INDONESIA OH.. INDONESIA
Masih ingatkah kunjungan presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad beberapa tahun lalu?
Dalam kunjungan itu pemerintah Iran menawarkan bantuan pembangunan pabrik pengolahan minyak mentah Indonesia menjadi minyak jadi. Jika proyek itu jadi, maka Indonesia tdk lagi menjual minyak mentah ke luar negeri dan tentu saja akan sangat menguntungkan karena pabrik pengolahan minyak akan menyerap sangat byk tenaga kerja, yang kedua Indonesia tdk lagi import minyak, dan bahkan Indonesia bisa meraup devisa yg byk dari eksport minyak jadi serta pasokan minyak utk kebutuhan dlm negeri pun terjamin.
Iran hanya meminta 5% bagi hasil dari keuntungan, dan yg 5% itupun akan disumbangkan kembali kpd rakyat Indonesia yg miskin.
Saat itu Indonesia menjadi salah satu anggota tdk tetap Dewan Keamanan PBB, dan PBB waktu itu melaksanakan sidang membahas sanksi nuklir Iran, dimana Indonesia ikut latah mengikuti AS memberikan sanksi pada Iran. Maka, buyarlah kerjasama pabrik minyak yg telah disepakati.
Yudhi Chrisnandi, anggota DPR RI sangat geram dgn kebijakan pemerintah RI yg dinilai plin-plan dlm kasus nuklir Iran. Beliau mengusulkan dan menggagas sidang interplasi minta pertanggungjawaban pemerintah SBY yg telah bikin malu Indonesia
dimata pemerintah Iran.
Maka, akibat kebijakan yg salah dimasa lalu, hari ini dan seterusnya Indonesia mengalami kesulitan bahan bakar minyak, bahkan santer diberitakan bulan depan ulil amri yg "Pintar sekali" itu ingin menaikkan harga BBM, yg membuat rakyat menjerit. Sungguh Indonesia negara ironi.
Maka, seribu ladang minyak baru pun yg ditemukan di Indonesia, tdk akan membuat rakyat negeri ini makmur, jika ulil amri yg mengelola negeri ini tidak memihak kepada rakyat (By:Asni.S.M, di edit by:team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/10/03/2012/Sabtu)
Majalah "Kabili"
Majalah atau tabloid 'Kabili' (mengambil karakter Kabil putra Adam yang membunuh saudaranya, Habil) ini belum pernah terbit di Indonesia.
Namun, andaikan terbit, paling tidak, ia harus menyandang dua ciri khas.
Pertama, ia gemar melakukan manipulasi jurnalistik; membuat juice opini dan fakta.
Supaya tereksan fair dan menyajikan liputan both side, sekaligus jurus tangkis bila dituding subjektif, ia menyelipkan wawancara ala kadarnya di tengah hamparan luas liputan yang sarat dengan tuduhan, prejudice, hujatan, sarkasme, hiperbola, dan, tentu saja, judul-judul provokatif yang mendiskreditkan agama dan paham lain. Misalnya, ia menurunkan berita tentang konflik dengan ulasan dan opini yang cenderung 'mengompori pihak tertentu' sekaligus mendiskreditkan pihak tertentu lainnya.
Kadang majalah yang berisi palu-palu vonis sepihak ini tidak segan-segan menyebut nama agama dan penganutnya dalam berita dan analisisnya. Lebih dari itu, ia tidak lelah mengaduk-aduk isu kebencian antar-umat beragama atau menyebut etnis minoritas dalam setiap edisinya. Ia bahkan terangan-terangan melawan arus besar opini umat Islam di Indonesia, yang diwakili NU dan Muhammadiyah, dengan menyerang secara serampangan salah satu mazhab Islam yang dianut seperempat umat Muslim di dunia, dengan judul-judul sadis seperti "Awas Akidah Sesat!", "Bahaya Pemurtadan" dan aksara-aksara sejenisnya.
Kedua, supaya lebih terkesan sangat relijius, sebagai strategi untuk meraih pembaca yang polos dan demen simbolisme, majalah ini menggunakan sejumlah istilah Arab, meski terkadang 'asal comot'.
Tata letaknya yang amburadul dan redaksinya yang 'asal ketik', juga desain sampulnya yang jauh dari estetika, tidak perlu dijadikan sebagai ciri khas ketiga. Majalah dengan dua ciri khas ini diproyeksikan menjadi corong kelompok “monopoli tafsir agama”. Inilah majalah
Bagaimanapun, agama yang kita anut adalah produk sebuah persepsi yang subjektif dan relatif. Karena itu, menganggap persepsi dan interpretasi tentang agama maupun mazhab sebagai sesuatu yang mutlak adalah ilusi dan utopia. Lebih dari itu, memaksakan "satu Islam" versi golongan tertentu, kepada semua penganut Islam yang terpencar dalam berbagai golongan dan mazhab, bisa dianggap sebagai ekstremitas dan menafikan kebinekaan. Ia bahkan menyalahi konsepsi Islam yang dasar.
