Home , , , , , , , , , , , , , , , , � Yaumul Quds atau Hari Quds sedunia untuk Pembebasan Palestina, Belanda pun BOIKOT produk Zionis Israel...INDONESIA berani Nggak ya...!!!!!!!???!!!!!!!

Yaumul Quds atau Hari Quds sedunia untuk Pembebasan Palestina, Belanda pun BOIKOT produk Zionis Israel...INDONESIA berani Nggak ya...!!!!!!!???!!!!!!!

Yaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas PalestinaYaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas PalestinaYaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas PalestinaYaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas PalestinaYaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas PalestinaYaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas PalestinaYaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas PalestinaYaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas PalestinaYaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas PalestinaYaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas PalestinaYaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas PalestinaYaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas Palestina
Yaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas Palestina
Isllam Times- Selama 6 dekade ini, mereka hidup dengan rasa bersalah dan untuk menebus perilaku anti kemanusiaannya, mereka harus membantu Zionis Israel yang dianggap pewaris Yahudi. Bantuan itu sedemikian luasnya mencakup politik, ekonomi, persenjataan, finansial dan lain-lainnya
Yaumul Quds dan Perubahan Sikap Masyarakat Dunia atas Palestina
Sejak penamaan hari Jum'at terakhir bulan Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia oleh Imam Khomeini ra telah 31 tahun berlalu. Sejak itu pula telah terjadi transformasi di tingkat masyarakat Palestina dan masyarakat Islam sedunia. Kini perubahan ini telah menyebar dan merasuk ke tengah-tengah masyarakat Barat.

Dalam perang 33 Hari Lebanon dan 22 Hari Gaza umat Islam yang tinggal di dunia Barat melakukan aksi unjuk rasa dan langkah-langkah pencerahan. Aksi-aksi ini ternyata membuahkan hasil dan masyarakat Barat akhirnya mengubah cara pandangnya terkait transformasi Timur Tengah. Perubahan ini tentu saja banyak dibantu oleh media. Karena banyak jaringan media, termasuk mereka yang mendukung gerakan muqawama di kawasan mengambil peran penting dalam mencerahkan opini publik.

Perubahan ini tentu saja meruntuhkan disain besar rezim Zionis Israel untuk masyarakat Barat dan mampu melemahkan kinerjanya. Sekaitan dengan hal ini, masalah mitos dan kebohongan holocaust yang menjadi andalan Zionis Israel mulai dipertanyakan. Untuk itu setiap tahunnya mereka menyelenggarakan acara "Peringatan Fasisme" guna mengingatkan masyarakat Barat. Hollywood dan media-media lain dikerahkan untuk menjustifikasi kebenaran holocaust.

Hasil alami dari propaganda 60 tahun ini dapat disaksikan dalam pemikiran bawah sadar masyarakat Eropa. Selama 6 dekade ini, mereka hidup dengan rasa bersalah dan untuk menebus perilaku anti kemanusiaannya, mereka harus membantu Zionis Israel yang dianggap pewaris Yahudi. Bantuan itu sedemikian luasnya mencakup politik, ekonomi, persenjataan, finansial dan lain-lainnya.

Namun segalanya mulai berubah pasca perang Lebanon dan Gaza, Barat mulai sadar bahwa Zionis Israel tidak seperti yang diriwayatkan dalam holocaust. Zionis Israel bukan lagi korban genosida, tapi selama 60 tahun ini mereka malah menjadi pelaku genosida. Selama itu pula mereka telah melakukan pembantaian luas terhadap warga Palestina.

Pemberitaan yang seimbang oleh media-media pendukung muqawama mampu menyadarkan masyarakat Barat bahwa Zionis Israel bukan korban kebijakan diskriminasi. Sebaliknya, mereka tahu bahwa Zionis Israel satu-satunya rezim apartheid di dunia saat ini. Benar, fenomena ini mampu menyadarkan masyarakat Barat sekalipun terlambat. Namun dampaknya adalah tergerusnya sistem yang selama ini telah diterapkan dengan apik oleh Israel dan Zionis di Barat.

Banyak parameter yang membuktikan telah terjadi perubahan baru di tengah-tengah masyarakat Barat. Donald Bostrom, wartawan surat kabar Aftonbladet berani membongkar kejahatan para tentara Zionis Israel dalam kasus pembunuhan para pemuda Palestina dan pencurian anggota tubuhnya. Kejahatan ini sebenarnya terjadi tahun 1992, namun baru dipublikasikan tahun 2009. Tertundanya publikasi berita ini selama 17 tahun menjadi bukti hegemoni sistem yang telah ditanamkan oleh Zionis Israel. Keberanian lain ahli-ahli hukum Spanyol, Inggris, Belgia, Swedia dan lain-lainnya selama dua tahun terakhir ini untuk menggeret para penjahat perang rezim Zionis Israel, khususnya terkait Jalur Gaza, merupakan perilaku baru yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Pada dekade 80-an Roger Garaudy, filsuf besar Perancis yang hanya menjelaskan soal data statistik holocaust dan bukan inti masalah ini akhirnya dipenjara. Semua ini buntut dari sistem Zionis yang telah mengakar di Eropa. Namun kini sistem ini tengah menuju pada kehancurannya. Para aktivis kemanusiaan yang benci Zionis Israel semakin banyak dan aktif melakukan kegiatan-kegiatannya.

Inggris adalah negara yang menjadi pendiri rezim Zionis Israel di Timur Tengah dan merupakan negara pendukungnya di Barat. Berbeda dengan kondisi sebelumnya, kini negara ini harus menyaksikan aksi demonstrasi masyarakat di depan toko-toko besar demi mencegah penjualan produk-produk Zionis Israel. Perilaku rakyat dan rasa kemanusiaan mulai menampakkan mulai menyadarkan organisasi-organisasi sosial terkait substansi Zionis Israel. Sekalipun terlambat, rasa tanggung jawab dan kesadaran ini harus diapresiasi.

Meskipun fenomena ini belum menyeluruh, namun pengaruhnya mulai merembet ke tingkat resmi pemerintah. Dalam pertemuan Dewan HAM PBB untuk membahas laporan Richard Goldstone dan kejahatan perang rezim Zionis Israel serta tidak hadirnya 11 wakil negara-negara Eropa patut dicermati. Karena Barat selama ini senantiasa membusungkan dadanya guna menunjukkan dirinya sebagai pembela Zionis Israel. Ketidakhadiran 11 negara Eropa untuk membela kejahatan perang rezim Zionis Israel dalam pertemuan itu merupakan perilaku baru dan tidak biasa. Begitu juga saat pengadilan Inggris dan Spanyol mengeluarkan hukum anti Zionis Israel merupakan perilaku baru yang tidak pernah ada sebelumnya di Eropa. Pernyataan Uni Eropa pada 2009 dan mengancam Zionis Israel bila tetap melanjutkan kebijakan pembangunan distrik zionis merupakan sikap baru yang tidak pernah diambil sebelumnya.

Semua indikator ini menunjukkan tengah terjadi perubahan di tingkat masyarakat Islam berkat strategi Imam Khomeini ra dalam menjadikan aksi sosial dalam perimbangan kekuatan menghadapi Zionis Israel. Kini terjadi perubahan besar di tengah-tengah masyarakat Eropa dan bila fenomena ini terus bergulir, Zionis Israel bakal menghadapi krisis yang lebih berat.

Perlawanan rakyat Gaza dalam perang 22 Hari telah menjadi sarana bagi pengiriman kapal bantuan kemanusiaan guna membatalkan blokade daerah ini. Kenyataan ini menunjukkan tengah terjadi kesepakatan internasional anti Zionis Israel di tingkat masyarakat. Upaya membatalkan blokade Gaza telah dimulai dengan pengiriman satu kapal dengan beberapa orang dari satu negara. Namun kini aksi ini telah dilakukan dengan konvoi yang berisikan ratusan lembaga-lembaga swadaya masyarakat dari lebih dari 40 negara. Di sisi lain, semakin banyak masyarakat yang bergabung untuk membongkar lebih banyak kejahatan Zionis Israel dan membatalkan blokade Gaza.

Ketika Imam Khomeini ra menyatakan Zionis Israel sebagai tumor yang harus dimusnahkan, tidak ada yang percaya bahwa suatu hari ucapan ini bakal mendapat sambutan di Barat. Namun kini cara pandang ini telah menjadi satu kenyataan. Bagaimana tidak, dalam sebuah jajak pendapat terbaru di Eropa menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Eropa (54%) percaya Zionis Israel merupakan ancaman bagi perdamaian dunia.

Bagaimana dengan anda? (IRIB/SL/MF)
 
Boikot Israel
Supermarket Belanda Boikot Produk Israel, Indonesia Berani?
Islam Times- Awal pekan ini, sebuah laporan yang diterbitkan oleh harian Trouw berbasis di Amsterdam mengungkapkan, dua supermarket besar di Belanda, Hoogvliet dan Jumbo, memutuskan untuk memboikot produk yang diproduksi di pemukiman Israel.
Buah produk Israel
Buah produk Israel

Jaringan supermarket Aldi cabang Belanda dari Jerman mulai memboikot produk dari permukiman Israel.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara jaringan Aldi pada 22 Juli lalu, keputusan memboikot barang-barang produk pemukim itu diterapkan meliputi beberapa daerah diantaranya, Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat dan Timur al-Quds (Yerusalem).

Awal pekan ini, sebuah laporan yang diterbitkan oleh harian Trouw berbasis di Amsterdam mengungkapkan, dua supermarket besar di Belanda, Hoogvliet dan Jumbo, memutuskan untuk memboikot produk yang diproduksi di pemukiman Israel.

Pada bulan Mei lalu, Kementerian Luar Negeri Belanda dalam surat edaran mengatakan, akan lebih baik bagi pengecer untuk mengganti barang-barang label "Made in Israel" dengan label sebagai produk dari pemukiman Israel.

Israel menduduki dan mencaplok Dataran Tinggi Golan pada tahun 1967, hal yang tidak diakui oleh PBB dan masyarakat internasional.

Juga, rezim Tel Aviv terus memperluas pemukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki.

Lebih dari setengah juta orang Israel tinggal di 120 pemukiman ilegal yang dibangun sejak pendudukan Israel di wilayah Palestina di Tepi Barat dan Timur al-Quds pada tahun 1967.

Pemukiman itu dianggap ilegal oleh masyarakat internasional karena wilayah itu dicaplok oleh Israel, dan oleh karenanya Israel harus tunduk pada Konvensi Jenewa yang melarang pembangunan di wilayah pendudukan.

Berlanjutnya perluasan permukiman Israel juga telah menciptakan kendala utama terciptanya perdamaian di Timur Tengah.[IT/Onh/Ass]/http://islamtimes.org/vdcd550x5yt0jz6.lp2y.html]
 
Yaumul Quds Internasional
Kegagalan Intifada Palestina Pertama
Islam Times- Zionisme dan rezim perampas dan ilegal Zionis di Palestina, ditakdirkan akan hancur. Rakyat Palestina harus selalu meminta pertolongan dari Allah swt, meminta bantuan dan selalu bersandar kepada Allah swt. Para pemuda Palestina, Lebanon, dan seluruh pemuda Dunia Islam, serta kalangan intelektual Muslim, harus melangkah di jalan ini.
Demo Yaumul Quds
Demo Yaumul Quds

Pada masa itu—intifada pertama—atmosfer perundingan secara bertahap melingkupi kawasan, sejumlah pihak berharap pada Amerika Serikat dan kelompok lain juga berpendapat bahwa tekanan politik dan agitasi internasional tersebut tidak dapat dilawan dan tidak ada jalan kecuali menerima perundingan—itupun dengan persyaratan dari Amerika dan Israel. Pasca berbagai transformasi yang terjadi di kawasan, lebih terbuka peluang bagi pengokohan perspektif tersebut.

Saat itu (ketika intifada pertama) selalu mengemuka dua cara mengenai cara bersikap dengan Israel. Konfrontasi militer negara-negara Arab dengan Israel—yang disebutkan bahwa seluruh pengalaman pada waktu itu gagal—dan metode perundingan yang mengakibatkan realiasi seluruh tuntutan Israel secara damai. Sebagai imbalan dari penarikan mundur pasukan Israel dari sejumlah wilayah yang didudukinya, adalah jaminan tidak adanya peningkatan kekuatan militer negara-negara Arab, seperti apa yang berlaku di Kamp David. Pada masa itu, tidak terdapat teladan muqawama dan diisukan tidak mendapat dukungan publik.

Hasil Program Perdamaian Oslo

Warga Palestina dalam intifada sebelumnya telah menderita berbagai kerugian, telah mempersembahkan banyak syuhada dan cacat perang di jalan Islam dan pembebasan wilayah Islam, namun pada akhirnya perundingan Oslo menghentikannya. Saat ini bahkan para arsitek dan pembela Palestina di Oslo pun tidak mendukungnya, karena pada praktiknya mereka memahami bahwa Israel hanya ingin menyelesaikan masalahnya sendiri, yakni untuk terbebas dari konfrontasi dengan para pejuang pelempar batu dan mengurangi tingkat serangan terhadapnya. Jika mereka memberikan hal kecil kepada Palestina dan menamakannya sebagai insentif, semata-mata hanya untuk memadamkan api intifada dan mereduksi tingkat serangan terhadapnya. Setelah merasa masalah mereka terselesaikan dan keliru mengira bahwa bangsa Palestina tidak mampu lagi memulai intifada, muqawama, dan perlawanan, mereka langsung menghentikan pemberian secuil insentif tersebut dan menunjukkan watak tamaknya. Proses perundingan Oslo tersebut, memposisikan masyarakat Palestina pada sebuah kondisi yang menyadarkan mereka bahwa tidak ada lagi jalan kecuali melawan.

Pengkhianatan Terhadap Tujuan Palestina

Diupayakan nama Palestina benar-benar dilupakan seakan tidak pernah ada tanah air bernama Palestina dan tidak satu bangsa pun yang memiliki wilayah tersebut. Mukaddimahnya disiapkan demikian dan seseorang akan sangat terkejut dan menyayangkan menyaksikan sebagian orang menyerah dan saat ini di dunia terdapat pihak yang menyerah di hadapan fenomena zalim, aneh, dan bodoh ini. Hal itu saat ini terjadi, sekelompok orang yang disebut-sebut Palestina di tempatkan di tanah air besar Palestina dan di sana—di empat persen wilayah Palestina—mereka diberi sebuah pemerintahan yang tidak sempurna dan bohong, sebuah pemerintahan dangkal serta tidak nyata, dan sebagai gantinya yang diinginkan dari mereka adalah agar masalah Palestina, tanah air dan bangsa Palestina, benar-benar dilupakan dan dikesampingkan, dan setiap warga Palestina yang menyebut nama bangsa Palestina, nama negara dan sejarah Palestina, maka pihak yang melakukan perundingan merugikan tersebut ditugaskan untuk menumpas mereka.

Pengkhianatan Para Penguasa Arab Terhadap Palestina

Rezim Zionis Israel dan pendukungnya yang pada puncaknya adalah Amerika Serikat, berinovasi dalam menyerukan slogan perundingan dan umumnya dalam rangka memperkokoh penguasaan terhadap Palestina dan menyeret rival-rival mereka untuk mengikuti sejauh yang mereka mampu. Di masa lalu, sebagian pemerintahan Islam bahkan menikamkan belati dari belakang front negara-negara di barisan terdepan! Kebungkaman yang menunjukkan persetujuan sebagai besar penguasa negara-negara Arab yang terkadang dibarengi dengan pengkhianatan tegas, ditambah dengan sikap-sikap memalukan dan bersifat pengkhianatan para pengklaim pemimpin bangsa Palestina, adalah rantai pengkhianatan, kezaliman, dan pelanggaran yang ingin menjadikan wilayah Islam Palestina selalu dijajah, serta bangsanya yang terluka dan tertindas selalu tertawan dan terusir.

Kebungkaman dan perundingan pengkhianatan banyak negara Arab dan bahkan kepura-puraan sebagian dari mereka untuk tidak peduli serta menunjukkan rasa tidak sensitif terhadap nasib Palestina, telah membuat masalahnya sedemikian rupa sehinga pemerintahan perampas Zionis, setelah bertahun-tahun menutupi bahkan mengingkari, kini mereka secara terang-terangan menyatakan klaim mereka tentang Israel Raya serta dengan tidak tahu malu mereka mengulang-ulang niat buruk mereka untuk merampas wilayah baru dari dunia Islam.

Kekuatan Bangsa-Bangsa

Kaum imperialis tidak mengetahui bahwa terdapat kekuatan yang lebih besar dari kekuatan senjata mereka yaitu kekuatan bangsa-bangsa, kekuatan manusia. Setiap bangsa yang mempercayai sebuah permulaan, logika, dan prinsip pemkiran, serta berdiri tergar di atas logika tersebut dengan tekad membaja, maka tidak satu kekuatan pun -baik kekuatan nuklir atau kekuatan yang lebih tinggi dan lebih rendah dari nuklir- yang dapat menaklukkannya. Mereka meremehkan kekuatan bangsa-bangsa dan kekuatan Allah swt Yang Maha Kuasa yang berada di balik semangat, tekad, dan gerakan bangsa-bangsa.

«كلا نمد هؤلاء و هؤلاء»

Setiap kelompok yang bergerak menuju cita-cita yang diyakininya, Allah Swt akan membantunya. Jika sebuah kelompok beriman kepada Allah, maka untuk menundukkan dan mengalahkannya akan lebih sulit 10 kali lipat.

