Home , , , � Pemilihan apapun yang dipilih itu "AKHLAK"nya bukan "SUKU"nya, karena Seorang PEMIMPIN harus bersedia menjadi "PELAYAN" masyarakatnya...iyakah jar...^_^..

Pemilihan apapun yang dipilih itu "AKHLAK"nya bukan "SUKU"nya, karena Seorang PEMIMPIN harus bersedia menjadi "PELAYAN" masyarakatnya...iyakah jar...^_^..


Ruhut: Perolehan Suara Cagub Golkar Memalukan!

Posted by KabarNet pada 13/07/2012
Jakarta – KabarNet: Jebloknya perolehan suara pasangan Cagub dari Partai Golkar, Alex Noerdin-Nono Sampono yang hanya memperoleh suara 4,37 persen, dinilai sebagai hal yang ‘memalukan’ oleh Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Pasalnya, posisi Alex Nurdin ternyata berada dibawah perolehan suara pasangan Cagub Independen Faisal Basri-Biem Benjamin yang memperoleh 5 persen. Padahal Faisal adalah Cagub independen yang tak didukung partai manapun, sedangkan Alex Nurdin didukung Partai Golkar dan sejumlah partai lain, tapi bisa kalah dari Faisal yang bermodal dari kantong sendiri. Inilah yang dinilai Ruhut sebagai hal yang ‘memalukan’.
Ruhut Sitompul menyatakan komentar tersebut di atas terkait kegagalan pasangan calon gubernur dan wakil, Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli atau Foke-Nara menempati posisi satu pada pilkada DKI Jakarta putaran pertama. Menurut Ruhut, hal itu tak lepas dari kasus-kasus korupsi, yang kini tengah menimpa kader-kader Demokrat. Pasangan petahana (incumbent) Foke-Nara dimajukan oleh Partai Demokrat dan sejumlah partai lainnya. Bahkan cawagub Nachrowi Ramli adalah Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta.
Kekalahan pasangan Foke-Nara dinilai Ruhut Sitompul, sebagai sanksi sosial yang dijatuhkan oleh masyarakat terhadap Partai Demokrat sebagai dampak dari maraknya kader Demokrat yang namanya dikaitkan dengan sejumlah kasus mega korupsi.
“Itu sanksi sosial dan dampaknya ke partai,” kata Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi, Ruhut Sitompul, di gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (12/7/2012).
Hasil hitungan cepat sejumlah lembaga survei, ternyata bertolak belakang dari hasil jajak pendapat yang dikeluarkan selama ini. Pasangan petahana Foke-Nara hanya berada pada urutan kedua pada putaran pertama ini menyusul pasangan dari partai oposisi dan Gerindra, Jokowi-Ahok.
Sementara pasangan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid dan Didik J.Rachbini menempati posisi ketiga, pasangan independen Faisal-Biem pada posisi empat, kemudian calon pasangan dari Golkar Alex-Nono pada posisi lima. Calon pasangan independen Hendarji-Riza menempati perolehan suara paling buntut.
Ruhut menambahkan hal yang menimpa Demokrat juga pasti menimpa Golkar, yang mana calonnya malah berhasil dikalahkan oleh calon independen (Faisal Basri – Biem Benyamin) yang tak didukung mesin partai.
Warga DKI Jakarta, kata Ruhut, pasti selama ini menyoroti kasus yang sempat dikaitkan dengan Alex Noerdin, yakni kasus wisma atlet Sea Games. Selain itu, kasus korupsi pengadaan Al Quran juga sedang menyeret kader Golkar. “Foke masih lumayan masuk ke putaran kedua, bayangkan saja suara Alex Noerdin dibawahnya independen, itu memalukan!” tandas Ruhut.
Selanjutnya Ruhut menyatakan partai Demokrat masih optimis bisa menyabet suara melalui koalisi dengan partai politik lain dalam putaran kedua nanti.
Solusi untuk memenangkan pilkada, menurut Ruhut, antara lain dengan menuntaskan beberapa kasus yang menyandera Demokrat, seperti kasus wisma atlet dan Hambalang. Ruhut berharap, kasus-kasus tersebut seharusnya bisa terselesaikan atau dilepaskan dari beban partai dalam dua bulan ini. [KbrNet/adl]