Menurut Nurcholis Madjid, perbedaan yang ada hanyalah dalam bentuk respon khusus tugas seorang Rasul kepada tuntutan zaman dan tempatnya. Maka perbedaan itu tidaklah prinsipil, sedangkan ajaran yang pokok atau syariat para nabi dan rasul adalah sama, sebagaimana ditegaskan dalam sejumlah ayat al-Quran. (asy-Syura, 42:13, an-Nisa’, 4:163-165, al-Baqarah, 2:136, al-Ankabut, 29:46, asy- Syura, 42:15).
Islam Sunni dan Islam Syiah adalah realitas yang determinan. Keduanya adalah sebuah peradaban agung Islam yang harus dikelola, diapresiasi, dikembangkan dan tidak semestinya didikotomikan. Syiah, sebagaimana disaksikan oleh situs-situs sejarah, adalah bagian integral dari khazanah budaya bangsa Indonesia. Itu berarti, menolaknya sama dengan mengingkari fakta sejarah.
Selain itu, usaha-usaha untuk menafikan hak orang lain untuk berpikiran bebas dengan mengobarkan api kebencian terhadap sesama individu masyarakat dan sesama Muslim hanya akan menguntungkan pihak-pihak eksternal, terutama sentra-sentra hegemoni yang kapitalistik dan sekular.
Untungnya, media yang eksklusif demikian, pada umumnya, tidak mampu menggugurkan kritisisme pembaca Indonesia yang tidak suka dijejali dengan provokasi sektarian. Fakta kemenagan Hizbullah yang diketahui Muslim Syiah atas dan fakta Iran sebagai donatur terbesar Pemerintahan Hamas yang Sunni, dan sambutan hangat rakyat terhadap kedatangan Ahamdinejad di Indonesia tahun lalu, sebagaimana terbukti dari dominasi buku biografinya di list best seller selama beberapa bulan, terlalu kokoh untuk dirobohkan dengan provokasi sektarian. Itu semua menjadi indikator yang menyejukkan bahwa bangsa Indonesia, terutama umat Islam, tidak bisa diperlakukan sebagai ‘keranjang’ provokasi dan ajakan anti sesama Muslim. (By:Muhsin Labib on facebook)
Kadang majalah yang berisi palu-palu vonis sepihak ini tidak segan-segan menyebut nama agama dan penganutnya dalam berita dan analisisnya. Lebih dari itu, ia tidak lelah mengaduk-aduk isu kebencian antar-umat beragama atau menyebut etnis minoritas dalam setiap edisinya. Ia bahkan terangan-terangan melawan arus besar opini umat Islam di Indonesia, yang diwakili NU dan Muhammadiyah, dengan menyerang secara serampangan salah satu mazhab Islam yang dianut seperempat umat Muslim di dunia, dengan judul-judul sadis seperti "Awas Akidah Sesat!", "Bahaya Pemurtadan" dan aksara-aksara sejenisnya.
Kedua, supaya lebih terkesan sangat relijius, sebagai strategi untuk meraih pembaca yang polos dan demen simbolisme, majalah ini menggunakan sejumlah istilah Arab, meski terkadang 'asal comot'.
Tata letaknya yang amburadul dan redaksinya yang 'asal ketik', juga desain sampulnya yang jauh dari estetika, tidak perlu dijadikan sebagai ciri khas ketiga. Majalah dengan dua ciri khas ini diproyeksikan menjadi corong kelompok “monopoli tafsir agama”. Inilah majalah
Bagaimanapun, agama yang kita anut adalah produk sebuah persepsi yang subjektif dan relatif. Karena itu, menganggap persepsi dan interpretasi tentang agama maupun mazhab sebagai sesuatu yang mutlak adalah ilusi dan utopia. Lebih dari itu, memaksakan "satu Islam" versi golongan tertentu, kepada semua penganut Islam yang terpencar dalam berbagai golongan dan mazhab, bisa dianggap sebagai ekstremitas dan menafikan kebinekaan. Ia bahkan menyalahi konsepsi Islam yang dasar.
Menurut Nurcholis Madjid, perbedaan yang ada hanyalah dalam bentuk respon khusus tugas seorang Rasul kepada tuntutan zaman dan tempatnya. Maka perbedaan itu tidaklah prinsipil, sedangkan ajaran yang pokok atau syariat para nabi dan rasul adalah sama, sebagaimana ditegaskan dalam sejumlah ayat al-Quran. (asy-Syura, 42:13, an-Nisa’, 4:163-165, al-Baqarah, 2:136, al-Ankabut, 29:46, asy- Syura, 42:15).