Perlawanan Bangsa Pahlawan Palestina

Perlawanan yang saat ini telah dimulai bangsa Palestina, bukan perlawanan sebuah pasukan militer melawan pasukan militer lainnya, sehingga kita dapat mengatakan bahwa yang itu memiliki beberapa tank dan yang ini memiliki sejumlah tank atau yang ini punya lebih banyak dan yang itu. Yang ada adalah perlawanan jiwa dan raga insan-insan yang tak takut mati. Setiap pemuda yang rela berkorban yang berdiri di hadapan rezim penjajah, tak ubahnya bagai satu divisi militer yang mengancam musuh. Tank, roket, pesawat, dan helikopter apache, bukan tandingan untuk menghadapi manusia seperti ini. Ketika manusia -walau hanya seorang- tidak takut mati dan menyiapkan diri untuk berkorban di jalan Allah demi kewajibannya, ia akan menjadi ancaman terbesar bagi para pecinta dunia yang tidak adil.

Semangat kesyahidan ini tidak berangkat dari emosi semata, melainkan muncul dari keimanan mendalam kepada Islam, hari kiamat, dan keyakinan akan kehidupan setelah mati. Di mana saja muncul dengan makna yang sesungguhnya, Islam akan menjadi ancaman bagi kaum arogan. Pihak arogansi terpaksa berhadap-hadapan dengan Islam demi menguasai Palestina. Melawan Islam berarti berperang melawan dunia Islam dan perlawanan ini tidak akan berhasil.

Pokok permasalahannya adalah bahwa sebuah bangsa yang terusir dari rumah dan kehidupannya berhak untuk kembali dan merebut kembali rumah mereka. Perlawanan ini adalah perlawanan menuntut hak. Amerika Serikat menamakan perlawanan ini terorisme, sementara kebengisan rezim Zionis tidak dinilai sebagai aksi terorisme.

Hari ini bangsa Palestina adalah bangsa tertindas yang disamping kemazlumannya, bangsa ini sangat pemberani. Tak salah jika kita menyebutnya, ‘bangsa Palestina yang heroik’. Bangsa ini berjuang sendirian dan dengan tangan kosong, namun mampu menggoyahkan kekuatan materialis dunia yang memiliki mesin-mesin pembunuh dan penumpas.

Poros Utara Perlawanan Terhadap Rezim Zionis

Garis utama perlawanan terhadap rezim pendudukan harus berjalan seperti berikut ini:

- Mengurung rezim pendudukan di dalam wilayah Palestina pendudukan dan mempersempit ruang pernafasan ekonomi dan politiknya, serta memutuskan aksesnya dengan lingkungan sekitar.

- Mendorong berlanjutnya muqawama dan perlawanan bangsa Palestina di dalam negeri dan menyalurkan berbagai bantuan yang dibutuhkan sampai kemenangan akhir dicapai.

Teladan Para Pejuang Palestina

Palestina telah diduduki lebih dari 50 tahun, dan 50 tahun lalu negeri ini juga memiliki pemuda. Pemuda Palestina saat ini sedang berada di tengah medan dan berjuang sedemikian rupa. Dari manakah ia belajar dan siapakah teladannya? Teladannya adalah pemuda pejuang yang mukmin dan tulkus di Lebanon. Dalam aksi unjukrasa yang digelar di Jalur Gaza, Tepi Barat Sungai Jordania -yang merupakan wilayah penduduk Palestina- foto pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyid Hasan Nasrullah diusung dan diangkat tinggi-tinggi. Mereka juga memasang bendera Hizbullah Lebanon di atas kubah Masjid Al-Aqsha. Memang rezim Zionis tak membiarkan bendera itu berkibar di sana. Namun yang jelas warag Palestina telah memasangnya. Karena itu kitya katakan bahwa pejuang Lebanon adalah teladan bagi pemuda Palestina. Televisi Al-Manar milik Hizbullah Lebanon menjadi kanal televisi yang paling banyak pemirsanya di Palestina pendudukan! Mereka bukan hanya menyaksikan acara-acaranya tetapi haus akan sajian televisi ini layaknya orang yang tercekik dahaga.

Jihad Tugas Umat Islam

Tidak ada satu faqih Islam pun yang meragukan atau berbeda pendapat bahwa ketika musuh menguasai sejengkal dari wilayah negeri Muslim dan dunia Islam terancam, adalah tugas bagi seluruh umat Islam adalah melawan musuh itu dalam sebuah jihad besar dan menyeluruh. Semua orang berkewajiban mengusir musuh tersebut dari negeri Islam dan menghukumnya. Jika umat Islam sadar, mereka akan menyaksikan bahwa apa yang terjadi adalah bencana terbesar yang menimpa umat Islam dalam beberapa periode terakhir. Hukum Islam dalam masalah ini jelas. Tidak ada seorang Muslim pun yang meragukan hukum yang tepat untuk masalah Palestina. Ini adalah masalah yang disebutkan di seluruh kitab fiqih tentang masalah jihad. Jika orang-orang kafir menguasai atau mengepung negeri Muslim, tidak ada satu pun faqih Islam -baik ulama dahulu maupun ulama kontemporer- yang meragukan kewajiban jihad sebagai fardhu ‘ain. Seluruh madzhab Islam sependapat dalam masalah ini. Jihad ibtida’i adalah wajib kifayah sedangkan jihad difa’i atau jihad yang merupakan manifestasi nyata dari pertahanan adalah sebuah kewajiban fardhu ain.

Intifada Masjid Al-Aqsha

Intifada pertama terhenti karena pengaruh dikte rezim Zionis dan para pendukungnya serta iming-iming kepada pihak Palestina untuk mendapatkan insentif melalui cara-cara damai, juga berkat adanya penyusupan unsur-unsur pendukung perundingan, serta represi dari pihak Amerika Serikat dan Barat. Namun setelah 10 tahun berlalu sejak masa itu, terbukti bahwa seluruh upaya para pendukung Zionis di dunia untuk menyelamatkan Israel dari tekanan para pejuang Muslim dan apa yang dijanjikan kepada pihak Palestina lewat juru runding tak lebih dari sekedar fatamorgana.

Intifada Masjid Al-Aqsha adalah titik permulaan besar dalam proses perlawanan rakyat Palestina. Perlawanan Palestina telah melalui pasang naik dan surut, juga telah melewati berbagai makar dan tipu muslihat diiringi dengan suara dentum bermacam jenis senjata dan gemuruh bising pesawat tempur dan artileri musuh. Dan kini rakyat Palestina menyadari dengan baik bahwa satu-satunya solusi untuk terbebas dari cengkeraman para penjahat dan para pendukungnya adalah jihad dan muqawama yang berkesinambungan. Solusi ini didukung oleh opini umum Dunia Islam.

Rezim Zionis membangun perimbangan kekuatan berdasarkan penistaan dan pelecehan terhadap bangsa Palestina. Namun bangsa Palestina memberontak melawan perimbangan tersebut. Mereka menolak kesepakatan-kesepakatan melecehkan yang dibuat oleh rezim Zionis, rezim imperialis AS, dan para perunding yang pecundang. Bangsa Palestina telah memilih jalan kehormatan. Mereka telah memaksa rezim penjahat Israel untuk berhadapan dengan krisis di dalam negeri dan intifada serta muqawama di wilayah perbatasan.

Poros utama intifada Masjid Al-Aqsha adalah Baitul Maqdis. Gelora api intifada yang menyala-nyala ini adalah akibat luapan kemarahan rakyat Palestina atas penghinaan yang dilakukan orang-orang Zionis terhadap Masjid Al-Aqsha. Rakyat Palestina terpanggil untuk melindungi salah satu tempat suci umat Islam karena menyaksikan peringatan tanda bahaya. Mereka terjun ke tengah medan dengan pengorbanan. Mereka telah mengobarkan gelora suci muqawama dan perlawanan terhadap penjajah Zionis.

Proses perdamaian -secara spesifik kesepakatan Oslo- telah menyulut perpecahan antarkelompok Palestina, namun intifada yang penuh berkah ini mampu mengembalikan persatuan nasional Palestina. Seluruh lapisan masyarakat berpartisipasi dalam perlawanan ini dan seluruh gerakan Islami dan nasionalis saling bahu-membahu dalam perjuangan.

Pelaku Kebangkitan Palestina (Intifada Masjid Al-Aqsha)

Pelaku kebangkitan Palestina bukan Republik Islam Iran dan bukan pula rakyat Lebanon, melainkan bangsa Palestina sendiri. Faktor kebangkitan dan intifada Palestina adalah kesengsaraan dan derita yang terpendam dalam wujud generasi muda yang saat ini terjun ke medan dengan penuh harap dan semangat. Bangsa Iran memuji mereka dan memandang mereka sebagai bagian dari dirinya. Palestina adalah bagian dari tubuh Islam dan bangsa Iran merasa bersaudara dan sedarah dengan bangsa Palestina dan dengan para pemuda Palestina. Namun yang menjadi pelaku intifada adalah rakyat Palestina sendiri.

Palestina, Poros Gerakan Kebangkitan Islam

Kebangkitan Islam atau dengan istilah lain Gerakan Kebangkitan Islam, muncul di kancah regional dan dunia Islam dengan kekuatan penuh pasca kemenangan Revolusi Islam di Iran dan munculnya gerakan Imam Khomeini ra dalam dua dekade terakhir. Saat ini poros utama gerakan ini adalah masalah Palestina. Intifada Al-Aqsha -bahkan di luar perbatasan geografi Palestina dan di tengah bangsa non Palestina-, mampu menarik hati bangsa-bangsa Muslim dan Arab secara umum ke tengah medan. Aksi demonstrasi jutaan umat Islam -dari barat hingga timur dunia Islam (dalam mendukung intifada Masjid Al-Aqsha- menunjukkan bahwa rakyat Palestina dapat mengandalkan dukungan umat Islam dan pada saat yang sama dapat memainkan peran penting dalam mewujudkan persatuan Islam.

Hari ketika muqawama Islam Lebanon terbentuk berkat tekad para pejuang Lebanon yang gagah berani serta dengan adanya seruan dan dukungan Imam Khomeini, Israel sedang menduduki Beirut -ibukota Lebanon- dan mencengkeram kendali politik di negara ini. Hari itu, ketika muqawama Islam meneriakkan slogan

«زحفاً زحفاً نحوالقدس»,

‘Perang-perang sampai ke Quds’

sekelompok orang yang tidak tahu-menahu, menyebutnya sebagai pemikiran picik. Dengan nada mengolok mereka bertanya, “Mungkinkah kita bergerak menuju Baitul Maqdis, di saat kalian orang-orang Lebanon tidak bisa masuk ke ibukota kalian sendiri?” Antara hari itu hingga kemenangan bersejarah muqawama Islam terhadap Israel hanya berselang 18 tahun. Dalam sejarah perlawanan bangsa-bangsa, 18 tahun bukanlah masa yang lama.

Muqawama, Syarat Kebebasan

Intifada Masjid Al-Aqsha, merupakan kebangkitan umum rakyat yang membuktikan bahwa rakyat Palestina telah merasa pesimis dengan cara-cara perundingan. Bangsa ini telah menyadari bahwa kemenangan hanya bisa diperoleh melalui muqawama. Sebagai sebuah teladan yang berhasil bagi umat, untuk pertama kalinya muqawama mampu membebaskan wilayah pendudukan tanpa memberikan insentif apapun kepada Israel dan mencegah terealisasinya ambisi rezim Zionis untuk menancapkan benderanya di ibukota negara Arab ini -yakni Lebanon-. Di perjanjian Camp David, Israel bersedia mundur dengan syarat tidak ada tentara Mesir yang dikirim ke wilayah utara Gurun Sina. Namun di Lebanon selatan, Israel yang mengkhawatirkan kekuatan muqawama Islam meminta Lebanon mengirimkan tentaranya ke perbatasan antara Palestina dan Lebanon. Ini berarti bahwa muqawama mampu mengembalikan kedaulatan nasional Lebanon secara penuh di wilayah selatan dan di wilayah pendudukan lainnya.

Kelanggengan Palestina dan Kehancuran Israel

Saat ini para pemimpin rezim Zionis Israel yang menduduki negeri Islam Palestina, juga AS yang selalu dan tanpa malu mendukungnya secara mutlak, terus berupaya agar nama Palestina terhapus dari sejarah dan ingatan masyarakat dunia, sehingga tidak ada lagi nama Palestina yang tersisa di benak masyarakat dunia. Sejak tahun 1947-1948 di saat Palestina diduduki secara penuh dan muncul pemerintahan Zionis, sampai saat ini mereka tidak mampu mewujudkan tujuan itu dan sampai puluhan tahun berikutnya pun mereka tidak akan mampu. Mereka tidak akan mampu menghapus nama Palestina. [Sebaliknya], eksistensi mereka sendirilah yang akan musnah bahkan terhapus dari ingatan sejarah sementara Palestina akan tetap eksis. Mereka beranggapan bahwa Palestina dan bangsa Palestina akan hancur. Bangsa Palestina akan tetap eksis dan begitu juga Palestina. Bendera Palestina juga berkat pertoongan Allah dan tekad para pemuda Muslim Palestina dan Lebanon akan tetap berkibar.

Zionisme dan rezim perampas dan ilegal Zionis di Palestina, ditakdirkan akan hancur. Rakyat Palestina harus selalu meminta pertolongan dari Allah swt, meminta bantuan dan selalu bersandar kepada Allah swt. Para pemuda Palestina, Lebanon, dan seluruh pemuda Dunia Islam, serta kalangan intelektual Muslim, harus melangkah di jalan ini.

Kaum Zionis perampas dan zalim harus mengetahui bahwa generasi muda yang mukmin di Palestina dan Lebanon ini tidak terkalahkan. Perlawanan bangsa Palestina dengan penuh keimanan dan ketabahan tidak dapat dihentikan dengan transaksi politik, represi militer dan keamanan, atau dengan terompet para antek-antek media. Sama halnya dengan kekuatan perlawanan dan ketahanan bangsa Iran yang besar yang tidak dapat dikalahkan dengan cara-cara kuno dan tidak efektif yang dalam dua dekade terakhir terus diulang oleh rezim Zionis dan para pendukungnya.

Masa Depan Yang Pasti

Kancah Palestina saat ini memberi kabar gembira akan masa depan pasti yang telah dijanjikan Allah swt kepada para pejuang yang jujur dan komitmen. Janji [Ilahi] ini tentu tidak mungkin meleset. Rezim Zionis yang zalim dan berwatak kejam dan di belakangnya politik AS dan Zionisme global menyangka bahwa dengan tindakan jahat dan bengis mereka akan mampu mengalahkan bangsa Palestina dan memaksanya menyerah. Anggapan ini tentu merupakan kekeliruan vital yang para pelakunya akan mendapat hukuman berat di masa mendatang.

Palestina adalah milik bangsa Palestina. Sedangkan, rezim perampas, cepat atau lambat akan dipaksa menyerah di hadapan kenyataan ini. Saat ini para pemuda Muslim dan pejuang di Palestina mengemban tugas besar dan bersejarah. Mereka harus yakin akan pertolongan Allah dan janji-janji pasti-Nya, untuk berjuang menghadiahkan masa depan kepada bangsa dan negaranya dengan penuh harapan, keimanan, dan perjuangan mereka saat ini. Dengan berlanjutnya perjuangan bangsa Muslim Palestina dan dukungan dunia Islam, Palestina dengan pertolongan Allah akan bebas dan Baitul Maqdis, Masjid Al-Aqsha, dan seluruh wilayah lain di negeri Islam itu akan kembali ke pangkuan dunia Islam.

Kemenangan Darah atas Pedang

Opini umum dunia Islam juga harus mengetahui, AS dan kaum arogan dunia tidak mungkin terlibat dalam urusan negara-negara Islam atas dasar sikap simpati, penuh kebaikan, dan atau dalam posisi penengah. Sikap mereka adalah permusuhan serta dukungan kepada pihak zalim dan agresor. Tugas umat Islam tidak akan selesai. Tugas ini adalah tugas yang abadi dan diemban oleh semua. Bangsa Muslim Palestina harus dipersenjatai, dibantu, dan diberi semangat sehingga dapat melanjutkan jihad dengan gagah berani. Saat ini bangsa Palestina dengan muqawama, perlawanan, keberanian, dan kekuatan yang tanpa mengenal lelah telah membuktikan bahwa darah dapat resisten di hadapan pedang dan insya Allah akan terbukti bahwa darah akan menang atas pedang. [IT/Khamanei]
 
Yaumul Quds Internasional
Amanat Rahbar Mengenai Yaumul Quds Internasional
Islam Times- Parahnya, rezim-rezim boneka di sejumlah negara Timur Tengah, termasuk rezim Pahlevi di Iran, malah ikut memberikan pelayanan dan berpaling dari Islam dan Arabisme. Uang, senjata, teknologi, dan industri juga dipersembahkan untuk kelompok bengis itu.
Amanat Rahbar Mengenai Yaumul Quds Internasional

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Sebelum dimulai, kami meminta peserta konferensi ini untuk membacakan surah Al-Fatihah sebagai hadiah bagi arwah para syuhada yang gugur di bumi Palestina dalam beberapa hari terakhir ini.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ

الحمدللَّه ربّ العالمين و الصّلاة و السّلام على الرّسول الاعظم الامين و على اله الطاهرين و صحبه المنتجبين

Lebih lanjut, saya mengucapkan selamat datang untuk para tamu yang mulia; para alim ulama, cendekiawan, politisi, pejuang, dan pembela ajaran Islam. Pertemuan ini adalah dalam rangka berpikir dan mencarikan solusi untuk sebuah petaka terbesar yang terjadi pada abad modern ini akibat ulah kaum imperialis terhadap umat Islam. Yaitu petaka pendudukan Palestina dan tanah suci Baitul Maqdis. Pertemuan ini berlangsung saat kita sedang memperingati Maulid Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, dan terjadi pada tahun yang dinamai oleh bangsa Iran sebagai tahun Rasulullah SAW. Sebab itu, pertemuan ini harus menjadi momen untuk menyegarkan inspirasi perjuangan, persatuan, tekad, serta keyakinan kepada janji, rahmat, dan pertolongan Allah SWT. Insya Allah.

