AKU SUNNI kl "dipaksa" jadi "Wahabi atau SYi'ah"....AKU TIDAK RELA, AKU Syi'ah Kalau "DIPAKSA" jadi SUNNI atau WAHABI....AKU TIDAK RELA....., AKU WAHABI kl "DIPAKSA" jadi SUNNI atau SYI'AH...AKU TIDAK RELA...kalian KAFIR & BID'AH....hehehehe...KEYAKINAN jadi ISLAM SUNNI (mayoritas Sunni Syafe'i adlh negara Republik Indonesia & Bukan Negara ARAB) atau jadi ISLAM SYI'AH (mayoritas Syi'ah 12 Imam adlh negara Republik Islam Iran & Bukan Negara Arab) atau Jadi ISLAM WAHABI (mayoritas Wahabi adlh Kerajaan Arab Saudi & Negara Arab)...adalah KEYAKINAN yg terletak Di HATI masing-masing orang...BUKAN diPAKSAKAN diatas Tandatangan atau CAP JEMPOL ber MAterai....INGAT kalian telah DIADU DOMBA oleh SETAN berbaju ISLAM....Bersatulah Wahai Islam ku, kita & kalian jng berpecahbelah dihadapan musuh kita bersama Zionis Israel, Zionis Amerika, Zionis Barat Cs.....ckckckckckckck (team Buletin Majelis Pecinta Rasul Banjarmasin...Hidup Persatuan Islam...Hidup Persatuan Manusia)...
TEMPO.CO, Jakarta-Direktur Eksekutif Yayasan Bantuan Hukum Universalia (YLBHU) Hertasning Ichlas mengatakan, ancaman yang diterima oleh warga Syiah di Desa Karanggayam dan Bluuran Sampang, Madura tidak hanya dilakukan oleh warga setempat, melainkan juga difasilitasi oleh aparat pemerintah setempat.
“Sudah jelas ada beberapa aparat pemerintahan yang terlibat dalam pemaksaan keyakinan terhadap warga Syiah ini, mereka kebanyakan sebagai fasilitator,” kata Hertasning , kuasa hukum warga Syiah ketika dihubungi Tempo, Jumat, 9 Agustus 2013.
Hertasning mengatakan, intimidasi terhadap warga Syiah terakhir terjadi pada 6 Agustus 2013. Ada enam warga Syiah yang dijemput oleh aparat kepolisian dan kepala dusun. Mereka lalu dibawa ke rumah salah satu kiai setempat.
Di rumah itu, kata Hertasning, sudah ada Bupati Sampang, Kepala Kesbangpol Sampang, dan Kapolsek Omben. Dalam pertemuan itu, katanya, enam orang warga Syiah itu diberi pesan-pesan. Di ujung acara, warga Syiah dipaksa menandatangani sembilan ikrar. “Kalau tidak teken, tidak dijamin kesalamatan dan keamanan rumahnya,” ujarnya.
Hertasning menambahkan, isi sembilan ikrar itu diantaranya adalah menganggap ajaran Tajul Muluk sesat dan harus kembali ke Ahlus Sunnah. Seorang dari enam warga Syiah itu menolak menandatangani ikrar itu. Lantaran takut atas keselamatannya, ia lalu memilih pergi ke Jakarta. Pemaksaan serupa, kata dia, sudah terjadi sebelumnya dan kembali meningkat baru-baru ini. Melihat peristiwa tersebut, Herta mempertanyakan alasan pemerintah yang hendak melakukan pembinaan. "Gimana pembinaan kalau diancam rumahnya mau dibakar?" ujarnya.
Pemaksaan untuk melakukan ikrar yang dilakukan terhadap warga di kampung telah terjadi beberapa hari belakangan ini. Pemaksaan tersebut berhasil membuat sejumlah warga Syiah menandatangani ikrar pertobatanitu yang sebenarnya ditolak tegas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai cara penyelesaian masalah
GALVAN YUDISTIRA
JANGAN PURA-PURA MERASA PALING BENAR...sehingga ORANG LAIN diluar golongannya selalu dianggap SESAT, KAFIR, BID'AH....TABAYUN diperlukan baik kepada KAWAN ataupun LAWAN....ckckckckckckckckck...
Dari sini saya hanya bisa menghela nafas sedih saja. Ternyata, meski banyak orang Indonesia sudah mengenyam pendidikan tinggi, tetap saja, saat membaca, tulisan yang dianggap ‘benar’ itu adalah yang sesuai dengan paradigma yang sudah dibangunnya sendiri. Contohnya, meskipun jurnalis independen sudah menunjukkan bukti-bukti yang sedemikian jelas bahwa bukan tentara Assad yang membantai rakyatnya sendiri, tetap saja, mereka lebih percaya pada media Islam sektarian yang getol sekali menuduh Assad sebagai pembunuh berdarah dingin. Walaupun Hillary Clinton sudah terus-terang bahwa AS-lah yang mendanai Al Qaida untuk membantu penggulingan Rezim Assad, tetap saja, mereka tidak tersadarkan bahwa AS-lah dalang di balik semua huru-hara ini. Begitu banyak bukti, tapi diabaikan, hanya karena urusan beda mazhab.
