Home , , , , , , , � Tugas Mahasiswa Muda adalah Menyempurnakan Gerakan Revolusi

Tugas Mahasiswa Muda adalah Menyempurnakan Gerakan Revolusi



Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari Rabu (10/8/2011) sore dalam pertemuan yang penuh keakraban dengan ribuan mahasiswa menjelaskan penyimpangan yang terjadi pada revolusi-revolusi di dunia, dan mengenai revolusi Islam Iran, beliau mengatakan, "Revolusi agung bangsa Iran terjadi dengan cita-citanya yang jelas. Sebagai sebuah fenomena yang istimewa dalam sejarah, revolusi ini terus bergerak ke arah cita-citanya tanpa penyimpangan."

Rahbar: Tugas Mahasiswa Muda adalah Menyempurnakan Gerakan Revolusi

Rahbar: Tugas Mahasiswa Muda adalah Menyempurnakan Gerakan Revolusi

Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari Rabu (10/8) sore dalam pertemuan yang penuh keakraban dengan ribuan mahasiswa menjelaskan penyimpangan yang terjadi pada revolusi-revolusi di dunia, dan mengenai revolusi Islam Iran, beliau mengatakan, "Revolusi agung bangsa Iran terjadi dengan cita-citanya yang jelas. Sebagai sebuah fenomena yang istimewa dalam sejarah, revolusi ini terus bergerak ke arah cita-citanya tanpa penyimpangan."

Tujuan dari revolusi ini, kata beliau, adalah untuk menegakkan Islam, melawan arogansi, -mempertahankan independensi negara-, menjunjung tinggi martabat manusia, membela yang tertindas, dan mengantarkan Iran kepada kemajuan dan keunggulan di semua bidang. Seraya menekankan bahwa revolusi ini dilandasi oleh keimanan, keyakinan, serta motivasi dan afeksi rakyat, Rahbar menambahkan, setelah 32 tahun, garis yang lurus ini terus menjulur tanpa penyimpangan. Fenomena ini adalah makna hakiki dari stabilitas dan kekokohan revolusi. Beliau memuji keteguhan bangsa Iran dalam memegang janji dengan Tuhannya. "Keteguhan yang mengagumkan ini diwariskan oleh generasi lama kepada generasi saat ini, sehingga para pemuda mahasiswa yang penuh semangat dan tulus yang hadir dalam pertemuan ini memaparkan ide-ide dan harapan yang juga diyakini oleh generasi pertama revolusi, padahal mereka tidak pernah mengalami masa kemenangan revolusi dan tidak menyaksikan masa hidup Imam Khomeini," imbuh beliau.

Menurut Pemimpin Besar Revolousi Islam, tuntutan dan pembicaraan generasi muda mahasiswa saat ini lebih matang dari generasi awal revolusi. Beliau menandaskan, gelora semangat para pemuda sekarang sama dengan semangat pemuda di masa revolusi. Tapi logika mereka lebih matang dan ini sangat berarti.

Setelah menjelaskan gerakan revolusi yang terus menuju ke arah kesempurnaan dalam 32 tahun ini dan bahwa kelanjutan proses penyempurnaan ini adalah tanggung jawab generasi muda mahasiswa saat ini, Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, para pemuda dan mahasiswa hari ini adalah pengambil keputusan negara ini di masa mendatang. Mereka harus melanjutkan proses penyempurnaan ini untuk diserahkan kepada generasi selanjutnya sekaligus membuktikan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah revolusi dunia, revolusi Islam tetap memegang teguh prinsip dan slogan yang dikumandangkannya di awal revolusi tanpa henti. Dan, insya Allah, revolusi ini akan mencapai tujuan akhirnya.

Seraya menyebut motivasi, tekad, keberanian, kekuatan berpikir dan kegigihan yang ada pada generasi sekarang sebagai jaminan akan kelanggengan perjalanan revolusi, kepada para mahasiswa yang hadir beliau mengatakan, "Negara yang berhasil mencapai kondisi seperti ini dengan kekuatan dan resistensinya harus terus bergerak maju dan menciptakan satu teladan sejati bagi bangsa-bangsa Muslim. Dan kalian, generasi hari ini yang penuh semangat dan berdedikasi tinggi, mampu melaksanakan tugas penting yang bersejarah ini."

Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menjelaskan penyimpangan yang terjadi pada revolusi-revolusi besar di dunia dalam beberapa abad terakhir, dan menandaskan, revolusi Perancis adalah contoh dari sebuah revolusi rakyat melawan rezim monarkhi di zaman itu. Akan tetapi secara perlahan revolusi ini menyimpang dari cita-cita awal yang memihak rakyat. Setelah melewati derita berkepanjangan, sistem monarkhi kembali berkuasa di Perancis. Kemerdekaan Amerika dan terbentuknya negara itu, beliau sebut sebagai contoh lain dari gerakan rakyat yang setelah melewati masa tertentu menyimpang dari tujuan asalnya yang lantas berujung pada meletusnya perang saudara dan aksi saling bunuh di dalam negeri.

"Revolusi Soviet adalah contoh lain yang dilandasi oleh sebuah ideologi. Akan tetapi sejak tahun-tahun pertama revolusi ini sudah melenceng dari tujuan asal, dan rakyat tersingkir dari konstelasi politik dan tujuan revolusi," imbuh beliau.

Rahbar juga menerangkan beberapa gerakan semi revolusi yang terjadi pada dekade 1950 dan 1960 Masehi di kawasan, Afrika Utara dan Amerika Latin yang juga mengalami pergeseran dari tujuan awal revolusi.

"Revolusi Islam Iran dalam rentang waktu seratus tahun terakhir adalah fenomena yang terkecuali. Sebab, revolusi ini dengan kekuatan, kekompakan dan semangat yang semakin besar tetap melangkah sesuai tujuan dan cita-cita awalnya," kata beliau.

Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyampaikan beberapa imbuan kepada organisasi-organisasi kemahasiswaan. Imbauan pertama beliau adalah supaya mahasiswa memerhatikan gerak gerik front musuh revolusi dan musuh Islam.

Beliau mengatakan, dalam melawan Iran yang Islami, musuh-musuh revolusi Islam dan musuh bangsa Iran bertindak secara serentak dalam satu front. Mereka berbagi tugas dalam kerangka satu agenda besar untuk melawan revolusi. Memahami fakta ini akan sangat membantu kalangan mahasiswa dalam bertindak sesuai tugas revolusionernya.

Salah satu contoh gerakan sistematis musuh adalah teror yang mereka lakukan terhadap Syahid Ali Mohammadi, Shahriyari dan Rezaee Nejad. "Jika memandang kejahatan ini dengan kacamata keamanan semata, orang akan bersedih karena kehilangan beberapa orang yang dicintai. Namun bila peristiwa ini dicermati sebagai bagian dari agenda sistematis musuh, maka akan terungkap adanya target yang lebih penting," jelas beliau.

Melumat gerakan keilmuan di negara ini, menurut beliau, adalah tujuan dari aksi-aksi teror tersebut. "Front arogansi yang dalam agenda tahap pertahapnya terus bergerak untuk menggembosi revolusi Islam diantaranya lewat embargo ekonomi, penyebaran amoralitas, mengguncang pilar-pilar keyakinan dan masalah ekonomi. Menebar ketakutan di tengah para ilmuan Iran dan menghentikan gerakan keilmuan adalah tahap penyempurna dalam agenda besar mereka," kata beliau selanjutnya.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, dengan perspektif ini gerakan terorisme musuh bisa dianalisa dengan cerdik dan hal itu akan semakin memperkuat rasa tanggung jawab. Agenda musuh ini adalah untuk mencegah perkembangan dan kemajuan ilmu di negara dan tujuan akhirnya adalah untuk mengembalikan Iran ke era ketertinggalan.

Berikutnya, beliau mengimbau mahasiswa untuk menekuni tugas-tugas pemikiran dan budaya secara terprogram dan mendalam. Beliau menandaskan, "Dalam kondisi saat ini, organisasi mahasiswa harus mengarahkan kemampuannya kepada tugas-tugas pemikiran yang mendalam dan riset di berbagai bidang yang meliputi teologi, etika, sejarah, revolusi dan berbagai masalah yang dihadapi oleh negara."

Dalam masalah politik, kata beliau, tindakan yang dilakukan harus mendalam dan jauh dari emosi. Imbauan berikutnya yang disampaikan oleh Pemimpin Besar Revolusi adalah menyangkut budaya amoralitas yang disebarkan musuh. Beliau menegaskan, "Saat ini salah satu kebijakan kubu arogansi adalah penyebaran secara sistematis budaya amoralitas di masyarakat dan di tengah kaum muda. Karena itu, agenda musuh ini harus dilawan dengan benar."

