Home , , , , , , � Inilah Surat Wasiat Gaddafi :Amerika Dan Sekutu Rampok Libya : Dunia Dalam Cengkraman Orang-Orang Bodoh

Inilah Surat Wasiat Gaddafi :Amerika Dan Sekutu Rampok Libya : Dunia Dalam Cengkraman Orang-Orang Bodoh

Ahmadinejad: Dunia Dalam Cengkraman Orang-Orang Bodoh

Ahmadinejad: Dunia Dalam Cengkraman Orang-Orang Bodoh

Mahmoud Ahmadinejad tak henti-hentinya melontarkan kata-kata protes atau7 penentanganya terhadap hegemoni yang dilakukan oleh kekuatan barat diseluruh dunia, khususnya dunia Arab dan Africaka. Prediksin Iran ini menyatakan bahwa dunia saat ini dikuasai oleh orang-orang bodoh.

“Orang yang menguasai kekuatan dunia adalah orang-orang egois, hegemonik, dan tidak bijaksana. Mereka lupa akan Tuhan dan mereka merupakan orang terbodoh yang menguasai pusat kekuatan,” ujar Ahmadinejad, seperti dikutip Isna, Rabu (26/10/2011).

“Rubahlah pandanganmu dan hindarilah tindakan kejahatan. Iran adalah pelopor monotheis dan keadilan didunia ini,” tambahnya.

Ahmadinejad selalu tampil sebagai penantang negara Barat. Saat ini, Iran pun masih bersitegang dengan Amerika Serikat (AS) terkait masalah tuduhan rencana pembunuhan Duta Besar Arab Saudi untuk AS.

Tudingan ini langsung ditampik oleh Iran dan Iran pun mengatakan, AS selalu tampil dengan tuduhan-tuduhannya baru terhadap Iran. Tuduhan rencana pembunuhan ini juga dianggap Iran sebagai propaganda AS untuk merusak hubungan Arab Saudi dan Iran.

Meski demikian, Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi tetap hadir di prosesi pemakaman Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Sultan demi mengendurkan ketegangan antara Iran dan Arab Saudi.(26/10/2011/konspirasi.com)

Ahmadinejad Sebut Amerika Dan Sekutu Akan Rampok Libya

Ahmadinejad Sebut Amerika Dan Sekutu Akan Rampok Libya

Terlepas dari kontroversi terkait siapa yang sebenarnya yang telah membunuh Khadafi, Amerika dan sekutunya punya andil besar atas runtuhnya rezim Muammar Khadafi. Kengototan barat untuk meghabisi kekuasaan Khadafi inilah yang ditanggapi dingin oleh Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad.

Presiden yang kerap bersitegang dengan dunia Barat tersebut menyebut dulu, Barat sebenarnya sangat mendukung Khadafi. Namun sikap itu berubah 180 derajat saat Khadafi berpaling. Khadafi tidak lagi mendukung rencana Barat untuk menguasai kekayaan minyak di negara Afrika Utara itu.

Sementara orang-orang di Teheran telah memuji rakyat Libia yang berhasil menggulingkan penguasa yang diangkap diktator, Ahmadinejad justru memberi peringatan. Barat sedang berusaha mengambil alih Libya untuk kepentingan mereka sendiri.

“Tunjukkan kepadaku satu presiden di Eropa atau Amerika yang tidak bepergian ke Libya atau tidak menandatangani kerja sama dengan Khadafi,” kata Ahmadinejad dalam pidatonya yang disiarkan live seperti dilansir Reuters, Selasa (26/10/2011). Dalam pidato itu, Ahmadinejad juga menuding Barat telah menginstruksikan agar Khadafi dieksekusi.

“Sejumlah orang bilang, mereka membunuh pria ini untuk memastikan, dia tidak bisa berkata apa-apa. Sama seperti apa yang mereka lakukan kepada bin Laden,” kata Presiden yang terkenal pemberani ini.

Selain itu, Iran juga menuduh Barat telah membantu membentuk kelompok militan Sunni Muslim yang dijalankan oleh Osama bin Laden. Osama telah dibunuh oleh pasukan khusus Amerika Serikat di Pakistan, Mei lalu.

