Malam ini adalah malam pertamaLailatul Qadr. Malam Lailatul Qadradalah sebuah malam yang tidak satu malam pun dalam setahun yang memiliki keutamaan seperti keutamaannya. Amalan pada malam itu adalah lebih baik dari amalan yang dikerjakan selama seribu bulan. Pada malam itu semua taqdir dalam setahun akan ditentukan. Para malaikat dan Ruh akan turun ke bumi dengan izin Allah untuk berjumpa dengan Imam Zaman as guna melaporkan kepada beliau setiap ketentuan yang dimiliki oleh setiap hamba.
Amalan pada malam Lailatul Qadr terklasifikasi dalam dua bagian: amalan umum yang dilakukan pada setiap malam Lailatul Qadr, dan amalan khusus untuk setiap malam Lailatul Qadr.
1. Amalan Umum
Amalan pada malam-malam ini adalah sebagai berikut:
Pertama, mandi. Menurut Allamah al-Majlisi, lebih baiknya mandi ini dilakukan bersamaan dengan terbenamnya matahari sehingga kita mengerjakan shalat Maghrib dan Isya` dengan mandi tersebut.
Kedua, mengerjakan shalat sebanyak dua rakaat. Pada setiap rakaatnya, setelah membaca surah al-Fâtihah, kita membaca surah at-Tauhid sebanyak tujuh kali, dan setelah selesai mengerjakan shalat, kita membaca astaughfirullôh wa atûbu ilaihsebanyak tujuh puluh kali.
Dalam sebuah hadis Nabi disebutkan bahwa yang mengerjakan shalat ini tidak akan bangun dari tempat duduknya kecuali Allah SWT telah mengampuninya dan kedua orang tuanya.
Ketiga, bukalah al-Quran dan letakkanlah di hadapan Anda seraya berkata,
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu demi Kitab-Mu yang telah diturunkan dan seluruh isinya, sedangkan di dalamnya terdapat asmâ-Mu yang teresar, asmâ-asmâ-Mu yang baik, segala yang ditakuti dan
Ya Allah, demi hak al-Quran ini, demi hak orang yang telah Kau utus dengannya, demi hak setiap Mukmin yang telah Kau puji di dalamnya, dan demi hak-Mu atas mereka. Tiada seorang pun
أَعْرَفُ بِحَقِّكَ مِنْكَ
yang lebih mengetahui hak-Mu dari pada-Mu.
Lalu, bacalah bacaan berikut ini masing-masing sebanyak sepuluh kali.
بِكَ يَا اَللهُ
بِمُحَمَّدٍ
بِعَلِيٍّ
بِفَاطِمَةَ
بِالْحَسَنِ
بِالْحُسَيْنِ
بِعَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ
بِمُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ
بِجَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ
بِمُوسَى بْنِ جَعْفَرٍ
بِعَلِيِّ بْنِ مُوسَى
بِمُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ
بِعَلِيِّ بْنِ مُحَمَّدٍ
بِالْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ بِالْحُجَّةِ
Kelima, berziarah kepada Imam Husain as. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ketika malam Lailatul Qadr tiba, seorang penyeru di langit ke tujuh dari dalam ‘Arsy berseru, “Allah telah mengampuni orang yang berziarah ke kuburan Husain as”.
Keenam, menghidupkan malam Lailatl Qadr Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa barangsiapa menghidupkan malam Lailatl Qadr, dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak bintang-gumintang di langit, seberat gunung-gunung, dan seluas lautan.
Ya Allah, aku telah memasuki soreku ini sebagai hamba yang hina. Aku tidak memiliki manfaat dan mara bahaya bagi diriku sendiri dan aku tidak menolak keburukan darinya. Aku bersaksi
dengan hal itu terhadap diriku dan mengaku dengan kelemahan kekuatanku dan sedikitnya tipu-dayaku. Maka, curahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, wujudkanlah
bagiku ampunan pada malam ini yang telah Kau janjikan kepadaku dan kepada seluruh Mukminin dan Mukminat, dan sempurnakanlah apa yang telah Kau anugrahkan pada kami.
Karena aku adalah hamba-Mu yang miksin, rendah, lemah, fakir, dan hina. Ya Allah, jangan Kau jadikan aku lalai untuk mengingat-Mu terhadap apa yang telah Kau anugrahkan padaku,
lupa akan kebaikan-Mu terhadap apa yang telah Kau karuniakan padaku, dan putus asa akan pengabulan-Mu meskipun hal itu lambat datang kepadaku, baik aku dalam kebahagiaan,
Ya Allah, tentukanlah di antara keputusan pasti yang akan Kau tentukan dan di antara keputusan-keputusan bijaksana yang akan Kau bedakan di malam Lailatul Qadr, serta di antara
qadhâ` yang tidak dapat ditolak dan dirubah supaya Engkau menulisku di antara para jamaah haji (yang berkunjung ke) rumah-Mu yang suci yang mabrur haji mereka, yang disyukuri usaha mereka,
yang diampuni dosa-dosa mereka, yang ditebus kejelekan-kejelekan mereka, dan tentukanlah di antara qadhâ` dan qadar-Mu supaya Engkau memanjangkan umurku dan melapangkan untukku
فِيْ رِزْقِيْ وَ تَفْعَلَ بِيْ كَذَا وَ كَذَا
rezekiku dan memperlakukanku dengan …. (sebagai ganti dari titik-titik ini, sebutkanlah hajat dan keinginan Anda).
