Home , , , , , , , , , , , , , , , , , , , � AKU SUNNI kl "dipaksa" jadi "Wahabi atau SYi'ah"....AKU TIDAK RELA, AKU Syi'ah Kalau "DIPAKSA" jadi SUNNI atau WAHABI....AKU TIDAK RELA....., AKU WAHABI kl "DIPAKSA" jadi SUNNI atau SYI'AH...AKU TIDAK RELA...kalian KAFIR & BID'AH....

AKU SUNNI kl "dipaksa" jadi "Wahabi atau SYi'ah"....AKU TIDAK RELA, AKU Syi'ah Kalau "DIPAKSA" jadi SUNNI atau WAHABI....AKU TIDAK RELA....., AKU WAHABI kl "DIPAKSA" jadi SUNNI atau SYI'AH...AKU TIDAK RELA...kalian KAFIR & BID'AH....

Photo: Selama ini sudah banyak memaki-maki saya di blog saya, mengata-ngatai saya ini penganut mazhab tertentu. Karena itulah saya memoderasi komentar di blog saya. Enak saja, blog saya bukan tempat untuk menumpahkan caci maki! Tapi, akhir-akhir ini kok tiba-tiba tambah banyak lagi yang komen dengan negatif di blog saya. Ya ndak apa-apa sih, toh keputusan menayangkan atau tidak komentar itu tetap di tangan saya. Cuma, saya heran saja. Saya merasa selalu berusaha senetral mungkin (dan bahkan sering menghindari analisis bertendesi mazhab), dan lebih sering mengutip pemikir Barat (yang menurut saya independen, tidak sektarian, tidak Islam-phobi) dan para jurnalis independen (yang juga orang Barat). Lha kok tetap saja tulisan saya dianggap tendensius dan membela mazhab tertentu.

Dari sini saya hanya bisa menghela nafas sedih saja. Ternyata, meski banyak orang Indonesia sudah mengenyam pendidikan tinggi, tetap saja, saat membaca, tulisan yang dianggap ‘benar’ itu adalah yang sesuai dengan paradigma yang sudah dibangunnya sendiri. Contohnya, meskipun jurnalis independen sudah menunjukkan bukti-bukti yang sedemikian jelas bahwa bukan tentara Assad yang membantai rakyatnya sendiri, tetap saja, mereka lebih percaya pada media Islam sektarian yang getol sekali menuduh Assad sebagai pembunuh berdarah dingin. Walaupun Hillary Clinton sudah terus-terang bahwa AS-lah yang mendanai Al Qaida untuk membantu penggulingan Rezim Assad, tetap saja, mereka tidak tersadarkan bahwa AS-lah dalang di balik semua huru-hara ini. Begitu banyak bukti, tapi diabaikan, hanya karena urusan beda mazhab.

Delapan tahun tinggal di Iran, wallahi, demi Allah, demi Rasulullah, tidak pernah sekalipun saya mendengar orang Iran mencela sahabat yang dihormati kaum Sunni. Padahal selama saya di sana, saya sangat intens bergaul dengan mereka, saya tinggal di kawasan Syiah dan bertetangga, saling berkirim makanan, dan belanja di warung yang sama dengan orang Syiah, bahkan kadang-kadang duduk mendengarkan ceramah di masjid dekat apartemen kami dulu. Saya pun sudah mengunjungi kawasan Sunni di Kurdistan. Mereka baik-baik saja. Masjidnya mengumandangkan azan dengan cara Sunni. Dengan mata kepala sendiri saya melihat orang-orang di masjid itu sholat dengan cara yang  sedikit berbeda: yang satu mendekapkan tangan, yang lain melepaskan tangan. Setelah sholat, mereka ngobrol-ngobrol biasa, tidak bunuh-bunuhan. Di sana bahkan pasangan Syiah dan Sunni bisa menikah dan hidup baik-baik saja. (Cerita lengkapnya ada di buku Journey to Iran, maaf bukan promosi).

Ulama Iran pun telah memfatwakan larangan mencerca tokoh-tokoh yang dihormati kalangan Sunni. Di tivi, kalau bulan Ramadhan, azan maghribnya dua kali, untuk menghormati warga Sunni yang buka puasanya lebih cepat dibanding warga Syiah.  Orang Sunni mendapat jatah gratis duduk di parlemen dan kalau mereka bisa meraih suara dalam pemilu, mereka bisa dapat kursi tambahan.

Tapi di FB, saya menemukan ada orang yang mengaku Syiah tapi suka mencerca sahabat dan mempropagandakan hal-hal buruk atas nama Syiah. Kalau ketemu orang kayak gitu biasanya langsung saya unfriend (karena saya neg baca status-statusnya). Begitupun, kalau saya menemukan ada orang mengaku Sunni tapi gemar menyebarluaskan kebohongan tentang Syiah (dan Iran), juga akan saya unfriend, karena bete baca status mereka. Mohon maaf, saya selama ini jarang meng-add orang, tapi kalau di-add dengan senang hati saya confirm, meski tak kenal.  Tapi kalau bikin bete, ya sudah saya unfriend saja. Sebaliknya, kalau ada di antara Anda yang bete sama saya, unfriend saja saya, no problem.   

Kapan umat Islam bisa bangkit dan menjadi khalifah fil ardh kalau masih mudah diadu-domba dan merasa sedang membela agama Allah dengan cara menyebarkan fitnah?!

Sekedar info, dalam analisis konflik, carilah, siapa yang akan tertawa paling akhir, siapa yang akan menangguk keuntungan paling banyak. Yang jelas, menyedihkan sekali, dalam konflik antarmazhab Islam, yang paling keras tertawa justru musuh-musuh Islam. Dan yang paling banyak menangis menyaksikan semua ini adalah Rasulullah... ummati...ummati...AKU SUNNI kl "dipaksa" jadi "Wahabi atau SYi'ah"....AKU TIDAK RELA, AKU Syi'ah Kalau "DIPAKSA" jadi SUNNI atau WAHABI....AKU TIDAK RELA....., AKU WAHABI kl "DIPAKSA" jadi SUNNI atau SYI'AH...AKU TIDAK RELA...kalian KAFIR & BID'AH....hehehehe...KEYAKINAN jadi ISLAM SUNNI (mayoritas Sunni Syafe'i adlh negara Republik Indonesia & Bukan Negara ARAB) atau jadi ISLAM SYI'AH (mayoritas Syi'ah 12 Imam adlh negara Republik Islam Iran & Bukan Negara Arab) atau Jadi ISLAM WAHABI (mayoritas Wahabi adlh Kerajaan Arab Saudi & Negara Arab)...adalah KEYAKINAN yg terletak Di HATI masing-masing orang...BUKAN diPAKSAKAN diatas Tandatangan atau CAP JEMPOL ber MAterai....INGAT kalian telah DIADU DOMBA oleh SETAN berbaju ISLAM....Bersatulah Wahai Islam ku, kita & kalian jng berpecahbelah dihadapan musuh kita bersama Zionis Israel, Zionis Amerika, Zionis Barat Cs.....ckckckckckckck (team Buletin Majelis Pecinta Rasul Banjarmasin...Hidup Persatuan Islam...Hidup Persatuan Manusia)...

TEMPO.CO, Jakarta-Direktur Eksekutif Yayasan Bantuan Hukum Universalia (YLBHU) Hertasning Ichlas mengatakan, ancaman yang diterima oleh warga Syiah di Desa Karanggayam dan Bluuran Sampang, Madura tidak hanya dilakukan oleh warga setempat, melainkan juga difasilitasi oleh aparat pemerintah setempat.

“Sudah jelas ada beberapa aparat pemerintahan yang terlibat dalam pemaksaan keyakinan terhadap warga Syiah ini, mereka kebanyakan sebagai fasilitator,” kata Hertasning , kuasa hukum warga Syiah ketika dihubungi Tempo, Jumat, 9 Agustus 2013.

Hertasning mengatakan, intimidasi terhadap warga Syiah terakhir terjadi pada 6 Agustus 2013. Ada enam warga Syiah yang dijemput oleh aparat kepolisian dan kepala dusun. Mereka lalu dibawa ke rumah salah satu kiai setempat.

Di rumah itu, kata Hertasning, sudah ada Bupati Sampang, Kepala Kesbangpol Sampang, dan Kapolsek Omben. Dalam pertemuan itu, katanya, enam orang warga Syiah itu diberi pesan-pesan. Di ujung acara, warga Syiah dipaksa menandatangani sembilan ikrar. “Kalau tidak teken, tidak dijamin kesalamatan dan keamanan rumahnya,” ujarnya.

Hertasning menambahkan, isi sembilan ikrar itu diantaranya adalah menganggap ajaran Tajul Muluk sesat dan harus kembali ke Ahlus Sunnah. Seorang dari enam warga Syiah itu menolak menandatangani ikrar itu. Lantaran takut atas keselamatannya, ia lalu memilih pergi ke Jakarta. Pemaksaan serupa, kata dia, sudah terjadi sebelumnya dan kembali meningkat baru-baru ini. Melihat peristiwa tersebut, Herta mempertanyakan alasan pemerintah yang hendak melakukan pembinaan. "Gimana pembinaan kalau diancam rumahnya mau dibakar?" ujarnya.

Pemaksaan untuk melakukan ikrar yang dilakukan terhadap warga di kampung telah terjadi beberapa hari belakangan ini. Pemaksaan tersebut berhasil membuat sejumlah warga Syiah menandatangani ikrar pertobatanitu yang sebenarnya ditolak tegas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai cara penyelesaian masalah

GALVAN YUDISTIRA


JANGAN PURA-PURA MERASA PALING BENAR...sehingga ORANG LAIN diluar golongannya selalu dianggap SESAT, KAFIR, BID'AH....TABAYUN diperlukan baik kepada KAWAN ataupun LAWAN....ckckckckckckckckck...


Selama ini sudah banyak memaki-maki saya di blog saya, mengata-ngatai saya ini penganut mazhab tertentu. Karena itulah saya memoderasi komentar di blog saya. Enak saja, blog saya bukan tempat untuk menumpahkan caci maki! Tapi, akhir-akhir ini kok tiba-tiba tambah banyak lagi yang komen dengan negatif di blog saya. Ya ndak apa-apa sih, toh keputusan menayangkan atau tidak komentar itu tetap di tangan saya. Cuma, saya heran saja. Saya merasa selalu berusaha senetral mungkin (dan bahkan sering menghindari analisis bertendesi mazhab), dan lebih sering mengutip pemikir Barat (yang menurut saya independen, tidak sektarian, tidak Islam-phobi) dan para jurnalis independen (yang juga orang Barat). Lha kok tetap saja tulisan saya dianggap tendensius dan membela mazhab tertentu.

Dari sini saya hanya bisa menghela nafas sedih saja. Ternyata, meski banyak orang Indonesia sudah mengenyam pendidikan tinggi, tetap saja, saat membaca, tulisan yang dianggap ‘benar’ itu adalah yang sesuai dengan paradigma yang sudah dibangunnya sendiri. Contohnya, meskipun jurnalis independen sudah menunjukkan bukti-bukti yang sedemikian jelas bahwa bukan tentara Assad yang membantai rakyatnya sendiri, tetap saja, mereka lebih percaya pada media Islam sektarian yang getol sekali menuduh Assad sebagai pembunuh berdarah dingin. Walaupun Hillary Clinton sudah terus-terang bahwa AS-lah yang mendanai Al Qaida untuk membantu penggulingan Rezim Assad, tetap saja, mereka tidak tersadarkan bahwa AS-lah dalang di balik semua huru-hara ini. Begitu banyak bukti, tapi diabaikan, hanya karena urusan beda mazhab.

