan Iran ada pada analisa realistis para pejabat melihat kondisi saat ini dan mencari tahu poin lemah dan negatif. Rahbar menyebut masalah pengangguran, inflasi, ketegangan politik, lupa semangat jihad ekonomi dan lalai akan serangan budaya sebagai poin-poin negatif. (IRIB/SL/NA/8/8/2011)

0 comments to "Seluruh Rakyat Negara Islam Hapal Qur'an.....??!!! Bisa nggak ya...!!!??!!!...InsyaAllah...."

Leave a comment