Aku berlindung kepada keagungan Dzat-Mu Yang Maha Mulia agar jangan sampai bulan Ramadhan ini berlalu dariku atau fajar malamku ini menyingsing sedangkan aku masih memiliki
Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah berfirman di dalam Kitab-Mu yang telah diturunkan, “Bulan Ramadhan adalah bulan yang al-Quran telah diturunkan di dalamnya sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelas
(jalan) petunjuk dan pemisah (antara kebenaran dan kebatilan)”. Dengan demikian Engkau telah mengagungkan kesucian bulan Ramadhan dengan al-Quran yang telah Kau turunkan di dalamnya dan Kau mengistimewakannya dengan malam Lailatul Qadr,
aku ya Ilahi telah berada dalam sebuah kondisi yang Engkau lebih tahu dari padaku dan lebih mampu menghitung jumlahnya dari pada seluruh makhluk. Maka, aku memohon kepada-Mu dengan suatu perantara yang dengannya telah memohon kepada-Mu
para malaikat-Mu yang telah didekatkan (ke haribaan-Mu), para nabi-Mu yang telah diutus, dan para hamba-Mu yang salih agar Kau curahkan shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad,
membebaskan diriku dari api neraka, memasukkanku ke dalam dalam surga dengan rahmat-Mu, memberikan karunia padaku dengan maaf dan kemurahan-Mu, menerima
taqarrubku, mengabulkan doaku, dan memberikan karunia keamanan kepadaku para hari ketakutan terhadap kedahsyatan yang telah Kau persiapkan untuk hari Kiamat. Ya Ilahi,
aku berlindung kepada-Mu demi Dzat-Mu Yang Mulia dan kebesaran-Mu Yang Agung supaya jangan sampai hari-hari bulan Ramadhan dan malam-malamnya berlalu sedangkan aku masih memiliki tanggungjawab kepada-Mu atau
dosa yang dengannya Engkau akan menyiksaku atau kesalahan yang (karenanya) Engkau akan membalasku (dan) Engkau tidak akan mengampuninya, Tuanku, Tuanku, Tuanku. Aku memohon kepada-Mu wahai Yang tiada
Tuhan (sejati) selain Engkau ketika tiada Tuhan (sejati) selain Engkau, jika Engkau ridha terhadapku pada bulan ini, maka tambahkanlah keridhaan-Mu kepadaku, dan jika
Engkau tidak ridha kepadaku, maka dari sekarang ridhalah kepadaku, wahai Yang Lebig Pengasih dari para pengasih, ya Allah, wahai Yang Maha Esa, wahai Tempat Bergantung, wahai Yang tidak beranak dan tidak
يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
diperanakkan, dan tak seorang pun yang sejajar dengan-Nya.
Engkau layak untuk mencurahkan shalawat atas mereka semua, perlakukanlah aku sesuai dengan yang layak bagi-Mu, dan jangan perlakukan aku sesuai yang layak bagiku.
Wahai Yang memasukkan malam ke dalam siang, Yang memasukkan siang ke dalam malam, Yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan Yang mengeluarkan yang mati dari
yang hidup, wahai Pemberi Rezeki kepada yang dikehendaki tanpa perhitungan, ya Allah, ya Rahmân, ya Allah, ya Rahîm, ya Allah, ya Allah, ya Allah, hanya bagi-Mulah
asmâ-asmâ yang baik, perumpamaan-perumpamaan yang tinggi, kebesaran, dan segala nikmat. Aku mohon kepada-Mu agar Kau curahkan shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad,
menjadikan namaku pada malam ini di antara orang-orang yang berbahagia, ruhku bersama para syahid, kebaikanku berada di surga ‘Illiyyîn, dan kejelekanku
terampuni, menganugrahkan padaku keyakinan yang dengannya Kau awasi kalbuku dan keimanan yang dapat menyirnakan keraguan dariku, dan merelakanku terhadap apa yang telah Kau tuntukankan untukku.
Anugrahkanlah kepada kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat, lindungilah kami dari siksa neraka yang membakar, dan anugrahkanlah padaku pada malam ini untuk mengingat-Mu, besyukur kepada-Mu,
cahaya, bumi, dan langit, Wahai Dzat Maha Pencipta, wahai Dzat Maha Pembentuk, wahai Dzat Maha Belas-asih, ya Allah wahai Yang Maha Pengasih, ya Allah wahai Yang Maha Berdiri Sendiri,
ya Allah wahai Yang Maha Pencipta (tanpa contoh sebelumnya), ya Allah, ya Allah, ya Allah, hanya bagi-Mu seluruh asmâ yang baik, seluruh perumpamaan yang tinggi, kebesaran, dan nikmat. Aku mohon kepada-Mu
para syahid, kebaikanku di surga ‘Illiyîn, dan kejelekanku terampuni, menganugrahkan padaku keyakinan yang dengannya Kau awasi kalbuku dan keimanan yang dapat menyirnakan
keraguan dariku, merelakanku terhadap apa yang telah Kau bagikan untukku. Anugrahkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, lindungilah aku dari siksa api neraka
yang membakar, dan anugrahkanlah padaku pada malam ini untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, merindukan-Mu, dan taufik (untuk menggapai) apa yang (telah digapai oleh)
Muhammad bin Isa dengan sanadnya telah meriwayatkan sebua hadis dari para imam ma’shûm as. Mereka berkata, “Bacalah doa (berikut) ini berulang-ulang pada malam kedua puluh tiga Ramadhan, baik dalam sujud, berdiri, maupun ruku’, dan bagaimana pun posisimu di bulan-bulan yang lain. (Bacalah juga) kapan pun ada kesempatan dan kapan pun engkau mengingatnya sepanjang umurmu. Setelah memuji Allah dengan (menyebutkan) keagungan-Nya dan mengirimkan shalawat kepada Rasulullah SAWW, bacalah:
Ya Allah, jadilah Engkau bagi Wali-Mu al-Hujjah bin Hasan al-‘Askari—shalawat-Mu atasnya dan atas nenek-moyangnya—pada saat ini dan pada setiap saat sebagai wali,
pemelihara, pemimpin, penolong, penunjuk (jalan), dan pemantau hingga Engkau menetapkannya di atas bumi-Mu dengan tunduk dan mempertahankan ia hidup di atasnya selama mungkin.
Wahai Pengatur segala urusan, wahai Pembangkit semua yang berada di dalam kubur, wahai Pengalir lautan, wahai Pelunak besi bagi Dawud as, curahkanlah shalawat atas Muhammad
dan keluarga Muhammad dan perlakukanlah aku ….. (sebagai ganti dari titik-titik itu, sebutkanlah hajat dan keinginan Anda) malam ini juga, malam ini juga.
Dan angkatlah tanganmu tinggi-tingg. Bacalah doa itu dalam kondisi ruku’, sujud, berdiri, dan duduk, dan bacalah berulang-ulang. Bacalah juga doa itu pada malam terakhir bulan Ramadhan”.
Lailatul Qadar Bersama IRIB: Imam Khamenei; Malam Ini Kesempatan untuk Meminta Ampun!
Lailatul Qadar merupakan kesempatan untuk meminta ampun dan maaf. Mintalah ampun kepada Allah Swt! Ketika Allah memberikan kesempatan kepada saya dan kalian untuk kembali kepada-Nya, maka sudah sepatutnya kita meminta ampun kepada-Nya. Kita harus melakukan hal ini. Bila kita tidak melakukannya, maka akan datang suatu hari di mana Allah berkata kepada para pendosa "Laa Yu'dzan Lahum Faya'tadziruunna" (mereka tidak diberi izin untuk meminta ampun). Semoga di Hari Kiamat tidak terjadi yang demikian. Allah tidak memberikan kita kesempatan untuk meminta ampun. Allah tidak akan memberikan izin kepada para pendosa untuk membuka lisannya meminta ampun. Karena di sana bukan tempatnya untuk meminta pengampunan dosa.
