Home , , , , , , , , , , , , , , � AKHLAK pemimpin yang "HAUS KEKUASAAN"...bukankah Allah mengutus Nabi Muhammad Saw untuk menyempurnakan akhlak manusia???

AKHLAK pemimpin yang "HAUS KEKUASAAN"...bukankah Allah mengutus Nabi Muhammad Saw untuk menyempurnakan akhlak manusia???


Pengamat: Citra Foke Akan Jatuh Jika Dipanggil KPK
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA/HERUDIN

Headline
Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz - inilah.com
Oleh: Ajat M Fajar
metropolitan - Selasa, 7 Agustus 2012 | 13:43 WIB

Djan Faridz Diminta Hormati Presiden SBY
INILAH.COM, Jakarta - Sikap subjektif Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz dalam Pemilukada DKI Jakarta yang mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama menuai kritik dari Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat.

Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Demokrat Umar Arsal mengatakan, sebagai seorang menteri, seharusnya Djan Faridz bersikap netral dan tidak berpihak kepada salah satu pasangan calon gubernur.

"Sebagai pribadi itu hak beliau tetapi sebaiknya sebagai pembantu Presiden mestinya bersikap netrallah. Hormatilah Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat," ujar Umar kepada INILAH.COM, Selasa (7/8/2012).

Djan Faridz yang merupakan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dikabarkan berseberangan dengan sikap partai. Kabar yang beredar, ia mendanai kampanye pasangan Jokowi dan Basuki. Bahkan, rumah miliknya di Jalan Borobudur, Jakarta, dijadikan markas tim Jokowi dan Basuki.

Kabar ini menggoyahkan internal partai karena Ketua Umum PPP Suryadharma Ali sudah menegaskan partai mendukung pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang juga didukung Partai Demokrat.

Presiden SBY pernah menyindir kinerja menteri yang sibuk berpolitik daripada fokus dalam tugasnya. Bahkan SBY pernah meminta menteri yang sibuk berpolitik agar mundur. "Bisa jadi itu beliau (Djan Faridz)," kata Umar.

Meski begitu, Umar mengaku tidak mengerti apakah sindirian SBY tersebut ditujukan dalam kontek Pilgub DKI atau berpolitik menjelang 2014. Namun keduanya dinilai saling bersinergi. "Harapan kami bisa diselesaikan di internal DPP PPP," imbuhnya. [bar/http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1891651/djan-faridz-diminta-hormati-presiden-sby]

Mau Celaka, Pilih Saja Pemimpin Non Muslim!

