Home , , , , , , , , , , , , , , , , , , � MENGAPA pihak ASING begitu berambisi menggulingkan rezim Assad ( Suriah)? Hingga Yordania, Mesir, Iran, Yaman, Bahrain, : dan Arab Saudi & Turki pun "SILAP MATA" alias KALIMPANAN jar "dibunguli" Zionisme Internasional dkk

MENGAPA pihak ASING begitu berambisi menggulingkan rezim Assad ( Suriah)? Hingga Yordania, Mesir, Iran, Yaman, Bahrain, : dan Arab Saudi & Turki pun "SILAP MATA" alias KALIMPANAN jar "dibunguli" Zionisme Internasional dkk









Payung Nasional Suriah hadapi Hujan Konspirasi



Di tengah derasnya gelombang serangan terhadap pemerintah Suriah, Presiden Bashar al-Assad dan kabinetnya menyatakan akan menghadapi segala bentuk ancaman yang merongrong kedaulatan negara itu.

Assad baru-baru ini terang-terangan menyatakan bahwa sejumlah pihak asing berperan besar dalam memperkeruh situasi dan kondisi dalam negeri Suriah. Bahkan Presiden Suriah itu menegaskan bahwa negaranya di ambang perang saudara akibat konspirasi asing yang semakin gencar. Namun, tutur Assad, pemerintah Suriah bersama rakyat akan terus berjuang melawan kelompok teroris bersenjata yang diplot dari luar negeri.

Kini, muncul sebuah pertanyaan besar, mengapa pihak asing begitu berambisi menggulingkan rezim Assad ? Jawaban atas pertanyaan itu bisa dilacak dari kebijakan interventif negara-negara Barat yang diamini sejumlah negara regional terhadap Suriah.

Pertama, negara-negara Barat dan Israel melancarkan konspirasi di Suriah untuk mengamankan kepentingan Israel. Selama ini, pemerintahan Assad adalah negara Arab tetangga Palestina yang terbukti aktif memberikan dukungan besar terhadap gerakan perlawanan terhadap Israel. Tumbangnya Assad dan bergantinya rezim di Suriah akan mengamankan kepentingan Tel Aviv yang semakin terjepit di kawasan.

Kedua, konspirasi Barat yang dibantu sejumlah negara Arab di Suriah untuk membendung kebangkitan Islam di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara yang telah menumbangkan rezim-rezim despotik semacam Ben Ali di Tunisia dan Mubarak di Mesir.

Selama berkuasa puluhan tahun, mereka menjadi pemerintahan boneka Barat. Mubarak misalnya, menjadi perpanjangan kepentingan Barat di kawasan, sekaligus mengamankan kepentingan Israel. Berkat Mubaraklah, AS lebih leluasa menerapkan prakarsa "Timur Tengah Baru" versi Washington.

Bagi Israel, Mubarak begitu berjasa. Tel Aviv mendapatkan pasokan gas dengan harga yang sangat murah. Tidak hanya itu, rezim Mubarak juga menjadi mediator berbagai perundingan damai antara Israel dan Otorita Ramallah, dengan hasil semakin bertambahnya konsesi yang diterima Tel Aviv untuk melenggengkan imperialismenya di wilayah Palestina. Sebab setiap kali perundingan damai selesai digelar, Israel mendapatkan konsesi baru untuk memperluas wilayah jarahan dan meningkatkan pembangunan permukiman Zionis di wilayah Palestina

Ketiga, tumbangnya pemerintahan Assad bagi Barat sangat berarti. Sebab, selama ini Damaskus merupakan negara yang tidak memiliki ketergantungan terhadap negara-negara Barat, terutama AS dibandingkan negara Arab lainnya. Di mata Washington, jatuhnya Assad dan naiknya pemerintahan baru akan meningkatkan ketergantungan Damaskus terhadap AS, sebagaimana tunduknya negara-negara Arab di kawasan yang sebagian besar berbentuk monarki atas dikte Washington.

