Pernah
membayangkan kalau tiba-tiba terdampar di kayangan, negeri para
bidadari? Tak perlu meninggalkan dunia. Berliburlah ke Pelaihari, Tanah
Laut, Kalsel. Di sana Anda bisa melihat Kayangan!
Jelas tidak harus meninggalkan dunia untuk melihat taman kayangan yang satu ini. Taman Kayangan di sini merupakan destinasi wisata, lebih tepatnya tempat rekreasi alam kebanggan warga Pelaihari.
Tempat wisata ini sebenarnya adalah sebuah bukit tinggi yang hampir menyerupai gunung. Taman Kayangan berlokasi sekitar 10 km dari Kota Pelaihari atau kurang lebih 60 km dari Banjarmasin. Ya, kalau menggunakan kendaraan pribadi membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam.
Jelas tidak harus meninggalkan dunia untuk melihat taman kayangan yang satu ini. Taman Kayangan di sini merupakan destinasi wisata, lebih tepatnya tempat rekreasi alam kebanggan warga Pelaihari.
Tempat wisata ini sebenarnya adalah sebuah bukit tinggi yang hampir menyerupai gunung. Taman Kayangan berlokasi sekitar 10 km dari Kota Pelaihari atau kurang lebih 60 km dari Banjarmasin. Ya, kalau menggunakan kendaraan pribadi membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam.
Saya
pun sangat terkejut ketika melihat tulisan 'Wisata Kayangan'. Menurut
cerita penduduk sekitar, dinamakan Kayangan konon dahulu banyak orang
yang sering melihat kereta kencana atau kereta kayangan terbang dan
menghilang di bukit ini. Oleh sebab itu, mereka menamakan wisata ini
Kayangan.
Untuk masuk ke destinasi ini, pengunjung tidak dikenakan biaya sama sekali. Paling hanya biaya parkir sebesar Rp 2.000. Ada baiknya Anda ke sini menggunakan motor atau mobil karena dari gapura pintu masuk kita harus melewati jalan berkelok dan tanjakan yang cukup tinggi untuk sampai ke bukit Kayangannya.
Sepanjang menaiki bukit, di samping kanan dan kiri jalan tertata rapi pepohonan hijau dan rimbun khas perbukitan. Tiupan angin sepoi-sepoi langsung menyambut saya, mulai dari menginjakkan kaki di tempat parkir.
Dari parkiran, kita harus menaiki sejumlah anak tangga untuk naik ke puncak bukit ini. Pemandangan indah sudah mulai terlihat saat menaiki tangga. Ditambah di pinggiran jalannya tertanam bunga-bunga asoka yang bermekaran dan terlihat cantik.
Sampai di atas bukit, saya tidak merasa kalau sudah bukit yang cukup tinggi. Di atas bukit ini terdapat masjid kecil bertingkat dan jika kita naik ke bagian paling atas masjid, menggunakan tangga melingkar yang tersedia.
Kita baru bisa merasakan kalau Bukit Kayangan ini memang tinggi sekali! Bahkan ketika pulang, saya bisa melihat bukit ini dari kejauhan. Masjid ini memang berada di puncak bukit.
Di bagian paling atas masjid ini hanya terdapat sebuah tempat seperti menara pemantau. Dari sinilah, keindahan Kayangan benar-benar bisa dinikmati. Saya disambut dengan angin yang luar biasa kencang, seperti menampar pipi dan mengacak-acak rambut.
Sejauh mata memandang terhampar indah Kota Pelaihari dan kota-kota kecil di kejauhan. Berhektar-hektar perkebunan kelapa sawit dan perbukitan Kayangan menyelimuti sekitarnya.
Di kejauhan memang terlihat ada gunung, tapi saya tidak bertanya pada warga gunung apa itu. Dari atas sini saya juga bisa melihat jalanan yang berkelok, dengan motor dan mobil yang terlihat seperti mainan anak-anak.
Saya tidak menyangka, di provinsi yang panas ini dan kota yang katanya terkenal dengan tambang batu bara ternyata masih punya lahan perbukitan hijau nan asri. Cocok untuk bersantai dan memadu kasih dengan pacar.
Saya pun terdiam sejenak, membiarkan angin yang semakin kencang menampar pipi dan mengacak-acak rambut. Dari ketinggian seperti ini, saya seperti berada di atas langit. Benar-benar seperti berada di Kayangan!
Rasanya mata ini langsung segar, setelah memandang hijaunya perkebunan dari atas Bukit Kayangan. Yang lebih uniknya, di pinggir bukit ini terdapat tulisan raksasa 'TANAH LAUT' mirip seperti tulisan 'Hollywood' di Hollywood Hills, Los Angeles, AS. Sayangnya, saya agak takut untuk berfoto di situ karena angin sedang kencang.