Posted by KabarNet pada 06/08/2012
Jakarta – KabarNet: Atmosfir politik DKI Jakarta kian panas. Pertarungan Foke – Jokowi pada 20 September mendatang ternyata menyita perhatian sejumlah ulama. Umat Islam sedang galau. Setidaknya itu terjadi di dua kota, Solo dan Jakarta. Sebab, jika Jokowi sampai berhasil memenangkan Pilgub DKI, maka pemimpin Solo akan beralih ke wakil walikota, FX Hadi Rudyatmo, yang beragama Kristen. Sementara di DKI, calon wakil Jokowi juga seorang Kristen. Padahal, menurut Islam kaum Muslimin tidak diperbolehkan memiliki pemimpin di luar kalangan mereka.
“Kita ini dilarang mengambil kepemimpinan selain dari kita (dari kalangan umat Islam-red)”, kata Ustadz Aris Munandar Al-Fattah, salah satu pengurus Dewan Da’wah Islam Indonesia (DDII) Jawa Tengah, saat ditemui selepas memberikan kajian rutin di Masjid Fauziah, Ponpes Al Mukmin.
Ustad Aris mengutip salah satu hujjah dari QS. Al ‘Imran ayat 118, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”
Ustad Aris mengaku dirinya meletakkan permasalahan ini menurut kacamata Islam, yakni cara pandang sesuai dengan Al Qur’an. Sebab pijakan umat Islam dalam memilih pemimpin memang harus didasari berdasarkan Al Qur’an dan As Sunah. Ia juga menegaskan Islam dengan tegas telah memberikan hujjah yang sangat jelas dalam masalah kepemimpinan, dan sikap umat terhadap dinamika kepemimpinan.
Ustad Aris menyatakan banyak sekali ayat-ayat Al Qur’an yang dengan tegas dan jelas telah membahas hal tersebut. Diantaranya adalah QS. Al Maa-idah 5 : 52, QS. Al Mujadilah 58 : 22, serta banyak lagi ayat lain yang semakna dengan ayat diatas.
Sementara itu, Hari, Ahad 5 Agustus 2012 kemarin, sejumlah ulama pun berkumpul di Cipayung, Bogor. “Kami berkumpul untuk sharing, tak lain adalah menampung aspirasi ummat yang sedang galau. Perlu menyatukan sikap agar umat diakar rumput tidak terombang ambing dengan rayuan-rayuan yang menyesatkan,” tegas Ustadz Haririe Muslim, Ketua Dewan Syariah Forum Zakat Muslim Indonesia, seperti dikutip kepada KiblatIndonesia.COM.
Menurutnya, persoalan Pilkada DKI Jakarta Putaran kedua 20 September mendatang perlu mendapat perhatian umat islam DKI Jakarta. Pasalnya, jika hanya berpijak atas nama demokrasi semata, maka celakalah umat Islam Indonesia.
Mengapa demikian Ustadz? “Begini. Sejatinya kita memang mendukung Jokowi yang memiliki prestasi baik. Namun persoalan akan rumit bila Jokowi bakal dicawapreskan dalam Pilpres 2014 kelak terbukti. Otomatis wakil gubernur akan menjadi gubernur. Inilah yang sangat berbahaya Jakarta dipimpin oleh non-muslim,” jelasnya.
Yang lebih berbahaya lagi, imbuh Haririe, bilamana pasangan Jokowi menang, dengan posisinya sebagai wagub, Ahok juga bakal dapat jabatan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Badan Amil Zakat dan Infak/Shadaqah (BAZIS) DKI Jakarta?. “Saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan Syariat Islam yang selama ini kita tegakkan. Maka dengan ini saya ingatkan kepada umat islam DKI Jakarta untuk tidak termakan rayuan para politikus itu. Jangan hanya kita dikasih permen, tapi akidah kita dirusak habis,” tegas Ustadz Haririe Muslim.
Sementara Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH Muhammad Al Khaththath juga mengingatkan, agar Jakarta tidak mengalami nasib seperti Singapura dan Manila, serta Indonesia tidak menjadi Andalusia kedua, hendaknya umat Islam segera melakukan gerakan pencegahan. Caranya umat Islam harus melakukan konsolidasi dan silaturahmi antar berbagai komponen umat Islam. “Konsolidasi pemikiran, perasaan, dan gerak untuk memberikan loyalitas hanya kepada Allah dan Rasul-Nya penting dimassifkan,” katanya.
Asal tahu saja, Manila sebelumnya adalah kota Islam, didirikan Sultan Sulaiman. Manilla berasal dari kata fii amaanillah yang artinya doa semoga di dalam jaminan keamanan Allah SWT. Namun setelah kaum Nasrani Spanyol menyerang dan membersihkan kaum muslimin dari Manilla dan kota-kota di Filipina bagian utara, maka kota Manilla menjadi satu-satunya kota Katolik di Asia. Andalusia juga ibu kota Daulah Islam selama hampir 8 abad, tetapi ketika kekuasaannya direbut kaum Nasrani, umat Islam lantas dibantai habis dan diusir dari sana.
Apakah Jakarta akan mengikuti jejak Manilla dan Indonesia mengikuti jejak Andalusia?. Wallahu A’lam. Tentunya tergantung kesadaran umat Islam di Jakarta khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Cegahlah semaksimal mungkin sebelum nasi menjadi bubur.
Dan issu yang paling hangat tentang hal ini adalah Pemilukada yang sekarang sedang berlangsung di DKI Jakarta dimana Jokowi (Muslim) berpasangan dengan Ahok (Kristen) dan tentunya pengganti Jokowi di Solo jika dia terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Hal ini disinyalir sebagai satu sinyalemen pembentukan mainstream pluralisme dengan dengan modus pasangan calon pemimpin beda agama. Jika kemudian hal ini dibiarkan dan berhasil maka dikhawatirkan, masyarakat khususnya umat islam akan sulit menolak modus seperti hal ini karena telah menjadi trend.
Ia juga tak lupa berpesan kepada umat muslim untuk mewaspadai model kepemimpinan pluralis. Beliau menambahkan pula bahwa dengan melihat intrik-intrik yang di buat oleh musuh-musuh islam, maka umat Islam harus melakukan penolakan terhadap kepemimpinan Pluralis dengan segenap kemampuan yang dimiliki.
Seperti diketahui oleh khalayak umum, sekarang ini di Indonesia marak sekali model pasangan calon Bupati, atau Gubernur yang menyandingkan antara figur pemimpin muslim didampingi dengan wakilnya adalah yang non-muslim. [KbrNet/SI/KiblatIndonesia/http://kabarnet.wordpress.com/2012/08/06/mau-celaka-pilih-saja-pemimpin-non-muslim/]