Rahbar menyeru kalangan mahasiswa untuk menjalin kerjasama, kekompakan, dan koordinasi dalam mewujudkan cita-cita revolusi dan untuk mempengaruhi lingkungan perguruan tinggi.

Meski menyebut lingkungan perguruan tinggi secara umum cukup baik, beliau tidak menafikan adanya kesalahan langkah di dalamnya. "Tapi secara umum, kondisi lingkungan kampus di negara ini bergairah, bersemangat, energik, dan loyal kepada agama," tegas beliau.

Di awal pertemuan 11 mahasiswa teladan menyampaikan berbagai pandangan mereka terkait masalah kampus, keilmuan, budaya, sosial dan politik.

Di akhir pertemuan, para mahasiswa melaksanakan shalat Maghrib dan Isya' berjamaah yang dipimpin Ayatollah al-Udzma Khamenei. Usai shalat mereka berbuka puasa bersama Pemimpin Besar Revolusi Islam.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=259059


Pesan Ramadhan dari Majma Jahani Ahlul Bait
Majma Jahani Ahlul Bait menyampaikan pesan secara terbuka mengenai datangnya bulan Ramadhan al Mubarak kepada umat Islam.
Pesan Ramadhan dari Majma Jahani Ahlul Bait

Menurut Kantor Berita ABNA, Majma Jahani Ahlul Bait menyampaikan pesan secara terbuka mengenai datangnya bulan Ramadhan al Mubarak kepada umat Islam. Bulan Ramadhan adalah peluang yang tepat untuk membina diri, kembali kepada fitrah dan kesucian diri serta memuhasabah jiwa dan bertafakkur, Semoga umat Islam dan hamba-hamba Allah yang beriman bisa mnedapatkan manfaat terbaik dari kedatangan bulan suci penuh berkah ini.

Teks pesan dari Majma Jahani Ahlul Bait tersebut adalah sebagai berikut:

بسم الله الرحمن الرحیم

“Wahai orang yang beriman, diwajibkan ke atas kamu berpuasa, sebagaimana yang diwajibkan ke atas orang-orang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang yang bertaqwa”.

Majma Jahani Ahlul Bait mengucapkan selamat kepada seluruh umat Islam se dunia dengan datangnya bulan penuh keberkahan, bulan yang paling membahagiakan bagi umat Islam dengan segala keistimewaan dan kelebihannya dibandingkan bulan-bulan yang lain, dan juga merupakan bulan jamuan Tuhan bagi tamu-tamu-Nya yang memiliki martabat yang tinggi.

Bulan Ramadhan memiliki malam Al Qadr yang merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan dan telah diriwayatkan dari Rasulullah saww bahwa ketika menyambut datangnya bulan Ramadhan yang agung beliau bersabda, "Wahai manusia, bulan Allah yang penuh berkah, rahmat dan ampunan datang menghampirimu. Ia adalah salah satu bulan yang paling baik di sisi Tuhan dari bulan-bulan yang lain, yang hari-harinya lebih baik dari hari-hari yang lain, malamnya lebih baik dari malam-malam yang lain dan masanya lebih baik dari masa-masa yang lain."

Ayat-ayat suci Al-Qur'an menerangkan bahwa tujuan puasa adalah ketakwaan, dan takwa sebagaimana diketahui semua orang bahwa bagiannya terdiri dari kembali kepada Allah swt, taubat, istighfar, dan berpaling kepada fitrah sendiri.

Kedatangan bulan yang penuh berkah pada tahun ini terasa lebih istimewa, sebab umat berada di zaman kebangkitan Islam dengan banyaknya umat Islam yang mulai terpanggil untuk kembali mendengarkan suara nuraninya untuk menjalankan aturan-aturan Islam dengan secara totalitas dengan berbagai dimensinya.

Kita memohon kepada Allah swt agar kebangkitan umat ini sampai kepada kemenangan yang nyata dan semoga janji-Nya bahwa dunia mencapai masa keadilan dan kejayaan di tangan juru selamat Imam Al Mahdi Al Muntazar bisa segera terwujud.

Umat Islam hendaknya bertadabbur dan merenung diri setiap saat, setiap detik selama bulan Ramadhan ini dan menyegerakan diri bertaubat dan kembali kepada Tuhan yang penuh kasih yang dapat menyebabkan berlipat gandanya pahala kebaikan dan terhapusnya dosa-dosa sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saww, "Celakalah bagi mereka yang tidak mendapat pengampunan Ilahi di bulan yang agung ini."

