Home , , , , , , , , , , , � Kejahatan Zionis Israel cs dalam mengadu domba ISLAM Sunni & Syi'ah dan Kemajuan Republik Islam dalam penangkapan Scan Eagle serta DERITA Muslim Syiah Indonesia di Sampang Madura BERLANJUT..??!!??!!

Kejahatan Zionis Israel cs dalam mengadu domba ISLAM Sunni & Syi'ah dan Kemajuan Republik Islam dalam penangkapan Scan Eagle serta DERITA Muslim Syiah Indonesia di Sampang Madura BERLANJUT..??!!??!!


















 Media Rusia: Penangkapan ScanEagle Bukti Kemajuan Republik ISLAM Iran


Media massa Rusia menyebut keberhasilan pasukan Angkatan Laut Pasdaran Iran dalam menangkap pesawat tanpa awak Amerika Serikat di kawasan Teluk Persia sebagai bukti kemajuan negara ini dalam perang elektronik.

Kantor berita Itar-Tass pada Selasa (4/12) dalam laporannya menulis, sebuah pesawat tanpa awak AS telah melanggar zona udara Iran dan pasukan angkatan bersenjata negara itu berhasil mengontrol dan menangkapnya.  Demikian dilaporkan IRNA.

Laporan tersebut menambahkan, pesawat  tanpa awak AS, ScanEagle dikontrol pasukan Iran ketika melakukan misi pengintaian di kawasan Teluk Persia.

Beberapa jam sebelumnya, Humas Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) mengkonfirmasikan penangkapan pesawat tanpa awak Amerika Serikat ScanEagledi kawasan Teluk Persia.

Menurut penyataan Humas Pasdaran, ScanEagle selama beberapa hari lalu berpatroli di wilayah Teluk Persia dan memasuki zona udara Iran untuk misi identifikasi dan pengumpulkan data. Namun pesawat tersebut keburu terjebak ke dalam unit pertahanan dan sistem kontrol Angkatan Laut Iran dan berhasil dilumpuhkan.

Pada bulan Desember tahun lalu, sistem pertahanan elektronik Iran berhasil melumpuhkan pesawat tanpa awak super canggih Amerika jenis RQ-170 atau Sentinel yang melanggar zona udara di timur negara ini. (IRIB Indonesia/RA)


 Sikap Jelas Turki Terkait Sanksi Anti Iran




Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan menandaskan, Ankara akan tetap melanjutkan pembelian gas dari Republik Islam Iran meski Amerika Serikat menerapkan sanksi berat terhadap Tehran. Hal ini dinyatakan Erdogan hari Senin (3/11) saat jumpa pers bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ia menambahkan "Kami senantiasa menandaskan kepada para petinggi kami bahwa masalah ini termasuk strategi penting Ankara dan kami tidak dapat mengikuti sanksi yang diterapkan Washington terhadap Tehran."

Lebih lanjut Erdogan menambahkan, "Kami menyatakan kepada mereka bahwa Ankara akan melanjutkan transaksi gasnya dengan Iran, karena gas merupakan produk stategis bagi kami dan di masa mendatang kami pun akan melanjutkan kebijakan ini." Statemen Erdogan mengingat kebutuhan besar Turki akan energi khususnya gas yang menjadi sektor impor utama Ankara dari Iran menunjukkan sikap transparan pemerintah Turki.

Erdogan di statemennya menjelaskan impor gas dari Iran sangat penting bagi Turki karena negara ini sangat tergantung dengan impor energi. Ankara saat ini menurut Erdogan tengah berusaha memenuhi kebutuhan energinya dari berbagai sumber. Ankara menegaskan kepada para penjual minyak dan gas bahwa pembelian energi akan terus dilanjutkan.

Kantor Berita Reuters di laporannya dari Istanbul saat menganalisa statemen Erdogan menulis, statemen ini menunjukkan bahwa langkah sepihak anti-Iran yang dijalankan Amerika Serikat tidak banyak berpengaruh pada barter emas dan gas oleh Iran dan Turki.

Senat Amerika Serikat menyetujui sanksi ekonomi baru terhadap Iran, mengesampingkan keberatan dari Gedung Putih bahwa resolusi tersebut bisa melemahkan upaya yang ada untuk mengendalikan program nuklir Tehran.

Senat baru-baru ini memberikan hukuman tambahan kepada perusahaan asing dan bank-bank yang terlibat dalam sektor energi Iran, pelabuhan, jasa pengangkutan dan sektor galangan kapal, serta menjatuhkan sanksi pada perdagangan logam mulia dengan Tehran.

Sementara itu, sanksi baru anti-Iran yang ditetapkan oleh Senat Amerika Serikat ditolak oleh Gedung Putih yang berpendapat bahwa sanksi tersebut tidak perlu untuk saat ini.

Foreign Policy menyebutkan Gedung Putih menolak pemberlakuan sanksi baru terhadap Iran yang telah ditetapkan dengan suara mayoritas di Senat. Pemerintahan Obama kali ini lebih memilih berhati-hati ketimbang Senat yang tampil lebih agresif terhadap Iran.

Kamis (29/11), Senator Robert Mendez dan Mark Kirk mengajukan draf revisi ketetapan baru yang ditetapkan dengan 94 suara setuju. Berdasarkan ketetapan itu, sektor energi, transportasi dan perkapalan Iran akan dimasukkan dalam daftar hitam serta pemberlakuan pembatasan baru agar Iran semakin sulit mendapatkan jaminan ansuransi di berbagai sektornya.

Pada hari yang sama, Gedung Putih melayangkan email kepada para Senator Amerika Serikat dan menegaskan penolakannya terhadap ketetapan baru Senat. Disebutkan dalam email itu, "Kami berpendapat bahwa kebijakan baru untuk menggulirkan sanksi lebih terhadap Iran tidak diperlukan dalam kondisi saat ini. (IRIB Indonesia/MF)


 Dualisme AS Soal Konferensi Timur Tengah Bebas Nuklir




Langkah sepihak Amerika Serikat membatalkan Konferensi Timur Tengah Bebas dari Senjata Nuklir yang rencananya digelar di Helsinki, Finlandia menuai reaksi luas di kalangan elite politik dan media massa dunia. Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki moon menyatakan, "Saya berharap Konferensi Timur Tengah Bebas Senjata Nuklir dapat digelar tahun depan." Ia menambahkan, "Tujuan saya dan kita semua adalah membebaskan dunia dari senjata pemusnah massal dan Timur Tengah merupakan langkah awal untuk memperkokoh gerakan dunia melucuti senjata nuklir."

Konferensi Timur Tengah Bebas Senjata Nuklir rencannya akan digelar di Helsinki awal Desember mendatang. Konferensi ini digelar dalam koridor kebijakan PBB di bidang pelucutan senjata inkonvensial di berbagai wilayah dunia. Namun, Amerika Serikat memanfaatkan pengaruhnya di panitia penyelenggara guna membatalkan konferensi ini. "Alasan pembatalan konferensi ini adalah kondisi kawasan Timur Tengah dan tidak adanya kesepakatan negara-negara terkait soal syarat penyelenggaraan konferensi tersebut," ungkap Juru Bicara Deplu AS, Victor Nuland. Namun ia tidak menyebut negara mana yang menolak syarat penyeleggaraan konferensi ini.

Secara transparan Nuland menekankan dukungan Washington terhadap Tel Aviv. "Amerika tidak dapat menerima konferensi ini digelar di saat ada pihak di kawasan yang ditekan atau dikucilkan," tandas Nuland. Jubir menlu AS seraya mengisyaratkan kondisi krisis di kawasan menekankan adanya friksi struktur mendalam di mekanisme mengubah Timur Tengah menjadi kawasan bebas nuklir.

Sementara itu, Rezim Zionis Israel merupakan satu-satunya pihak di Timur Tengah yang memiliki dan menimbun senjata nuklir. Saat ini diprediksikan Israel menimbun sekitar 200 hulu ledak nuklir di gudang-gudang nuklirnya. Satu poin lagi, aktivitas nuklir Israel pun tidak berada di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), bahkan rezim ini menolak bergabung dengan Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT dan menentang pengawasan IAEA terhadap program nuklirnya.

Di sisi lain, 189 negara penandatangan NPT di sidang peninjauan ulang traktat ini dua tahun silam yang digelar di New York sepakat untuk menggelar konferensi Timru Tengah bebas senjata nuklir. Sementara AS yang menyaksikan Israel di kawasan kian terkucil dan kebangkitan Islam di kawasan segera menggunakan pengaruhnya untuk membatalkan konferensi ini guna mencegah semakin terkucilnya Tel Aviv, khususnya pasca agresi brutal delapan hari rezim ini ke Jalur Gaza.

Gerakan Non Blok (GNB) sebagai organisasi terbesar dunia setelah PBB yang memiliki anggota lebih dari 100 negara melalui sebuah statemennya menolak klaim Amerika terkait dalih pembatalan konferensi Timur Tengah bebas senjata nuklir. Di statemen ini ditekankan urgensitas penyelenggaraan konferensi tersebut tahun depan dan memperingatkan dampak negatif penggagalan konferensi ini bagi wibawa NPT dan upaya internasional di bidang pelucutan senjata nuklir. Statemen GNB juga menekankan dukungan penuh para pemimpin negara anggota terhadap proses pengadaan kawasan bebas senjata pemusnah massal di Timur Tengah.

Menurut pandangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ide kawasan Timur Tengah bebas dari senjata nuklir adalah kesepakatan negara-negara sebuah kawasan dengan meneken perjanjian atau sebuah konvensi yang sepakat mencegah produksi atau penyebaran senjata pemusnah massal. Konsep ini juga diakui oleh Majelis Umum PBB. Batasan kawasan Timur Tengah menjadi agenda utama yang akan dibahas di konferensi Helsinki serta mencakup wilayah Libya di Barat hingga Iran yang berada di Timur, dari Suriah di Utara hingga Yaman di Selatan. Selain itu, seluruh anggota Liga Arab serta Rezim Zionis Israel tercakup dalam kawasan Timur Tengah.

Sebelum Konferensi Pengkajian Ulang Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) di tahun 1995 sebuah resolusi disahkan PBB menuntut negara-negara anggota NPT dan pemilik senjata nuklir untuk meningkatkan kerjasamanya guna menciptakan Timur Tengah yang bebas dari senajta pemusnah massal serta sejata inkonvensional lainnya. Ketika arah mata panah tujuan negara-negara kawasan yang siap berpartisipasi di konferensi Helsinki membidik Rezim Zionis Israel sehingga memaksa rezim ini mematuhi konvensi internasional di bidang pelucutan senjata nuklir, pembatalan konferensi ini oleh AS menunjukkan dualisme Washington terhadap negara kawasan serta dukungan membabi buta Gedung Putih terhadap brutalisme serta aroganisme Israel.