Delapan tahun tinggal di Iran, wallahi, demi Allah, demi Rasulullah, tidak pernah sekalipun saya mendengar orang Iran mencela sahabat yang dihormati kaum Sunni. Padahal selama saya di sana, saya sangat intens bergaul dengan mereka, saya tinggal di kawasan Syiah dan bertetangga, saling berkirim makanan, dan belanja di warung yang sama dengan orang Syiah, bahkan kadang-kadang duduk mendengarkan ceramah di masjid dekat apartemen kami dulu. Saya pun sudah mengunjungi kawasan Sunni di Kurdistan. Mereka baik-baik saja. Masjidnya mengumandangkan azan dengan cara Sunni. Dengan mata kepala sendiri saya melihat orang-orang di masjid itu sholat dengan cara yang sedikit berbeda: yang satu mendekapkan tangan, yang lain melepaskan tangan. Setelah sholat, mereka ngobrol-ngobrol biasa, tidak bunuh-bunuhan. Di sana bahkan pasangan Syiah dan Sunni bisa menikah dan hidup baik-baik saja. (Cerita lengkapnya ada di buku Journey to Iran, maaf bukan promosi).

Ulama Iran pun telah memfatwakan larangan mencerca tokoh-tokoh yang dihormati kalangan Sunni. Di tivi, kalau bulan Ramadhan, azan maghribnya dua kali, untuk menghormati warga Sunni yang buka puasanya lebih cepat dibanding warga Syiah. Orang Sunni mendapat jatah gratis duduk di parlemen dan kalau mereka bisa meraih suara dalam pemilu, mereka bisa dapat kursi tambahan.

Tapi di FB, saya menemukan ada orang yang mengaku Syiah tapi suka mencerca sahabat dan mempropagandakan hal-hal buruk atas nama Syiah. Kalau ketemu orang kayak gitu biasanya langsung saya unfriend (karena saya neg baca status-statusnya). Begitupun, kalau saya menemukan ada orang mengaku Sunni tapi gemar menyebarluaskan kebohongan tentang Syiah (dan Iran), juga akan saya unfriend, karena bete baca status mereka. Mohon maaf, saya selama ini jarang meng-add orang, tapi kalau di-add dengan senang hati saya confirm, meski tak kenal. Tapi kalau bikin bete, ya sudah saya unfriend saja. Sebaliknya, kalau ada di antara Anda yang bete sama saya, unfriend saja saya, no problem.

Kapan umat Islam bisa bangkit dan menjadi khalifah fil ardh kalau masih mudah diadu-domba dan merasa sedang membela agama Allah dengan cara menyebarkan fitnah?!

Sekedar info, dalam analisis konflik, carilah, siapa yang akan tertawa paling akhir, siapa yang akan menangguk keuntungan paling banyak. Yang jelas, menyedihkan sekali, dalam konflik antarmazhab Islam, yang paling keras tertawa justru musuh-musuh Islam. Dan yang paling banyak menangis menyaksikan semua ini adalah Rasulullah... ummati...ummati...


Catatan Kecil Seputar Fase Terakhir Zionisme Global.
by Musadiq Marhaban on Facebook
"Men are so simple and so much inclined to obey immediate needs that a deceiver will never lack victims for his deceptions." -- Machiavelli

Pergolakan dunia internasional dan juga nasional yang sedang kita alami dan saksikan saat ini pada dasarnya merupakan bagian dari sebuah proses transisi dalam agenda zionisme global untuk membuat apa yang disebut sebagai "controlled chaos society". Dalam kalimat yang lebih sederhana adalah menghadirkan berbagai ragam "kekacauan yang terkendali di dalam suatu masyarakat" (sebagai lawan dari ragam "ketertiban yang terkendali di dalam suatu masyarakat") yang meliputi menimbulkan ketidaktertiban dalam dimensi ekonomi, sosial, politik, budaya dari sebuah masyarakat. Ia disebut sebagai proses transisi akhir zionisme karena hasil akhir yang zionisme harapkan dari proses ini adalah pengendalian dalam skala global dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

"The battlefield is a scene of constant chaos. The winner will be the one who controls that chaos, both his own and the enemies." -- Napoleon Bonaparte

Chaos theory pernah dipelajari secara lebih mendalam oleh seorang ilmuwan matematika asal Perancis, Henri Poincare pada tahun 1890. Dia menjelaskan bahwa teori chaos ini sebagai perilaku sistem dinamis tertentu atau "behavior of certain dynamical systems". Contohnya adalah ketika anda meletakkan dua kutub magnet di atas meja, misalnya, lalu menjalankan sebuah magnet ke satu arah tertentu melewati kutub magnet lawannya, maka anda akan lihat magnet itu tertarik dengan sendirinya oleh magnet yang anda jalankan tersebut. Artinya, hasil akhir dari perilaku gerak magnet itu bisa anda prediksikan. Tapi bagaimana bila lintasan magnet pertama yang anda jalankan itu tidak hanya bertemu satu magnet saja, tapi ratusan atau bahkan ribuan magnet. Lalu bagaimana dengan perilaku magnet-magnet yang ratusan/ribuan itu? Menurut chaos theory bahwa meskipun secara prinsip awalnya masing-masing magnet yang ratusan atau ribuan itu seolah-olah bergerak dengan responnya masing-masing (terkesan random), tapi hasil akhir dari semua perilaku dari masing-masing magnet yang ratusan atau ribuan itu bisa diprediksikan. Yaitu, ia akan tetap tertarik ke magnet yang anda gerakkan tersebut.

Dalam sebuah sistem yang kacau atau tidak menuruti aturan, maka kita akan saksikan banyak pola-pola yang berbeda dari ragam pergerakan hadir secara bersamaan. Pada kondisi seperti itu, perubahan kecil dari kondisi awal, berpotensi untuk merubah seluruh sistem yang telah berjalan atau yang populernya disebut "butterfly effect".

"I'm interested in anything about revolt, disorder, chaos, especially activity that appears to have no meaning. It seems to me to be the road toward freedom." -- Jim Morrison

Memasuki fase/tahap akhir dari sebuah era yang saya sering labelkan sebagai era zionisme moderen atau paska-mesianik. Zionisme global berusaha untuk menerapkan teori ini ke dalam sistem kehidupan individu dan sosial masyarakat untuk pada akhirnya menuntun gerak final itu secara deterministik---ke sebuah kondisi yang mereka harapkan---dari berbagai macam aksi/gerak yang bermunculan.

"In all chaos there is a cosmos, in all disorder a secret order." -- Carl Jung 

"You must have chaos within you to give birth to a dancing star." -- Friedrich Nietzsche

Zionisme menyebut proses transisi ini sebagai Neo Logisme alias "Kewarasan Baru" seraya mengatakan bahwa orang-orang yang menyebut mereka saat ini sebagai "tidak waras" itu sejatinya adalah kolot serta anti perubahan dan tak berbeda dengan orang-orang dulu yang pernah menafikan adanya mobil, komputer dan pesawat terbang pada masa yang akan datang, namun tanpa malu telah menerima kenyataan itu sekarang. Menurut pandangan zionisme bahwa perubahan yang ingin mereka gulirkan saat ini pun demikian, hanya waktu saja yang belum membuktikannya kepada mereka.

Berdasarkan hasil pengamatan pribadi sejauh ini bahwa tahun 2012 lalu menandai bermulanya zionisme global menggulirkan agenda ini di seluruh belahan negara-negara di dunia. Artinya, kekacauan demi kekacauan akan terus digulirkan.

http://www.youtube.com/watch?v=Ry6jLq6UkUk&feature=youtu.be


“Pemerintah akan mengawasi gerakan anti-Syiah”



Pemerintah akan memantau kelompok-kelompok anti-Syiah di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur dengan “sangat serius”, Wakil Menteri Agama Prof. DR. Nasaruddin Umar memperingatkan.



Foto: Wakil Menteri Agama Prof. DR. Nasaruddin Umar.

Nasaruddin mengatakan bahwa melarang mazhab Syiah akan menjadi “masalah yang sangat serius”, dengan alasan bahwa negara-negara Muslim bahkan yang konservatif seperti Arab Saudi tidak melarang perbedaan denominasi/mazhab.

Gerakan anti Syi’ah sudah mulai tersistematis dengan banyak sponsor dan kepentingan di dalamnya, NKRI dan kedamaian antar umat dan sesama pemeluk mazhab adalah harga mati jangan sampai negeri ini terkoyak dan berdarah-darah hanya karena perbedaan mazhab. Kita tak ingin seperti Pakistan dimana sengketa mazhab menjadi ajang baru perang saudara dan pembantaian demi pembantaian terjadi setiap hari dan pemerintah tak mampu menemukan formula yang tepat dalam menyelesaikan konflik-konflik bernuasa sektarian tersebut. 

Anarkhisme Sampang, Fatwa Sesat MUI Sampang, sampai yang terakhir MUSYAWARAH ‘ULAMA DAN UMMAT ISLAM INDONESIA KE-2 di MASJID AL-FAJR, BANDUNG – JAWA BARAT, AHAD 30 JUMADAL AWWAL 1433/22 APRIL 2012“MERUMUSKAN LANGKAH STRATEGIS UNTUK MENYIKAPI PENYESATAN DAN PENGHINAAN PARA PENGANUT SYI’AH”.Sekitar 200 ulama dari berbagai daerah berkumpul di masjid Al Fajr-Kota Bandung,Ahad (22/4), menghadiri undangan Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) dalam acara Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia ke-2 dengan agenda “Merumuskan Langkah Strategis Untuk Menyikapi Penyesatan dan Penghinaan Para Penganut Syi’ah”. Ulama-ulama tersebut dari berbagai pesantren dan ormas Islam seperti Persis, Muhamadiyah, NU, Hidayatullah, Al Irsyad, DDII, PUI, termasuk MUI Pusat.Musyawarah ini juga dihadiri Wali Kota Bandung, Dada Rosada dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawawan Lc. Hasil Musyawarah disepakati Hanya Ada Satu Kata Syi’ah Sesat dan Di Luar Islam.

Indonesia sebagai negeri berpenduduk Muslim terbesar sangatlah strategis apabila tak diantisipasi sejak dini maka makar dan agenda tersembunyi Zionis dan Salibis Internasional untuk melemahkan Islam dari dalam cepat atau lambat pasti akan terjadi dengan tetap konsisten menyokong setiap gerakan yang menyulut perbedaan mazhab. Disintegrasi dan konflik yang lebih luas hanya tinggal menunggu waktu saja dan negeri ini akan menjadi negeri yang porak-poranda.

“Kita juga harus berhati-hati dengan masalah ini, karena dapat mengganggu hubungan kita dengan negara-negara seperti Iran, yang mayoritas warganya yang memeluk Islam Syiah,” katanya dalam menanggapi sentimen anti-Syiah di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Di Jawa Timur, beberapa ulama Sunni di Madura dan daerah lainnya di provinsi ini telah meminta pemerintah daerah untuk mengeluarkan peraturan yang membatasi penyebaran Islam Syiah, dengan alasan bahwa sekte tersebut “cocok” dengan kriteria sesat yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia pada tahun 2007.
Desember lalu, ratusan orang membakar empat rumah, masjid dan fasilitas lain di sebuah Pondok Pesantren yang dikelola oleh Tajul Muluk, pemimpin Syiah di Sampang. Tajul sendiri sekarang menghadapi persidangan atas tuduhan “penistaan agama”.