Sekarang adalah masa kebangkitan Islam dimana Palestina telah menjadi porosnya. Sekarang sudah hampir 60 tahun Palestina diduduki sehingga rakyatnya harus menjalani masa-masa yang sarat dengan petaka dan cobaan. Yaitu dari masa dimulainya perjuangan berat yang disusul dengan pengungsian, pengasingan, penghancuran rumah-rumah warga Palestina dan pembunuhan massal terhadap mereka sampai upaya mencari perlindungan kepada lembaga-lembaga internasional, transaksi politik yang sia-sia, dan pertaruhan melalui negosiasi yang tidak pernah menghasilkan kemenangan karena dimediasi oleh kekuatan-kekuatan yang justru merupakan sumber petaka dan kelangsungan derita itu. Pengalaman ini lantas membawa generasi baru bangsa Palestina yang matang dan pemberani kepada gerakan intifada yang merupakan puncak kebangkitan untuk merdeka.

Di pihak lawan juga terjadi proses dengan tahap-tahap yang berbeda; dimulai dari aksi kekejaman yang tak kenal belas kasih dan batas, pembersihan etnis, pembumihangusan, agresi militer terhadap negara-negara sekitar, pelontaran klaim atas wilayah yang membentang dari Nil hingga Furat, kemudian berlanjut dengan konspirasi politik dan ekonomi terhadap kawasan, pemanfaatan kelemahan dan pengkhianatan sejumlah politisi Dunia Islam, sampai akhirnya tiba-tiba berhadapan dengan singa-singa pejuang Palestina yang telah terbangun dari keterlelapannya dan yang tergabung dalam gelora intifada. Rangkaian peristiwa tragis yang terjadi dengan dana dan kekuatan dua rezim Inggris dan AS serta sokongan keduanya atas semua kejahatan Zionis tersebut kini justru menghasilkan guncangan, depresi, dan frustasi para gembong Zionis dalam menghadapi gelora kebangkitan Islam tersebut.

Memang, Palestina sampai sekarang masih menjadi korban dalam sebuah adegan kebengisan pihak asing yang bernama rezim Zionis terhadap warga pribumi yang dilakukan secara terbuka dan penuh rasa bangga. Namun, jika kronologi peristiwa 60 tahun ini dirunut akan terlihat sebuah realitas yang menakjubkan dan penuh ibrah. Realitas ini tak lain adalah berubahnya zona konflik serta posisi kekuatan dua front yang berlawanan. Suatu perubahan besar yang juga terjadi baik pada taraf Palestina sendiri maupun pada level Timur Tengah dan Dunia Islam. Padahal pendudukan Palestina tak lain adalah tragedi yang diproyeksikan para penguasa Barat untuk menjamin ambisi jangka panjang mereka atas Timur Tengah dan Dunia Islam.

Palestina pada dekade 1940 adalah sebuah negeri yang terletak di jantung Dunia Arab dengan kondisinya yang miskin, pemerintahannya yang lemah, rakyatnya yang buta politik, dan rezim-rezim tetangganya yang diperalat oleh imperialis. Negeri ini tiba-tiba dirampas dari tangan umat Islam oleh rezim Barat paling kaya, paling bersenjata, dan paling kejam dengan cara menggerakkan kaum Zionisnya. Setelah dirampas, Palestina diserahkan kepada sebuah kelompok yang rasis, bengis, dan teroris. Semua rezim Barat dan bahkan dua blok dunia yang berseteru ikut membantu kelompok ini. Parahnya, rezim-rezim boneka di sejumlah negara Timur Tengah, termasuk rezim Pahlevi di Iran, malah ikut memberikan pelayanan dan berpaling dari Islam dan Arabisme. Uang, senjata, teknologi, dan industri juga dipersembahkan untuk kelompok bengis itu.

Untuk kelompok tersebut, AS memposisikan dirinya sebagai bodyguard, pengacara, dan promotor. Sedangkan Uni Soviet yang biasanya menentang AS, dalam kasus ini justru kompak dengan AS. Berbagai resolusi PBB, betapapun lemah dan konservatifnya, tak pernah digubris oleh kelompok yang akhirnya dijadikan sebagai rezim buatan tersebut. Dibantu AS dan Eropa, rezim bernama Zionis itu kemudian melancarkan serangan militer ke Mesir, Suriah, Jordania, dan Libanon serta merebut beberapa wilayah dengan niat mendudukinya secara permanen. Kaum Zionis tak segan-segan bicara tentang teror, pembunuhan, perampasan, dan intimidasi. Regu-regu teroris kesohor Zionis berkuasa secara bergantian sampai tiba pada regu yang telah melakukan tragedi besar Sabra dan Shatila. Puluhan tahun rezim perampas itu bertahan di Palestina dengan wajah angker, tak kenal kompromi, ambisius, dan tak terkalahkan.

Di pihak lain, setelah menderita kelemahan, perpecahan, dan kegagalan dalam berbagai upaya tanggung di tahun-tahun pertama, satu persatu orang-orang Palestina teruji oleh pengalaman. Mereka ramai-ramai keluar dari paham-paham yang berbasiskan rasisme, nasionalisme, marxisme dan paham-paham lain yang sudah terbukti gagal dalam ujian. Mereka lantas memilih komitmen penuh kepada paham berbasiskan agama, dan rakyat Palestina memang bangsa yang loyal kepada agama. Dengan perjuangan para mujahid, titik-titik terangpun bermunculan di cakrawala yang tadinya gelap gulita. Benih-benih harapan mulai tumbuh. Bersamaan dengan ini, mentari "revolusi Islam" tiba-tiba terbit dari ufuk timur; sebuah revolusi Ilahi yang mengibarkan kepedulian kepada Palestina dengan mengedepan pengabdian kepada Allah dan syariat Islam.

Sejak itu, arah perkembangan Palestina berubah. Sekarang arahnya menuju kepada proses kehancuran rezim perampas serta keruntuhan dominasi mutlak AS di Timur Tengah; dominasi kekuatan yang sudah sekian lama ikut andil dalam aksi kejahatan rezim perampas. Berbagai kelompok jihad yang beriman penuh kepada Islam di Palestina dan Libanon tampil dengan prima dan membentuk generasi pejuang yang ikhlas sekaligus tegas. Jihad dan syahadah hidup kembali dan kekuatan hakiki yaitu, kekuatan sebuah bangsa yang memelihara tekad dan semangat pengorbanan menemukan posisinya di tengah konstalasi persoalan Palestina dan Timteng. Darah suci para pemuda pendamba syahadah serta keberadaan para pejuang yang selalu siap berkorban akan dapat memporak-porandakan semua asumsi para penguasa materialis dunia dan akan membuka medan laga baru dimana darah akan dapat mengalahkan pedang.

Sekarang, setelah 60 tahun tragedi pendudukan, front kebenaran terus menggalang kekuatan dengan harapan-harapan baru dan dengan motivasi iman yang telah banyak menyerap generasi-generasi baru. Mereka di Libanon dan Palestina akan terus menimpakan kekalahan militer dan politik terhadap musuh. Dengan semangat jihadnya, mereka sedang menuju kemenangan yang nyata. Firman Allah SWT kini seakan ditujukan kepada mereka;

عَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَذِهِ وَكَفَّ أَيْدِيَ النَّاسِ عَنكُمْ وَلِتَكُونَ آيَةً لِّلْمُؤْمِنِينَ وَيَهْدِيَكُمْ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا . وَأُخْرَى لَمْ تَقْدِرُوا عَلَيْهَا قَدْ أَحَاطَ اللَّهُ بِهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا.

"Allah menjanjikan kepada kalian harta rampasan yang banyak yang dapat kalian ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untuk kalian dan Dia menahan tangan manusia dari kalian dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mu'min dan agar Dia menunjuki kalian kepada jalan yang lurus. Dan yang lain yang kalian belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS.48.21)

Sebaliknya, front kebatilan setelah sekian kali terpukul mundur dan kehilangan harapan-harapan ilusifnya sedang menderita perpecahan, keraguan, dan depresi. Sedangkan pendukung utamanya, AS, di Timur Tengah terjerat dalam kemelut yang tak akan ada habisnya serta menjadi sasaran kebencian bangsa-bangsa kawasan ini dan bahkan dunia. Semboyan "Dari Nil hingga Furat" kini sudah tereduksi menjadi sebatas slogan keamanan, itupun hanya dalam lingkaran tembok yang mereka bangun untuk mengurung diri mereka sendiri, dan untuk menghadapi kebangkitan Palestina. Mereka sudah tidak menemukan cara lain kecuali mengerahkan tank, bom, teror, penjara, dan buldoser. Mereka kembali kepada cara yang mereka gunakan pada beberapa dekade silam dan yang justru telah dan akan terus menempa bangsa Palestina menjadi kekuatan baja seperti sekarang.

Saudara dan saudari sekalian, bangsa Palestina kini sedang berada di tengah medan jihad yang berat dan berjangka panjang. Ini bukan semata-mata jihad Palestina, melainkan merupakan bagian dari jihad paling terkemuka dalam jihad Dunia Islam melawan para agresor, pembunuh, dan perampok. Dunia Islam telah bangkit. Slogan pemerintahan Islam telah menduduki posisi terdepan di mata para pemuda, akademisi, dan cendekiawan di negara-negara Islam. Republik Islam Iran yang memelihara dan mempraktikkan paham demokrasi agama kian hari kian solid dan maju. Ajaran Islam yang murni dan bersih dari rekayasa, penyimpangan, dan kejumudan seperti telah diperkenalkan oleh Imam Khomeini sudah menjalar dan mengakar ke pentas politik berbagai negara di timur hingga barat Dunia Islam.

Di saat yang sama, pahitnya racun Liberal Demokrasi Barat yang dijajakan AS sebagai obat mujarab sudah sangat memuakkan bangsa-bangsa Muslim. Apa yang terjadi di Irak, Afganistan, Libanon, Guantanamo, Abu Ghraib, dan kamp-kamp rahasia lainnya, terutama kota-kota di Jalur Gaza dan Tepi Barat, sudah menguak jargon kebebasan dan HAM Barat yang selama ini dipropagandakan pemerintah AS dengan tanpa rasa malu. Di mata Dunia Islam, Liberal Demokrasi Barat kini sama bobroknya dengan Sosialisme dan Komunisme yang dulu dijajakan oleh blok Timur. Umat Islam menghendaki kebebasan, kehormatan, kemajuan, dan keagungan di bawah naungan Islam. Umat Islam sudah terlampau jenuh terhadap dominasi asing dan imperialis yang sudah berjalan 200 tahun. Mereka sudah bosan dengan kemiskinan, kehinaan, dan keterbelakangan yang selama ini telah dipaksakan terhadap mereka.

Kita berhak dan mampu membalikkan penghinaan dan kecongkakan para imperialis kepada mereka sendiri. Ini merupakan itikad bangsa-bangsa kita dan generasi Dunia Islam sekarang, dari Asia Timur hingga jantung Afrika. Namun, ini juga merupakan medan jihad yang rumit, variatif, sulit, dan berjangka panjang. Dan tidak berlebihan seandainya Palestina kita pandang sebagai simbol jihad ini. Masyarakat di Dunia Islam sekarang harus memandang kemelut Palestina sebagai bagian dari masalahnya sendiri. Ini adalah kunci bersandi untuk membuka pintu-pintu kemenangan umat Islam. Palestina harus dikembalikan kepada bangsa Palestina sendiri. Palestina harus dikelola oleh satu pemerintahan yang dipilih oleh seluruh rakyat Palestina sendiri.

Sepak terjang Inggris, AS, dan Zionis selama 50 tahun untuk menghapus nama Palestina dari peta dunia dan meleburkan bangsa Palestina ke dalam bangsa-bangsa lain sama sekali tidak membuahkan hasil. Tekanan, penindasan, dan kekerasan malah membuahkan hasil yang sebaliknya. Bangsa Palestina sekarang lebih hidup, lebih berani, dan lebih berguna daripada para pendahulunya pada 60 tahun silam. Proses yang terjadi di bawah naungan iman, jihad, dan intifada ini harus berlanjut demi terealisasinya janji Allah SWT dalam firman-Nya;

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ.

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang kafir sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS.24.55)

Dalam skala lebih luas, Dunia Islam juga dapat menggapai dua tujuan. Pertama, bebas dari hegemoni, tekanan, dan campurtangan kaum imperialis. Kedua, hidup di bawah naungan Islam. Namun, ini jelas bergantung pada jihad dalam bentuk lain yaitu, jihad ilmu, politik, dan moral. Bangsa Iran sudah mengenyam pengalaman demikian sepanjang 27 tahun silam serta merasakan manisnya buah yang dihasilkannya. Jihad suci ini berasaskan iman, kerakyatan, dan keilmuan dimana karakteristiknya ialah bahwa setiap langkah yang berpijak pada asas tersebut maka langkah berikutnya pasti akan lebih mantap, dan setiap tahapnya pasti memudahkan proses penempuhan tahap selanjutnya.

Dalam jihad Palestina dan jihad Dunia Islam, keberhasilan bergantung mutlak pada prinsip yang dijadikan pijakan. Karena itu, musuh selalu mengincar prinsip kita sebagai sasaran tembak. Mereka mengumbar tipu daya, insentif, dan intimidasi agar prinsip terabaikan. Tereduksinya prinsip hanya akan menyebabkan Dunia Islam kehilangan pedoman dan lantas berjalan sesuai kaidah-kaidah yang didiktekan musuh. Tak jarang, sebagian orang kita sendiri, karena menuruti kemauan musuh, malah ikut mendesak kita agar menanggalkan prinsip yang kita pegang dengan dalih bahwa ini hanya sekedar strategi. Entah karena tidak mengerti, atau memang karena ambisi dan berkhianat, atau apapun motivasinya, mereka adalah perwujudan dari firman Allah SWT;

فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَن تُصِيبَنَا دَآئِرَةٌ فَعَسَى اللّهُ أَن يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِّنْ عِندِهِ فَيُصْبِحُواْ عَلَى مَا أَسَرُّواْ فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ.

"Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya bersegera mendekati mereka, seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan, atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka."(QS.5.52)

Padahal mereka itu sebenarnya tidak mendapat keuntungan apapun dari tindakannya melayani kepentingan musuh. AS dan Barat berulangkali membuktikan sikap tidak kenal belas kasihnya kepada siapapun, termasuk kepada orang-orang yang sudah menyerah. Mereka menganggap para pelayan kepentingan Barat sebagai barang konsumsi yang jika sudah habis masa berlakunya akan dibuang jauh-jauh.

Ada pula orang-orang yang suka membesar-besarkan kekuatan musuh agar para penuntut kebenaran takut berhadapan dengan musuh. Cara berpikir rancu seperti ini jelas salah sekaligus berbahaya dengan alasan sebagai berikut;
Pertama, musuh yang tidak diladeni oleh orang yang berakal sehat adalah musuh yang tidak sampai mengusik martabat, kebutuhan hidup, dan eksistensi orang tersebut. Adapun musuh yang sampai mengusik hal-hal itu, maka akal sehat mengatakan harus dilawan. Sebab, kerugian yang pasti diderita korban karena menyerah tak lain adalah kerugian yang baru bersifat mungkin akan diderita korban karena melawan, plus keterhinaan.

Kaum arogan dunia yang sekarang dikepalai dan dijurubicarai Presiden AS telah melontarkan ancaman secara terbuka terhadap Dunia Islam. Presiden AS tak segan-segan mengangkat isu Perang Salib. Jaringan Zionisme dan dinas-dinas rahasia AS dan Inggris mengobok-obok seluruh penjuru Dunia Islam. Dengan dana dan applause mereka, media Barat tak segan-segan menghina kesucian Islam, termasuk kesucian pribadi Nabi Besar Muhammad SAW. Mereka memasarkan ribuan film, game, dan lain sebagainya yang memvisualisasikan penghinaan terhadap Islam dan umat Muslim. Belum lagi tindak kejahatan mereka di negara-negara Islam, pembantaian mereka terhadap orang-orang Palestina, Irak, dan Afghanistan serta campur tangan mereka di negara-negara Islam untuk menjamin kepentingan politik dan ekonomi ilegal mereka. Menyerah kepada musuh jenis ini sama sekali bertentangan dengan hukum akal sehat. Perlawananlah yang diperintahkan oleh logika dan syariat.

