Home , , � Serba-serbi : sedih,duka,senang kota Banjarmasin dan Banjarbaru.....^_^

Serba-serbi : sedih,duka,senang kota Banjarmasin dan Banjarbaru.....^_^


Banjarmasin Cuma Terima Satu Mesin KTP Elektronik

example2ceritamu.com
Ilustrasi penerapan pembuatan e KTP BANJARMASIN -Kabar kurang baik kembali menimpa Disdukcapil Kota Banjarmasin. Setelah hanya menerima dua mesin pembuat e KTP pada Kamis pekan lalu, ternyata salah satu mesin itu diklaim Kabupaten Banjar milik mereka.
Banjarmasin - Alat yang diakui milik Disdukcapil Kabupaten Banjar itu, ditempatkan di Kecamatan Banjarmasin Timur. Alat tersebut adalah untuk pengambilan foto dan sidik jari.
Dengan demikian, alat yang diperuntukkan untuk program pembuatan kartu tanda penduduk elekteronik (e KTP) di Kota Banjarmasin itu, hanya satu yakni yang berada di kantor Disdukcapil.
Camat Banjarmasin Timur, Ina Yuliani mengatakan sudah menyerahkan alat yang diperuntukkan untuk mengambil foto dan sidik jari tersebut ke Pemkab Banjar. Saat ini, pihaknya hanya menunggu koordinasi lebih lanjut dari Disdukcapil.
"Mesin yang kemarin itu ternyata milik Kabupaten Banjar, lalu diambil mereka beberapa hari yang lalu," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Banjrmasin, Rahmah Norlias mengakui terjadinya kesalahan pengiriman alat e KTP yang dilakukan pemerintan pusat.
Kejadian ini makin membuatnya pesimistis, bisa melaksanakan eKTP, sesuai edaran Depdagri, 18 Agustus nanti. "Ada suratnya, memang terjadi kesalahan pengiriman alat," aku dia.
Saat ini, alat e KTP yang diterima Banjarmasin, hanya tersisa satu yakni berada di Kantor Disdukcapil. Untuk sisanya, Rahmah mengatakan belum mendapatkan kabar kembali. "Kapan sisa alat yang diperuntukkan setiap kecamatan di Kota Banjarmasin tiba, kami belum tahu," katanya.
Jika sisa alat yang diperuntukkan setiap kecamatan yang berjumlah 10 buah itu tidak kunjung tiba, maka dia memastikan pelaksanaan e KTP bakal diundur, hingga waktu yang tidak ditentukan.
Malah, dia mengatakan keterlambatan alat sendiri, ada sisi baiknya. Jika program e KTP berjalan pada 18 September ini, kinerjanya dipastikan tidak maksimal, dikarenakan bulan puasa.
Begitu pula dengan warga yang diundang, untuk melakukan pemotretan dan pengambilan sidik jari, menurut Rahmah, tak bakal berjalan seperti yang dikehendaki.
"Bulan puasa, warga juga kemungkinan malas untuk antre di kecamatan," katanya.
(dia/bpost online/Banjarmasinpost.co.id - Senin, 15 Agustus 2011 | 06:38 Wita)

Waspada, Jelang Lebaran Jambret Makin Marak!

example2padang-today.com
ilustrasi jambret

MARTAPURA - Warga di Kabupaten Banjar saat ini diminta lebih berhati-hati saat membawa bermacam barang berharga dijalanan.