Tapi tampaknya, Barat bersama sejumlah negara Arab kali ini membentur dinding. Ternyata tidak mudah melumpuhkan Assad dan mewujudkan tujuan busuknya di Suriah. Sebab rakyat dan pemerintah negara itu bahu-membahu menghadapi segala bentuk intervensi asing yang akan merongrong kedaulatan negara itu.

Dukungan luas rakyat Suriah terhadap kebijakan pemerintahan Assad selama ini menjadi payung nasional yang melindungi Suriah dari hujan konspirasi asing, termasuk kemungkinan ancaman perang saudara.(IRIB Indonesia/PH/MZ)

Figaro: Saudi-CIA Suplai Senjata kepada Teroris di Suriah



Sebuah koran Perancis menyebutkan bahwa sejumlah negara Arab di pesisir Teluk Persia bekerjasama dengan Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) menyuplai senjata kepada kelompok teroris di Suriah guna menggulingkan pemerintah Damaskus.

Fars News Jumat (29/6) melaporkan, koran Figaro yang memuat catatan Georges Malbrunot dalam edisinya Kamis menulis, kelompok teroris bersenjata di Suriah memiliki berbagai senjata canggih. Arab Saudi dan sejumlah negara Arab pesisir Teluk Persia menyuplai dana kepada mereka, dan  semua langkah itu di bawah pengawasan CIA.

Dalam catatan tersebut disebutkan pula bahwa sekitar 40 anasir kelompok bersenjata tersebut secara diam-diam pergi ke Turki untuk mengambil berbagai senjata canggih seperti anti-tank.

Disebutkan pula bahwa kelompok bersenjata telah memiliki banyak mortir seperti RPG 9 dari gudang senjata Saudi yang dibawa dengan pesawat dan mendarat di bandara Adhanah, Turki. (IRIB Indonesia/RA)

Militer Suriah Gerebek Markas Kelompok Bersenjata



Pasukan Suriah menggerebek tempat persembunyian kelompok bersenjata anti-pemerintah di Douma, pinggiran Damaskus dan membunuh serta melukai puluhan teroris.

Menurut kantor berita resmi Suriah, SANA, banyak teroris ditangkap dalam operasi militer yang digelar pada Jumat (29/6). Bangunan tempat persembunyian mereka juga hancur akibat bentrokan.

Berdasarkan laporan tersebut, dalam bangunan tempat persembunyian teroris ditemukan ruang penyiksaan dan rumah sakit lapangan.

Tentara Suriah juga bentrok dengan kelompok bersenjata di Bour Said, sebuah daerah di provinsi timur Deir Ezzor dan Joret al-Shayyah, sebelah barat kota Homs, yang menewaskan sejumlah teroris.

Selain itu, militer Suriah juga menghancurkan markas teroris di al-Kassarah, daerah di kota Homs.

Sementara itu, beberapa pemimpin kelompok bersenjata ditangkap dan sejumlah besar senjata disita setelah pasukan Suriah menggerebek tempat persembunyian teroris di Hama. (IRIB Indonesia/RA)

Warga Yordania Lanjutkan Demonstrasi Menuntut Reformasi



Warga Yordania kembali turun ke jalan di kota Amman, ibukota negara itu, untuk memprotes kenaikan harga barang dan penundaan proses reformasi.

Lebih dari 1000 demonstran berbaris di pusat kota Amman setelah shalat Jumat (29/6), guna mendesak pemerintah untuk menurunkan tarif listrik, harga bahan bakar dan komoditas lainnya, dan mencari solusi lain untuk mengatasi defisit anggaran yang besar, bukan malah membebankannya kepada rakyat.

Dilaporkan bahwa defisit anggaran Yordania diperkirakan akan mencapai sekitar tigamiliar dolar pada akhir tahun 2012.

Para demonstran juga menuntut reformasi dan mengakhiri korupsi.