Saat ini terdapat lima kawasan dunia yang bebas senjata nuklir. Perjanjian Tlatelolco yang dijalankan tahun 2002 mencakup kawasan bebas senjata nuklir di 33 negara Amerika Latin dan Laut Caribia. Perjanjian Rarotonga secara resmi ditandatangani negara-negara Pasifik selatan pada 11 Desember 1986. Di antara 13 negara terpenting yang menjadi anggota traktat ini adalah Australia dan Slandia Baru. Perjanjian pelucutan senjata nuklir Bangkok yang disahkan pada 27 Maret 1997 mencakup 10 negara Asia Tenggara termasuk Brunai Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Kawasan keempat bebas senjata nuklir adalah perjanjian Pelindaba di Afrika. Perjanjian Pelindaba disepakati pada 15 Juli 2009 dan beranggotakan 28 negara anggota. Di antaranya adalah Aljazair, Burkina Faso, Guenia, Ethopia, Kongo, Nigeria, Liberia, Mesir, Ghana, Sudan, dan Somalia. Traktat kelima kawasan bebas senjata nuklir ditandatangani oleh negara-negara Asia Tengah. Perjanjian ini disepakati 21 Maret 2009 dan di antara anggotanya adalah Kazakstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan.

Latar belakang upaya menciptakan kawasan Timur Tengah bebas senjata nuklir kembali ke tahun 1960. Upaya ini untuk pertama kalinya digalang Mesir dan Republik Islam Iran di tahun 1974 yang kemudian berujung pada dirilisnya resolusi PBB  traktat penyebaran senjata pemusnah massal di tahun 1990. Di tahun 1989, IAEA melakukan kajian teknis menentukan batasan Timur Tengah yang akan menjadi ketentuan kawasan bebas nuklir. Iran, Libya, Suriah dan Yaman termasuk dalam batasan ini. Bahkan Rezim Zionis Israel pun termasuk di dalamnya.

Mei 2010 di sidang negara-negara anggota NPT di New York disepakati konferensi Timur Tengah bebas senjata nuklir digelar tahun 2012. Pada Oktober 2011, Finlandia ditunjuk sebagai negara penyelenggara konferensi ini dan Jaco le Java, dubes Finlandia ditujuk sebagai penanggung jawab persiapan konferensi. Le Java tahun 2012 telah menyampaikan laporannya atas upaya selama ini yang telah ia lakukan untuk mempersiapkan konferensi Timur Tengah Bebas Senjata Nuklir.

Pertanyaan penting di sini adalah mengapa kawasan Amerika Latin, Pasifik, Asia Tenggara dan Asia Tengah dengan mudah dapat mencapai kesepakatan perjanjian kawasan bebas senjata nuklir sedangkan Timur Tengah hingga kini masih terus didera friksi mendalam meski isu ini telah dibahas selama setengah abad. Tak diragukan lagi jawaban ini mudah ditemukan ketika Rezim Zionis Israel mempersantai diri dengan 200 hulu ledak nuklir dan dukungan penuh Amerika Serikat serta negara besar Eropa terhadap rezim ilegal ini.

Di dekade 70 dan 80-an, di saat isu kawasan Timur Tengah bebas senjata nuklir tengah digulirkan di organisasi-organisasi internasional, Barat khususnya Amerika, Perancis dan Inggris mempersenjatai Israel dengan senjat nuklir. Sejak saat itu, AS dan Barat tidak meyakini adanya kawasan Timur Tengah yang bebas senjata pemusnah massal. Meraka menganggap dengan mempersenjatai Israel dengan senjata nuklir akan mampu mengubah konstelasi kekuatan di Timur Tengah dan negara kawasan tidak memiliki pilihan lain kecuali mengakui secara resmi Rezim Zionis.

Berdasarkan pemikiran ini pula terbentuklah opini leganda tak terkalahkannya Israel di benak para pemimpin rezim Tel Aviv. Legenda ini telah dihancurkan oleh kelompok yang dari sisi militer tidak dapat dibandingkan dengan kemampuan Israel. Bahkan negara Arab pun bukan termasuk dari kelompok ini. Kelompok muqawama Hizbullah Lebanon telah memaksa militer Israel meninggalkan kawasan Lebanon selatan di tahun 2000. Para petinggi Israel kemudian berupaya membalas kekalahan tersebut dengan menyerang Lebanon di tahun 2006, namun akhirnya mereka pun harus menelan kekalahan pahit dari Hizbullah setelah berperang selama 33 hari.

Israel ternyata enggan mengambil pelajaran dari kekalahannya dari Hizbullah. Rezim ilegal ini di akhir tahun 2008 menyerbu Jalur Gaza dan setelah perang selama 22 hari kembali harus menerima kenyataan pahit bahwa mereka dikalahkan oleh muqawama. Sejatinya selama dua dekade lalu, setiap agresi dan petualangan Israel malah membuat kubu muqawama di kawasan semakin solid dan meningkat kemampuannya.

Kekalahan terbaru Israel terlihat dalam serangan brutal mereka selama delapan hari ke Jalur Gaza baru-baru ini. Kekalahan beruntun ini menunjukkan bahwa senjata nuklir tidak membuat Israel diakui atau sistem pertahanannya kian kuat. Konferensi Helsinki meski berhasil digelar, kecil kemungkinan akan berakhir dengan hasil positif mengingat dukungan penuh AS dan Barat terhadap Israel. Pembatalan konferensi ini membuka kedok AS yang tidak pernah mematuhi pejanjian pelucutan senjata pemusnah massal. Dunia yang bebas dari senjat nuklir hanya dalih bagi Amerika untuk memajukan progran arogansinya di Timur Tengah.

Strategi Amerika ini dapat disaksikan dengan jelas di isu program nuklir Republik Islam Iran. Iran yang tercatat sebagai anggota NPT dan penggagas kawasan Timur Tengah babas senjata nuklir malah dituding tengah berusaha memproduksi senjata nuklir. Adapun Rezim Zionis Israel yang jelas-jelas bukan anggota NPT  dan memiliki 200 hulu ledak nuklir malah didukung penuh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. (IRIB Indonesia)


Imam Husein, Pejuang Perdamaian dan Keadilan Dunia




Oleh: Muhammad Dudi Saputra       

David P. Barash dalam bukunyaApproaches to Peacea Reader in Peace Studies mencoba mengangkat peran agama dan keyakinan dalam menciptakan perdamaian. Tawaran Barash mengenai peran agama dan keyakinan dalam menciptakan perdamaian sebenarnya berusaha untuk menjawab pernyataan Blaise Pascal,seorang matematikawan dan katolik yang taat  dengan slogannya yang terkenal, "Men never do evil so completely and cheerfully, as when they do it from religious conviction."

Barash juga berupaya menjawab pernyataan Karl Marx bahwa Agama adalah candu yang dimuat dalam tulisannya terkait kritik atas Filsafat Hegel. Dalam menjawab hal ini David P. Barash memunculkan beberapa agama sebagai inspirasi perdamaian antara lain Hindu, Budha, Taoisme, Yahudi dan Kristen.

Ketidakmunculan Islam sebagai agama yang menginspirasi perdamaian oleh David P. Barash inilah yang membuat penulis mencoba mengangkat pesan perdamaian oleh Islam melalui sosok Imam Hussein, yaitu cucu Rasulullah Saw dari Ali dan Fatimah, sebagaimana ucapan PM Turki Reccep Tayib Erdogan yang mengutip hadist terkenal dari RasulullahSaw, "Siapa yang mencintai Husein dan Hassan berarti mencintai Aku (Rasulullah Saw)."

Hadist ini menggambarkan adanya hubungan yang tak terpisahkan antara Rasulullah dan kedua cucunya ini, Imam Husein dalam perjalanan hidupnya pasca wafatnya Rasulullah, Ayahnya (Imam Ali) dan Saudaranya yaitu Imam Hassan. Gambaran sosial tersebut dipertajam dengan membaca kehidupan umat Islam dan ajaran Islam yang semakin jauh ketika berada dibawah kepemimpinan Yazid bin Muawiyah, dari ajaran Rasulullah Saw.

Puncak dari perjuangan Imam Husein dalam melawan kezaliman kepemimpinan Yazid adalah peristiwa karbala dimana Imam Husein dengan teguh memegang jalan perdamaian dan keadilan.Dalam pernyataan terkenalnya Imam Husein berkata "Seandainya agama Nabi Muhammad tidak bisa tegak kecuali denganterbunuhnnya aku, maka wahai pedang-pedang, ambillah aku!".

Dan perkataan ini betul-betul beliau jalankan bahkan ketika Yazid ingin menawarkan perdamaian serta mengiming-imingikenikmatan dunia seperti kekuasaan dan harta kekayaan asal menerima Yazid sebagai penguasa dan Imam tunduk dibawah kekuasaanya. Tapi Imam Husein tetap menolaknya seraya berkata, "Apakah ada manusia yang menolak kenikmatan dunia ini, sungguh aku menolaknya dan biarlah kamu ambil kenikmatan dunia ini wahai Yazid !" Lalu Imam Husein mengungkapkan ucapan terkenalnya,"Tentu aku tidak pernah melihat kematian kecuali kebahagiaan dan hidup tertindas bersama tiran adalah kehinaan." Dan puncak pembuktian kebenaran yang diperjuangkan oleh Imam Husein terbukti ketika di peristiwa karbala Imam Husein menggendong anaknya yaitu Ali Ashgar yang baru berusia 6-9 bulan yang kehausan seraya berkata,"Apabila kalian tidak mengasihani aku, setidaknya kasihanilah bayi ini", Namun pernyataan imam ini tak jua meluluhkah hati serombongan ummat muslim yang menyatakandiri mereka sebagaipengikut ajaran Rasulullah yang merupakan kakek dari Imam Husein sendiri,tapi mereka tetap tega menancapkan anak panah kepada bayi mungil bernama Ali Ashgar dan kemudian membuatnya menjadi syuhada termuda di padang Karbala.

