Home , , , , , , , , , , � Saudi Kirim Panser Tumpas Demonstrasi...

Saudi Kirim Panser Tumpas Demonstrasi...


Saudi Kirim Panser Tumpas Demonstrasi Warga Qatif

Menyusul meningkatnya aksi protes massa anti rezim al-Saud di sejumlah besar wilayah Arab Saudi, kendaraan lapis baja militer nagara ini sejak Senin pagi (10/10) mulai menyerang wilayah timur Saudi.

Kendaraan lapis baja dan perlengkapan militer lainnya bergerak dari markas mereka di wilayah Dhahran menuju kota Qatif di timur Arab Saudi. Demikian seperti dilaporkan al-Alam.

Sumber-sumber Arab Saudi menekankan, wilayah timur negara ini selama satu pekan lalu dilanda kerusuhan dan bentrokan berdarah antara pasukan keamanan dan warga pengikut Syiah. Bentrokan tersebut menewaskan puluhan orang dan ratusan lainnya ditangkap polisi serta dijebloskan ke penjara.

Aktivis politik Arab Saudi mengatakan, rezim al-Saud menimbulkan rasa ketidakpuasan yang besar di kalangan rakyat karena ulah mereka merampok kekayaan negara. Ketidakpuasan warga ini memicu aksi protes warga menuntut reformasi di negara mereka khususnya mencegah ketamakan para pangeran terhadap kekayaan negara.

Disebutkan bawha 34 pangeran Arab Saudi merampok 20 persen sumber keuangan negara sekitar 70 miliar dolar. (IRIB/al-alam/MF/10/10/2011)

Romney: Amerika Diciptakan untuk Memimpin Dunia (iya garang..???!!!)

Mitt Romney

Mitt Romney, calon kubu Republikan untuk pilpres 2012, menyatakan bahwa abad ini adalah abad kepemimpinan Amerika Serikat di dunia.

Fars News (7/10) melaporkan, Romney, mantan gubernur negara bagian Massachusetts mengklaim bahwa kekuatan militer Amerika Serikat harus ditingkatkan dan kapan pun diperlukan, militer negara ini harus menyimpang dari instruksi lembaga-lembaga internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Berbicara mengenai terbentuknya Amerika Serikat, Romney berpendapat, "Amerika Serikat diciptakan untuk memimpin dunia, bukan untuk sejajar dengan kekuatan lain, atau mengikutinya."

Menurutnya, "Jika Amerika Serikat tidak memimpin dunia, maka pihak lain yang akan melakukannya."

Meski negaranya tengah dihempas krisis ekonomi, Romney mengklaim bahwa Amerika Serikat tetap menjadi negara ekonomi dan militer terkuat di dunia dan bujet militer negara ini harus ditambah.
(IRIB/MZ/8/10/2011)

Mehmanparast: Pejabat Amerika Tidak Tahan Menyaksikan Demonstrasi Rakyatnya

Menanggapi protes yang terus meluas di Amerika Serikat serta perilaku kasar aparat keamanan terhadap para demonstran, juru bicara Kementerian Republik Islam Iran, Ramin Mehmanparast, mengimbau polisi Amerika Serikat untuk bersabar menghadapi para demonstran. Dikatakannya, "Penindakan terhadap protes warga di berbagai kota Amerika Serikat menunjukkan bahwa para pejabat Amerika tidak tahan menyaksikan protes damai warganya."

Fars News melaporkan, Mehmanparast mengatakan, "Protes damai itu digelar warga Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir, dalam rangka menentang politik ekonomi yang timpang dan pengaruh lembaga-lembaga finansial dalam struktur politik pemerintah Amerika ."

"Krisis Wall Street dapat dikatakan merupakan kelanjutan dari gerakan kebangkitan bangsa-bangsa yang tengah terjadi dan ini menunjukkan dalamnya kekhawatiran warga Amerika Serikat terhadap hubungan dan prinsip ekonomi yang berkuasa berlandaskan pada sistem kapitalisme," tambah Mehmanparast.