Kita tidak boleh lupa dan lalai bahwa untuk mendapatkan hasil-hasil yang besar memerlukan perhatian, usaha, kegigihan amal dan keikhlasan.

Bulan yang besar ini adalah bulan untuk menilai, bertafakkur, dan memuhasabah jiwa karena manusia dalam bulan ini menahan diri dari makan, minum, dan godaan hawa nafsu seharian, dan berupaya untuk melepaskan diri dari godaan-godaan yang menggelincirkan manusia di dalamnya ke derajat yang hina.

Bulan Ramadhan Al-Mubarak memberikan peluang kepada manusia untuk memperhatikan diri sendiri dan keadaan maknawi yang diwujudkan supaya manusia didorong ke jalan pendidikan Islam dan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya di bulan yang penuh keberkahan ini. Perkara-perkara yang yang mesti menjadi perhatian besar di bulan ini adalah:

1. Tilawah Al-Quran. Allah swt berfirman: “Bulan Ramadhan yang diturunkan Al-Quran padanya”. Terdapat Hadis: “Setiap sesuatu ada musim semi, dan musim semi Al-Quran ialah bulan Ramadhan”. Pembacaan Al-Quran akan menyebabkan manusia memahami zatnya dan memerhatikannya sambil menemui kesalahan dan kekurangannya. Sudah tentu perkara ini berkaitan dengan Tadabbur dalam pembacaan Al-Quran, perhatian kepada pemahaman makna, perhatian kepada kadar kewajiban kepada peraturan dan arahan Al-Quran.

2. Shalat malam sebagai peluang emas yang tidak boleh dilalaikan begitu saja oleh kaum mukminin. Pertengahan malam adalah waktu yang paling afdal bagi seorang hamba untuk berdua-duaan dengan Tuhannya dikala manusia lain terlelap dalam tidur. Seorang mukmin tidak akan melepaskan kesempatan terbaik sebagai insan yang mengasingkan diri bersama Tuhan di pertengahan malam. Setiap mukmin hendaknya mempunyai program shalat ini agar ia dapat menuai hasil dan natijah yang paling baik di samping dapat menunaikan ibadah dengan senang hati. Sudah tentu dari shalat ini mengandung keutamaan yang sangat besar sebagaimana yang Allah swt firmankan: (وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا) “Dan bangunlah pada sebahagian dari waktu malam serta kerjakanlah “nafilah” padanya, sebagai shalat tambahan bagimu; semoga Tuhanmu membangkitkan dan menempatkanmu pada hari akhirat di tempat yang terpuji."

3. Doa-doa yang yang diriwayatkan untuk dibaca selama bulan Ramadhan adalah khazanah pendidikan dan maknawi yang dapat menggerakkan iradah manusia ke arah perubahan, kemajuan dan taubat dari dosa-dosa dan kekhilafan.

4. Bulan yang mulia ini sangat tepat untuk memperkenalkan Islam kepada masyarakat internasional, menyingkirkan seluruh ikhtilaf dan kebencian pribadi antara manusia dengan yang lain. Ini adalah dakwah yang paling jelas untuk perdamaian di dalam masyarakat. Hasil yang membahagiakan akan diraih sekiranya kita bersungguh-sungguh melakukan amalan-amalan yang dianjurkan dalam bulan ini.

5. Wajib ke atas kita dan seluruh umat Islam di dalam bulan besar ini memperkenalkan kepada pengikut berbagai agama dan seluruh orang yang mencari kemenangan dan keselamatan supaya umat manusia mendapati bahwa kehidupannya adalah untuk sampai kepada kesempurnaan dan kemajuan sehingga ia tahu betapa perlunya utusan Allah yang sesuai untuknya di bumi.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Majma’ Jahani Ahlul Bait

Ramadhan 1432 H

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=259056

Rahbar: Iran Menempati Posisi yang Terpandang di Dunia
Rahbar dalam pertemuannya dengan pimpinan tertinggi tiga Lembaga Negara, ketua Dewan Ahli Kepemimpinan, para anggota kabinet, anggota parlemen, pejabat berbagai instansi, para imam Jum'at, wakil Wali Faqih di berbagai provinsi serta para perwira tinggi angkatan bersenjata, menjelaskan bahwa sejak awal kemenangan revolusi Islam sampai saat ini, pemerintahan Islam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang beragam dan sulit yang meliputi ancaman politik, keamanan, militer, dan ekonomi dari kekuatan-kekuatana adi daya dunia.
Rahbar: Iran Menempati Posisi yang Terpandang di Dunia