Rahasia Kemenangan Jokowi – A Hok

Posted by KabarNet pada 13/07/2012
Jakarta – KabarNet: Kemenangan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (A Hok) dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta, Rabu kemarin, 11 Juli 2012, memutarbalikkan prediksi semua lembaga survei. Sebelumnya, empat lembaga survei, yakni: Indo Barometer, Sugeng Sarjadi School of Government (SSS), Lingkaran Survei Indonesia (LSI), serta Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), melaporkan hasil survei mereka yang kesemuanya menyatakan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) bakal menang mudah. Kubu Foke bahkan sesumbar bakal menang pemilihan dalam satu putaran saja. 
Dalam kenyataannya, semua hasil hitung cepat (quick count) yang dirilis Rabu, 11 Juli 2012, menunjukkan angka berbeda dari hasil laporan lembaga-lembaga survei tersebut. Justru pasangan Jokowi – A Hok, yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), yang unggul sementara. Menurut hitung cepat Indo Barometer, misalnya, Jokowi – A Hok meraih 42,24 persen suara, jauh di atas Foke-Nara yang hanya meraup 33,77 persen suara.
Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia, Andrinof A. Chaniago, yang juga menjadi konsultan politik untuk Jokowi, menilai kemenangan jagonya itu ditentukan pada sepekan terakhir menjelang hari pencoblosan. “Saya kira kampanye kubu Foke pada H-7 terlalu ofensif dan banyak melakukan serangan agresif, sehingga terkesan tidak etis dan kontraproduktif,” katanya. Model kampanye macam itu, tambah Andrinof, akhirnya menjadi senjata makan tuan.
Sementara itu, Sosiolog Universitas Indonesia, Imam B. Prasodjo menilai Jokowi telah berhasil mencitrakan diri sebagai alternatif terbaik untuk menggantikan calon petahana (incumbent) Fauzi Bowo. “Sosok Jokowi dinilai lebih menjanjikan untuk membawa perubahan di Ibu Kota,” kata Imam.
Warga Jakarta, menurut Imam Prasojo, terutama mengenal Jokowi berkat prestasinya yang menonjol sebagai Wali Kota Solo. “Jokowi dikenal dengan mobil Esemka, pembelaannya terhadap pedagang kaki lima dan melindungi pasar tradisional, bahkan pernah berantem dengan Gubernur Jawa Tengah karena menentang pembangunan mal,” tandas Imam lagi.
Penilaian tersebut dibenarkan oleh peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanudin Muhtadi. Semua citra baik itu, menurutnya, disokong pula oleh pemberitaan positif di media massa dan media sosial. “Jokowi itu memang media darling (kesayangan media),” katanya.
Selain itu, faktor penting lain yang tak kalah menentukan adalah kinerja mesin partai. Peneliti LSI lainnya, Saiful Mujani, melihat dukungan Partai Demokrat dalam kampanye Fauzi tidak maksimal. “Sementara mesin PDIP dan Gerindra solid di belakang Jokowi.” tandasnya. [KbrNet/adl]

