Sahabat Abu Darda' ra : Mengapakah kalian wahai hamba-hamba Allah tidak saling mencintai, sedangkan kalian adalah Saudara seagama. Tiada mencera-beraikan kalian, kecuali hawa nafsu yang berasal dari BUSUKNYA JIWA-JIWA KALIAN. Andaikalian bersatu atas satu perkara, pastilah kalian saling MENCINTAI. Ini semua akibat rapuhnya iman yang ada dalam hati kalian (Faidhul Qadir : Al-Munnawi,2/31)
Berbeda pandangan itu adalah hal yang biasa, selama itu tidak menyalahi risalah ke Tuhanan yang di ajarkan para Imam-Imam Suci dari Ahlulbait, yang terpenting sekarang, bagaimana cara kita berkhidmat kepada al Imam al Muntadzar al Mahdi a.f.s. Renungkanlah wahai Ikhwan, apakah kita berada didalam wilayah Ahlulbait atau diluar wilayah Ahlulbait.
Bersatulah wahai Ikhwan, masih banyak persamaan diantara kita, janganlah perbedaan yang sedikit menjadikan kita berpecah-belah
Sepanjang sejarahnya, negara-negara yang anti penjajahan selalu dihadapkan dengan masalah persatuan. Selalu terjadi perpecahan dan munculnya musuh dari dalam. Ketika selalu disibukan dengan musuh dari dalam, yang notabenenya saudara sebangsa, akhirnya akan kehilangan fokus pergerakan dan buyarnya konsentrasi perlawanan terhadap upaya musuh sebenarnya.
Dunia Islam yang dibangun manusia agung Rasulullah Muhammad saw, yang pertama beliau bangun adalah persatuan yang berdasarkan keimanan dan ketaqwaan. Sehingga dengan sendirinya menghilangkan sektarian, suku, perbedaan budaya, warna kulit, teritorial dan pembeda-pembeda lainnya.
Rasulullah saw. adalah rahmatan lil `alamin, rahmat bagi semesta. keberadaan beliau adalah rahmat bagi semua penduduk bumi. Maka kalau saja terjadi, perlakuan berbeda terhadap ajam maupun Arab, atau terhadap kulit hitam yang ada di sekitar beliau saat itu, atau dengan kalimat lain beliau bersikap tidak adil, maka hilanglah rahmatan lil `alamin beliau, dan itu sama sekali tidak mungkin terjadi.
Ajaran Islam yang beliau bawa adalah persamaan hak di sisi Allah dan mengesamping perbedaan-perbedaan yang ada. Sehingga umat Islam awal saat dibangun oleh Rasululah saw begitu solid karena berdasarkan persatuan, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.
Ukhuwahlah yang pertama dibangun ketika hijrah ke Madinah, sehingga peradaban baru tercipta di kota Nabi. Selama beliau hidup, sama sekali tidak ada perbedaan antara muhajirin dan ashor, tidak ada kedudukan istimewa antara orang kaya anshor maupun orang miskin muhajirin.
Adalah keberhasilan musuh setelah Rasulullah saw wafat, sehingga kebanggaan mengemuka antara muhajirin dan ashor, yang satu merasa lebih berarti dan memberikan sumbangan bagi Islam dibanding yang lain. Ada pula sebagian kelompok yang merasa lebih mulia karena lebih dahulu mengetahui kebenaran Islam dan berarti sudah banyak memberikan kontribusi kepada perjuangan, maka selayaknya mendapat penghargaan. Hilanglah sudah pondasi persatuan, musnah sudah ketaqwaan.
Persatuan adalah poin penting perlawanan sekaligus titik lemah perjuangan. Poin penting bagi kaum muslimin sehingga mampu melawan serangan musuh seberapa kuatnya pun musuh berupaya menghancurkan. Dan apabila kaum muslim terpecah maka lemahlah kekuatan muslimin, musuh dengan mudah menguasai dan menginjak-injak harga diri umat nabi akhir jaman ini.
Perpecahan dan ketidaksatuan langkah kaum muslimin seluruh dunia dewasa ini adalah keberhasilan musuh menghancurkan kita. Sejak dahulu musuh terus bekerja memecah belah tubuh kaum muslimin yang satu. Maka diciptakanlah nama-nama kelompok, partai-partai, aliran-aliran keagamaan baru, mazhab-mazhab anyar, tokoh-tokoh boneka, ulama-ulama gadungan dan lain sebagainya. Sehingga menimbulkan kefanatikan buta, militansi semu, dan akhirnya lupa dengan Islam, agama persatuan.
