Home , , , , , , , , , , , , � Direktur ICC (Islamic Cultural Centre Jakarta) Hujatul Islam Sayed Morteza Mousavi mampir ke Banjarmasin ( Hidup Persatuan ISLAM)

Direktur ICC (Islamic Cultural Centre Jakarta) Hujatul Islam Sayed Morteza Mousavi mampir ke Banjarmasin ( Hidup Persatuan ISLAM)




Tidak hanya dalam rangka memperingati 21 tahun wafatnya Imam Khomeini sebagai tokoh besar dalam
dunia islam, kegiatan ini juga ditujukan untuk membangun kerjasama yang baik antara
republik islam Iran dan Indonesia.
HIMAHI Unas Gelar Seminar Internasional
Herlina - 07 Jun 2011, 15:51 WIB

Jakarta (UNAS) - Terdapat banyak hal yang mempengaruhi eksistensi sebuah instansi 
atau lembaga. Salah satunya kerjasama yang dijalin oleh lembaga tersebut dengan 
berbagai instansi di skala nasional maupun internasional. Hal tersebut dibuktikan oleh 
Universitas Nasional melalui Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) 
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang bekerjasama dengan Kedutaan Besar Iran 
dalam menyelenggarakan seminar Internasional.

Seminar Internasional bertema "Imam Khomeini and Islamic World" ini diadakan di Aula 

Utama Unas Blok I Lantai 4. Adapun pembicara dalam kegiatan itu adalah Duta Besar Iran
untuk Indonesia, H.E. Dr. Mahmoud Farazandeh, Konsuler Duta Besar Republik Islam Iran,
Moh. Ali Rabbani, Direktur ICC Jakarta, Hojjatul Islam Wal Moslimin Sayed Morteza Mousavi,
dan Dosen Senior Universitas Indonesia di bidang Timur Tengah,
Dr. Achmad Ramzi Tadjoedin.

Tidak hanya dalam rangka memperingati 21 tahun wafatnya Imam Khomeini sebagai tokoh 

besar dalam dunia islam, kegiatan ini juga ditujukan untuk membangun kerjasama yang 
baik antara republik islam Iran dan Indonesia. "Dengan diselenggarakannya seminar
internasional tentang tokoh besar islam ini diharapkan seluruh peserta dapat menambah
dan menggali kembali pengetahuan tentang dunia islam sebagai agama kita," ungkap
Wakil Rektor Bidang Hubungan Kerja Sama dan Kemahasiswaan Unas, 
Drs. Faldy Rasyidie dalam sambutannya, Senin (6/6/2012).

Tidak kalah penting, Duta Besar Iran untuk Indonesia, H.E. Dr. Mahmoud Farazandeh

juga menyampaikan beberapa hal yang terkait dengan tokoh besar islam, Imam Khomeini.
Ia menjelaskan, Imam Khomeini adalah tokoh yang selalu berusaha menegakkan nilai - nilai
dan fungsi islam dalam kehidupan. Apa yang telah dilakukan oleh Imam Khomeini untuk
negara Iran telah membawa dampak besar berupa revolusi identitas. Namun demikian,
ia menambahkan bahwa revolusi identitas tidak hanya dapat dilakukan oleh sebuah 
komunitas, tapi juga oleh individu.

"Dengan kerja keras dan terus berusaha dengan tekun, setiap orang pasti mampu 

membentuk identitas baru yang lebih baik untuk dirinya," ungkap Mahmoud, Senin (6/6).

Identitas atau jati diri bangsa pun ditunjukkan oleh para panitia dan peserta seminar.

Pada kesempatan tersebut, panitia dan peserta yang hadir berbalut busana batik yang
sangat mencerminkan Indonesia. Kolaborasi budaya Indonesia - Iran pun tak kalah serunya 
ketika ditengah - tengah seminar tampil group musik DEBU sebagai pengisi 
acara. Mainsource:
http://www.unas.ac.id/detail_berita/497_himahi_unas_gelar_seminar_internasional.

Direktur ICC 
(Islamic Cultural Centre Jakarta) 
Hujatul Islam Sayed Morteza Mousavi mampir ke Banjarmasin
 ( Hidup Persatuan ISLAM)

Team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com - Menurut pantauan pencari berita
 team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com Direktur ICC (Islamic Cultural Centre Jakarta) 
Hujatul Islam Sayed Morteza Mousavi akan menyambangi kota Banjarmasin dalam
rangka memenuhi Undangan Dialog Internasional BEM IAIN Antasari  dan LKIK dengan
tema "Mengkaji Kedekatan Cultural Iran dan Indonesia" pada hari senin tanggal
18 Juni 2012 yang sebelumnya direncanakan akan bertemu dengan Kepala
Departemen Agama Banjarmasin ( Kalimantan Selatan) dan selanjutnya pada hari Selasa
tanggal 19 Juni 2012 direncanakan Tablig Akbar di Masjid IAIN Antasari. 