Saat ini ada kesempatan. Saat ini ada izin. Di sinilah permintaan ampun dapat meningkatkan derajat kalian. Dosa-dosa dihapuskan dan kalian menjadi suci dan bercahaya. Oleh karenanya, mintalah ampun kepada Allah Swt. Saat inilah kesempatan itu. Berusahalah agar Allah memperhatikan kalian dan keutamaan dan pandangan cinta ilahi melihat kalian. "Fadzkuruuni Adzkurkum", ingatlah Aku agar Aku mengingat kalian.
Jangan lewatkan Lailatul Qadar. Berdoalah untuk masalah yang dihadapi negara, diri kalian, Muslimin dan masalah yang dihadapi negara-negara Islam!
Hari ini Allah Swt memberi kesempatan untuk menangis dan tunduk. Ulurkan tangkan kalian ke atas untuk berdoa! Sampaikan cinta kalian kepada-Nya! Alirkan air mata cinta kalian dari hati menuju mata. Muliakan kesempatan ini! Bila tidak kalian lakukan, akan datang suatu hari ketika Allah Swt berkata kepada para pendosa, "Laa Tujaaru al-Yaum", pergilah! Bila kalian tidak terisak-isak dan khusyu, maka tidak ada faidahnya. "Innakum Minna Laa Tanshuruun". Ini adalah kesempatan. Sebuah kesempatan hidup yang diberikan kepada saya dan kalian untuk kembali kepada Allah. Ini adalah kesempatan terbaik dari hari-hari dalam setahun. Bulan Ramadhan adalah yang terbaik dan di antara hari-hari bulan Ramadhan adalah Lailatul Qadar!
Lailatul Qadar berada di antara tiga malam. Sesuai dengan riwayat yang dinukil oleh Almarhum Muhaddis Qummi, ada yang bertanya, "Dari tiga malam ini atau dua malam; 21 dan 23 ini, mana yang termasuk Lailatul Qadar?" Dalam jawabnya disebutkan, "Betapa mudahnya manusia bila hanya memperhatikan dua atau tiga malam sebagai Lailatul Qadaar. Apa pentingnya ada pilihan antara tiga malam. Apakah ketiga malam itu adalah Lailatul Qadar? Sebelumnya ada orang-orang yang menghitung awal Ramadahan hingga akhirnya adalah Lailatul Qadar dan mengamalkan segala amalan Lailatul Qadar!" Jangan lewatkan hari-hari ini!
Muliakanlah malam-malam Lailatul Qadar. Al-Quran secara transparan mengatakan, "Khairun Min Alfi Syahrin". Satu malam yang lebih mulia dari seribu bulan! Ini sangat bernilai! Malam dimana para malaikat turun. Malam dimana ruh turun. Malam yang dinilai Allah sebagai Salam. Ungkapan salam ini bisa bermakna salam dari Allah kepada manusia dan bisa juga berarti keselamatan, perdamaian dan ketenangan di antara masyarakat bagi hati, jiwa, badan dan masyarakat. Lailatul Qadar dari sisi maknawi digambarkan seperti malam yang seperti ini! Oleh karenanya, muliakanlah Lailatul Qadar dan berdoalah bagi masalah negara, kalian, Muslimin dan masalah negara-negara Islam.
Muliakanlah malam ini. Malam yang sangat penting. Malam yang sangat mulia. Berikan perhatian kepada Imam Mahdi af, jiwa kita sebagai penebusnya. Pergilah ke rumah-rumah Allah (masjid). Mintalah keinginan kalian lewat Imam Mahdi af. Saya meminta doa dari kalian.
Lihatlah betapa negara-negara Islam menghadapi banyak masalah. Pintalah kepada Allah agar menyelesaikan masalah yang dihadapi. Berdoalah untuk semua manusia. Berdoalah kepada Allah untuk hidayah manusia, kalian,kehidupan kalian, tanggung jawab yang diemban, negara kalian, mereka yang telah meninggal dan apa saja yang kalian inginkan. Kalian harus memuliakan saat-saat ini. Saya juga memohon doa dari kalian di malam Lailatul Qadar yang penuh berkah ini! (Pidato Rahbar di khutbah Jumat Tehran, bulan Dey 1376) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Kelayakan Mendapat Hidayah; Pesan Doa Hari Kesembilan Belas Bulan Ramadhan
Di hari kesembilan belas bulan Ramadhan kita membaca:
Allahumma Waffir Fiihi Hazzhi Min Barakaatihi Wa Sahhil Sabiili Ila Khairaatihi Wa Laa Tahrimni Qabuula Hasanaatihi Yaa Hadiyan Ilal Haqqil Mubiina
Ya Allah...
Penuhilah bagianku dengan berkah-berkahnya. Mudahkanlah jalanku menuju kebaikan-kebaikannya. Janganlah Kau jauhkan aku dari menerima kebaikan-kebaikannya. Wahai Pemberi Petunjuk kepada kebenaran yang terang. (klik file suara di sini)
Dalam doa hari kesembilan belas bulan Ramadhan ada empat tema penting; pengertian berkah, berkah bulan Ramadhan, melaksanakan perbuatan baik dan tolok ukur perbuatan yang diterima Allah. Doa hari kesembilan belas ini menekankan siapa saja yang layak mendapat hidayah.
Orang yang layak mendapat hidayah
1. Mukmin
Allah Swt berfirman, "...barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya..." (QS. 64: 11)
2. Orang yang bertaubat
Allah Swt berfirman, "...menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya." (Qs. 13: 27)
3. Orang yang berpegangan teguh kepada Allah
Allah Swt berfirman, "...Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. 3: 101)
4. Mujahidin
Allah Swt berfirman, "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami..." QS. 29L 69)
5. Orang yang bertakwa
Imam Ali as berkata, "Diberi hidayah orang yang merasa dalam hatinya ada takwa." (Ghurar al-Hikam, tentang hidayah)
6. Orang yang sabar
Imam Ali as berkata, "Mendapat hidayah barangsiapa yang memakai pakaian sabar dan yakin." (Ghurar al-Hikam, tentang hidayah)
7. Mukhlisin
Imam Ali as berkata, "Diberi hidayah orang yang mengikhlaskan imannya." (Ghurar al-Hikam, tentang hidayah)
Wasilah terbaik untuk mendapat hidayah
1. Al-Quran
Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus..." (QS. 17: 9)
2. Ahlul Bait
Rasulullah Saw bersabda, "Aku telah meninggalkan dua pusaka untuk kalian. Selama kalian berpegangan kepada keduanya, maka kalian tidak akan tersesat. Keduanya adalah Kitabullah dan Itrah (Ahlul Bait). (Ma'alim al-Madrasatain, hal 48) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Lailatur Qadar Bersama IRIB: Amalan Umum Malam Lailatul Qadar
Malam-malam Lailatul Qadar adalah malam 19, 21, dan 23 Ramadhan. Malam Lailatul Qadar tidak di ragukan lagi akan kemuliannya. Amal ibadah pada malam itu lebih baik dari seribu bulan. Amal tersebut akan mencatat segala takdir yang akan terjadi selama setahun. Di saat itu akan turun para malaikat dan ruh yang mulia dengan izin Allah. Pada malam itu akan hadir juga Imam Mahdi as dan akan dilihatkan kepadanya buku amalan dan akan di tanda tangani (disahkan).