Di Jawa Barat, ulama Sunni telah memperingatkan masyarakat untuk “mencegah” penyebaran Syiah di daerah tersebut.

Nasaruddin, dosen tafsir al-Quran, mengatakan bahwa sementara semua warga negara bebas untuk mengusulkan peraturan untuk pemerintah daerah, selama usulan peraturan tidak bertentangan dengan konstitusi.
Menanggapi keluhan dari peraturan yang membatasi ajaran agama, terutama orang-orang dari sekte Ahmadiyah, Kementerian Dalam Negeri telah mengatakan mereka tidak melanggar konstitusi dan undang-undang otonomi daerah.

Dihubungi secara terpisah, akademisi Muslim Komaruddin Hidayat mengatakan bahwa pengikut Syiah selalu menjadi bagian dari sejarah Islam, dan mengatakan bahwa orang yang memperdebatkan keberadaan Syiah sebagai orang yang “tidak pernah belajar sejarah”.

“Pengikut Syiah di masa lalu banyak memberikan kontribusi kepada Islam, terutama dalam hal ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, ulama Sunni, termasuk di Arab Saudi, tidak pernah memperdebatkan keberadaan mereka,” katanya.

Dia mendesak pemerintah untuk melindungi pengikut Syiah dari serangan apapun, dan mengatakan bahwa pemerintah harus menjaga kerukunan antar-iman dengan mencegah peraturan yang bisa menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj mengatakan bahwa sekalipun ajaran Syiah memiliki beberapa perbedaan dengan arus utama Islam di Indonesia, NU tidak akan pernah meminta pemerintah untuk melarang pengikut Syiah.

“Nabi Muhammad telah memperingatkan kita bahwa bagaimanapun juga kita tidak boleh bertengkar satu sama lain karena perbedaan-perbedaan kita,” kata kang Said kepada The Jakarta Post (Sabtu, 5 Mei 2012).

Prof. DR. Komaruddin Hidayat:
Iran dan Syiah Memiliki Kontribusi Besar dalam Peradaban Islam



Foto: Prof. DR. Komaruddin Hidayat.

“Siapa saja yang tidak mengakui keberadaan Syiah pada hakikatnya tidak memiliki pengenalan sedikitpun dengan sejarah Islam. Karena tidak satupun ulama Sunni yang mengingkari peran dan kontribusi besar Iran dalam peradaban Islam.”

Iran dan Syiah Memiliki Kontribusi Besar dalam Peradaban IslamMenurut Kantor Berita ABNA, Prof. DR. Komaruddin Hidayat pemikir dan cendekiawan muslim Indonesia yang juga menjabat sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2006 dalam wawancaranya dengan wartawan the Jakarta Post menegaskan, “Siapa saja yang tidak mengakui keberadaan Syiah pada hakikatnya tidak memiliki pengenalan sedikitpun dengan sejarah Islam. Karena tidak satupun ulama Sunni yang mengingkari peran dan kontribusi besar Iran dalam peradaban Islam.”

KH. Said Aqil Siraj Ketua Umum PB Nahdatul Ulama menyatakan hal serupa dengan menyebutkan Syiah tidak bisa dipisahkan dari dunia Islam, Sunni dan Syiah menurutnya dua mazhab besar dalam Islam dan bersaudara sudah selayaknya saling berangkulan bukan bermusuhan, “Sesuai dengan pengajaran Nabi, perbedaan yang terdapat dalam tubuh umat Islam tidak layak dijadikan alasan untuk saling bermusuhan.”

Sementara itu Prof. DR. Nasaruddin Umar, MA wakil Menteri Agama RI menyatakan ketidaksepakatannya atas permintaan sejumlah kelompok umat Islam yang meminta Syiah menjadi mazhab yang haram dan terlarang di Indonesia. Dalam sambutannya pada penyelenggaran Seminar “The Role and Contribution of Iranian to Islamic Civilization” awal Maret lalu mengakui peran dan kontribusi Iran dalam peradaban Islam, terutama pasca revolusi Iran tahun 1979, merupakan suatu kenyataan yang dicatat dalam sejarah, seperti aspek keagamaan, budaya, pembaharuan pemikiran, ilmu pengetahuan, dan teknologi. “Pembaharuan pemikiran Islam yang dialami Iran menarik kajian berbagai kalangan, terutama para intelektual dan generasi muda, melalui penerjemahan buku-buku yang ditulis oleh para ulama dan cendekiawan muslim Iran sampai hari ini” tegasnya.

Menurut pengakuannya, sebagai paham keagamaan, Sunni dan Syi’i memang terdapat perbedaan di samping persamaan. “Namun untuk membangun hubungan yang harmonis dan kerukunan bersama, sepatutnya persamaan terus dikembangkan dan diperkuat, sementara perbedaan harus terus diminimalisasi dengan semangat ukhuwah Islamiyah” pesannya.


“Apa yang disebut dengan “Risalah Amman” (The Amman Massage) tanggal 9 November 2004 yang ditandatangani oleh ratusan ulama sedunia, agar dijadikan acuan hidup Sunni-Syi’i”, tegas beliau lebih lanjut.(by: syiahali on facebook)

Pemimpin Revolusi Islam Peringatkan Perang Sipil di Kawasan

Islam Times- Ayatollah Khamenei lebih lanjut menyinggung situasi bergejolak di Mesir, dan menyatakan bahwa krisis di negara Afrika Utara itu harus diselesaikan oleh rakyat Mesir sendiri.

Pemimpin Revolusi Islam
Pemimpin Revolusi Islam

Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mendesak warga Irak dan Mesir untuk menjaga kesadaran dalam menghadapi konspirasi asing yang melancarkan perang saudara di negara mereka.

Pernyataan itu diutarakannya dalam khubtah Shalat Idul Fitri di Universitas Tehran dihadapan ribuan jamaah pada hari Jumat, 09/08/13.

Ayatollah Khamenei juga menyatakan prihatinan mendalam atas situasi tegang di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Dalam khutbah itu, Pemimpin mengutuk serangan teroris di Irak dan mengatakan tindakan teror hanya dilakukan untuk menentang pemerintah Irak yang terpilih secara demokratis.

Ayatollah Khamenei lebih lanjut menyinggung situasi bergejolak di Mesir, dan menyatakan bahwa krisis di negara Afrika Utara itu harus diselesaikan oleh rakyat Mesir sendiri.


Kelompok-kelompok politik dan ulama Mesir harus tetap menjaga plot yang diterapkan kekuatan asing dalam perang saudara.

Di tempat lain dalam sambutannya, Pemimpin Islam menyebut pembicaraan "damai" antara Israel dan Otoritas Palestina (PA) yang ditengahi AS dan menyebut pembicaraan itu hanya bertujuan merusak perlawanan Palestina.

Selain saluran berita Iran, TV al-Mayadeen Leibanon juga menyiarkan langsung pidato pemimpin Iran.[It/Onh/Ass] (
http://www.islamtimes.org/vdciwzar3t1a3u2.k8ct.html)

[Video] Ulama Sunni: Fatwa Jihad ke Suriah Dibayar Jutaan Dollar
Islam Times- "Kegigihan Mufti di negara-negara Arab dalam mengeluarkan fatwa Jihad di Suriah setelah mereka menerima uang jutaan dolar," kata Sheikh Yousef Wassem sebagaimana diposting di internet.
Sheikh Yousef Wassem
Sheikh Yousef Wassem

Seorang ulama Sunni Emirat Arab mengatakan para Mufti tertentu di negara-negara Arab mengeluarkan kebohongan mengenai fatwa Jihad untuk mengirimkan para pemuda ke Suriah dan hanya bermotif uang semata, demikian al-Alam melaporkan.

"Para Mufti di negara-negara Arab gigih mengeluarkan fatwa Jihad di Suriah setelah mereka menerima uang jutaan dolar," kata Sheikh Yousef Wassem sebagaimana diposting di internet.

"Mereka (Mufti) menandatangani kontrak bernilai jutaan (dolar) untuk mendakwahkan Islam kepada orang-orang. Lalu mereka bertemu di sebuah negara Arab dan menyerukan para pemuda untuk berangkat Jihad (di Suriah), "kata Sheikh Yousef.

"Yang mereka pedulikan hanyalah kepentingan politik semata," katanya.

http://v.alalam.ir/news/2013/08/09/alalam_635116423651704235_25f_4x3.mp4

Konflik di Suriah dimulai pada Maret 2011, ketika protes pro-reformasi berubah menjadi pemberontakan besar setelah intervensi dari negara-negara Barat dan regional.

Menurut laporan, Barat dan sekutu regionalnya - terutama Qatar, Arab Saudi, dan Turki - mendukung takfiri di Suriah.

Pada tanggal 25 Juli, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan lebih dari 100.000 orang tewas di Suriah sejak pecahnya pemberontakan takfiri yang disponsori asing di negara itu. Jutaan orang lain juga mengungsi akibat kekerasan. [It/Onh/Ass] (http://www.islamtimes.org/vdcai6nuw49now1.h8k4.html)

Menolak Berhadapan dengan Israel, Pemain Anggar Iran Mengundurkan Diri

Ali Ya'qubi pemain anggar unggulan Iran yang dijadwalkan akan bertemu wakil dari Israel dalam kejuaraan dunia Anggar di Hongaria menyatakan pengundurannya secara resmi. Wakil Iran tersebut menolak berhadapan dengan Israel karena tidak mengakui Israel sebagai negara yang berdiri secara sah. 

 Menolak Berhadapan dengan Israel, Pemain Anggar Iran Mengundurkan Diri
Menurut Kantor Berita ABNA, Ketua Badan Persatuan Olahraga Anggar Republik Islam Iran, Sir Rezavi mengatakan, "Ali Ya'qubi pemain anggar andalan kami menyatakan mundur secara resmi dari kejuaraan dunia Anggar yang tengah berlangsung di Budapest Hongaria karena dijadwalkan akan berhadapan dengan pemain Anggar asal Israel."
Dalam lanjutan pernyataannya, Sir Rezavi menyebutkan delegasi Iran dalam kejuaran dunia Anggar yang berlangsung di Budapest Hongaria sejak 27 Juli lalu terdiri dari Ali Ya'qubi, Hamid Sadaqati dan Ali Muhammad Ismaili dan Muhammad Rezai. Iran tetap konsisten dengan sikap politik mereka menolak mengakui Israel sebagai sebuah negara yang sah sebagai bentuk dukungannya terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, karenanya Ali Ya'qubi yang dijadwalkan akan bertemu wakil dari Israel dalam kejuaraan tersebut menyatakan pengundurannya secara resmi. Meskipun Ali Ya'qubi adalah delegasi Iran yang paling diunggulkan mampu meraih piala pada kejuaraan tersebut. Dengan pengunduran tersebut, wakil Israel dinyatakan menang tanpa bertanding.(http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=449762)

Intelijen Saudi dan Israel Ternyata Aktor di Balik Drama Huru-hara Berdarah di Suriah

Suriah VS Israel and Para pelayannya

Kepala Intelijen Saudi Bertemu Para Pejabat AS dan Israel untuk Membicarakan Operasional Terorisme di Suriah dan Lebanon


