Home , , , , , , , � Tarif masuk ''GRATIS'' rakyat Iran menyerbu stadion, Indonesia pun GIGIT Jari 3-0, ''BANGKIT INDONESIA''....Tunggu kami di GBK Jakarta...

Tarif masuk ''GRATIS'' rakyat Iran menyerbu stadion, Indonesia pun GIGIT Jari 3-0, ''BANGKIT INDONESIA''....Tunggu kami di GBK Jakarta...


Di Kantor IRIB, Ketua MSBI Berbicara Nasionalisme dan Sepak Bola
Ketua Masyarakat Sepakbola Indonesia (MSBI), Sarman L. Hakim, yang ditemani dengan Dendi Satrio, hari ini (Ahad, 04/9/2011) berkunjung ke kantor Radio Bahasa Indonesia di Tehran. Dalam kunjungannnya, Sarman bersedia berbicara di studio selama 20 menit yang nantinya akan disiarkan dan diunggah di situs IRIB Indonesia.

Setelah berbicara di studio, Sarman tetap bersemangat menyampaikan tekadnya kepada staf-staf Radio IRIB. Dalam perbincangannya dengan para staf Radio Bahasa Indonesia IRIB, Sarman berkeyakinan bahwa penyelenggaran Piala Dunia di Indonesia bukanlah mimpi.

Menurutnya, tekad dan semangat bangsa Indonesia mewujudkan impian tersebut. Yang lebih menarik, Sarman berkeyakinan, "Penyelenggaraan Piala Dunia bukan hanya sekedar event, tapi juga dapat menyelesaikan banyak problema di negara ini."

"Penyelenggaran Piala Dunia bisa menjadi loncatan bagi bangsa Indonesia untuk membangun infrastruktur negara, " tambah Sarman sambil menyinggung Piala Dunia di Afrika.

Lebih lanjut Sarman mengatakan, "Dengan penyelenggaraan Piala Dunia di Indonesia, pemerintah akan berkonsentrasi untuk membangun infrastruktur. Ini adalah cara efektif untuk menyingkirkan kepentingan-kepentingan individu dan partai yang terus menyibukkan negara ini."

Dalam kesempatan itu, Sarman menambahkan, "Nelson Mandela pernah berkata; Jika diminta untuk mempersatukan dunia, maka saya memilih sepak bola untuk jadi media pemersatu bangsa-bangsa di dunia."

Di sela-sela pembicaraannya, Dendi juga menunjukkan rekaman video atas Stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang disimpan di telepon genggamnya. Dikatakannya, "Lihat besi-besi di atas GBK itu. Hingga sekarang, belum ada yang berkarat. Bangunan masih tangguh."

Sarman di penghujung pembicaraan, mengatakan, "Indonesia mempunyai mistik. Lihatlah sejarah bangsa ini."

Menurut rencana, Sarman juga akan bertolak ke Qom untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Himpunan Pelajar Indonesia (HPI), Ammar Fauzi dan para pelajar Indonesia di kota suci QOM. (IRIB/AR/4/9/2011)

Timnas Tiba di Tehran, Satu Bus dari Qom Siap Meluncur

Timnas Indonesia sudah berada di Teheran. Menurut rencana, timnas Indonesia akan bertanding dengan timnas Iran pada hari Jumat, tanggal 2 September 2011 untuk menjalani laga pra piala dunia 2014 di Stadium Azadi, Tehran.

Meski kalah 1-0 dengan tim Jordania, dalam laga persahabatan, timnas Indonesia yang kini ditangani Carlos Queiroz, mantan asisten Sir Alex Ferguson di Manchester United, tetap optimistis bisa bermain bagus melawan Iran.

Hari Selasa (30/8/2011), timnas yang sebagian besar muslim, menjalani sholat Ied di Wisma KBRI.

"Kami berlebaran di Teheran, hari ini, sedih rasanya harus jauh dari keluarga di saat lebaran, tapi kita membawa tugas negara, Insya Alloh kita bermain bagus," demikian pesan singkat Cristian Gonzales via email, kepada arenaku.com, usai berlebaran dengan rekan satu timnya.

Hingga hari ini, suasana di Tehran masih mendung dan relatif dingin. Hujan hingga hari ini terus mengguyur Tehran. Suasana tidak panas ini diharapkan bisa bertahan hingga pertandingan timnas Indonesia dan Iran, tiga hari lagi.

