Home , , , , , , , , , � Bom Indonesia di SOLO, Ada Pemicu dari Luar..hingga ke Bahrain....ckckckckck.....

Bom Indonesia di SOLO, Ada Pemicu dari Luar..hingga ke Bahrain....ckckckckck.....

Bom SOLO, Ada Pemicu dari Luar

H ChBom SOLO, Ada Pemicu dari Luaroirul RS SE
Ketua Dewan Tanfidz DPW FPI Surakarta
Dewan Pembina DPD FPI Yogya



Bom SOLO, Ada Pemicu dari Luar

Seperti serial sinetron, bom bunuh diri kembali diputar. Kali ini meledak di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Jalan Arif Rahman Hakim Nomor 49, Solo, Jawa Tengah, pada Ahad (25/9/2011) sekitar pukul 10.55 WIB itu. Dan menewaskan pelakunya sendiri.

Seperti diberitakan, korban yang ditengarai sebagai pelaku itu adalah Ahmad Yosefa Hayat alias Hayat alias Ahmad Abu Daud. Pelaku masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) bom bunuh diri Cirebon. Bom bunuh diri Cirebon terjadi pada Jumat (15/4/2011) siang di Mesjid Adz Zikro di lingkungan Mapolresta Cirebon.

Di Cirebon bom bunuh diri meledak saat jamaah akan mulai menunaikan salat Jumat. Dalam ledakan bom itu, puluhan jamaah yang sebagian besar adalah anggota kepolisian terluka. Sedangkan pelaku bom bunuh diri, Muhammad Syarif, tewas di tempat usai meledakkan diri.
Bom-bom yang meledak ini menyisakan pertanyaan, kenapa berulang dan terus berulang. Siapa pun Penulis skenario atau sutradaranya sungguh tidak kreatif. Padahal sudah jelas tidak laku, kenapa terus ditayangkan? Begitulah pandangan orang yang bosan dengan aksi perusakan ini. Untuk menggali hal ini, Eman Mulyatman wartawan SABILI mewawancarai H Choirul RS SE, Ketua Dewan Tanfidz DPW FPI Surakarta yang juga Dewan Pembina DPD FPI Yogya, Berikut petikannya:

Tragedi bom kembali terjadi di Indonesia dan kini di Solo, Apa analisa Anda?
Memang sejak dari dulu Solo diincar, karena memang ‘harga jual’ Solo dimata intelijen Amerika mahal sekali. Ledakan di gereja GBIS Kepunton, itu memang sudah direncanakan oleh mereka. Ini adalah kerja intelijen.

Apa yang dimaksud ‘harga jual’ tadi?

Solo ini terkenal sebagai sarang teroris, kalau menurut Amerika. Maka kalau kita sedang di Eropa menyebut kata Solo, mereka sudah langsung tahu. Karena saya sendiri pernah di sana, “Solo oh tempatnya Abu Bakar Baasyir ya?” Yang perlu digaris bawahi meski Solo dijuluki ‘Kota Teroris,’ tapi tokh tidak pernah ada bom di kota ini. Solo sering dituduhkan sebagai kota teroris. Nah si Yosefa (Ahmad Yosefa Hayat, pelaku peledakan) ini adalah DPO Polisi, yang dari Cirebon. Sedangkan menurut informasi Yosefa ini sering pulang ke Cirebon. Kalau memang DPO dan tidak dibina kenapa tidak ditangkap? Itu yang pertama.
Kedua, di Gereja itu ada CCTV dan aktif terus. Saat dilihat gambarnya ternyata, ketika bombernya masuk dan memencet remote-nya sampai tiga kali, tidak meledak. Tapi setelah jamaah itu tidak banyak, tiba-tiba saja bom itu meledak sendiri. Artinya, ada pemicu dari luar. Maka, kesimpulan kita (gerakan Islam di Solo), tidak akan komentar masalah apa-apa.Pernyataan sikap pun tidak ada, karena kita yakin itu semua dibikin.

Jadi memang Solo target?

Ya, maksudnya target jual saja, kalau untuk menghancurkan, tidak. Inilah buktinya, dia (Yosefa) mati sendiri. Gerejanya pun tidak rusak. Yang lebih hebat lagi. Pendeta ada yang mengeluarkan statemen, “Ini bukan unsur agama!” Jadi ini semacam taktik, “Mencari sarang tikus dengan memegang ekornya” begitu ?

Ya (tertawa) aparat lebih dulu bilang Yosefa, Yosefa dan Yosefa. Artinya nama yang meledakkan itu sudah ada. Kemungkinan ini dari DPO kepolisian. Padahal belum ada identifikasi, tetapi sudah menyebut nama Yosefa. Apapun analisanya, ini termasuk operasi gagal. Karena ulama-ulama sudah mengetahui bahwa pengeboman itu merupakan pengeboman yang direncanakan. Buktinya, bom hanya mematikan si pelaku.

Apakah si Yosefa ini didoktrin terlebih dulu?

Sudah direkrut kemudian didoktrin, tapi jika memahami Islam dengan benar ia tidak akan melakukan hal tersebut. Ini adalah perbuatan yang tidak dibenarkan. Kemungkinan dari intelejen. Namun saya tidak bisa menyebut seragam mana, karena yang tidak berseragam pun ada yang termasuk dalam intelejen.

Walikota Solo meminta untuk tidak membesar-besarkan. Artinya sudah memahami kalau ini direncanakan. Karena mengetahui bahwa ini dibuat. Hanya pengebom saja yang mati. Yang lainnya cuma luka-luka. Media juga tidak memunculkan ataupun menyiarkan rekaman CCTV dalam gereja itu.