Ditegaskannya bahwa, "Politik keliru pemerintah Amerika Serikat, bukan hanya menyusahkan warganya, melainkan juga banyak negara dan menurut kami, solusi untuk keluar dari krisis tersebut adalah dengan memperhatikan tuntutan rakyat dalam menegakkan keadilan sosial, fokus para pejabat dalam menyelesaikan masalah internal, serta penarikan mundur pasukannya dari banyak negara, dan juga pembelanjaan alokasi dana perang ke sektor publik, program pemulihan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat."
(IRIB/MZ/8/10/2011)

Israel Rangking Pertama Melanggar HAM

Rezim Zionis Israel menduduki rangking pertama di dunia soal pelanggaran terhadap resolusi HAM terkait tahanan.

Kantor berita Wafa melaporkan, lembaga internasional "Sahabat Kemanusiaan" (Friends of Humanity International) dalam sebuah pernyataan, mengumumkan bahwa Israel menduduki peringkat pertama dalam hal pelanggaran resolusi-resolusi HAM dan konvensi internasional.

Lembaga tersebut dalam laporannya menambahkan bahwa sejak 30 bulan lalu, kondisi warga Palestina yang mendekam di penjara-penjara Israel di berbagai tingkat semakin memburuk.

Lembaga ini menilai kebijakan rezim Zionis Israel seperti menambah sel isolasi, tidak mengijinkan para tahanan untuk belajar, melarang masuknya kitab khususnya Al-Quran ke dalam penjara dan tidak membolehkan untuk mengakses televisi, merupakan pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak para tahanan.

Lembaga Internasional itu meminta kepada masyarakat dunia, khususnya PBB untuk berusaha merealisasikan hak-hak bangsa Palestina. (IRIB/RA/MF/10/10/2011)

Para Demonstran Israel Ancam Akan Lanjutkan Aksi Mereka

Para oposisi Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benyamin Netanyahu mengumumkan akan terus melanjutkan demonstrasi.

Kantor berita Qodsna melaporkan, dengan disahkannya rancangan para demonstran Israel oleh Kabinet rezim Zionis Israel, wakil demonstran mengumumkan akan terus melanjutkan aksi protes mereka hingga hak-hak mereka tercapai.

Kabinet Rezim Zionis Israel menyepakati untuk merealisasikan rancangan para oposisi yang dikenal dengan laporan Komite Trajtenberg. Hal itu dilakukan untuk menindaklanjuti ancaman Serikat Buruh Israel yang akan menggelar demonstrasi pada hari Selasa (11/10) guna memprotes pemerintah rezim Zionis Israel yang telah mengabaikan masalah lapangan kerja, ekonomi dan sosial.

Komite Trajtenberg itu dibentuk setelah demonstrasi setengah juta para imigran Yahudi di Palestina pendudukan yang memprotes krisis lapangan kerja dan ketidakadilan sosial. Komite ini kemudian menawarkan usulan-usulan kepada Kabinet rezim Zionis Israel guna memperbaiki ekonomi dan sosial. Usulan-usulan komite itu sebelumnya diterima oleh para oposisi.

Di sisi lain, kelompok-kelompok pemrotes menegaskan bahwa saran-saran Komite Trajtenberg tidak memadai dan hanya sebuah manuver pemerintah untuk menghadapi para pemrotes. (IRIB/RA/MF/10/10/2011)

Pendudukan Afghanistan, Komitmen Jangka Panjang

Komandan militer Inggris di Afghanistan menolak tahun 2014 sebagai masa penarikan pasukan asing dari negara itu dan menyebut pendudukan Afghanistan sebagai komitmen jangka panjang.

IRNA, Senin (10/10) mengutip situs Anti-war melaporkan, Jenderal James Bucknall menilai mustahil dapat menarik pasukan asing dari Afghanistan pada tahun 2014. Dikatakannya, "Ini bukan akhir kampanye kami dan pasukan NATO akan tinggal di Afghanistan untuk waktu yang lama."