JK Buka Rahasia Soal Jokowi


Jakarta (ANTARA) - Mantan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla buka rahasia terkait dengan pencalonan Wali Kota Surakarta Joko Widodo sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta. 
Hal tersebut disampaikan dalam buka puasa bersama di kediaman mantan Wapres M. Jusuf Kalla, di Jakarta, Minggu petang. 
"Saya akan buka rahasia," kata mantan Wapres M. Jusuf Kalla saat menerima kedatangan Jokowi. 
Jokowi turut hadir dalam buka bersama JK di Kediaman Pondok Indah. 
"Sayalah yang pertama minta Jokowi ke Jakarta jadi Gubernur DKI. Dia (Jokowi) bingung ketika saya telepon," kata JK. 
Ketika itu Jokowi menjawab, "Laa bagaimana Pak?"

"You sudah pimpin Solo hebat. Coba kau pimpin Jakarta. Laa bagaimana caranya. Melalui pilkada?" kata JK. 
Jokowi balik bertanya,"Terus pakai apa Pak?"

"Lewat PDI Perjuangan," kata JK. 
"Wah saya tak ada izin dari DPP PDI Perjuangan," kata Jokowi

"Sudahlah saya yang minta izin kepada Bu Mega. Saya datang kepada Bu Mega dan bicara kepada beliau," kata JK. 
"Pak JK bisa jamin?" tanya Bu Mega. 
"Saya sih tak bisa jamin, tapi bisa menang," jawab JK. 
"Kenapa saya pilih Jokowi? Saya pikir Jakarta harus diatur bersama-sama. Kalau Foke maunya sendirian saja," kata JK. 
Mendengar pernyataan JK tersebut sambil malu-malu Jokowi mengangguk-angguk. 
"Iya seperti itulah, apa yang disampaikan Pak JK itu benar semua," kata Jokowi. 
Menurut Jokowi dirinya memang tidak berani untuk maju, apalagi dirinya tidak memiliki dana untuk memenangi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Selain itu, lanjut Jokowi, belum ada izin dari DPP PDI Perjuangan soal pencalonannya sebagai Cagub DKI Jakarta.(ar/http://id.berita.yahoo.com/jk-buka-rahasia-soal-jokowi-145812638.html)