Islam Sunni dan Islam Syiah adalah realitas yang determinan. Keduanya adalah sebuah peradaban agung Islam yang harus dikelola, diapresiasi, dikembangkan dan tidak semestinya didikotomikan. Syiah, sebagaimana disaksikan oleh situs-situs sejarah, adalah bagian integral dari khazanah budaya bangsa Indonesia. Itu berarti, menolaknya sama dengan mengingkari fakta sejarah.
Selain itu, usaha-usaha untuk menafikan hak orang lain untuk berpikiran bebas dengan mengobarkan api kebencian terhadap sesama individu masyarakat dan sesama Muslim hanya akan menguntungkan pihak-pihak eksternal, terutama sentra-sentra hegemoni yang kapitalistik dan sekular.
Untungnya, media yang eksklusif demikian, pada umumnya, tidak mampu menggugurkan kritisisme pembaca Indonesia yang tidak suka dijejali dengan provokasi sektarian. Fakta kemenagan Hizbullah yang diketahui Muslim Syiah atas dan fakta Iran sebagai donatur terbesar Pemerintahan Hamas yang Sunni, dan sambutan hangat rakyat terhadap kedatangan Ahamdinejad di Indonesia tahun lalu, sebagaimana terbukti dari dominasi buku biografinya di list best seller selama beberapa bulan, terlalu kokoh untuk dirobohkan dengan provokasi sektarian. Itu semua menjadi indikator yang menyejukkan bahwa bangsa Indonesia, terutama umat Islam, tidak bisa diperlakukan sebagai ‘keranjang’ provokasi dan ajakan anti sesama Muslim. (By:Muhsin Labib on facebook)
Dahlan Iskan: Indonesia Jangan Menjadi Korban Konflik Iran-AS
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan rencana pembelian minyak mentah dari Iran akan diselesaikan bersama masalah PT Pertamina Energi Trading Limited (Petral). "Tetapi saya tidak bisa memberi tahu langkah-langkahnya sekarang, terlalu sensitif," kata dia saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat 9 Maret 2012.
Dahlan pernah menyinggung rencana itu Akhir Februari lalu. Saat itu ia mengatakan ingin memanfaatkan situasi politik antara Iran dan Amerika Serikat yang menyebabkan minyak Iran diembargo.
Menurut Dahlan saat itu, harga minyak mentah dari Iran yang tak bisa dijual ke Amerika atau Uni Eropa akan lebih murah. Indonesia tak perlu menjadi korban akibat konflik antara Iran dan Amerika.
Saat ini harga minyak mentah dunia memang terus naik. Kantor berita AFP melaporkan, harga minyak tipe light sweet naik US$ 82 sen menjadi US$ 106,98 per barel pada Kamis (8/3) lalu. Sementara minyak mentah Brent North Sea naik US$ 1,85 menjadi US$ 125,97 per barel dalam transaksi sore di London.
Dahlan pernah menyinggung rencana itu Akhir Februari lalu. Saat itu ia mengatakan ingin memanfaatkan situasi politik antara Iran dan Amerika Serikat yang menyebabkan minyak Iran diembargo.
Menurut Dahlan saat itu, harga minyak mentah dari Iran yang tak bisa dijual ke Amerika atau Uni Eropa akan lebih murah. Indonesia tak perlu menjadi korban akibat konflik antara Iran dan Amerika.
Saat ini harga minyak mentah dunia memang terus naik. Kantor berita AFP melaporkan, harga minyak tipe light sweet naik US$ 82 sen menjadi US$ 106,98 per barel pada Kamis (8/3) lalu. Sementara minyak mentah Brent North Sea naik US$ 1,85 menjadi US$ 125,97 per barel dalam transaksi sore di London.
Menyusul kenaikan harga minyak dunia tersebut, pemerintah mengusulkan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan tarif dasar listrik diberlakukan serempak pada 1 April mendatang. Harga bahan bakar jenis premium dan solar naik menjadi Rp 6.000 dari Rp 4.500 per liter, sedangkan tarif listrik akan naik secara bertahap, 3 persen setiap triwulan.
Dalam draf usulan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2012, pemerintah mengusulkan kenaikan subsidi BBM dari Rp 123,5 triliun menjadi Rp 137,3 triliun. Adapun subsidi listrik membengkak menjadi Rp 90 triliun dari Rp 44,9 triliun.
Usul ini selanjutnya akan dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat untuk disetujui atau tidak. Menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo, usul pembahasan anggaran perubahan diharapkan rampung Maret ini. Dengan demikian, kenaikan harga BBM dan tarif listrik mulai diberlakukan bulan depan.