Dalam tafsir Burhan dari Syeikh Thusi dari Abi Dzar mengatakan, "Saya bertanya kepada Rasulullah Saw tentang Lailatul Qadar. Bukankah Lailatul Qadar adalah pada saat para nabi mendapat perintah (al-Amr) dan bila selesai maka ia diangkat (selesai). Nabi Saw menjawab, "Tidak. bahkan ia (Lailatul Qadar) akan ada sampai Hari Kiamat". (Tafsir al-Mizan, Juz 30, hal, 382)
Dalam tafsir Majma' al-Bayan dari Hammad bin Usman dari Hasan bin Ali berkata, "Aku bertanya pada Aba Abdillah as tentang Lailatul Qadar. Beliau menjawab, "Carilah ia pada malam 19, 21, dan 23."
Dalam al-Kafi dengan sanad dari Zurarah berkata, "Abu Abdillah berkata, "at-Taqdir atau takdir dicatat dan ditetapkan pada malam 19, al-Ibram atau penegasan dikomfirmasi pada malam 21, dan pada malam 23 al-Imdha atau pengesahan ditandatangani."
Dalam beberapa hadis Ahlul Bait disebutkan bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam ke 19, 21, dan 23. Dalam riwayat yang lain disebutkan terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
Amalan malam-malam Lailatul Qadar ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Amalan yang bersifat umum dilakukan pada malam ke 19, 21 dan 23. Yang bersifat khusus dilakukan secara khusus pada tiga malam tersebut. Amalan yang bersifat umum sebagai berikut:
Pertama: Mandi sunnah, yang paling utama ketika matahari terbenam.
Kedua: Shalat dua rakaat, setiap rakaat setelah surat al-Fatihah membaca surat al-Ikhlash (7 kali). Dan setelah shalat membaca (70 kali):
اَسْتَغْفِرُ اللهَ واَتُوبُ اِلَيْهِ
Astaghfirullah wa atuubu ilah
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya
Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang melakukan shalat ini, Allah akan mengampuni dosanya dan orang tuanya.
Ketiga: Membaca doa tawassul dengan al-Quran. Kemudian membaca doa tawassul dengan 14 manusia suci. Kemudian menyampaikan hajat kepada Allah Swt.
Kelima: Ziarah, membaca doa ziarah kepada Imam Husein as.
Keenam: Menghidupkan 3 malam ini dengan ibadah, zikir, doa dan munajat.
Dalam hadis dikatakan, "Barangsiapa yang menghidupkan Lailatul Qadar, ia akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak bintang di langit dan seberat gunung."
Ketujuh: Shalat 100 rakaat, yang lebih utama, setiap rakaat setelah surat al-Fatihah membaca surat al-Ikhlash (10 kali).
Kedelapan: Disunnahkan membaca doa Jausyan Kabir.
Doa Tawassul dengan Al-Quran
Mengambil mushhaf al-Quran dan meletakkan di depannya, lalu berdoa:
Allaahumma innii as-aluka bikitaabikal munzal, wa maa fiihi wa fîhismukal akbar wa asmaaukal husnaa, wa maa yukhaafu wa yurjaa an taj'ala min ‘utaqaaika minan naar.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan kitab-Mu yang Engkau turunkan kepada Rasulullah Saw, dengan semua kandungan al-Quran, dengan nama-Mu yang paling agung dan Asmaul Husna yang terdapat di dalamnya, dengan segala yang ditakutkan dan diharapkan. Dengan semua itu, jadikan aku tergolong pada hamba-hamba-Mu yang diselamatkan dari neraka.
Kemudian angkat al-Quran itu ke atas kepala lalu bacalah doa ini:
Allaahumma bihaqqi haadzal Quraan, wa bihaqqi man arsaltahu bihi, wa bihaqqi kulli mu'minin madahtahu fiihi, wa bihaqqika ‘alayhim, falaa ahada a'rafu bihaqqika minka.
Ya Allah, dengan hak al-Quran ini, dengan hak Rasulullah Saw yang Kau utus membawa al-Quran ini, dengan hak setiap orang mukmin yang Kau puji di dalamnya, dan dengan hak-Mu atas mereka yang tidak ada seorang pun lebih mengetahui dari-Mu.
Kemudian lanjutkan membaca doa tawassul dengan 14 manusia suci.
Doa tawassul dengan 14 Manusia Suci. Doa ini masing-masing dibaca (10 kali)
بِكَ يااَللهُ
Bika Yaa Allah
Dengan-Mu ya Allah
بِمُحَمَّد
Bi-Muhammadin
Dengan muhammad
بِعَليٍّ
Bi-‘Aliyyin
Dengan Ali
بِفاطِمَةَ
Bi-Faathimah
Dengan Fatimah
بِالْحَسَنِ
Bil-Hasani
Dengan Al-Hasan
بِالْحُسَيْنِ
Bil-Husayn
Dengan Al-Husein
بِعَلِي بْنِ الْحُسَيْنِ
Bi-‘Aliyyibnil Husayn
Dengan Ali bin Husein
بُمَحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ
Bi-Muhammadibni ‘Aliyyin
Dengan Muhammad bin Ali
بِجَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّد
Bi-Ja'faribni Muhammad
Dengan Ja'far bin Muhammad
بِمُوسَى بْنِ جَعْفَر
Bi-Muusabni Ja'far
Dengan Musa bin Ja'far
بِعَلِيِّ بْنِ مُوسى
Bi-‘Aliyyibni Muusa
Dengan Ali bin Musa
بِمُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ
Bi-Muhammadibni ‘Aliyyin
Dengan Muhammad bin Ali
بِعَلِيِّ بْنِ مُحَمَّد
Bi-‘Aliyyibni Muhammad
Dengan Ali bin Muhammad
بِالْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ
Bil-Hasanibni ‘Aliyyin
Dengan Hasan bin Ali
بِالْحُجَّةِ
Bil-Hujjah
Dengan Al-Hujjah
(Kemudian sampaikan hajat kita kepada Allah Swt. Insya Allah akan terkabul )
Doa di malam Lailatul Qadar (Doa Pengakuan)
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad wa Aali Muhammad
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Asyhadu annaka qad aqamtash shalaah, wa-ataytaz zakaah, wa-amarta bilma'ruufi wa nahayta ‘anil munkar, wa talawtal kitaaba haqqa tilaawatih, wa jaahadta fillaahi haqqa jihaadih, wa shabarta ‘alal adzaa fii janbih, muhtasiban hattaa atakal yaqiin.