Ahmadinejad juga mencemooh cara Barat mendekati Dewan Keamanan PBB untuk membuat resolusi PBB yang bisa dijadikan landasan untuk mengambil tindakan terhadap Khadafi. Semua itu hanya demi otorisasi untuk menjarah minyak Libya.

“Setiap keputusan yang akan memperkuat keberadaan, dominasi atau pengaruh asing akan bertentangan dengan kepentingan Libya. Padahal seharusnya bangsa Libya bisa berdiri dan menjalankan negara itu sendiri,” kata Khadafi.

Kejatuhan Khadafi sebenarnya sudah terlihat saat Khadafi menyerah pada tekanan Barat untuk meninggalkan proyek nuklirnya. Hal itu memperkuat pandangan garis keras di Teheran yang tidak baik akan datang untuk membuat konsesi ke Barat.

Iran telah mengalami empat putaran sanksi oleh PBB sejak tahun 2006 atas program nuklirnya yang disengketakan. Kekuatan Barat menuduh Iran mencoba mengembangkan senjata nuklir, namun Teheran bersikeras bahwa yang dikembangkan adalah program nuklirnya.(25/10/2011/konspirasi.com)

Inilah Surat Wasiat Gaddafi


Seven Days News memublikasikan surat wasiat mantan pemimpin Libya. Dokumen tersebut dilaporkan telah diserahkan kepada tiga kerabatnya. Satu di antara mereka tewas, yang kedua terbunuh, dan yang ketiga berhasil lolos saat pertempuran di Sirte. Berikut surat wasiatnya:

“Inilah surat wasiat saya. Saya, Moammar bin Mohammad bin Abdussalam bin Humayd bin Abu Manyar bin Humayd bin Nayil al Fuhsi Gaddafi, bersumpah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah. Saya bersumpah akan mati sebagai Muslim.

Jika saya terbunuh, saya ingin dikuburkan sesuai ritual Islam, dalam baju yang saya kenakan saat saya meninggal, tubuh saya tidak dimandikan, di pekuburan di Sirte, di samping keluarga dan kerabat saya.

Saya minta keluarga saya, terutama anak-anak dan perempuan, diperlakukan dengan baik setelah kematian saya. Rakyat Liba harus melindungi identitasnya, prestasinya, sejarah, serta citra terhormat leluhur dan pahlawannya.

Rakyat Libya tidak boleh mengabaikan pengorbanan orang-orang bebas dan terbaik. Saya mengajak para pendukung untuk melanjutkan perlawanan dan melawan agresor asing terhadap Libya, hari ini, esok, dan selamanya.

Biarkan warga bebas dunia mengetahui bahwa kita bisa saja melakukan tawar-menawar dan menjual perkara kita dengan imbalan kehidupan pribadi yang aman dan mapan.

Kita menerima banyak tawaran sampai saat ini, tapi kita memilih berdiri di garis depan pertempuran sebagai lambang kewajiban dan kehormatan.

Meskipun jika kita tidak serta-merta menang, kita akan memberi pelajaran pada generasi mendatang bahwa memilih melindung negara adalah kehormatan dan menjualnya merupakan pengkhianatan terbesar dalam sejarah yang akan dikenang selamanya, meskipun ada upaya dari yang untuk melakukan sebaliknya.”(kabarnet/24/10/2011)

Gaddafi Disiksa Sebelum Dibunuh


Prajurit otoritas baru di Libya (NTC), dalam sebuah video yang diposting di Internet, Jumat (21/10), mengaku telah menangkap Qaddafi, kemudian membunuhnya dengan dua peluru. Gambar menunjukkan, sejumlah pria yang beberapa dari mereka mengenakan seragam militer di salah satu kantor sedang menanyakan prajurit Sanad al-Sadeq Oraibi (lahir 1989) dari brigade Benghazi, sekitar seribu km sebelah timur Tripoli.

Mereka juga menunjukkan ke kamera, sebuah cincin emas dan jaket berlumuran darah yang diyakini milik Muammar Qaddafi. Prajurit ini mengaku telah menanggalkannya dari Qaddafi setelah menagkapnya di Sirte dan sebelum pasukan NTC mengambil alih. Nama istri kedua Qaddafi, Sofia Farkash lengkap dengan tanggal pernikahan mereka pada 10 September 1970 terukir pada cincin, kata para prajurit ini.