Kedua, membesar-membesarkan kekuatan musuh adalah salah satu trik musuh itu sendiri. Insentif uang ataupun tekanan politik dan militer serta banyaknya peralatan tempur modern hanya akan menciutkan nyali pemerintah-pemerintah yang tidak berbasiskan kerakyatan. Kemenangan militer atas rezim seperti rezim Saddam yang jelas tidak didukung oleh rakyatnya dan tidak pula memiliki tentara yang beriman tentu bukan bukti sebuah keperkasaan. AS tidak mampu mengalahkan rakyat Irak. Bangsa Irak bukan saja telah mengungkap kebohongan klaim AS tentang demokrasi, tetapi juga telah mempermalukan pamor AS sebagai kekuatan absolut yang tak terkalahkan. Bangsa dan pemerintah yang bertumpu pada rakyat serta berbekal keimanan kepada Allah dan percaya diri tidak mungkin akan kalah. Jihad memang berat, tetapi pasti akan membuahkan kemenangan sekaligus meruntuhkan mitos-mitos bahwa musuh tidak dapat dikalahkan. Ini sudah sering terbukti, baik sekarang maupun dahulu, dan tetap akan terbukti. Insya Allah.

Rangkaian konspirasi AS terhadap Iran, Irak, Suriah, dan Libanon dengan tujuan menjadikan Rezim Zionis Israel sebagai maskot Timur Tengah tidak akan menghasilkan apapun kecuali petaka untuk para penguasa AS sendiri. Kalau saja AS secara kebetulan tiba-tiba menuruti akal sehat dan hati nurani, maka Washington harus mengakhiri petualangannya di Irak dan menyerahkan urusan pemerintahan Irak kepada rakyat negara ini sendiri, menghormati pemerintah Palestina dan mengendalikan mitra jahatnya yang bernama Zionis Israel, membebaskan orang-orang tak bersalah di Guantanamo, Abu Ghraib, dan penjara-penjara terselubung lainnya, menghentikan aksi makarnya terhadap Suriah, Libanon, dan Republik Islam Iran, dan tidak perlu lagi membiarkan kebodohannya menyulut keonaran di kawasan sensitif Timur Tengah dan Teluk Persia.

Di bagian akhir, kami berpesan kepada bangsa Palestina yang pemberani dan pejuang bahwa jihad, ketabahan, dan perjuangan Anda sangatlah cemerlang dan mengangkat martabat Dunia Islam. Anda telah menjadi bangsa teladan. Betapapun beratnya, ujian besar ini tidak akan sampai mematahkan tulang punggung Anda. Darah suci para syuhada Anda telah memperteguh tekad dan resistensi Anda. Kekejaman, kebengisan, pembantaian, perusakan, dan aksi penyanderaan yang dilancarkan musuh tidak dapat menghalau perlawanan Anda. Anda sekarang justru semakin perkasa.

Darah para syuhada besar semisal Syeikh Ahmad Yasin, Fathi Syaqaqi, Ar-Rantisi, serta para syuhada di kalangan pemuda Anda telah berhasil mengalahkan pedang, dan dengan daya dan kekuatan Ilahi akan terus merebut kemenangan. Kami di Republik Islam Iran dan seluruh umat Islam dan para penjunjung kebebasan di muka bumi ikut merasakan penderitaan yang Anda rasakan. Syuhada Anda adalah syuhada kami, derita dan duka Anda adalah derita dan duka kami, dan kemenangan Anda adalah kemenangan kami.

Tak seperti dunia Barat yang tertipu, umat Islam yang besar tidak akan diam tanpa menaruh kepedulian kepada Anda, dan tidak akan pula berjabat tangan dengan musuh Anda. Siapa saja yang berbuat demikian, maka dia memusuhi Anda, dan umat Islam tidak bertanggungjawab atas dosa besar ini. Umat Islam wajib menolong dan membantu Anda dengan segenap kemampuan agar Anda tetap dapat melanjutkan jalan perjuangan suci ini.

Percayalah kepada janji Allah SWT. Pasrahkan kepada Allah SWT segala penderitaan yang Anda rasakan akibat gencarnya pembantaian dan penyiksaan yang mendera Anda setiap hari. Jadilah seperti pemuka syuhada, Imam Husain bin Ali as, yang -ketika bayi mungilnya yang berada dalam pelukannya gugur syahid ditembus panah beracun- mengucapkan;

انَّمَا يُهَوِّنُ الْخَطْبُ عَلَىَّ اِنَّهُ ِبعَيْنِ اللَّهِ
"Sesungguhnya yang meringankan penderitaan ini hanyalah kesaksian Allah atas peristiwa ini."

Dan ketahuilah bahwa Allah SWT berjanji untuk menganugerahkan kemenangan final kepada kaum mukmin dan para mujahid yang bersabar.

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلاً لاَّ مُبَدِّلِ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ"Telah sempurna kalimat Tuhanmu sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui."

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu [IT/Khamanei]

Ahmadinejad: Quds adalah Milik Dunia
Islam Times- Yaumul Quds adalah sebuah pernyataan dukungan atas bangsa yang tertindas, dan saat ini, permasalahan Yaumul Quds adalah masalah terpenting di dunia. Dan Quds adalah milik bangsa dunia. Dan permasalahan Palestina adalah masalah kemanusiaan.
Ahmadinejad: Quds adalah Milik Dunia
Dalam wawancara dengan stasiun Tv Al-Alam, rabu, 1/09/2010, Ahmadinejad mengatakan bahwa, masalah Palestina adalah masalah dunia, dan bertepatan dengan Yaumul Quds pada Jumat terakhir bulan ramdahan mengatakan; "Yaumul Quds adalah masalah dunia dan global. Bahkan Yaumul Quds, adalah milik semua bangsa dan menjadi titik persatuan bangsa-bangsa tertindas di dunia."

"Yaumul Quds adalah sebuah pernyataan dukungan atas bangsa yang tertindas, dan saat ini, permasalahan Yaumul Quds adalah masalah terpenting di dunia. Dan Quds adalah milik bangsa dunia. Dan permasalahan Palestina adalah masalah kemanusiaan. " Tandasnya.

Menyinggung masalah nasib warga Palestina, Ahmadinejad menawarkan solusi referendum. Dikatakannya, referendum adalah solusi terbaik bagi bangsa Palestina, sebagaimana yang dikutip TV Al-Alam.

"Bangsa Palestina berhak menentukan nasib mereka. Mereka ada sekitar sepuluh juta warga Palestina untuk menentukan nasib mereka dalam sebuah referendum yang bebas tanpa ikatan apapun. Bangsa Palestina baik pengikut Islam, Yahudi maupun Kristen berhak menentukan masa depan dan tanah air mereka. Ini adalah solusi yang paling baik, manusiawi dan hemat." Tegasnya

Dalam solusi itu, Ahmadinejad menyatakan bahwa referendum untuk menentukan masa depan bangsa bangsa tercantum dalam Piagam PBB.

"Palestina mempunyai sejarah, tanah air dan kepribadian bangsa. Bangsa Palestina adalah masyarakat yang merdeka, tidak seperti Zionis yang kini mengusir warga asli dan menduduki Palestina". Tegasnya. [Islam Times/Al-Alam/on]
 
Perspektif Rahbar Mengenai Palestina
Islam Times- Imam Khomeini ra menggeser upaya penyelesaian masalah Palestina tidak lagi di tangan lembaga-lembaga resmi, melainkan kepada masyarakat internasional dan gerakan tidak resmi
Perspektif Rahbar Mengenai Palestina

Kronologi Perampasan Palestina

Palestina telah jatuh ke tangan rezim Zionis Israel secara penuh dalam sebuah proses sejarah terdiri atas puluhan langkah inovatif yang dijalankan musuh. Sekelompok orang Yahudi berpengaruh di dunia berpikir untuk mendirikan sebuah negara independen bagi kaum Yahudi. Sebelumnya, mereka melirik negeri Uganda untuk mendirikan negara di sana. Kemudian mereka berpikir untuk pergi ke Tripoli, ibukota Libya. Oleh karena itu mereka membicarakannya dengan Italia –sebab waktu itu Tripoli berada di bawah kekuasaan Italia-. Namun pihak Italia menolak. Dan pada akhirnya, mereka bersepakat dengan Inggris. Pada waktu itu, Inggris di Timur Tengah memiliki agenda kolonialisme yang sangat penting. Mereka berkesimpulan ada baiknya orang-orang Yahudi datang ke wilayah ini dan masalahnya bisa terselesaikan. Pendudukan atas wilayah ini terjadi berkat adanya sebuah rencana multi dimensi, rumit, dan dengan tujuan mencegah terjalinnya persatuan dan keterkaitan umat Islam, serta untuk mencegah pembentukan kembali pemerintahan-pemerintahan Islam yang kokoh. Terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang Zionis memiliki hubungan erat dengan Nazi Jerman dan publikasi data-data statistik yang berlebihan soal pembantaian kaum Yahudi, merupakan sarana untuk mengesankan ketertindasan kaum Yahudi di hadapan opini umum sekaligus persiapan untuk pendudukan Palestina serta justifikasi brutalitas yang dilakukan kaum Zionis.

Bahkan terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sejumlah begundal non-Yahudi Eropa Timur sengaja dikirim ke Palestina untuk dengan sebagai orang Yahudi. Tujuannya adalah untuk membentuk sebuah rezim anti-Islam di jantung dunia Islam dengan kedok membela para korban rasisme. Pembentukan rezim ini diharapkan bisa menciptakan jurang setelah 13 abad antara wilayah timur dan wilayah barat dunia Islam. Pada awalnya, umat Islam lengah, karena mereka tidak mengetahui rencana matang orang-orang Zionis dan para pendukung Barat-nya. Imperium Ottoman kalah. Lantas dilakukan penandatangan kesepakatan Sykes – Picot secara rahasia untuk membagi negara-negara Islam di Timur Tengah antara negara-negara pemenang perang. Masyarakat internasional menyerahkan Palestina di bawah wewenang Inggris. London pun berjanji akan membantu rezim Zionis, dan melalui berbagai perencanaan matang, mereka memasukkan kaum Yahudi ke Palestina serta mengusir warga Muslim dari tempat tinggal mereka.

Rencananya pada tahap awal, kaum Yahudi masuk sebagai kelompok minoritas kemudian secara bertahap jumlah mereka meningkat. Satu wilayah, itu pun wilayah yang vital -karena negara Palestina berada di wilayah vital- dikuasai dan kemudian di sana dibentuk sebuah pemerintahan yang menjadi sekutu Inggris. Misi rezim ini adalah mencegah terjadinya persatuan dunia Islam -khususnya dunia Arab- di wilayah tersebut. Musuh yang mendapat dukungan dari pihak luar sedemikian rupa, dengan menggunakan berbagai trik spionase dan beragam cara, mampu menyulut perpecahan dan mereka pun telah melakukannya; mendekati satu pihak, memukul lainnya, menumpas satu pihak dan mengintimiasi pihak lainnya. Oleh karena itu, pada tahap awal adalah Rezim Zionis berdiri dengan bantuan Inggris dan sejumlah negara Barat lainnya. Kemudian secara bertahap rezim ini memisahkan diri dari Inggris dan berhubungan dengan Amerika Serikat (AS). Hingga kini pun AS terus mengayomi rezim Zionis. Dengan cara seperti inilah mereka membentuk sebuah negara dan menduduki Palestina.

Pendudukannya pun berjalan demikian; awalnya mereka tidak datang dengan perang. Pertama mereka tampil dengan tipu muslihat. Kemudian mereka membeli wilayah luas di Palestina yang digarap oleh para tukang kebun dan petani Arab, yang merupakan tanah-tanah yang sangat subur dengan harga berkali lipat dari harga sebenarnya. Tanah-tanah luas itu dibeli dari para pemiliknya -yang berada di Eropa dan Amerika-. Para pemilik tanah-tanah itupun tak keberatan menjualnya kepada orang-orang Yahudi. Tentunya dalam proses ini ada banyak broker yang terlibat. Disebutkan bahwa salah satu di antara mereka adalah Sayyid Dhiya yang cukup terkenal (Sayyid Dhiyauddin Thaba’thabai), kolega Reza Khan pada kudeta tahun 1299, yang pergi ke Palestina untuk menjadi makelar jual-beli tanah milik warga Muslim untuk orang-orang Yahudi dan Israel. Mereka membeli tanah dan ketika tanah-tanah tersebut menjadi milik mereka, secara bertahap mereka mengusir para petani dari tanah-tanah tersebut itupun dengan cara yang sangat kasar dibarengi dengan kebuasan dan kekejaman. Mereka juga mendatangi banyak tempat, dengan sewenang-wenang mereka memukul dan membunuh. Pada saat yang sama mereka menggalang dukungan opini umum dunia dengan kebohongan dan tipu daya.

Fakta Yang Diselewengkan

Dalam propaganda dunia, diupayakan agar orang-orang Yahudi yang datang dan merampas Palestina, terkesan sebagai kaum tertindas yang memang memiliki hak serta menjadi korban represi dan agresi. Sementara orang-orang Arab yang berupaya merebut kembali rumah mereka [yang teramnpas] sebagai orang-orang kasar dan ganas yang tidak mengenal aturan.

Ketika orang-orang Zionis dan Yahudi asal Rusia hendak bermigrasi ke Palestina, mereka tidak disebut perampas. Padahal, mereka bukan warga Palestina sehingga berhak datang ke negeri itu. Mereka adalah warga Rusia, Ukraina, warga negara-negara Eropa dan Amerika yang masing-masing di negara asal memiliki tempat tinggal, rumah, kekayaan, harta, dan kehidupan. Meski demikian, mereka datang ke Palestina untuk merampas hak-hak warga Palestina, merampas rumah, kekayaan dan tanah air mereka, serta merampas kesempatan mereka untuk membentuk sebuah keluarga. Ini semua tidak diungkapkan! Selain itu, kepada anasir rezim Zionis dan AS di media massa mereka menayangkan gambar dan foto sekelompok perempuan dan anak-anak Yahudi dengan wajah lesu datang ke Palestina. Tujuannya, agar masyarakat dunia terkesan sehingga berpikir, “Mengapa kaum Arab harus berperilaku sedemikian rupa terhadap orang-orang tertindas ini?”

Elemen-Elemen Pendudukan Palestina

Penguasaan dan perampasan orang-orang Zionis terhadap Palestina terjadi dengan tiga elemen; Pertama, kekasaran terhadap orang-orang Arab. Sikap mereka terhadap pemilik asli negeri Palestina selalu disertai dengan kekerasan, agitasi, dan keberingasan. Tidak ada toleransi. Elemen kedua, kebohongan terhadap opini umum dunia. Kebohongan terhadap opini dunia adalah salah satu hal yang sangat mencengangkan. Sedemikian seringnya mereka berbohong melalui media massa Zionis yang dikuasai oleh kaum Yahudi -baik sebelum atau sesudah kebohongan tersebut dikemukakan- sampai membuat banyak konglomerat Yahudi yang berhasil mereka gaet! Banyak orang yang mempercayai kebohongan mereka. Bahkan seorang penulis filsuf sosial Perancis Jean Paul Sartre juga tertipu. Ia menulis sebuah buku yang telah saya baca 30 tahun lalu. Sartre menulis tentang bangsa tanpa tanah air, tanah air yang tanpa bangsa. Yakni orang-orang Yahudi adalah bangsa yang tidak memiliki tanah air, lantas mereka datang ke Palestina yang merupakan tanah air tanpa bangsa. Maksudnya apa negeri Palestina tidak memiliki bangsa? Di sana ada sebuah bangsa yang beraktivitas. Ada banyak bukti. Seorang penulis asing mengatakan, di seluruh wilayah Palestina terdapat ladang-ladang gandum yang menghampar bagaikan lautan hijau yang tampak sejauh mata memandang.

Di dunia, mereka berusaha mengesankan bahwa Palestina adalah negeri tanpa penghuni, negeri yang rusak, dan bernasib buruk. Lantas mereka datang dan membangunnya! Ini jelas kebohongan besar kepada opini umum! Mereka selalu berusaha mengesankan diri sebagai orang-orang yang tertindas. Di Amerika, jika terjadi peristiwa sekecil apapun terhadap sebuah keluarga Yahudi berbagai majalah -seperti Time dan Newsweek-, akan memampang foto korban dalam ukuran besar lengkap dengan rincian serta usia orang yang terbunuh dan ketertindasan mereka. Namun saat terjadi ratusan bahkan ribuan tindak kekejaman terhadap para pemuda, keluarga, anak-anak, dan perempuan Palestina, di dalam wilayah pendudukan dan di Lebanon, media-media itu sama sekali tidak mengindahkannya!