Menurut Kantor Berita ABNA, -dinukil dari situs resmi Rahbar- Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Ahad (7/8) dalam pertemuan dengan pimpinan tertinggi tiga Lembaga Negara, ketua Dewan Ahli Kepemimpinan, para anggota kabinet, anggota parlemen, pejabat berbagai instansi, para imam Jum'at, wakil Wali Faqih di berbagai provinsi serta para perwira tinggi angkatan bersenjata membicarakan tentang situasi regional dan global yang isimewa saat ini seraya menjelaskan kondisi Iran secara umum.

Beliau mengatakan, penilaian yang obyektif akan kedudukan pemerintahan Islam setelah 32 tahun berdiri akan menunjukkan bahwa negara ini telah membukukan keberhasilan-keberhasilan besar yang tak terbayangkan. Fakta ini telah melahirkan optimisme dan mendorong untuk melanjutkan gerakan dengan proses yang pesat menuju puncak. Seiring dengan itu ada serangkain tugas penting dan prioritas yang belum terlaksana. Dengan solidaritas, kebersamaan, kerja keras siang dan malam serta keteguhan dalam memegang prinsip dan norma dan dengan memanfaatkan kepercayaan rakyat yang sangat besar kepada negara dan rasa percaya diri yang tinggi di tengah para pemuda, semua peluang yang ada harus dimanfaatkan secara optimal untuk mengantarkan Iran yang Islami ke tempatnya yang layak di tingkat regional dan global.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menekankan untuk secara fair dan obyektif menilai kondisi umum negara. "Untuk mencapai kesimpulan yang benar dan faktual tentang kondisi negara ini, kondisi kawasan dan dunia saat ini harus juga diperhatikan. Sebab kebangkitan Islam yang marak saat ini di kawasan dan krisis ekonomi yang secara mengejutkan mendera Dunia Barat serta berkembangnya aliran-aliran ekstrim di Barat, adalah fenomena yang belum pernah ada sebelumnya sejak kemenangan revolusi Islam," ungkap beliau.

Beliau menambahkan, transformasi yang spektakuler di kawasan dan dunia ini adalah peluang besar bagi pemerintahan Islam. Jika tidak mengevaluasi kondisi negara secara fair dan faktual, peluang ini akan terbuang sia-sia dan bahkan bisa berubah menjadi ancaman.

Pemimpin Besar Revolusi Islam melanjutkan, dalam menilai kondisi negara ini titik-titik kuat dan lemah harus dilihat bersamaan. Hindari pandangan yang mutlak negatif atau mutlak positif dalam memberi penilaian.

Beliau mengeluhkan adanya sebagian pejabat negara dan elit politik yang memiliki pandangan negatif murni yang secara sosial akan melahirkan pesimisme dan keputusasaan di tengah masyarakat. "Amat disayangkan bahwa sebagian media massa yang didasari oleh tendensi tertentu selalu menyoroti hal-hal yang negatif. Ini tindakan yang salah," kata beliau. Sebaliknya, beliau juga menolak pandangan positif mutlak dan menyebutnya sebagai tindakan pemuasan palsu.

Lebih lanjut Rahbar mengimbau untuk mempelajari seluruh sisi kuat dan sisi lemah di negara ini seraya menjelaskan, "Sisi-sisi positif menunjukkan potensi yang dimiliki negara ini sementara titik-titik lemah menunjukkan apa yang harus menjadi prioritas kerja. Dengan mencermati kedua sisi itu kita bisa mengenal jalan yang benar yang mengantarkan kita kepada kemajuan dan ketinggian."

Mengenai sisi positif yang ada di negara ini, beliau mengatakan, titik-titik yang terang dan positif ini adalah hasil dari gerakan berkesinambungan pemerintahan Islam dalam 32 tahun ini, yang tentunya fluktuatif.

Poin positif pertama yang disinggung beliau adalah kemampuan dalam mengatasi tantangan. Beliau menjelaskan, sejak awal kemenangan revolusi Islam sampai saat ini, pemerintahan Islam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang beragam dan sulit yang meliputi ancaman politik, keamanan, militer, dan ekonomi dari kekuatan-kekuatana adi daya dunia. Akan tetapi, berkat dukungan rakyat pemerintahanan ini bisa mengatasi semua tantangan itu.

