Home , , , , , , , , , , , , , , , , , � Suka Budaya Instan akhirnya TERTIPU, jadi ikuti AKAL...!!!!!

Suka Budaya Instan akhirnya TERTIPU, jadi ikuti AKAL...!!!!!








Bangsa Yang Suka Budaya Instan



Kultur instan seperti sudah merasuki bangsa ini. Untuk meraup kekayaan dan merengkuh kekuasaan, orang cenderung menempuh jalan pintas, bukan dengan kerja keras dan cerdas. Dalam hal meraup kekayaan, lihat saja yang dilakukan Koperasi Langit Biru (KLB) dan PT Gradasi Anak Negeri (GAN). Meski baru berdiri tahun lalu, KLB sudah menjaring uang Rp6 triliun dari 140 ribu nasabahnya.

Belum usai kekagetan akan kasus investasi bodong KLB, pekan lalu terungkap penipuan oleh PT GAN. Hanya butuh lima bulan bagi PT GAN untuk menggaet 21 ribu investor yang menyetor hingga total Rp390 miliar. Para nasabah sedikitnya menyetor Rp5 juta dan dijanjikan bisa menggembung hingga puluhan juta dalam waktu relatif singkat.

Praktik itu sesungguhnya bukan hanya menunjukkan kelihaian bandit masa kini mengeruk duit nasabah secara instan. Penipuan berkedok investasi tumbuh subur juga karena budaya instan yang kian melenakan masyarakat kita. Meski punya uang yang sebetulnya cukup untuk membeli ‘kail', masyarakat kita lebih suka langsung mendapat ‘ikan'.

Budaya instan pula yang menyuburkan praktik korupsi di negeri ini. Para koruptor menempuh jalur pintas untuk cepat kaya raya dengan menilap duit rakyat. Tak sedikit pula pejabat publik negeri ini yang menduduki kekuasaan karena perilaku instan. Mereka merengkuh kekuasaan dengan berbuat curang dalam pemilu atau pemilu kada.

Budaya instan sungguh sebuah teladan buruk bagi anak bangsa. Tidak mengherankan bila generasi muda pun terbuai ingin sukses dengan cara-cara instan. Contohnya, bukannya belajar keras, banyak siswa kita malah menempuh jalan pintas dengan menyontek atau membeli soal untuk lulus ujian nasional.

Kultur instan sejatinya tak ada dalam kamus sejarah bangsa ini. Kemerdekaan kita diraih dengan darah dan keringat, bukan hibah dari penjajah.

Bapak bangsa kita pun tidak pernah menyanjung cara instan. Ketika Soekarno menyebut bahwa bangsa kita bangsa yang kaya, ia selalu mengikutinya dengan teriakan untuk menggali dan bekerja.

Proses dan kerja keraslah sejatinya yang senantiasa membawa kebanggaan bangsa ini. Lihat saja budaya kita yang terkenal di seanterao dunia adalah budaya yang lahir dari proses kreatif dan kerja keras. Keindahan batik, keperkasaan perahu pinisi, sampai keberhasilan ketika menjadi negara swasembada beras ialah karena kita tidak malas berkeringat.

Sudah saatnya kita kembali pada mental bangsa yang besar, yang menghargai proses, kerja keras dan cerdas, serta kreativitas, untuk menggapai cita-cita. Budaya instan hanya menjadikan kita bangsa yang kerdil.

Untuk kasus investasi bodong KLB, Polres Tangerang Kabupaten melimpahkan kasus dugaan penggelapan dan money laundering dana investor Koperasi Langit Biru (KLB) ke Mabes Polri. Pelimpahan kasus dilakukan mengingat korban yang banyak yang datang dari berbagai daerah.

"Sudah dilimpahkan ke kita (Mabes Polri), sudah dikirim berkasnya tanggal 6 Juni 2012 kemarin," ujar Kabareskrim Mabes Polri Komisaris Jenderal Polisi Sutarman kepada detikcom, Senin (11/6/2012).