(R/AR/KNY/MFF/17/06/2012)



Mengapa Harus Suriah

(Joserizal Jurnalis, MER-C)

Oleh: Dr Joserizal Jurnalis SpOT*


Suriah adalah negara dengan jumlah penduduk 22.517.750 orang
(estimasi 2010). 
Komposisi penduduk berdasarkan agama: Muslim Sunni 74%, 
Muslim Alawi-Syiah-Druze 16%, Kristen dan lainnya 10%.
Presiden Suriah sekarang adalah Bashar Al-Assad menggantikan bapaknya, 
Hafesz Al-Assad, seorang Marsekal. Hafesz Assad adalah pemimpin Suriah 
yang keras 
dan diktator. Bersama saudaranya, Rifyad Assad, 


mereka membawa Suriah melalui
 masa-masa sulit terutama dalam perang enam hari tahun 1967.
Hafesz berhasil menangkap Ellie Cohen, seorang mata-mata Israel, 
yang menyusup
ke pemerintah Suriah sampai menjadi teman dekat Hafesz. 
Hafesz menggantung Ellie Cohen walaupun dia diprotes banyak negara. 
Hafesz memberangus Ikhwanul Muslimin, banyak korban berjatuhan.
Tapi di sisi lain, dia juga mau menerima Hamas berkantor di Damaskus 
ketika 
negara-negara Arab tidak mau menerima mereka membuka perwakilan. 
Hafesz banyak menampung pengungsi Palestina, salah satu kamp yang pernah 
penulis bersama relawan MER-C kunjungi adalah kamp Yarmuk.
Bashar jauh lebih lembut dari bapaknya karena dia orang sipil (dokter mata?). 
Kesalahan Bashar adalah track record keluarganya yang keras dan diktator, tidak 
transparan soal keuangan negara dan belum mengembangkan proses demokrasi 
di negaranya.
Tapi kelebihannya, dia komitmen terhadap perjuangan rakyat Palestina dengan 
menyediakan tempat buat Hamas di Suriah dan mendukung penuh Hizbullah. 
Hamas (Sunni) dan Hizbullah (Syiah) didukung penuh oleh Bashar karena mereka
 adalah kelompok perlawanan (muqowwamah) terhadap Israel.
Penulis bersama relawan MER-C pada saat berkunjung ke Lebanon saat-saat akhir 
perang 34 hari tahun 2006, menyaksikan bahwa kantor Hamas berada di kompleks 
Hizbullah yang hancur dihajar Israel saat perang 34 hari. Ini sengaja penulis 
kemukakan untuk membantah bahwa Hizbullah pura-pura kerjasama dengan Hamas. 
Hizbullah berhasil mengalahkan Israel dalam perang darat tersebut.
Israel sangat serius memandang ancaman kedua kelompok perlawanan ini, karena
 secara kekuatan mereka bukan negara tapi dapat mengimbangi, bahkan mengalahkan
 Israel ketika Israel mulai melakukan serangan darat.
Tentu, Israel harus memikirkan bagaimana caranya melumpuhkan kedua kelompok 
perlawan bersenjata ini. Untuk Hamas, Israel melakukan kebijakan blokade Gaza 
karena Hamas memerintah di sini dan terus melakukannya sampai saat ini.
Untuk melumpuhkan Hizbullah, secara logika yang mudah saja, putus jalur
 pendukungnya. Jalur pendukung tersebut adalah Suriah. Oleh sebab itu, 
Suriah harus dikuasai secara politik. Ganti penguasanya!
Saat ini, di dunia Arab sedang ada tren mengganti penguasa yang sudah lama 
berkuasa dalam suatu gerakan Arab Spring dengan dalih untuk menegakkan demokrasi. 
Ini adalah road map-nya kebijakan luar negeri Amerika. 
Kita tahu kebijakan luar negeri AS ditentukan oleh badan-badan lobi Israel 
(AIPAC, ADL, CFR, Rand Coorporation, Bilderberg, dan lain-lain).
Dari penguasa yang sudah tumbang dan yang sedang diusahakan tumbang, 
Qaddafi dan Bashar mempunyai kontribusi besar untuk Palestina. 
Penulis menyaksikan sendiri bantuan Qaddafi bertruk-truk antre di Rafah Mesir
saat Gaza diserang Israel tahun 2009.
Rencana penurunan Bashar ini semata-mata bukan persoalan Bashar demokratis