Pengunjuk rasa Yordania juga menyampaikan selamat kepada Presiden baru Mesir Muhammad Mursi sebagai presiden sipil pertama negara itu yang dipilih secara demokratis.

Sejumlah spanduk pemrotes tertulis"Selamat kepada Mesir. Revolusi telah menang".

Demonstrasi serupa juga digelar di kota utara Irbid, Karak, Tafileh dan Maan di selatan.

Sejak Januari 2011, rakyat Yordania turun ke jalan menuntut reformasi politik, termasuk terpilihnya perdana menteri melalui pemilu, dan mengakhiri korupsi.

Protes anti-pemerintahmeningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah pemerintah meningkatkan harga komoditas untuk mengimbangi defisit. (IRIB Indonesia/RA)

Rakyat Yaman Kecam Intervensi AS di Negara Mereka



Rakyat Yaman berunjuk rasa anti-Amerika Serikat di kota utara Saada guna memprotes campur tangan Washington dalam urusan internal negara mereka.

Para demonstran menegaskan bahwa kebijakan Gedung Putih adalah sumber utama masalah bagi Yaman.

Mereka juga mengutuk serangan pesawat tak berawak AS di wilayah Yaman dan menyebut Washington sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kerusuhan di negara mereka.

Para pengunjuk rasa juga meneriakkan slogan-slogan anti-rezim Zionis Israel.

Sementara itu, ribuan warga Yaman turun ke jalan di beberapa kota lain termasuk di kota Taizz dan Sanaa, untuk menuntut pengadilan terhadap Ali Abdullah Saleh dan kroninya atas pembunuhan ribuan warga Yaman selama revolusi meletus.

Pemrotes Yaman juga menyatakan kebahagiaan mereka atas terpilihnya kandidat Ikhwanul Muslimin Muhammad Mursi, sebagai presiden baru Mesir.

Hampir setiap hari, Yaman dilanda protes rakyat yang menuntut diadilinya Saleh dan dibersihkannya pemerintah dari anasir-anasirnya sejak ia mengundurkan diri pada Februari.  (IRIB Indonesia/RA)

Boroujerdi: Turki Terlalu Gegabah Sikapi Suriah



Seorang anggota senior parlemen Republik Islam Iran menilai keputusan Turki mengenai krisis Suriah sebagai langkah yang tergesa-gesa dan meminta Ankara untuk menahan diri dalam menyikapi konflik 15 bulan di negara tetangganya tersebut.

Alaeddin Boroujerdi meminta Ankara untuk melakukan pembicaraan dengan negara-negara regional lainnya guna membantu pemulihan keamanan dan stabilitas Suriah bukan malah memicu ketidakamanan di negara Arab itu.

Statemen tersebut disampaikan Boroujerdi pada Jumat (29/6) sebagaimana dilangsir Fars News.
 
Ia menambahkan, sebagai anggota independen dari PBB, Suriah harus diizinkan untuk menyelesaikan urusan dalam negerinya.

Ketua Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran juga menyinggung langkah terbaru pemerintah Suriah yang menggelar pemilu parlemen pada tanggal 7 Mei, dimana langkah tersebut sejalan dengan janji reformasi pemerintah Damaskus.

Lebih lanjut, Boroujerdi mengatakan bahwa masalah utama yang mengganggu kawasan Timur Tengah adalah campur tangan asing.

Menurutnya, tindakan Uni Eropa yang telah mengesampingkan aksi militer di Suriah menunjukkan bahwa Barat dan Amerika Serikat telah menyadari bahwa setiap tindakan anti-Suriah mungkin akan berdampak pada seluruh kawasan. (IRIB Indonesia/RA)

Iran Undang Presiden Turki Hadiri KTT GNB



Republik Islam Iran telah mengundang Presiden Turki Abdullah Gul untuk menghadiri  Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (GNB) di Tehran.