Sutarman mengatakan, penyidik saat ini masih mempelajari kasus tersebut. Ke depan, pihaknya akan melakukan gelar perkara kasus tersebut.

"Kita evaluasi dulu, dipelajari dulu. Saya mengundang penyidik baik dari Polres Tangerang Kabupaten maupun Polda Metro Jaya untuk gelar kasus ini," jelasnya.

Lebih lanjut Sutarman mengatakan, Koperasi Langit Biru yang dipimpin oleh Haji Jaya Komara memang memiliki izin resmi pendirian koperasi. Hanya saja, koperasi tersebut belum bisa beroperasi sebelum mencapai 2 tahun. KLB sendiri berdiri pada tahun 2011.

"Mungkin pada waktu semua berjalan baik, dia bisa mengembalikan. Tetapi begitu sudah tidak ada lagi investor, modal investor tidak bisa dikembalikan lagi," lanjutnya.

Sementara itu, Sutarman mengimbau masyarakat agar tidak mudah teriming-iming oleh investasi serupa. Mesyarakat diminta meneliti betul setiap investasi yang ditawarkan.

"Kalau diiming-imingi keuntungan bunga 17 persen hingga sekian perbulan kan pada tertarik. Tapi logikanya, mana ada perusahaan yang bisa demikian. Tidak ada investasi yang bisa memberikan keuntungan hingga segitu besarnya. Bank saja tidak sampai segitu," paparnya.

Sementara itu, Kapolres Tangerang Kabupaten Kombes Bambang Priyo Agodo mengatakan, pelimpahan kasus ke Bareskrim Mabes Polri agar penanganannya lebih komprehensif.

"Ini kan korbannya datang dari berbagai daerah, tidak hanya dari wilayah Tangerang saja," kata Bambang.

Sejak awal mencuatnya kasus KLB ini, memang terjadi tarik ulur penyelidikan kasus. Semula, Bareskrim Mabes Polri yang menangani kasus tersebut setelah mendapat informasi dari Bapepam LK.

Namun kemudian, Mabes Polri melimpahkan kasus tersebut ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Penyelidikan belum selesai di Polda Metro Jaya, kasus tersebut sudah dilimpahkan lagi ke Polres Tangerang Kabupaten.

Hingga kisruh terjadi di KLB, baru empat orang investor yang melapor ke Polres Tangerang Kabupaten. Penyidik Polres Tangerang Kabupaten kemudian menyelidiki laporan tersebut dan telah memeriksa sejumlah saksi-saksi. Dan kini, kasusnya dilimpahkan kembali ke Mabes Polri. (IRIB Indonesia/Micom/detik.com)

Nilai Berpikir: Agama dan Malu Mengikuti Akal!



Suatu hari malaikat Jibril as diperintah Allah Swt untuk menemui Nabi Adam as. Kepadanya malaikat Jibril berkata, "Wahai Adam! Saya diperintahkan oleh Allah Swt memberikan pilihan dari tiga hal ini. Pilih salah satu dari ketiganya dan biarkan yang tersisa!"

Nabi Adam as bertanya, "Apa tiga hal itu?"

Jibril menjawab, "Pertama adalah akal, kedua rasa malu dan ketiga agama."

Nabi Adam as berkata, "Dari ketiganya aku memilih akal."

Setelah itu Jibril berkata kepada rasa malu dan agama agar memisahkan diri dari akal. Tetapi keduanya segera berkata, "Yaa Jibril! Innaa Umirna an Nakuuna ma' al-Aqli haitsu Kaana" (Wahai Jibril! Kami diperintahkan untuk senantiasa bersama akal, di mana saja ia berada).

Kemudian Jibril berkata, "Itu urusan kalian."

Setelah itu malaikat Jibril as kembali dan naik ke langit. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Dastanha-ye Usul Kafi, Mohammad Mohammadi Eshtehardi, 1371Hs,  jilid 1.

0 comments to "Suka Budaya Instan akhirnya TERTIPU, jadi ikuti AKAL...!!!!!"

Leave a comment