Delapan tahun tinggal di Iran, wallahi, demi Allah, demi Rasulullah, tidak pernah sekalipun saya mendengar orang Iran mencela sahabat yang dihormati kaum Sunni. Padahal selama saya di sana, saya sangat intens bergaul dengan mereka, saya tinggal di kawasan Syiah dan bertetangga, saling berkirim makanan, dan belanja di warung yang sama dengan orang Syiah, bahkan kadang-kadang duduk mendengarkan ceramah di masjid dekat apartemen kami dulu. Saya pun sudah mengunjungi kawasan Sunni di Kurdistan. Mereka baik-baik saja. Masjidnya mengumandangkan azan dengan cara Sunni. Dengan mata kepala sendiri saya melihat orang-orang di masjid itu sholat dengan cara yang sedikit berbeda: yang satu mendekapkan tangan, yang lain melepaskan tangan. Setelah sholat, mereka ngobrol-ngobrol biasa, tidak bunuh-bunuhan. Di sana bahkan pasangan Syiah dan Sunni bisa menikah dan hidup baik-baik saja. (Cerita lengkapnya ada di buku Journey to Iran, maaf bukan promosi).
Ulama Iran pun telah memfatwakan larangan mencerca tokoh-tokoh yang dihormati kalangan Sunni. Di tivi, kalau bulan Ramadhan, azan maghribnya dua kali, untuk menghormati warga Sunni yang buka puasanya lebih cepat dibanding warga Syiah. Orang Sunni mendapat jatah gratis duduk di parlemen dan kalau mereka bisa meraih suara dalam pemilu, mereka bisa dapat kursi tambahan.
Tapi di FB, saya menemukan ada orang yang mengaku Syiah tapi suka mencerca sahabat dan mempropagandakan hal-hal buruk atas nama Syiah. Kalau ketemu orang kayak gitu biasanya langsung saya unfriend (karena saya neg baca status-statusnya). Begitupun, kalau saya menemukan ada orang mengaku Sunni tapi gemar menyebarluaskan kebohongan tentang Syiah (dan Iran), juga akan saya unfriend, karena bete baca status mereka. Mohon maaf, saya selama ini jarang meng-add orang, tapi kalau di-add dengan senang hati saya confirm, meski tak kenal. Tapi kalau bikin bete, ya sudah saya unfriend saja. Sebaliknya, kalau ada di antara Anda yang bete sama saya, unfriend saja saya, no problem.
Kapan umat Islam bisa bangkit dan menjadi khalifah fil ardh kalau masih mudah diadu-domba dan merasa sedang membela agama Allah dengan cara menyebarkan fitnah?!
Sekedar info, dalam analisis konflik, carilah, siapa yang akan tertawa paling akhir, siapa yang akan menangguk keuntungan paling banyak. Yang jelas, menyedihkan sekali, dalam konflik antarmazhab Islam, yang paling keras tertawa justru musuh-musuh Islam. Dan yang paling banyak menangis menyaksikan semua ini adalah Rasulullah... ummati...ummati...
Catatan Kecil Seputar Fase Terakhir Zionisme Global.
by Musadiq Marhaban on Facebook
"Men are so simple and so much inclined to obey immediate needs that a deceiver will never lack victims for his deceptions." -- Machiavelli
Pergolakan dunia internasional dan juga nasional yang sedang kita alami dan saksikan saat ini pada dasarnya merupakan bagian dari sebuah proses transisi dalam agenda zionisme global untuk membuat apa yang disebut sebagai "controlled chaos society". Dalam kalimat yang lebih sederhana adalah menghadirkan berbagai ragam "kekacauan yang terkendali di dalam suatu masyarakat" (sebagai lawan dari ragam "ketertiban yang terkendali di dalam suatu masyarakat") yang meliputi menimbulkan ketidaktertiban dalam dimensi ekonomi, sosial, politik, budaya dari sebuah masyarakat. Ia disebut sebagai proses transisi akhir zionisme karena hasil akhir yang zionisme harapkan dari proses ini adalah pengendalian dalam skala global dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
"The battlefield is a scene of constant chaos. The winner will be the one who controls that chaos, both his own and the enemies." -- Napoleon Bonaparte
Chaos theory pernah dipelajari secara lebih mendalam oleh seorang ilmuwan matematika asal Perancis, Henri Poincare pada tahun 1890. Dia menjelaskan bahwa teori chaos ini sebagai perilaku sistem dinamis tertentu atau "behavior of certain dynamical systems". Contohnya adalah ketika anda meletakkan dua kutub magnet di atas meja, misalnya, lalu menjalankan sebuah magnet ke satu arah tertentu melewati kutub magnet lawannya, maka anda akan lihat magnet itu tertarik dengan sendirinya oleh magnet yang anda jalankan tersebut. Artinya, hasil akhir dari perilaku gerak magnet itu bisa anda prediksikan. Tapi bagaimana bila lintasan magnet pertama yang anda jalankan itu tidak hanya bertemu satu magnet saja, tapi ratusan atau bahkan ribuan magnet. Lalu bagaimana dengan perilaku magnet-magnet yang ratusan/ribuan itu? Menurut chaos theory bahwa meskipun secara prinsip awalnya masing-masing magnet yang ratusan atau ribuan itu seolah-olah bergerak dengan responnya masing-masing (terkesan random), tapi hasil akhir dari semua perilaku dari masing-masing magnet yang ratusan atau ribuan itu bisa diprediksikan. Yaitu, ia akan tetap tertarik ke magnet yang anda gerakkan tersebut.
Dalam sebuah sistem yang kacau atau tidak menuruti aturan, maka kita akan saksikan banyak pola-pola yang berbeda dari ragam pergerakan hadir secara bersamaan. Pada kondisi seperti itu, perubahan kecil dari kondisi awal, berpotensi untuk merubah seluruh sistem yang telah berjalan atau yang populernya disebut "butterfly effect".