Ali Saeedlou, Wakil Presiden Iran untuk Urusan Internasional berkunjung ke Turki pada Jumat (29/6), untuk memperpanjang undangan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad kepada sejawatnya di Turki guna menghadiri KTT GNB yang akan digelar pada musim panas di Tehran, ibukota Iran.

Iran akan menjadi tuan rumah KTT GNB ke-16 yang akan diselenggarakan pada tanggal  26- 31 Agustus.

Dalam KTT tersebut, Republik Islam juga akan menerima ketua bergilir dari gerakan ini selama tiga tahun.

GNB adalah sebuah organisasi internasional  yang terdiri dari 120 negara anggota dan 17 negara pengamat.

Organisasi ini didirikan di bekas Yugoslavia pada tahun 1961. Anggota Gerakan Non-Blok mewakili hampir dua pertiga dari anggota PBB dan terdiri dari 55% populasi dunia.

Tujuan GNB, seperti tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin kemerdekaan nasional, kedaulatan, integritas teritorial dan keamanan negara-negara anggotanya. (IRIB Indonesia/RA)

Iran Absen dari Konferensi Jenewa



Republik Islam Iran menyatakan absen di konferensi internasional terkait Suriah yang akan digelar besok di Jenewa, dan menegaskan bahwa Tehran menentang segala intervensi militer di negara Arab tersebut.

Hossein Amir Abdollahian, Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Arab dan Afrika, Jumat (29/6) mengatakan bahwa konferensi yang bertujuan untuk memecahkan masalah di Suriah akan afektif jika pemerintah Damaskus dan semua pihak yang terlibat hadir dan berpartisipasi aktif dalam konferensi tersebut.

Ia juga menyerukan pendekatan realistis untuk menghadapi krisis 15 bulan yang melanda Suriah dan menyatakan kesiapan Iran untuk membantu setiap upaya guna memulihkan stabilitas di negara Arab tersebut.

"Republik Islam Iran menyambut baik kerja sama dan partisipasi dalam setiap pertemuan atau konferensi yang menjamin dan bertujuan mencapai hasil yang konstruktif guna menyelesaikan krisis Suriah," imbuhnya.

Lebih lanjut, Amir Abdollahian menyuarakan dukungan penuh Iran untuk setiap upaya yang bertujuan membantu rakyat Suriah dalam kerangka prakarsa perdamaian yang diusulkan oleh utusan PBB dan Liga Arab, Kofi Annan.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Arab dan Afrika juga menentang keputusan asing dan menolak tindakan militer terhadap pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Sejumlah langkah dan pembicaraan pendahuluan dalam konferensi Jenewa menunjukkan adanya plot tertentu yang ingin memastikan kegagalan rencana Annan," tandasnya.

Amir Abdollahian dalam statemennya menegaskan, "Kami telah memberitahu penyelenggara konferensi atas sikap kami yang jelas dalam mendukung rakyat Suriah, reformasi Presiden al-Assad, upaya politik Kofi Annan, dan keharusan untuk menghentikan suplai senjata dan dukungan terhadap aktivitas teroris di Suriah." (IRIB Indonesia/RA)

Rezim Al Khalifa: Demonstran Gunakan Senjata Kimia !



Media-media yang berafiliasi dengan rezim Al Khalifa menuding pengunjuk rasa menggunakan gas kimia untuk melawan pasukan keamanan rezim Al Khalifa. CNN  mengutip sumber media pemerintah Bahrain melaporkan sejumlah pemuda Bahrain menggunakan senjata kimia untuk menghadapi polisi negara itu.

Tudingan baru ini mengemuka di saat pasukan keamanan rezim Manama terbukti menggunakan berbagai cara termasuk senjata kimia untuk membubarkan demonstrasi damai rakyat Bahrain.

Beberapa bulan lalu tersebar video yang mengungkapkan bahwa pasukan Al Khalifa menggunakan gas kimia berwarna kuning jenis CR. Gas kimia ini lebih berbahaya enam sampai sepuluh kali lipat dari gas air mata biasa jenis CS. 