Agus optimistis usul pemerintah akan disetujui DPR dan pembahasan anggaran perubahan juga cepat beres. "Sebab, dari aspek anggaran, kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik sangat dibutuhkan," ujarnya di gedung DPR, Selasa, 6 Maret 2012.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan kenaikan harga BBM Rp 1.500 per liter lebih mudah diberlakukan dibanding opsi lain. Dia beralasan, "Naik Rp 1.500 sudah pernah ditempuh. Jadi ini lebih praktis." (IRIB Indonesia/tempo/antara)
Dalam draf usulan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2012, pemerintah mengusulkan kenaikan subsidi BBM dari Rp 123,5 triliun menjadi Rp 137,3 triliun. Adapun subsidi listrik membengkak menjadi Rp 90 triliun dari Rp 44,9 triliun.
Usul ini selanjutnya akan dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat untuk disetujui atau tidak. Menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo, usul pembahasan anggaran perubahan diharapkan rampung Maret ini. Dengan demikian, kenaikan harga BBM dan tarif listrik mulai diberlakukan bulan depan.
Agus optimistis usul pemerintah akan disetujui DPR dan pembahasan anggaran perubahan juga cepat beres. "Sebab, dari aspek anggaran, kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik sangat dibutuhkan," ujarnya di gedung DPR, Selasa, 6 Maret 2012.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan kenaikan harga BBM Rp 1.500 per liter lebih mudah diberlakukan dibanding opsi lain. Dia beralasan, "Naik Rp 1.500 sudah pernah ditempuh. Jadi ini lebih praktis." (IRIB Indonesia/tempo/antara)
Editor : admin | Sabtu, 10 Maret 2012. Pkl. 09:50 WIB
Pejabat advokasi Bahrain Centre for Human Rights (BCHR), John Lubbock, mengatakan situasi di Bahrain kian memburuk. Setiap bulan dilalui tanpa ada rekonsiliasi atau reformasi.
“Para pengunjuk rasa dan warga tak berdosa di rumah mereka terus diserang dan dibunuh,” ujar Lubbock dalam surat elektronik kepada Tempo.
Lembaga yang berbasis di London, Inggris, ini mencatat 65 orang terbunuh sejak aksi unjuk rasa menentang rezim Al Khalifa merebak di Bahrain pada 14 Februari 2011. Para aktivis ditangkapi dan ditahan, termasuk pendiri dan bekas Presiden BCHR Abdulhadi Alkhawaja serta para politikus oposisi seperti Hasan Mushaima (dari partai Syiah Al-Wefaq) dan Ebrahim Sharif (pemimpin Sunni dari partai oposisi liberal Waad).
“Mereka masih berada di penjara tanpa tahu kapan jadwal persidangan,” ujarnya.
Dia mengatakan jadwal persidangan para dokter yang didakwa karena merawat para pengunjuk rasa dan memberikan rekaman kekerasan kepada stasiun televisi Al-Jazeera terus ditunda. Film dokumenter berjudul Berteriak di Dalam Kegelapan mendapat perhatian luas dari dunia internasional.
“Sepertinya tidak ada niat dari pemerintah untuk mencari solusi politik atas konflik di sana,” kata dia.
Protes terhadap pemerintah terus berlangsung setiap malam di desa-desa kaum Syiah, yang diawasi ketat oleh militer dengan membangun pos-pos pemeriksaan untuk mencegah para pengunjuk rasa berkumpul dalam jumlah besar.
“Aksi unjuk rasa ini tidak akan berhenti sampai pemerintah direformasi.”
Menurut dia, aksi represif masih terjadi setiap hari di pos-pos pemeriksaan polisi. Dia mengatakan penduduk dilecehkan hanya karena dia Syiah. BCHR yakin konflik di Bahrain bukan isu sektarian melainkan politis.
“Tapi dengan memisahkan komunitas Syiah dan Sunni dengan mendiskriminasi Syiah, pemerintah Bahrain mendorong sektarianisme,” ujarnya.(konspirasi.com)
Gusdur: Sebelum Dilantik, SBY Duduki Al-Qur’an?
Posted by KabarNet pada 09/03/2012
0 comments to "Tipu rakyat Indonesia...Hore..!!!!! Pemerintah Indonesia "berhasil" membasmi "kemiskinan", yang biasa makan 3 kali menjadi 2 kali, yang biasa 2 kali menjadi 1 kali serta yang biasa 1 kali menjadi "tidak pernah sama sekali"..akhirnya rakyat miskinpun mati, dan program pengentasan kemiskinan pun "terlaksana"....!!!!!!!!"