Ungkapan imam tersebut menjadi salah satu inspirasi dari ikon perdamaian dunia kontemporer seperti Mahatma Gandhi yang berkata bahwa; "I learned from Hussein how to achieve victory while being oppressed.", Mahatma Gandhi melalui pelajarannya terhadap Imam Husein kemudian merumuskan beberapa dasar perjuangan dalam melawan penindas yaitu jalan perdamaian (peaceful), menolak berkerja sama dengan pihak Penindas (Non-Cooperation) dan tidak menggunakan jalur kekerasan (Non-Violence), dalam jalur perjuangan nir-kekerasannya Mahatma Gandhi meresapi sekali makna bahwa Perjuangan Imam Hussein yang pernah diungkapkan oleh Sekjek Hezbollah Lebanon, Sayyid Hasan Nasrallah bahwa Kemenangan Perjuangan Imam Hussein adalah kemenangan darah melawan pedang, sebagaimana diungkapkan oleh Mahatma Gandhi sebagai berikut: "My faith is that the progress of Islam does not depend on the use of sword by its believers, but the result of the supreme sacrifice of Husain, the great sain". Statemen Gandhi ini kemudian menjadi inspirasi ajaran Satyagrahanya.

Dalam perjuangan non-kekerasan ini Imam Husein walaupun kalah secara materi hingga syahid, tapi beliau menang secara immateri dengan nilai akan kebenaran dan keadilan yang diperjuangkannya. Nilai-nilai yang disampaikan Imam Husein akan selalu abadi dan diingat oleh generasi-generasi sesudahnya.Hal inilah yang diingat oleh Mahatma Gandhi ketika ditanya oleh seorang wartawan asing mengenai apa yang akan dilakukan oleh Gandhi jika musuhnya adalah Adolf Hitler.Ketika itu,Gandhi menjawab bahwa mungkin Hitler akan membunuhku tapi setidaknya dunia mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah, kamu harus membuat ketidakadilan itu menjadi terlihat dengan jelas.

Bukan hal baru lagi bahwa Mahatma Gandhi dapat berpendapat demikian setelah beliau mempelajari kesyahidan Imam Husein, dimana kesyahidan Imam Husein oleh pasukan Yazid telah menghentak kesadaran ummat muslim yang tertidur lelap terhadap semakin meluasnya kezaliman di masyarakat Islam pada waktu itu kemudian terbangun sadar dan mulai melakukan perlawanan kepada penguasa yang zalim dan tiran.

Ayatollah Al-Udzma Ruhullah Khomeini pun dalam salah satu pernyataannya berkata bahwa Revolusi Iran dalam melawan penindasan rezimReza Syah Pahlevi pada waktu itu diinspirasi oleh perjuangan yang dilakukan oleh Imam Hussein melalui syahadahnya. Ayatollah Khomeini menyebut Imam Husein sebagai The Great Martyr (Syuhada yang Luar Biasa).

Dedikasi Mahatma Gandhi yang luar biasa terhadap perdamaian dan keadilan telah  tersebar secara universal, dimana perjuangan ala Gandhi telah mempengaruhi pejuang hak kulit hitam dariAmerika Serikat yaitu Marthin Luther King Jr. Ataupun pejuang hak kulit hitam dalam melawanpolitik Apartheid di Afrika Selatan oleh Nelson Mandela.Bagaimanapun nilai keuniversalan perdamaian oleh Mahatma Gandhi tidak bisa lepas dari pengaruh sosok Imam Hussein yang berkata,"Jikapun kalian tidak percaya agama atau tidak takut akan adanya kehidupan setelah kematian, setidaknya kalian harus memperjuangkan untuk hidup bebas dari penindasan (tirani) dan arogansi kekuasaan", dan Imam Husein dalam hal ini berhasil membawa pesan Islam adalah rahmat untuk alam semesta.

Dari sinilah dapat dibuktikan bahwa ajaran Islam melalui Imam Husein telah membuktikan pesan dan inspirasinya terhadap perdamaian dunia.Pembuktian ini diwujudkan dari kematangan konseptual dan bukti empiris yang jelas.Kita tidak bisa membayangkan seandainya Imam Hussein tidak ada mungkin tidak ada yang namanya Revolusi Iran yang kemudian membawa kekuatan bagi Hizbullah dan HAMAS dalam melawan penindasan Israelterhadap Palestinasekarang ini dan juga mustahil bisa membuat perjuangan Mahatma Gandhi bisa terwujud dalam melawan imperialismeInggris yang kemudian menginspirasi berbagai aktifis perdamaian dunia dewasa ini.

Perjuangan Imam Husein sebagaimana digambarkan diatas bukanlah perjuangan perebutan kekuasaan ataupun perjuangan meraihnikmat duniawi, tapi perjuangan Imam Hussein murni demimenegakkan kebenaran melawan penindasan dan kemunkaran dengan cara-cara yang benar. Perjuangan Imam Hssein ini adalahperjalanan mahluk kepada TuhanNya (perjuangan spiritual) yangmeliputi dimensi Spiritual-Intelektual-Sosial.Terkait perjalanan ini,Mulla Sadra mengungkapkan bahwa perjalanan puncak manusia sempurna adalah perjalanan ke 4 yaitu perjalanan dari makhluk ke makhluk bersama al-Haq (al-safar fi al-khalq bi al-Haq) atau perjalanan yang dilakukan sosok insan kamil (manusia sempurna) untuk mengajak mahluk yang lain menuju Tuhan.Perjalanan keimamahan/kekhalifahan Imam Husein ini dalam metode perjuangannya tidaklah menggunakan ikatan struktural tapi melalui ikatan kultural dan intelektual, dimana masyarakat (ummah) mengikuti pemimpinnya (imamah) bukan karena keterpaksaan dan hegemoni kekuatan tapi karena kesadaran dan ikatan pengetahuanserta ideologi.
Beberapa pengamat dan aktivis perdamaian dunia dari Barat yang mencoba memahami perjuangan Imam Hussein dan perjuang-pejuang kemanusiaan lainnya di dunia selalu mengalami kesulitan. Sebab,para ilmuwan perdamaian dalam konteks kekinian ini melepaskan satu pandangannya yaitu Tuhan, hal ini wajar mengingat disiplin ilmu di Barat yang Positivistik telah melepaskan keberyakinan mereka terhadap metafisika(Tuhan, Ruh,dll) sebagai sebuah kebenaran, bahkan pendekatan Posmodernisme sebagaimana yang diusung oleh McGregor pun hanya membawa relasi perdamaian pada diri sendiri, manusia lain dan alam, tapi tidak mencantumkan pada Tuhan di sana.

Dalam penjelesannya terkait relasi Manusia, Allamah Taqi Ja'fari,filsuf Muslim Iran menjelaskan bahwa manusia itu memiliki empat relasi didalam hidupnya.Pertama adalah manusia dengan Tuhan, kedua manusia dengan dirinya sendiri, ketiga manusia dengan manusia yang lain dan keempat adalah manusia dengan alam, pandangan holistik-integralistik yang ditawarkan oleh Islam melalui penjelasan Allamah Taqi Ja'fari inipun telah menggambarkan prinsip universal hubungan manusia yang jika diwujudkan akan membentuk pribadi-pribadi tangguh dalam menegakkan kebenaran, keadilan dan perdamaian.
Seperti ungkapan Kasturba Gandhi (Isteri dari Gandhi) yang  berkata,"Tak mungkinlah Gandhi bisa melakukan semua hal ini (perjuangan suaminya dalam penegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan melawan penjajah Inggris) jika tidak menjalankannya untuk menuju Tuhan, begitu juga ucapan Ayatollah Khomeini yang berkata bahwa kemenangan Revolusi Islam Iran ini berkat bantuan Allah Swt, dan sebagaimana gambaran ini tersampaikan melalui Do'a Imam Hussein: ya Allah, Sungguh aku puas dengan ketetapanMu ini dan aku pasrah padaMu dan perintahMu ya Allah, tiada tuhan selain-Mu, oh Allah Tuhanku yang menolong manusia ketika berada dalam kesulitan.

Sebagai penutup saya akan mengutip dua tokoh yaitu Soekarno dan Ali Syari'ati:
Soekarno berkata, "Husein adalah panji berkibar yang diusung oleh setiap orang yang menentang kesombongan di zamannya, dimana kekuasaan itu telah tenggelam dalam kelezatan dunia serta meninggalkan rakyatnya dalam penindasan dan kekejaman."

Ali Syariati berkata, "Hari ini (10 Muharram), syuhada mengumandangkan pesan-pesan mereka dengan darah mereka. Sungguh, posisi mereka berseberangan dengan posisi mereka! Mereka mengajak orang-orang yang duduk berpangku tangan untuk segera bangkit! sementara kita tetap tidak sudi mendengarkan nasihat-nasihat mereka dan hanya bisa menangisi kepergian Al-Husein." (IRIB Indonesia/PH) 

CSM: Iran Memanupulasi Data GPS pada ScanEagle



Christian Science Monitor dalam laporanannya menulis, para ahli Iran mendaratkan pesawat tanpa awak Amerika Serikat dengan mengubah data-data GPS pada pesawat tersebut.

FNA (4/12) melaporkan, Christian Science Monitor dalam laporan terbarunya menganalisa metode yang digunakan pasukan angkatan laut Padaran untuk menangkap pesawat tanpa awak ScanEagle di perairan Teluk Persia.

Memperingati satu tahun penangkapan pesawat tanpa awak RQ170 "Sentinel" oleh pasukan Iran, Panglima Angkatan Laut Pasdaran, Laksamana Ali Fadavi, mengkonfirmasikan penangkapan pesawat tanpa awak ScanEagle.

Christian Science Monitor memperkirakan bahwa cara yang digunakan pasukan Iran untuk menjebak ScanEagle adalah dengan memanipulasi data GPS pada pesawat tersebut.

Menurut laporan yang ditulis oleh Peterson itu, jika klaim Iran menangkap pesawat tanpa awak itu benar, maka Republik Islam berhasil menggunakan cara yang sebelumnya digunakan untuk menangkap drone RQ170.

Peterson berpendapat, dengan memanipulasi data-data GPS, pasukan Iran memaksa pesawat itu mendarat di wilayah Iran. (IRIB Indonesia/MZ)

Pasdaran: Sekuat Apapun Militer AS, Iran Menggagalkan Semua Rencananya


Panglima Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) menyatakan penangkapan drone ScanEagle membuktikan kelemahan Amerika Serikat dalam berhadap-hadapan dengan Iran.

Brigadir Jenderal Hossein Salami Selasa (4/12) mengatakan, "Kegagalan baru AS dalam operasi mata-mata pesawat tanpa awak ini menunjukkan bahwa pemerintah AS, meski memiliki kekuatan besar di bidang militer dan ekonomi serta dominasinya pada tatanan politik dunia, tidak mampu menghadapi Republik Islam, dan Iran dengan mudah dapat menggagalkan semua rencananya."

Jenderal Pasdaran ini menekankan bahwa Iran berhasil menggagalkan plot musuh di saat mereka memberlakukan sanksi anti-Republik Islam. "Seandainya Amerika AS yang menghadapi sanksi seperti ini, maka negara itu akan runtuh dalam sehari," kata Salami.