Dampak buruk gas CR terhadap badan terutama wajah masih aktif hingga 60 hari. Selain itu, CR juga berbahaya bagi jantung, paru-paru dan hati. Militer AS menggunakan senjata kimia itu dalam perang menghadapi musuh.

Rezim Al Khalifa melakukan segala cara mulai dari mendatangkan tentara Saudi, hingga berbagai cara kekerasan untuk memberangus protes rakyat Bahrain. Namun alih-alih surut, rakyat semakin gencar berunjuk rasa menentang rezim Al Khalifa. Kini Manama melempar tudingan baru bahwa demontran damai menggunakan senjata kimia untuk melawan pemerintah negara Arab itu.

Meski menghadapi aksi brutal rezim Al Khalifa, rakyat Bahrain terus melanjutkan protes. Pada Rabu (27/6) rakyat Bahrain kembali menggelar demonstrasi menentang rezim Al Khalifa di beberapa desa di seluruh negeri. Para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di beberapa desa dekat Manama, memblokir jalan serta membakar ban-ban bekas. Protes anti-rezim Manama  berlangsung di Bahrain meskipun tentara negara itu dengan brutal menumpas mereka.(IRIB Indonesia/PH/MZ)

Tahrir, Selangkah Hingga Penyungkuran Para Jenderal



Menyusul dimulainya perundingan pembentukan pemerintah dan berlanjutnya kelancangan para jenderal Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata Mesir (SCAF), protes warga negara ini di Bundaran Tahrir, terus berlanjut sampai realisasi cita-cita revolusi.

Pasca terpilihnya Muhammar Mursi, sebagai presiden baru yang terpilih secara demokratis di negara ini, demonstrasi warga terus berlanjut dalam upaya mencegah "gerilya-lancang" SCAF.

Junta Mesir dan segelintir kelompok pendukungnya yang pro-Barat, cukup terkejut dengan berlanjutnya demonstrasi di Bundaran Tahrir, simbol kemenangan revolusi rakyat Mesir. Pasalnya, mereka beranggapan bahwa demo dan protes anti-SCAF akan mereda setelah terpilihnya Mursi sebagai presiden dari kubu Islam. Namun protes terus bergulir dan bahkan volumenya tidak berkurang. Beberapa waktu lalu, Ikhwanul Muslimin dan juga Front Enam April Mesir juga menyatakan bergabung dalam demonstrasi di Tahrir menentang SCAF.

Kesadaran Rakyat
Ternyata lenggang Mursi ke istana kepresidenan Kairo, gagal meredakan ketidakpuasan warga Mesir. SCAF dituding telah lancang ketika berkuasa dengan menetapkan undang-undang penyempurna yang membatasi wewenang presiden baru. Berdasarkan undang-undang baru itu, Mursi nyaris tidak memiliki wewenang apapun.

Bahkan ditetapkan pula bahwa kontrol undang-undang dasar, berada di tangan SCAF sampai terbentuknya parlemen baru. Tidak hanya itu, para jenderal SCAF kini menikmati hak istimewa untuk memveto setiap penetapan undang-undang baru.

Banyak pihak yang menilai kelancangan junta militer Mesir sangat keterlaluan dengan merebut wewenang wewenang penetapan bujet dan menguasai kas negara. Kelompok-kelompok politik dan warga Mesir menilai fenomena ini sebagai "kudeta politik" para jenderal  terhadap pemerintahan revolusioner.

Pelimpahan kekuasaan sesuai jadwal dan anulir keputusan tidak sah pembubaran parlemen oleh SCAF, merupakan di antara tuntutan rakyat Mesir. Dan demo akan terus berlanjut sampai tuntutan mereka terealiasi.

Memang perundingan menyangkut apakah pemerintahan baru negara ini harus bersifat koalisi atau teknokrat, serta munculnya friksi dalam hal ini tidak diungkap secara meluas di media massa dan cenderung dibahas secara internal. Namun rakyat Mesir menyadari bahwa saat ini para jenderal SCAF sedang bergerilya untuk mendominasi kekuatan dan kekuasaan. Apalagi setelah pembubaran parlemen dan juga hak veto SCAF.