"I'm interested in anything about revolt, disorder, chaos, especially activity that appears to have no meaning. It seems to me to be the road toward freedom." -- Jim Morrison
Memasuki fase/tahap akhir dari sebuah era yang saya sering labelkan sebagai era zionisme moderen atau paska-mesianik. Zionisme global berusaha untuk menerapkan teori ini ke dalam sistem kehidupan individu dan sosial masyarakat untuk pada akhirnya menuntun gerak final itu secara deterministik---ke sebuah kondisi yang mereka harapkan---dari berbagai macam aksi/gerak yang bermunculan.
"In all chaos there is a cosmos, in all disorder a secret order." -- Carl Jung
"You must have chaos within you to give birth to a dancing star." -- Friedrich Nietzsche
Zionisme menyebut proses transisi ini sebagai Neo Logisme alias "Kewarasan Baru" seraya mengatakan bahwa orang-orang yang menyebut mereka saat ini sebagai "tidak waras" itu sejatinya adalah kolot serta anti perubahan dan tak berbeda dengan orang-orang dulu yang pernah menafikan adanya mobil, komputer dan pesawat terbang pada masa yang akan datang, namun tanpa malu telah menerima kenyataan itu sekarang. Menurut pandangan zionisme bahwa perubahan yang ingin mereka gulirkan saat ini pun demikian, hanya waktu saja yang belum membuktikannya kepada mereka.
Berdasarkan hasil pengamatan pribadi sejauh ini bahwa tahun 2012 lalu menandai bermulanya zionisme global menggulirkan agenda ini di seluruh belahan negara-negara di dunia. Artinya, kekacauan demi kekacauan akan terus digulirkan.
http://www.youtube.com/watch?v=Ry6jLq6UkUk&feature=youtu.be
“Pemerintah akan mengawasi gerakan anti-Syiah”
Pemerintah akan memantau kelompok-kelompok anti-Syiah di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur dengan “sangat serius”, Wakil Menteri Agama Prof. DR. Nasaruddin Umar memperingatkan.
Foto: Wakil Menteri Agama Prof. DR. Nasaruddin Umar.
Nasaruddin mengatakan bahwa melarang mazhab Syiah akan menjadi “masalah yang sangat serius”, dengan alasan bahwa negara-negara Muslim bahkan yang konservatif seperti Arab Saudi tidak melarang perbedaan denominasi/mazhab.
Iran dan Syiah Memiliki Kontribusi Besar dalam Peradaban Islam
Foto: Prof. DR. Komaruddin Hidayat.
“Siapa saja yang tidak mengakui keberadaan Syiah pada hakikatnya tidak memiliki pengenalan sedikitpun dengan sejarah Islam. Karena tidak satupun ulama Sunni yang mengingkari peran dan kontribusi besar Iran dalam peradaban Islam.”
Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mendesak warga Irak dan Mesir untuk menjaga kesadaran dalam menghadapi konspirasi asing yang melancarkan perang saudara di negara mereka.
Pernyataan itu diutarakannya dalam khubtah Shalat Idul Fitri di Universitas Tehran dihadapan ribuan jamaah pada hari Jumat, 09/08/13.
Ayatollah Khamenei juga menyatakan prihatinan mendalam atas situasi tegang di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Dalam khutbah itu, Pemimpin mengutuk serangan teroris di Irak dan mengatakan tindakan teror hanya dilakukan untuk menentang pemerintah Irak yang terpilih secara demokratis.
Ayatollah Khamenei lebih lanjut menyinggung situasi bergejolak di Mesir, dan menyatakan bahwa krisis di negara Afrika Utara itu harus diselesaikan oleh rakyat Mesir sendiri.
Kelompok-kelompok politik dan ulama Mesir harus tetap menjaga plot yang diterapkan kekuatan asing dalam perang saudara.
Di tempat lain dalam sambutannya, Pemimpin Islam menyebut pembicaraan "damai" antara Israel dan Otoritas Palestina (PA) yang ditengahi AS dan menyebut pembicaraan itu hanya bertujuan merusak perlawanan Palestina.
Selain saluran berita Iran, TV al-Mayadeen Leibanon juga menyiarkan langsung pidato pemimpin Iran.[It/Onh/Ass] (
Seorang ulama Sunni Emirat Arab mengatakan para Mufti tertentu di negara-negara Arab mengeluarkan kebohongan mengenai fatwa Jihad untuk mengirimkan para pemuda ke Suriah dan hanya bermotif uang semata, demikian al-Alam melaporkan.
"Para Mufti di negara-negara Arab gigih mengeluarkan fatwa Jihad di Suriah setelah mereka menerima uang jutaan dolar," kata Sheikh Yousef Wassem sebagaimana diposting di internet.
"Mereka (Mufti) menandatangani kontrak bernilai jutaan (dolar) untuk mendakwahkan Islam kepada orang-orang. Lalu mereka bertemu di sebuah negara Arab dan menyerukan para pemuda untuk berangkat Jihad (di Suriah), "kata Sheikh Yousef.
"Yang mereka pedulikan hanyalah kepentingan politik semata," katanya.
http://v.alalam.ir/news/2013/08/09/alalam_635116423651704235_25f_4x3.mp4
Konflik di Suriah dimulai pada Maret 2011, ketika protes pro-reformasi berubah menjadi pemberontakan besar setelah intervensi dari negara-negara Barat dan regional.
Menurut laporan, Barat dan sekutu regionalnya - terutama Qatar, Arab Saudi, dan Turki - mendukung takfiri di Suriah.