Elemen ketiga adalah persekongkolan dan konspirasi atau menurut istilah mereka lobi. Yakni berbicara dan bersekongkol dengan rezim itu, tokoh ini, politisi polan , cendekiawan itu, dengan penulis ini, dan dengan penyair itu. Aksi mereka memiliki tiga elemen sehingga mereka mampu merampas negara ini dengan tipu daya dan muslihat. Pada masa itu, kekuatan-kekuatan asing bersama mereka dan yang terpenting adalah Inggris. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sebelumnya Liga Bangsa-Bangsa -yang dibentuk pasca perang untuk apa yang diistilahkan dengan perdamaian- selalu mendukung rezim Zionis, kecuali pada beberapa kasus saja. Pada tahun 1948, Liga Bangsa-Bangsa merilis resolusi membagi Palestina tanpa alasan dan sebab. Disebutkan dalam resolusi itu bahwa 57 persen dari wilayah Palestina adalah milik orang-orang Yahudi, padahal sebelumnya, hanya sekitar lima persen dari wilayah Palestina yang menjadi milik orang-orang Yahudi! Mereka telah membentuk pemerintahan di sana dan kemudian terjadilah berbagai peristiwa, agresi ke desa-desa, kota-kota, dan serangan ke rumah-rumah dan terhadap orang-orang yang tak berdosa. Tentunya dalam kasus ini, negara-negara Arab juga bersalah. Meletus perang beberapa kali. Pada perang tahun 1967, Israel berkat bantuan Amerika dan sejumlah negara, berhasil merampas sebagian wilayah Mesir, Suriah, dan Jordania. Kemudian pada perang tahun 1973, dengan bantuan kekuatan tersebut, Israel kembali berhasil memenangi perang dan menduduki sejumlah wilayah.

Urgensi Masalah Palestina

Berdasarkan penelitian saat ini, dalam kehidupan umat Islam di seluruh dunia Islam, tidak ada masalah yang lebih penting dan vital daripada masalah Palestina. Selama bertahun-tahun umat Islam secara bertahap telah terbiasa dengan perampasan sebagian wilayahnya. Masalahnya bukan hanya perampasan wilayah Islam saja, tetapi ada masalah yang lebih dari. Masalahnya adalah bahwa musuh dunia Islam, menjadikan wilayah Islam tersebut untuk menyerang barisan umat Islam dan untuk meredam suara dan gerakan mereka. Dalam masalah Palestina, yang menjadi tujuan adalah menyelamatkan Palestina, yang berarti pemusnahan rezim Israel. Tidak ada perbedaan antara wilayah pendudukan sebelum tahun 1967 atau sesudahnya. Setiap jengkal dari tanah Palestina adalah bagian dari wilayah negeri Muslim. Rezim apapun selain rezim yang dibentuk rakyat Palestina dan umat Islam di negeri Palestina, adalah rezim penjajah. Intinya adalah yang dikemukakan oleh Imam Khomeini; “Israel harus musnah.” Kaum Yahudi Palestina dapat tinggal di sana jika mereka menerima pemerintahan Islam. Masalahnya bukan anti Yahudi. Masalahnya adalah perampasan negeri milik umat Islam. Para penguasa dan pemimpin umat Islam, jika tidak berada di bawah pengaruh kekuatan-kekuatan dunia, pasti dapat melaksanakan tugas penting ini. Tetapi sayang, mereka tidak melaksanakannya.

Urgensi Baitul Maqdis

Di samping isu Palestina, masalah Baitul Maqdis juga sangat penting. Dewasa ini berbagai macam propaganda digulirkan untuk merampas dan mencaplok kota suci ini serta untuk menghancurkan situs-situs keislaman di dalamnya oleh rezim Zionis. Kota ini milik seluruh umat Islam dan Quds adalah ibukota bagi seluruh negeri Palestina. Umat Islam tidak akan membiarkan rencana busuk musuh terealisasi dan umat ini siap melawannya.

Perespektif Republik Islam Iran Tentang Palestina

Dari sisi keislaman: masalah Palestina merupakan masalah pokok dan sebuah kewajiban. Seluruh ulama Syiah, Sunni, dan para pendahulu, menjelaskan bahwa jika sebagian dari wilayah Islam dikuasai oleh musuh-musuh Islam, maka menjadi kewajiban bagi semua untuk berperang hingga wilayah yang dirampas dapat direbut kembali. Setiap orang dengan metode dan cara apapun dapat melaksanakan tugasnya terkait masalah Palestina. Pertama dari sisi keislaman mereka memikul kewajiban. Tanah adalah tanah milik Islam. Tanah itu sedang dikuasai oleh musuh dan harus direbut kembali. Kedua, delapan juta umat Islam, sebagiannya mengungsi dan sebagian lainnya yang berada di dalam wilayah pendudukan, kondisi mereka lebih buruk dari para pengungsi. Mereka tidak berani bergerak, tidak berhak berbicara, tidak berhak memiliki wakil dalam urusan kenegaraan, dan dalam banyak kasus mereka dihalau ketika hendak menunaikan shalat. Mereka mengancam Masjid Al-Aqsha yang merupakan kiblat [pertama] umat Islam. Bahkan satu hari -beberapa tahun yang lalu- mereka membakarnya. Mereka juga melakukan penggalian di bawah Masjid itu dan melakukan berbagai pelanggaran. Pada dasarnya mereka berusaha mengeluarkan Masjid Al-Aqsha -kiblat [pertama] umat Islam- dari bentuk keislamannya.

Dari sisi kemanusiaan: Ketertindasan keluarga-keluarga Palestina telah menciptakan tanggungjawab dan kewajiban bagi semua orang. Ketertindasan sebuah bangsa yang berada di dalam Palestina. Betapa mereka telah bersikap zalim terhadap warga Palestina, dan anehnya lembaga-lembaga hak asasi manusia bungkam! Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat, serta sebagian orang yang mengklaim memiliki tugas untuk memperluas demokrasi di dunia, dalam masalah ini justeru mencoreng martabat mereka sendiri. Karena saat ini ada sebuah bangsa yang tidak memiliki kekuatan apa-apa di negeri sendiri. kkata-katanya tidak didengar di manapun. Bangsa itu adalah bangsa Palestina. Dari sisi kemanusiaan bangsa ini adalah bangsa yang tertindas. Di sisi lain bangsa ini berhadapan dengan sebuah rezim yang rasisme dengan kezaliman yang sedemikian besar. Fakta ini menunjukkan kebohongan besar yang diklaim oleh Amerika Serikat dan lembaga-lembaga dunia, serta para cendikiawan yang pro-Barat tentang slogan demokrasi!

Dari sisi keamanan: Masalah Israel adalah sebuah ancaman keamanan, bukan hanya untuk masyarakatnya sendiri, melainkan untuk seluruh kawasan, karena rezim ini memiliki gudang penyimpanan senjata nuklir dan terus memproduksi senjata nuklir! Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah berulangkali memperingatkan, namun tidak pernah diperhatikan. Faktor paling utama adalah karena adanya dukungan Amerika Serikat, yakni dosa serangkaian kejahatan rezim Zionis, ada dipundak Amerika. Dalam tempo puluhan tahun terakhir, di Dewan Keamanan PBB telah diratifikasi lebih dari 30 resolusi anti-Israel, yang semuanya di-veto oleh Amerika.

Dari sisi ekonomi: Israel adalah bahaya bagi kawasan. Rezim Zionis yang sedang menduduki Palestina mengemukakan sebuah proposal dengan nama proposal Timur Tengah Baru. Apa yang mereka maksudkan dengan Timur Tengah Baru? Timur Tengah yang hendak mereka bentuk itu akan menjadikan Israel sebagai porosnya dan secara bertahap Israel akan menguasai perekonomian negara-negara Arab, negara-negara kaya minyak dan zona minyak di Teluk Persia! Inilah tujuan Israel. Sejumlah negara lengah. Ketika mereka dikritik, mereka mengatakan, “Kami tidak menjalin hubungan dengan mereka (Israel, pent). Kami hanya memberi ijin para pengusahanya untuk datang!” kebutulan itulah yang sebenarnya mereka inginkan. Mereka ingin Israel memanfaatkan kelengahan sejumlah negara untuk menyusup ke sana dan menguasai sumber-sumber perekonomian dan finansialnya dengan dukungan Amerika Serikat plus dengan bantuan gudang-gudang senjata nuklirnya yang berbahaya. Ini adalah ancaman yang sangat besar bagi kawasan. Ini adalah ancaman yang paling berbahaya. Semoga itu tidak pernah terjadi dan bangsa-bangsa Islam tidak akan membiarkannya terjadi. Namun inilah rencana mereka. Mereka ingin mengontrol pusat-pusat kekuatan di negara-negara tersebut dengan mengandalkan kekuatan ekonomi.

Oleh sebab itu, dari sisi keislaman, kemanusiaan, ekonomi, keamanan, dan politik, eksistensi Israel dewasa ini adalah sebuah ancaman besar bagi bangsa dan negara-negara di kawasan.

Imam Khomeini dan Masalah Palestina

Sejak dimulainya gerakan Islam [yang dipimpin Imam Khomeini di Iran] pada tahun 1341 Hijri Syamsi (1962), ketika di Iran saat itu masalah Palestina tidak marak dibahas bahkan di kalangan elit masyarakat, Imam Khomeini ra telah memaparkan pandangannya bahwa semua pihak harus merasakan adanya ancaman dari kekuatan Israel, dan semua harus bangkit dan melawan. Imam Khomeini kemudian bergerak di jalan ini, dan inilah yang lantas menjadi salah satu slogan terpenting dalam perjuangan sosok insan yang besar dan surgawi itu. Gerakan Imam Khomeini ra, menghembuskan spirit baru terkait masalah Palestina. Beliau kembali memberikan corak keimanan dan keislaman dalam masalah Palestina, corak yang selalu menyertai jihad dan pengorbanan. Imam Khomeini ra tidak pernah berhenti membela kaum tertindas di dunia hanya demi bertoleransi dengan kekuatan adidaya dunia. Beliau senantiasa memandang masalah Palestina sebagai masalah yang pokok. Imam Khomeini secara tegas dalam surat wasiat dan pidato-pidatonya memerhatikan seruan bangsa-bangsa tertindas yang meminta pertolongan kepada umat Islam. Kepribadian Imam Khomeini ra selaklu lekat dengan pembelaan yang tegas terhadap hak kaum yang tertindas, pembelaan tegas terhadap hak bangsa Palestina dan setiap bangsa tertindas lainnya. Inilah kepribadian dan pesan serta wasiat beliau. Seorang pemuda Muslim Palestina mengatakan, “Saat ini di penjara-penjara di Palestina pendudukan, para tahanan melantunkan syair mengenang Imam Khomeini, pemimpin besar Revolusi Islam dengan penuh kecintaan.” Revolusi Islam, Imam Khomeini, dan perjuangan bangsa Iran dikenang di dalam sel-sel penjara tersebut.

Hasil Perpecahan Umat Islam

Jika umat Islam dewasa ini bersatu dan jika bersandar pada spiritualitas Islam, musuh tidak akan mampu secara terang-terangan menyiksa, merepresi, memburu, dan menganggu bangsa Palestina di rumah mereka sendiri. Berbagai masalah di Palestina, akan membuat hati setiap manusia yang peduli—meski tidak sangat beragama—akan bergejolak dan tidak tenang.

Tugas Pembelaan Terhadap Bangsa Palestina

Pembelaan terhadap bangsa Palestina yang tertindas dan kebangkitan berani dan mazlum mereka, merupakan kewajiban islami kita semua. Dewasa ini sebuah bangsa Muslim dengan wajah berlumuran darah, meminta bantuan umat Islam, dari tengah medan pertempuran. Saya tidak akan pernah melupakan seruan perempuan Palestina yang berteriak dengan suara parah di depan kamera wartawan: “Wahai umat Islam...”

Seluruh umat Islam dan Arab harus mendukung legalitas perjuangan masyarakat Palestina. Masalah ini harus ditekankan di kancah internasional bahwa hak bangsa Palestina yang tanpa daya telah terampas, dijajah, dan mereka berhak untuk berjuang demi menggapai hak-haknya. Oleh karena itu, berlanjutnya intifada dan muqawama masyarakat Palestina adalah hak legalmereka dan ketentuan internasional juga menghormati hal ini. Meski sangat disayangkan sekali ketentuan tersebut biasanya didefinisikan demi tuntutan kaum imperialis dan adidaya dunia.

Umat Islam tidak tahan lagi menyaksikan agresi harian terhadap bangsa Palestina, dan hanya tinggal diam. Harus dipahamkan kepada Israel bahwa berlanjutnya serangan terhadap bangsa Palestina dan wialyah-wilayah pendudkan, akan dihadapi dengan reaksi keras, tegas, dan praktis, seluruh bangsa Arab dan Islam.

Dunia Islam dan Masalah Palestina

Dukungan Dunia Islam Terhadap Palestina


Masalah Palestina, adalah masalah internasional pertama Islam. Sudah bertahun-tahun umat Islam secara bertahap telah terbiasa dengan perampasan sebagian wilayahnya. Bukan hanya masalah perampasan wilayah umat Islam saja, melainkan masalah yang lebih tinggi dari itu. Masalahnya adalah bahwa musuh menggunakan sebagian wilayah umat Islam sebagai posisi pertahanan untuk menyerang barisan umat Islam dan untuk melawan tuntutan dan gerakan mereka.

Di sini pembicaraan kita tentang penderitaan, pengungsian, dan ketertindasan sebuah bangsa. Pembicaraan tentang perampasan sebuah negara, tentang munculnya gumpalan tumor di jantung negara-negara Islam dan di titik pertemuan Timur dan Barat dunia Islam. Di sini pembicaraan kita tentang kezaliman berkesinambungan yang telah selama dua generasi beruturut-turut mendera bangsa Muslim Palestina. Dewasa ini, kebangkitan berdarah Islam yang bersandarkan pada masyarakat di Palestina, memperingatkan kepada musuh yang tidak berperasaan, asing terhadap kemanusiaan, dan tanpa pertimbangan untuk melakukan kejahatan, tentang bahaya nyata dan serius. Metode-metode musuh lebih rumit dan berbahaya dari sebelumnya, dan umat Islam di seluruh dunia harus menganggapnya lebih serius serta bertindak dan memikirkannya.

Pada dasarnya pembentukan pemerintahan Yahudi—atau dengan istilah yang lebih tepat, pemerintahan Zionis—di satu wilayah dunia Islam ini, muncul dengan satu tujuan imperialisme jangka panjang. Pada hakikatnya, terwujudnya pemerintahan ini di wilayah vital yang nyaris di jantung dunia Islam ini—yakni yang menyambungkan belahan Barat dunia Islam yaitu Afrika dengan belahan Timur dunia Islam yaitu Timur Tengah, Asia, dan Masyriq, serta merupakan pertigaan antara Asia, Afrika, dan Eropa—adalah agar penguasaan kaum imperialis pada masa itu—yang puncaknya adalah pemerintah Inggris—tetap berlanjut di dunia Islam untuk jangka panjang.

Cara benar perlawanan terhadap pemerintahan penjajah adalah yang saat ini telah ditemukan oleh bangsa Palestina dan melangkah dengan kokoh di jalan itu. Adapun tugas seluruh umat Islam adalah membantu mereka dalam perjuangan suci ini. Dewasa ini tidak ada alasan bagi negara-negara Islam untuk tidak peduli terhadap masalah Palestina. Pemerintah perampas, telah mengangkat brutalitas dan keberingasan hingga ke derajat tertingginya, dan membuktikan bahwa dalam menggapai tujuan-tujuan imperialisme dan berbahayanya, siap melakukan tindak kejahatan apapun. Kebangkitan Islam bangsa Palestina juga telah menyempurnakan hujjah bagi seluruh pihak dan menunjukkan bahwa di samping represi musuh dari segala sisi serta pengkhianatan para pengklaim persahabatan, tunas muqawama layu, bahkan berakar dan bahkan berbuah. Oleh karena itu, wajib bagi seluruh bangsa dan negara untuk jujur menilai masalah Palestina masuk dalam masalah-masalah prioritasnya dan membantunya sekadar kemampuan yang dimiliki.

Di antara seluruh madzhan Islam, tidak ada perselisihan pendapat dan seluruh ulama juga menyepakati masalah ini bahwa jika sebagian dari wilayah Islam terpisah akibat ulah musuh dan pemerintahan musuh Islam terbentuk di wilayah tersebut, maka semua pihak harus mengetahui bahwa tugas mereka adalah berjuanga dan berupaya untuk mengembalikan wilayah itu ke dunia Islam. Bangsa Palestina—yang saat ini menjadi perhatian dunia Islam—harus mengetahui bahwa hati umat Islam memuji dan mendoakannya, dan jika terbuka jalan untuk membantu, maka saat ini umat Islam akan menggulirkan bantauannya, baik pemerintah yang setuju dan cenderung atau yang tidak. Umat Islam tidak akan menyia-nyiakan Palestina, bangsa Palestina, dan para pemuda Palestina.

Dukungan Negara-Negara Islam Terhadap Palestina

Negara-negara Islam diharapkan untuk menyediakan fasilitas dalam rangka pertahanan kepada bangsa tersebut dan juga diharapkan melancarkan represi politik terhadap pihak-pihak yang mendukung kepentingan rezim Zionis di dunia. Hal ini dapat dilakukan dalam hubungan bilateral, di kancah internasional, dalam dialog umum, dan dalam perundingan khususnya. Sekarang ketika penyerang dan agresor tidak bersedia menghentikan kejahatannya, bangsa Palestina—yang kebenaran berpihak padanya dan memperjuangan hak-haknya—harus mampu untuk membela diri.

Dukungan Bangsa Iran Terhadap Bangsa Palestina


Bangsa Iran selalu dan senantiasa membela bangsa-bangsa madzlum dan yang berada di bawah penindasan kaum imperialis. Bangsa Iran selalu berada di samping bangsa Muslim, pejuang, dan pemberani Palestina, dalam melawan rezim penjahat Zionis, serta mengimbau saudara-saudara Palestina untuk melanjutkan jalan Allah—yakni perjaungan melawan musuh perampas dan para pendukungnya—dengan bertawakal dan yakin terhadap Allah hingga kehancuran pemerintahan perampas Zionis. Bangsa besar dan para relawan basij yang mukmin dan penuh pengorbanan Iran, menilai pembelaan terhadap Palestina sebagai kewajiban agama serta menilai bahwa di jalan Allah tidak ada tujuan yang mustahil tercapai.