Rakyat Mesir sebagai pemenang dalam revolusi melawan rezim diktator Hosni Mubarak, sekali lagi ingin membuktikan bahwa merekalah poros kekuatan negara, bukan para jenderal. Bangsa Mesir bertekad menunjukkan bahwa roda keadilan yang diperjuangkan dalam revolusi akan mampu menggilas para jenderal meski mereka didukung oleh Barat dan kroninya di Israel. Revolusi terbukti berhasil menggulingkan rezim diktator yang cengkeraman kekuasaannya telah menancap kokoh hampir setengah abad di negara ini. Belum lagi, status rezim Mubarak sebagai mitra terkuat AS dan Israel di kawasan.

Para jenderal SCAF, tampaknya ingin bernostalgia dengan kemegahan mereka di era Mubarak yang baru saja runtuh selain itu ingin menggunakan peluang yang ada saat ini untuk mendominasi kekuasaan bahkan melampaui yang pernah dicicipinya di era Mubarak. Hanya SCAF yang masih bertahan hingga kini sebagai peninggalan rezim Mubarak.

Namun rakyat Mesir kadung bertekad akan menggerus seluruh kekuatan di negara ini selain kekuatan rakyat. Satu per satu cita-cita revolusi akan mereka wujudkan meski harus dengan menempuh jalan terjal yang sama ketika berjuang melawan sang diktator Hosni Mubarak. Karena mereka tidak ingin kembali ke masa lalu yang suram dan menyongsong masa depan cerah dengan penuh wibawa. (IRIB Indonesia/MZ/PH)








6 comments to "MENGAPA pihak ASING begitu berambisi menggulingkan rezim Assad ( Suriah)? Hingga Yordania, Mesir, Iran, Yaman, Bahrain, : dan Arab Saudi & Turki pun "SILAP MATA" alias KALIMPANAN jar "dibunguli" Zionisme Internasional dkk"

  1. Anonymous says:

    Karena Assad dan gang nya yang ber agama syiah, membunuhi Islam Sunni dan jangan mimpi Islam sunni dan agama syiah dapat bersatu, di indonesia pun kalau pengikut agama syiah sudah banyak bukan mustahil akan berperang, karena kalian pengikut agama syiah menghalalkan darah dan harta Islam sunni. yang bersaudara itu Iran (syiah) dengan yahudi

  2. Kiamat akan TIBA says:

    @Anonymous, sebenarnya Andalah yang "YAHUDI ZIONIS", yang suka menebarkan permusuhan antara ISLAM SUNNI dan ISLAM SYI'AH.....karena didunia muslim Sunni dan dunia muslim Syi'ah..hanya ada satu kata menghadapi musuh "DIDALAM" dan "DILUAR"...Islam yaitu...."Persatuan ISlam Sunni dan Islam Syi'ah, Hidup Persatuan ISLAM, mampuslah kalian para pengadu domba sang Zionis abad ini"....

  3. Anonymous says:

    ALLAH BERHAK MENDATANGKAN BANTUAN DARI MANA PUN YANG ALLAH KEHENDAKI. TERMASUK DARI AMERIKA SEKALPUN UNTUK MEMBANTU RAKYAT SURIAH YANG MAYORITAS ISLAM SUNNI YANG SEDANG DIBANTAI DAN DIDHOLIMI OLEH ASSAD.