Pada tanggal 25 Juli, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan lebih dari 100.000 orang tewas di Suriah sejak pecahnya pemberontakan takfiri yang disponsori asing di negara itu. Jutaan orang lain juga mengungsi akibat kekerasan. [It/Onh/Ass] (http://www.islamtimes.org/vdcai6nuw49now1.h8k4.html)
Menolak Berhadapan dengan Israel, Pemain Anggar Iran Mengundurkan Diri
|
Intelijen Saudi dan Israel Ternyata Aktor di Balik Drama Huru-hara Berdarah di Suriah
Kepala Intelijen Saudi Bertemu Para Pejabat AS dan Israel untuk Membicarakan Operasional Terorisme di Suriah dan Lebanon
syria news – Islam Institute (http://www.islam-institute.com/intelijen-saudi-dan-israel-ternyata-aktor-di-balik-drama-huru-hara-berdarah-di-suriah)
Atas Nama Jihad, Al Nusra Bantai Secara Biadab 120 Anak dan 330 Orang Dewasa di Desa Tal Abyad – Suriah
Teroris yang berafiliasi ke Front al-Nusra membantai 120 anak-anak dan 330 laki-laki dan perempuan di distrik Utara Suriah – Tal Abyad, kata laporan media pada hari Senin.
Video Di Bawah : AS – Israel, Al-Qaeda Turki dan Jabhat Al-Nusra Membantai Muslim Sunni Kurdi di Suriah
Pembunuhan Massal di Tangan Teroris Telah Meningkat di Suriah Selama Sebulan Terakhir
LIGA ARAB EKSPLOITASI NEGARA-NEGARA ARAB UNTUK MELAYANI AGENDA-AGENDA ASING
Arab saudi Merengek di hadapan Vladimir Putin Untuk Mengahiri Perangnya di Suriah
Di Moskow, Kepala Intel Arab Saudi Berunding untuk Mengakhiri Perangnya di Suriah
(WorldTribune – Islam-Institute) (http://www.islam-institute.com/arab-saudi-merengek-di-hadapan-vladimir-putin-untuk-mengahiri-perangnya-di-suriah)
Presiden al-Assad melakukan Shalat Idul Fitri di Masjid Anas Bin Malik di Damaskus
Video Presiden Bashar Al Assad melakukan shalat Idul Fitri 1434 H, fakta ini membantah issu atau fitnah bahwa dia mengaku Tuhan
Perang Suriah 2013: FSA – Teroris – Mujahhidin Takut Mati Bersembunyi di Selokan
Sikap Mujahidin FSA yang Kotradiktif di Medan Perang, “Ngumpet di Comberan Got”
Lihatlah Video di bawah Bagaimana Tentara Suriah dengan sikap keperwiraan sebagai prajurit menolong “Mujahaidin” keluar dari comberan got tempat persembunyiannya.
Lihatlah video di bawah bagaimana pemberontak(mujahihidin FSA) membunuh warga sipil tak berdosadalam banyak cara, termasuk pemenggalan, menembakdan membantai
Lihatlah video di bawah bagaimana seorang prajurit Suriah memperlihatkan sikap keperwiraan saat bernegosiasi untuk damai dengan meletakkan senjata di hadapan moncong-moncong senjata kaum teroris. Akhirnya berhasil berdialog dengan enjoy full senyum….
4 comments
- Indonesia rayaAugust 1, 2013 at 3:04 amBravo suriah…. Moga Allah memberikan kekuatan, ketabahan dan kesabaran bagi segenap rakyat suriah. Moga kedamaian dan ketrentraman segera terwujud di suriah.
- MagribillAugust 3, 2013 at 3:07 pmwow berarti FSA bukan mujahidin nih, bandit2 bayaran saudi kayaknya nih, moga2 aja bubar keluarga al saudi biar kebenaran cepat dtg
- AbdullahAugust 8, 2013 at 5:54 amHAlahh.. Nggak Wahabi, nggak Syiah, termasuk Ahmadiyah, semuanya adalah penyakit buat umat. Saran mohon Islam Institute juga objektif bahwa Bassar Al assad juga banyak membantai umat muslim Sunni di Syria, termasuk wanita dan anak2nya dengan brutal. Dan banyak wanita2 Sunni diperkosa oleh anak buah Assad. Janganlah kebencian sepihak pada Wahabi membuat kita menutup mata pada penjahat lain yakni Assad.