Selalu ada sisi indah di sebuah pulau. Walaupun sebagian besar sumber daya alamnya sudah dikeruk habis. Namun, sebagai generasi muda, saya hanya berusaha mencintai dan menjaga tempat-tempat wisata seperti ini.
Walaupun hanya sebuah tempat kecil, tapi masyarakat sekitar sangat menikmati menghabiskan akhir minggunya di sini. Coba tengok kota metropolitan seperti Jakarta. Masih adakah tempat di mana kita bisa melihat taman sehijau ini?
Untuk masuk ke destinasi ini, pengunjung tidak dikenakan biaya sama sekali. Paling hanya biaya parkir sebesar Rp 2.000. Ada baiknya Anda ke sini menggunakan motor atau mobil karena dari gapura pintu masuk kita harus melewati jalan berkelok dan tanjakan yang cukup tinggi untuk sampai ke bukit Kayangannya.
Sepanjang menaiki bukit, di samping kanan dan kiri jalan tertata rapi pepohonan hijau dan rimbun khas perbukitan. Tiupan angin sepoi-sepoi langsung menyambut saya, mulai dari menginjakkan kaki di tempat parkir.
Dari parkiran, kita harus menaiki sejumlah anak tangga untuk naik ke puncak bukit ini. Pemandangan indah sudah mulai terlihat saat menaiki tangga. Ditambah di pinggiran jalannya tertanam bunga-bunga asoka yang bermekaran dan terlihat cantik.
Sampai di atas bukit, saya tidak merasa kalau sudah bukit yang cukup tinggi. Di atas bukit ini terdapat masjid kecil bertingkat dan jika kita naik ke bagian paling atas masjid, menggunakan tangga melingkar yang tersedia.
Kita baru bisa merasakan kalau Bukit Kayangan ini memang tinggi sekali! Bahkan ketika pulang, saya bisa melihat bukit ini dari kejauhan. Masjid ini memang berada di puncak bukit.
Di bagian paling atas masjid ini hanya terdapat sebuah tempat seperti menara pemantau. Dari sinilah, keindahan Kayangan benar-benar bisa dinikmati. Saya disambut dengan angin yang luar biasa kencang, seperti menampar pipi dan mengacak-acak rambut.
Sejauh mata memandang terhampar indah Kota Pelaihari dan kota-kota kecil di kejauhan. Berhektar-hektar perkebunan kelapa sawit dan perbukitan Kayangan menyelimuti sekitarnya.
Di kejauhan memang terlihat ada gunung, tapi saya tidak bertanya pada warga gunung apa itu. Dari atas sini saya juga bisa melihat jalanan yang berkelok, dengan motor dan mobil yang terlihat seperti mainan anak-anak.
Saya tidak menyangka, di provinsi yang panas ini dan kota yang katanya terkenal dengan tambang batu bara ternyata masih punya lahan perbukitan hijau nan asri. Cocok untuk bersantai dan memadu kasih dengan pacar.
Saya pun terdiam sejenak, membiarkan angin yang semakin kencang menampar pipi dan mengacak-acak rambut. Dari ketinggian seperti ini, saya seperti berada di atas langit. Benar-benar seperti berada di Kayangan!
Rasanya mata ini langsung segar, setelah memandang hijaunya perkebunan dari atas Bukit Kayangan. Yang lebih uniknya, di pinggir bukit ini terdapat tulisan raksasa 'TANAH LAUT' mirip seperti tulisan 'Hollywood' di Hollywood Hills, Los Angeles, AS. Sayangnya, saya agak takut untuk berfoto di situ karena angin sedang kencang.
Selalu ada sisi indah di sebuah pulau. Walaupun sebagian besar sumber daya alamnya sudah dikeruk habis. Namun, sebagai generasi muda, saya hanya berusaha mencintai dan menjaga tempat-tempat wisata seperti ini.
Walaupun hanya sebuah tempat kecil, tapi masyarakat sekitar sangat menikmati menghabiskan akhir minggunya di sini. Coba tengok kota metropolitan seperti Jakarta. Masih adakah tempat di mana kita bisa melihat taman sehijau ini?
Sumber : http://travel.detik.com/read/2013/01/09/193547/2137788/1025/3/liburan-ke-negeri-kayangan-di-kalimantan-selatan#topart(http://www.aziscs1.com/2013/01/wisata-kayangan-di-kalimantan-selatan.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+AzisCollections+%28azis+Collections%29)
www.aziscs1.com
- Salah satu tempat wisata dan juga merupakan tempat Hunting yang
mengasyikkan di Banjarmasin Khususnya bagi para fotografer Lokal adalah Pulau kembang, terletak di tengah sungai Barito yang termasuk di dalam wilayah kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan.