  4. Sunni & Syi'ah says:

    Kemenangan Milik Bangsa Palestina
    Islam Times- Bandar juga diberitakan memasok perlengkapan logistik dari Dinas Intelijen AS (CIA) ke Suriah. Lewat peristiwa itu, Bandar dianugerahi jabatan sebagai Kepala Intelijen Arab Saudi pada 24 Juli. Namun bandar terbunuh dalam serangan balas dendam pada 26 Juli 2012. Kurang dari seminggu pembalasan itu terjadi.
    Kerusuhan yang tejadi di Suriah sudah berlangsung satu setengah tahun lebih, akan tetapi upaya massif musuh-musuh Basar Asad senantiasa gagal. Meskipun mereka menamakan oposisi dan mewakili rakyat guna meruntuhkan pemerintahan sah Suriah, tapi sebenarnya dibelakang mereka adalah aliansi setan, gabungan global, pengahsut perang, para pendukung Zionis.
    Bahkan melihat polanya, ini adalah konspirasi global dalam upaya melanjutkan perang pendukung kemerdekaan Palestina melawan penjajahan Zionis. Wakil Panglima AU Iran Brigjen Massoud Jazayeri dalam sebuah wawancara dengan televisi Iran "Al Alam", Senin (30/7), mengatakan bahwa peperangan yang tengah terjadi di Syria merupakan proyek lanjutan dari Perang 22 Hari Gaza tahun 2008-2009 dan Perang 33 Hari Lebanon tahun 2006 dimana Israel/Amerika berupaya mendapatkan pijakan strategis yang lebih kukuh di kawasan Timur Tengah.
    Dan sebenarnya upaya penggulingan paksa Basar Asad adalah konsekwensi yang harus diterima rakyat Suriah karena saat kedua perang itu terjadi,Basar Asad dan rakyatnya adalah terdepan dalam membela rakyat Palestina dan mendukung penuh perlawanan yang dilakukan Hamas dan Hizbullah.
    Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran (SNSC) Saeed Jalili mengatakan Washington dan Tel Aviv menargetkan Damaskus, karena pemerintah Suriah menjadi negara yang selama ini berkomitmen tinggi dalam mendukung perjuangan Palestina.
    "Pemerintah Suriah adalah teladan di kawasan dalam mendukung gerakan perlawanan Palestina. Inilah alasan mengapa (Suriah) menjadi target AS, Zionis, dan teroris," kata Jalili dalam pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Suriah, Omar Ghalawanji di Tehran, Kamis (26/7/12).
    "Sementara kebanyakan negara Arab lainnya justru pasif menyikapi perang 22 hari di Jalur Gaza pada tahun 2009. Suriah sangat mendukung bangsa Palestina," tegas Jalili.