Ibunya Diserang, Jokowi Marah


Ibunya Diserang, Jokowi Marah
Kompas
Joko Widodo saat berada di komplek Kraton Surakarta 
Tribunnews.com - Rabu, 8 Agustus 2012 07:37 WIBTRIBUNNEWS.COM — Calon gubernur DKI Jakarta yang juga Wali Kota Solo Joko Widodo sempat kaget dan marah mendengar isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) terkait dengan Pilkada DKI yang menyerang ibunya.
Pria yang akrab disapa Jokowi ini menegaskan bahwa bapak dan ibunya sudah haji sejak dua belas tahun yang lalu.
Jokowi pun menyerahkan semuanya kepada Panwaslu untuk menangani kasus tersebut dan dirinya siap apabila dipanggil Panwalsu terkait dengan isu SARA yang menyerang orangtuanya.
Menurut dia, seorang politikus harus memberikan pembelajaran yang baik bagi masyarakat dan mencerdaskan masyarakat dengan cara bersikap secara kritis terhadap visi, program, dan solusi setiap calon pemimpin, dan bukan membahas tentang permasalahan pribadi yang belum tentu benar.
"Saya siap saja apabila dipanggil Panwaslu dan, menurut saya, seorang politikus harus memberikan pembelajaran yang benar bagi masyarakat," katanya.
Jokowi juga mengatakan pernah membicarakan kepada semua keluarganya bahwa dalam politik segala bentuk teror, terutama terkait dengan Pilkada DKI yang dia ikuti, akan berimbas kepada keluarganya. Jokowi pun mengatakan kepada keluarganya untuk bersabar dalam menghadapinya.(http://jakarta.tribunnews.com/2012/08/08/ibunya-diserang-jokowi-marah)

Ibunda Jokowi: Saya Sudah Tua, Jangan Diikut-ikutkan

Tribunnews.com - Rabu, 8 Agustus 2012 07:40 WIB

Ibunda Jokowi: Saya Sudah Tua, Jangan Diikut-ikutkan
TRIBUNNEWS.COM/YOGI GUSTAMAN
Ibunda JokowiSudjiatmi Notomiharjo (70)TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sujiatmi Notomihardjo, ibunda Joko Widodo, mengatakan sudah memaafkan Rhoma Irama terkait komentar Raja Dangdut yang menganggap dirinya non-muslim.
Hal ini dikatakan saat berada di kediamannya di Jalan pleret raya RT 7 RW 8, Sumber, no 9A, Solo, pada Selasa (7/8/2012).
Menanggapi komentar berbau SARA tersebut, Sujiatmi mengatakan mungkin Rhoma Irama sedang banyak pikiran dan terlontar secara spontan.
"Saya sudah memaafkan Bang Haji. Mungkin beliau sedang banyak pikiran dan terlontar komentar tersebut," kata Sujiatmi yang memakai busana muslim dipadukan dengan jilbab warna coklat muda.
"Saya tuh sudah tua, kok diikut-ikutkan masalah ini," katanya.
Sujiatmi juga mengatakan bahwa keluarganya adalah keluarga muslim dan dirinya mengaku sempat kecewa tidak bisa ikut umroh dengan puteranya, Joko Widodo, beberapa waktu lalu.
Menanggapi isu yang dilontarkan oleh Bang Haji, salah satu sebutan Rhoma Irama, Sujiatmi sudah memaafkan meskipun tidak bertemu langsung dengan yang bersangkutan.
Sikap tersebut pun sudah dijelaskan kepada Jokowi untuk bersabar karena isu tersebut tidak benar.
Sujiatmi bahkan mengetahui komentar tersebut dari para tetangga yang mencoba mengkonfirmasi isu tersebut.
"Saya tahunya malah dari para tetangga yang menanyakan tentang isu, dan saya jawab itu tidak benar," katanya.
Dirinya juga mengaku sudah memberi wejangan kepada Joko Widodo bahwa maju di pilgub DKI harus kuat mental dan sabar, termasuk menghadapi teror terhadap keluarga.(http://jakarta.tribunnews.com/2012/08/08/ibunda-jokowi-saya-sudah-tua-jangan-diikut-ikutkan)