Sebelumnya pada hari yang sama, mengkonfirmasikan penangkapan sebuah pesawat tanpa awak Amerika Serikat oleh pasukan angkatan laut Pasdaran di kawasan Teluk Persia.

Drone ScanEagle, pesawat bersayap tiga meter itu merupakan pesawat tanpa awak buatan yang memiliki durasi terbang paling lama produksi Insitu, anak perusahaan Boeing.

Situs Wall Street Journal dalam laporannya Ahad 2 Desember 2012 mengutip keterangan seorang pejabat AS yang mengatakan bahwa Washington telah meningkatkan operasinya memata-matai instalasi nuklir Bushehr di selatan Iran "selama dua bulan terakhir."

Setahun lalu, Iran juga berhasil mendaratkan pesawat tanpa awak RQ-170 "Sentinel" yang terbang menyusup wilayah udara Republik Islam di kota Kashmar, sekitar 140 mil (225km) dari perbatasan Afghanistan.

Bulan lalu, pasukan Iran mengusir pesawat tanpa AS yang berusaha menerobos wilayah udara Republik Islam di perairan Teluk Persia. (IRIB Indonesia/MZ)

Washington Enggan Mengakui Penangkapan ScanEagle oleh Iran



Berita penangkapan pesawat tanpa awak ScanEagle Amerika Serikat oleh Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) telah menjadi berita utama di berbagai media dunia. Namun para pejabat Washington menunjukkan sikap pasif sama seperti ketika pasukan Iran berhasil menangkap "Sentinel" atau RQ170.  

Humas Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) Selasa (4/12) mengkonfirmasikan penangkapan sebuah pesawat tanpa awak Amerika Serikat oleh pasukan angkatan laut Pasdaran di kawasan Teluk Persia.

Laksamana Ali Fadavi, Komandan Pasukan Angkatan Laut Iran mengatakan, ScanEagle biasanya diterbangkan dari atas kapal besar.

Berita pencidukan pesawat tanpa awak ScanEagle produksi Boeing ini langsung menjadi headline di berbagai media dunia.

Sama seperti ketika pasukan Iran berhasil menangkap pesawat mata-mata canggih Amerika Serikat RQ170 atau Sentinel, para pejabat Washington bungkam dan enggan berkomentar terkait penangkapan drone ScanEagle kali ini.

Jason Salata, juru bicara Armada Kelima Amerika Serikat di Bahrain, ketika diserbu pertanyaan para wartawan, menepis berita penangkapan drone ScanEagle oleh Pasdaran, namun dia mengakui bahwa beberapa waktu lalu, satu unit pesawat ScanEagle hilang. (IRIB Indonesia/MZ)

Ayatullah Amoli: Asyura Pelengkap Ajaran Nabi dan Ahlul Bait as



Ayatullah Javadi Amoli menyinggung peristiwa Asyura, pengaruhnya dan berbagai peristiwa setelahnya, seraya menyatakan, "Jangan sampai peringatan duka kesyahidan cucu Rasulullah Saw hanya berhenti pada masalah-masalah afeksi dan tangisan saja."

Ayatullah Javadi Amoli menyebut gerakan kebangkitan Asyura dan hikmah di dalamnya merupakan pelengkap ajaran Nabi dan para imam maksum as dan mengatakan, "Harus ada orang yag mengajarkan jihad, kebebasan, pembebasan, keamanan, kehormatan dan kesyahidan kepada masyarakat."

Di bagian lain, Ayatullah Javadi Amoli menyinggung perjuangan warga Gaza dan mengatakan, "Muqawama rakyat di kawasan merupakan berkah dari peristiwa Asyura dan Imam Husein as di padang Karbala berkata:

«إن لم يكن لكم دين و كنتم لاتخافون المعاد فكونوا أحراراً في دنياكم هذه»

(jika kalian tidak memiliki agama dan tidak takut pada hari kiamat, maka jadilah kalian orang-orang yang bebas di dunia kalian ini)

Ungkapan Imam Husein as ini bukan hanya untuk orang-orang Syiah melainkan mencakup semua kaum Sunni maupun Kristen. Dan di belahan dunia manapun terjadi perlawanan melawan kebatilan, maka nama Husein bin Ali as akan bersinar."(IRIB Indonesia/MZ)

Ayatullah Gorgani Prihatin Atas Kondisi Syiah Indonesia



Ayatullah Alavi Gorgani menyatakan prihatin atas kondisi warga Syiah Indonesia.

Hawzah News (4/12) melaporkan, di depan para panglima Pasdaran, Ayatullah mengatakan, "Rasulullah Saw adalah teladan untuk umat manusia dan beliau menyeru umat menuju Allah Saw dan untuk beragama dengan perilaku, amal dan ungkapan beliau."

Beliau menegaskan, "Sejumlah orang hanya berkata bijak, akan tetapi jika kita melihat pada amal mereka, tidak ada kebaikan yang kita saksikan di dalamnya."

Di bagian lain pernyataannya, Ayatullah Gorgani mengatakan, "Jika musuh mampu merampas agama masyarakat, maka sesungguhnya mereka telah berhasil merampas semua yang dimiliki masyarakat, akan tetapi jika masyarakat mampu mempertahankan agama mereka, maka tidak aka ada gangguan apapun yang dapat mengusik mereka."

Ayatullah Gorgani di akhir pernytaannya menyinggung kondisi warga Syiah di Indonesia dan mengatakan, "Kondisi Syiah Indonesia dilaporkan sangat memprihatinkan."

"Mereka dikurung di sebuah lapangan olahraga hanya karena mereka Syiah dan mereka tidak mendapatkan air dan makanan," tutur beliau.(IRIB Indonesia/MZ)

Mengungsi, Tapi Bukan Pengungsi



Dina Y. Sulaeman*

Suasana Ardallah, sebuah kota wisata di Palestina, siang itu terasa kelabu. Halaman kafe Fardous penuh dengan orang-orang dan radio dibunyikan dengan volume penuh. Terdengar musik mengalun. Mereka semua menantikan berita tentang Sidang Umum PBB yang akan menentukan nasib mereka.
Tiba-tiba musik berhenti dan terdengar suara penyiar, "PBB telah mengesahkan resolusi terhadap pembagian Palestina."
Orang-orang tercekat seakan-akan ada orang yang memasang tali gantung ke leher mereka.
Penyiar meneruskan, "Kota suci Jerusalem dan sekitarnya menjadi hak internasional. Mandat Inggris akan berakhir dan Inggris akan pergi Agustus mendatang."
"Gila!"Yousif mendengar Salman berseru di belakangnya..
"Hasil pemungutan suara yang mengejutkan telah keluar. 33 anggota mendukung resolusi, 3 menolak, dan 10 abstain."
"Delegasi negara-negara Arab sangat terkejut,"penyiar meneruskan, "melihat bagaimana AS telah memaksa negara-negara lain mendukung pembagian Palestina. Bahkan negara besar seperti Prancis diancam tidak lagi menerima bantuan luar negeri AS kalau tidak mendukung pembagian."

Kejadian di atas adalah kutipan (dengan sedikit editan untuk mempersingkat) dari novel My Salwa, My Palestine karya penulis Palestina, Ibrahim Fawal. Selanjutnya, tokoh Yousif dan keluarganya serta seluruh penduduk Arab di Ardallah diusir dari rumah-rumah mereka oleh pasukan Zionis dan orang-orang Yahudi yang semula tetangga mereka sendiri. Mereka menempuh perjalanan kaki yang sangat jauh, terpencar-pencar satu sama lain, sebagian jatuh sakit dan meninggal, lalu akhirnya menetap di pengungsian.

Tokoh Yousif dalam novel itu  mungkin rekaan semata. Namun, kejadian pengusiran itu nyata dan dicatat dalam sejarah. Segera setelah Resolusi 181 disahkan PBB tahun 1947,  kelompok-kelompok sipil militan Yahudi seperti Haganah segera melakukan operasi pengusiran orang Arab dari wilayah yang menjadi ‘jatah' Israel. Ilan Pappe, sejarawan Yahudi, dalam bukunya menulis bahwa pada 10 Maret 1948, dua bulan sebelum proklamasi "kemerdekaan" Israel, para pemimpin Zionis berkumpul di Tel Aviv dan menyetujui Rencana Dalet.  Melalui rencana ini, lebih dari 13 operasi militer bawah tanah dilancarkan. Berikut ini bunyi instruksinya:

Operasi-operasi ini dapat dilaksanakan dalam bentuk berikut ini: menghancurkan desa-desa (dengan membakar, meledakkan, dan menanam ranjau di reruntuhan desa itu)... atau menyisir kawasan pegunungan dan melakukan operasi pengontrolan dengan mengikuti petunjuk ini: mengepung desa-desa dan melakukan pencarian di dalam desa-desa itu. Bila ada perlawanan, kekuatan bersenjata harus dilenyapkan dan penduduk desa diusir hingga keluar dari perbatasan negara.
--Plan Dalet, 10 Maret 1948

Taktik pembersihan etnis Arab oleh Israel antara lain: desa-desa dikepung dari tiga arah dan arah keempat dibuka untuk pelarian dan evakuasi. Dalam  beberapa kasus, taktik ini tidak berhasil karena para penduduk desa tetap tinggal di dalam rumah-rumah mereka. Dalam kondisi seperti inilah dilakukan pembunuhan massal. Hingga tahun 1954, total 80% orang Palestina yang tinggal di kawasan ‘jatah' Israel telah terusir dan hidup di pengungsian hingga kini. Kawasan jatah Israel pun, yang oleh PBB ditetapkan 56,5% kini telah meluas menjadi 77% dan upaya ekspansi terus berlanjut hingga hari ini.

Para pengungsi Palestina melalui musim dingin di tenda-tenda yang disediakan oleh para sularelawan; hampir semua lokasi pengungsian ini akhirnya menjadi tempat tinggal permanen mereka sampai hari ini. Satu-satunya harapan bagi para pengungsi saat itu adalah Resolusi PBB nomor 194 (11 Desember 1948) yang menjanjikan bahwa mereka akan segera dipulangkan ke rumah masing-masing; resolusi itu adalah salah satu dari sekian banyak janji yang dibuat oleh masyarakat internasional untuk bangsa Palestina, yang tidak pernah dilaksanakan hingga hari ini.