Prajurit ini mengaku membunuh Qaddafi setelah para prajurit Misrata, salah satu benteng pemberontak, sebelah barat laut Sirte bersikeras ingin membawa Qaddafi ke kota Misrata. “Saya menembak Qaddafi dua kali, pertama di bawah ketiak dan yang kedua di kepala, namun tidak langsung meninggal dan ia meninggal setengah jam berikutnya,” kata prajurit NTC yang membunuh Qaddafi.

Dia menekankan bahwa “Qaddafi membawa sebuah pistol dari emas saat ditangkap, setelah kami mengikat kedua lengannya dengan kabel, saya menamparnya dan dia mengatakan “kamu seperti anak saya”, saya menamparnya lagi, dia berkata “saya ini seperti ayahmu”, kemudian saya menjambak rambunya dan membantingnya ke tanah.”

Satu versi menyebut, seperti dilaporkan televisi Al Arabiya, Qaddafi ditembak tak lama setelah dia ditangkap. Penembaknya adalah seorang petempur remaja berusia 18 tahun yang oleh Al Arabiya disebut bernama Ahmed Shebani.

Dalam sebuah foto, tampak Shebani duduk di pundak petempur lain yang mengelu-elukannya. Tangan kiri Shebani mengangkat sepucuk pistol emas yang disebut-sebut milik Qaddafi. Remaja itu mengaku dialah yang merampas pistol kaliber 9 mm itu dari tangan Qaddafi lalu menembaknya.

Kolonel Moammar Qaddafi bertanya kepada para penangkapnya, “Apa yang kalian inginkan dari saya?”, ketika mereka mengerumuninya. Itulah yang terlihat dari sebuah rekaman video oleh seorang jurnalis Libya. Sorenya, Qaddafi dipastikan meninggal. Seorang dokter anggota tim medis yang mendampingi jenazah Qaddafi di ambulans mengatakan kepada AP, mantan pemimpin Libya itu tewas akibat dua tembakan, masing-masing di dada dan di kepala.

Hal ini membuktikan bahwa penguasa baru di Libya (NTC) dan NATO terlibat kejahatan perang di negara kaya minyak itu.

Qaddafi Disiksa sebelum Dibunuh
Rekaman video amatir yang diunggah ke YouTube sejak Kamis lalu (20/10) itu sungguh sadis. Qaddafi yang wajahnya berlumuran darah diseret dengan mobil dalam keadaan masih hidup dan dikerumuni pria bersenjata. Sebagian di antara mereka mendorong, menjambak, dan memukul hingga akhirnya sang Kolonel wajahnya babak belur berlumuran darah. Tak lama kemudian, terdengar rentetan tembakan. Itulah video penyiksaan Muammar Qaddafi setelah tertangkap pasukan pemberonta.

Yang pasti, meski banyak pihak yang lega atas tewasnya, kesadisan yang terlihat dalam video tersebut tak pelak membuat banyak pihak jengah. Badan Hak Asasi Manusia PBB pun meminta kematian ayah delapan anak itu diselidiki.

PBB Serukan Penyelidikan Kematian Qaddafi
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (UNHCR) menyerukan penyelidikan atas kematian Kolonel Muammar Qaddafi. Komisaris Tinggi HAM PBB pada Jumat (21/10) menyerukan penyelidikan secara menyeluruh atas kematian Kolonel Muammar Qaddafi, terkait dugaan bahwa Qaddafi dieksekusi. “Secara keseluruhan, (rekaman video) sangat mengganggu,” kata Rupert Colville, juru bicara kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia kepada Reuters.

Rekaman video menunjukkan penangkapan Kolonel Libya dalam keadaan hidup dan rekaman lainnya menunjukkan Qaddafi telah tewas. “Kami tidak dalam posisi untuk mengatakan apa yang terjadi saat itu, tapi kami merasa sangat penting untuk mengklarifikasi hal ini, untuk itu perlu penyelidikan serius atas apa yang terjadi dan penyebab kematiannya,” tambah Colville.