Pasalnya, menjelang lebaran pelaku penjambretan kian nakal dan nekat. Seperti dialami Hj Fauzanah (40), warga Jalan Kurnia nomor 16 RT 1RW1 Martapura.
Saat ditemui, Sabtu (13/8/2011), warga yang terkenal di Jalan Kurnia dengan panggilan akrab Acil Ipau ini masih syok.
Harta senilai Rp 22 juta miliknya raib digondol jambret aksi jambret dilakukan sekitar pukul 17.30 Wita, di Jalan A Yani depan Gang Jalan Kurnia, persis berseberangan dengan Masjid Al Karomah.
Diduga, pelaku sudah mengintai Acil Ipau hingga korban keluar menutup warung lalu menyeberang jalan. Begitu tiba di muka gang, tas kulit yang dibawa Acil Ipau langsung ditarik paksa.
"Saya mau persiapan berbuka puasa, tutup toko lalu jalan kaki pulang ke rumah. Tas kulit yang saya gantungkan di bahu kanan disambar dari arah belakang. Tas beserta isinya raib," ujar Acil Ipau.
Dikatakan, di dalam tas dua kartu ATM, sebuah buku tabungan dengan jumlah saldo Rp 700 ribu, emas 10 gram terdiri dari cincin tiga buah, emas balok dua buah, liontion satu buah. Serta uang tunal Rp 17 Juta. Total keseluruhan Rp 22 juta.
"Emas itu saya bawa untuk dijual untuk bayar utang, sedang uang tunai Rp 17 juta itu untuk setoran minyak tanah," katanya lirih.
Masih berkeringat dengan nafas terengah, Acil Ipau mengatakan dia sempat mengejar kedua pelaku sambil berteriak. Namun, baru berjarak kurang lebih 60 meter, dia kelelahan dan pingsan.
Kedua jambret bisa meloloskan diri, meski sempat dikejar warga. Jambret kabur ke arah Hulu Sungai.
"Setelah pingsan saya tidak ingat apa-apa lagi. Begitu dibawa ke rumah, saya baru bisa siuman," katanya.
Masih dalam kondisi syok, Acil Ipau mengaku belum melaporkan kejadian ini ke polisi. "Saya belum lapor ke polisi, saya berharap agar pelaku bisa ditangkap," katanya.
Salah seorang saksi yang juga saudara sepupu korban, Ramziah (30), mengatakan Acil Ipau dijambret oleh dua orang berbadan besar dan agak gemuk, mengendarai sepeda motor matic.
"Keduanya memakai jaket kulit hitam. Saya sempat memukul mereka mempergunakan teralis alumunium, namun tak mampu menjatuhkan mereka. Badannya besar," katanya.
(kur/bpost online/Banjarmasinpost.co.id - Senin, 15 Agustus 2011 | 06:31 Wita)

13 Orang Afghanistan dan Pakistan Digerebek di Banjarbaru

example2dok bpost online
Ilustrasi.

BANJARBARU - Tambar sontak kaget ketika mengecek penghuni Wisma Wilis di Jalan Angkasa, Kelurahan Syamsudin Noor, Banjarbaru miliknya, Minggu (14/8/2011).
Setelah dua hari datang ke Tanah Air usai menunaikan ibadah umrah, baru hari itu dia menyempatkan diri mengecek penghuni penginapan miliknya itu.
Perasaan kaget Tambar itu bukan tanpa alasan. Saat itu polisi dari Polda Kalsel, Polresta Banjarmasin serta Polsek setempat datang mengamankan 13 orang asing Afghanistan dan satu orang dari Pakistan.
"Ada apa kok polisi datang. Saya kira teroris. Pikir saya, kalau teroris, mati saya, bisa tersangkut-sangkut karena dikira ikut menampung teroris. Saya pun sempat diinterogasi di Polres Banjarbaru tetapi saya jelaskan apa adanya saja," ungkapnya, Minggu (14/8/2011).
Menurutnya, selama berada di Wisma Wilis, 14 pengungsi tersebut menempati dua kamar standar untuk rumah tangga berukuran 4,5 kali 9 meter.
Kamar tersebut, rencananya mau direnovasi. Tetapi, belum sempat direnovasi, kamar itu kemudian disewa orang Makassar selama sebulan.
Status kedua kamar tersebut sampai ditempati 14 pengungsi tersebut, masih disewa orang Makassar itu. Ceritanya, orang Makassar yang setahunya bernama Anto itulah yang menempatkan 14 pengungsi di kamar tersebut.
Setelah tiba di Bandara Syamsudin Noor, mereka langsung dibawa ke Wisma Wilis miliknya. Rencananya, 14 pengungsi ini akan bekerja di pertambangan di kawasan Batulicin menggantikan pekerja asal Makassar yang cuti selama Idulfitri.
"Ceritanya yang saya dengar seperti itu. Mereka ini mau diapluskan dengan pegawai tambang asal Makassar yang sedang libur Idulfitri. Orang Makassar ini, yang memasukkan 14 warga pengungsi itu ke wisma kami," jelas Tambar.
Karena itu, ketika dia tanya kepada karyawan soal kedatangan pengungsi itu, karyawannya juga tidak mengetahui. Karena, datangnya memang tidak permisi.
Selama menempati kedua kamar tersebut, menurutnya, warga pengungsi asal Afghanistan dan Pakistan itu tidak berani keluar kamar.
Mereka makan, kemudian minum, semuanya dilakukan di kamar. Aktivitas warga pengungsi ini lebih banyak dihabiskan di kamar.
"Saya saja tidak sempat melihat wajah mereka. Seandainya tahu mereka pengungsi, tentu saya akan laporkan ke aparat," ujarnya.
(wid/bpost online/Banjarmasinpost.co.id - Senin, 15 Agustus 2011 | 06:25 Wit)

Korban Rumah Tenggelam Kebingungan

example2apunk
Rumah longsor di Pengambangan

BANJARMASIN - Korban tenggelamnya lima rumah di Jalan Simpang Pangambangan RT 9 RW 03, kini mengaku kebingungan.