Sementara itu, para pelajar Qom terus melakukan koordinasi untuk memberikan dukungan penuh kepada timnas Indonesia. Sejauh pemantauan wartawan IRIB, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tehran siap mengakomodasi satu bus untuk para suporter Indonesia yang akan diberangkatkan dari kota Qom. Kota Qom, selatan Tehran, berjarak sekitar 130 km dari ibukota Iran ini.

Menurut data yang ada, jumlah pelajar Indonesia di Iran bisa mencapai ratusan. Tapi karena liburan musim panas, banyak pelajar yang pulang ke Indonesia. Untuk itu, para pendukung dari Qom diperkirakan tidak mencapai seratus orang. Akan tetapi para suporter dari daerah-daerah lain di Iran diharapkan bisa dikoordinasikan untuk memberikan dukungan penuh kepada timnas Indonesia. (IRIB/Arenaku.com/AR/30/8/2011)

Ternyata Ada Suporter Yang Datang dari Indonesia
Sejumlah suporter datang dari Indonesia. Mereka juga membawa spanduk berukuran lima meter untuk mendukung timnas Indonesia yang berlaga di Stadion Azadi, hari Jumat (2/9/2011).

Menurut laporan yang diumumkan Federasi Sepak Bola Iran, pertandingan Pra-Piala Dunia 2014 antara timnas Iran dan Indonesia akan berlangsung pada pukul 20.00 waktu Tehran.

Sementara itu, suporter sudah mulai berdatangan di KBRI yang kemudian akan bertolak ke Stadion Azadi pada pukul 18.00 waktu Tehran. Menurut keterangan dari KBRI, para suporter perempuan asal Indonesia juga boleh menonton di Stadion Azadi yang menampung 100 ribu orang. Padahal menurut peraturan Federasi Sepak Bola Iran, perempuan tidak boleh menonton pertandingan sepak bola di Azadi. (IRIB/AR/MZ/2/9/2011)

Fans Iran tidak Gentarkan Indonesia
Kapten Timnas Indonesia Firman Utina mengaku tidak gentar atas kemungkinan banyaknya pendukung Iran dalam pertandingan perdana Grup E Pra Piala Dunia 2014 zona Asia di Stadion Azadi, Tehran, Jumat (2/9) malam WIB.

Sebelumnya, pelatih Iran Carlos Queiroz mengimbau agar publik sepak bola di Iran datang berduyun-duyun ke Stadion Azadi guna memberikan dukungan penuh kepada tim Melli.

"Masalah suporter Iran, tidak kami khawatirkan. Justru yang kami khawatirkan adalah cuaca dingin, karena akan mempersulit pernafasan. Terlebih Timnas belum terbiasa dengan cuaca dingin," ujar Firman melalui rilis yang dikirim Humas Timnas.

Pelatih Indonesia Wim Rijsbergen sudah menganalisa rekaman pertandingan yang dilakoni Iran. Sejumlah catatan sudah diperoleh Rijsbergen untuk menerapkan skema permainan guna mengantisipasi taktik tuan rumah.

"Ancaman dari semua sektor. Tapi kami tidak takut," kata Rijsbergen.

"Kami akan menerapkan strategi bertahan sambil melakukan serangan balik. Saat ini kami sedang fokuskan latihan kepada koordinasi dan penyelesaian akhir."

Mengenai kasus kartu kuning M Nasuha, manajemen Timnas menyerahkan sepenuhnya kepada PSSI. Timnas berharap PSSI sudah memberikan penjelasan sebelum manager meeting hari ini. (IRIB/RM/Media Indonesia/1/9/2011)

Koordinasi HPI dan KBRI Belum Tuntas, Timnas Kemungkinan Berlaga Tanpa Suporter

Suporter Indonesia yang berdemosili di Iran, khususnya di Qom, menyatakan sangsi untuk bisa mendukung secara langsung di Stadium Azadi, tempat berlangsungnya pertandingan timnas Indonesia-Iran.

"Koordinasi kami dengan KBRI di Tehran masih belum tuntas, " kata koordinator suporter Indonesia di Iran yang enggan disampaikan namanya.

Sementara itu, Saleh Alatas yang juga anggota senior Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) Iran mengatakan, "Ini sudah berhubungan dengan nama bangsa. Apapun yang terjadi, saya dan sejumlah teman lainya tetap akan berangkat menonton pertandingan langsung itu, " jelas Saleh sambil menyesalkan upaya koordinasi antara HPI dan KBRI yang belum maksimal.