Pulau Kembang ditetapkan sebagai hutan wisata dan juga merupakan
habitat bagi kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung.
Kawasan pulau Kembang juga merupakan salah satu obyek wisata yang berada
di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala.
Di dalam kawasan hutan wisata ini terdapat altar yang diperuntukkan sebagai tempat meletakkan sesaji bagi " penjaga" pulau Kembang yang dilambangkan dengan dua buah arca berwujud kera berwarna putih (Hanoman), oleh masyarakat dari etnis Tionghoa-Indonesia yang mempunyai kaul atau nazar tertentu.
Dan sebelum bersandar di pulau Kembang sebaiknya barang-barang kecil disembunyikan didalam tas dan dipegang erat baik itu kacamata, topi, arloji, kamera, karena kalau tidak, bakal dicolong oleh monyet-monyet tersebut. Dan sebaiknya siapkan saja makanan-makanan kecil untuk diberikan ke kawanan monyet tersebut.
Untuk mencapai pulau ini tidak begitu susah apalagi sebelumnya telah mengunjungi Pasar Terapung, pulau ini sebenarnya sudah kelihatan ketika kita akan menuju Pasar tersebut.
Selamat berkunjung Kepulau kembang..
Di dalam kawasan hutan wisata ini terdapat altar yang diperuntukkan sebagai tempat meletakkan sesaji bagi " penjaga" pulau Kembang yang dilambangkan dengan dua buah arca berwujud kera berwarna putih (Hanoman), oleh masyarakat dari etnis Tionghoa-Indonesia yang mempunyai kaul atau nazar tertentu.
Dan sebelum bersandar di pulau Kembang sebaiknya barang-barang kecil disembunyikan didalam tas dan dipegang erat baik itu kacamata, topi, arloji, kamera, karena kalau tidak, bakal dicolong oleh monyet-monyet tersebut. Dan sebaiknya siapkan saja makanan-makanan kecil untuk diberikan ke kawanan monyet tersebut.
Untuk mencapai pulau ini tidak begitu susah apalagi sebelumnya telah mengunjungi Pasar Terapung, pulau ini sebenarnya sudah kelihatan ketika kita akan menuju Pasar tersebut.
Selamat berkunjung Kepulau kembang..
(http://www.aziscs1.com/2011/11/pulau-kembang-banjarmasin.html)
INGAT ..!!!!!
Untuk mengetahui Islam, kami beritahu sekali lagi, mungkin sudah berulangkali ya, bahwa Islam saat ini terbagi 3, yaitu Islam Sunni, yang diwakili Penduduk dan Pemerintah Republik Indonesia yang mayoritas bermazhab Imam Syafe'i ala Indonesia(CINTA Maulid, Haul, Ziarah Kubur dan Tawassul), Islam Syi'ah yang diwakili Penduduk dan Pemerintah Republik Islam Iran yang mayoritas bermazhab Syi'ah 12 Imam / Mazhab Jakfari (CINTA Maulid, Haul, Ziarah Kubur dan Tawassul) dan Islam Wahabi yang diwakili Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Wahabi Salafi / Ulama Klasik (BENCI Maulid, Haul, Ziarah Kubur dan Tawassul).
Sedangkan khusus berbicara Islam di Indonesia, maka kita harus bicara Islam N.U dan Islam Muhammadiyah, Islam N.U itu SUKA Maulid, Haul, Ziarah Kubur dan Tawassul, sedangkan Muhammadiyah TIDAK SUKA Maulid, Haul, Ziarah Kubur dan Tawassul , akan tetapi Tidak Suka Bukan Berarti BENCI, karena orang Muhammadiyah yang di undang orang N.U pada acara Maulid dan Haul, biasanya mau datang, mereka saling Menghargai karena Bhineka Tunggal Ika. Sungguh Islam Indonesia adalah Islam yang Rahmatan Lil 'Allamin, yang selalu menebarkan Kasih Sayang dan Cinta Kasih kepada sesama ummat manusia dan ummat Islam dan BUKAN menebarkanKEBENCIAN kepada sesama ummat manusia dan ummat Islam. Jadi kita harus waspada pada Program Kebencian yang ditebarkan TAKFIRI (orang yang suka mengkafir-kafirkan orang lain, diluar golongannya dan merasa diri dan golongannya paling benar dan orang lain PASTI SALAH) , mereka kaum Takfiri, bisa saja ada dan menyusup di Islam Sunni, Islam Syi'ah, NU, Muhammadiyah,MUI, Kristen, Hindu, Budha dan lain sebagainya, jadi waspadalah selalu dan terus-menerus akan adanya Agenda Takfiri... info lengkap klik di http://hakunnay.blogspot.co.id/2016/12/mereka-kaum-teroris-takfiri-ingin.html