  5. Sunni & Syi'ah says:

    Dalam dua peperangan tersebut Israel/Amerika mengalami kekalahan telak. Dan Israel/Amerika bakal mengalami kekalahan yang lebih besar di Syria. Sekarang ini pembersihan pemberontak di kota-kota Suriah terus dilakukan, dan kemenangan demi kemenangan diraih oleh pasukan kemanan Suriah. Hal inilah yang mengundang kemarahan menhan Amerika Leon Panetta, Minggu 29/7/2012.
    Kemenangan besar Suriah ditandai dengan tewasnya Kepala badan inteligen Saudi Arabia, Pangeran Bandar bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud akibat serangan bom yang terjadi di kantornya tgl 23 Juli 2012 lalu. Sebagaimana laporan beberapa media online mancanegara seperti Voltaire Network (Perancis) dan DEBKAfile (Israel), Senin (30/7/2012). Serangan tersebut sebelumnya telah menewaskan deputi Pangeran Bandar, yaitu Jendral Mashaal al-Qarni.
    Menurut media online voltairenet.org, serangan terhadap kantor inteligen Saudi tersebut merupakan aksi balasan atas serangan bom yang menewaskan 4 pejabat tinggi keamanan Syria di Damaskus tgl 18 Juli 2012.
    Situs pro-Pemerintah Suriah memberitakan bahwa loyalis presiden Suriahlah yang melakukan pembunuhan mantan Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat (AS) tersebut. Menurut laporan itu, Pangeran Bandar dibunuh karena mendukung AS dalam mengorganisir pengeboman di Kota Damaskus pada 18 Juli lalu. Pengeboman itu menewaskan empat orang pejabat tinggi Suriah.
    Bandar juga diberitakan memasok perlengkapan logistik dari Dinas Intelijen AS (CIA) ke Suriah. Lewat peristiwa itu, Bandar dianugerahi jabatan sebagai Kepala Intelijen Arab Saudi pada 24 Juli. Namun bandar terbunuh dalam serangan balas dendam pada 26 Juli. Kurang dari seminggu pembalasan itu terjadi.
    Tapi banyak analis yang mengatakan, justru target selanjutnya atau barangkali target sesungguhnya dari konspirasi global (Amerika, Zionis, Saudi-Wahabi, Qatar, Turki dan Negara-negara barat) itu adalah menyerang Iran. Mengingat pendukung utama dan terdepan dalam membela ketertindasan rakyat Palestina adalah Iran. Disamping itu dibalik kemenangan Hamas, Hizbullah dan Suriah saat ini karena ada Iran. Jadi wajar jika target terakhir petualangan perang mereka adalah menghancurkan Iran.
    Menurut seorang analis politik Mark Dankof ketika diwawancara Press TV pada hari Jumat (27/7/12), mengatakan, Zionis yang berafiliasi dengan pabrikan senjata, konsorsium minyak dan bankir sedang berusaha untuk menggulingkan pemerintah Suriah sebagai upaya membuka jalan bagi agresi AS-Israel terhadap Iran.
    Tapi jika mereka berani menyerang Iran, disaat ekonomi Amerika mengalamai krisis dan Zionis sedang mengalami pembusukan dari dalam, maka bisa dipastikan musuh Iran hanya menggali kuburnya sendiri. Karena Iran berbeda dengan 30 tahun kebelakang, Iran 100 kali lebih kuat, itulah yang diucapkan RAHBAR / pemimpin tertinggi iran, Ayatullah Khamenei.
    Jadi kemenangan milik mereka yang berani melawan, kemenangan demi kemenangan akan menjadi milik bangsa palestina! (IslamTimes/sa)
    Persatuan Sunni dan Syi'ah meruntuhkan sifat-sifat "ZIONISME" si PEMECAH BELAH seperti mu wahai Anonymous...SETUJUUUUU...HIDUP PERSATUAN ISLAM...HIDUP PERSATUAN MANUSIA.

  6. Kiamat akan TIBA says:

    Anonymous berkata : ALLAH BERHAK MENDATANGKAN BANTUAN DARI MANA PUN YANG ALLAH KEHENDAKI. TERMASUK DARI AMERIKA SEKALPUN UNTUK MEMBANTU RAKYAT SURIAH YANG MAYORITAS ISLAM SUNNI YANG SEDANG DIBANTAI DAN DIDHOLIMI OLEH ASSAD.

    itu sama saja berarti Anonymous berkata bahwa : ALLAH BERHAK MENDATANGKAN BANTUAN DARI MANA PUN YANG ALLAH KEHENDAKI. TERMASUK DARI "SETAN" SEKALPUN UNTUK MEMBANTU RAKYAT SURIAH YANG MAYORITAS ISLAM SUNNI YANG SEDANG DIBANTAI DAN DIDHOLIMI OLEH ASSAD (yang SUNNI)....artinya ZIONISME INGIN SUNNI dan SYI'AH BISA DIADU DOMBA..
    @Anonymous, sebenarnya Andalah yang "YAHUDI ZIONIS", yang suka menebarkan permusuhan antara ISLAM SUNNI dan ISLAM SYI'AH.....karena didunia muslim Sunni dan dunia muslim Syi'ah..hanya ada satu kata menghadapi musuh "DIDALAM" dan "DILUAR"...Islam yaitu...."Persatuan ISlam Sunni dan Islam Syi'ah, Hidup Persatuan ISLAM, mampuslah kalian para pengadu domba sang Zionis abad ini"....

Leave a comment