Aku bersaksi, engkau telah melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar, membaca Al-Quran dengan bacaan yang benar, berjuang di jalan Allah dengan perjuangan yang sebenarnya, bersabar terhadap semua yang menyakitkan sehingga engkau dipanggil hadirat-Nya.
Asyhadu annal ladziina khalafuuka wa harabuuka, walladziina khadzaluuka walladziina qataluuka, mal'uunuuna ‘alaa lisaanin nabiyyil ummiy, wa qad khaaba maniftaraa. La'anallaahuzh zhalimiina lakum minal awwalina wal-akhirin, Wa dha'afa ‘alayhimul ‘adzaabal ‘aliim.
Aku bersaksi bahwa orang-orang yang menentang dan memerangimu, yang menghina dan membunuhmu, mereka itu terlaknat berdusta atas lisan Nabi yang ummi. Sungguh sia-sialah orang yang berdusta,sSemoga Allah melaknat mereka yang menzalimu minal awwalina wal-akhirin, semoga Allah melipatgandakan siksa yang pedih kepada mereka.
Aku datang kepadamu duhai junjunganku, duhai putera Rasulullah, sebagai orang yang ingin berziarah kepadamu, yang mengenal kebenaranmu, yang berwilayah kepada para kekasihmu, yang menentang musuh-musuhmu, yang melihat petunjuk yang engkau perjuangkan, yang mengenal kesesatan orang yang menentangmu; maka berilah aku syafaat di sisi Tuhanmu.
Assalaamu'alayka yaa hujjatallahi ‘alaa ardhihi wa samaaih shallallaahu ‘alaa ruhikath thayyib(i) wa jasadikath thaahir(i) wa 'alaykas salaamu yaa mawlaaya wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu'alayka yaa mawlaaya wabna mawlaaya wa rahmatullaahi wa barakaatuh. La'anallaahu man zhalamaka, wa la'alallaahu man qatalaka, wa dha'afa ‘alayhimul ‘adzaabal ‘aliim.
Salam atasmu duhai Hujjah Allah di bumi dan di langit-Nya. Semoga Allah mencurahkan kesejahteraan pada ruhmu yang baik dan pada jasadmu yang suci. Salam atasmu duhai junjunganku, semoga Allah melimpahkan rahmat dan keberkahan-Nya padamu.
Salam atasmu duhai junjunganku putera junjunganku. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan keberkahan-Nya padamu. Semoga Allah melaknat orang yang mezalimimu, semoga Allah melaknat orang yang membunuhmu, semoga Allah melipatgandakan siksaan yang berat pada mereka. (IRIB Indonesia)
Referensi:
1. Kitab Puasa & Amalan menggapai Laylatul Qodar (Muhammad Taufiq Ali Yahya)
2. Amalan Lengkap Bulan Ramadhan (Yayasan Al-Jawad Bandung)
3. Mafatih al-Jinan (bab Amalan Romadhon)
4. Artikel Ust. Syamsuri Rifai (Amalan Ramadhan)
Lailatul Qadar Bersama IRIB: Amalan Khusus Malam Kesembilan Belas Ramadhan
Diriwayatkan dari Nabi Saw, " Barangsiapa yang shalat pada malam kesembilan belas Ramadhan sebanyak 50 rakaat, usai membaca al-Fatihah, membaca surat al-Zilzal sebanyak 50 kali, maka ia akan diberi pahala seakan berhaji dan berumrah sebanyak 100 kali dan Allah Swt akan menerima semua amalnya."
Berikut ini amalan khusus di malam kesembilan belas:
Pertama: Membaca istighfar (100 kali)
اَسْتَغْفِرُ اللهَ واَتُوبُ اِلَيْهِ.
Astaghfirullaaha wa atuubu ilayh
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya
Kedua: Membaca doa berikut (100 kali)
اَللّهُمَّ الْعَنْ قَتَلَةَ اَميرِ الْمُؤمِنينَ.
Allaahummal'an qatalata amiiril mu'miniin
Ya Allah, laknatlah orang yang membunuh Amirul mukmin.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Wahai Yang Ada sebelum segala sesuatu, kemudian menciptakan segala sesuatu, Yang Kekal dan setelah musnah segala sesuatu. Wahai Yang Tak Terserupakan oleh segala sesuatu. Wahai Yang Tidak Berada di langit yang tinggi dan di bumi yang rendah, di atasnya dan di bawahnya, Tidak ada Tuhan selain-Nya di antara semua itu. Bagi-Mu segala puja dan puji yang tak akan ada yang mampu menghitungnya kecuali Engkau.
Ya Allah, Tuhannya bulan Ramadhan, yang di dalamnya Kau turunkan Al-Quran, dan Kau wajibkan pada hamba-hamba-Mu berpuasa di dalamnya. Karuniakan padaku haji ke rumah-Mu yang mulia tahun ini dan setiap tahun. Ampuni dosa-dosaku yang besar. Sesungguhnya tak akan ada yang dapat mengampuninya selain-Mu. Wahai Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, shalawat yang tak mampu menghitungnya kecuali Engkau.
Allaahummaj'al fiimaa taqdhii wa tuqaddiru minal amril mahtuum, wa fiimaa tafruqu minal amril hakim fii laylatil qadri, wa fil qadhaail ladzii laa yuraddu wa laa yubaddal, an taktubanii min hujjaaji baytikal haraam, al-mabruuri hajjuhum, al-maghfuuri dzunuubuhum, al-mukaffari ‘anhum sayyiaatuhum, waj'al iiîmaa taqdhii wa tuqaddiru an tuthiila ‘umrii wa tuwassi'a ‘alayya fii rizqii.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, jadikan dalam ketetapan dan takdir-Mu yang pasti, yang Kau tetapkan pada malam Lailatul Qadar, dan dalam perkara yang bijaksana yang Kau jelaskan pada malam Lailatul Qadar, dan dalam ketetapan-Mu yang tak tertolakkan dan tak tergantikan, agar Engkau mencatatku tergolong pada mereka yang melakukan haji ke rumah-Mu yang mulia, yang diterima haji mereka, yang diridhai sa'i mereka, yang diampuni dosa-dosa mereka, yang ditutupi kesalahan-kesalahan mereka. Jadikan juga dalam ketetapan dan takdir-Mu itu, agar Engkau panjangkan umurku, dan Kau luaskan rizkiku.