atau tidak dan tiran atau tidak, karena ada penguasa Arab seperti ini tidak disuruh
turun oleh AS, malah diajak kerjasama oleh AS untuk menurunkan Qaddafi dan Bashar. 
Israel menginginkan Bashar turun! Seperti biasa, Israel memperalat AS melalui
kebijakan luar negerinya.
Bersamaan dengan semangat Arab Spring, Israel dan AS menunggangi isu ini untuk menurunkan Bashar. Supaya lebih efektif, isu ini ditambah tonasenya dengan isu
sektarian, konflik Sunni-Syiah sama seperti Qaddafi yang disebut inkar sunnah.
Israel, AS, Arab Saudi, Qatar, Turki dan Eropa berada dalam satu blok melawan Rusia,
Cina dan Iran dalam konflik Suriah ini. Rusia sangat berkepentingan melawan 
dominasi AS di Timur Tengah karena tinggal Suriah tempat berpijak Rusia setelah
Libya jatuh ke tangan Barat. Selain itu, AS juga mengacak-ngacak Rusia dengan 
cara meletakkan perimeter anti-rudalnya di bekas negara Uni Soviet seperti Georgia.
Cina tidak mau ketinggalan dalam melawan AS. 
Setelah berhasil menahan hegemoni AS di bidang ekonomi, Cina diancam oleh AS 
melalui pergerakan angkatan laut AS di Pasifik. Cina saat ini berhasil menciptakan
kapal perang anti-radar yang membuat AS khawatir.
Iran adalah negara yang tidak disenangi oleh Saudi Arabia, Qatar dan negara
Arab lainnya karena berhasil melakukan Revolusi 79 menumbangkan
Raja Reza Pahlevi yang juga sahabat penguasa Saudi Arabia.
Para raja-raja khawatir revolusi tersebut diekspor ke negara-negara mereka.
Salah satu cara untuk mempertahankan kekuasaan mereka, isu yang paling ampuh 
ditiupkan adalah Iran adalah negara Syiah bukan negara Islam karena Syiah sesat.
Iran mempunyai kepentingan yang besar di Suriah karena Bashar bisa menjamin 
jalur logistik Hizbullah. Israel dan Barat menggunakan segala cara untuk menurunkan
Bashar, termasuk mempersenjatai oposisi dengan senjata berat. Di sinilah peranan
Saudi Arabia, Qatar dan sedikit Turki.
Israel dan Barat juga menggunakan media dan PBB untuk membantu mereka.
Hal ini mulai terlihat ketika terjadinya pembantai 25 Mei di Houla, Suriah. 
Korban adalah penduduk sipil termasuk anak-anak dan wanita.
BBC langsung menampilkan foto tumpukan korban pembantaian yang sudah dibungkus 
kain kafan. Ternyata kemudian terkuak foto tersebut adalah foto korban pembantaian
di Irak tahun 2003. Untung pengambil fotonya, Marco Di Lauro, mengenali foto tersebut 
dan memprotes BBC. 
Pertanyaannya apakah ini keteledoran atau bagian dari kampanye anti-Bashar?
UN Commisioner for Human Right membuat tuduhan bahwa yang melakukan
pembantaian tersebut adalah milisi yang loyal dengan Bashar, yaitu Shabiyya.
Padahal, mereka hanya dapat info dari orang lokal via telepon.
Menurut UN Security Council, korban di Houla adalah akibat tembakan artileri dan
tank pada hari Ahad, 27 Mei 2012. Tapi pada hari Selasa 29 Mei, diralat oleh UN High Commission for Human Right bahwa korban ditembak dari jarak dekat dan 
digorok lehernya. Tapi tuduhan tetap ke milisi pro Bashar.
Kemudian terkuak bahwa yang terbunuh itu adalah pendukung Bashar. 
Bagaimana mungkin sesama pendukung Bashar saling bunuh.
Tampak dengan jelas bagaimana media dan PBB berusaha memperkeruh situasi
supaya AS dan NATO dapat melakukan intervensi dengan payung PBB 
atas nama kemanusiaan.
Konflik belum selesai, kita lihat bagaimana permainan Israel ini berjalan.
*Relawan Medis MER-C.
Sumber:

Mengenang Tragedi USS Liberty

Tanggal 8 Juni 1967, kapal penelitian laut AS, USS Liberty dibombardir habis-habisan
oleh Israel. Pada saat itu tengah terjadi Perang 6 Hari antara Israel melawan



negara-negara Arab (termasuk Mesir). Israel ingin menenggelamkan Liberty, untuk
kemudian Mesir dikambinghitamkan, lalu AS menyerang dan menduduki Mesir. 
False flag operation yang keji ini gagal, namun tetap tercatat dalam sejarah sebagai
bukti betapa tunduknya pemerintah AS terhadap Israel.
Berikut kutipan isi buku Obama Revealed (Dina Y. Sulaeman) terkait peristiwa ini:
Presiden AS ke-36 adalah Lyndon B. Johnson. Sebelumnya dia adalah wakil
presiden Kennedy. Karena Kennedy meninggal sebelum masa jabatannya habis, 
Johnson secara otomatis diangkat sebagai presiden. Segera setelah disumpah sebagai
presiden, Johnson mengatakan kepada seorang diplomat Israel, “Anda telah kehilangan
seorang teman yang sangat luar biasa [Kennedy], namun sekarang Anda menemukan 
yang lebih baik.”  Isaiah L. Kenen, salah satulobbyist pro-Israel yang paling berpengaruh
di Washington mengatakan, “ Saya menilai bahwa semua yang dia [Johnson] lakukan 
sebagai presiden sangat sesuai dengan pernyataannya itu.”[1]
Salah satu kejadian besar pada era Johnson adalah pengeboman kapal perang
USS Liberty oleh Israel pada tahun 1967, yang menewaskan 34 pasukan AS dan 
melukai 200 lainnya. Anehnya, Presiden Johnson tidak memberikan reaksi yang 
semestinya dilakukan seorang presiden bilamana ada kapal perangnya yang 
tak bersalah (tak melakukan provokasi apapun), dihancurkan oleh kekuatan militer
negara lain.
Prof (em) James Petras dalam bukunya, The Power of Israel in USA, mengomentari
kejadian ini, “Johnson dalam sebuah gerakan bersejarah yang tidak pernah terjadi 
sebelumnya, menolak untuk membalas. Pemerintahan Johnson juga membungkam
mereka yang selamat dari serangan tanpa provokasi tersebut [AS tidak memprovokasi]
dengan ancaman ’persidangan militer’. Pemerintahan berikutnya tidak ada yang pernah mengangkat isu tersebut, apalagi melakukan penyelidikan resmi di Kongres. 
Bahkan mereka meningkatkan bantuan untuk Israel. Mereka juga menyiapkan 

penggunaan senjata nuklir ketika negara itu tampaknya akan kalah dalam 

Perang Yom Kippur 1972.[2]



[1]  Donald Neff, Lyndon Johnson Was First to Align U.S. Policy With Israel’s Policies, Washington Report on Middle East Affairs. http://www.wrmea.com/backissues/1196/9611096.htm
[2]James Petras, The Power of Israel in USA, terjemahan Indonesia, hlm 312,
Zahra Publishing House, 2008.
Untuk mengetahui lebih lanjut peristiwa ini, termasuk transkrip pembicaraan
antara Presiden Johnson dengan Mossad, serta transkrip antara awak kapal Liberty
dengan militer AS (yang menolak mendatangkan bantuan), serta peristiwa
pendahuluannya, dimana Presiden Kennedy menentang reaktor nuklir Dimona
milik Israel (dan tak lama kemudian Kennedy secara misterius tewas, 
lalu diganti oleh Johnson), silahkan baca tulisan Cahyono Adi.
sumber:

Kapal Itu Berlayar Terlalu Jauh


"Orang boleh saja menolak pernyataan saya dan hanya menganggap saya sebagai orang tua pemarah. Namun dengan berbagai periswita akhir-akhir ini seperti peperangan di Timur Tengah serta berbagai peristiwa yang mungkin akan segera terjadi, saran saya adalah: saat ada waktu matikanlah televisi dengan pertunjukan Britney Spears, "Desperate Housewives" dan pertandingan sepakbola, dan menyimak dengan cermat peristiwa-peristiwa yang terjadi, karena itu semua akan terus berulang. Karena, seperti kata pepatah, macan tidak akan berubah belangnya."

Phil Tourney, seorang awak kapal USS Liberty yang selamat dari serangan Israel tgl 8 Juni 1967 mengatakan itu jauh sebelum Israel menyerang Lebanon tahun 2006, Gaza tahun 2008/2009, dan menyerbu kapal-kapal misi kemanusiaan Freedom Flotilla baru-baru ini. Namun dunia mengabaikan peringatan itu hingga kita harus terus-menerus harus menelan pil pahit melihat kekejian Israel yang terus-menerus tanpa bisa dihentikan. Lebih tragisnya peristiwa yang baru terjadi, penyerbuan terhadap kapal kemanusiaan Freedon Flotilla terjadi pada saat para korban selamat USS Liberty dan para simpatisannya (seorang di antara mereka berada di kapal Freedon Flotilla) memperingati ulang tahun peristiwa tersebut.

Bagi yang belum mengetahui peristiwa serangan terhadap kapal USS Liberty, atau hanya mengetahuinya dari "keterangan resmi" tentu tidak akan mempercayai peristiwa tersebut. Bagaimana mungkin Israel menyerang kapal sekutu utama sekaligus pelindungnya. Tapi bagi yang memahami realitas sosial politik Amerika dan hubungannya dengan Israel, tentu memahami hal itu.

Saya baru saja membaca sebuah artikel menarik tulisan Jim Kirwan di blognya "Kirwan Studios" tgl 8 Jni 2010. Kirwan membuka transkrip pembicaraan antara presiden Amerika John F Kennedy dan dubes Israel di Amerika tentang reaktor nuklir Dimona di Israel, pembicaraan antara presiden Lyndon B Johnson dengan seorang agen Mossad tentang rencana penyerangan kapal USS Liberty, serta pembicaraan antara komandan Armada VI Amerika dengan presiden Johnson tentang penarikan mundur gugus tugas Armada VI dari upaya penyelamatan USS Liberty.