Selain itu, ada orang-orang Arab yang masih ‘tersisa' di dalam wilayah yang menjadi jatah Israel. Mereka kini tercatat sebagai warga Israel, meski sangat didiskriminasi. Untuk mencari nafkah, mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar yang enggan dilakukan warga Yahudi. Israel memang membangun tempat tinggal baru untuk orang-orang Arab itu, tapi di tempat lain, bukan di tanah milik mereka sendiri. Inilah relokasi versi Israel: tanah dan rumah penduduk Arab dirampas, lalu mereka diberi ganti tempat tinggal dengan kondisi yang mengenaskan. Israel menetapkan hukum law ofreturn: mengizinkan orang Yahudi untuk ‘kembali' dan menjadi warga Israel dengan diberi berbagai fasilitas istimewa; tetapi pada saat yang sama, mengabaikan right of return orang-orang Arab ke tanah dan rumah mereka.

UNHCR mengategorikan orang-orang seperti ini dengan istilah Internally Displaced Person (IDP). IDP tidak sama dengan pengungsi, karena mereka tidak melintas batas negara. Mereka mengungsi (atau tepatnya, diusir dalam tempat tinggal asal), dan terpaksa hidup di tempat lain, meski tetap berada dalam wilayah yang sama. Mereka mengungsi, tapi tidak bisa disebut pengungsi. Menurut aturan UNHCR, mereka tetap menjadi tanggung jawab pemerintah Israel, meskipun justru Israel sendiri yang menyebabkan mereka jadi pengungsi. Artinya, kezaliman terhadap IDP tidak bisa diutak-atik orang luar. Untuk membantu pengungsi yang benar-benar pengungsi (refugees), ada banyak organisasi sosial internasional yang bisa turun tangan. Tapi upaya membantu IDP akan bertabrakan dengan tembok ‘kedaulatan negara' dan jargon ‘dilarang mencampuri urusan internal negara lain.'

IDP bukan hanya ada di Israel. IDMC (The Internal Displacement Monitoring Centre) mencatat, di seluruh dunia ada sekitar 26.400.000 orang yang terpaksa menjadi IDP: secara de juremerekaberstatus warga negara, tetapi secara de facto mereka adalah pengungsi. Mereka adalah korban konflik dan kekerasan di sekitar 60 negara, antara lain Bosnia, Chad, Kolombia, Kongo, Afganistan. Algeria. Angola, Armenia, Azerbaijan, India, Irak, Syria, Kosovo, Somalia, Sudan, Libya, Myanmar, Somalia, dan, jangan kaget, Indonesia.

IDMC mencatat ada 180.000 orang Indonesia yang berstatus IDP. Mereka antara lain berada di Aceh, Makasar, Bima, Maluku, Flores, Poso, Papua, dan Madura. Perhatian pemerintah terhadap mereka sangat minim, bahkan cenderung mengabaikan. Padahal, seharusnya sebagaimana dinyatakan oleh UNHCR, IDP adalah tanggung jawab pemerintah. Warga Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, misalnya, yang pada 26 Agustusdiserang dan diusir dari desa mereka oleh kelompok-kelompok fanatik garis keras, hingga kini masih hidup di GOR Sampang. Mereka tidak  bisa kembali ke tanah mereka (rumah mereka sudah habis dibakar massa) karena dilarang oleh pemerintah daerahnya sendiri. Beritaprotes.com (2/12/12) merilis berita bahwa GOR Sampang kini menjadi semacam penjara besar untuk hampir 200 orang ‘pengungsi' (IDP) itu. Akses keluar-masuk GOR dihambat, suplai makanan dan air pun sangat terbatas. Kondisi para pengungsiyang sepertiganya adalah bayi dan balita menjadi kian miris. Berdalih tak punya uang, pemerintah Sampang menghentikan suplai makanan. Bukannya memulihkan hak mereka untuk kembali (right of return) Pemda malah mendesak pengungsi agar mau direlokasi.

Membaca berita ini, agaknya bangsa ini perlu introspeksi diri. Bangsa ini dengan penuh semangat menggalang dana untuk membantu bangsa Palestina yang terjajah, mengirim tim-tim relawan, membangun rumah sakit, dll. Tentu sangat ironis bila di kampung halaman sendiri ada saudara sebangsa yang berstatus IDP. Membela Palestina itu harus, tapi saudara sebangsa yang terzalimi pun jangan sampai diabaikan.(IRIBIndonesia/PH)
*magister Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Research Associate of Global Future Institute (irib)

Sekelompok Preman Berjubah Hentikan Peringatan Asyura di Makassar

Peringatan Asyura yang diadakan oleh komunitas pecinta Ahlul Bait di Makassar dihentikan oleh aksi garang sekelompok orang berpakaian putih-putih. Alasan penyerangan mereka, karena MUI tahun 2005 telah memfatwakan Syiah sesat. 
 Sekelompok Preman Berjubah Hentikan Peringatan Asyura di Makassar
Menurut Kantor Berita ABNA, setelah sebelumnya gagal menghentikan peringatan Asyura yang diadakan IJABI dan beberapa yayasan Ahlul Bait di Makassar Jum'at (23/11), sekelompok massa yang menolak disebut dari Front Pembela Islam (FPI) menyerang komunitas pecinta Ahlul Bait yang sedang melakukan peringatan Asyura di Gedung Pusat Penelitian Universitas Hasanuddin Makassar Ahad (25/11). Peringatan Asyura tersebut merupakan lanjutan dari aksi solidaritas Makassar untuk Palestina yang diadakan di Fly Over Graha Pena dengan tema "Derita Tanpa Ujung dari Karbala ke Gaza". Acara yang dimulai pukul sembilan pagi hingga pukul sebelas tersebut berjalan lancar tanpa gangguan.
Setelah melakukan aksi solidaritas dukung Palestina, rombongan bergerak ke kampus UNHAS untuk menyelenggarakan peringatan Asyura. Namun tanpa diduga, gedung yang semalam suntuk telah dipersiapkan panitia bahkan telah dilunasi biaya penyewaannya tersebut ternyata telah disegel dan mereka dilarang masuk. Pihak Rektorat UNHAS secara sepihak melakukan pembatalan dengan alasan ada ancaman dari ormas yang tidak menyukai penyelenggaraan peringatan Asyura dilakukan di tempat itu.
Tanpa kejelasan, pantia akhirnya memutuskan melakukan acara di depan gedung meskipun pegawai gedung meminta acaranya harus cepat atau sebaiknya ditiadakan karena akan ada berita penyerangan dari FPI atau Ormas Islam. Meskipun diadakan di depan gedung yang tanpa kursi sehingga jama'ah yang hadir hanya bisa berdiri, acara peringatan Asyura tersebutpun berlangsung, dibuka dengan lantunan paduan suara dari anak-anak Bahrain yang menyenandungkan syair-syair al Husaini di altar gedung. Lantunan lagu yang penuh haru itu diiringi isak tangis jama'ah yang betapa tidak, untuk sekedar memperingati kesyahidan Imam Husain cucu nabi di padang Karbala mereka harus melakukannya dalam kondisi terancam.
Acara selanjutnya, Ust. Rusli Malik didaulat untuk menyampaikan ceramah Asyura. Dalam ceramahnya, muballigh nasional tersebut memesankan jama'ah yang hadir untuk memiliki kesabaran yang kuat dalam menghadapi cobaan, sebab kesabaran adalah diantara ciri orang-orang beriman. Ketika giliran ust. Husain Sahab hendak menyampaikan ceramahnya, datanglah berbondong-bondong sekelompok massa yang berpakaian putih-putih dan celana di atas mata kaki. "Mereka adalah saudara-saudara kita, mari kita sambut mereka.." ucap ust. Husain Sahab, namun kelompok yang berjumlah kurang lebih 30 orang tersebut malah berbuat gaduh meneriakkan takbir sambil memekikkan "Bubarkan Syiah!". Bahkan diantara mereka ada yang berteriak, "Syiah sesat berdasarkan fatwa MUI 2005!". Sementara MUI tidak sekalipun mengeluarkan fatwa yang menyatakan Syiah sesat apalagi itu tahun 2005.
Menghindari bentrok dan ekses negatif yang tidak diinginkan, terlebih lagi puluhan preman berjubah tersebut semakin garang meneriakkan ancaman, "Nanti kami akan Sampangkan kalian!!!" akhirnya panitia mengakhiri peringatan Asyura yang baru berlangsung 25 menit tersebut.
"Sangat kami sayangkan, Polisi datang terlambat untuk memberi pengamanan. Kami bisa saja menghalau mereka karena hanya 30 orang, tetapi kami diminta untuk bersabar dibanding membalas perlakuan buruk mereka. " Ujar salah seorang panitia.  

Dunia Islam Bersatu, AS dan Israel Tersingkir

Ayatullah Emami Kashani mengisyaratkan konspirasi yang digelar Amerika Serikat dan Rezim Zionis Israel terhadap Islam dan mengingatkan, jika Dunia Islam bersatu maka AS dan Israel tidak akan mendapat tempat di kawasan.

 
 Dunia Islam Bersatu, AS dan Israel Tersingkir
Menurut Kantor Berita ABNA, Khatib shalat Jumat Tehran, Ayatullah Muhammad Emami Kashani mengatakan, Rezim Zionis Israel dan pendukungnya di perang 8 hari Jalur Gaza mengalami kekalahan telak dari kubu muqawama.
Ayatullah Emami Kashani di khutbah shalat Jumatnya di Tehran mengutuk agresi brutal Israel ke Jalur Gaza. "Rezim ilegal ini dengan dukungan penuh sejumlah negara Arab dan Islam serta Amerika Serikat kembali menyerang Gaza, namun resistensi bangsa Palestina di Gaza berhasil membendung brutalitas Israel sehingga rezim Tel Aviv gagal meraih tujuannya," tandas Ayatullah Emami Kashani.
Khatib shalat Jumat Tehran menekankan bahwa perang 8 hari Rezim Zionis terhadap bangsa Palestina di Jalur Gaza hanya meninggalkan noktah hitam bagi Israel  dan pendukungnya, khususnya Amerika Serikat. "Kebuasan dan kekejaman rezim ilegal Israel di perang ini sangat transparan bagi masyarakat internasional," tandas Ayatullah Emami Kashani.
Ayatullah Emami Kahsani di bagian lain khutbahnya menyinggung konspirasi musuh terhadap bangsa dan pemerintah Suriah. "Musuh-musuh muqawama berusaha merusak front muqawama di kawasan dengan mengirim senjata kepada kelompok teroris  demi kepentingan Rezim Zionis, namun mereka kembali menelan kekalahan pahit," kata Ayatullah Emami Kashani.
Ayatullah Emami Kashani juga mengisyaratkan konspirasi yang digelar Amerika Serikat dan Rezim Zionis Israel terhadap Islam dan mengingatkan, jika Dunia Islam bersatu maka AS dan Israel tidak akan mendapat tempat di kawasan.
Di khutbahnya, Ayatullah Emami Kashani juga menyinggung kebangkitan Imam Husein as melawan kezaliman. "Gerakan yang digalang Imam Husein adalah jalan yang terang, terorganisir dan penuh dengan ketauhidan," tandas Ayatullah Emami Kashani. (IRIB Indonesia)