Poin kedua adalah kepercayaan kuat yang terbina antara rakyat dan pemerintahan yang menurut beliau jarang ditemukan bandingannya di dunia. Rahbar mencontohkan partisipasi 80 persen rakyat Iran dalam pemilihan umum dua tahun silam dan keikutsertaan rakyat dalam pawai akbar tahunan hari al-Quds Sedunia dan hari kemenangan revolusi Islam 22 Bahman. "Tahun inipun meski suhu udara panas menyengat, dunia akan kembali menyaksikan kebesaran rakyat Iran di bulan Ramadhan dan hari al-Quds," tegas beliau.

Beliau menyayangkan adanya pernyataan sementara kalangan yang secara lahirnya mengesankan kerapuhan kepercayaan rakyat. "Rakyat mencintai pemerintahan Islam dan akan selalu membelanya," kata beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, musuh berkoar tentang sanksi yang bisa melumpuhkan Iran. Namun di tengah himpitan embargo dan sanksi itu, Iran justeru telah membukukan banyak prestasi yang mencengangkan di berbagai bidang, sains dan teknologi.

Poin positif berikutnya adalah kedudukan Iran di pentas internasional. "Hari ini, Republik Islam Iran adalah negara yang dihormati, berpengaruh, terpandang dan bermartabat di pentas internasional," kata beliau. Kemuliaan dan kedudukan ini didapatkan berkat resistensi dan keteguhan bangsa dan para pejabat Iran kepada prinsip dan slogan-slogan revolusi Islam.

Sebalik, kata beliau, kebencian terhadap Amerika di tingkat regional dan global justeru semakin memuncak, dan saat ini, AS adalah rezim yang paling dibenci dan tak punya kedudukan di kawasan dan Dunia Islam. Di Eropa, jika rakyat di sana menyadari bahwa penyebab utama kesulitan mereka adalah hegemoni AS dan Rezim Zionis Israel, maka proses keterpurukan AS di Eropa akan berjalan lebih cepat, dan ini akan terjadi tidak lama lagi.

Seraya menyinggung adanya upaya sebagian kalangan untuk mengesankan kemerosoran popularitas Republik Islam Iran di kancah dunia, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, sebagian orang berusaha meyakinkan bahwa popularitas Republik Islam Iran di pentas internasional anjlok karena keteguhan dalam memegang prinsipnya. Padahal, -amat disayangkan- pada beberapa periode ketika sejumlah pejabat bersikap lunak terhadap Barat, perlakuan terhadap Iran justeru semakin melecehkan.

"Di saat sejumlah pejabat kita memuji para petinggi AS, Presiden AS justeru menyebut Iran sebagai poros kejahatan," tegas beliau.

Rahbar mengingatkan kembali proses pengadilan untuk kasus pembunuhan di restoran Mikonos dan mengatakan, "Dalam satu periode, salah satu negara Eropa yang secara lahiriyah baik dan memuji Iran, justeru menggelar pengadilan untuk kasus pembunuhan di restoran Mikonos yang menuduh pejabat tertinggi Iran terlibat dalam insiden itu. Langkah tersebut lantas diikuti oleh sejumlah negara Eropa yang menarik Duta Besarnya dari Tehran dengan anggapan langkah itu bisa menjadi pukulan bagi Iran. Namun yang terjadi, justeru merekalah yang mendapat balasan dan merasakan tamparan yang lebih telak dari Husainiyyah ini."

Beliau mengingatkan, setiap kali pemerintahan Islam melunak di hadapan AS dan Eropa, mereka akan semakin lancang. Dan setiap kali pemerintahan ini resisten dengan slogan dan psinsip revolusinya, Republik Islam akan semakin terhormat.

Usai menjelaskan poin-poin positif, beliau mengungkapkan sisi-sisi lemah yang ada dan mengatakan, "Jika sisi-sisi lemah ini tidak diperhatikan pasti kita akan mendapat pukulan."

Kelemahan, kelalaian, dan kekurangan yang ada di bidang politik, ekonomi dan budaya, kata beliau, disebabkan oleh kelalaian dalam menjalankan tugas.

Seraya mengingatkan kisah kekalahan umat Islam dalam Perang Uhud, Ayatollah al-Udzma Khamenei menerangkan, "Menyibukkan diri dengan konflik dan polemik politik, kecenderungan kepada glamorisme dan kehidupan borjouis, lupa akan semangat jihad dan pengorbanan, lalai akan serangan budaya yang dilancarkan musuh, lalai akan lawan yang mengintai, lalai akan penyusupan lawan di dunia media dalam negeri dan ketidakpedulian kepada baitul mal, adalah contoh dari kelemahan-kelemahan itu."