- Admin IslaminAugust 8, 2013 at 7:48 amMas Abdullah, Dalam peperangan akan selalu ada oknum-oknum tentara yang menyimpang dan kelewat batas, mereka ini berani melawan kebijakan pimpinan dan lebih menuruti hawa nafsunya. Itu adalah benar adanya. Tetapi apakah tidak terpikir oleh kita tentang bagaimana kalau ternyata Bashar Assad lebih banyak difitnah?Pastinya anda tahu media internasional siapa penguasanya? Nah, bisa diibaratkan website kita ini seperti sirup manis buat Bashar Assad dan rakyat Suriah setelah sebelumnya mereka mengalami kepahitan akibat berita2 yg tidak seluruhnya benar tentang kekejian-kekejian yg ditimpakan kepada mereka.Walaupun kami tidak mendapatkan keuntungan materi apapun, apakah kami harus diam membisu menyembunyikan kebenaran yang kami ketahui belakangan ini? Justru Website ini mencoba memberikan info yang benar dan berbeda dengan kebanyakan media, tetapi info-info kami berdasar fakta yang sebenarnya terjadi di Suriah belakangan ini, di mana ketika sumber warta berita masih saja didominasi oleh kaum kuffar dan kaum munafiq, kaum Yahudi, Wahabi dan Barat.Dalam bahasa Jawa ada peribahasa, “Becik Ketitik Olo Ketoro – Yang bagus akan tampak begitu pun yang jelek akhirnya akan kelihatan juga”, atau peribahasa yang semisalnya, “Bau bangkai walaupun ditutupi serapat apapun akhirnya bau busuknya akan tercium juga.”Silahkan downlod 80 gambar dan berita dusta (ini baru sedikit yang terbongkar) yg diatasnamakan Bashar Assad, yg dibuat oleh kaum Wahabi bersama Yahudi Israel dan Barat. Semuanya bertujuan agar Umat Islam benci Bashar Assad dan Syi’ah tentunya. Di sini link downloadnya:http://www.islam-institute.com/penting-download-kompilasi-data-foto-dan-berita-dusta-tentang-perang-suriah
Penting!!! Download Kompilasi Data, Foto dan Berita Dusta Tentang Perang Suriah
Terbongkarnya Fitnah Beruapa Foto-foto dan Berita Palsu Tentang Perang Suriah
Link download eBook Pemalsuan Data Perang Suriah ( Syria )
Bagi yang ingin mendownload Kumpulan Pemalsuan Data / Foto Perang Suriah silahkan klik link di bawah ini:
PP MUHAMMADIYAH : Tak Boleh Ada Pemaksaan Keyakinan di Sampang
"Biarlah Allah yang menentukan kebenaran mana yang diterima. Sekarang hidup berdampingan secara damai, tidak boleh ada pemaksaan. Itu melanggar prinsip agama itu sendiri," pungkas Din.
Syiah Sampang, Korban
Politisasi hingga Kriminalisasi
Upaya rekonsiliasi konflik Sampang yang dirajut dengan susah payah oleh berbagai pihak saat ini dicederai oleh ulah segelintir pihak intoleran yang terus-menerus memaksakan sikapnya. Sejumlah tokoh agama bersama beberapa pejabat publik Sampang memaksa warga Syiah menandatangani ikrar tobat sejak beberapa hari belakangan ini.
Berdasarkan laporan LBH Universalia, hingga kini 34 orang telah menandatangani ikrar itu karena dipaksa. Sebagian warga Syiah masih belum menandatanginya, dan kini mereka berada dalam tekanan seperti yang dialami Nur Kholis, 22 tahun. Warga desa Karangganyam ini dipaksa bertobat dengan menandatangani sebuah surat pernyataan. Jika menolak, maka nyawa Nur Kholis terancam akan dihabisi oleh warga.
"Katanya itu ancaman dari warga, Pak Kadus (Kepala Dusun) cuma menyampaikan saja. Jika tidak tobat rumah saya akan dibakar, dan saya akan dibunuhlah," tutur Nur Kholis hari Senin (12/8).
Kini, rekonsiliasi Sampang yang dipimpin Prof. Ala membentur dinding. Di Sampang sendiri ditelikung oleh aksi pemaksaan ikrar tobat terhadap warga Syiah. Di luar, sejumlah pejabat publik justru mendukung aksi pemaksaan pindah keyakinan itu. Misalnya sikap terbaru yang ditunjukkan salah seorang anggota DPR. Raihan Iskandar, anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai ikrar tobat itu sebagai proses rekonsiliasi yang harus dilakukan.
Politisi PKS ini menegaskan bahwa para pengungsi Syiah mau tidak mau harus mengubah keyakinannya. Jika memang mereka tidak mau mengubah keyakinan, Raihan mengusulkan agar warga Syiah yang diusir dari kampung halamannya melapor ke Kementerian Agama supaya Syiah dijadikan agama baru.
Tampaknya, sikap intoleran yang ditunjukkan politisi partai Islam ini membenarkan temuan Prof Abd Ala beberapa waktu lalu. Rektor IAIN Sunan Ampel mengungkapkan bahwa rekonsiliasi warga Syiah Sampang yang dipimpinnya sudah menyimpang dari tujuan awal. Sebelumnya, rekonsiliasi digelar guna mengembalikan warga Syiah ke kampung halamannya dengan alami tanpa pemaksaan.Tapi rekonsiliasi damai itu diacak-acak dengan adanya pemaksaan ikrar pertobatan terhadap warga Syiah Sampang baru-baru ini.
Warga Syiah, Korban yang harus Dilindungi Negara
Komisi Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) menilai warga Syiah Sampang sebagai korban yang harus dilindungi hak-hak dasarnya.
"Pemerintah hanya menciptakan diskursus, tetapi tidak memberikan jaminan hak konstitusi warga Syiah," kata Haris Azhar, seperti dilansir Tempo Sabtu (10/8).
Koordinator Kontras memandang proses rekonsiliasi hanya membenarkan diskriminasi terhadap warga Syiah karena harus sepakat. Dalam rekonsiliasi warga Syiah dipaksa mengurangi haknya demi tercapai kesepakatan. Menurutnya, langkah pemerintah ini tidak menjamin hak warga Syiah seperti sedia kala.
Undang-Undang Dasar 1945 Ayat 28 dan 29, Undang-Undang HAM, dan Undang-Undang tentang Konvensi Hak Sipil dan Politik yang diratifikasi Indonesia jelas mengatur pentingnya penghormatan terhadap keyakinan antarumat beragama, termasuk bagi penganut syiah di Sampang.
Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 berbunyi, "Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali."
Pasal 28E ayat (2) UUD 1945 juga menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan. Selain itu dalam Pasal 28I ayat (1) UUD 1945 juga diakui bahwa hak beragama merupakan hak asasi manusia. Selanjutnya Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 juga menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama.