(Kemudian sampaikan hajat kita kepada Allah Swt. Insya Allah di ijabah)
Arti al-Qadr
1. Al-Qadr berarti al-hukmu yakni "penetapan" . Sehingga Lailatul Qadar adalah malam penetapan Allah atas perjalan hidup makhluk selama setahun, seperti penetapan rezeki bagi manusia, umurnya dan lain-lain. Sebagaimana disebutkan dalam surah ad-Dukhan ayat 3-4, "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang di berkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberikan peringatan. Pada malam itu di jelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul." (Qs.44:3-5)
2. Al-Qadr berarti "pengaturan". Yakni, pada malam turunya al-Quran Allah Swt mengatur strategi bagi Nabi-Nya Muhammad Saw guna mengajak manusia kepada agama yang benar, demi menyelamatkan mereka.
3. Al-Qadr berarti "kemuliaan". Dengan demikian, ayat pertama surat ini berarti bahwa sesungguhnya Allah telah menurunkan al-Quran pada malam yang mulia. Malam tersebut mulia dan menjadi lebih mulia karena kemuliaan al-Quran. Ada juga yang memahami kemuliaan tersebut dalam kaitannya dengan ibadah dalam arti bahwa ibadah pada malam tersebut mempunyai nilai tambah berupa kemuliaan dan ganjaran tersendiri, berbeda dengan malam-malam yang lain. Ada juga yang berpendapat bahwa orang-orang yang tadinya tidak memiliki kedudukan yang tinggi, akan mendapatkan kemuliaan apabila pada malam tersebut mereka dengan khusyuk dan tunduk kepada Allah, menyadari dosa-dosanya serta bertekad untuk tidak melakukannya lagi.
4. Al-Qadr berarti "sempit". Al-Khalil, seorang ulama pakar bahasa mengemukakan pendapat ini dan menyatakan bahwa pada malam turunya al-Quran, malaikat begitu banyak yang turun ke bumi. Karena banyaknya maka bumi menjadi penuh sesak dan menjadi sempit.
Ya Allah…Bukakanlah bagi kami pintu rahmat-Mu malam, ini sehingga kami sanggup untuk menjalankan ini semua, sehingga di setiap detiknya malam ini kami bisa merasakan sentuhan Lailatul Qadar-Mu….jadikan kami tamu-Mu di malam-malam tersebut. (IRIB Indonesia)
Referensi:
1. Kitab Puasa & Amalan menggapai Laylatul Qodar (Muhammad Taufiq Ali Yahya)
2. Amalan Lengkap Bulan Ramadhan (Yayasan Al-Jawad Bandung)
3. Mafatih Al-Jinan (bab Amalan Romadhon)
4. Artikel Ust. Syamsuri Rifai (Amalan Ramadhan)
19 Ramadhan, Pukulan Pedang Terhadap Imam Ali as
Suatu ketika Rasulullah Saw berkata, "Wahai Ali, Jibril mengabarkan padaku tentang dirimu yang membuat hatiku bahagia. Dia berkata padaku, Wahai Muhammad, Allah Swt berfirman, ‘Sampaikan salam-Ku pada Muhammad dan beritakan padanya bahwa Ali adalah pemimpin hidayah, pelita gelapnya kesesatan dan hujjah bagi penghuni bumi... dan Aku bersumpah demi kemuliaanku, tidak Aku masukkan ke api neraka siapa saja yang mencintai Ali, menyerah kepadanya dan menjadikannya sebagai washi kepemimpinan umat."
Malam itu, merupakan malam terakhir bagi Imam Ali as membagikan bingkisan roti dan kurma untuk para fakir miskin dan anak-anak yatim. Setibanya di rumah, ia pun bergegas untuk memulai ibadah malamnya. Allamah Qunduzi dalam kitabnya Yanabi al-Mawaddah menulis, "Di malam syahadah, Imam Ali as menengadah ke langit dan menangis bercucuranair mata. Lisannya pun tiada hentinya berkata, ‘Demi Allah, aku tidak berbohong, dan mereka tak juga berbohong padaku. Sungguh malam ini adalah malam yang mereka janjikan untukku."
Suara azan di awal Subuh menyusur ke sudut-sudut kota Kufah. Perlahan Ali as pun melangkah ke masjid. Setibanya di masjid, ia melihat Ibnu Muljam tengah tidur. Ia pun membangunkannya, lantas melangkah ke mihrab. Segera setelah itu, Imam Ali as memimpin shalat Subuh.
Namun, shalat subuh saat itu terasa berbeda, terasa ada keheningan syahdu yang melatari kekhusyukan para jamaah. Ketika Imam Ali bangun dari rukuknya dan kembali merunduk sujud, seluruh jamaah pun mengikutinya kecuali seorang yang berdiri tepat di belakang Ali as. Sekelebat, lelaki itu menghujamkan sebilah pedang ke kepala Imam Ali. Darah segar pun terpancar menggenangi mihrab, namun Imam tak juga beranjak dari sujudnya dan terus tenggelam dalam zikir dan shalatnya. Pedang beracun itu pun membelah kepala Ali hingga ke dahinya dan Ali as pun berkata, "Demi Tuhannya Kabah, aku telah menang". Langit dan bumi segera terguncang dan teriakan Jibril menggemparkan alam semesta, "Demi Allah, pilar-pilar hidayah telah runtuh dan tanda-tanda takwa telah musnah".
Tak lama setelah itu, Ibnu Muljam, lelaki yang berusaha membunuh Imam Ali as itu pun segera ditangkap dan di bawa ke hadapan Imam. Namun, Amirulmukminin kepada putranya, Imam Hasan as berkata, "Kita adalah Ahlul Bait yang pengasih. Berilah makan dan minumanmu padanya. Jika aku pergi dari dunia ini, Qisas-lah dia, dan jika tidak aku lebih tahu apa yang mesti kulakukan terhadapnya dan lebih pantas bagiku untuk memaafkannya.
Putra Imam Ali as, Muhammad Hanifah dalam kesaksiannya menuturkan, "Di malam 21 Ramadhan, ayahku meninggalkan anak-anak dan ahlul baitnya. Tak lama sebelum beliau syahid, ia berkata, "Maut bagiku bukanlah tamu yang tak diundang dan asing. Perumpamaan antara aku dan maut, laksana lelaki yang haus yang menemukan air setelah lama mencari dan bagaikan seseorang yang menemukan kembali barang berharganya yang telah lama hilang".