Bagi yang tidak memahami mengapa transkrip-transkrip yang begitu penting itu bisa terbuka ke permukaan silahkan mempelajari mengapa transkrip pembicaraan telepon presiden M Nixon bisa bocor keluar hingga menjadi skandal Watergate. Atau pelajari pembicaraan telepon presiden Bill Clinton dengan pacar gelapnya Monica Lewinsky yang bocor ke penyidik kasus selingkuh Bill Clinton. Saat itu Clinton mengeluh kepada Lewinsky bahwa gedung putih dipenuhi dengan alat-alat penyadap yang bahkan seorang presiden-pun tidak bisa mengontrolnya. Namun perlu diperhatikan juga bahwa di kalangan inteligen Amerika sendiri terdapat "gap" antar kalangan "jew ass sucker" dengan kalangan nasionalis anti-Israel, meski yahudi/Israel telah "mengamankan" posisi-posisi kunci.

Berikut adalah transkrip pembicaraan antara presiden John F Kennedy yang didampingi Jaksa Agund sekaligus adik kandungnya, Robert F Kennedy dengan dubes Israel, tentang maksud presiden Kennedy untuk melakukan inspeksi terhadap pusat pengembangan nuklir Israel dimana maksud tersebut ditentang keras Israel. Sebagaimana diketahui maksud presiden Kennedy tidak pernah terwujud, justru dirinyalah yang meninggal secara tragis di depan jutaan mata warganya sendiri. Demikian juga saudaranya Robert F Kennedy, tewas mengenaskan oleh pembunuhan konspirasi saat berkampanye untuk menjadi pengganti John F Kennedy.

JFK: Kini masalah pembangkit nuklir di Dimona telah menjadi hal yang sangat serius. Saya telah mengatakan kepada Anda beberapa kali bahwa saya ingin tim inspeksi nuklir dari kami diijinkan memeriksanya secara rutin sehingga kami bisa menemukan ..


DUBES ISRAEL: Tidak! Israel adalah negeri berdaulat. Negara yang tengah berperang! Apakah Anda lupa bahwa kami telah mengijinkan tim inspeksi Anda melakukan pemeriksaan seharian penuh tahun lalu? Tidak ada lagi tim inspeksi Amerika diijinkan mengunjungi Dimona lagi Tuan Presiden, dan itu adalah kata akhir!

JFK: Tidak ada perang sekarang ini! Jika Anda tidak ingin tim inspeksi Amerika, kami bisa mengajukan tim dari negara netral. Saya mendesak pembangkit nuklir Dimona dibuka untuk diperiksa secara rutin oleh tim inspeksi dari luar!

DUBES ISRAEL: Dengan hormat Tuan, Anda tidak mengerti! Israel selalu dalam keadaan perang! Tidak ada inspeksi dari luar diperbolehkan mengunjungi Dimona dengan skedul yang mereka inginkan sendiri!

RFK (Robert F Kennedy, Jaksa Agung dan saudara kandung JFK: Tuan, presiden telah memberi kuasa kepada saya untuk memberi pendapat kepada Anda bahwa kami akan menghentikan bantuan kepada Israel sampai Israel mengininkan tim inspeksi internasional mengunjungi Dimona. Kami telah mengetahui bahwa Anda telah membuat senjata nuklir di Dimona.

DUBES ISRAEL: Itu ... itu bukan keputusan yang baik Tuan! Itu akan merugikan saudara Anda (presiden Kennedy) sendiri! Semua musuh Israel akan kami hancurkan!

Pengganti Kennedy setelah kematiannya yang tragis adalah Wapres Lyndon B Johnson yang dilantik menjadi presiden pada hari yang sama dengan tgl pembunuhan Presiden Kennedy, dan di bawah Lyndon Amerika berubah menjadi "anjing penjaga yang baik" bagi Israel. Demi keuntungan industri militer yahudi Johnson menerjunkan Amerika dalam Perang Vietnam, dan membantu Israel habis-habisan dalam Perang 6 Hari melawan Arab tahun 1967. Lebih jauh Johnson bahkan membiarkan kapal USS Liberty diserang habis-habisan oleh Israel di perairan internasional di lepas pantai Gaza (sama dengan kasus penyerangan terhadap Freedom Flotilla) dengan alasan kapal tersebut telah menyadap komunikasi Israel yang tengah berperang dengan negara-negara Arab. Alasan lainnya adalah penyerangan terhadap USS Liberty akan dituduhkan kepada Mesir sehingga menjadi alasan Amerika untuk membantu Israel dengan menyerang dan menduduki wilayah Mesir.