Penodaan Agama:Tuduhan yang Tidak terbukti
Derita warga Syiah Sampang hingga kini tidak kunjung surut. Mereka hanya diperbolehkan pulang ke kampung halamannya, jika bersedia menandatangani ikrar pertobatan. Keyakinan Syiah yang mereka anut terus-menerus dipersoalkan oleh pihak-pihak intoleran, terlebih di Sampang.
Direktur LBH Universalia, Hertasning Ichlas mengatakan, warga Syiah Sampang dipaksa untuk menandatangani sembilan ikrar di hadapan tokoh agama dan penguasa lokal. Mereka harus syahadat ulang dan menganggap ajaran Tajul Muluk sesat dan kembali ke Ahlus Sunnah. Hingga kini pemimpin mereka Tajul Muluk masih mendekam dalam tahanan.
Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Sampang menyebutkan Tajul terbukti melanggar Pasal 156 a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Penodaan Agama. Dia divonis 2 tahun penjara.
Berbagai lembaga kemanusiaan dan hak asasi manusia menilai keputusan itu cacat hukum. Sejumlah pakar dan penegak hukum juga menilai ada kejanggalan terhadap proses peradilan.
"Ada alat bukti yang diabaikan oleh majelis hakim," kata Zahru Arqom.
Misalnya, menunjuk keterangan terdakwa dan sejumlah saksi yang diabaikan hakim. "Begitu pula dengan alat bukti berupa Al-Quran dan keterangan sejumlah saksi ahli," tegas anggota tim ekseminator kasus Tajul Muluk.
Tim juga menilai hakim tak berimbang menghadirkan saksi. Hampir seluruh saksi yang diminta bersaksi mewakili kelompok yang menyerang Tajul dan persidangan justru mempertentangkan Sunni-Syiah yang berada di luar wilayah pengadilan.
Selain itu, tim menemukan hanya ada satu saksi netral. "Namun keterangannya diabaikan," tegas advokat dan dosen luar biasa UGM.
Kritik dan penolakan terhadap keputusan Majelis hakim Pengadilan Negeri Sampang terhadap Tajul Muluk mengalir deras dari Aliansi Solidaritas Kasus Sampang, yang terdiri dari Kontras, YLBH-Universalia, YLBHI, LBH Jakarta, LBH Surabaya, HRWG, Sejuk, Elsam, ILRC, Aman Indonesia, ANBTI, ICRP, dan Ahlul Bait Indonesia.
M. Faiq Assiddiqi, pengacara hukum Tajul Muluk menyayangkan putusan hakim. Sebab, tuduhan penistaan kitab suci Alquran yang disebutkan hakim tidak terbukti. "Dalam persidangan sebelumnya sudah kami sampaikan al-Quran yang dipakai klien saya sama seperti al-Quran yang dipakai umat Islam lainnya," tandasnya.
Sementara itu LSM Kontras menilai vonis Tajul Muluk di pengadilan negeri Sampang tidak relevan. Koordinator Kontras Surabaya, Andy Irfan mengatakan hakim hanya mengambil dasar rujukan keterangan saksi semata, sehingga Tajuk Muluk menjadi korban ketidakadilan hakim.
"Ini kan sangat lemah, pertimbangan hukum yang digunakan oleh hakim sangat lemah, dan menunjukan bahwa ini seolah-olah Tajul Muluk harus dihukum. Artinya hakim dalam posisi ini, lebih kepada mengedepankan, atau lebih memenuhi tuntutan dari beberapa kelompok, yang menginginkan Tajul Muluk untuk ditahan, bukan dalam konteks mencari kebenaran dan keadilan sesungguhnya,"tutur Andy.
Aliansi Solidaritas Kasus Sampang memandang vonis hakim memaksakan putusannya hanya dengan dasar taqiyyah tentang asli dan tidaknya sebuah al-Quran yang diajarkan Tajul Muluk tanpa bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.
"Putusan ini telah melanggar prinsip Non-Self Incrimination pada International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) yang telah diratifikasi Indonesia dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005: asas itu mengatur dalam penentuan tuduhan pelanggaran pidana, setiap orang berhak untuk tidak dipaksa memberikan kesaksian yang memberatkan diri sendiri atau mengaku bersalah padahal bukti-bukti dan saksi menunjukkan sebaliknya, " kata siaran pers Aliansi Solidaritas Kasus Sampang pada 16 Juli 2012 lalu.
Gabungan LSM itu memandang peradilan dengan Asas Praduga Tidak Bersalah menjamin sepenuhnya hak seseorang untuk tidak dinyatakan dan dipaksa bersalah sebelum terbukti secara hukum. Asas itu mengatur bahwa dalam penentuan tuduhan pelanggaran pidana, setiap orang berhak untuk tidak dipaksa memberikan kesaksian yang memberatkan diri sendiri atau mengaku bersalah.
Sementara itu, hasil penelitian Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama baru-baru ini menyatakan tidak ada yang salah dengan paham Syiah yang dianut warga Sampang, Madura. Menurut Peneliti Balitbang Kementerian Agama Wahid Sugiarto, hal ini juga sesuai dengan Deklarasi Oman yang menyatakan ajaran Syiah sah.
Dari hasil penelitian tersebut, Balitbang mengeluarkan rekomendasi agar warga Syiah Sampang bisa diterima. Selain itu, rekomendasi juga menyatakan perlu adanya proses penyadaran bagi para ulama di Sampang untuk melaksanakan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, di antaranya sikap toleransi.(IRIB Indonesia/PH)
Teror di Sekitar Kita
Melihat pola dan jejak bukti, rangkaian teror itu tak ada kaitannya antara satu dan lainnya. Hanya, semuanya memiliki kesamaan, yaitu tak ada motif tradisional seperti perampokan atau perampasan. Menelusuri riwayat para korban juga tak menghasilkan petunjuk bahwa penembakan itu bermotif pribadi. Justru misteri itulah yang menimbulkan kecemasan masyarakat.