"Warga Indonesia di Iran adalah duta bangsa. Saya pikir, pertandingan itu merupakan momentum besar untuk menunjukkan kesatuan bangsa ini. Di mana pun berada, kita harus tetap membela bangsa, " tegas Saleh kepada wartawan IRIB, Selasa malam (30/8/2011).

Diharapkan koordinasi HPI dan KBRI di Tehran tuntas pada hari ini. Apalagi Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng mengharapkan adanya dukungan penuh warga Indonesia di Iran. Dalam kaitan ini. KBRI diharapkan dapat membantu penuh tekad suporter Indonesia untuk mendukung perjuangan mereka dalam melawan timnas Iran.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng optimistis tim nasional sepak bola Indonesia mampu menahan imbang tim Iran dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2014 Grup E zona Asia di Teheran pada 2 September mendatang. Optimistisme ini, lanjutnya, bisa terwujud dengan dukungan seluruh suporter Indonesia yang hadir di Teheran maupun yang menonton dari Tanah Air.

"Saya harapkan suporter tetap bisa mendukung timnas," tambahnya sebagaimana dikutip Situs Kompas, hari ini (Rabu, 31/8/2011)
Andi seusai bersilaturahim di kediaman Ketua DPR RI Marzuki Alie, Rabu (31/8/2011), mengatakan, "Untuk pertandingan tanggal 2 September nanti, kita yakin dapat satu angka di Teheran."

Andi juga berharap, timnas Indonesia bisa unggul melawan Bahrain dalam laga berikutnya pada 6 September. (IRIB/Kompas/AR/31/8/2011)


SCTV Acak Timnas Indonesia Vs Iran !

Oleh: Abdullah Lathif Manjorang

Luar Biasa! Hanya dua kata itulah yang bisa saya ucapkan atas keberanian SCTV mengacak pertandingan Timnas Indonesia yang tandang ke Iran dalam Pra Piala Dunia 2014.

Bagaimana tidak, jutaan rakyat Indonesia yang menerima siaran televisi lewat Digital Satellite Receiver (DSR) tidak bisa menyaksikan pertandingan yang sangat ditunggu-tunggu tersebut.

Tak ayal, makian, sumpah serapah serta hujatan dilayangkan ke saluran yang bernaung dibawah Surya Citra Media ini, baik melalui jejaring sosial seperti twitter dan Facebook atau forum-forum di dunia maya.

Yang saya alami sendiri tadi malam, sambil nunggu pertandingan timnas dimulai, saya lagi asyik ngobrol sama teman-teman yang kebetulan berkunjung lebaran kerumah. Karena keasyikan ngobrol, tidak terasa pertandingan timnas pun sudah hampir dimulai.

Saat itu Darius Sinathrya, sebagai host, yang ditemani komentator Bung Kusnaeni mengatakan bahwa SCTV sudah tersambung dengan Iran.Namun, tiba-tiba layar tv diam, wajah Darius pun terpampang tak bergerak, tapi audionya tetap terdengar.

Dari audio yang saya dengar inilah saya tahu bahwa SCTV mengalami kendala dalam penerimaan signal video yang dikirimkan dari Iran. Mungkin karena signal FEED yang dikirim dari Iran terlalu minim.

Perlu diingat, bukan karena signal yang terlampau sedikit ini penyebab wajah Darius terdiam. Tetapi lantaran SCTV sengaja mengacak siarannya biar tidak bisa disaksikan lewat parabola secara Free To Air (FTA). Terbukti,saat saya pindahkan ke channel lain, toh normal-normal saja. Sementara, ketika saya kembalikan ke SCTV, layar tv hitam dan keluar tulisan DIACAK.

Beberapa teman langsung mengeluarkan sumpah serapahnya. Kemudian saya cek di receiver saya, ternyata SCTV menggunakan sistem enkripsi Power Vu. Jenis acakan yang lumayan sulit untuk dibobol. :

Nah, saya langsung keluar rumah. Niatnya sih ingin menyetel dish (parabola) dengan target saluran televisi milik Iran, IRIB 3 yang dipancarkan di satelit Asiasat 5. Dan ternyata......Alhamdulillah siaran itu menayangkan laga Iran kontra Indonesia tanpa macet sama sekali.

Hal seperti ini sebenarnya sudah biasa bagi saya. Pasalnya, saat Liga Inggris dan setiap Piala Dunia berlangsung, stasiun televisi bersangkutan mengacak siarannya , termasuk MNCTV saat menayangkan Piala Sudirman, Mei lalu [Baca : Dimana Nasionalismemu MNCTV?].