Berikut adalah transkrip pembicaraan antara presiden Johnson dengan seorang perwira penghubung Mossad di Gedung Putih beberapa saat sebelum peristiwa penyerangan USS Liberty dan di tengah-tengah Perang 6 Hari yang tengah berkecamuk. Pembicaraan ini adalah tentang rencana penenggalaman kapal USS Liberty.


JOHNSON: Anda ingin bertemu, katakan mengapa?

MOSSAD AGENT: Waktunya telah tiba tuan Presiden, waktu datangnya bahaya yang sangat besar. Waktu dimana sejarah akan mencatatnya sebagai sebuah pengorbanan besar bagi semua orang, maksud saya ...

JOHNSON: Katakan langsung!

MOSSAD AGENT: Baik. Kami telah menghancurkan angkatan udara Mesir dan Syria dan kami telah menduduki dataran Sinai. Pasukan kami telah bersiap siaga di tepi timur terusan Suez. Kami masih belum mengetahui berapa besar kekuatan cadangan Mesir yang mungkin saja bisa memukul mundur kami dan balik menduduki Israel. Kami ingin angkatan perang Amerika menyerang Mesir sehingga tidak ada ...

JOHNSON: Sial, mengapa? Kami tidak bermusuhan dengan orang-orang negro padang pasir itu (Mesir)!

MOSSAD AGENT: ADa juga masalah kecil dengan kapal Anda, kapal inteligen di lepas pantai kami yang telah mendengarkan rencana-rencana militer kami, kapal Liberty...

JOHNSON: Sial! Dengar "motherfucker"! Semua negara mempunyai kapal seperti itu. Apa masalahnya? Toh kami tidak akan menghentikan aksi Anda (menyerang Arab). Lakukan apa yang ingin Anda lakukan tapi kami tidak bermusuhan dengan orang-orang Mesir itu.

MOSSAD AGENT
: Jika kapal itu diserang, uhh... kami pikir sebuah langkah balasan akan dilakukan Amerika. Maksud saya angkatan perang Anda bisa menghentikan Mesir. Kami menginginkan Golan, Sinai, Tepi Barat dan Jerussalem, demi tercapainya keamanan bagai rakyat Israel tentu saja, dan ...

JOHNSON: Orang-orang mesir sialan itu tentu tidak akan berani menyerang kami. Kami akan menghancurkan mereka.

MOSSAD AGENT: Kamilah yang akan melakukan serangan itu tuan Presiden. Itu hanya sebuah kapal... kapal yang sangat kecil dan tidak bersenjata berat. Kami telah memfotonya. Kami hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk menenggelamkannya. Setalah tenggelam Anda bisa berbicara di televisi .. mengatakan bahwa itu adalah tindakan Mesir... Angkatan laut dan udara Anda bisa menahan pasukan mereka di pantai jika Anda menyerang garis belakang mereka dan mengebom Kairo pada saat pasukan kami menyeberangi Suez. Mereka tidak lagi mempunyai pesawat tempur yang bisa terbang. Namun tentu saja tidak boleh ada awak (kapal Liberty) yang selamat untuk membuka kejadian yang sebenarnya. Kami akan melihat bahwa ...

JOHNSONWhat the fuck! Apa katamu "cocksucker!". Kau bajingan gila! Aku akan menendang pantatmu keras-keras sekarang juga. Mengebom Kairo? Fuck you!

MOSSAD AGENT: Anda berhutang kepada kami tuan Presiden! Anda berhutang kepada kami... segalanya! Gedung putih, kursi presiden, segalanya! Saya berada di sini untuk menagihnya! Sekarang, sekaranglah saatnya untuk membayar hutang itu! Ingat bahwa kami mengontrol pers Amerika...

JOHNSON: Baik-baik. Dengan tuhan sebagai saksi, tidak boleh ada yang selamat, mengerti! Saya akan membantahnya jika ada saksi hidup yang berbicara, paham?

MOSSAD AGENT
: Tentu tuan Presiden. Tentu saja! Kami akan membuatnya cepat dan seminimal mungkin menimbulkan kesakitan. Tidak ada yang akan selamat!

JOHNSON: Keluar! Keluar dari sini sekarang juga!

Maka rencana matangpun disusun dan dieksekusi. Pada tgl 8 Juni 1967 angkatan laut dan udara Israel plus pasukan komando menyerang USS Liberty habis-habisan. Tidak hanya bom, roket dan terpedo, USS Liberty juga dihujani dengan bom napalm untuk membakar seluruh awaknya hidup-hidup. Tapi ajaibnya USS Liberty gagal ditenggelamkan meski telah diserang habis-habisan selama 2 jam lebih. Dan akhirnya serangan tersebut dihentikan setelah Israel menyadari sudah terlalu banyak orang Amerika yang mengetahui peristiwa itu dari lalu lintas komunikasi yang terpantau oleh awak militer Amerika serta kekhawatiran bahwa presiden Johnson tidak bisa menahan amarah pasukannya sendiri.