Pemanfaatan Propaganda dalam Mendukung Palestina

Pasca Perang Dunia II, orang-orang Yahudi di seluruh penjuru dunia, membuat ratusan bahkan ribuan film untuk mengesankan ketertindasan mereka sehingga mereka dapat mengesankan citra ketertindasan mereka, dan menunjukkan citra pihak yang melawan mereka—baik secara faktual atau infaktual—sebagai penjahat. Kezaliman yang saat ini dilakukan terhadap bangsa Palestina, tidak prnah dilakukan sebelumnya terhadap satu bangsa pun, di saat sayang sekali opini umum dunia tidak mengetahui kezaliman tersebut. Hal ini harus dijelaskan dengan benar. Harus diproduksi berbagai film dan harus dilakukan karya-karya seni sehingga opini umum dunia mengetahui apa yang terjadi.

Penyelesaian Diplomatik Masalah Palestina

Dalam menyelesaikan krisis Palestina telah lama diusulkan dua solusi yakni solusi keliru dan solusi yang proprosional. Solusi keliru adalah berunding dengan pihak perampas yang sama sekali tidak berkomitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan, ketentuan internasional, dan berbagai resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta bersepakat dengannya dalam satu titi. Solusi ini, muncul dalam bentuk apapun tetap keliru. Israel telah membuktikan tidak akan komitmen terhadap apa yang ditandatanganinya, jika sepakat atau menandatangani, Israel tidak akan komitmen.

Solusi yang ibarat melempar umpan ke mulut agresor ini dan membuatnya gemuk sehingga mampu mengambil langkah berikutnya, bukan solusi, ini adalah pengalaman bangsa Palestian selama 60 tahun. Dirilis berbagai resolusi di PBB. Meski Amerika yang merupakan pendukung rezim Zionis dan tampaknya menandatangani resolusi tersebut, namun agresor ini tidak melaksanakan resolusi tersebut. Solusi yang logis adalah solusi yang terpaksa diterima oleh semua jiwa yang sadar di dunia dan seluruh pihak yang meyakini berbagai pengertian dunia saat ini dan solusi yang dimaksud oleh bangsa Palestina. Yaitu semua orang yang terusir dari Palestina, hanya mereka yang mau saja, kembali ke tanah air Palestina dan ke rumah mereka. Ini adalah sebuah hal yang logis. Orang-orang yang terlantar di Lebanon, Jordania, Kuwait, Mesir, dan berbagai negara Arab lainnya, kembali ke negara dan rumah mereka di Palestina. Serta dilakukan referendum pendapat terhadap orang-orang yang berada di Palestina sebelum pembentukan pemerintahan ilegal Israel pada tahun 1948—baik Muslim, Kristen, maupun Yahudi. Dalam referendum tersebut mereka akan menentukan pemerintahan yang akan berkuasa di Palestina. Inilah demokrasi. Bagaimana mungkin demokrasi baik untuk dunia namun tidak baik untuk Palestina. Bagaimana mungkin seluruh masyarakat dunia berhak untuk turut andil dalam menentukan nasibnya, namun masyarakat Palestina tidak berhak? Tidak ada orang yang meragukan bahwa rezim yang saat ini berkuasa di Palestina, adalah rezim yang berkuasa melalui kekuatan, tipu daya, intrik, dan represi. Rezim Zionis tidak muncul secara damai, mereka berkuasa sebagiannya dengan cara tipu daya dan intrik, dan sebagiannya dengan kekuatan senjata dan represi, sebab itu memiliki pemerintahan yang dipaksakan. Warga Palestina harus berkumpul, memberikan suara, dan menentukan jenis pemerintahan yang berkuasa di negara ini. Rezim dan pemerintahan tersebut harus dibentuk serta harus memutuskan nasib orang-orang yang datang ke Palestina setelah tahun 1948, apapun keputusannya nanti. Jika diputuskan dapat tetap tinggal, maka mereka akan tinggal, dan jika diputuskan harus pergi, maka mereka harus pergi. Ini adalah pendapat masyarakat, demokrasi, dan hak asasi manusia, dan juga sesuai dengan logika yang berlaku di dunia.

Represi Terhadap Rezim Zionis Israel

Pihak perampas yang tidak menerima solusi logis! Di sinilah semua pihak yang terkait harus bertanggung jawab terhadap permasalahan dari segala sisi, baik negara-negara Arab, Islam, bangsa-bangsa Islam di dunia khususnya bangsa Palestina sendiri, dan juga masyarakat internasional. Masing-masing memiliki tanggung jawab yang mendesak agar solusi logis ini harus terealisasi dan dapat terealisasi. Agar jangan sampai sejumlah pihak menyatakan bahwa hal ini adalah mimpi belaka dan mustahil. Tidak, ini adalah hal yang mungkin. Negara-negara di laut Baltik setelah selama 40 tahun menjadi bagian dari Uni Soviet, telah merdeka. Negara-negara di wilayah Kaukasus yang sebagiannya 100 tahun sebelum terbentuknya Uni Soviet berada di bawah kekuasaan Tsar, merdeka. Saat ini, Kazakistan, Azerbaijan, Georgia, dan lain-lain, merdeka dan mandiri. Berarti hal ini mungkin. Hanya saja menuntut tekad dan keberanian. Bangsa-bangsa adalah para pemberani, tidak takut, dan siap. Dengan demikian setiap negara memiliki tugas, dan yang lebih utama adalah negara-negara Arab. Dewasa ini negara-negara Arab dapat terdepan dan menggalang popularitas serta dukungan dari masyarakatnya sendiri dalam masalah Palestina. Jika negara dan pemerintah didukung masyarakat, maka Amerika tidak akan mampu mengusiknya, dan tidak akan takut di hadapan Amerika, bahkan tidak perlu lagi untuk bertoleransi dengan Amerika.

Penggunaan Senjata Minyak

Di antara hal yang dapat dilakukan oleh negara-negara Arab pengekspor minyak adalah menggunakan minyak sebagai senjata. Ungkapan Barat di tingkat dunia untuk tidak menggunakan minyak sebagai senjata, sama sekali tidak benar. Minyak adalah bangsa-bangsa dan harus digunakan demi kepentingannya. Amerika Serikat menggunakan gandum dan produk-produk pangan sebagai senjata, di banyak negara juga demikian. Mengapa negara-negara Islam dan Arab tidak berhak? Hanya satu bulan saja ekspor minyak kepada seluruh negara pendukung Israel dihentikan, dalam rangka mendukung bangsa Palestina secara simbolik. Dewasa ini, gerakan,—gerakan pabrik-pabrik—penerangan dan energi,—energi listrik—dan panas, merupakan tiga unsur utama dalam kehidupan adalah dari negara-negara Islam. Jika minyak tidak sampai ke tangan mereka, gerakan pabrik-pabrik, penerangan, dan panas, juga akan terhenti.

Bantuan Finansial Terhadap Bangsa Palestina

Bantuan finansial kepada Palestina bukan khusus untuk pemerintahan saja yang sebuah pemerintahan menyatkan “Saya telah memberikan bantuan 10 juta dolar, 20 juta dolar, 50 juta dolar,” tidak jelas kemana, bagaimana, dan kepada siapa bantuan itu diberikan. Saat ini bangsa Palestina membutuhkan makanan dan obat-obatan. Bangsa Palestina bukan pengemis, melainkan mulia namun berada di bawah kekuasaan musuh. Semua pihak berkewajiban membantunya. Katakanlah jika di seluruh dunia Islam—di Iran dan negara-negara lain—setiap orang hanya membantu 1.000 toman kepada bangsa Palestina, lihatlah apa yang akan terjadi! Sebesar apa pengaruh satu milyar 1.000-an toman bagi kehidupan bangsa Palestina. Bahan pangan, obat-obatan, fasilitas, dan apapun yang dibutuhkan untuk perjuangan dan muqawama, disiapkan dan dikirim untuk mereka.

Solusi Penyelamatan Palestina

Apa yang selama beberapa dekade terakhir mendera bangsa Palestina akibat ulah rezim perampas, cukup sebagai pengalaman agar terbukti bahwa merujuk pada kekuatan adidaya dunia dan pihak-pihak yang terkait dengan mereka di kawasan, bukan harapan bagi penyelamatan Palestina.

Revolusi Islam Iran menunjukkan bahwa kunci penyelesaian berbagai masalah besar, berada di tangan masing-masing bangsa dan tekad manusia yang jika bersandar pada Allah dan keyakinan terhadap janji-janji-Nya, akan dapat mengalahkan pengaruh dan tuntutan kekuatan adidaya. Melalui berbagai peristiwa di berabgai belahan dunia dewasa ini, semakin terbukti peran bangsa-bangsa. Hanya tekad bangsa Palestina yang mampu menghadapi kebuasan rezim perampas Zionis Palestina. Dan dengan muqawama heroiknya, bangsa Palestina dapat memaksa musuh untuk mundur dan menerima kekalahan. Bangsa Palestina tidak boleh dan tidak mampu mencari kebebasan dan hak-haknya dalam konferensi dan sidang-sidang para pemimpin Arab. Kalaupun sidang-sidang tersebut bukan merupakan nasib buruk dan kesialan, paling tidak sidang tersebut tidak bermanfaat.

Muqawamah, Solusi Penyelamatan Bangsa Palestina

Penyelamatan Palestina tidak akan didapat dengan mengemis kepada PBB atau kekuatan-kekuatan arogan dan pada tahap awalnya dari rezim Zionis. Solusi penyelamatannya hanya melalui perjuangan dan muqawama dengan persatuan Palestina dan ketauhidan yang merupakan khazanah tanpa batas gerakan jihad.

Elemen muqawama ini, di satu sisi adalah kelompok-kelompok perlawanan Palestina dan seluruh warga mukmin dan pejuang Palestina baik di dalam atau di luar negeri, dan di sisi lain, adalah pemerintah dan negara-negara Islam di seluruh dunia, khususnya para ulama, cendikiawan, tokoh politik, dan para akademisi. Jika dua elemen ini kokoh, tidak diragukan lagi bahwa jiwa-jiwa yang sadar, hati, dan pemikiran yang belum terjamah oleh mantera propaganda imperium media kaum imperialis dan Zionis, di seluruh penjuru dunia akan membantu pihak yang benar dan tertindas, serta akan menghadapkan kaum imperialis pada badai pemikiran, afeksi, dan amal mereka.

Muqawama dan kesabaran para pejuang dan masyarakat Palestina, serta dukungan dan bantuan menyeluruh kepada mereka dari seluruh negara Islam akan mampu mamatahkan kutukan setan perampasan Palestina. Energi besar umat Islam dapat menyelesaikan permasalahan dunia Islam termasuk krisis kronis dan darurat Palestina.

Kebangkitan Bangsa Palestina

Alhamdulillah kebangkitan Islam bangsa Palestina sedikit-banyak telah menerangi ufuk masa depan. Saat ini, generasi baru bangsa Palestina, berjuang dengan nama Allah dan dengan berpegang teguh pada iman terhadap Islam dan perjuangan ini sangat memberikan harapan. Seperti yang disaksikan, musuh—baik para penguasa Zionis, Amerika, pendukung Israel lainnya, atau para pengkhianat di kawasan—kebingungan dan tersentak atas gerakan baru ini, dan untuk menutup-nutupi jalur utama perjuangan, segala cara telah digunakan. Namun agama akan menyelamatkan bangsa Palestina. Islam, akan merebut kembali Palestina dari tangan para agresor.

Generasi baru Palestina telah menyadari hakikat ini bahwa jika ingin mengalahkan keterninaan, penistaan, dan represi yang dipaksakan padanya, satu-satunya cara adalah perjuangan dan muqawama, caranya bukan duduk di belakang meja perundingan karena para perunding tidak mendapatkan apa-apa.

Nasionalisme Arab dan Masalah Palestina

Kadang terdengar seseorang mengatakan, masalah Palestina adalah masalah Arab. Apa makna dari ungkapan ini? Jika maksudnya adalah karena Arab memiliki afeksi kekeluargaan yang lebih dekat dan hendak memberikan layanan dan perjuangan yang lebih, maka ini adalah hal yang terpuji. Namun jika arti ungkapan tersebut adalah karena para penguasa sejumlah negara Arab tidak mempedulikan seruan يا للمسلمين bangsa Palestina dan bekerjasama dengan musuh perampas dan zalim dalam peristiwa penting seperti tragedi gaza, dan mengganggu orang berteriak menjawab seruan tanggung jawab serta mengatakan mengapa kalian membantu Gaza, jika demikian tidak satupun umat Islam dan warga Arab yang peduli dan memiliki kesadaran yang dapat menerima ungkapan tersebut dan tidak mengecam orang yang mengemukakannya.

Tipuan Perdamaian


Dewasa ini tipu muslihat yang dilakukan rezim Zionis dan para pendukungnya –AS adalah pendukung terpenting Israel- adalah dengan mengangkat isu perdamaian yang menarik. Perdamaian adalah sesuatu yang baik, namun perdamaian di mana dan dengan siapa? [Bayangkan] ada orang yang menyusup ke rumah Anda, mendobrak pintu secara paksa dan memukuli Anda, serta menistakan keluarga dan putra-putri Anda, lalu dari tiga kamar yang Anda miliki, dua setengahnya diambil dan ia ditempatinya. Kemudian ia mengatakan, “Mengapa Anda terus mengadu ke sana dan ke mari dan selalu melawan. Mari kita berdamai.” Apakah ini layak disebut perdamaian? Agresi adalah watak rezim ini. Pada dasarnya, rezim Zionis berdiri dan hidup di atas kesewenang-wenangan, brutalitas, dan kekerasan hati. Tanpa hal itu, ia tidak akan pernah berkembang. Mereka mengatakan, “Berdamailah dengan rezim ini!” Kalau mereka merasa puas dengan haknya -yakni rumah milik warga Palestina dikembalikan kepada pemiliknya lalu mereka pergi mengurusi urusannya sendiri, atau meminta ijin kepada pemerintah Palestina untuk tinggal di sana, tentu tidak akan ada yang memerangi mereka. Perang terjadi karena mereka memasuki rumah orang lain secara paksa, mengusir penghuninya dan menzaliminya. Kini mereka pun menzalimi negara-negara di kawasan. Mereka adalah ancaman bagi semua pihak. Oleh sebab itu, ketika mereka menginginkan perdamaian itu tak lain adalah sebagai mukaddimah untuk melakukan agresi berikutnya! Jika perdamaian terwujud, itu akan menjadi langkah awal agar selanjutnya mereka dapat menyerang dan melanggar dengan cara lain.

Program Dialog Palestina dengan Israel

Salah satu masalah yang saat ini dipaparkan dengan tujuan agar masalah Palestina terlupakan dan dalam rangka mencegah munculnya masalah tersebut di benak opini umum umat Islam, adalah masalah yang mereka sebut perundingan damai antara kelompok Palestina dengan Israel, atau dengan kata lain perundingan dengan pihak pemerintahan otonomi Palestina. Ini merupakan salah satu dari tipu muslihat dan intrik terburuk rezim Zionis Israel. Yang amat disayangkan adalah sikap sejumlah pihak Muslim bahkan sebagian kelompok Palestina yang terjebak ke dalamnya. Karena bersandar pada asumsi terbaik dalam salah satu perundingan yang telah dilakukan, jika seluruh komitmen yang dijanjikan oleh Israel terealisasi, yang bakal didapat oleh rakyat Palestina adalah wilayah yang kurang lebih empat persen dari seluruh wilayah negeri Palestina!

Yakni dari negeri Palestina yang merupakan hak sah rakyat Palestina dan seluruh warga Palestina memiliki dan berhak atasnya, hanya empat persen yang diberikan kepada mereka. Masalahnya dalam bentuk apakah empat persen itu?! Empat persen tersebut, tidak terkumpul di satu wilayah melainkan terpisah-pisah! Kepada pihak-pihak yang diminta untuk membentuk pemerintahan, mereka sama sekali tidak diberi ijin untuk bertindak layaknya sebuah pemerintahan. Pemerintahan tersebut memikul perintah untuk mengurusi sebuah wilayah dan berjaga-jaga jangan sampai rakyat Palestina di wilayah tersebut beraksi melawan Israel. Yakni wilayah yang terbatas, kecil, terpisah-pisah, dan tidak dapat dikendalikan, diberikan kepada Palestina sebagai sebuah negara yang tidak sempurna. Imbalan apakah yang harus mereka lakukan untuk Israel? Mereka mendapat tugas untuk berjalan seiring dengan lembaga-lembaga keamanan Israel dalam menindak para pejuang Palestina di dalam wilayah pendudukan. Adakah pengkhianatan dengan mengatasnamakan Palestina yang lebih buruk dan lebih nista dari ini? Ini adalah pengkhianatan paling buruk dari rangkaian pengkhianatan yang pernah terjadi terhadap bangsa Palestina hingga saat ini. Mereka tidak pernah dan tidak akan bisa berbuat sesuatu untuk bangsa Palestina.