Sementara itu, jajak pendapat terbaru menunjukkan penentangan rakyat Inggris atas pendudukan tersebut.

Duta Besar Inggris untuk Afghanistan, Sir William Patey memprediksikan bahwa London setidaknya akan menjamin anggaran pemerintah Kabul hingga 2025.

Sebelumnya, Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen menekankan bahwa pasukan asing tidak akan meninggalkan Afghanistan setelah penyerahan penuh tanggung jawab keamanan kepada pasukan lokal pada akhir 2014.

"Jangan ada kesalahan. Transisi bukan berarti kami meninggalkan Afghanistan. Kami tidak akan keluar ketika Afghanistan memimpin," kata Rasmussen setelah pertemuan puncak para menteri pertahanan NATO di Brussels.

Dia menambahkan bahwa pasukan militer pimpinan AS akan berkomitmen untuk melanjutkan kehadiran mereka di Afghanistan melampaui 2014 agar tidak terjadi kevakuman keamanan.

Rasmussen mengatakan, konferensi internasional mendatang mengenai Afghanistan, yang dijadwalkan berlangsung di kota Bonn, Jerman pada awal Desember, harus menyampaikan pesan bahwa "kita tidak akan meninggalkan Afghanistan."

Seraya menyatakan NATO akan bertugas melatih pasukan keamanan Afghanistan setelah penarikan yang direncanakan pada 2014, Rasmussen menandaskan, keputusan tentang berapa banyak tentara asing harus terus tinggal di Afghanistan sangat tergantung pada situasi keamanan di akhir 2014. (IRIB/RM/PH/10/10/2011)

Puluhan Demonstran Perempuan Terluka

Puluhan wanita terluka akibat serangan anasir diktator Yaman, Ali Abdullah Saleh di kota Taiz.

Situs Qods Al-Arabi hari ini (Senin, 10/10) melaporkan, setidaknya 40 wanita pendemo terluka dalam demonstrasi di kota Taiz, Yaman. Demonstrasi yang digelar Ahad (9/10) itu bertujuan memprotes dan meluapkan ketidakpuasan atas terpilihnya Tawakkul Karman sebagai pemenang hadiah Nobel Perdamaian.

Berdasarkan laporan tersebut, para anasir Saleh menyerang para demonstran dengan batu dan botol. Laporan tersebut juga menambahkan bahwa beberapa orang terluka akibat bentrokan antara para pendukung Saleh dan sejumlah orang bersenjata dari kabilah oposisi rezim Yaman.

Beberapa hari lalu, Saleh mengumumkan kesiapan untuk pemindahan kekuasaan di hari-hari mendatang. Pada saat yang sama para oposisi Saleh mengatakan, "Saleh tidak berniat untuk mendundurkan diri dan pernyataannya soal pengunduran diri hanya untuk menggagalkan laporan wakil khusus PBB,Jamal bin Omar yang dikirim ke Yaman.

Jamal bin Omar rencananya besok (Selasa, 11/10) akan melaporkan kunjungannya selama dua pekan ke Yaman dan menjelaskan kondisi negara itu ke Dewan Keamanan PBB.

Hingga kini, akibat kebrutalan rezim Sanaa yang anti-Para demonstran, ratusan orang tewas dan ribuan lainnya terluka. (IRIB/RA/MF/10/10/2011)

Petani Amerika Protes UU Imigrasi

Masalah finansial dan ekonomi yang terus meningkat serta aksi protes rakyat di New York memaksa para petani Amerika di negara-negara bagian selatan, menggelar demo dan menumpahkan kemarahan mereka.

Televisi CNN yang dikutip IRNA, hari ini (Senin, 10/10) melaporkan, undang-undang imigrasi yang ketat di negara-negara bagian Amerika seperti di Georgia dan Alabama memaksa para petani di kedua wilayah itu untuk memprotes keras undang-undang tersebut serta memaksa wakil rakyat di negara-negara bagian itu supaya menjawab tuntutan mereka.