AS, Arab Saudi dan pejabat Tingkat Tinggi Keamanan Israel telah sepakat dalam pertemuan rahasia mereka untuk menyerang beberapa sasaran di Lebanon dan Suriah, laporan media mengungkapkan hal ini pada hari Rabu 31 Juli 2013.
Pangeran Bandar bin Sultan, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Saudi dan Kepala Intelijen Saudi yang mana dia adalah lelaki Riyadh yang membentuk, mempersenjatai dan mendalangi kelompok teroris di wilayah tersebut, mengadakan pertemuan dengan para pejabat keamanan AS di Washington beberapa minggu yang lalu, mingguan Palestina al-Manar mengutip percakapan sumber-sumber informasi.
Sumber mengatakan kepada Al-Manar bahwa Bandar Bin Sultan mengadakan pembicaraan dengan wakil presiden AS selama kunjungannya ke Washington meminta mereka untuk membiarkan Arab Saudi mengawasi operasi di Suriah dan Libanon.
Sumber menambahkan bahwa Pangeran Bandar bin Sultan juga telah bertemu dengan para pejabat tinggi keamanan Israel di Tel Aviv di mana mereka telah menyusun rencana untuk mengebom target-target tertentu di dalam wilayah Suriah dan Lebanon serta melakukan kegiatan sabotase oleh kelompok teroris di kedua negara tersebut.
Pekan lalu, situs “Syrian Dam Press News” melaporkan bahwa Bandar Bin Sultan telah membentuk kelompok-kelompok teroris di Lebanon.
Sebagai catatan bahwa Bin Sultan telah menciptakan beberapa kelompok teroris bekerja sama dengan politisi Libanon, termasuk Kepala Partai “Lebanese Al-Mustaqbal”,  Saad al-Hariri dan Samir Jaja.
“Pangeran Bandar telah mengirimkan sejumlah tentara bayaran untuk Libanon melalui Suriah.” Dam Press mengutip pembicaraan sumber-sumber informasi.
Nara Sumber mencatat bahwa tentara bayaran Bandar ini telah memiliki pelatihan teroris di kamp-kamp khusus dari kelompok teroris Front al-Nusra dan disebut Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Suriah.
Nara Sumber juga mengungkapkan bahwa Perlawanan Gerakan Lebanon  Hizbullah adalah target utama teroris Pangeran Bandar.
Saad al-Hariri dan Bandar Bin Sultan mengadakan pertemuan di kota Jeddah Saudi pada Oktobersetelah ledakan bom teroris di Beirut yang menyebabkan terbunuhnya Kepala Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon, Jenderal Wissam al-Hassan.
“Pada pertemuan tersebut, kedua belah pihak memberikan bagaimana cara mengintensifkan ketegangan di Lebanon melalui operasi terorissme oleh kelompok-kelompok ekstremis yang didukung oleh rezim al-Saud,” Mingguan Palestina al-Manar melaporkan pada bulan Oktober.
“Pangeran Bandar mengkoordinasikan operasi teroris dan ledakan di Lebanon bersama Israel dan dia kadang-kadang membuat kunjungan rahasia ke Tel Aviv,” mingguan mengutip perbincangan sumber-sumber informasi.
“Pertemuan Jeddah dipimpin oleh (Saad) al-Hariri, diadakan dengan tujuan untuk menciptakan kekacauan di Lebanon, mendukung dan memperluas terorisme di Suriah dengan koordinasi dan kerjasama sekutu internasional dan regional mereka,” kata sumber Al-Manar.
Berita Mingguan tersebut menilai pertemuan tersebut sebagai bagian dari plot AS-Israel di wilayah yang bertujuan menyebarkan kekerasan di Suriah dan Lebanon melalui sekutu tetap regional mereka, yaitu Arab Saudi dan Qatar.
syria news – Islam Institute (http://www.islam-institute.com/intelijen-saudi-dan-israel-ternyata-aktor-di-balik-drama-huru-hara-berdarah-di-suriah)

Jabhat al Nusra bavtai 120 anak-anak Tal Abyad Suriah

Atas Nama Jihad, Al Nusra Bantai Secara Biadab 120 Anak dan 330 Orang Dewasa di Desa Tal Abyad – Suriah

Menurut berita al-Alam,   teroris Al Nusra telah menyerang desa-desa di Tal Abyad, dekat provinsi al-Hasakah, membunuh warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak.
Suku Kurdi yang mendominasi wilayah Tal Abyad sebyah desa di Utara provinsi Al-Raqqa, sedang dalam kondisi  stabil ketika kelompok teroris dari Negara Islam Irak dan Levant dan Jabhat al-Nusra menyerang wilayah tersebut, hari minggu lalu untuk mengambil kontrol atas wilayah tersebut.
Teroris yang berafiliasi ke Front al-Nusra membantai 120 anak-anak dan 330 laki-laki dan perempuan di distrik Utara Suriah – Tal Abyad, kata laporan media pada hari Senin.
Bentrokan mematikan telah terjadi di wilayah itu sebagai tempat berkumpul pejuang Kurdi dan relawan  untuk mulai persiapan menghalau teroris.
Muslim Sunni Kurdi telah diserang sebagaimana juga serangan di Aleppo, di mana awal pekan ini teroris melancarkan serangan ke Tal Aran dan Tal Hasel, membunuh dan menculik banyak orangdan memaksa orang lain untuk dibawa pergi.
Video yang diposting secara online oleh kelompok militan takfiri menunjukkan ratusan perempuan dan anak-anak di Tal Aran, tergeletak mati di tanah setelah rumah mereka dan ladang tanaman rusak parah dibombardir.

Video  Di Bawah : AS – Israel, Al-Qaeda Turki dan Jabhat Al-Nusra Membantai Muslim Sunni Kurdi di Suriah

Warga penduduk setempat mengatakan serangan brutal terhadap rumah mereka mengingatkan mereka tentang genosida suku Kurdi, yang dikenal sebagai Kampanye al-Anfal, pembunuhan massal yang dilakukan oleh diktator Irak Saddam Hussein pada 1980-an.

Pembunuhan Massal di Tangan Teroris Telah Meningkat di Suriah Selama Sebulan Terakhir

Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan pada hari Minggu bahwa tentara Suriah tidak memiliki pilihan kecuali melanjutkan operasi terhadap pemberontak sementara cara-cara politik telah terhenti karena perubahan sikap oleh oposisi Suriah yang didukung Barat .
Perang di Suriah yang dimulai pada Maret 2011, ketika protes pro-reformasi berubah menjadi pemberontakan besar setelah intervensi dari negara-negara Barat dan regional.
Kerusuhan, yang mengambil para pelaku dari kelompok teroris  seluruh Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara, telah terjadi di Suriah sebagai salah satu konflik paling berdarah dalam sejarah.
Pemberontakan di Suriah yang didukung negara-negara asing berlanjut seakan tanpa akhir sebagaimana yang terlihat, sementara pemerintah AS telah meningkatkan dukungan politik dan militer untuk Takfiri ekstrimis melakukan teror atas Suriah.
Washington tampaknya tetap tak peduli tentang peringatan dari Rusia dan kekuatan dunia lainnya tentang bahaya konsekuensi dari mempersenjatai kelompok militan takfiri di suriah. ( SN – Is-Ins )(http://www.islam-institute.com/jabhat-al-nusra-bantai-120-anak-dan-330-orang-dewasa-di-desa-tal-abyad-suriah)

Bashar al-JaafariLIGA ARAB EKSPLOITASI NEGARA-NEGARA ARAB UNTUK MELAYANI AGENDA-AGENDA ASING

Wakil Tetap Suriah untuk PBB, Bashar al-Jaafari, menyerukan kepada Liga Arab (AL) untuk menghormati piagam AL dan membebaskan diri dari kontrol petrodollar dan kembali ke akal sehat dan hukum internasional.
Al-Jaafari berbicara selama sesi Dewan Keamanan PBB yang digelar Selasa (6 Agustus 2013) untuk membahas masalah kerja sama antara organisasi PBB dan regional dan lainnya dalam melestarikan perdamaian dan keamanan internasional.
Perwakilan Suriah mengatakan beberapa organisasi regional dan lainnya memang menegaskan peran mereka di banyak wilayah dalam pelayanan negara anggota dalam kerangka kerja sama dengan PBB.
Ia mencontohkan di antara daerah-daerah untuk upaya-upaya mediasi, pencegahan konflik, penyelesaian konflik dengan cara damai, selain membela kepentingan negara anggota dan meningkatkan kerja sama di antara mereka.
Al-Jaafari menginginkan dalam hal ini untuk peran Liga Arab dalam posisinya sebagai organisasi regional untuk menjaga perdamaian dan keamanan regional dan membantu dalam mencari solusi damai untuk masalah wilayah Arab, termasuk situasi saat ini di Suriah.
Ia memuji peran penting Suriah yang dimainkannya sebagai anggota asli pendiri dari Liga Arab dalam aksi Arab bersama, selain komitmennya untuk membela kasus-kasus bangsa Arab dan kepatuhan pada sendi perjanjian kerjasama pertahanan.
Dia menekankan bahwa kepentingan yang lebih tinggi “pan-Arab” telah menjadi dasar dari kebijakan luar negeri Suriah, mencatat bahwa ini telah mengakibatkan Suriah ke banyak tekanan dan agresi yang sangat berpengaruh buruk untuk penghidupan rakyat Suriah.
Al-Jaafari mengatakan bahwa pemerintah Suriah menyambut kerjasama dengan Liga Arab dan misi pengamat yang keluar dari keyakinan Suriah secara mendalam ke-Arabannya dan berharap bahwa Liga Arab akan memainkan peran positif dalam mengungkap dimensi nyata situasi di dalamnya dan mendukung dialog nasional dan menghentikan kekerasan.
Namun, Duta Besar Suriah menekankan, beberapa negara Arab seperti Qatar dan Arab Saudi telah mengambil keuntungan dari kondisi “tak menentu” menghadapi beberapa negara di kawasan itu untuk membajak mekanisme pengambilan keputusan di Liga Arab.
Dia menambahkan bahwa kedua negara juga telah mulai memaksakan kehendaknya pada negara lain kadang-kadang melalui ancaman dan melalui daya tarik dari “diplomasi checkbook” di waktu lain.
Al-Jaafari mengecam Qatar dan Arab Saudi karena telah mengeksploitasi lembaga Liga Arab untuk melayani agenda-agenda asing yang bermusuhan yang tidak dalam kepentingan negara-negara Arab dan masyarakat mereka, sehingga jatuh di bawah hegemoni petrodollar tersebut.
Dia mengatakan bahwa awal penyimpangan Liga Arab dituangkan dalam Sekretariat Jenderal yang membatalkan dari misi pengamat Arab dan menekan hasil sebelum Dewan Keamanan, hanya karena misi mengungkapkan adanya kelompok-kelompok bersenjata melakukan tindakan kekerasan dan terorisme di banyak daerah Suriah.
Bahwa, al-Jaafari menambahkan, dilanjutkan dengan Liga Arab mengeluarkan sejumlah keputusan ilegal yang tidak saja menyusun manipulasi dari peran organisasi regional dan penghindaran dari tanggung jawab Liga Arab, tetapi bertujuan untuk internasionalisasi krisis di Suriah dan menyerukan intervensi asing dalam urusannya.
Antara keputusan-keputusan, al-Jaafari mengutip, adalah bahwa yang memungkinkan berurusan dengan satu partai oposisi di luar negeri yang didanai Qatar dan  Saudi, tanpa hak mengingat wakil rakyat Suriah dalam pelanggaran terang-terangan dari PiagamLiga Arab dan prinsip-prinsip hukum internasional .
Dia juga menyoroti fakta ketika Qatar dan Arab Saudi memberikan tekanan, begitu pun oposisi dari negara-negara Arab lainnya, untuk meloloskan rancangan resolusi yang mengizinkan negara-negara Arab bersedia untuk memberikan senjata kepada oposisi Suriah dan kelompok-kelompok teroris yang disponsori oleh pemerintah Turki.
Al-Jaafari menegaskan bahwa langkah-langkah Liga Arab melanggar resolusi Dewan Keamanan no. 2042 dan 2043 yang menetapkan untuk kebutuhan mencapai solusi melalui proses politik kepemimpinan Suriah, dan menambahkan bahwa ini telah memberikan kontribusi untuk merusak misi Utusan PBB Lakhdar Brahimi serta upayanya untuk mengadakan konferensi internasional di Suriah.
Dia menegaskan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh AL merupakan suatu pelanggaran terhadap peran Dewan Keamanan dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasionalberdasarkan piagam pasal 24 dan pelanggaran kewenangan eksklusif untuk memungkinkan organisasi regional mengambil langkah-langkah represif sesuai dengan pasal 53.
Perwakilan Suriah menyerukan kepada Liga Arab untuk menjadi bagian dari solusi politik damai terhadap krisis di Suriah dan bukan bagian dari masalah wilayah dan memicu mereka dalam tindakan melayani agenda-agenda asing yang merugikan kepentingan bangsa Arab.
Arab saudi Merengek di hadapan Vladimir Putin Untuk Mengahiri Perangnya di Suriah