Hanya saja, persoalan kali ini menjadi lebih heboh karena selain yang diacak adalah pertandingan olahraga yang sangat-sangat dicintai oleh masyarakat Indonesia, juga perjuangan satu tim yang mencoba membawa harum bangsa ini ke kancah internasional. Disinilah saya menganggap keberanian SCTV perlu ‘diapresiasi'.

Berani mengambil resiko dihujat dan dicaci maki jutaan rakyat Indonesia lantaran ego yang dimiliki dengan mengedepankan materialisme. Saya katakan ini karena pertandingan tersebut tidak diacak di pay tv (tv berbayar) milik MNC Group, yaitu Indovision, TopTV dan OkeVision.

Sehingga muncul dugaan saya bahwa SCTV sudah bekerjasama dengan pay tv tersebut, persis saat RCTI bekerjasama dengan Matrix Soccer menayangkan Piala Dunia. Saat itu RCTI beralasan bahwa FIFA melarang pemegang hak siar menyiarkan melalui satelit karena bisa dijangkau dari negara lain.

Nah, kembali ke persoalan SCTV yang mengacak pertandingan Iran vs Indonesia, kalau bukan karena materialisme, lantas apa? Apa ada ketentuan dari FIFA?

Kalau itu yang dikeluarkan oleh manajemen SCTV, saya akan bilang itu adalah BOHONG. Tidak satupun stasiun televisi yang menyiarkan negaranya bertanding di Pra Piala Dunia mengacak siarannya. Satu contoh, seperti yang saya sebutkan, channel IRIB 3, dimana Iran tengah bertanding melawan Indonesia.

Stasiun tv Iran, IRIB 3 saat menayangkan partai Iran vs Indonesia.
Jangkauan IRIB 3 malah lebih luas dari SCTV karena bisa diterima di sebagian besar negara di Asia, bahkan hingga benua Australia.

Channel lainnya, ada televisi Thailand, NBT yang menyiarkan Thailand kontra Australia juga tidak ada masalah. Kemudian, Irak vs Yordania di Alkass TV, Oman vs Arab Saudi di JSC Global, UEA vs Kuwait di Dubai Sports, Bahrain vs Qatar di Alkass dan masih banyak lagi.

Jika ada ketentuan FIFA yang melarang penayangan Pra Piala Dunia melalui satelit, tentu saja semua stasiun televisi tersebut akan melakukan hal sama dengan SCTV. Tapi, toh mereka semua membiarkan masyarakatnya nyaman memberikan dukungan kepada negaranya masing-masing melalui televisi. Nah, SCTV apa alasanmu..?? Uang kan? (IRIB/Kompasiana/3/9/2011)

Timnas Indonesia Menyerah 0-3 Atas Iran
Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan tuan rumah Iran 0-3 pada pertandingan Pra Piala Dunia 2014 putaran tiga di Stadion Azadi Teheran Iran yang berakhir Sabtu dini hari.

Berdasarkan situs resmi federasi sepak bola dunia atau FIFA, gol Iran tercipta lewat Javad Nekonam pada menit 53 dan 74 serta gol Andranik Timotian Smarani pada menit 87.

Iran selaku tim tuan rumah langsung memanfaatkan kesempatan untuk menekan Indonesia sejak menit awal. Serangan yang dibangun langsung menusuk pertahanan Indonesia yang dimotori oleh Hamka Hamzah.

Serangan yang diberikan anak asuh Carlos Queiroz itu ternyata membuat Indonesia tertekan. Bahkan beberapa peluang tercipta lewat tendangan Javad Nekonam maupun Gholam Rezaei nyaris membahayakan gawang Markus Haris Maulana.

Meski mendapatkan serangan timnas Indonesia tidak tinggal diam. Anak asuh Wim Rijsbergen berusaha memecah kebuntuhan setelah terus terkurung oleh lawan. Lewat Bambang Pamungkas pada menit 35, Indonesia sempat membahayakan lawan namun bola masih melambung.

Iran yang berusahan memetik poin penuh terus menekan Timnas Merah Putih dari berbagai sisi. Namun Markus Haris Maulana masih sigap dalam menghalau bola. Ada sekitar lima peluang berhasil dipatahkan penjaga gawang Persib Bandung itu.

Tekanan yang diberikan lawan membuat pemain belakang Indonesia, M. Roby pada menit 41 melakukan kesalahan sehingga harus mendapatkan kartu kuning dari wasit Masaaki Toma.

Meski terus mendapatkan tekanan Firman Utina dan kawan-kawan cukup disiplin dalam bertahan sehingga mampu menahan imbang 0-0 hingga babak pertama usai.