Berdasarkan laporan tersebut, hingga kini para petani Amerika menghadapi masalah finansial yang serius, hal itu disebabkan berlakunya undang-undang imigran yang sangat ketat sehingga mereka kekurangan pekerja asing yang kebanyakan mereka berasal dari imigran sementara dari Amerika Latin dan negara tetangga.

Akibat kondisi cuaca di wilayah Georgia dan Alabama dan minimnya pekerja asing, ribuan hektar kebun buah dan hasil panen di kedua wilayah tersebut terancam rusak.

Para petani sawah dan perkebunan di dua wilayah tersebut menunjukkan kemarahan dan kekhawatiran mereka soal kondisi mereka kepada senator dan wakil Alabama, Scott Beason dengan cara menggelar demonstrasi.

Scott Beason adalah wakil Alabama yang menulis rancangan undang-undang pengetatan terhadap imigran asing di wilayah itu. Ia kepada para petani sawah dan perkebunan yang sedang protes menegaskan bahwa undang-undang tersebut harus dijalankan.

Para petani di negara bagian selatan Amerika yang dari satu generasi ke generasi selanjutnya menggeluti pekerjaan bertani, mengatakan, "Undang-undang itu telah memusnahkan kehidupan kami karena pertanian satu-satunya sumber penghasilan dan mata pencaharian kami."

Sebagian mereka mengatakan, "Kami sudah berusaha menutupi kurangnya pekerja guna memanen hasil pertanian yang sudah mulai rusak dengan menaikkan upah kepada mereka. Namun tak seorangpun tertarik untuk mengerjakan pekerjaan itu."

Menurut keyakinan mereka, bekerja di bawah cuaca panas hingga 90 derajat Fahrenheit (32 Derajat Celcius) bagi pekerja Amerika sangat melelahkan. Mereka tidak mau bekerja keras seperti pekerja imigran asing.

Berdasarkan laporan tersebut, prediksi Universitas Georgia menunjukkan bahwa kurangnya pekerja asing di kedua wilayah tersebut telah merugikan para petani persawahan dan perkebunan hingga 75 juta dolar pada tahun ini. (IRIB/RA/MF/10/10/2011)

Vladimir Putin dan Politik Ketimuran

Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin besok (Selasa 11/10) bersama rombongan dijadwalkan melawat Cina. Ini adalah lawatan luar negeri pertama Putin setelah keputusannya untuk mencalonkan diri di pilpres Maret 2012 mendatang. Oleh karena itu, banyak pengamat menilai penting lawatan Putin ini. Apalagi baru-baru ini Putin menggagas usulan seperti Aliansi Eurasia serta peningkatan transaksi Rusia di pasar Asia. Hal ini dinilai pengamat sebagai pijakan baru kebijakan luar negeri Putin dalam koridor menghidupkan kembali kebijakan Timur jika ia kembali berkuasa.

Kebijakan ke arah Timur aktif di politik luar negeri Rusia era kepemimpinan Putin di antara tahun 2000-2008. Namun kebijakan ini tersingkir seiring dengan habisnya kekuasaan Putin. Oleh karena itu, lawatan Putin ke Cina dilaksanakan di saat kedua anggota tetap Dewan Keamanan PBB memiliki kesamaan visi menentang ambisi Barat untuk menekan Suriah dan menyalahgunakan transformasi di Timur Tengah.

Rusia dan Cina sebagai kekuatan baru di dunia senantiasa menentang kebijakan arogan dan sepihak Barat. Keduanya mengharap peran lebih besar dalam perimbangan internasional. Di sisi lain, dengan lawatannya ke Cina, Putin ingin menunjukkan kepada Barat bahwa Beijing adalah sekutu geopolitik Moskow dan mitra di Organisasi Kerjasama Shanghai.