Masyarakat ketakutan karena lingkunganya tidak aman. Teror bisa saja menimpa mereka tanpa alasan yang jelas. Ihwal dua penembakan di Jakarta dan Yogyakarta, semua berlangsung di kompleks perumahan, saat sebagian besar penghuninya mudik merayakan Lebaran di kampung halaman. Dan kecemasan kian menjadi karena para korban adalah polisi, mereka yang bertugas menjaga rasa aman publik. Jika para penjaga keamanan saja tewas ditembak, apalagi warga sipil yang tak dibekali alat penjagaan diri.
Pesan para teroris itu jelas: mereka bisa melumpuhkan petugas keamanan dan mengejek dengan telak ketidakbecusan intelijen serta polisi untuk mencegahnya. Analisis Badan Intelijen Negara mengukuhkannya melalui pernyataan bosnya, Marciano Norman, bahwa ancaman terorisme nyata di sekitar kita. Para pelaku tak hanya membawa bahan peledak yang menyasar tempat ibadah, tapi juga pistol yang bisa diletuskan di mana saja ke arah siapa saja.
Serangan teror secara acak ini sesungguhnya tak kalah berbahaya ketimbang terorisme yang terpusat pada sasaran tertentu, seperti aksi kelompok Noor Din M. Top sebelum ia tewas. Kelompok ini punya sasaran tempat yang berbau Amerika atau Barat, sehingga bisa dibaca arah dan geraknya. Kini, setelah pentolan kelompok teror itu habis, aksi teror berubah bentuk menjadi aksi di tempat-tempat tak terduga: pinggir jalan, gang rumah, dan vihara.
Sebermula sasarannya memang markas polisi, seperti di Yogyakarta tiga tahun lalu. Tahun-tahun berikutnya, sasaran pun masih anggota polisi. Namun tahun ini target sasaran meluas ke warga sipil, meski tak sampai ada korban jiwa. Semua modus teror itu adalah penembakan dari jarak dekat.
Maka dugaan sementara adalah balas dendam jaringan teroris kepada polisi yang berhasil mematikan gembongnya, yakni Imam Samudera, Noor Din M. Top, dan Azahari. Apalagi di banyak tempat polisi bisa melumpuhkan mereka yang diduga sebagai anggota jaringan teror asal Poso, Sulawesi Tengah. Misalnya, penyergapan dua "calon pengantin" di Tulungagung, Jawa Timur, sebulan lalu.
Namun semua analisis ini tak menyurutkan kecemasan publik. Hari ini polisi menjadi korban, besok bisa siapa saja. Tujuan terorisme adalah menimbulkan kecemasan yang meluas terhadap rapuhnya keamanan banyak orang. Apalagi hingga kini polisi gagal mengungkap motif dan menangkap pelaku pencurian dua truk dinamit di jalan tol Jakarta-Bogor. Untuk mengembalikan rasa aman, polisi tak punya pilihan selain segera menangkap siapa di balik semua aksi kekerasan ini. (IRIB Indonesia/Opini Tempo)
JK: Diteror, Polri Jangan Sampai Surut!
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK mengaku prihatin atas rentetan teror terhadap aparat negara, khususnya kepolisian. JK berharap teror tersebut tidak menyurutkan semangat jajaran Polri.
"Bagaimanapun jangan karena itu menyurutkan semangat Polri untuk menjaga keamanan," kata JK di sela-sela acara Open House Hari Raya Idul Fitri 1434 H di kediamannya di Jakarta Selatan.
JK mengatakan, aparat keamanan yang bertugas di manapun pasti mempunyai resiko tugas. Menurut dia, keamanan tergantung situasi umum dan bagaimana pimpinan Polri menanganinya.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono berpendapat, teror belakangan ini dikendalikan oleh orang lama. Hanya, para eksekutor lapangan diduga orang baru.
"Kita harus buka file lama supaya kita tahu pengendalinya siapa. Pelaksananya itu baru. Tapi pengendalinya lama. Mudah-mudahan terungkap," kata Hendro.
Seperti diberitakan, terjadi dua penembakan polisi di daerah Ciputat, Tangerang Selatan. Selain itu, petugas Lembaga Permasyarakatan Wirogunan, Yogyakarta juga ditembak hingga tewas. Kepolisian masih menyelidiki kasus tersebut.
Senjata Api Beredar Bebas
Maraknya penembakan di sejumlah daerah menjadi bukti senjata api, termasuk senjata api rakitan dan airsoft gun, beredar bebas di masyarakat. Kepolisian Negara Republik Indonesia tak menyangkal peredaran itu sehingga membentuk tim untuk mengusut beberapa kasus penembakan itu dan menggelar razia senjata api.
"Untuk pengusutan, sudah dibentuk tim," kata Inspektur Jenderal Badrodin Haiti, Asisten Kepala Polri Bidang Operasi, di Jakarta, Senin (12/8/2013).
Badrodin tidak menyebutkan jumlah senjata api, termasuk airsoft gun, yang kini diperkirakan berada di masyarakat. Pendataan kepemilikan senjata api, termasuk airsoft gun, dilakukan Badan Intelijen Keamanan (Intelkam) Polri.
Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Oegroseno mengakui, terkait kepemilikan airsoft gun, juga senjata api rakitan, tak ada wadah resmi yang mewadahi pemiliknya. Selain itu, belum ada aturan teknis terkait kepemilikan dan penggunaan airsoft gun.