Beliau juga menyebutkan adanya masalah yang belum teratasi di bidang ekonomi seperti pengadaan lapangan kerja, inflasi dan budaya kerja, meski sudah ada banyak hal yang dilakukan. Beliau lebih lanjut mengimbau untuk semakin menyebarkan budaya sabar, syukur, dzikir, ihsan, kebaikan kepada orang lain, kecenderungan untuk melayani dan menghindari gangguan kepada pihak lain.

Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar membahas perkembangan di kawasan dan mengatakan, situasi di kawasan saat ini jauh dari bayangan dan perkiraan AS dan zionisme internasional. "Kekuatan adidaya dunia berniat melumpuhkan Iran lewat sanksi dan embargo ekonomi, tapi kini justeru merekalah yang didera krisis ekonomi," imbuh beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Lewat fitnah tahun 1388 (2009 M), mereka hendak melumpuhkan Republik Islam Iran dengan cara mendukung dan memperkuat gerakan fitnah, tetapi kini justeru rezim-rezim boneka AS di kawasan yang tumbang atau tergoncang satu persatu."

AS dan kekuatan adidaya Barat, kata beliau, berniat mengepung Iran lewat agresi ke Afghanistan dan Irak, tapi yang terjadi saat ini justeru merekalah yang terjebak dalam kesulitan di kedua negara itu dan terkepung.

Kebangkitan Islam di kawasan, menurut Rahbar, adalah fenomena yang sangat istimewa. "Hakikat sebenarnya dari apa yang terjadi di Mesir, Tunisia, dan Yaman tidak terkira. Kelak di masa mendatang hakikat yang sebenarnya akan terungkap," jelas beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei juga menyinggung pengadilan atas Hosni Mubarak yang ditempatkan dalam kurungan seraya menyebut kejadian ini sebagai peristiwa yang penuh arti, menakjubkan dan mendalam yang tentunya diikuti dengan semakin menyempitnya medan bagi rezim Zionis Israel.

Mengenai kondisi Libya beliau mengatakan, kebijakan Barat di Libya sangat hina dan menyakitkan. Sebab dengan memanfaatkan kebangkitan rakyat di negara itu, Barat berusaha menguasai sumber minyak dan berambisi mengukuhkan jejak kakinya di sana sekaligus juga membangun markas untuk mengontrol kawasan utara Afrika khususnya Mesir dan Tunisia.

Tak lupa beliau menyinggung tentang bulan Ramadhan seraya menyebut puasa sebagai hadiah Ilahi untuk mencapai ketaqwaan. Seraya menjelaskan beberapa penggalan dari doa Makarim al-Akhlaq yang diriwayatkan dari Imam Zainul Abidin (as), Rahbar mengatakan, menyebarkan budaya keadilan di berbagai bidang, menahan amarah, berjalan sesuai logika dan argumentasi, menghindari perselisihan, berusaha menarik orang bukan menolaknya, mengungkap sisi positif orang lain dan menghindari pengungkapan sisi negarif mereka di depan umum adalah bagian dari taqwa.

Di awal pertemuan, Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam pembicaraannya menjelaskan sejumlah hal terkait kinerja pemerintah dalam enam tahun terakhir yang terfokus pada keadilan, pengabdian, kasih sayang, pembangunan dan kemajuan negara. Seraya mengapresiasi kinerja kabinet-kabinet sebelum ini serta kerjasama baik parlemen dan lembaga peradilan dengan pemerintah, Ahmadinejad mengatakan, dalam kondisi yang paling sulit, berkat dukungan rakyat dan Pemimpin Besar Revolusi Islam, pemerintah berhasil mengukir banyak prestasi gemilang di berbagai bidang. Bahkan bisa dikatakan bahwa dalam enam tahun terakhir hasil kerja yang berhasil dibukukan di sektor pembangunan berkali lipat lebih besar dibanding masa lalu.