Foke Dinilai Sulit Menang Pilkada DKI 2012

Posted by KabarNet pada 13/07/2012
Jakarta – KabarNet: Kekalahan pasangan Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli (Foke-Nara) dalam Pemilukada DKI 2012 putaran pertama diramalkan oleh pengamat akan diikuti kekalahan berikutnya pada putaran ke dua yang akan diadakan 20 September 2012 mendatang. Seperti sudah ramai diberitakan, pemilukada DKI putaran pertama tersebut dimenangkan oleh pasangan Jokowi – A Hok dengan perolehan suara versi Quick count LSI sebesar 43,04 persen. Sementara Foke-Nara berada di tempat ke dua dengan perolehan 34,17 persen. Lembaga survei nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menilai perjuangan calon Gubernur DKI Fauzi Bowo (Foke) bakal berat jika ingin memenangi suara warga Jakarta dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012.
“Saya hanya bisa bilang Foke berat, perlu kerja keras ekstra untuk menang,” ujar Toto Izul Fatah, Direktur Citra Komunikasi LSI, Rabu kemarin, seusai merilis hasil hitung cepat Pemilukada 2012.
Menurut LSI, ada beberapa alasan yang menyebabkan Foke-Nara sulit menang, yaitu:
Pertama, adanya bandwagon effect, yaitu efek psikologis soal kecenderungan suara mayoritas mendukung orang yang potensial menang. “Bandwagon ini memberi efek cukup dahsyat kalau tidak diantisipasi Foke secara cerdas,” ujar Toto.
Apalagi, dia melihat Foke kurang berupaya meraih simpati warga. “Misalnya, Foke tidak mampu memanfaatkan momentum hasil hitung cepat untuk tampil menjelaskan, membuat simpati. Malah belum ada statement dari Foke,” tambahnya.
Pada detik-detik pemilihan saat kampanye Foke juga tidak terlalu banyak melakukan manuver yang membangun simpati publik. Bahkan, “Dia praktis hanya melepas wakilnya untuk datang ke tempat kampanye ketimbang dia.” lanjut Toto.
Kedua, Foke harus memperhatikan isu kecurangan yang dialamatkan kepada KPU Provinsi DKI, tapi publik mengasosiasikannya ke kubu incumbent (Foke-Nara). “Ini harus diwaspadai dan diklarifikasi oleh tim Foke. Karena kalau ini dikapitalisasi secara maksimal dan masif, akan memberi efek dukungan yang semakin besar kepada Jokowi,” papar Toto menjelaskan.
Toto menilai saingan Foke, Joko Widodo (Jokowi), cukup mampu membangun simpati dengan segera merespons posisinya dalam hitung cepat. “Ini bisa jadi berefek elektoral kepada keterpilihan yang mungkin meningkat pada Jokowi.” terangnya.
LSI juga menilai Jokowi juga unggul karena manuver positif yang dilakukannya. “Dugaan kuat kami, ada manuver positif Jokowi, yaitu social imagery (pencitraan sosial, red.) yang merakyat, sering turun ke masyarakat, sehingga lebih dipercaya dibanding calon-calon lain,” kata Toto.
Disamping itu, LSI menilai sikap Foke berlawanan dengan Jokowi yang sudah punya potensi menjadi tren karena gayanya yang nyentrik, unik, dengan pakaian khas (kemeja motif kotak-kotak). “Ini membuat bawah sadar publik Jakarta hanyut dan memberi simpati kepada Jokowi,” ujar Toto.
Toto mengatakan kemungkinan Foke diungguli Jokowi karena dia punya kepercayaan diri yang terlalu tinggi. Karena survei-survei mengunggulkannya, sehingga bisa jadi dia terlena.
Dalam hitung cepat LSI di 350 TPS, pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (A Hok) unggul dengan 43,04 persen. Posisi kedua diduduki gubernur petahana (incumbent) Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli 34,17 persen. Mereka disusul Hidayat Nur Wahid-Didik Junaedi Rachbini 11,77 persen; Faisal Basri Batubara-Biem Triani Benjamin 4,83 persen; Alex Noerdin-Nono Sampono 4,37 persen; serta Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria 1,82 persen. Padahal dalam beberapa survei sebelumnya Foke-Nara selalu diunggulkan. [KbrNet/adl]

Anas akan Himpun Kekuatan Kalahkan Jokowi-Ahok

Posted by KabarNet pada 13/07/2012
Jakarta – Pasangan Joko Widodo-Basuki T. Purnama dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli hampir dipastikan akan maju dalam putaran kedua pemilihan gubernur DKI Jakarta, meski baru berdasarkan hitung cepat dari berbagai lembaga survei. ”Pertandingan belum selesai. Babak penyisihan sudah selesai. Ini masuk babak final. Babak finalnya dua pasang,” ujar Anas Urbaningrum usai diskusi “Aktualisasi Pengawasan Keuangan dalam Pencegahan Pemberantasan Korupsi” di kantor DPP Demokrat, Jalan Kramat VII, Jakarta Pusat, Kamis (12/7).
Menurut Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu, di babak final, semua kemungkinan bisa saja terjadi. Tapi, optimisme Demokrat, tidak akan berkurang bahwa pasangan incumbent yang didukung Demokrat itu akan kembali dipercaya warga Jakarta.
Makanya, pihaknya akan menghimpun kekuatan untuk mengalahkan Jokowi-Ahok. Karena di putaran kedua ini, pasangan Fauzi-Nara membutuhkan dukungan seluas-luasnya untuk bisa mempertahankan kekuasaan.
“Kami bukan saja terbuka, tapi kami berharap agar makin banyak yang bergandeng tangan dengan pasangan Fauzi-Nachrowi di putaran kedua. Apakah partai, ormas, apa komunitas-komunitas, perseorangan, pokoknya sebanyak mungkin kami harapkan bergabung untuk kemenangan,” bebernya.
Apakah PKS termasuk akan digandeng? ”Pokoknya dengan semuanya (akan diajak bergabung),” jawab Anas. [KbrNet/RakyatMerdeka]