Arab saudi Merengek di hadapan Vladimir Putin Untuk Mengahiri Perangnya di Suriah

Arab saudi Menyerah di hadapan Putin

Di Moskow, Kepala Intel Arab Saudi Berunding untuk Mengakhiri Perangnya di Suriah

MOSKOW – Rusia – Setelah hampir dua setengah tahun pemberontakan kaum Wahabi, Arab Saudi akhirnya merengek ke Rusia untuk mengakhiri perangnya di Suriah.
Arab Saudi mengirimkan kepala intelijen untuk bertemu dengan Pemimpinan Rusia dalam rangka perundingan tentang apa yang bisa menjadi pembicaraan langsung pertama agar bisa mengakhiri perangnya di Suriah.
Para pejabat mengatakan, kepala intelijen Arab Saudi Pangeran Bandar bin Sultan, juga kepala Dewan Keamanan Nasional, bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin meminta syarat-syarat gencatan senjata dan membicarakan nasib oposisi terhadap Presiden Suriah Bashar Assad.
“Berbagai macam pertanyaan mengenai hubungan Arab Saudi – Rusia dibahas serta situasi di Afrika Utara dan Timur Tengah,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Peskov mengatakan, KTT Arab – Rusia berlangsung di Moskow pada tanggal 31 Juli. Juru bicara itu tidak menjelaskan secara lebih lanjut.
Para pejabat mengatakan Riyad telah berusaha untuk pembicaraan mengakhiri perangnya di Suriah di tengah serangan Assad yang semakin gencar terhadap pemberontak Wahabi. Mereka mengatakan Arab Saudi, yang pada bulan Mei mengambil alih sebagai sponsor utama pemberontak, telah menetapkan bahwa para pemberontak tidak bisa mengatasi militer Assad, yang didukung oleh rakyat Suriah, Iran dan Rusia.
“Tampaknya ini adalah sebuah inisiatif oleh Bandar, yang bertanggung jawab atas Seluruh bantuan Arab Saudi untuk para pemberontaknya,” kata seorang pejabat. “Tentu saja, ini adalah dikoordinasikan dengan Amerika Serikat.”
Iran telah mengidentifikasi Bandar bin Sultan sebagai ujung tombak dalam menyusun strategi perlawanan terhadap Assad dan rakyat suriah. Pada tanggal 31 Juli, Bandar bin Sultan dilaporkan telah bertemu dengan para pejabat senior AS membicarakan tentang cara untuk mendukung para pemberontaknya di Suriah.
(WorldTribune – Islam-Institute) (http://www.islam-institute.com/arab-saudi-merengek-di-hadapan-vladimir-putin-untuk-mengahiri-perangnya-di-suriah)

Shalat Idul Fitri di DamaskusPresiden al-Assad melakukan Shalat Idul Fitri di Masjid Anas Bin Malik di Damaskus

Presiden Bashar al-Assad Telah melakukan Shalat Idul Fitri,  Kamis (Hari Raya ditetapkan secara singkat) di Masjid Anas Bin Malik di Damaskus dengan diikuti pejabat senior di negara danBaath Arab Socialist Party  (BASP), sejumlah anggota Majelis Rakyat, Mufti Agung Suriah,beberapa ulama Islam dan warga sekitar.
Setibanya di Masjid, Presiden al-Assad langsung disambut oleh Menteri Wakaf (Wakaf Agama), Mufti Agung, Asisten Sekretaris Daerah BASP, Ketua Majelis Rakyat dan Perdana Menteri.

Video Presiden Bashar Al Assad melakukan shalat Idul Fitri 1434 H, fakta ini membantah issu atau fitnah bahwa dia mengaku Tuhan

Setelah shalat yang dipimpin oleh Imam Ahmad al-Jazaeri, Presiden mendengarkan khotbah Idul Fitri oleh sheikh al-Jazaeri, menekankan makna luhur Idul Fitri dan pentingnya cinta, persaudaraan dan persatuan antara orang-orang di tanah air mereka.
“Islam menyatukan umat (negara Islam) daripada membagi-baginya, saling menguatkan dan bukan saling melemahkan,” kata Sheikh al-Jazaeri, juga menegaskan bahwa agama Islam mencela partarungan fanatisme agama dan pemikiran takfiri dan kekerasan.
Dia berdo’a kepada Allah untuk menghapuskan krisis yang dihadapi Suriah sehingga untuk keamanan dan keselamatan dan mengembalikan senyum untuk menghiasi kembali di wajah anak-anak pada al-Idul Fitri.
Syekh al-Jazaeri menggarisbawahi bahwa Bilad al-Sham selalu menjadi negara ilmu-pengetahuan, iman dan kesucian jiwa, menekankan bahwa reformasi tanah air dan negara Islam terletak pada pemahaman yang benar tentang Quran yang menunjukkan dengan jelas bahwa Islam adalah agama toleransi dan kasih sayang dan bukan ajaran pembunuhan dan kekerasan.
Al-Jazaeri mengakhiri khotbahnya dengan memohon kepada Allah Swt untuk tetap berdirinya negara Suriah yang dipimpin oleh Presiden al-Assad untuk kesejahteraan tanah air dan warga negara dan memohon belas kasihan untuk Suriah dan rakyatnya.

Perang Suriah 2013: FSA – Teroris – Mujahhidin Takut Mati Bersembunyi di Selokan

lubang persembunyian teroris di Suriah

Sikap Mujahidin FSA yang Kotradiktif di Medan Perang, “Ngumpet di Comberan Got”

Berjihad adalah ibadah yang di dalamnya semestinya bertengger sifat-sifat keperwiraan dan siap menyongsong kematian tanpa takut, karena orang mati dalam jihad termasuk mati syahid yang dijamin akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikamtan. Akan tetapi…. bagaimana menurut anda sikap mujahidin FSA di Suriah ini, karena takut tertembak oleh pasukan Suriah dukungan NDF,  akhirnya “mujahidin berwatak teroris” tersebut ngumpet di comberan got?

 Lihatlah Video di bawah Bagaimana Tentara Suriah dengan sikap keperwiraan sebagai prajurit menolong “Mujahaidin” keluar dari comberan got tempat persembunyiannya.



Lihatlah video di bawah bagaimana pemberontak(mujahihidin FSA) membunuh warga sipil tak berdosadalam banyak cara, termasuk pemenggalan, menembakdan membantai


<

Lihatlah video di bawah bagaimana seorang prajurit Suriah memperlihatkan sikap keperwiraan saat bernegosiasi untuk damai dengan meletakkan senjata di hadapan moncong-moncong senjata kaum teroris. Akhirnya berhasil berdialog dengan enjoy full senyum….

4 comments

  1. Indonesia raya
    Bravo suriah…. Moga Allah memberikan kekuatan, ketabahan dan kesabaran bagi segenap rakyat suriah. Moga kedamaian dan ketrentraman segera terwujud di suriah.
  2. wow berarti FSA bukan mujahidin nih, bandit2 bayaran saudi kayaknya nih, moga2 aja bubar keluarga al saudi biar kebenaran cepat dtg
  3. HAlahh.. Nggak Wahabi, nggak Syiah, termasuk Ahmadiyah, semuanya adalah penyakit buat umat. Saran mohon Islam Institute juga objektif bahwa Bassar Al assad juga banyak membantai umat muslim Sunni di Syria, termasuk wanita dan anak2nya dengan brutal. Dan banyak wanita2 Sunni diperkosa oleh anak buah Assad. Janganlah kebencian sepihak pada Wahabi membuat kita menutup mata pada penjahat lain yakni Assad.
  4. Mas Abdullah, Dalam peperangan akan selalu ada oknum-oknum tentara yang menyimpang dan kelewat batas, mereka ini berani melawan kebijakan pimpinan dan lebih menuruti hawa nafsunya. Itu adalah benar adanya. Tetapi apakah tidak terpikir oleh kita tentang bagaimana kalau ternyata Bashar Assad lebih banyak difitnah?
    Pastinya anda tahu media internasional siapa penguasanya? Nah, bisa diibaratkan website kita ini seperti sirup manis buat Bashar Assad dan rakyat Suriah setelah sebelumnya mereka mengalami kepahitan akibat berita2 yg tidak seluruhnya benar tentang kekejian-kekejian yg ditimpakan kepada mereka.
    Walaupun kami tidak mendapatkan keuntungan materi apapun, apakah kami harus diam membisu menyembunyikan kebenaran yang kami ketahui belakangan ini? Justru Website ini mencoba memberikan info yang benar dan berbeda dengan kebanyakan media, tetapi info-info kami berdasar fakta yang sebenarnya terjadi di Suriah belakangan ini, di mana ketika sumber warta berita masih saja didominasi oleh kaum kuffar dan kaum munafiq, kaum Yahudi, Wahabi dan Barat.
    Dalam bahasa Jawa ada peribahasa, “Becik Ketitik Olo Ketoro – Yang bagus akan tampak begitu pun yang jelek akhirnya akan kelihatan juga”, atau peribahasa yang semisalnya, “Bau bangkai walaupun ditutupi serapat apapun akhirnya bau busuknya akan tercium juga.”
    Silahkan downlod 80 gambar dan berita dusta (ini baru sedikit yang terbongkar) yg diatasnamakan Bashar Assad, yg dibuat oleh kaum Wahabi bersama Yahudi Israel dan Barat. Semuanya bertujuan agar Umat Islam benci Bashar Assad dan Syi’ah tentunya. Di sini link downloadnya:
Dalam peperangan akan selalu ada oknum-oknum tentara yang menyimpang dan kelewat batas, mereka ini berani melawan kebijakan pimpinan dan lebih menuruti hawa nafsunya. Itu adalah benar adanya. Tetapi apakah tidak terpikir oleh kita tentang bagaimana kalau ternyata Bashar Assad lebih banyak difitnah?
Pastinya anda tahu media internasional siapa penguasanya? Nah, bisa diibaratkan website kita ini seperti sirup manis buat Bashar Assad dan rakyat Suriah setelah sebelumnya mereka mengalami kepahitan akibat berita2 yg tidak seluruhnya benar tentang kekejian-kekejian yg ditimpakan kepada mereka.
Walaupun kami tidak mendapatkan keuntungan materi apapun, apakah kami harus diam membisu menyembunyikan kebenaran yang kami ketahui belakangan ini? Justru Website ini mencoba memberikan info yang benar dan berbeda dengan kebanyakan media, tetapi info-info kami berdasar fakta yang sebenarnya terjadi di Suriah belakangan ini, di mana ketika sumber warta berita masih saja didominasi oleh kaum kuffar dan kaum munafiq, kaum Yahudi, Wahabi dan Barat.
Dalam bahasa Jawa ada peribahasa, “Becik Ketitik Olo Ketoro – Yang bagus akan tampak begitu pun yang jelek akhirnya akan kelihatan juga”, atau peribahasa yang semisalnya, “Bau bangkai walaupun ditutupi serapat apapun akhirnya bau busuknya akan tercium juga.”
Silahkan downlod 80 gambar dan berita dusta (ini baru sedikit yang terbongkar) yg diatasnamakan Bashar Assad, yg dibuat oleh kaum Wahabi bersama Yahudi Israel dan Barat. Semuanya bertujuan agar Umat Islam benci Bashar Assad dan Syi’ah tentunya. Di sini link downloadnya:
Penting!!! Download Kompilasi Data, Foto dan Berita Dusta Tentang Perang Suriah