Saya Salut dengan Ketegaran Muslim Syiah Indonesia

"Kalau agama seseorang telah direbut musuh dari dirinya, maka apapun yang dimilikinya akan dengan mudah direbut pula. Namun jika seseorang mampu menjaga agamanya, apapun yang diperbuat musuh tidak bisa mencelakakannya." 
 Saya Salut dengan Ketegaran Muslim Syiah Indonesia
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Alawi Ghurgani, selasa (4/12) dalam pertemuannya dengan para petinggi dan staf Pasukan Garda Revolusi Islam menyatakan, "Nabi Muhammad saw adalah suri tauladan terbaik bagi umat manusia. Beliau mengajak dan berdakwah kepada umat manusia menuju Tuhan dengan perbuatan, perkataan dan amal yang menakjubkan."
Ulama marja taklid tersebut kemudian menyinggung sebagian dari pendakwah hanya mengajak dengan perkataan namun mereka sendiri tidak mengamalkannya. "Sebagian da'i pandai dalam berbicara, pilihan kata-katanya bagus, namun ketika tidak memberikan perhatian sepenuhnya pada pengamalannya. Dari dia tidak tampak amal yang baik. Sementara para Aimmah as menegaskan pentingnya ilmu berbarengan dengan amal." Ucap beliau.
Ruhaniawan dalam pandangan ulama Iran ini adalah sebagai penegak amar ma'ruf dan nahi mungkar. Beliau berkata, "Kehadiran ruhaniawan di kota-kota dan desa-desa adalah diantara penyebab tentramnya kehidupan masyarakat. Sebab masyarakat menjadikan tindak tanduk ruhaniawan itu sebagai contoh dalam kehidupan keseharian mereka."
"Nabi Muhammadd Saw, dalam mengajarkan Islam senantiasa dengan memberikan contoh dan tauladan. Dalam pengerjaan shalat dan manasik haji, nabi lebih dulu memberi contohnya kemudian mengajak orang-orang buat mengikutinya. Tidak sekedar mengajak dengan ucapan semata. Karenanya sudah semestinya kita menjadikan nabi saw dan aimmah as sebagai suri tauladan termasuk dalam metode mendakwahkan agama yang hak ini." Tambahnya.
Guru besar Hauzah Ilmiyah Qom Republik Islam Iran tersebut berkaitan dengan tugas dan amanah yang diemban kesatuan militer menyatakan, "Militerpun memiliki kewajiban yang sama, sebab tugasnya lebih berat. Dalam menjaga Negara dari ancaman musuh, tegaknya wilayatul faqih dan tetap terjaganya semangat revolusi Islam, militer juga harus menjadi suri tauladan dalam perkataan, sikap dan amal. Sebab tanpa keteladanan, musuh dapat dengan mudah melemahkan semangat revolusi dan merusak tatanan Negara."
Hadhrat Ayatullah Alawi Ghurgani kemudian menegaskan, rakyat dan pemerintah harus terus menjaga persatuan dan kebersamaan untuk menjaga jalannya revolusi. Beliau berkata, "Pihak anti revolusi bersama dengan musuh-musuh dari luar pada hakikatnya takut dengan keimanan dan keyakinan rakyat Iran terhadap ajaran Islam yang sedemikian kokoh dan kuat. Karena itu selain berusaha merusak tatanan Negara dengan menimbulkan kekacauan dan menebar terror mereka juga menghembuskan syubhat-syubhat untuk merusak keyakinan masyarakat."
Diakhir ceramahnya, ulama besar Iran ini menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi warga Syiah Sampang Indonesia yang masih terkatung-katung di pengungsian tanpa adanya ketegasan dari pemerintah mengenai nasib mereka kedepan. Namun beliau juga tetap menyatakan kesalutan dan rasa bangganya terhadap warga Syiah dipengungsian yang tetap tegar menjaga aqidah mereka, meskipun telah mendapat tekanan dan paksaan dari ulama setempat bahkan bantuan air minum dan dan makanan telah diputus untuk mereka sejak awal November.
Beliau mengatakan, "Kalau agama seseorang telah direbut musuh dari dirinya, maka apapun yang dimilikinya akan dengan mudah direbut pula. Namun jika seseorang mampu menjaga agamanya, apapun yang diperbuat musuh tidak bisa mencelakakannya."

Nasib Pengungsi Syiah Sampang, ke Mana Pemerintah?

Bantuan makanan dan minuman untuk pengungsi warga Syiah di GOR Sampang, Jawa Timur, dihentikan sejak awal bulan November. Akibatnya pengungsi sebagian terpaksa berpuasa.

 
 Nasib Pengungsi Syiah Sampang, ke Mana Pemerintah?
Menurut Kantor Berita ABNA, Nasib sekitar 274 jiwa pengungsi warga Syiah asal Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan warga Desa Bluuran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, kini tidak jelas.
Mereka sudah berada di tempat pengungsian di GOR Tenis Sampang sekitar tiga bulan tanpa ada solusi yang menguntungkan dari pemerintah. Pemerintah justru terkesan melakukan pembiaran dengan menghentikan suplai air bersih dan makanan sejak beberapa waktu lalu.
Hal ini diungkapkan kakak kandung Tajul Muluk (pimpinan kelompok Syiah), Iklil Al Milal, Kamis (22/11/2012), di Gedung Kompleks Parlemen Senayan. "Intinya kami mempertanyakan sampai kapan kami tinggal di GOR. Kami tidak merasakan kasih sayang Pemda," ucap Iklil.
Iklil menuturkan, sejak dua hari lalu, pengungsi mulai mengalami kesulitan mencari makanan dan air bersih. Bantuan pemerintah daerah atas kedua kebutuhan warga itu sudah mulai dihentikan tanpa ada alasan yang pasti.
Dengan kondisi seperti itu, Iklil mengatakan, para pengungsi pun harus patungan membeli air dan makanan seadanya. Padahal, uang tunai yang dimiliki pengungsi pun kian menipis lantaran pengungsi tidak bisa bekerja menanam tembakau.
Para pengungsi pun, lanjut Iklil, sulit melakukan hubungan intim suami-istri. "Meski ada bilik asmara, tetapi pengungsi itu malu, apalagi mereka merasa itu seperti hotel. Kami hanya ingin segera pulang," imbuh Iklil.
Solusi relokasi
Sementara itu, Koordinator Kontras Surabaya Andy Irfan menuturkan, solusi yang ditawarkan pemerintah tidak menguntungkan para pengungsi. Ada tiga solusi yang ditawarkan, tetapi semuanya terkait relokasi kelompok Syiah dari Sampang.
Solusi relokasi, kata Andy, menunjukkan pemerintah masih melihat konflik Syiah-Sunni di Sampang dari perspektif konflik keluarga antara dua pimpinan kelompok itu, yakni Tajul Muluk dan Rois.
Padahal, Andy menjelaskan pangkal permasalahan kasus ini bermula dari fatwa sesat yang diterima kelompok Syiah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
"Selama fatwa itu tidak dicabut, kelompok Syiah akan terus ditindas. Pemerintah juga selama ini tidak ada dialog, langsung menawarkan solusi relokasi. Kementerian Agama praktis tidak berbuat apa-apa," ucap Andy.
Bantuan warga Sunni
Sementara itu, Iklil menjelaskan selama ada di pengungsian, pihaknya bertumpu pada bantuan dan sumbangan masyarakat dan LSM. Iklil pun mengaku sumbangan itu juga berasal dari warga Sunni yang dulu bertetangga dengan warga Syiah.
"Mereka (Sunni) kan dulu tetangga kami, mereka masih suka datang ke GOR pengungsian untuk memberikan bantuan atau dukungan moral bagi kami. Kami sendiri sebenarnya tidak masalah dengan mereka, kami baik-baik saja," ucap Iklil.
Namun, Iklil menduga kebencian terhadap kelompok Syiah dimotori oleh para ulama setempat sehingga warga Sunni terprovokasi. "Siapa lagi yang mampu menggerakkan mereka selain ulama? Selama ini kami baik-baik saja dengan mereka (Sunni)," tutur Iklil.

Kontras: 26 Warga Syiah Dipaksa Pindah Akidah

Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya mencatat setidaknya ada 26 warga Syiah yang dipaksa untuk menandatangani pernyataan berpindah keyakinan.

Menurut Andy Irfan, Koordinator Kontras Surabaya, pemaksaan dilakukan terhadap sembilan kepala keluarga yang mewakili sebanyak 26 warga Syiah. "Sembilan orang ini pada tanggal 1 November lalu dipaksa tanda tangan pindah keyakinan dan bertobat," kata Andy kepada Tempo, Senin, 5 November 2012.
Surat pernyataan atau ikrar baiat tersebut berisi tiga pernyataan yaitu, bertobat dan kembali keahlussunnah wal jamaah, menjalankan keyakinan ahlussunnah, serta berjanji ikuti arahan ulama ahlussunnah.

Pemaksaan pindah keyakinan dilakukan di hadapan puluhan pejabat dan ulama sampang. "Perangkat desa, kecamatan, bakesbangpol, bahkan polisi turut jadi saksi pemaksaan ini," kata Andy.
Menurut Andy, pemaksaan pindah keyakinan melanggar Pasal 28E dan 28 i UUD 1945 amandemen ke-2 dan Pasal 22 UU Nomor 39 Tahun 2009 tentang Hak Asasi Manusia. Kontras mendesak pemerintah menghentikan segala upaya yang berujung pada pemaksaan keyakinan.