LIBERTY SIGNALMAN: Schematic (Armada VI), ini Rockstar (USS Liberty). Kami tengah diserang oleh pesawat terbang. Saya melihat salah satu pesawat berbendera Israel. Tolong kami! Apa Anda mengerti? Tolong kami!

SARATOGA (Kapal induk komando Armada VI) SIGNALMAN: Rockstar, ini Schematic. Kami tidak bisa membaca jelas pesan Anda. Ulangi…

LIBERTY SIGNALMAN: Diulang. Kami tengah diserang oleh pesawat-pesawat tempur, beberapa diantaranya berbendera Israel! Kami butuh pertolongan!

SARATOGA SIGNALMAN: Rockstar, kami membaca pesan Anda. Lakukan otentifikasi. Ulangi, lakukan otentifikasi.

LIBERTY SIGNALMAN: Otentifikasi? Sial! Sial! Oscar Quebec! Oscar Quebec, SARATOGA! Oscar Quebec, demi Tuhan! Anda membaca pesan kami?

SARATOGA SIGNALMAN: Kami membacanya Rockstar. Anda tengah diserang! Kami akan "stand by" untuk beberapa komunikasi mendatang. ... (sepertinya juru sandi Armada VI belum yakin benar bahwa salah satu kapalnya diserang oleh Israel)

LIBERTY SIGNALMAN: Schematic, kami masih terus mendapat serangan. Kami perlu bantuan!

SARATOGA SIGNALMAN: Rockstar, pesan Anda telah disampaikan. Otentifikasi!

LIBERTY SIGNALMAN: (Menendang pintu agar suara dari luar bisa terdengar untuk otentifikasi) Otentifikasi ini, bedebah!

SARATOGA SIGNALMAN mendengarkan dengan seksama dan terperangah oleh bunyi suara-suara ledakan di kapal Liberty.

SARATOGA SIGNALMAN: Baik Rockstar, otentifikasi diterima.

Komandan Armada VI segera memberi perintah untuk memberikan pertolongan kepada USS Liberty dengan mengirimkan satu skuadron pesawat tempur, kemudian memberikan laporan kepada markas komando pusat di ibukota.

ADMIRAL: Skuadron tempur telah diluncurkan, DOD COMMAND. Respon terhadap serangan atas USS LIBERTY!

MCNAMARA (Menteri pertahanan): SARATOGA! Disini DOD Command untuk USS SARATOGA! Masuk!

ADMIRAL: Ini USS SARATOGA!

MCNAMARA: Ini menteri pertahanan McNAMARA! Panggil kembali semua pesawat! Apakah Anda mendengar?

ADMIRAL: Tapi Pak menteri, satu kapal kita tengah diserang. Mereka melaporkan terdapat beberapa korban meninggal dan luka-luka!

McNAMARA: Lalu apa yang Anda rencanakan?

ADMIRAL: Kami akan mencari tahu siapa yang telah menyerang kita, kemudian kita akan ...

McNAMARA: Demi Tuhan, tarik kembali pesawat-pesawat Anda sekarang juga! Anda mendengar?

ADMIRALRoger!

Tidak lama kemudian sebuah torpedo Israel menghantam kapal Liberty dan langsung membunuh 25 awak kapal Liberty. Beberapa saat kemudian beberapa helikopter dengan puluhan pasukan komando Israel terbang berputar-putar di atas kapal Liberty yang limbung. Mereka menunggu tugas terakhir Israel, membunuh semua awak kapal Liberty dari jarak dekat.


LIBERTY SIGNALMAN: Saratoga, tolong kami! Beberapa helikopter dengan pasukan komando berputar-putar di atas kami, kemungkinan akan melakukan pendaratan! Apakah Anda akan menolong atau tidak? Dimana Anda bedebah?

ADMIRAL: Luncurkan skuadron udara! Kirimkan ke lokasi terakhir Liberty! Komando pusat, ini Saratoga. Apakah Anda mendengar?

MCNAMARA: Masuklah SARATOGA!

ADMIRAL: Kami telah leluncurkan skuadron kedua. Pesawat-pesawat kita akan memberikan perlindungan udara terhadap Liberty yang tengah diserang. Orang-orang kita melihat bendera Israel pada kapal-kapal dan pesawat yang menyerang mereka.

McNAMARAGod-dammit, tidak! Anda panggil kembali pesawat-pesawat Anda. Beberapa di antaranya mungkin membawa bom nuklir! Apakah Anda mendengar? Balas!

ADMIRAL: Pak menteri, kita berada di zona perang. Sebuah kapal Amerika diserang dan terbakar dengan beberapa korban di atasnya. Kami melihat Israellah pelakunya. Apakah Anda mendengar?