Tokoh-tokoh dan ulama-ulama terdahulu memahami betul upaya dan konspirasi musuh ini. Mereka sampai berkorban nyawa demi melawan upaya busuk musuh memecah belah kaum muslimin. Ulama-ulama shaleh ini terus berusaha menciptakan persatuan sebagai modal utama kekuatan.
Imam Khomaini, Sayyid Musa Sadr, Jamaluddin al Afghani, Allamah Sayyid Abdulhusain Syarafuddin, Syeikh Hasan al Banna, Syeikh Ahmad Yasin, Syeikh Mahmud Saltut, Ayatullah Bourujerdi, sayyid Ali Khamenei, sayyid Hiasan Nasrullah, Haji Abdul Malik Karim Abdullah (HAMKA) dari Indonesia dan juga ulama-ulama pejuang lainnya, semua berjuang demi persatuan dan kejayaan Islam.
Semenjak dahulu isu perbedaan Sunni Syiah adalah diantara upaya-upaya musuh memecah belah kaum muslimin yang selama ini terus dipelihara dan dipanasi, musuh berusaha memisahkan dua saudara kembar dari rahim Islam. Ketika pertikaian terjadi, dengan sendirinya melemahkan perlawanan.
Hamas di Palestina yang Sunni dan Hizbullah di Libanon yang Syiah, jika terpecah akan kehilangan fokus pergerakan dan konsentrasi perlawanan melawan musuh ke-manusiaan, di tanah pendudukan Palestina. Akan tetapi dengan memahami musuh bersama kaum muslimin, Amerika dan Zionis Israel, maka upaya pecah belah dengan meniupkan isu perbedaan Sunni Syiah pasti gagal.
Jika umpan musuh dengan Isu perbedaan Sunni Syiahnya berhasil dimakan mentah-mentah oleh kaum muslimin, maka akan membiarkan bangsa Iran yang Syiah melawan konspirasi dunia sendirian. Membiarkan negara Islam Iran menjadi santapan musuh sedangkan saudara muslim yang Sunni hanya menonton bahkan bertepuk tangan dan merasa senang.
Akan tetapi dengan kedewasaan umat Muhammad sekarang ini, makar musuh pun dipastikan gagal. Muslimin seluruh dunia yang berjiwa persatuan mendukung dan me-rasa bangga dengan keberhasilan Iran selama ini melawan musuh. Bahkan perjuangan gigih bangsa Iran adalah inspirasi perjuangan seluruh kaum muslimin dunia untuk bangkit melawan ketidakadilan dinegaranya, bangkit melawan penindasan dan diskri-minasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Revolusi Islam mengandung makna persatuan Islam dan kuatnya perlawanan. Revolusi Islam adalah spirit bangsa-bangsa tertindas dunia untuk bersatu melawan arogansi negara adidaya yang menjajah dan merampas kekayaan negara. Revolusi Islam Iran adalah daya yang menggerakkan “Musim Semi Arab” sekarang ini. Kaum Muda muslim dunia terinspirasi untuk bangkit karena merindukan Islam, mendambakan persatuan Islam.
Rakyat Iran sudah membuktikan, bahwa dengan persatuan dan perlawananlah Islam akan jaya, kemulian Islam akan nampak, kaum muslimin akan maju. Sudah 33 tahun revolusi tetap berdiri, dan kemajuan berbagai bidang berhasil diraih. Hanya dengan persatuan dan perlawanan semua itu dapat diraih dan sama sekali bukan dengan pe-rundingan apalagi dengan cara menjilat negara adikuasa.
Tidak ada Sunni maupun Syiah dalam perjuangan Islam, hilangkan perbedaan mahzab dalam melawan ketidakadilan. Hanya persatuan Islam dan keadilan senjata utama perlawanan.
Jika rakyat tertindas di seluruh dunia melawan, Iran melawan, Hamas melawan, Hiz-bullah juga melawan, dan semuanya bersatu untuk melawan, niscaya janji ilahi fajar kemenangan dalam genggaman. Keadilan adalah milik mereka yang memperjua-ngkannya, bersatulah!! (DarutTaqrib/Islam Times/Adrikna!/BY DARUT TAQRIB – 02/10/2012)
0 comments to "Perpecahan ISLAM dari dalam hanya untungkan "Musuh" ISLAM...Ide Tentang Perlawanan"