"Pemerintah tidak boleh tunduk pada segelintir tokoh agama yang selalu menyiarkan kebencian terhadap aliran kepercayaan lain," kata dia. Andy juga minta pemerintah memberikan jaminan terkait ketersediaan bantuan makanan bagi warga syiah selama mereka berada di lokasi pengungsian.
Badan Silaturahmi Ulama dan Pesantren Madura mengakui pihaknya getol melakukan dakwah untuk “meluruskan pemahaman akidah warga Syiah Sampang. “Dulu mereka ini ahlussunnah, tapi kena tipu daya, dan sekarang kita kembalikan lagi," kata Nailul kepada Tempo.
Untuk mengembalikan ideologi para penganut Syiah ini, ulama Basara mendatangi langsung tangsi pengungsian warga Syiah di Gedung Olahraga Sampang. Menurut Nailul, ulama sudah meminta izin Gubernur Jawa Timur untuk mendapatkan akses langsung masuk ke dalam lokasi pengungsian.
Selain mengembalikan ideologi penganut Syiah, para ulama menyatakan akan terus mengawal para pengikut Syiah sehingga bisa kembali untuk menganut Islam sesuai ajaran guru-guru terdahulu dari masyarakat Madura. "Dulu, Madura itu agamanya, ya, Sunni, jadi sudah tugas kami mengembalikan akidah mereka," ujarnya.
Bantuan makanan dan minuman untuk pengungsi warga Syiah di GOR Sampang, Jawa Timur, dihentikan sejak awal bulan November. Akibatnya pengungsi sebagian terpaksa berpuasa.
Kebijakan itu dikecam Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya. Menurut KontraS, tindakan pemerintah dalam menghentikan pasokan bantuan makan dan minum untuk pengungsi Syiah di GOR Sampang melanggar hak asasi manusia (HAM). Minimnya anggaran dinilai bukanlah alasan yang masuk akal. Pemerintah setempat dinilai hanya tidak memiliki niat baik dalam menyelesaikan konflik Syiah.
Koordinator Badan Pekerja KontraS Surabaya, Andy Irfan menjelaskan, jika pemerintah bertindak serius dalam melakukan resolusi konflik Syiah, maka akan disusun kebijakan khusus untuk menangani masalah minimnya anggaran untuk pengungsi Syiah.
"Ini hanya masalah itikad pemerintah menyelesaikan konflik saja, bukan masalah anggaran," katanya, Rabu (7/11/2012).
Menurut Andy, sudah seringkali pihaknya dan elemen masyarakat sipil memberikan masukan dan evaluasi kepada pemerintah, agar lebih berkomitmen dalam menangani kasus ini dengan mengedepankan perlindungan dan keadilan bagi korban sesuai dengan prinsip hak asasi manusia (HAM) dan Konstitusi RI.
"Akan tetapi tampaknya masukan dan evaluasi tersebut tidak pernah dipertimbangkan oleh pemerintah," terangnya.
Akibat berhentinya suplai makanan itu, pengungsi sampai-sampai memilih untuk berpuasa. Mereka berpuasa untuk berdoa kepada Allah SWT semoga pemerintah dan seluruh pihak yang selama ini menindas dan mengambil hak mereka secara dhalim segera mendapatkan petunjuk dari Allah untuk kembali bersikap adil.
Dalam konteks ini, KontraS mendesak pemerintah segera melakukan evaluasi atas tata kelola anggaran untuk pengungsi Syiah. "Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan anggaran yang dapat diaplikasi secara efektif, dan akuntabel dalam penanganan kasus sampang sehingga hak-hak korban tidak terabaikan. KontraS menilai kebijakan anggaran yang diterapkan pemerintah dalam penanganan pengungsi berpotensi mengorbankan hak-hak korban," pungkasnya.
Puluhan pengikut Syiah terpaksa mengungsi ke GOR Sampang semenjak meletus aksi kerusuhan disertai pembakaran pemukiman warga pengikut Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Juli lalu.
Jatah Makanan Keamanan Juga Dihentikan
Ratusan keamanan terdiri dari pasukan Brimob, Shabara Polda Jawa Timur dan Polres Sampang, yang melakukan penjagaan di lokasi konflik Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Bluuran, Kecamatan Karang Penang, sudah tidak mendapat jatah makan dari pemerintah setempat. Pasalnya anggaran untuk makan sudah habis.
Ratusan pasukan yang melakukan Bantuan Kendali Operasi (BKO) di area konflik tersebut, tetap semangat melakukan penjagaan dan patroli siang dan malam, meskipun bantuan makanan tidak terimanya. Padahal jadwal penjagaan keamanan di lokasi konflik yang meletus untuk kedua kalinya pada 25 Agustus lalu itu, baru akan ditarik ke baraknya masing-masing pada 31 Desember mendatang.
Kepala Bagian Operasional Polres Pamekasan Kompol Alfian Nurrizal, Rabu (7/11/2012) mengatakan, selaku petugas keamanan bukan alasan tidak adanya jatah makan kemudian tidak menjalankan tugas. Para petugas keamanan harus tetap memantau setiap perkembangan di lokasi konflik.
"Selama kita masih dibutuhkan untuk pengamanan, maka kita akan tetap bertugas dan tidak akan terpengaruh karena urusan perut," katanya.
Karena anggaran makan untuk ratusan keamanan dari pemerintah setempat sudah habis, maka dana yang digunakan sementara waktu dibantu dari Polda Jawa Timur.
"Dana yang kita pakai sampai 31 Desember mendatang masih dana talangan, karena sudah tidak ada alternatif lain," katanya.
Sebelumnya, aparat keamanan ini berjaga di lokasi konflik berdarah karena perbedaan paham antara Syiah dan anti-Syiah di dua desa, yakni Desa Karang Gayam dan Desa Bluuran. Konflik meletus yang kedua kalinya pada 25 Agustus lalu.
Akibat konflik itu, satu orang warga Syiah tewas dan satu luka parah akibat serangan kelompok anti Syiah. Sementara ratusan warga Syiah pasca-kejadian, langsung dievakuasi di lokasi penampungan gedung tenis indoor Sampang, Jawa Timur.

Dunia Islam dan Arab Harus Ubah Sikap Dalam Masalah Gaza

Negara-negara Islam khususnya negara-negara Arab harus mengubah perilaku dan sikap dalam masalah ini. Selain membantu rakyat Gaza yang pemberani dan terhormat meski tertindas itu, mereka harusnya berusaha mengakhiri blokade atas daerah ini. Umat Islam juga harus meneladani rakyat Gaza, bahwa resistensi dan kegigihan adalah satu-satunya jalan keselamatan dan kunci kemenangan menghadapi musuh-musuh Islam." 
 Dunia Islam dan Arab Harus Ubah Sikap Dalam Masalah Gaza
Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Rabu (21/11) pagi dalam pertemuan dengan ratusan aktivis program jaringan 'Salehin' menyebut Basij sebagai mukjizat revolusi. Seraya menyatakan bahwa negara, bangsa, revolusi dan sejarah senantiasa membutuhkan kehadiran Basij, beliau menekankan untuk meningkatkan kwalitas kegiatan-kegiatan lembaga ini.

Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pembicaraan itu menyinggung serangan brutal dan kejahatan rezim Zionis Israel terhadap warga Jalur Gaza seraya menyebutnya sebagai kebrutalan yang sulit dipercaya. Menurut beliau, yang lebih menjijikkan adalah sikap Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis yang mendukung pembantaian warga Gaza.

"Negara-negara Islam khususnya negara-negara Arab harus mengubah perilaku dan sikap dalam masalah ini. Selain membantu rakyat Gaza yang pemberani dan terhormat meski tertindas itu, mereka harusnya berusaha mengakhiri blokade atas daerah ini. Umat Islam juga harus meneladani rakyat Gaza, bahwa resistensi dan kegigihan adalah satu-satunya jalan keselamatan dan kunci kemenangan menghadapi musuh-musuh Islam," kata beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, "Kebrutalan orang-orang zionis dalam aksi serangan mereka terhadap rakyat Gaza yang tak bersalah dan warga sipil di sana seharusnya bisa menggugah hati nurani Dunia Islam sehingga gerakan agung di tengah bangsa-bangsa Muslim menemukan spirit yang baru."

Beliau mengecam keras barbarisme yang dilakukan Zionis terhadap warga Gaza dan menambahkan, "Keberingasan para pemimpin Zionis di Gaza yang sangat mencengangkan itu membuktikan bahwa mereka benar-benar buas dan tak mengenal perikemanusiaan."

Menurut beliau, kejahatan Zionis di Gaza menguak jatidiri para musuh Dunia Islam dan mereka yang di pentas internasional memusuhi Republik Islam Iran.

Seraya mengecam keras sikap para pemimpin kubu arogansi dunia yang membela kejahatan rezim Zionis, Rahbar menandaskan, "AS, Inggris, dan Prancis tak sedikitpun mengenyitkan dahi menyaksikan kekejian dan kebrutalan aksi orang-orang Zionis. Mendukung, menyoraki dan memperkuat para pendurjana itu, selain menunjukkan betapa musuh-musuh umat Islam sangat beringas dan kasar juga membuktikan betapa jauhnya mereka dari nilai-nilai etika dan kemanusiaan."

Beliau menambahkan, "Bagaimana para pemimpin arogansi termasuk AS yang secara terbuka mendukung kekejian Zionis di Gaza itu dengan tanpa malu masih terus mengaku sebagai pembela hak asasi manusia dan merasa berhak menghakimi bangsa-bangsa dan negara-negara lain?"

Lebih lanjut Pemimpin Besar Revolusi Islam mempersoalkan sikap negara-negara Arab dan Islam terkait masalah Gaza yang menurut beliau tidak sesuai. Beliau mengatakan, "Sebagian merasa cukup menyampaikan pernyataan lisan sementara sebagian yang lain bahkan tak bersedia mengecam rezim Zionis Israel."

"Sebagian pihak yang mengaku peduli dengan persatuan umat dan mengajak kepada kebenaran dengan serta-merta akan terlibat dalam setiap permasalahan jika kepentingan politiknya menuntut. Tapi dalam kasus Gaza, ketika yang dihadapi adalah AS dan Inggris mereka cenderung menahan diri dan tak bersedia mengambil sikap yang tegas dalam mengecam rezim Zionis. Tindakan maksimal yang mereka lakukan adalah basa-basi lisan yang sama sekali tidak menggigit," kata beliau lagi.

Untuk itu, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyeru negara-negara Islam khususnya di Dunia Arab untuk bertindak bersama-sama dengan membantu rakyat Gaza dan berusaha mengakhiri blokade atas wilayah itu.

Beliau memuji resistensi dan ketabahan warga Gaza dan para pemudanya, seraya menandaskan, "Dengan taufik Ilahi, mereka kembali membuktikan bahwa dengan bersenjatakan iman, resistensi dan kegigihan mereka bisa mengalahkan lasykar besar dengan senjata lengkap dan canggih serta didukung kaum arogan dunia."

Menyinggung upaya yang sedang dilakukan rezim Zionis Israel untuk mencapai gencatan senjata, Rahbar mengatakan, "Pihak yang dengan segala kekejiannya memulai konflik ini justeru menderita pukulan yang lebih besar, dan terbukti mereka lebih berharap untuk gencatan senjata dibanding warga Gaza."