Pelita kehidupan seorang manusia agung yang menjadi simbol keadilan dan penentang kezaliman padam di malam 21 Ramadhan. Imam Ali as pergi ke haribaan ilahi di saat ia berada dalam detik-detik terindah pertemuan seorang hamba dengan Tuhannya. Setelah mengebumikan Imam Ali as, dengan nada duka, Imam Hasan as berkata, "Semalam, seorang manusia telah pergi meninggalkan dunia. Ia adalah manusia paling agung di antara para pemimpin Islam dan tak ada yang sebanding dengannya kecuali Rasulullah saw. Ia berjihad di sisi Rasulullah Saw dan membawa bendera Nabi sementara Jibril dan Mikail selalu menolongnya. Ia pergi menuju ke haribaan ilahi di malam turunnya al-Quran kepada Rasulullah Saw. Tak ada harta, dinar atau dirham yang ditinggalkan ayahku kecuali uang 70 dirham yang disisihkannya untuk keluarga".
Innalillah wa inna ilaihi rajiun....
Manusia sebagai maujud terpenting dalam penciptaan semesta memiliki posisi yang istimewa dalam pelbagai pemikiran dan kepercayaan. Ilmu tentang manusia merupakan bagian penting dari khazanah pengetahuan. Sebagian besar pemikiran dan agama, menyebut manusia sebagai makhluk yang mulia dan memiliki posisi agung di alam semesta. Namun sejarah menunjukkan, hanya sedikit manusia yang mampu mencapai puncak-puncak kesempurnaan.
Imam Ali as merupakan salah seorang manusia agung yang berhasil mencapai puncak-puncak kesempurnaan. Sejarah memperkenalkannya sebagai manusia agung yang telah berhasil mengenal esensi dirinya dan berhasil meraih kesempurnaan tertinggi. Sejarah bahkan mengabadikan kata-kata bijaknya, "Orang yang berilmu adalah orang yang mengenal kemampuan dirinya dan orang yang bodoh adalah ia yang tidak mengenal kebernilaian dirinya."
Imam Ali as senantiasa berkata, "Aku diciptakan bukan untuk menyibukkan diri dengan makan dan minum seperti hewan ataupun menjadi terpesona oleh perhiasan dunia hingga tertawan olehnya. Sejatinya jiwa umat manusia itu seharga surga, maka janganlah engkau jual dengan begitu murahnya".
Imam Ali as telah sedemikian rupa menempa jiwa dan kepribadiannya hingga ia mencapai derajat tertinggi dalam ketakwaan, keimanan, keadilan, dan kepahlawanan. Ia senantiasa menekankan bahwa kemuliaan manusia terletak pada esensi wujudnya yang harus selalu terjaga dari segala noda. Karena itu, di mata Imam Ali as, setiap pemimpin harus bisa membuka jalan bagi masyarakatnya untuk mencapai puncak-puncak kemuliaan. Pandangan seperti itulah yang diterapkan Imam Ali dalam menjalankan pemerintahannya. Ia selalu memerangi segala bentuk perkara yang bisa menodai kemuliaan manusia.
Kepada salah satu gubernurnya, Imam Ali as berkata, "Bimbinglah orang-orang di sekitarmu sedemikian rupa sehingga mereka tidak memuja-mujamu dan memuaskan hatimu tanpa alasan jelas". Suatu ketika, pada saat Amirulmukminin tengah berceramah, tiba-tiba muncul seorang lelaki dan memuji beliau. Imam pun berkata, "Jangan engkau puji diriku sebelum aku mampu menebus hak-hak yang belum terbayarkan dan melaksanakan kewajiban yang berada dipundakku."
Imam Ali berkeyakinan, mempercayai masyarakat merupakan salah satu bentuk penghormatan tertinggi terhadap kepribadian manusia. Di mata Imam Ali as, tak ada ihwal yang bisa mencederai kemuliaan manusia seperti kemiskinan. Ia berkata, "Kemiskinan merupakan maut terbesar bagi manusia." Karena itu ia senantiasa berusaha keras untuk membebaskan kaum muslimin dari jeratan kemiskinan.
Imam Ali as hidup dan tumbuh dewasa di rumah utusan terakhir Tuhan, Nabi Muhammad Saw. Di sebuah rumah yang menjadi tempat pertama dakwah Islam. Dia adalah sahabat setia Rasulullah yang selalu mendampingi beliau dalam segala kondisi dan tak pernah membiarkannya sendirian. Kebersamaan Imam Ali as bersama Rasulullah selalu disertai dengan penyempurnaan spiritual. Kebersamaannya itu menjadikan hati Imam Ali melangkah hingga ke peringkat akhlak yang paling tinggi.
Sejak masa kanak-kanak, Ali selalu menyertai Rasulullah Saw ke manapun beliau pergi bahkan dalam sebuah ungkapannya, Imam Ali menyatakan bahwa beliau sering diajak Nabi Saw berkhalwat dan beribadah di gua Hira yang berada di luar kota Mekah. Imam juga menuturkan bahwa beliau merasakan kehadiran malaikat Jibril yang membawa wahyu untuk Nabi Saw di gua itu. Dengan menyertai Nabi, Ali menimba ilmu-ilmu ilahiyah dari manusia paling agung di dunia itu. Ali pernah mengatakan bahwa Nabi mengajarinya seribu macam ilmu yang masing-masing memiliki cabang seribu. Demikian halnya dengan derajat keimanan Imam Ali. Sedemikian tingginya derajad iman Imam Ali as sampai-sampai Rasulullah Saw berkata, "Jika langit dan bumi diletakkan pada salah satu sisi neraca sementara iman Ali di sisi yang lain, niscaya iman Ali jauh melebihinya". (IRIB Indonesia)
Hikmah Ramadhan; Berpuasa Hendaknya Mengingatkan Kita Kewajiban Menolong Orang Miskin!
Rabu, 2012 Agustus 08 04:15
Di antara kita tentu ada yang telah merasakan hari-hari dan malam-malam yang penuh kedamaian dan berkah dengan diisi oleh ibadah dan doa. Pada bulan Ramadhan, bulan yang disebut Allah sebagai bulan perjamuan-Nya, Allah meminta kita untuk lebih banyak mengingat-Nya dan mencari manfaat sebanyak-banyaknya dari keutamaan yang dimiliki bulan ini. Oleh karena itu, hari-hari yang tersisa di bulan ini haruslah kita manfaatkan sebaik-baiknya.
Manusia yang terus saja menenggelamkan diri dalam kesibukan dunia dan melupakan siapa sesungguhnya yang memberikan nikmat kepadanya, adalah manusia yang tidak tahu berterimakasih. Oleh karena itu, marilah kita terus-menerus menggerakkan lidah dan hati untuk mensyukuri segala nikmat yang telah dilimpahkan Allah Swt kepada kita. Marilah kita bersujud kepadanya dan berdoa, memohon kepada Allah, "Rabbi auzi'ni an asykura ni'matakallati an'amta allayya wa ala walidayya wa an a'mala shalihan tardhaahu wa adkhilni birahmatika fii ibaadikash-shaalihiin."