Wajar jika saat bertemu dengan petinggi Cina, Putin akan menekankan sejumlah kesamaan visi antara Moskow dan Beijing di sejumlah isu seperti masalah Timur Tengah, Asia Tengah dan perang di Afghanistan. Yang jelas pemerintah Cina akan mengkaji serius rencana Putin yang diprediksikan akan berkuasa di Rusia selama 12 tahun mendatang. Khususnya Rusia memiliki senjata nuklir dan cadangan besar energi menjadi prioritas utama di kebijakan ekonomi dan geopolitik Cina.

Rombongan Putin ke Cina yang diikuti oleh para direktur perusahaan minyak dan gas raksasa Moskow mengindikasikan bahwa ia juga membidik pasar energi Beijing. Putin mengharapkan dalam lawatannya kali ini akan dicapai sejumlah kesepakatan kontrak dengan Cina. Cina sendiri yang tengah mengalami perkembangan di sektor ekonomi sangat membutuhkan impor energi dari Rusia. Di sisi lain, laju ekonomi Cina juga menjadi kesempatan bagi Rusia, namun Putin dan petinggi Kremlin berusaha memanfaatkan kemajuan ekonomi Cina untuk meningkatkan kerjasama bilateral.

Melebarnya krisis ekonomi global termasuk di Amerika Serikat dan Eropa kian menguatkan tekad pemimpin Rusia dan Cina untuk menyelesaikan masalah ini dan mencegah merembetnya krisis ini ke negara mereka. Akhirnya lawatan Putin ke Cina harus dicermati sebagai babak baru hubungan antara Rusia dan Cina. (IRIB/MF/10/10/2011)

Virus Komputer Serang Pesawat AS

Satu virus bandel komputer dilaporkan telah menyerang stasiun kendali AS di Nevada, yang digunakan dari jauh untuk mengendalikan pesawat militer tanpa awak AS dalam misi di Afghanistan dan medan tempur lain, demikian laporan yang beredar Jumat (7/10).

Virus tersebut telah menyerang kokpit pesawat tanpa awak Amerika, Predator dan Reaper, dan mengunci setiap tombol pilot, kata Wired.

Menurut Wired, virus tersebut --yang pertama kali dideteksi dua pekan sebelumnya oleh Sistem Keamanan yang Berlandaskan-Host milik militer, belum menghalangi pilot di Pangkalan Angkatan Udara Creech di Nevada untuk melaksanakan misi mereka di luar negeri. Namun virus itu telah terbukti sangat sulit dihapuskan.

"Kami terus membersihkannya, dan virus tersebut terus-menerus datang lagi. Kami kira itu virus jinak," kata satu sumber, sebagaimana dikutip Wired.

Virus tersebut telah menyerang mesin yang rahasia dan tidak di pangkalan itu, tapi dilaporkan tak ada informasi rahasia yang telah hilang atau dialihkan ke luar, kata laporan tersebut, sebagaimana dilaporkan Xinhua.

Amerika Serikat menggunakan pesawat tanpa awak untuk melancarkan misi pengawasan dan serangan terhadap sasaran musuh. Pesawat semacam itu terutama digunakan di daerah terpencil dan pegunungan di Afghanistan, Pakistan dan Yaman. Pesawat tanpa awak milik AS yang diserang digunakan untuk membunuh Anwar Al-Awlaqi dan pemimpin lain Al-Qaeda.

Pada 2009, pasukan AS menemukan gambar pesawat tanpa awak di laptop gerilaywan Irak, kata Wired. Peristiwa tersebut sekali lagi memberi tanda bahaya mengenai keamanan jaringan militer AS. (IRIB/antara/10/10/2011)

Ambisi Putin Kembali ke Kremlin

Putin dan Medvedev

Setelah berkuasa selama dua periode berturut-turut di Rusia kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada Dmitry Medvedev, kini Putin menyatakan minatnya untuk mencalonkan diri di pilpres mendatang negara ini.