Lima keluarga yang berjumlah 17 jiwa itu kini hanya menggantungkan hidup dari dana bantuan yang diberikan donatur. Untuk tinggal, sementara mereka ikut menumpang di rumah tetangga.
"Hanya ini saja, yang selamat," kata Hadransyah (50) menujukkan tumpukan baju basah, saat ditemui sedang menumpang di rumah tetangganya, Masnun, Minggu (14/8/2011).
Dia mengaku masih kalut dan tak percaya akan musibah yang baru dialaminya. Berkumpul dengan keluarga meski di rumah tetangganya, dilakukannya semata-mata agar mereka bisa menenangkan diri.
Hadran kemarin terlihat mulai menutak atik televisinya yang sempat ditemukan setelah tercebur ke sungai bersama rumahnya.
Namun, satu satunya barang berharga yang dia miliki itu rusak. "Iya, aku temukan TV ini di sungai. Siapa tau bisa dipakai. Karena barang ini termasuk yang berharga, tapi setelah dicek, sudah tak bisa dipakai," ujarnya.
Nasib serupa dialami Agustinawati (25). Ibu dari bayi 12 bulan, Ahmad Subari, yang juga tinggal di keluarga Masnun, mengaku masih bingung.
Apa yang harus dilakukan. Saat ini, dia hanya mengurus putranya yang kala itu nyaris tenggelam.
Saat ditemui Ahmad selalu menangis. Diakui Agustinawati, semenjak kejadian itu, Ahmad tak bisa tidur nyenyak, selalu menangis.
Menurutnya, kemungkinan masih merasakan ketakutan, karena malam itu, Ahmad yang berada dalam gendongannya turut merasakan trauma.
"Dia menangis terus. Malam itu, saya gendong, ketika melangkah ke luar rumah langsung ambrol. Tak ada satupun barang yang bisa diselamatkan," katanya.
Nasib terkatung-katung juga dialami oleh, Anton. Meski sempat membawa sepucuk surat tanah, namun diakuinya tanah beserta bangunannya telah ditelan sungai, akibat longsor.
"Surat ini hanya tinggal kenagan saja mas. Kami masih tak bisa berbuat banyak, seperti apa nasib kami selanjutnya, sementara ini kami hanya bisa menumpang di emperan warga," ujarnya.
Barang-barang milik Anton pun terlhat menumpuk di lorong-lorong milik tetangganya.
Tak semua korban tinggal di emper rumah. Ada korban yang sudah menyewa kamar. Dia adalah Nafiah yang menyewa kamar di rumah Humadi di RT 9 sebesar Rp 200 ribu.
Ketua RT 9, Halim mengatakan saat ini warganya, yang merupakan korban tanah longsor hanya mengandalkan dari bantuan sumbangan warga. Pihaknya terus berusaha untuk memberikan semangat kepada warganya.
Asisten II Pemko Banjarmasin, Bambang Budiyanto, mengatakan pemko bakal berupaya untuk membantu warga yang rumahnya tenggelam.
(dia/qq/bpost online/Banjarmasinpost.co.id - Senin, 15 Agustus 2011 | 06:14 Wita)

Disambar Petir Hingga Kepala Terbakar Hendra Selamat

example2m.antaranews.com
ilustrasi jaringan PLN disambar petir

KUALAKAPUAS - Malang dialami Hendra (24). Tubuh dan sebagian kepalanya terbakar akibat disambar petir, Sabtu (13/8) petang. Lelaki asal Palingkaubaru, Kecamatan Kapuasmurung, Kabupaten Kapuas, Kalteng, itu selamat mengharuskannya dirawat di RSUD Kapuas karena derita luka bakarnya cukup parah. Peristiwa itu teradi sekitar pukul 17.00 WIB. Menurut Tedi, teman korban, mereka berdua saat itu sedang bekerja di kebun sawit PT Globalindo Agung Lestari (GAL) Desa Lamunti F2, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas. Gerimis yang diselingi kilatan petir memaksa mereka memilih bernaung di sebuah pondokan yang terdapat di tengah kebun. Tapi kemudian, terdengar suara petir yang sangat nyaring dan ternyata langsung mengenai korban. Korban mengalami luka melepuh di pundak kiri, kepala bagian belakang, sampai rambut gosong sebagian. Korban sempat dibawa ke Puskesmas A2 Lamunti. Tapi perawat dan dokter tidak ada, sehingga dilarikan ke RS Kapuas dengan mobil milik perusahaan. Korban bekerja sebagai buruh sawit sekitar tiga bulan. Sehari diupah Rp 48 ribu dan menjadi sumber pendapatannya hidup bersama sang istri, Asiah (19). (ami/bpost online/Banjarmasinpost.co.id - Senin, 15 Agustus 2011 | 06:07 Wita)





0 comments to "Serba-serbi : sedih,duka,senang kota Banjarmasin dan Banjarbaru.....^_^"

Leave a comment