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
Kini marilah kita berkunjung ke Perancis untuk mengetahui bagaimana kaum Muslimin yang hidup di negara itu menjalani hari-hari Ramadhan. Berdasarkan data statistik, lebih dari 5 juta muslim hidup di Perancis dan setengah dari mereka adalah berkewarganegaraan Perancis. Itulah sebabnya, Islam menjadi agama terbesar kedua di negara itu. Meskipun warga muslim Perancis masih menemukan berbagai bentuk halangan dalam menjalankan ibadahnya secara sempurna, mereka tetap menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan penuh antusias dan semangat.
Pada bulan suci ini, sekitar 1685 masjid dan mushalla di berbagai penjuru Perancis menjadi saksi kehadiran penuh semangat kaum muslimin negara itu, untuk melaksanakan berbagai ibadah. Pada saat berbuka puasa, di masjid-masjid itu disediakan teh beraroma mint dan berbagai jenis makanan, misalnya Kaskesy, yaitu makanan yang terbuat dari bulgur, gandum, dan daging. Makanan ini adalah makanan khas dari Maroko. Sebagaimana diketahui, banyak sekali kaum muslimin di Perancis yang berasal dari Maroko.
Hidangan buka puasa yang disediakan di masjid-masjid atau dijual di beberapa tempat di Perancis, tidak hanya terbatas untuk kaum muslimin saja. Orang-orang Perancis non-muslim yang tertarik kepada adat dan budaya kaum muslimin juga banyak yang mendatangi majelis-majelis berbuka puasa ini. Mereka bersama-sama kaum muslimin menyantap hidangan buka puasa itu. Selain itu, orang-orang miskin dan tuna wisma juga mendapatkan berkah di bulan Ramadhan ini, karena hidangan buka puasa juga dibagi-bagikan untuk mereka. Dana untuk penyelenggaraaan majelis buka puasa ini didapatkan dari sedekah masyarakat dan bantuan dari berbagai organisasi Islam. Setalah berbuka puasa dan menunaikan sholat, dilakukan kegiatan khatam al-Quran atau membaca al-Quran bersama-sama.
Salah satu hikmah utama dari ibadah puasa adalah merasakan penderitaan yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang dibelit kemiskinan. Berpuasa akan mengingatkan kita kepada kewajiban kita untuk menolong orang-orang yang berkekurangan. Imam Ali bin Abi Thalib pernah berkata, "Sesungguhnya Allah menjadikan sebagian harta orang-orang yang kaya dalam bentuk kewajiban untuk menutupi kebutuhan orang-orang miskin. Sebab, orang-orang miskin tidak akan meminta-minta sekiranya si kaya tidak lengah dari kewajibannya".
Dalam bulan Ramadhan ini, kita juga sebaiknya berdoa agar saudara-saudara kita yang menderita kemiskinan terlepas dari penderitaannya itu. Marilah kita berdoa, "Ya Tuhan kami, penuhilah kebutuhan kaum fakir miskin, kenyangkanlah perut orang-orang yang kelaparan, berilah kemampuan kepada orang-orang yang berhutang untuk membayar hutangnya, dan berilah jalan keluar bagi orang-orang yang sedang dalam kesulitan."
Mendoakan saudara-saudara kita yang sedang kesusahan dan dililit penderitaan tanpa setahu mereka, adalah sebuah bentuk ibadah yang sangat mulia. Imam Musa Kazhim bersabda, "Siapa saja yang mendoakan kebaikan bagi saudara seagamanya tanpa setahu saudaranya itu, dari langit akan terdengar suara bahwa seratus ribu kali lipat doa yang sama akan tercurah baginya."
Kami akhiri renungan Ramadhan kali ini dengan mengutip doa yang diajarkan oleh Imam Sajjad as, "Ya Tuhan kami, ampunillah dosa orang tua kami dan curahkanlah rahmat bagi mereka. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa laki-laki dan perempuan yang beriman, baik mereka yang masih hidup atau mereka yang sudah berpulang ke alam baka. Ya Allah, ampunilah kaum laki-laki, perempuan, besar, dan kecil." (IRIB Indonesia)
Lailatul Qadar Bersama IRIB: Mukjizat Lailatul Qadr Dalam Ceramah Ayatullah Javadi Amoli
Selasa, 2012 Agustus 07 16:47
782 Views
Mukjizat Lailatul Qadr Dalam Ceramah Ayatullah Javadi Amoli
Ayatullah Javadi Amoli dalam sebuah ceramahnya tentang Lailatul Qadar menyebut poin lain dari malam mulia ini. Beliau menjelaskan tentang mukjizat Lailatul Qadar yang dibandingkan dengan mukjizat Nabi Sulaiman as yang dapat menempuh jalan yang berjarak sebulan hanya dalam semalam.
Mukjizat Lailatul Qadr Dalam Ceramah Ayatullah Javadi Amoli
Berikut ini terjemahan ceramah Ayatullah Javadi Amoli:
Lailatul Qadar merupakan jantung bulan Ramadhan. Bulan penuh berkah Ramadhan merupakan mukjizat bagi umat Islam. Sebuah mukjizat yang lebih kuat dari mukjizat Nabi Sulaiman as. Karena mukjizat Nabi Sulaiman as bertumpu pada angin yang dapat membawanya menempuh jalan sebulan hanya semalam. Nabi Sulaiman as memiliki kemampuan melewati jarak sebulan dalam semalam.
Berbeda dengan mukjizat al-Quran. Seorang pesalik di malam Lailatul Qadar dapat menempuh jalan seribu bulan. Lailatul Qadr lebih baik dari seribu bulan. Dengan perbedaan, mukjizat Nabi Sulaiman as menempuh jalan dan tempat materi, sementara orang yang berpegangan dengan al-Quran dapat menempuh jalan derajat atau maqam.
Mereka yang berjalan bersama Nabi Sulaiman as pada dini hari dapat menempuh jalan lahiriah sebulan, sementara pengikut al-Quran dan Ahlul Bait dapat menempuh derajat dan jalan maknawi seribu bulan dalam semalam. Bila dikatakan ada seorang anak kecil dapat menempuh jalan seratus tahun, atau anak kecil ini hanya dalam semalam dapat melewati jalan seratus tahun, maka hal itu hanya dapat dilakukan di malam Lailatul Qadar. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
0 comments to "Amalan Umum & Khusus Lailatul Qodr (Malam 19, 21, 23 )"