Di akhir pertemuan para hadirin mengikuti shalat Maghrib dan Isya berjamaah yang dipimpin Ayatollah al-Udzma Khamenei. Usai shalat, para hadiri berbuka puasa bersama Pemimpin Besar Revolusi Islam.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=259058


Pertemuan Rahbar dengan Para Qari dan Hafidz Al-Quran
Pada acara yang dihadiri oleh para qari, hafidz dan pengajar al-Qur'an itu, Rahbar dalam pembicaraannya mengatakan, menghafal al-Qur'an, menjalin keakraban dengan kitab suci ini dan merenungkan ayat-ayat Ilahi akan membawa negara ini kepada nuansa Qur'ani.
Pertemuan Rahbar dengan Para Qari dan Hafidz Al-Quran

Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di hari pertama bulan suci Ramadhan menghadiri acara tilawah al-Qur'an. Pada acara yang dihadiri oleh para qari, hafidz dan pengajar al-Qur'an itu, Rahbar dalam pembicaraannya mengatakan, menghafal al-Qur'an, menjalin keakraban dengan kitab suci ini dan merenungkan ayat-ayat Ilahi akan membawa negara ini kepada nuansa Qur'ani. Seraya menyatakan optimismenya terhadap kondisi yang mendukung dan kecintaan masyarakat kepada al-Qur'an, beliau menandaskan, "Gerakan Qur'ani yang di negara ini harus terus berlanjut dan diperluas sampai negeri ini memiliki sedikitnya 10 juta hafidz al-Qur'an yang membuat bangsa ini menjadi bangsa yang kuat."

Kepada para pemuda yang berada di barisan terdepan gerakan umum masyarakat ke arah budaya Qur'ani, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, jika di negara ini ada 10 sampai 15 juta orang yang memahami kandungan al-Qur'an secara mendalam dan menghidupkan pelajaran, peringatan dan kabar gembira kitab suci ini dalam pikiran, hati dan perilaku mereka, akan tercipta masyarakat yang Qur'ani.

Menyinggung peran al-Qur'an dalam memenuhi seluruh kebutuhan manusia dan membimbing bangsa ke arah kebahagiaan dunia dan akhirat, beliau menambahkan, kelemahan, keterbelakangan dan kesulitan yang dihadapi umat Islam hanya bisa diatasi dengan mengenal dan mengamalkan al-Qur'an.

Seraya mengungkapkan bahwa kekuasaan thaghut di Dunia Islam telah merampas sumber kekayaan dan kepentingan ekonomi serta identitas budaya bangsa-bangsa Muslim, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Al-Qur'an mengangkat kedudukan materi dan spiritual semua bangsa, dan bangsa Iran adalah contoh yang paling jelas akan fenomena bersejarah ini." Beliau menyebut potensi dan bakat besar yang dimiliki bangsa Iran sebagai kekayaan agung, seraya menambahkan, rezim-rezim thaghut di era kekuasaan Pahlevi dan Qajar telah mencegah aktualisasi potensi besar ini.

Menurut Rahbar, para pemuda yang aktif dan penuh semangat saat ini menaruh kepedulian yang besar untuk membawa Iran kepada kehormatan dan kemuliaan dengan mengukir prestasi yang mengharumkan nama bangsa. Semua itu, imbuh beliau, adalah contoh kecil dari potensi besar bangsa ini dalam gerakan yang telah membebaskannya dari kekuasaan para thaghut di bawah naungan al-Qur'an untuk membawa negara ini kepada kemajuan. Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, berkat gerakan Qur'ani, bangsa Iran saat ini telah menjadi salah satu bangsa yang paling hidup dan kuat di antara bangsa-bangsa di dunia. Berkat keteguhannya mengemban Al-Qur'an, Allah Swt telah menganugerahkan kemuliaan, basirah dan kekuatan kepada bangsa ini.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyambut gembira pekikan slogan keislaman di tengah bangsa-bangsa Muslim, seraya menyebutnya sebagai fenomena yang meniupkan kesegaran ke tubuh umat Islam. "Dengan inayah Allah Swt dan berkat keistimewaan yang ada pada al-Qur'an, hari ini, di mana saja topik dan slogan ‘Islam dan al-Qur'an' marak dan mengakar, masyarakat di sana akan semakin terlindung dari pengaruh para musuh, kaum munafik dan kaki tangan mereka," tegas beliau.

Pertemuan yang berlangsung selama empat jam itu diakhiri dengan shalat Maghrib dan Isya berjamaah yang dipimpin Ayatollah al-Udzma Khamenei. Para hadirin juga berbuka puasa bersama Pemimpin Besar Revolusi Islam.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=259057


0 comments to "Tugas Mahasiswa Muda adalah Menyempurnakan Gerakan Revolusi"

Leave a comment