"Sang Komandan Balik Kandang" itulah tajuk yang diangkat Spiegel saat melaporkan keputusan Vladimir Putin, Perdana Menteri Rusia untuk mencalonkan diri di pilpres Maret 2012. Seperti yang telah diprediksikan sebelumnya Putin akan mencapai kesepakatan dengan Presiden Dmitry Medvedev. Dua orang kuat Rusia ini dipastikan akan saling menggantikan posisi mereka di pilpres mendatang. Putin di muktamar Partai Rusia Bersatu menyatakan minatnya untuk andil di pilpres mendatang. Sedangkan Medvedev mengatakan dirinya akan memegang pimpinan kabinet.

Sementara itu, Presiden Rusia, Dmitry Medvedev menyatakan dukungannya atas pencalonan Perdana Menteri Vladimir Putin sebagai kandidat presiden di pemilu mendatang. Medvedev Sabtu (24/9) di sidang tahunan partai berkuasa menyatakan dirinya siap bekerjasama dengan Putin di pemerintahan mendatang pasca pemilu Duma dan pilpres. Langkah Medvedev menyatakan dukungannya atas pencalonan Putin di pilpres mendatang dirilis di saat keduanya diharapkan bersaing dalam pemilu kali ini. Hal inilah yang mengherankan para pengamat.

Medvedev sendiri menyatakan bahwa dukungannya terhadap Putin merupakan tindakan yang benar. Ia mengungkapkan bahwa dirinya dan Putin sejak dua tahun lalu menyepakati hal ini, namun ia memilih untuk diam karena kondisi politik dan menghormati kebijakan politik nasional. Putin sendiri di sidang tahunan Partai berkuasa Rusia Bersatu (United Russia) menandaskan, rakyat Rusia selama beberapa tahun ini menyadari bahwa strategi kami terkait masalah kepemimpinan dan kebijakan makro tidak menyimpang.

Putin dari tahun 2000-2008 menjabat presiden Rusia dan berdasarkan undang-undang negara ini ia tidak dibenarkan menjabat kembali presiden setelah berkuasa dua periode berturut-turut. Oleh karena itu, Putin mengusulkan Medvedev, sahabat seperjuangannya untuk mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Rusia Bersatu di pilpres 2008 dan berhasil memenangkan pemilu. Sejak saat itu, banyak pengamat menyebut Putin dan Medvedev mulai bermain kekuasaan di pentas politik Rusia. Dengan demikian sejatinya tidak ada persaingan politik di Rusia, karena Putin setelah masa kepemimpinan Medvedev habis akan kembali berkuasa di Moskow.

Adapun ketika Medvedev berkuasa, Putin masih memainkan peran dibalik layar dan menfokuskan kekuasaannya di negara ini. Mengingat perubahan di undang-undang dasar Rusia tahun lalu bahwa masa kepemimpinan presiden dari empat tahun ditambah menjadi enam tahun maka diprediksikan Putin setelah memenangkan pemilu Maret 2012 akan berkuasa selama dua periode lagi. Dengan demikian kekuasaannya akan berakhir tahun 2024 dan periode kekuasaan Putin akan menyamai Leonid Brezhnev yang berkuasa selama 18 tahun dan Stalin 30 tahun.

Selama memimpin Rusia 2000-2008, Putin mampu memperbaiki kondisi ekonomi, politik dan keamanan negara ini yang porak-poranda pasca keruntuhan Uni Soviet. Di kebijakan luar negeri, Putin juga berhasil menaikkan pamor Rusia. Ia juga berhasil melakukan perubahan di kebijakan luar negeri Rusia yang condong ke Barat di era kepempimpinan Boris Yeltsin menjadi multi kebijakan dengan menggandeng Cina dan India. Sementara itu, pendukung Putin meyakini bahwa kinerja Putin cukup positif dan kebijakannya membuat Rusia semakin maju serta di masa depan ia pun dinilai akan bertanggung jawab saat memimpin negara. Menurut pendukung Putin, keputusan idola mereka untuk mencalonkan sebagai kandidat pilpres mendatang menjadi pesan nyata bagi para investor untuk menanamkan investasinya dengan aman di Rusia.