Prinsip-prinsip dasar hukum internasional menyerukan untuk mengadili tersangka dalam kejahatan serius dan eksekusi tanpa pengadilan merupakan tindakan ilegal dalam keadaan apapun, jelas Colville.

Seseorang terbunuh saat peperangan berlangsung merupakan hal yang wajar dan dapat diterima, “akan tetapi jika seseorang ditangkap dan kemudian dibunuh dengan sengaja merupakan masalah yang sangat serius,” lanjut Colville.

Tim penyidik dibentuk oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk menyelidiki pembunuhan, penyiksaan dan kejahatan lainnya yang terjadi di Libya, ujar Colville. Tim juga ditugaskan menyelidiki penyebab kematian Qaddafi.

Colville menambahkan, bahwa apapun situasinya, eksekusi tanpa pengadilan adalah hal yang dilarang berdasarkan Hukum internasional. Colville menegaskan tersangka kejahatan perang atau bahkan kejahatan terhadap kemanusiaan seperti Moammar Qaddafi seharusnya dibawa ke pengadilan.

Sementara pada Kamis (20/10), Amnesty International menyerukan membentuk tim investigasi independen guna mengungkap kematian Qaddafi dan mendesak Dewan Transisi Nasional Libya untuk mengakhiri “budaya menyalahi aturan perang.”

Dari keluarga, Sofia, janda almarhum Kolonel Muammar Qaddafi, meminta Dewan Keamanan PBB untuk menyelidiki kematian suaminya. Di lain sisi, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa kematian Qaddafi menimbulkan pertanyaan besar.

Lavrov mempertanyakan peran NATO dalam pengawasan embargo udara atau menargetkan konvoi yang membawa Qaddafi yang tidak merupakan ancaman bagi warga sipil.

Libya Bakal Kena Sanksi Jika Qaddafi Terbukti Dibunuh Setelah Ditangkap
PBB memerintahkan sebuah penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab kematian mantan pemimpin Libya, Kolonel Qaddafi. Desakan itu diserukan setelah beredar dua rekaman video yang berbeda saat proses penangkapan Qaddafi.

Dalam rekaman video pertama memperlihatkan sosok Qaddafi yang masih hidup saat ditangkap. Namun, dalam video kedua, Qaddafi sudah terlihat tewas dengan luka di bagian kepala akibat tertembus peluru.

Kedua video ini membuat PBB memerlukan lebih banyak lagi rincian data untuk memastikan kematian Qaddafi. Pasalnya, jika Qaddafi tewas dalam pertempuran maka itu adalah wajar sesuai hukum internasional. Tapi, jika Qaddafi tewas karena dieksekusi setelah ditangkap maka hal itu bertentangan dengan hukum internasional.

Pelapor Khusus PBB Ekstrayudisial Christof Heyns, mengatakan bahwa penyelidikan mengenai kematian Qaddafi merupakan ujian pertama bagi Libya dalam mewujudkan negara demokratis dan akuntabel. Dalam Konvensi Jenewa, lanjut Heyns, sudah sangat jelas bahwa ketika seorang tawanan sudah ditangkap maka mereka tidak dapat dieksekusi secara langsung. Jika itu terjadi, maka penjahat perang yang sesungguhnya adalah pihak yang mengeksekusi secara langsung dan seharusnya bisa diadili. “Sangat penting bahwa pemerintah baru memiliki pondasi yang kokoh, dimana di dalamnya tidak terdapat akuntabilitas atas tindakan ilegal,” ujar Christof Heyns, sebagaimana dilansir Al Jazeera (Sabtu, 22/10)

Jika hasil penyelidikan PBB tersebut menunjukkan Qaddafi tewas setelah ditangkap maka tidak menutup kemungkinan akan adanya hukuman bagi NTC atau pemerintahan sementara Libya yang baru. Hal ini tentunya akan menodai reformasi Libya di mata dunia. [KbrNet/JP/KPS]

0 comments to "Inilah Surat Wasiat Gaddafi :Amerika Dan Sekutu Rampok Libya : Dunia Dalam Cengkraman Orang-Orang Bodoh"

Leave a comment