Penting!!! Download Kompilasi Data, Foto dan Berita Dusta Tentang Perang Suriah

foto berita hoax

Terbongkarnya Fitnah Beruapa Foto-foto dan Berita Palsu Tentang Perang Suriah

Kalau anda marah besar setelah melihat foto-foto tragis plus berita tentang perang Suriah itu normal. Siapa yang tidak akan marah melihat saudaranya dibantai, diperkosa dan dianiaya? Kita orang-orang Indonesia yang jauh dari Suriah menjadi marah, geram dan rasanya tangan kita menjadi gatal ingin ikut angkat senjata menyerbu Suriah. Dan akhirnya banyak yang tidak sabar ada beberapa orang dengan geram dan marah “berjihad” ke Suriah. Semuanya karena dipicu setelah melihat berbagai foto pembantaian plus berita kekejaman Rezim Assad.
Foto-foto yang bertebaran di media online tampak begitu sadis dan kejam. Leher digergaji dengan gergaji mesin, wanita-wanita dibantai hinga banjir darah dan lain sebagainya. Tak heran jika ratusan ribu “Mujahidin” dari berbagai penjuru dunia “menyerbu” Suriah dan lebih 7000 “Mujahidin” telah tewas dan terus bertambah sampai hari ini. Ada Beberapa orang Indonesia ikut mati ditengah kancah perang Suriah.
Tetapi selama ini apakah anda pernah curiga denaga foto-foto dan berita sadis tersebut?Bagaimana jika anda akhirnya tahu  ternyata foto-foto dan berita-berita yang anda lihat dan baca dari Media Wahabi itu terbukti palsu? Sekurang-kurangnya ada sekitar 88 foto plus berita yang terbukti palsu.Foto-foto pembantaian di Gaza, Iraq, Afghanistan, bahkan korban gempa bumi di Azerbaijan pun diklaim sebagai foto korban pembantaian Rezim Assad.
Nanti anda akan merasa heran jika sudah melihat para Tukang Fitnah ini begitu rajin mengumpulkan berbagai foto pembantaian di Gaza, Iraq, dan sebagainya kemudian membubuhinya dengan “Berita-berita” bahwa itu adalah kaum Sunni yang dibantai secara keji oleh presiden Assad. Dan bahkan oleh mereka Presiden Assad dituduh mengaku sebagai Tuhan, jelas ini fitnah yang keji.
Bagi anda yang sudah terlanjur menjadi korban fitnah, dan akhirnya menyalurkan dana untuk kepentingan propaganda mereka, segeralah sadar bahwa uang anda ternyata menjadi sia-sia belaka. Sebab ternyata perang melawan Suriah didalangi dan didanai oleh Israel, Amerika, Arab Saudi, Qatar dll,semuanya pada akhirnya adalah untuk kepentingan Israel dan Amerika. Jika berperang mendukung kaum kafir untuk membunuhi umat Islam, apakah anda yakin orang-orang Indonesia yang mati di tengah Perang Suriah itu mati Syahid? Wallohu a’lam.

Link download eBook Pemalsuan Data Perang Suriah ( Syria )

Mulai hari ini dan seterusnya hendaknya kita harus berhati-hati terhadap trik dan manipulasi Tukang Fitnah dan Adu Domba. Jika akhirnya adu domba dan fitnah itu berakibat terjadinya bughot (pemberontakan) yang akhirnya saling bunuh, apalagi saling membunuh itu terjadi di antara sesama muslim tempatnya adalah di neraka. Ingatlah, tentara Suriah itu adalah kaum muslim dari Sunni ataupun Syi’ah. Begitu pula dengan rakyat Suriah90% adalah kaum Muslimin. Dan bughot itu dilarang oleh ajaran Islam.
Berhentilah dari aksi mengadu-domba manusia sehingga terjadi saling bunuh dengan tersebarnya berita (baca: Fitnah) yang kita buat. Takutlah pada api neraka untuk orang yang gemar membuat fitnah dan mengadu domba:
“Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk surga seorang yang gemar mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaih)
Allah Ta’ala berfirman: “Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.” (al-Qalam: 11)

Bagi yang ingin mendownload Kumpulan Pemalsuan Data / Foto Perang Suriah silahkan klik link di bawah ini:


Wahyu Boez

PP MUHAMMADIYAH : Tak Boleh Ada Pemaksaan Keyakinan di Sampang
"Maka biarlah bagimu keyakinanmu, bagiku keyakinanku. Tapi harus hidup berdampingan secara damai. Toh kita dengan sesama non-muslim bisa hidup berdampingan dengan damai. Masa sesama muslim walaupun berbeda paham kok enggak bisa hidup berdampingan secara damai?" 

 Tak Boleh Ada Pemaksaan Keyakinan di Sampang
Menurut Kantor Berita ABNA, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, tidak boleh ada pemaksaan keyakinan dalam proses rekonsiliasi di Sampang, Madura, Jawa Timur. Apalagi, jika pemaksaan keyakinan dilakukan oleh pejabat pemerintah.
"Itu tidak bisa (ada pemaksaan). Kalau sampai pemerintah berpihak, itu pemerintah yang tidak berkeadilan," kata Din di Jakarta, Sabtu (10/8).
Hal itu dikatakan Din ketika dimintai tanggapan intimidasi dan ancaman terhadap warga Syiah yang bertahan di Desa Karanggayam dan Bluuran Sampang. Mereka dipaksa meninggalkan keyakinannya jika ingin keselamatannya dijamin.
Din mengatakan, jika benar ada pemaksaan terhadap warga Syiah di Sampang, hal itu merupakan tindakan kriminal. Seharusnya negara melakukan penindakan. Pasalnya, setiap orang bebas menganut keyakinannya.
Menurut Din, untuk menyelesaikan konflik di Sampang harus dipegang prinsip kebebasan berkeyakinan. Ia berpendapat, sangat sulit untuk menyatukan pandangan antara Sunni dan Syiah yang perbedaannya sudah terjadi berabad-abad.
Dikatakan Din, baik Sunni maupun Syiah berjasa bagi peradaban Islam. Keduanya juga mempunyai kesalahan. Jika ada perbedaan persepsi siapa yang sesungguhnya pemimpin umat Islam setelah Nabi Muhammad, kata Din, hal itu sejarah masa lalu yang tak perlu diungkit.
"Maka biarlah bagimu keyakinanmu, bagiku keyakinanku. Tapi harus hidup berdampingan secara damai. Toh kita dengan sesama non-muslim bisa hidup berdampingan dengan damai. Masa sesama muslim walaupun berbeda paham kok enggak bisa hidup berdampingan secara damai?" kata Din.
Untuk itu, Din berharap kedua kelompok bisa saling menahan diri. Jangan saling menghina.

"Biarlah Allah yang menentukan kebenaran mana yang diterima. Sekarang hidup berdampingan secara damai, tidak boleh ada pemaksaan. Itu melanggar prinsip agama itu sendiri," pungkas Din.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif  Yayasan Bantuan Hukum Universalia (YLBHU) Hertasning Ichlas alias Herta yang mendampingi para pengungsi Syiah mengungkapkan, warga Syiah di Sampang dipaksa oleh para pejabat pemerintah dan kepolisian setempat untuk menandatangani ikrar. Ikrar tersebut berisi 9 poin yang intinya menganggap ajaran Tajul Muluk sesat dan harus kembali ke Ahlus Sunnah.
Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, dalam proses rekonsiliasi yang tengah dilakukan, perlu dilakukan persamaan persepsi antarkelompok di Sampang. Pasalnya, kata dia, ada perbedaan pandangan antara warga dengan kelompok Tajul Muluk.
"Nah kalau semua sudah selesai, maka mereka pulang ke kampung halamannya. Itu dijamin aman kalau rekonsiliasi dalam arti yang sesungguhnya bisa tercapai, yaitu pencerahan dan penyamaan persepsi," kata Suryadharma.
PKS Minta Syiah Jadi Agama Baru
Sementara itu, anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Raihan Iskandar, mendukung adanya ikrar "tobat" yang harus dilakukan oleh para pengungsi Syiah jika mau hak-haknya dilindungi. Menurut Raihan, pengungsi Syiah juga seharusnya bisa menghormati kemapanan sosial yang sudah ada di Sampang, Jawa Timur, tempat asal mereka. Dengan adanya ikrar itu, Raihan menilai proses rekonsiliasi bisa berhasil dilakukan.
"Saya mendukung ikrar itu. Pada dasarnya ini kan kita harus menghormati masyarakat yang ada di setempat, kearifan lokal. Kalau ikrar itu sudah jadi kesepakatan masyarakat setempat dan jadi momentum positif untuk meningkatkan hubungan bermasyarakat, yah harus didukung,” ucap Raihan saat dihubungi, Selasa (13/8).
Raihan menuturkan bahwa para pengungsi Syiah ini mau tidak mau harus mengubah keyakinannya. Jika memang mereka tidak mau mengubah keyakinan, Raihan mengusulkan agar warga Syiah yang terdepak dari kampung halamannya melapor ke Kementerian Agama supaya Syiah dijadikan agama baru.
"Kalau disahkan ada agama baru kita kan bisa saling menghormati. Jadi itu harus dilaporkan dulu ke kementerian," imbuh Raihan.
Lebih lanjut, Raihan mengatakan, jika ternyata ada aliran baru di tengah masyarakat yang berlainan, maka hal ini kontraproduktif atas keharmonisan yang sudah terbentuk. Menurutnya, dalam membangun kebhinekaan di Indonesia juga harus dipahami bahwa perbedaan itu jangan menabrak kemapanan sosial yang sudah ada.
"Jangan paksakan ide kita dihormati, tapi tidak hormati kemapanan yang sudah ada," katanya.
Ia mendukung jika warga Syiah perlu dipindahkan sementara waktu ke kawasan khusus hingga masyarakat setempat bisa menerima para pengungsi Syiah ini.
Ikrar "bertobat"
Direktur Eksekutif Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia (YLBHU) Hertasning Ichlas alias Herta yang mendampingi para pengungsi Syiah pernah mengungkapkan, warga Syiah di Sampang dipaksa oleh para pejabat pemerintah dan kepolisian setempat untuk menandatangani ikrar.
Ikrar tersebut berisi 9 poin yang intinya menganggap ajaran Tajul Muluk sesat dan harus kembali ke Ahlus Sunnah. Sebagian besar pengungsi akhirnya terpaksa menandatangani itu karena keamanannya terancam tidak dilindungi aparat.
Adapun konflik Syiah dan Sunni di Sampang, Jawa Timur, bermula dari konflik internal keluarga antara pimpinan Islam Syiah, Tajul Muluk, dan saudaranya, Rois Al Hukama. Pada Agustus 2012, perkampungan pengikut aliran Islam Syiah di Desa Karang Gayam (Kecamatan Omben) dan Desa Bluran (Kecamatan Karangpenang) diserang kelompok bersenjata dan menyebabkan satu orang tewas serta enam orang lainnya luka-luka.
Hingga pada Juni 2013, para pengungsi korban tragedi kemanusiaan di Sampang itu akhirnya terpaksa dipindah dengan alasan keamanan dan kehidupan yang lebih layak di lokasi pengungsian.(http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=451255 / media online)

Syiah Sampang, Korban 

Politisasi hingga Kriminalisasi

Purkon Hidayat
Upaya rekonsiliasi konflik Sampang yang dirajut dengan susah payah oleh berbagai pihak saat ini dicederai oleh ulah segelintir pihak intoleran yang terus-menerus memaksakan sikapnya. Sejumlah tokoh agama bersama beberapa pejabat publik Sampang memaksa warga Syiah menandatangani ikrar tobat sejak beberapa hari belakangan ini.