Logika Perdamaian Arab dengan Israel

Negara-negara Arab menyatakan “Kami tidak lebih Palestina dari masyarakat Palestina sendiri!” Pertama, masalah Palestina adalah masalah dunia Islam. Selain dari sisi politik, keamanan, dan ekonomi, Palestina adalah masalah taklif ilahi dan islami. Di atas itu semua, Palestina adalah masalah ketuhanan, namun jika seseorang yang tidak meyakini Tuhan dan ingin melakukan sesuatu hanya untuk masyarakat Palestina saja, harus diperhatikan apa yang dikatakan masyarakat Palestina.

Saat ini, bangsa Palestina adalah mereka yang tertangkap dan mendekam di penjara-penjara rezim perampas dan puluhan kali lipatnya berada di jalan-jalan, di Masjid Al-Aqsha, dan di pasar-pasar seluruh wilayah Palestina yang telah dirampas, meneriakkan slogan dan melancarkan operasi. Sekelompok minoritas yang tamak dan yang pergi berunding, bukan bangsa Palestina disebutkan “Kami tidak lebih Palestina dari masyarakat Palestina sendiri!” [IT/Khamenei]
 
Empati untuk Gaza, Mati untuk Zionis!
Islam Times- Betapa bejat, hey, kau Zionis! Benar-benar kesulitan saya mencari kata yang tepat untuk menyebut kalian. Tak satupun kata dalam kamus, yang paling sadis sekalipun, yang memadai untuk mengistilahkan siapa, atau malah “apa”, kalian itu
Empati untuk Gaza, Mati untuk Zionis!
Gaza, kota yang luasnya cuma sepetak itu, belum jua lepas dirundung derita. Detik demi detik, rakyat di kota yang nyaris tinggal puing-puing, hidup di bawah desingan peluru dan di tengah dentuman bom susul menyusul yang ditembakkan tentara pengecut zionis. Tak ada ruang bagi mereka untuk menyembunyikan nyawanya, kecuali di balik kulit tipis yang membalut tubuhnya yang kurus kering.

Sudah bertahun-tahun lamanya mereka “di penjara”, baik oleh rezim penindas zionis maupun anteknya, Mesir. Setiap saat mereka ditembaki. Disiksa. Diperkosa. Dibiarkan lapar dan haus. Dibantai tanpa ampun. Diintimidasi. Diteror. Difitnah. Dikepung. Diblokade. Dikriminalisasi. Dilecehkan. Diinjak-injak. Diasingkan. Dinormalisasi sebagai objek pembunuhan. Didegradasi hingga sebatas “binatang”. Digiring beramai-ramai ke liang lahat yang tak layak sekalipun untuk mengubur binatang paling menjijikan.

Betapa bejat, hey, kau Zionis! Benar-benar kesulitan saya mencari kata yang tepat untuk menyebut kalian. Tak satupun kata dalam kamus, yang paling sadis sekalipun, yang memadai untuk mengistilahkan siapa, atau malah “apa”, kalian itu. Kalian benar-benar jauh lebih brutal dan lebih anti-manusia dari zombi paling lapar daging busuk sekalipun. Bahkan, kotoran manusia, kalian lahap juga.

Sekarang, layaknya burung pemakan bangkai, pesta pora kalian di atas tumpukan mayat manusia di Gaza, kalian jeda dengan mengerubuti sekumpulan bayi tidak berdaya yang sedang berkerumun di geladak kapal kecil kemanusiaan. Bayi-bayi mungil dan lucu itu sedang berlayar ke Gaza untuk sekadar menyerahkan bantuan tak seberapa dan memberi dukungan pada rakyat Gaza untuk tegar menghadapi teror dan serangan mesin-mesin perang para pembunuh terkejam bernama Zionis. Tanpa senjata, dan sepenuhnya misi kemanusiaan, kapal mereka yang berlogo Mavi Marmara, dikepung dan dibajak tanpa ampun. Tapi, tuduhannya tetap; mereka bersenjata dan tentara “penakut” zionis balas menembak. Ya, mereka memang bersenjata. Tapi senjata mereka bukan butir-butir peluru timah panas atau rudal-rudal canggih. Seperti rakyat Gaza, mereka mempersenjatai diri dengan spirit kemanusiaan, tekad yang membaja, dan keberanian untuk mati demi membela kaum yang lemah.

Saat saya menuangkan kemurkaan dalam tulisan ini, drama penyergapan mendadak itu masih berlangsung. Dari tayangan berita, terlihat beberapa tentara zionis merangsek masuk ke atas kapal, baik lewat helikopter maupun kapal laut cepat. Sikap arogan mereka benar-benar menjijikan. Sambil menodongkan senjata tempurnya yang mematikan, mereka berteriak-teriak dan menyemburkan sumpah serapah. Beberapa relawan berusaha mencegat mereka yang berusaha mendobrak pintu masuk ke ruang dalam kapal. Tak ayal, moncong bedil otomatis para pembajak itupun menyalak, memuntahkan beberapa proyektil tajam tak berperasaan yang langsung bersarang di tubuh beberapa relawan. Sekitar 50 orang di antaranya langsung ambruk ke lantai, dengan 20 di antaranya tewas seketika.

Rakyat Gaza dan semua pihak internasional yang terlibat dalam jaringan solidaritas kemanusiaan kini langsung vis-à-vis rezim paling bengis dalam sejarah ini. Hanya ada satu jalan: lawan zionis dengan segala cara dan dari setiap celah yang mungkin. Sejarah mendukung kalian. Sejarah sudah terlalu muak menyaksikan panggungnya dijadikan ajang pembantaian, drama sadisme, dan kekejaman tak terperi yang dilakoni zionis Israel. Sejarah yang terkenal bertangan besi, sudah memaklumatkan tekadnya; mengenyahkan zionisme dan antek-anteknya dari muka bumi, sekali dan untuk selamanya. [dan/IPABI]
 
Imam Khomeini dan Palestina
Islam Times- “Kami mengundang seluruh kaum tertindas di dunia untuk bergabung dalam Partai Kaum Tertindas dan memecahkan permasalahan mereka bersama, dengan kebulatan tekat dan kehendak bersama; dan melalui partai ini, menyingkirkan setiap masalah yang muncul di mana pun di dunia ini dan di setiap bangsa.”
Imam Khomeini dan Palestina
Tak diragukan, Imam Khomeinilah yang merupakan poros-penggerak dari Revolusi Islam yang meletus di Iran pada tahun 1979. Sebuah revolusi yang memiliki keunggulan yang tak dimiliki oleh revolusi-revolusi besar lainnya di dunia. Di antara nilai keunggulan dimaksud adalah universalitas nilai-nilai yang diperjuangkannya. Tentu, ini terjadi karena hanya revolusi ini sajalah yang bercirikan (dan secara berani mengatasnamakan) Islam, sementara Islam adalah satu-satunya agama yang mengangkat nilai-nilai universal umat manusia. Karenanya, kalau diperhatikan, Revolusi Islam Iran bukan hanya mengangkat nilai-nilai maknawi (spiritual) atau prinsip-hidup yang harus dibangun oleh masyarakat muslim, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, semacam kemerdekaan dan keadilan.

Karena itu pula, tidaklah aneh jika jauh-jauh hari sebelumnya, saat semua muslimin dan masyarakat dunia bungkam atas kejahatan kaum Zionis (Israel), Imam Khomeini telah menyatakan bahwa Revolusi Islam Iran adalah batu-lompatan untuk membebaskan al-Aqsha (Palestina). Dan ketika revolusi Iran mencapai puncak kemenangannya, beliau lantas mengumumkan Hari Solidaritas Internasional untuk al-Quds (al-Aqsha) pada setiap hari Jumat terakhir di Bulan Ramadhan, dengan cara melakukan demonstrasi dan mengumandangkan dukungan bagi bangsa Palestina yang tertindas.

Dalam pesan pertamanya pada Hari al-Quds (7 Agustus 1979), beliau menyatakan, “Hari al-Quds (Palestina) adalah hari internasional. Ini adalah hari yang terpusat hanya untuk al-Quds. Ini adalah hari bagi kaum lemah dan tertindas untuk melawan dan menghancurkan kekuatan-kekuatan arogan. Hari bagi bangsa-bangsa yang menderita di bawah penindasan Amerika dan kekuatan-kekuatan lainnya untuk melawan para adikuasa…”

Bahkan ulama yang rendah hati tapi pemberani ini menyatakan, “Hari al-Quds adalah hari Islam dan hari bagi pergerakan-menyeluruh Islam. Saya berharap bahwa peristiwa ini akan menjadi perintis jalan menuju terciptanya sebuah partai bagi kaum tertindas di seluruh dunia, yang akan menggunakan nama ‘Partai Kaum Tertindas’. Saya berharap seluruh kaum tertindas akan bergabung dalam partai ini untuk menyingkirkan rintangan-rintangan yang berada di jalan mereka, dan mereka akan bangkit melawan para penindas dan perampas dari Timur dan Barat, serta tidak lagi mengizinkan para penindas untuk menindas kaum lemah di muka bumi. Mereka akan merealisasikan pernyataan Islam, janji Islam, yaitu bahwa kaum lemah akan menguasai para penindas dan akan mewarisi bumi. Hingga saat ini, kaum tertindas telah terpecah, sementara tidak satu pun persoalan yang dapat diselesaikan dengan perpecahan. Sekarang, sebuah contoh persatuan di antara kaum tertindas telah terwujud di tanah-tanah kaum Muslimin, dan ini harus diwujudkan lebih luas lagi di antara seluruh lapisan umat manusia di sepanjang sejarah, di bawah nama ‘Partai Kaum Tertindas’, yang sama dengan ‘Partai Allah (Hizbullah)’. Dan adalah kehendak Allah Swt bahwa kaum tertindas harus mewarisi bumi.”

Lebih lanjut, pemimpin yang dicintai umatnya ini menyeru, “Kami mengundang seluruh kaum tertindas di dunia untuk bergabung dalam Partai Kaum Tertindas dan memecahkan permasalahan mereka bersama, dengan kebulatan tekat dan kehendak bersama; dan melalui partai ini, menyingkirkan setiap masalah yang muncul di mana pun di dunia ini dan di setiap bangsa.”

Tentu saja, adalah kewajiban kita semua sebagai kaum Muslimin dan umat dari Rasul yang Mulia saw serta bagian dari masyarakat dunia untuk bergandeng-tangan dan bahu-membahu melawan kelompok penjahat yang hendak menantang umat manusia dan nilai kemanusiaannya. Komplotan yang selama kehadiran mereka di bumi Palestina telah menodai sejarah umat manusia dengan kejahatan dan darah! Gerombolan yang dengan angkuh dan sombong telah menginjak-injak harkat dan martabat kita sebagai manusia serta sebagai umat beradab, dengan mempertontonkan tingkah-laku keji di pelupuk-mata anak cucu Adam!

Kita sebagai umat beragama dan kita sebagai bangsa yang besar, Bangsa Indonesia, yang mencintai kemerdekaan dan selalu berjuang untuk meraih kemerdekaan, mesti mengungkapkan kemarahan dan kebencian kita kepada tindakan menjijikkan dari mereka yang menamakan diri sebagai kaum pilihan Tuhan itu: kaum Zionis! Pantaskah mereka mengaku sebagai umat pilihan Tuhan, bahkan mengaku sebagai bagian dari umat manusia sedunia, saat mereka bertindak rasis dan anti-kemanusiaan? Sampai kapankah kita mesti bungkam dan berdiam diri dalam menghadapi tindakan biadab dan memalukan serta terus-menerus dilakukan itu? Bukankah kita punya hati, akal, tangan, telinga, mata, bahkan mulut untuk menunjukkan kemarahan kita?

Benar, semua komponen bangsa harus bersatu dan satu-suara dalam menghadapi mereka. Mari kita bergabung bersama dan melawan! [Islam Times/on/mj/ipabi]
 
Istifta Faksi Fatah dan Jawaban Imam Khomeini ra
Islam Times- Dalam kondisi saat ini, merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim untuk mengerahkan segala daya dan upaya untuk membebaskan Palestina dan membalas para penjajah. Wallahu Waliyyu al-Taufiq.
Istifta Faksi Fatah dan Jawaban Imam Khomeini ra
Waktu : 19 Mehr 1347 / 18 Rajab 1388 / 11 Oktober 1968
Tempat: Najaf Al-Asyraf, Irak
Tema : Kewajiban perjuangan melawan Zionis Israel dan solidaritas Palestina
Kepada: Wakil Fatah

Soal: Pemimpin pejuang, tolong jelaskan pandangan Anda mengenai pemberian zakat dan saham Imam (khumus) kepada para pejuang pemberani yang berada di bawah komando Fatah yang tengah berjuang di medan kehormatan?

Jawab: Bimillahirrahmanirrahim. Sangat ditekankan bahkan wajib untuk menyisihkan secukupnya dari zakat dan khumus kepada para pejuang di jalan Allah. Kepada para pejuang yang berada di lini perang, berkorban demi menghancurkan Zionis kafir anti kemanusiaan, demi menghidupkan kembali kemuliaan Islam yang telah hilang dan demi memperingati bersejarah kekuatan Islam. Wajib kepada setiap muslim, yang beriman kepada Allah dan hari akhir, untuk mengerahkan segala daya dan upaya di jalan ini dan mencapai Ihdal Husnayain; syahadah atau kemenangan dan kepada kalian yang berperang di medan pertempuran demi menghapuskan nokta hitam itu, kemenangan cemerlang telah menanti kalian dengan pertolongan Allah. Berikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin bahwa Allah senantiasa berada di belakang tekad para ksatria yang menuntut kebenaran dan hak. Saudara-saudara kami yang dengan pertolongan Allah Yang Maha Perkasa bakal meraih kemenangan akhir, yakni para pejuang Fatah dan teman-teman seperjuangan mereka pasukan ‘Ashifah dan para pejuang lain di jalan Allah. Membantu mereka dengan segala kekuatan dan fasilitas hukumnya wajib. Wallahu Waliyyu al-Taufiq.

Soal: Setelah api revolusi suci semakin berkobar di tanah air Palestina dan keberhasilan luar biasa yang diraih di bawah kepemimpinan Fatah, apa pandangan Anda mengenai saudara-saudara kami yang berjuang di Palestina pendudukan?

Jawab: Bimillahirrahmanirrahim. Pandangan pertama dan terakhir saya tentang saudara-saudara pejuang kami adalah agar mereka terus melanjutkan perjuangan tak kenal lelah mereka. Karena kehidupan yakni akidah dan perjuangan di jalan akidah "Inna al-Hayata Aqidatun wa Jihadun". Tidak diragukan bahwa dalam pemikiran Islam, kematian lebih baik dari kehidupan penuh kehinaan. Dalam kondisi terkini, kita tidak punya pilihan lain kecuali melanjutkan perjuangan ini dengan segala kekuatan dan sarana yang dimiliki hingga berhasil mengembalikan kemuliaan kita dan generasi masa depan kita dalam sejarah penuh keagungan Islam.

Allah berfirman, "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu" (QS. 8: 60), "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (QS. 47: 7), "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman" (QS. 3: 139) dan "Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu menderita kesakitan, Maka Sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan" (QS. 4: 104).

Soal: Mengenai perjuangan bersenjata yang tengah berlangsung di Palestina dan aksi kekerasan Zionis Israel terhadap warga Arab dan Islam tolong sampaikan pendapat Anda agar seluruh umat Islam di seluruh dunia memobilisasi seluruh kekuatan materi dan non-materinya serta ikut dalam jihad suci ini?

Jawab: Bismillahirrahmanirrahim. Sebagaimana yang telah saya sampaikan sebelumnya, dalam kondisi terkini, setelah tunduk pada hukum-hukum suci Islam, tidak ada masalah yang lebih wajib dari membela jiwa dan harta di jalan memuliakan Islam. Ketika kalian menyaksikan darah saudara dan saudari tidak berdosa kalian teralir di tanah air suci Palestina dan saat kalian menyaksikan tanah air kita diduduki dan rumah-rumah kita dihancurkan oleh tangan-tangan Zionis Israel, dalam kondisi yang demikian tidak ada jalan lain kecuali jihad dan kepada seluruh umat Islam wajib hukumnya memberikan bantuan dalam perjuangan ini baik materi maupun non materi. Allah berada di balik kehendak ini. Wallahu Min Warai al-Qashd.

Soal: Kini pengaruh Zionis Israel telah merasuk ke dalam kehidupan orang Iran yang muslim. Menurut pandangan Anda, apa hal paling mendasar bagi bangsa Iran untuk memutuskan pengaruh Israel di Iran, sehingga saudara-saudara Iran kami juga ikut berjuang dengan para pejuang Palestina?

Jawab: Bismillahirrahmanirrahim. Solusi mendasar adalah rakyat muslim Iran harus memutuskan hubungan dengan kaki tangan Israel dan kroni-kroni imperialis lainnya, menekan mereka dari sisi materi dan kejiwaan dan menekan segala kebutuhan vital mereka. Intinya harus melakukan perang ekonomi dengan mereka dan juga berperang di pelbagai bidang lainnya, sehingga mereka terpaksa memutuskan seluruh hubungannya dengan Iran dan seluruh umat Islam. Pada akhirnya, bangsa Iran mampu membantu baik secara materi dan spiritual kepada mujahidin Palestina.

Dalam kondisi saat ini, merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim untuk mengerahkan segala daya dan upaya untuk membebaskan Palestina dan membalas para penjajah. Wallahu Waliyyu al-Taufiq.