Menurut beliau, pesan yang bisa ditangkap oleh umat Islam dari peristiwa Gaza adalah bahwa kekuatan materi dan spiritual serta kemampuan untuk bertahan dengan gigih dalam menghadapi musuh-musuh Islam sudah semakin meningkat. "Transformasi di Gaza ini membuktikan bahwa untuk mengalahkan semua konspirasi, kekejian dan kelicikan, tak ada jalan lain kecuali melakukan perlawanan dengan gigih," imbuh beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan, "Dunia Islam harus meningkatkan kekuatan iman, tekad dan kehendaknya untuk bisa memperkokoh diri dalam menghadapi lawan. Muslimin harus mempersenjatai diri dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta kemampuan memproduksi sendiri alat-alat untuk hidup, baik yang berbentuk senjata atau bukan."

Beliau menambahkan, "Bangsa Iran sudah menyadari masalah ini sejak masa Perang Pertahanan Suci. Itulah yang mendorong rakyat, pemuda, dan para ilmuan negeri ini terus bekerja keras untuk memajukan dan memperkuat negara."

Dalam kesempatan itu, Ayatollah al-Udzma Khamenei menekankan kembali pentingnya persatuan bagi umat Islam dan persatuan internal bangsa-bangsa Muslim, seraya menyebutnya sebagai pelajaran lain yang bisa dipetik dari perkembangan yang terjadi di Gaza. "Fakta ini dirasakan sendiri oleh bangsa Iran," tegas beliau.

Hal itulah, kata beliau, yang melandasi imbuan yang terus-menerus disampaikan dan ditujukan kepada para pemilik media, aktivis media cetak dan situs-situs pemberitaan, serta faksi-faksi politik dan para pejabat negara agar menjaga persatuan. "Persatuan sangat urgen untuk memperkokoh, memajukan dan menjaga kedudukan Republik Islam Iran di dunia," ungkap beliau.

Memuji persatuan dan solidaritas yang ada di tengah rakyat Iran, Rahbar juga mengapresiasi sambutan para pemimpin tiga lembaga tinggi negara atas seruan untuk menjaga solidaritas di antara mereka. Beliau mengatakan, "Saya ucapkan terima kasih atas sambutan positif dan yang patut dihargai dari para pejabat tinggi negara untuk menjaga persatuan meski mereka memiliki pandangan dan persepsi yang berbeda. Langkah seperti ini harus terus ditindaklanjuti dengan berhati-hati dalam menyampaikan pendapat atau bertindak."

Menyinggung tentang interpelasi Presiden oleh parlemen beliau mengingatkan bahwa langkah ini bisa dihargai dari dua sisi. Pertama, menunjukkan tanggung jawab parlemen dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat, dan kedua membuktikan keberanian dan kepercayaan diri serta ketulusan para pejabat eksekutif. "Tapi, menurut hemat saya, langkah-langkah seperti ini sudah cukup dan tidak perlu untuk dilanjutkan lagi. Rakyat cukup jeli, arif dan bisa memilih yang benar. Mereka percaya bahwa melanjutkannya hanya akan membuat musuh senang," kata beliau menggarisbawahi.

Rahbar menyebut jatuhnya peringatan Pekan Basij tahun ini pada hari-hari peringatan Asyura sebagai satu pelajaran berharga. Beliau mengatakan, "Jika tidak ada peristiwa Karbala yang membakar hati tapi penuh dengan ibrah dan pelajaran ini, maka tak akan ada yang tersisa dari Islam. Karena itu, peristiwa Asyura harus selalu menjadi pelajaran dan terpampang di depan mata tak ubahnya bagai panji hidayah."

Beliau menambahkan, "Masa Perang Pertahanan Suci mengingatkan kita akan pengorbanan sahabat-sahabat Imam Husain (as). Dan, Basij adalah manifestasi yang paling menonjol dalam mempersembahkan pengorbanan."

Pembentukan Basij, menurut beliau, adalah buah dari ketajaman pandangan dan hikmah ilahi yang ada pada diri Imam Khomeini (ra). Dalam masa Perang Pertahanan Suci, pasukan Basij memiliki tingkat ketulusan yang sangat tinggi. Keikhlasan itu harus dipertahankan juga untuk masa kini. "Basij, dalam kelembagaannya harus terus mengawasi keimanan, tawakkal, spiritualitas, dan semangat pengorbanan. Sebaliknya, sifat-sifat buruk seperti kesombongan dan riya' harus diusir dari kepribadian seorang Basij," kata beliau.

Di awal pertemuan, Mayor Jenderal Jafari, Panglima Pasukan Garda Revolusi Islam dalam kata sambutannya menjelaskan program Salehin dan kegiatan yang diikuti oleh lebih dari tiga juta Basij dengan membekali mereka ilmu-ilmu agama dan pendidikan. 

Ulama Sunni-Syiah Hadiri Konferensi "Tenda Asyura" di Istanbul

Ulama Sunni dan Syiah berbagi pandangan mengenai peristiwa Asyura dalam Konferensi Tahunan "Tenda Asyura" yang diadakan Yayasan Ahlul Bait Turki di Istanbul. Acara yang berlangsung untuk memperingati kesyahidan Imam Husain dengan tema "Asyura dan Nilai-nilai kemanusiaan" tersebut dihadiri seratusan orang. 

 Ulama Sunni-Syiah Hadiri Konferensi "Tenda Asyura" di Istanbul
Menurut Kantor Berita ABNA, peringatan Asyura 10 Muharram di Turki diisi dengan berbagai macam kegiatan bukan sekedar bertumpah ruah di jalan-jalan dan lapangan namun juga melakukan konferensi bersama ulama-ulama Islam yang membincangkan peristiwa Asyura dalam perspektif Sunni-Syiah. Seminar yang dinamakan Konferensi Tahunan Tenda Asyura tersebut mengangkat tema, "Asyura dan Nilai-nilai kemanusiaan." Hadir dalam konferensi yang diadakan di kota Istanbul Turki Ahad tersebut ulama-ulama dari kalangan Sunni dan Syiah serta para pemikir kenamaan Turki.
Yayasan Ahlul Bait as Turki bertindak sebegai penyelenggara konferensi dan berencana menyelenggarakan konferensi serupa setiap tahunnya.











 
Meningkatnya Konflik Syiah-Sunni Sengaja Diciptakan oleh Musuh

"Dalam beberapa tahun terakhir, perselisihan ini semakin meningkat secara tidak wajar. Hal ini menandakan bahwa konflik ini sengaja diciptakan di tengah masyarakat Muslim."
 

 Meningkatnya Konflik Syiah-Sunni Sengaja Diciptakan oleh Musuh
Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Senin (19/11) pagi dalam pertemuan dengan para pejabat dan pengurus haji tahun ini menyebut haji sebagai ibadah yang istimewa. Seraya menekankan pentingnya persatuan bagi Dunia Islam beliau mengatakan, "Dalam musim haji, persatuan, keagungan dan keberagaman Dunia Islam terjelma dan kapasitas ini mesti dimanfaatkan dengan sebaik mungkin."

Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa haji adalah kewajiban yang mengkombinasikan tiga unsur ‘ibadah', ‘ketundukan' dan ‘keterlibatan secara politik dan sosial'. Beliau menambahkan, "Sebelum kemenangan revolusi Islam, jemaah haji Iran hanya berpikir untuk menjalankan ritual ini dengan benar. Padahal, pertemuan akbar dan istimewa ini mengandung unsur-unsur yang penting lainnya seperti keberagaman, keagungan dan persatuan yang bisa membentuk gerakan baru dalam membangun manusia, masyarakat dan persatuan Islam. Pandangan yang agung ini mesti dikenalkan pula kepada para jemaah haji non-Iran."

Topik lain yang ditekankan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pembicaraannya adalah masalah persatuan Syiah dan Sunni. Seraya menyebut perselisihan antara Syiah dan Sunni sebagai fenomena yang sudah ada sejak dulu, beliau menandaskan, "Dalam beberapa tahun terakhir, perselisihan ini semakin meningkat secara tidak wajar. Hal ini menandakan bahwa konflik ini sengaja diciptakan di tengah masyarakat Muslim."

Menurut Rahbar, penekanan akan persatuan dan kesepahaman antara Syiah dan Sunni saja tidak cukup. "Konflik ini terkadang dipicu oleh ketidakjelasan masalah atau anggapan tidak benar yang mesti diluruskan. Dan terkadang pula konflik disebabkan oleh perilaku yang salah. Untuk yang satu ini harus dilakukan penyelidikan yang cermat dan tindakan untuk mengatasinya," kata beliau.

Berikutnya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung tentang upaya mengurai permasalahan politik yang ada di benak jemaah haji. Salah satu contoh dari permasalahan itu adalah konflik di Suriah. Seraya menjelaskan sikap logis Republik Islam Iran dalam krisis Suriah yang sudah dijelaskan secara terbuka, beliau menegaskan, dalam masalah Suriah, fakta yang sebenarnya adalah ambisi kubu arogansi untuk melenyapkan tali penghubung moqawamah di kawasan yang berada di dekat rezim Zionis Israel.

Lebih lanjut Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa solusi untuk menyelesaikan krisis Suriah adalah dengan mencegah pengiriman senjata ke dalam Suriah. "Pemerintah di negara manapun akan melakukan tindakan tegas ketika kubu oposisi di dalam negeri mendapat suplai senjata dari pihak asing," ungkap beliau.

Rahbar menambahkan, "Jika kubu oposisi Suriah meletakkan senjata, mereka bisa menuntut pemerintah setempat untuk mendengar tuntutan mereka. Akan terbuka juga kemungkinan bagi mereka untuk menyampaikan aspirasi dan sikap."

Di bagian lain pembicaraannya, beliau mengapresiasi layanan yang diberikan kepada jamaah haji. Selain menekankan kepada para pejabat dan petugas haji untuk semakin memupuk solidaritas di antara mereka, beliau mengatakan, "Jangan pernah merasa puas dengan layanan materi dan bimbingan jamaah haji yang sudah dilakukan. Tidak ada batas untuk semakin meningkatkan kinerja."

Di awal pertemuan, Wakil Wali Fakih dan Amir Haji Iran Hojjatul Islam wal Muslimin Qazi Asgar menyampaikan laporan mengenai kinerja kantor Bi'tsah Pemimpin Revolusi Islam di bidang kebudayaan, keagamaan dan internasional selama musim haji.

Pembicara lain adalah Hojjatul Islam wal Muslimin Sayyed Ahmad Mousavi, Ketua Lembaga Haji dan Ziarah yang dalam laporannya menjelaskan kinerja lembaga ini dalam memfasilitasi pelaksanaan ibadah haji tahun ini. (abna.ir)









0 comments to "Kejahatan Zionis Israel cs dalam mengadu domba ISLAM Sunni & Syi'ah dan Kemajuan Republik Islam dalam penangkapan Scan Eagle serta DERITA Muslim Syiah Indonesia di Sampang Madura BERLANJUT..??!!??!!"

Leave a comment