Home , , , , , , , , , , , , , � Sejarah Disain Bendera dan Lambang Republik Islam

Sejarah Disain Bendera dan Lambang Republik Islam





 Team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com- Setelah mengamati dan mempelajari ternyata ini adalah Bendera yang menyimbolkan Al-Qur'an dan Universalnya Dakwah Islam yang ada di dunia saat ini. Bahkan ini bisa jadi Bendera yang meyimbolkan Negara Islam yang sesungguhnya, terlepas Islam terdiri dari berbagai mazhab dan aliran. Yang jelas Hidup Persatuan Islam. Buktikan Islam adalah pembawa Rahmat bagi semua Agama, Manusia dan seluruh Alam Semesta...InsyaAllah. (KNY/MFF/AR/R/Jum'at/11/05/2012)

Sejarah Disain Bendera dan Lambang Republik Islam Iran


Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini ra mengeluarkan perintah untuk menghapus segala bentuk simbol rezim taghut dan menggantikannya dengan lambang dan simbol Islam-syiah. Salah satu perubahan penting adalah lambang dan bendera Republik Islam Iran.

Pada 10 Isfand 1357 Hs, Imam Khomeini ra meminta agar dilakukan perubahan pada lambang negara, yakni singa dan matahari. Beliau mengumumkan, "Kita telah mendirikan sebuah negara Muhammadi. Bendera Iran tidak boleh sama dengan bendera Shahanshahi. Lambang Iran harus berbeda dari lambang Shahanshahi dan lambang ini harus menunjukkan keislaman. Semua kementerian dan kantor harus mencabut simbol singa dan matahari lalu menggantinya dengan bendera Islam. Bekas-bekas taghut harus dilenyapkan. Semua ini merupakan peninggalan taghut. Yang ada harus karya-karya Islam. (Sahifeh Imam, jilid 6, hal 275).

Setelah itu pemerintah sementara membuka sayembara disain baru lambang Iran. Banyak disain yang dikirim ke kantor perdana menteri dan yang diterima adalah lambang Republik Islam Iran saat ini yang didisain oleh Hamid Nadimi.

Setelah mendengarkan ucapan Imam Khomeini ra, Hamid Nadimi dengan penuh semangat mulai menggoreskan disainnya. Setelah menyelesaikan desain lambang Iran, Nadimi membawanya ke kantor Imam Khomeini ra di Qom. Sekalipun pada awalnya desain lambang Iran dilombakan, tapi ada desain lainnya yang juga disetujui dan akhirnya dicetak di uang kertas masa itu. Tapi tidak berapa lama, suatu malam Hujjatul Islam Hashemi Rafsanjani menelpon Nadimi dan mengabarkan Imam Khomeini ra menyetujui desainnya pada 19 Ordibehesht 1359 Hs dan meminta Nadimi untuk menyempurnakan disainnya.


Lambang ini memiliki banyak makna di benaknya. Ada kesederhanaan dan kelebihan khusus dalam desainnya yang memiliki banyak makna. Hamid Nadimi ketika memberikan penjelasan makna karyanya kepada majalan Pasdar Islam pada tahun 1362 mengatakan:

"Saya punya keinginan untuk membuat lambang bagi dunia Islam. Ketika Imam Khomeini ra mengatakan bahwa simbol singa dan matahari harus diganti dan negara membutuhkan lambang baru, saya mulai kembali memikirkan ide yang selama ini ada dalam pikiranku. Saya mulai menerawang kembali sketsa yang pernah saya buat. Dalam disain ini ada tiga prinsip penting pemerintahan Islam dalam al-Quran; kitab, timbangan dan besi yang menjadi simbol dari al-Quran, mizan dan hadid. Bagian yang berdiri di tengah dalam disain ini dalam bahasa Persia dan Arab menunjukkan kekuatan dan pedang. Simbol ini berdiri tegak yang berarti kekuatan dan kekokohan. Ini merupakan penafsiran dari kata hadid (besi) dalam al-Quran (... Anzalna al-Hadid Fiihi Ba'sun Syadidun).

Komposisi yang sangat ideal antara garis dan lengkungan yang ada berada dalam kondisi seimbang dan ini memberikan makna timbangan, seperti kata mizan dalam al-Quran (Wassamaa' Rafa'aha wa Wadha'al Mizan). Lima bagian yang menjadi bentuk asli disain ini, sekalipun bermakna lima prinsip agama dan prinsip tauhid berada di tengah dan tegak di antara lengkungan yang ada. Selain itu, secara keseluruhan, komposisi yang ada ini menjadi simbol dari kata Allah dan menjadi inti dan tersembunyi dari kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah.

Garis-garis lengkung yang membentuk lingkaran adalah setengah dari bola bumi dan merepresentasikan universalnya dakwah Islam. Kata Allah didisain berbentuk bola guna menunjukkan pesan universalitas Islam. Garis-garis lengkung seperti bulan sabit dalam disain ini diambil dari gambar dari Nabi Muhammad Saw yang berkali-kali dilakukannya dengan pedang beliau sebagai paraf di atas pasir."

Setelah itu Nadimi juga mendesain bendera. Saat menjelaskan disainnya ini, Nadimi menjelaskan, "Bendera ini memberikan harapan akan pemerintahan Imam Mahdi af. Warna hijau, putih dan merah merupakan tanda khusus Republik Islam Iran dan slogan Allahu Akbar semuanya berasal dari prinsip yang telah ditetapkan dalam UUD."

Doktor Nadimi mencontoh slogan Allahu Akbar dan mengulanginya. Slogan ini sebelas kali dalam warna merah dan sebelas kali dalam warga hijau, yakni kedua warna ini diulanginya sebanyak 22 kali dan ini merupakan simbol dari tanggal 22 Bahman 1357 Hs, Hari Kemenangan Revolusi Islam Iran. Bentuk di sudut sebelah kanan ada tulisan Allahu Akbar mengingatkan slogan penuh pengaruh ini dan ini merupakan huruf yang dipakai di kubah, menara dan masjid-masjid, dan kini tertulis di bendera Iran. Kata Allah yang berwarna merah di bendera Iran menunjukkan asal penciptaan dan semua akan kembali kepada Allah. Hal ini menunjukkan tujuan akhir pemerintahan Islam.

Doktor Hamid Nadimi adalah dosen arsitektur Universitas Shahid Beheshti dan memberikan mata kulian teori dan metode disain. Ia mendapat gelar doktor arsiteknya dari Inggris. Sekalipun karyanya akan senantiasa diingat oleh bangsa Iran, tapi tidak pernah punya keinginan untuk terkenal. Menurutnya, "Manusia yang fana jangan sampai menyambungkan dirinya dengan hal-hal yang abadi. Saya tidak ingin melekatkan diri dengan masalah-masalah seperti ini. Masyarakat tidak mengetahui wajah saya akan lebih baik buat saya. Karena bendera ini suci. Apa yang terjadi bila suatu hari saya berubah menjadi anti Revolusi? Oleh karenanya, sudah biarkan saja semua berlalu begitu saja."

Doktor Nadimi dalam hidupnya pernah sekali bertemu dengan Imam Khomeini ra dan menjelaskan pertemuan itu sebagai berikut, "Saya tidak bertemu dengan Imam dengan motivasi sebagai pembuat disain bendera Iran. Beberapa tahun saya pergi ke Huseiniyah Jamaran dan meminta beliau membacakan akad nikahku." (IRIB Indonesia/Saleh Lapadi)

Sumber: Majalah mingguan Subh Sadegh

0 comments to "Sejarah Disain Bendera dan Lambang Republik Islam"

Leave a comment