Apakah ini mengarahkan pada Ustadz Abu Bakar Ba’asyir?

Semua tragedi pengeboman di Indonesia diarahkan pada satu nama, ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Padahal tidak ada hubungannya sama sekali. Luar biasa sekali jika media menyiarkan begitu, bahkan Amerika pun akan berani untuk membiayai pemberantasan aksi terorisme di Indonesia.

Menurut saya, untuk meminta dana atau setidaknya mempergunakan dana yang dialokasikan untuk pemberantasan terorisme. Hanya yang kita permasalahkan yaitu sebelum ada bukti, polisi sudah berbicara terlebih dahulu.

Hampir semua kejadian terorisme adalah skenario. Ini hanya pengarahan isu, jika sudah sampai ke tingkat internasional maka akan menjadi sangat luar biasa. Hampir semua kejadian di Solo merupakan skenario. Mereka sangat berkeinginan agar media menyiarkan. Ada berita terus tentang terorisme.

Adakah hubungannya dengan program deradikalisasi?

Kasus ini pun dihubung-hubungkan dengan buku yang diterbitkan MUI, yang merupakan sanggahan dari deradikalisasi. Lagi-lagi hanya demi kepentingan media. Padahal, di Solo itu sebetulnya tenang dan bersahabat. sudah tidak ada masalah antara Islam dan Kristen dan juga agama lain.

Mengapa umat Islam yang mengusir penjajah kafir, sekarang justru dituding anti NKRI?

Sekarang masyarakat Indonesia hanya memajang foto Pangeran Diponegoro, atau pun tokoh-tokoh pejuang Muslim Indonesia lainnya. Dan sekarang ulama disingkirkan. KUHP lah yang merupakan peninggalan Belanda, yang menyebut para ulama sebagai ekstrimis. Dulu, para pejuang kemerdekaan mengenakan pakaian yang juga dikenakan oleh para ulama, tapi sekarang orang yang berpakaian seperti ulama disebut ekstrimis atau teroris. Memakai sorban disebut teroris, memakai jubah disebut ekstrimis.

Mengapa umat Islam terus diprovokasi?

NKRI tetap NKRI, yang ingin diubah adalah aturan undang-undangnya. Masalah hormat bendera menjadi provokasi. Bagi sekolah yang tidak megajarkan hormat bendera ditarik izinnya. Namun, tidak ada keharusan yang tercantum dalam undang-undang untuk hormat bendera. Sekarang begini, apakah para ulama yang tidak pernah hormat bendera itu mengkorupsi harta Indonesia? Tapi para pejabat yang tiap Senin hormat bendera, justru yang melakukan korupsi? Apakah para pejabat korup itu layak disebut cinta Indonesia? Lantas, siapa sebenarnya yang cinta pada NKRI?(riwayat bendera :http://fsialbiruni.multiply.com/journal/item/43/Sejarah_Bendera_Islam_Arayah_dan_Aliwa?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem)


Politik Indonesia sudah dipecah-belah karena mengikuti Amerika. Amerika mengaku sebagai negara demokrasi, tetapi sistem politiknya hanya boleh ada dua partai. Di Barat pelarangan jilbab terus terjadi, apa itu demokrasi? Umat Islam maunya kan bersatu. Tetapi yang diajak bicara oleh petinggi-petinggi Indonesia itu orang-orang liberal. Ya jadi beginilah Indonesia.

Sumber wawancaraL www.sabili.co.id

Setelah berbulan-bulan lamanya bersikap pasif, akhirnya buat pertama kali Syaikh Al-Azhar mengkritik keras serangan kerajaan Bahrain kepada warga sipil yang tidak berdaya mempertahankan diri. Di samping itu beliau turut mengesahkan kerajaan Al Khalifah sudah sampai ajalnya.


Tragedi Bahrain Melukai Hati Umat Islam

Menurut Kantor Berita ABNA, DR. Syaikh Ahmad al Tayyib dalam satu pernyataan yang disebarkan melalui Dewan Syura Tertinggi Al-Azhar meminta Negara-negara Arab di Teluk Persia untuk mendengar tuntutan-tuntutan rakyat dan mengadakan dialog secara terbuka bersama mereka.

Beliau menegaskan, "Peristiwa-peristiwa yang terjadi di Bahrain sangat menggores hati umat Islam dan menyebabkan kita turut berbela sungkawa."

Syaikh Al Azhar menganggap tindakan pemerintah Kerajaan Bahrain dalam upayanya menghentikan aksi damai rakyatnya telah mengobarkan fitnah mazhab dan diskriminasi. Beliau berkata, "Nabi saww telah memberikan peringatan keras terhadap akibat-akibat yang ditimbulkan dari fitnah memecah belah umat ini."

Mengenai usaha rezim Zionis dan Barat untuk turut campur dengan urusan dalam negeri Negara-negara kawasan, beliau mengatakan, “Dengan memanfaatkan perselisihan antara mazhab dan krisis masyarakat, Negara-negara adi kuasa mencoba mencari jalan untuk memasukkan pengaruhnya."

Syaikh Al-Azhar mengeluarkan pernyataan tersebut setelah beberapa kali mendukung campurtangan militer Arab Saudi ke Bahrain. Beliau pernah menyatakan campur tangan militer Arab Saudi tersebut tidak ada kaitan dengan perbedaan mazhab sambil berkata, “Tindakan ini bertujuan menetapkan keamanan antara negara-negara teluk Persia dan perlu dihormati”.(abna/berbagai sumber/10/10/2011)

0 comments to "Bom Indonesia di SOLO, Ada Pemicu dari Luar..hingga ke Bahrain....ckckckckck....."

Leave a comment