Airsoft gun tercatat dipakai orang tak dikenal melakukan teror penembakan di Yogyakarta sepekan terakhir. Penembakan dengan jenis senjata itu pun terjadi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada masa angkutan Lebaran, pekan lalu. Tembakan itu merusak sebuah mobil travel.
Jika ada aturan yang jelas, seperti larangan membawa airsoft gun ke mana-mana, lanjut Oegroseno, penindakan bisa dilakukan. Dalam upaya mencegah kejahatan bersenjata api, kepolisian segera menggelar razia khusus senjata api.
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, ada dua kemungkinan dalam kasus penembakan yang dilakukan orang tidak dikenal belakangan ini, terutama terhadap aparat. Pertama, hal itu adalah balas dendam dari kelompok tertentu terhadap aparat. Kelompok itu menilai tindakan aparat, terutama polisi, tidak manusiawi terhadap kelompok tertentu itu.
Kedua, penembakan itu adalah peringatan kepada Polri agar bekerja lebih cermat dan lebih baik. Polisi harus bekerja lebih profesional. Namun, memperingatkan dengan penembakan itu tidak benar karena bisa membahayakan masyarakat.
Bambang juga tak menyangkal banyaknya senjata api yang beredar di masyarakat, dan digunakan orang tak dikenal. Hal ini juga mencerminkan kerja Polri yang kurang profesional. "Ini menunjukkan deteksi intelijen polisi yang lemah," ujarnya. (IRIB Indonesia/Kompas)
Sikap Mendua Arab Saudi
Soal Terorisme
Berita itu mengundang keheranan banyak pihak dan muncul beragam reaksi dari tingkat regional dan internasional.
Raja Abdullah menyeru masyarakat internasional untuk mendukung pusat anti-teror tersebut demi membebaskan dunia dari kekerasan, ekstremisme, dan kejahatan-kejahatan internasional.
"Saya mengumumkan sumbangan dari Kerajaan Arab Saudi sebesar 100 juta dolar untuk mendukung pusat anti-teror dan bekerja di bawah payung PBB," kata Raja Abdullah dalam pidato menandai Idul Fitri pada hari Kamis (8/8).
Saudi menandatangani kesepakatan dengan PBB pada tahun 2011 untuk pembentukan pusat anti-teror itu. Sebelumnya, Riyadh telah menyumbangkan 10 juta dolar untuk pembangunan lembaga di bawah PBB tersebut.
Media-media regional menulis, sikap mendua Arab Saudi dalam menangani isu terorisme tampak jelas dalam kebijakan mereka ketika berurusan dengan Suriah, Bahrain, Yaman, Irak, dan Lebanon.
Bantuan Saudi untuk memerangi terorisme internasional merupakan sebuah paradoks yang harus dijawab oleh para pejabat Riyadh sendiri. Dalam kekacauan dan krisis yang diciptakan Barat di Suriah, bantuan finansial dan persenjataan Saudi mengalir deras ke negara itu untuk menumbangkan pemerintahan konstitusional Bashar al-Assad.
Para pejabat Damaskus telah sering berbicara tentang dukungan Riyadh kepada kelompok teroris di tengah masyarakat dunia dan PBB. Mereka menyeru PBB untuk menindaklanjuti laporan itu.
Demi mendukung sekutunya di Bahrain dan Yaman, rezim Saudi bahkan mengerahkan pasukan untuk membantu menumpas protes damai rakyat yang menuntut hak-hak sah mereka. Intervensi Riyadh di Lebanon dalam proses pembentukan pemerintahan baru di negara itu dan pada akhirnya, dukungan kepada kelompok teroris di Irak adalah bukti dari kebijakan standar ganda rezim Saudi.
Mantan Duta Besar AS untuk Baghdad, Christopher Hill mengatakan Arab Saudi mensponsori kekerasan di Irak dan merupakan tantangan terbesar bagi pemerintah Baghdad.
Dalam kabel rahasia AS tahun 2009 mengenai hubungan Irak dengan tetangganya, Hill menuturkan, "Saudi merupakan tantangan terbesar dan masalah yang kompleks dalam kaitannya dengan para politisi Irak yang berusaha untuk membentuk pemerintah yang stabil dan mandiri."
Dokumen tersebut menunjukkan bahwa Saudi mendukung konflik sektarian dan menggunakan fatwa para ulama Wahabi untuk membunuh pengikut mazhab lain.
Arab Saudi selalu mendanai operasi-operasi teror di Irak sejak tahun 2003. Selain itu, Saudi pada dekade 1980 mendukung rezim Saddam Hussein untuk menyerang Iran dengan bantuan dana dan militer.
Tak heran jika kebanyakan pengamat politik menganggap Arab Saudi sebagai pendukung utama terorisme dan eksekutor kebijakan Amerika Serikat dan Barat di wilayah Timur Tengah.
Dalam beberapa dekade terakhir, Saudi memainkan peran sebagai penyokong dana terbesar untuk kegiatan Al Qaeda dan beberapa kelompok militan lain.
Menlu AS Hillary Clinton pada tahun 2011, menyebut Arab Saudi sebagai sumber dana bagi gerakan terorisme, seperti Taliban. "Para pendonor di Saudi menyumbang paling banyak bagi teroris di seluruh dunia," kata Clinton.
Dengan memperhatikan fakta-fakta tersebut, dukungan untuk mendirikan pusat anti-teror PBB oleh Arab Saudi lebih tepat disebut sebagai kebijakan memanipulasi opini publik daripada upaya memberantas terorisme. (IRIB Indonesia/RM)