Sementara itu, keputusan Putin tidak direaksi positif oleh rivalnya dari partai sayap kiri seperti Partai Komunis dan Partai Liberal yang condong ke Barat. Di samping dikritik lawan-lawan politiknya, pencalonan Putin juga tidak disambut Barat. Lawan politik Putin baik di dalam maupun luar menilai berlanjutnya kekuasaan Putin dan Partai Rusia Bersatu pimpinannya mengulangi era kepemimpinan Partai Komunis di zaman Uni Soviet. Mereka meyakini dengan berkuasanya Putin di Kremlin, perputaran kekuasaan tidak berjalan semestinya, despotisme mulai berkembang serta Rusia akan mengalami kemandekan. Tak tanggung-tanggung lawan Putin malah menegaskan jika sampai ia kembali berkuasa maka investor akan lari dari Rusia.

Para kritikus dan lawan politik Putin juga menilai laju perekonomian Rusia di era kepemimpinan Vladimir Putin disebabkan oleh ekspor minyak dan gas. Mereka juga menuduh Putin pemicu krisis ekonomi, melonjaknya inflasi serta pengangguran di Moskow. Sementara di Barat diprediksikan kembalinya Putin ke tampuk kekuasaan akan merenggangkan hubungan Rusia-Barat. Di politik luar negeri, Putin memiliki pandangan cukup nasionalis dan bercita-cita membuat Rusia dapat kembali menjadi kekuatan yang diperhitungkan di dunia. Dengan demikian, Barat akan menghadapi kesulitan baru karena kebijakan sepihak AS dan arogansi NATO pasti terhambat. Kekuatan baru di dunia pun akan muncul yakni aliansi Rusia dan kekuatan baru seperti Cina.

Namun demikian sejumlah pengamat politik menilai kekuatan utama di Rusia hingga saat ini masih berada di tangan Putin. Seperti yang lalu, Putin masih memperlihatkan kekuatannya. Setiap keputusannya mendatang akan didasari oleh kebijakan dan kepentingan negara khususnya terkait hubungan Moskow dengan Barat. Namun sistem politik federasi Rusia senantiasa dikritik Barat. Barat berulangkali Putin dan sekutunya menuding tengah membentuk sistem despotik dan tidak demokrasi di Rusia. Di sisi lain, Putin terus mempertahankan sistem pemerintahan Rusia dari serangan Barat dan menyebutnya sebagai sistem serta model asli bangsa ini.

Sepertinya proses peralihan dan pemindahan kekuasaan antara Putin dan Medvedev di sejumlah negara khususnya di negara bekas Uni Soviet menjadi teladan tersendiri. Pengamat Rusia yang mengamati transformasi di negara-negara Timur Tengah dan menyebut runtuhnya pemerintahan di negara tersebut akibat intervensi Barat khususnya Amerika Serikat. Menurut mereka, Barat juga berencana menerapkan strategi serupa di Rusia. Tak hanya itu, pengamat Rusia juga meyakini Barat memanfaatkan protes rakyat negara-negara Arab di Timur Tengah anti-Rusia. Barat juga akan menekan musuh bebuyutannya ini.

Saat ini partai berkuasa di Rusia tetap paling menonjol dan Putin pun sangat populer di tengah rakyat. Tak diragukan lagi partai ini akan memenangkan pemilu parlemen Desember 2011 dan Putin akan menjadi pemenang pilpres Maret 2012. Khususnya rakyat Rusia memprioritaskan stabilitas politik di negaranya dan partai berkuasa serta Putin akan memanfaatkan moment ini. Mereka akan menakut-nakuti rakyat dengan gejolak serta kerusuhan pasca runtuhnya Uni Soviet serta intervensi asing di negaranya. Namun mengingat munculnya sejumlah krisis ekonomi di Rusia maka popularitas Putin dan partainya tidak akan segemilang seperti sebelumnya.(10/10/2011)


0 comments to "Saudi Kirim Panser Tumpas Demonstrasi..."

Leave a comment