Pengamat: Citra Foke Akan Jatuh Jika Dipanggil KPK

Tribunnews.com - Selasa, 7 Agustus 2012 17:44 WIB

Pengamat: Citra Foke Akan Jatuh Jika Dipanggil KPK
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA/HERUDIN
Fauzi Bowo (kiri) dan Joko Widodo (kanan) 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Apa jadinya jika KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menindaklanjuti temuan ICW (International Corruption Watch) dan laporan Prijanto (wakil gubernur DKI) soal dugaan penyimpangan anggaran yang diduga digawangi oleh Fauzi Bowo?
Lembaga antirasuah itu memang belum secara resmi menangani dugaan peyimpangan anggaran Foke.
"Jika memang nanti KPK sudah secara resmi memanggil Foke soal kasus yang dilaporkan Prijanto, maka secara psikologis masyarakat kita cenderung memberikan penilaian negatif terhadap calon yang dipanggil KPK. Meskipun pemanggilan itu sebagai saksi dan tidak memberikan bukti bersalah atau tidak dari akibat pemanggilan KPK tersebut," ujar Pengamat politik Yunarto Wijaya, kepada Wartawan, Jakarta, Selasa (7/8/2012).
Dijelaskannya, KPK sendiri sangat berhati-hati dalam memanggil seseorang yang diduga melakukan penyimpangan anggaran apalagi Fauzi Bowo ikut bertarung dalam Pilgub DKI.
"Mengingat ranah Pilkada sangat politis, dan KPK tidak sembarang menangani kasus korupsi yang kental bernuansa politik," pungkasnya.(http://jakarta.tribunnews.com/2012/08/07/pengamat-citra-foke-akan-jatuh-jika-dipanggil-kpk)
Jokowi Merasa Bak Dikeroyok Gajah: Ya Gimana Lagi, Dihadapi Sajalah 

Calon gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
Jakartabaru.co - Partai-partai besar yang calonnya gagal melaju ke putaran II Pilgub Jakarta, telah menjatuhkan pilihan mendukung Foke - Nara. Bukannya tidak ingin, Jokowi juga berharap mendapat dukungan dari partai besar tersebut. Namun dia menyadari untuk mendapatkan dukungan itu membutuhkan proses.

Seperti diketahui, parpol-parpol besar seperti Partai Golkar dan PPP secara resmi telah mendeklarasikan dukungannya kepada Foke - Nara setelah calon mereka, Alex - Nono gagal melaju ke putaran II. Sedangkan PAN juga semakin memantapkan dukungannya kepada Foke - Nara, setelah kadernya Didik J Rachbini juga gagal.

Kondisi ini menurut Jokowi semakin menjelaskan gambaran perumpamaan yang sejak awal dibuatnya ketika awal maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Ketika itu dia mengumpakan dirinya sebagai semut melawan gajah. Bahkan untuk kondisi saat ini, kata Jokowi, perumpamaannya adalah seperti semut yang dikeroyok gajah-gajah.

"Ini kelihatannya kita ini seperti semut yang dikeroyok gajah-gajah besar. Kan itu (yang bergabung) partai-partai besar semua lawannya. Tapi yang gimana lagi, sudah dikeroyok, ya dihadapi sajalah. Kita kan harus tetap optimis," ujarnya kepada wartawan di Solo, Selasa, (7/8/2012).

Jokowi sendiri bukan tidak berharap mendapat dukungan dari partai besar yang calonnya gagal melaju. Hingga saat ini PKS memang belum menentukan pilihan terkait kontestasi Pilgub Jakarta. Jokowi berharap, nantinya PKS menjatuhkan pilihan mendukung dirinya.

"Ya kalau keinginannya sih kita juga mendapat dukungan-dukungan dari parpol besar, termasuk dari PKS misalnya. Tapi kan semuanya juga butuh komunikasi. Kita masih melakukan (komunikasi) itu," lanjutnya.

Ketika ditanya strategi yang akan dilakukan untuk menghadapi koalisi besar parpol yang berada di belakang Foke - Nara, Jokowi berharap pihaknya nantinya akan membangun koalisi besar pula dengan warga DKI Jakarta. "Saya berharap warga DKI mau benar-benar berkoalisi dengan kita. Dengan demikian kita melakukan koalisi warga untuk menghadapi koalisi partai, " tukasnya. (mbr/try)





0 comments to "AKHLAK pemimpin yang "HAUS KEKUASAAN"...bukankah Allah mengutus Nabi Muhammad Saw untuk menyempurnakan akhlak manusia???"

Leave a comment