PRESIDEN JOHNSON: ADMIRAL, ini presiden. Apakah Anda mengenar suara saya?

ADMIRALYes, Sir.

PRESIDEN JOHNSON: Semua ini bisa dijelaskan. Ini adalah...ahhhh...sebuah kesalahan yang tragis. Bawa kembali pesawat-pesawat Anda ke pangkalan. Saya tidak akan mempermalukan sekutu kita (Israel). Apakah Anda mendengar Admiral?

ADMIRALYes Sir.

PRESIDEN JOHNSON: Baik. Tolonglah para korban yang terluka sebaik-baiknya.

ADMIRAL: Panggil semua pesawat kembali ke pangkalan.


Setelah gagal menenggelamkan Liberty, Israel pun menarik diri meninggalkan Liberty yang terluka parah. Sebanyak 43 awaknya tewas dan 172 luka-luka. Kembali ke pangkalan para awak diancam untuk tidak berbicara mengenai peristiwa sebenarnya yang terjadi. Untuk menghibur mereka, mereka mandapat penghargaan militer yang anehnya dilakukan tertutup di sebuah pangkalan militer. Selanjutnya pemerintah membentuk sebuah komisi "pura-pura independen" yang dipimpin oleh "another jew ass sucker" Admiral McCain (ayah dari senator John McCain mantan capres Amerika dalam kampanye lalu) dengan hasil yang sudah ditetapkan sebelumnya: Israel melakukan kesalahan yang tidak disengaja, meski hal itu bertentangan dengan logika: bagaimana mungkin selama berjam-jam baik sebelum maupun selama serangan Israel tidak melihat bendera Amerika serta tulisan besar USS Liberty di lambungnya. Israel hanya dijatuhi hukuman denda beberapa juta dolar yang tidak pernah dipenuhi Israel. Sebaliknya Amerika justru terus mengucurkan bantuan miliaran dolar setiap tahunnya kepada Israel.


 sumber:

Atzmon, Lemon Omani, and Lentils
Seorang teman baik datang dari USA. Dia membawakan satu paket berisi buku yang 
sudah lama saya impikan untuk dibaca: 
The Wandering Who? A Study of Jewish Identity Politics (by Gilad Atzmon). 
Buku ini fenomenal karena hadirnya menimbulkan semacam proses kristalisasi, 
yang memisahkan antara mana aktivis pembela Palestina sejati, mana aktivis yang sebenarnya 
bermain dengan genderang Israel. Ali Abunimah dan teman-temannya menulis surat terbuka 
yang menyerukan ‘disavowal’ (pengingkaran) atas buku Atzmon. Kontan saja, aksinya itu 
mengundang kecaman dari banyak pihak lainnya yang pro Atzmon 
(antara lain, yang sangat menarik dibaca, tulisannya Nahida). 
Dari perdebatan ini, terlihat bahwa Ali Abunimah dan kawan-kawannya tengah 
menghindari diskursus mengenai hakikat identitas Yahudi  dan berusaha melokalisir isu ke topik imperialisme semata. Sungguh tidak lucu, Atzmon yang asli Yahudi 
mereka tuduh sebagai anti-semit dan rasis, hanya karena dia sedang membongkar identitas asli Yahudi.
Insya Allah, kalau saya sudah tamat membaca buku ini, saya akan tuliskan lebih lanjut soal perbedaan pandangan yang mendasar di antara para aktivis kemerdekaan Palestina ini. 
(Sementara bisa baca di web-nya Gilad Atzmon). Saya pernah menulis secara singkat pandangan Atzmon tentang Israel di sini.
Teman baik saya itu, juga menyertakan lentils dan lemon omani dalam bungkusan paketnya. 
Luar biasa. Ini bahan-bahan untuk membuat masakan khas Iran. 
Memang ini hanya ‘bahan masakan’. Tapi ketika satu paket dengan buku Atzmon, 
saya merasakan ada sensasi tersendiri. Bukankah Iran yang selama ini berdiri tegak membela Palestina (bersama Hamas, rezim Assad, dan Hezbollah)? Dan paket itu dibawa jauh-jauh dari USA, negara yang menjadi aktor antagonis  dalam konflik Timur Tengah. Perpaduan yang unik bukan?
Saya sulit menceritakan perasaan saya saat ini. Terharu, mungkin. 
Buku yang saya impikan sejak lama sudah ada di tangan, dan sebentar lagi saya akan memasak 
makanan Iran yang juga saya impikan sejak lama. Thank’s Allah, for this beautiful day..:)
http://dinasulaeman.files.wordpress.com/2012/06/gilad.jpg?w=300&h=276
mainsource;





0 comments to "Direktur ICC (Islamic Cultural Centre Jakarta) Hujatul Islam Sayed Morteza Mousavi mampir ke Banjarmasin ( Hidup Persatuan ISLAM)"

Leave a comment