Memasuki babak kedua, Iran langsung melakukan serangan dari sayap. Lagi-lagi serangan ini membuat pertahanan Indonesia sedikit kerepotan, namun semuanya itu bisa diatasi dengan baik.

Tekanan yang terus bertubi-tubi membuat Iran mendapatkan tendangan bola mati. Javad Nekonam pada menit 53 mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik sehingga mampu membawa tuan rumah unggul 1-0 atas Indonesia setelah menyambut umpan rekan satu timnya.

Tertinggal 0-1, Indonesia tetap berusaha memberikan tekanan lewat Christian Gonzales yang diplot sendirian didepan. Karena kalah postur serangan yang dibangun selalu kandas dipertahanan Iran.

Guna meningkatkan serangan pelatih Wim Rijsbergen menarik keluar M. Ilham dan digantikan Irfan Bachdim. Seranganpun mulai kembali ada peningkatkan.

Namun usaha membangun serangan ditahan oleh Iran yang juga memasukkan tenaga baru. Hasilnya Iran mampu menggandakan keunggulannya lewat Javad Nekonam pada menit 74 sehingga unggul 2-0.

Unggul 2-0 tidak membuat semangat pemain Iran mengendur. Bahkan pada menit 87 pemain pengganti Andranik Timotian Smarani mampu menjebol gawang Markus Haris Maulana sehingga membuat kedudukan menjadi 3-0.

Tertinggal 0-3, Bambang Pamungkas dan kawan-kawan tetap memberikan perlawanan. Namun hingga peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan ditiup wasit asal Jepang, kedudukan tetap tidak ada perubahan yaitu kemenangan untuk tuan rumah Iran.

Setelah melawan Iran, Indonesia dijadwalkan akan menghadapi Bahrain pada lanjutan Pra Piala Dunia 2014 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa (6/9).

Susunan pemain timnas Indonesia, Markus Haris Maulana (gk), Zukifly Syukur (kk), M. Roby (kk), Hamka Hamzah, Beny Wahyudi, M. Ridwan, Hariono/Tony Sucipto, Firman Utina/Oktovianus Maniani, M. Ilham (kk), Bambang Pamungkas (c) dan Christian Gonzales.

Sedangkan pemain Iran, Seyed Rahmati (gk), Khosro Heydari, Seyed Hosseini, Hadi Aghili, Javad Nekonam, Farhad Majidi, Ali Karimi, Mohammad Khalatbari/Ehsan Haji Safi, Gholam Rezaei/Hossein Mahini, Ghasem Hadadifar/Andranik Timotian dan Pouladi Mehrdad. (IRIB/Ant/RM/2/9/2011)

SATURDAY, 03 SEPTEMBER 2011 16:13 PDFPrintE-mail
Berita Foto: Indonesia vs Iran

Suporter Indonesia kibarkan bendera di stadion Azadi Tehran.

Ayo tarik merah putih berkibar di Iran !

Tim nasional Republik Indonesia

Suporter Merah Putih vs bendera Iran

dua tim siap berlaga

foto: Afifah Ahmad (IRIB/PH/3/9/2011)

Ayatullah Khamenei dan Sepak Bola

Salah satu hal yang mampu menyatukan rakyat Indonesia adalah bola sepak, yang sejak awal 1990-an lebih dikenal sebagai sepak bola. Sejak memasuki masa kuliah, kegemaran saya untuk mengikuti sepak bola, bisa dikatakan, telah berkurang. Sudah nyaris tidak ada lagi membeli tabloid dengan hadiah poster, update berita sampai hafal nama pemain, nonton sampai larut pagi, atau klub favorite. Sekarang ini sudah cukup dengan menikmati pertandingan tim terkenal sambil menanti gol tercipta.

Dalam pertandingan kualifikasi pra Piala Dunia 2014, tim nasional Indonesia akan menghadapiIran. Meski secara peringkat, timnas Iran berada di atas timnas Indonesia, tapi saya pribadi kurang menyukai permainan timnas Iran. Sementara Indonesia berpeluang mencetak nilai penuh di pertandingan kandang. Well, tulisan ini tidak akan membicarakan analisa pertandingan layaknya komentator bola. Tapi sekedar berbagi sedikit cerita Pemimpin Spiritual Iran tentang sepak bola.