Quick Count INES: Jokowi-Ahok Peroleh Suara 55,3%

Posted by KabarNet pada 11/07/2012

Hasil Real Quick Count Indonesia Network Election Survey pada Pilkada DKI Jakarta tanggal 11 Juli 2012 dari Pukul 13.00 – 15.45 WIB

Metodologi Real Quick Count
Dalam Real Quick Count ini jumlah sampel TPS Yang berhasil di himpun oleh 3560 Sukarelawan INES sebanyak 10408 TPS Pemilihan TPS dilakukan dengan metode multistage random sampling yang sangat akurat, Real Quick Count ini dilakukan di 182 Kelurahan dengan jumlah TPS di 1609 Rukun Warga dari seluruh Provinsi DKI Jakarta yang terdistribusi secara proporsional.
Temuan Sukarelawan INES selama melakukan Real Quick Count
  1. Dalam Real Quick count didapati rata rata hanya 63,7 % saja pemilih yang memberikan suaranya di TPS TPS
  2. Dalam Real Quick Count ditemukan hampir di 80,9 persen TPS rata rata 20 hingga 56 Warga DKI Jakarta tidak mendapat kartu undangan untuk memberikan suaranya di TPS , dan hal ini terjadi di TPS –TPS yang dimenangkan oleh pasangan Jokowi –Basuki
  3. Dari 10408 TPS Pasangan Jokowi Ahok menang di 8506 TPS dan Pasangan Foke – Nara di 1840 TPS dan Pasangan Hidayat –Didiek 62 TPS
  4. Hasil Real Quick Count Pilkada DKI Jakarta berlangsung 1 (satu) Putaran yang di menangkan oleh pasangan Nomor Urut 3 yakni pasangan Jokowi – Basuki dengan perolehan suara tertinngi sebanyak 55,3%.
Demikian disampaikan Koordinator INES, Sutisna kepada KabarNet, Rabu (11 Juli 2012).

Hitungan Cepat Capai 100%, Jokowi-Ahok Unggul

Posted by KabarNet pada 11/07/2012
JAKARTA — KabarNet: Sejumlah hitung cepat yang dilakukan berbagai lembaga menunjukkan keunggulan sementara pasangan Jokowi-Basuki dalam Pilkada DKI Jakarta. Hitung cepat yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Harian Kompasmenunjukkan, pasangan Jokowi-Basuki memperoleh 42,59 persen suara, sementara pasangan Fauzi-Nachrowi 34,32 persen.

65% Suara Sah, 1% Suara Tidak Sah dan 34% Suara Tidak Digunakan

Meski hasil akhir penghitungan resmi baru akan disampaikan KPUD Jakarta pekan depan, tetapi euforia kemenangan sudah terlihat di Posko Pemenangan Jokowi-Ahok di Jl Borobudur, Jakarta, Rabu (11/7/2012).
Jokowi-Basuki diusung PDI-P dan Gerindra. Melihat dari hasil penghitungan cepat,  dapat dipastikan Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran. Jokowi-Basuki akan berhadapan dengan Fauzi-Nachrowi pada putaran kedua. [KbrNet/Kompas]

Ingat!.. Warga Jakarta Coblos yang Ber-KUMIS..Oke!!

Posted by KabarNet pada 11/07/2012

Waktu pencoblosan tinggal beberapa saat lagi. Jadi, bagi Anda warga DKI, pergunakanlah hak pilih Anda dengan bijak. Pilih mana saja yang anda suka.

COBLOS SAJA YANG BERKUMIS…OKE!!

Sekarang calonnya ada 6 bagi kalangan menengah sangat menguntungkan karena banyak alternatif untuk dipilih, sebaliknya kalangan bawah malah makin membingungkan, karena banyak calon yang akan dipilih. Tapi kali ini jangan GOLPUT ya.. Pilihlah mana saja yang anda suka.

PILIHLAH SESUAI BATIN DAN PERASAAN HATI, MAKA DARI ITU PILIH SAJA NOMOR 7

0 comments to "Pemilihan apapun yang dipilih itu "AKHLAK"nya bukan "SUKU"nya, karena Seorang PEMIMPIN harus bersedia menjadi "PELAYAN" masyarakatnya...iyakah jar...^_^.."

Leave a comment