Berdasarkan laporan LBH Universalia, hingga kini 34 orang telah menandatangani ikrar itu karena dipaksa. Sebagian warga Syiah masih belum menandatanginya, dan kini mereka berada dalam tekanan seperti yang dialami Nur Kholis, 22 tahun. Warga desa Karangganyam ini dipaksa bertobat dengan menandatangani sebuah surat pernyataan. Jika menolak, maka nyawa Nur Kholis terancam akan dihabisi oleh warga.

"Katanya itu ancaman dari warga, Pak Kadus (Kepala Dusun) cuma menyampaikan saja. Jika tidak tobat rumah saya akan dibakar, dan saya akan dibunuhlah," tutur Nur Kholis hari Senin (12/8).

Kini, rekonsiliasi Sampang yang dipimpin Prof. Ala membentur dinding. Di Sampang sendiri ditelikung oleh aksi pemaksaan ikrar tobat terhadap warga Syiah. Di luar, sejumlah pejabat publik justru mendukung aksi pemaksaan pindah keyakinan itu. Misalnya sikap terbaru yang ditunjukkan salah seorang anggota DPR. Raihan Iskandar, anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai ikrar tobat itu sebagai proses rekonsiliasi yang harus dilakukan.

Politisi PKS ini menegaskan bahwa para pengungsi Syiah mau tidak mau harus mengubah keyakinannya. Jika memang mereka tidak mau mengubah keyakinan, Raihan mengusulkan agar warga Syiah yang diusir dari kampung halamannya melapor ke Kementerian Agama supaya Syiah dijadikan agama baru.

Tampaknya, sikap intoleran yang ditunjukkan politisi partai Islam ini membenarkan temuan Prof Abd Ala beberapa waktu lalu. Rektor IAIN Sunan Ampel mengungkapkan bahwa rekonsiliasi warga Syiah Sampang yang dipimpinnya sudah menyimpang dari tujuan awal. Sebelumnya, rekonsiliasi digelar guna mengembalikan warga Syiah ke kampung halamannya dengan alami tanpa pemaksaan.Tapi rekonsiliasi damai itu diacak-acak dengan adanya pemaksaan ikrar pertobatan terhadap warga Syiah Sampang baru-baru ini.

Warga Syiah, Korban yang harus Dilindungi Negara

Komisi Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) menilai warga Syiah Sampang sebagai korban yang harus dilindungi hak-hak dasarnya.

"Pemerintah hanya menciptakan diskursus, tetapi tidak memberikan jaminan hak konstitusi warga Syiah," kata Haris Azhar, seperti dilansir Tempo Sabtu (10/8).

Koordinator Kontras memandang proses rekonsiliasi hanya membenarkan diskriminasi terhadap warga Syiah karena harus sepakat. Dalam rekonsiliasi warga Syiah dipaksa mengurangi haknya demi tercapai kesepakatan. Menurutnya, langkah pemerintah ini tidak menjamin hak warga Syiah seperti sedia kala.

Undang-Undang Dasar 1945 Ayat 28 dan 29, Undang-Undang HAM, dan Undang-Undang tentang Konvensi Hak Sipil dan Politik yang diratifikasi Indonesia jelas mengatur pentingnya penghormatan terhadap keyakinan antarumat beragama, termasuk bagi penganut syiah di Sampang.

Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 berbunyi, "Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali."

Pasal 28E ayat (2)  UUD 1945 juga menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan. Selain itu dalam Pasal 28I ayat (1) UUD 1945 juga diakui bahwa hak beragama merupakan hak asasi manusia. Selanjutnya Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 juga menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama.

Penodaan Agama:Tuduhan yang Tidak terbukti

Derita warga Syiah Sampang hingga kini tidak kunjung surut. Mereka hanya diperbolehkan pulang ke kampung halamannya, jika bersedia menandatangani ikrar pertobatan. Keyakinan Syiah yang mereka anut terus-menerus dipersoalkan oleh pihak-pihak intoleran, terlebih di Sampang.

Direktur LBH Universalia, Hertasning Ichlas mengatakan, warga Syiah Sampang dipaksa untuk menandatangani sembilan ikrar di hadapan tokoh agama dan penguasa lokal. Mereka harus syahadat ulang dan menganggap ajaran Tajul Muluk sesat dan kembali ke Ahlus Sunnah. Hingga kini pemimpin mereka Tajul Muluk masih mendekam dalam tahanan.

Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Sampang menyebutkan Tajul terbukti melanggar Pasal 156 a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Penodaan Agama. Dia divonis 2 tahun penjara.

Berbagai lembaga kemanusiaan dan hak asasi manusia menilai keputusan itu cacat hukum. Sejumlah pakar dan penegak hukum juga menilai ada kejanggalan terhadap proses peradilan.

"Ada alat bukti yang diabaikan oleh majelis hakim," kata Zahru Arqom.

Misalnya, menunjuk keterangan terdakwa dan sejumlah saksi yang diabaikan hakim. "Begitu pula dengan alat bukti berupa Al-Quran dan keterangan sejumlah saksi ahli," tegas anggota tim ekseminator kasus Tajul Muluk.

Tim juga menilai hakim tak berimbang menghadirkan saksi. Hampir seluruh saksi yang diminta bersaksi mewakili kelompok yang menyerang Tajul dan persidangan justru mempertentangkan Sunni-Syiah yang berada di luar wilayah pengadilan.

Selain itu, tim menemukan hanya ada satu saksi netral. "Namun keterangannya diabaikan," tegas advokat dan dosen luar biasa UGM.

Kritik dan penolakan terhadap keputusan Majelis hakim Pengadilan Negeri Sampang terhadap Tajul Muluk mengalir deras dari Aliansi Solidaritas Kasus Sampang, yang terdiri dari Kontras, YLBH-Universalia, YLBHI, LBH Jakarta, LBH Surabaya, HRWG, Sejuk, Elsam, ILRC, Aman Indonesia, ANBTI, ICRP, dan Ahlul Bait Indonesia.

M. Faiq Assiddiqi, pengacara hukum Tajul Muluk menyayangkan putusan hakim. Sebab, tuduhan penistaan kitab suci Alquran yang disebutkan hakim tidak terbukti. "Dalam persidangan sebelumnya sudah kami sampaikan al-Quran yang dipakai klien saya sama seperti al-Quran yang dipakai umat Islam lainnya," tandasnya.

Sementara itu LSM Kontras menilai vonis Tajul Muluk di pengadilan negeri Sampang tidak relevan. Koordinator Kontras Surabaya, Andy Irfan mengatakan hakim hanya mengambil dasar rujukan keterangan saksi semata, sehingga Tajuk Muluk menjadi korban ketidakadilan hakim.

"Ini kan sangat lemah, pertimbangan hukum yang digunakan oleh hakim sangat lemah, dan menunjukan bahwa ini seolah-olah Tajul Muluk harus dihukum. Artinya hakim dalam posisi ini, lebih kepada mengedepankan, atau lebih memenuhi tuntutan dari beberapa kelompok, yang menginginkan Tajul Muluk untuk ditahan, bukan dalam konteks mencari kebenaran dan keadilan sesungguhnya,"tutur Andy.

Aliansi Solidaritas Kasus Sampang memandang vonis hakim memaksakan putusannya hanya dengan dasar taqiyyah tentang asli dan tidaknya sebuah al-Quran yang diajarkan Tajul Muluk tanpa bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Putusan ini telah melanggar prinsip Non-Self Incrimination pada International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) yang telah diratifikasi Indonesia dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005: asas itu mengatur dalam penentuan tuduhan pelanggaran pidana, setiap orang berhak untuk tidak dipaksa memberikan kesaksian yang memberatkan diri sendiri atau mengaku bersalah padahal bukti-bukti dan saksi menunjukkan sebaliknya, " kata siaran pers Aliansi Solidaritas Kasus Sampang pada 16 Juli 2012 lalu.

Gabungan LSM itu memandang peradilan dengan Asas Praduga Tidak Bersalah menjamin sepenuhnya hak seseorang untuk tidak dinyatakan dan dipaksa bersalah sebelum terbukti secara hukum. Asas itu mengatur bahwa dalam penentuan tuduhan pelanggaran pidana, setiap orang berhak untuk tidak dipaksa memberikan kesaksian yang memberatkan diri sendiri atau mengaku bersalah.

Sementara itu, hasil penelitian Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama baru-baru ini menyatakan tidak ada yang salah dengan paham Syiah yang dianut warga Sampang, Madura. Menurut Peneliti Balitbang Kementerian Agama Wahid Sugiarto, hal ini juga sesuai dengan Deklarasi Oman yang menyatakan ajaran Syiah sah.

Dari hasil penelitian tersebut, Balitbang mengeluarkan rekomendasi agar warga Syiah Sampang bisa diterima. Selain itu, rekomendasi juga menyatakan perlu adanya proses penyadaran bagi para ulama di Sampang untuk melaksanakan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, di antaranya sikap toleransi.(IRIB Indonesia/PH)

Teror di Sekitar Kita


Penembakan beruntun akhir-akhir ini menunjukkan aksi teror tak pernah hilang. Tak hanya peledakan vihara di Tanjung Duren, Jakarta Barat, pelaku teror juga membunuh dua polisi di Ciputat, petugas penjara di Yogyakarta, dan melakukan serentetan penembakan di Jawa Tengah. Semua terjadi dalam sebulan terakhir. Publik pun cemas karena penembakan dan pengeboman itu tak diketahui apa motif dan siapa pelakunya.

Melihat pola dan jejak bukti, rangkaian teror itu tak ada kaitannya antara satu dan lainnya. Hanya, semuanya memiliki kesamaan, yaitu tak ada motif tradisional seperti perampokan atau perampasan. Menelusuri riwayat para korban juga tak menghasilkan petunjuk bahwa penembakan itu bermotif pribadi. Justru misteri itulah yang menimbulkan kecemasan masyarakat.