Dalam pertemuannya dengan para pemuda, Ayatullah Sayid Ali Khamenei pernah ditanya apakah beliau memiliki jadwal harian untuk menyaksikan pertandingan olah raga di televisi. Pertanyaan ini memang sederhana, tapi mungkin terasa penting bagi anak-anak muda yang ingin lebih mengenal karakter pemimpin (rahbar) mereka. Ayatullah Khamenei juga bercerita tentang pengalamannya saat pertandingan timnas Iran melawan Amerika Serikat pada Piala Dunia 1998, yang saat itu gol kemenangan Iran dicetak oleh Hamid Estili.

“Saya memeluk Tuan Estili setelah pertandingan itu. Ketika dia datang kepada saya, saya katakan, ‘Sebagai hadiah atas gol itu saya akan cium kening Anda’. Mengenai menyaksikan pertandingan olah raga di televisi, sayangnya, saya tidak punya waktu untuk itu. Terkadang iya, tapi sangat jarang. Saya tidak punya kesempatan untuk duduk di depan televisi.

“Di sisi lain, olah raga yang banyak disiarkan (televisi) adalah sepak bola—dan saya bukan ahlinya dalam olah raga ini. Maksudnya, saya tidak memiliki keterlibatan langsung. Di masa muda saya tidak bermain sepak bola. Di masa kecil saya bermain bola voli, bukan sepak bola. Jadi saya benar-benar tidak mempunyai waktu untuk itu.

“Tapi malam pertandingan Iran melawan Amerika Serikat saya menyaksikannya. Meski sebenarnya saya tidak berniat menyaksikannya. Saya tidak berencana, karena waktu itu sudah terlalu larut dan waktunya bagi saya untuk istirahat. Tapi baru saja saya duduk dan menghidupkan televisi, saya melihat gol Tuan Estili dan saya tidak lagi mengantuk! Saya menyaksikannya sampai habis.”

Setelah pertandingan Iran melawan Amerika Serikat, beliau menyampaikan pesan khusus kepada para pemain timnas Iran.

“Kira-kira beberapa pekan atau satu bulan sebelum pertandingan (Iran-Amerika Serikat), kantor berita antek imperialisme mengiklankan pertandingan ini sebagai pertandingan politik. Padahal semua orang tahu bahwa sepak bola bukanlah pertandingan politik. Tetapi (karena iklan tersebut) setiap orang jadi mengatakan bahwa pertandingan ini adalah pertandingan politik.

“Ada dua tujuan yang terlintas dalam pikiran, salah satunya adalah hubungan antara rakyat Iran dan rakyat Amerika dalam pertandingan ini. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Anda tapi kami sadar atas apa yang dikatakan oleh stasiun radio milik Barat seluruh dunia, bahwa semuanya penuh dengan klaim bahwa ini adalah pertandingan politik.

“Masalah lain adalah mengenai prediksi (pertandingan) terutama dari pihak Amerika Serikat. Meski tidak disampaikan secara jelas, tapi terlihat dari apa yang mereka katakan bahwa Iranpasti akan kalah dan tidak mampu mencetak gol. Mereka membayangkan sebuah adegan di mana presiden Amerika dengan kekuasaannya akan datang dan berkata, ‘Pasti kami mencetak gol ke gawang kalian.’

“Gol ini dan sisa pertandingan yang dijalankan pemain kita membalikkan benak di kepala mereka dan menjadi refleksi bagi bangsa Iran dalam menghadapi Amerika. Apa yang saya katakan dalam pesan saya bukan karena ketika orang ini mencetak gol maka ia mencetak gol politik, bukan, ia bermain pertandingan sepak bola. Karena kemampuan dan tekniknya ia mencetak sebuah gol. Siapapun yang ada di posisinya akan mencetak gol dan siapapun yang ada di posisi lawan akan kebobolan. Dia mencetak gol bukan karena masalah politik.

“Tapi gol ini memang benar-benar mengubah situasi yang Amerika Serikat rencana dan inginkan. Mereka marah. Tapi media imperialisme mengatakan bahwa Khamenei yang menjadikannya pertandingan politik. Mereka tidak mengatakan bahwa diri mereka sendirilah yang sebenarnya telah membuat pertandingan politik selama beberapa minggu terakhir (sebelum pertandingan).”

http://ejajufri.wordpress.com/2011/08/29/ayatullah-khamenei-dan-sepak-bola/#more-6531


0 comments to "Tarif masuk ''GRATIS'' rakyat Iran menyerbu stadion, Indonesia pun GIGIT Jari 3-0, ''BANGKIT INDONESIA''....Tunggu kami di GBK Jakarta..."

Leave a comment