Tidak boleh ragu bahwa kewajiban seorang muslim yang hidup di daerah paling terpencil dan jauh sekalipun dari Palestina sama dengan seluruh masyarakat Palestina yang muslim. Umat Islam seperti satu tubuh dan dalam tanggung jawab umum berada dalam satu barisan. Tidak ada itu yang namanya memecah belah dan rasialis. Di antara bangsa-bangsa Islam tidak ada sedikit pun keistimewaan, kecuali takwa dan yang paling dimuliakan di hadapan Allah adalah kalian yang paling bertakwa. Hasbunallahu Wa Ni'malwakil. (IRIB/SL/MZ)
 
Yaumul Quds, Jalan Pembebasan Islam
Di Palestina yang lain, atas nama war againts terrorist. Amerika menduduki Afganistan dan membunuh warga tak berdosa. Di Palestina yang lain, atas nama demokrasi, Amerika membumi hanguskan Irak, membunuh tanpa rasa bersalah, menodai kota-kota dan tempat ibadah. Di Palestina yang lain, atas nama Hak Asasi Manusia, tiap negara dipaksa mengikuti model tunggal.
Yamul Quds, Jalan Pembebasan Islam
Islam Times- Saat ini, kita menyaksikan orang-orang tak berdosa menemui ajalnya. Mereka dilukai hatinya dan dibunuh harapan hidupnya. Di Palestina, saudara-saudari kita diusir dari kampung halamannya. Mereka dipaksa meninggalkan agama dan keyakinannya. Mereka disiksa untuk menyerahkan hak miliknya. Mereka dibunuh untuk memilih kata “ya” pada penjarahan tanah airnya. Dunia sedang berduka, kemanusiaan sedang ditenggelamkan atas nama war against terrorist.

Di Palestina yang lain, atas nama war againts terrorist. Amerika menduduki Afganistan dan membunuh warga tak berdosa. Di Palestina yang lain, atas nama demokrasi, Amerika membumi hanguskan Irak, membunuh tanpa rasa bersalah, menodai kota-kota dan tempat ibadah. Di Palestina yang lain, atas nama Hak Asasi Manusia, tiap negara dipaksa mengikuti model tunggal. Amerika dan sekutu-sekutunya memegang hegemoni politik, ekonomi, militer, dan informasi. Maka, banyak pemimpin negara harus sungkem, untuk mendapat restu dan perlindungan dari Amerika. Rasionalitas " Either with us or with the terrorist" dan cara-cara primitif yang kasar disandingkan dengan kegemulaian retorika dan komat-kamit diplomasi. Negara-negara dipaksa memilih didukung atau ditendang. Seperti kata Sardar “Inilah mimpi Amerika, mimpi buruk dunia”- American dream, global nightmare.

Namun, roda sejarah selalu berubah. Disana, masih ada yang tetap setia melakukan perlawanan. Slogan, “death to Amerika, death to Israel” bergema ke seantero dunia. Meski seruan dan slogan itu nampak remeh, namun sejatinya mampu merubah peta baru sejarah peradaban manusia. Palestina bukan hanya milik bangsa Palestina, bukan semata milik umat Islam apalagi bangsa Arab. Tapi, Palestina milik dunia dan umat manusia yang hak dan hidupnya dirampas Israel dengan cara paksa.

Lalu, apa yang diharapkan Palestina kepada kita? Kesadaran dunia melawan arogansi Israel dan Amerika. Kebangkitan dunia menegakkan keadilan sekaligus memberantas kediktatoran dimana saja. Jika Amerika dan sekutunya mendukung Israel dengan segala daya, lalu apa yang kita lakukan untuk membantu saudara kita di Palestina dan di belahan bumi lain? Solidaritas kemanusaiaan, dengan apa saja! Berbagi derita, tertusuk padamu berdarah padaku !

Ya….meski yel-yel dan slogan itu oleh sebagian orang dipandang sebagai tindakan keputusasaan, namun geliat dan ruhnya mampu mengubah peta sejarah Palestina dan umat manusia.

Pertama menyangkut kekejian dan kekejaman yang diperjuangkan Israel di bumi pendudukan Palestina, akan dikenang secara abadi dalam sejarah peradaban manusia. Israel menghalalkan segala cara dalam melakukan pendudukan di bumi Palestina. Genosida dan Holocaust atas nama rakyat Palestina akan abadi. Pengrusakan rumah-rumah penduduk, penyerangan dan intimidasi ke kamp-kamp pengungsian, serta membunuh masyarakat sipil akan terukir dalam sejarah.

Kedua akan selalu abadi dalam sejarah peradaban manusia adalah perjuangan dan difak rakyat Palestina, rakyat yang berada dibawah kepungan merkava dan terisolir tembok-tembok baja, namun demikian tidak menyurutkan perjuangan dan difak bahkan semakin menyala-nyala.

Ketiga akan abadi dalam sejarah adalah diamnya masyarakat dan negara-negara di dunia, khususnya negara-negara Eropa dan Amerika yang acapkali mendengungkan hak asasi manusia dan demokrasi, memerankan dirinya sebagai pembela hak asasi manusia lebih memilih membisu terhadap kejahatan yang dilakukan Israel secara terang-terangan dan membabi-buta. Bahkan lebih parah dari itu mereka menjadi pembela dan penopang kejahatan Israel. Amerika bahkan menjadi sekutu Israel dalam melakukan kejahatan dan selalu mendukung kejahatan zionis. Diamnya masyarakat internasional, Perserikatan Bangsa Bangsa, serta negara-negara Eropa yang mengklaim dirinya sebagai pembela hak asasi manusia adalah tanda tanya besar terlebih lagi diamnya negara-negara kaum berigal.

Yah…. kita tidak mampu berbuat apa-apa selain memberikan solidaritas dan dukungan moral dengan mengumandangkan slogan-slogan dan kutukan terhadap tindak kejahatan. Karenanya, propaganda, agitasi, tekanan Israel, Amerika dan sekutunya yang ditujukan kepada kita membuka lebar-lebar kesadaran dan kewaspadaan bahwa slogan “Mampus Amerika, Mampus Israel” cukup membuat hati mereka bergetar.

Kebebasan akan terus dituntut, pembebasan terus diusahakan, nafas-nafas sengal itu akan lepas lega, suara-suara parau akan menggema penuh asa, jeritan-jeritan pilu akan melantunkan syair kemenangan. Dan, perlawanan akan terus menggelinding, memecah ketenangan bohong, membongkar kedamaian palsu. Perlawanan menyatakan untuk yang kesekian kalinya bahwa Zionis Israel itu kecil, lemah dan akan selalu keok!
Yaumullah, Yaumul Quds....
 
Israel Gali Tanah di Bawah Masjid al-Aqsha
Islam Times -Eli Shukron, seorang pejabat senior Israel di bidang barang antik, menyatakan dalam laporan itu bahwa penggalian telah mencapai kedalaman 3-4 meter di bawah fondasi Masjid Aqsha, khususnya di bawah dinding barat Masjid dan Museum Islam.
Israel Gali Tanah di Bawah Masjid al-Aqsha

Sebuah surat edaran yang dibagikan hari Rabu (17/7/13) oleh Yayasan al-Aqsha mengatakan bahwa Otoritas Israel mengakui adanya penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha.

Yayasan al-Aqsha mengatakan, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mempublikasikan dalam websitenya pada hari Selasa (16/7/13) tentang ulang tahun penghancuran candi termasuk rincian penggalian di bawah fondasi Masjid Al-Aqsha yang sedang berlangsung, terutama dekat dinding barat dan Gerbang Al-Maghariba.

Eli Shukron, seorang pejabat senior Israel di bidang barang antik, menyatakan dalam laporan itu bahwa penggalian telah mencapai kedalaman 3-4 meter di bawah fondasi Masjid Aqsha, khususnya di bawah dinding barat Masjid dan Museum Islam.

Laporan itu juga mencantumkan rekaman video yang menunjukkan lubang dan gua di daerah yang tengah digali. Shukron mengklaim bahwa tempat itu adalah sisa-sisa lingkungan Yahudi kuno.

Yayasan al-Aqsha menyatakan klaim itu sebagai sebuah kebohongan sambil memperingatkan dampak serius terhadap masa depan Masjid al-Aqsha dan keberadaannya.

Yayasan itu menekankan, kompleks Masjid Aqsha dengan tembok baratnya adalah situs suci Islam dan milik kaum Muslimin. Klaim tentang sisa-sisa peninggalan Ibrani di bawah fondasinya merupakan upaya pemalsuan sejarah Islam dan Arab di kota suci itu.[IT/M/NAT]
 
 
Krisis Kemanusiaan di Gaza Pasca Kudeta Mesir
Islam Times - Dalam sebuah siaran pers hari Rabu (17/7/13), organisasi Arab itu menyatakan, awal Juli lalu Tentara Mesir melakukan koordinasi dengan Tentara Israel untuk memperketat gerakan individu dan barang di perbatasan Rafah, satu-satunya pintu masuk antara Gaza dan Mesir.
Krisis Kemanusiaan di Gaza Pasca Kudeta Mesir

Sebuah organisasi HAM Arab yang berbasis di London mengatakan, Jalur Gaza cukup menderita akibat pembatasan yang dilakukan Mesir setelah terjadi kudeta militer di negara itu. Organisasi itu memperingatkan sebuah bencana kemanusiaan yang akan segera terjadi di Jalur Gaza.

Dalam sebuah siaran pers hari Rabu (17/7/13), organisasi Arab itu menyatakan, awal Juli lalu Tentara Mesir melakukan koordinasi dengan Tentara Israel untuk memperketat gerakan individu dan barang di perbatasan Rafah, satu-satunya pintu masuk antara Gaza dan Mesir.

Menurut organisasai itu, militer Mesir mulai menutup penyeberangan Rafah tanpa justifikasi apapun tanggal 4 Juli lalu. Beberapa hari kemudian, sebagian perbatasan dibuka pada jam-jam tertentu.  Tapi, Tentara Mesir mencegah 2.500 lebih warga Palestina di Gaza melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk naik haji dan mencegah 1.500 lainnya untuk kembali ke rumah mereka di Gaza. Hal ini merupakan pelanggaran hak beragama dan hak bebas bergerak.

Organisasi itu melanjutkan, pada saat yang sama, Tentara Mesir juga menghancurkan beberapa terowongan yang digunakan warga Gaza untuk membawa kebutuhan vital mereka. Bahkan Tentara Mesir menggunakan pesawat perang dalam upaya itu, tentu saja, telah berkoordinasi dengan pihak Israel.[IT/M/NAT]
 
Pejuang Palestina Angkat Senjata Melawan Takfiri Front al-Nusra
Islam Times- "Kami berusaha mendapatkan kembali kendali atas kamp tersebut, dan mendapatkan kembali rumah-rumah mereka dan mengusir teroris keluar dari perkemahan," kata seorang pengungsi Palestina kepada koresponden Press TV di kamp.
Kamp Yarmouk di Damaskus, Press TV
Kamp Yarmouk di Damaskus, Press TV

Ratusan pengungsi Palestina bergabung dengan Tentara Suriah dalam memerangi para takfiri dukungan Arab Saudi, Qatar, Turki, AS dan Eropah di kamp pengungsi Yarmouk, dekat ibukota Damaskus, demikian Press TV melaporkan.

Kamp Yarmouk adalah rumah bagi komunitas pengungsi Palestina terbesar di Suriah. Kamp tersebut kini berubah menjadi area flashpoint di Damaskus ketika kerusuhan pecah di negara Arab itu pada tahun 2011.

Tapi sekarang, dalam upaya untuk mengamankan masyarakat dan rumah-rumah mereka, para pejuang relawan Palestina bersama dengan Tentara Suriah bangkit melawan takfiri Front al-Nusra dan membuat keuntungan yang signifikan.

"Kami berusaha mendapatkan kembali kendali atas kamp tersebut, dan mendapatkan kembali rumah-rumah mereka dan mengusir teroris keluar dari perkemahan," kata seorang pengungsi Palestina kepada koresponden Press TV di kamp.

"Saya tidak bisa menunjukkan wajahku, karena banyak teroris di dalam kamp, dan saya mempunyai anggota keluarga," tambahnya.

"Anda dapat melihat kehancuran yang disebabkan oleh teroris," katanya sambil menunjuk ke arah lubang peluru di dinding "Tidak ada yang menghancurkan rumah mereka sendiri, maka, orang-orang ini tidak bukan dari kamp".

Menurut koresponden Press TV di Kamp Yarmouk, pertempuran di kamp adalah tugas yang sangat rumit dan ada banyak alasan untuk itu. Ini adalah titik terdekat teroris dari Damaskus, dan mereka tidak akan melepaskan kamp dengan mudah.

Pertempuran di kamp Yarmouk berlangsung dari satu bangunan ke bangunan yang lain dan dari satu ruangan ke ruangan yang lain, yang membuat perang menjadi sangat sulit.

Pejuang relawan Palestina secara perlahan maju ke kamp, menghadapi takfiri Front al-Nusra yang mengubah setiap bangunan dan setiap jalan menjadi bunker dan tempat persembunyian.[IT/Onh/Ass]
 
Iran: Pertahanan dan Kunci Pembebasan Palestina
Islam Times - "Sepanjang sejarah kita melihat bahwa dialog tak pernah membebaskan tanah Palestina. Karena itu, front perlawanan dan rakyat Palestina harus didukung agar mereka bisa merebut kembali hak-hak mereka yang sah," ujarnya.
Masjid al Aqsa, simbul perlawanan.jpg
Masjid al Aqsa, simbul perlawanan.jpg

Duta besar Iran untuk Suriah menggarisbawahi pentingnya keteguhan untuk melindungi hak-hak Palestina dan membebaskan tanah mereka.

"Perlawanan adalah cara terbaik untuk mengembalikan hak-hak warga Palestina yang diabaikan dan membebaskan tanah historis Palestina dari cengkeraman rezim Zionis," kata kata Mohammad Reza-Raouf-Sheibani dalam pertemuan dengan keluarga para martir perlawanan di Kedutaan Besar Iran di Damaskus hari Rabu (24/7/13).

Dia menambahkan, salah satu garis utama kebijakan luar negeri Iran adalah mendukung bangsa Palestina dan perlawanan sambil menekankan, perlawanan adalah satu-satunya cara yang efektif untuk menghadapi kebijakan kejam rezim Israel.

Dia mengatakan negosiasi antara pemimpin Israel dan Palestina tidak akan pernah berhasil dalam memulihkan hak-hak Palestina.

"Sepanjang sejarah kita melihat bahwa dialog tak pernah membebaskan tanah Palestina. Karena itu, front perlawanan dan rakyat Palestina harus didukung agar mereka bisa merebut kembali hak-hak mereka yang sah," ujarnya.

Raouf-Sheibani juga menyinggung kegiatan ekstrimis di wilayah dan mengatakan, Takfiri telah berubah menjadi alat di tangan musuh-musuh dunia Islam dalam menabur benih perselisihan di antara umat Islam. Dia mendesak negara-negara Islam untuk tetap bersatu dan waspada dalam menghadapi konspirasi kelompok tersebut.

Menurutnya, musuh telah memanfaatkan perbedaan pendapat di kalangan umat Islam untuk memicu perpecahan agama di Timur Tengah demi memenuhi kepentingan mereka sendiri.[IT/r]
 
Hamas Tutup Kantor al-Arabiya dan Ma'an News Agency
Islam Times- Sementara anggota staf Ma'an kepada pejabat Hamas, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kantor berita itu ditutup sementara atas laporan yang menukil sumber-sumber Israel.
Al Arabiyah, kanal berita berbahasa Arab
Al Arabiyah, kanal berita berbahasa Arab

Gerakan perlawanan Palestina, Hamas di Gaza menutup Kantor Berita TV al-Arabiya  dan Ma'an News Agency karena melaporkan berita palsu.

"Jaksa Agung memutuskan untuk menutup kantor al-Arabiya dan Ma'an di Gaza atas penyebaran berita palsu mengenai kampanye negatif terhadap Hamas di Gaza dan apa yang terjadi di Mesir," kata seorang pejabat Hamas pada hari Kamis (25/7/13), AFP melaporkan.

Sementara anggota staf Ma'an kepada pejabat Hamas, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kantor berita itu ditutup sementara atas laporan yang menukil sumber-sumber Israel.

Laporan itu mengatakan, pemerintah Hamas telah memberikan suaka politik kepada pemimpin buronan Ikhwanul Muslimin Mesir.

Sementara alasan penutupan Kantor Berita al-Arabiya milik keluarga Saudi, masih belum diungkap ke media.

"Kami menerima pemberitahuan penutupan, dan pernyataan resmi  al-Arabiya akan dipublikasikan untuk menanggapi keputusan ini," kata Islam Abd Al Kareem, koresponden al-Arabiya di Gaza.

Pada tanggal 14 Juli, seorang peneliti di Mesir mulai menghasut penggulingan Presiden Mohamed Morsi, pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis di negara itu, dan menyebut pelarian anggota Ikhwanul Muslimin dari penjara sejak revolusi 2011. [IT/r]
 

0 comments to "Yaumul Quds atau Hari Quds sedunia untuk Pembebasan Palestina, Belanda pun BOIKOT produk Zionis Israel...INDONESIA berani Nggak ya...!!!!!!!???!!!!!!!"

Leave a comment