Masyarakat ketakutan karena lingkunganya tidak aman. Teror bisa saja menimpa mereka tanpa alasan yang jelas. Ihwal dua penembakan di Jakarta dan Yogyakarta, semua berlangsung di kompleks perumahan, saat sebagian besar penghuninya mudik merayakan Lebaran di kampung halaman. Dan kecemasan kian menjadi karena para korban adalah polisi, mereka yang bertugas menjaga rasa aman publik. Jika para penjaga keamanan saja tewas ditembak, apalagi warga sipil yang tak dibekali alat penjagaan diri.

Pesan para teroris itu jelas: mereka bisa melumpuhkan petugas keamanan dan mengejek dengan telak ketidakbecusan intelijen serta polisi untuk mencegahnya. Analisis Badan Intelijen Negara mengukuhkannya melalui pernyataan bosnya, Marciano Norman, bahwa ancaman terorisme nyata di sekitar kita. Para pelaku tak hanya membawa bahan peledak yang menyasar tempat ibadah, tapi juga pistol yang bisa diletuskan di mana saja ke arah siapa saja.

Serangan teror secara acak ini sesungguhnya tak kalah berbahaya ketimbang terorisme yang terpusat pada sasaran tertentu, seperti aksi kelompok Noor Din M. Top sebelum ia tewas. Kelompok ini punya sasaran tempat yang berbau Amerika atau Barat, sehingga bisa dibaca arah dan geraknya. Kini, setelah pentolan kelompok teror itu habis, aksi teror berubah bentuk menjadi aksi di tempat-tempat tak terduga: pinggir jalan, gang rumah, dan vihara.

Sebermula sasarannya memang markas polisi, seperti di Yogyakarta tiga tahun lalu. Tahun-tahun berikutnya, sasaran pun masih anggota polisi. Namun tahun ini target sasaran meluas ke warga sipil, meski tak sampai ada korban jiwa. Semua modus teror itu adalah penembakan dari jarak dekat.

Maka dugaan sementara adalah balas dendam jaringan teroris kepada polisi yang berhasil mematikan gembongnya, yakni Imam Samudera, Noor Din M. Top, dan Azahari. Apalagi di banyak tempat polisi bisa melumpuhkan mereka yang diduga sebagai anggota jaringan teror asal Poso, Sulawesi Tengah. Misalnya, penyergapan dua "calon pengantin" di Tulungagung, Jawa Timur, sebulan lalu.

Namun semua analisis ini tak menyurutkan kecemasan publik. Hari ini polisi menjadi korban, besok bisa siapa saja. Tujuan terorisme adalah menimbulkan kecemasan yang meluas terhadap rapuhnya keamanan banyak orang. Apalagi hingga kini polisi gagal mengungkap motif dan menangkap pelaku pencurian dua truk dinamit di jalan tol Jakarta-Bogor. Untuk mengembalikan rasa aman, polisi tak punya pilihan selain segera menangkap siapa di balik semua aksi kekerasan ini. (IRIB Indonesia/Opini Tempo)

JK: Diteror, Polri Jangan Sampai Surut!

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK mengaku prihatin atas rentetan teror terhadap aparat negara, khususnya kepolisian. JK berharap teror tersebut tidak menyurutkan semangat jajaran Polri.

"Bagaimanapun jangan karena itu menyurutkan semangat Polri untuk menjaga keamanan," kata JK di sela-sela acara Open House Hari Raya Idul Fitri 1434 H di kediamannya di Jakarta Selatan.

JK mengatakan, aparat keamanan yang bertugas di manapun pasti mempunyai resiko tugas. Menurut dia, keamanan tergantung situasi umum dan bagaimana pimpinan Polri menanganinya.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono berpendapat, teror belakangan ini dikendalikan oleh orang lama. Hanya, para eksekutor lapangan diduga orang baru.

"Kita harus buka file lama supaya kita tahu pengendalinya siapa. Pelaksananya itu baru. Tapi pengendalinya lama. Mudah-mudahan terungkap," kata Hendro.

Seperti diberitakan, terjadi dua penembakan polisi di daerah Ciputat, Tangerang Selatan. Selain itu, petugas Lembaga Permasyarakatan Wirogunan, Yogyakarta juga ditembak hingga tewas. Kepolisian masih menyelidiki kasus tersebut.

Senjata Api Beredar Bebas

Maraknya penembakan di sejumlah daerah menjadi bukti senjata api, termasuk senjata api rakitan dan airsoft gun, beredar bebas di masyarakat. Kepolisian Negara Republik Indonesia tak menyangkal peredaran itu sehingga membentuk tim untuk mengusut beberapa kasus penembakan itu dan menggelar razia senjata api.

"Untuk pengusutan, sudah dibentuk tim," kata Inspektur Jenderal Badrodin Haiti, Asisten Kepala Polri Bidang Operasi, di Jakarta, Senin (12/8/2013).

Badrodin tidak menyebutkan jumlah senjata api, termasuk airsoft gun, yang kini diperkirakan berada di masyarakat. Pendataan kepemilikan senjata api, termasuk airsoft gun, dilakukan Badan Intelijen Keamanan (Intelkam) Polri.

Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Oegroseno mengakui, terkait kepemilikan airsoft gun, juga senjata api rakitan, tak ada wadah resmi yang mewadahi pemiliknya. Selain itu, belum ada aturan teknis terkait kepemilikan dan penggunaan airsoft gun.

Airsoft gun tercatat dipakai orang tak dikenal melakukan teror penembakan di Yogyakarta sepekan terakhir. Penembakan dengan jenis senjata itu pun terjadi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada masa angkutan Lebaran, pekan lalu. Tembakan itu merusak sebuah mobil travel.

Jika ada aturan yang jelas, seperti larangan membawa airsoft gun ke mana-mana, lanjut Oegroseno, penindakan bisa dilakukan. Dalam upaya mencegah kejahatan bersenjata api, kepolisian segera menggelar razia khusus senjata api.

Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, ada dua kemungkinan dalam kasus penembakan yang dilakukan orang tidak dikenal belakangan ini, terutama terhadap aparat. Pertama, hal itu adalah balas dendam dari kelompok tertentu terhadap aparat. Kelompok itu menilai tindakan aparat, terutama polisi, tidak manusiawi terhadap kelompok tertentu itu.

Kedua, penembakan itu adalah peringatan kepada Polri agar bekerja lebih cermat dan lebih baik. Polisi harus bekerja lebih profesional. Namun, memperingatkan dengan penembakan itu tidak benar karena bisa membahayakan masyarakat.

Bambang juga tak menyangkal banyaknya senjata api yang beredar di masyarakat, dan digunakan orang tak dikenal. Hal ini juga mencerminkan kerja Polri yang kurang profesional. "Ini menunjukkan deteksi intelijen polisi yang lemah," ujarnya. (IRIB Indonesia/Kompas)


Sikap Mendua Arab Saudi 

Soal Terorisme


Raja Abdullah dari Arab Saudi beberapa waktu lalu mengumumkan pemberian sumbangan 100 juta dolar kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendirikan sebuah badan untuk memerangi terorisme.

Berita itu mengundang keheranan banyak pihak dan muncul beragam reaksi dari tingkat regional dan internasional.

Raja Abdullah menyeru masyarakat internasional untuk mendukung pusat anti-teror tersebut demi membebaskan dunia dari kekerasan, ekstremisme, dan kejahatan-kejahatan internasional.  

"Saya mengumumkan sumbangan dari Kerajaan Arab Saudi sebesar 100 juta dolar untuk mendukung pusat anti-teror dan bekerja di bawah payung PBB," kata Raja Abdullah dalam pidato menandai Idul Fitri pada hari Kamis (8/8).

Saudi menandatangani kesepakatan dengan PBB pada tahun 2011 untuk pembentukan pusat anti-teror itu. Sebelumnya, Riyadh telah menyumbangkan 10 juta dolar untuk pembangunan lembaga di bawah PBB tersebut.

Media-media regional menulis, sikap mendua Arab Saudi dalam menangani isu terorisme tampak jelas dalam kebijakan mereka ketika berurusan dengan Suriah, Bahrain, Yaman, Irak, dan Lebanon.

Bantuan Saudi untuk memerangi terorisme internasional merupakan sebuah paradoks yang harus dijawab oleh para pejabat Riyadh sendiri. Dalam kekacauan dan krisis yang diciptakan Barat di Suriah, bantuan finansial dan persenjataan Saudi mengalir deras ke negara itu untuk menumbangkan pemerintahan konstitusional Bashar al-Assad.

Para pejabat Damaskus telah sering berbicara tentang dukungan Riyadh kepada kelompok teroris di tengah masyarakat dunia dan PBB. Mereka menyeru PBB untuk menindaklanjuti laporan itu.

Demi mendukung sekutunya di Bahrain dan Yaman, rezim Saudi bahkan mengerahkan pasukan untuk membantu menumpas protes damai rakyat yang menuntut hak-hak sah mereka. Intervensi Riyadh di Lebanon dalam proses pembentukan pemerintahan baru di negara itu dan pada akhirnya, dukungan kepada kelompok teroris di Irak adalah bukti dari kebijakan standar ganda rezim Saudi.

Mantan Duta Besar AS untuk Baghdad, Christopher Hill mengatakan Arab Saudi mensponsori kekerasan di Irak dan merupakan tantangan terbesar bagi pemerintah Baghdad.

Dalam kabel rahasia AS tahun 2009 mengenai hubungan Irak dengan tetangganya, Hill menuturkan, "Saudi merupakan tantangan terbesar dan masalah yang kompleks dalam kaitannya dengan para politisi Irak yang berusaha untuk membentuk pemerintah yang stabil dan mandiri."

Dokumen tersebut menunjukkan bahwa Saudi mendukung konflik sektarian dan menggunakan fatwa para ulama Wahabi untuk membunuh pengikut mazhab lain.

Arab Saudi selalu mendanai operasi-operasi teror di Irak sejak tahun 2003. Selain itu, Saudi pada dekade 1980 mendukung rezim Saddam Hussein untuk menyerang Iran dengan bantuan dana dan militer.

Tak heran jika kebanyakan pengamat politik menganggap Arab Saudi sebagai pendukung utama terorisme dan eksekutor kebijakan Amerika Serikat dan Barat di wilayah Timur Tengah.

Dalam beberapa dekade terakhir, Saudi memainkan peran sebagai penyokong dana terbesar untuk kegiatan Al Qaeda dan beberapa kelompok militan lain.

Menlu AS Hillary Clinton pada tahun 2011, menyebut Arab Saudi sebagai sumber dana bagi gerakan terorisme, seperti Taliban. "Para pendonor di Saudi menyumbang paling banyak bagi teroris di seluruh dunia," kata Clinton.

Dengan memperhatikan fakta-fakta tersebut, dukungan untuk mendirikan pusat anti-teror PBB oleh Arab Saudi lebih tepat disebut sebagai kebijakan memanipulasi opini publik daripada upaya memberantas terorisme. (IRIB Indonesia/RM)

0 comments to "AKU SUNNI kl "dipaksa" jadi "Wahabi atau SYi'ah"....AKU TIDAK RELA, AKU Syi'ah Kalau "DIPAKSA" jadi SUNNI atau WAHABI....AKU TIDAK RELA....., AKU WAHABI kl "DIPAKSA" jadi SUNNI atau SYI'AH...AKU TIDAK RELA...kalian KAFIR & BID'AH...."

Leave a comment