Home , , , , , , , , , , , , , , , , , , , � YAUMUL QUDS INTERNASIONAL Banjarmasin Kalimantan Selatan Indonesia "Kami Warga Banua Banjar TIDAK AKAN PERNAH BOSAN meneriakkan BEBASKAN PALESTINA..!!!!! MAMPUS ZIONIS INTERNASIONAL..!!! MAMPUS ZIONIS AMERIKA..!!! MAMPUS ZIONIS ISRAEL DAN ANTEK-ANTEKNYA..!!!!! ALLAHHUAKBAR...!!!!!!! ALLAH TERBESAR...!!!!!!!! KEMENANGAN MILIK ALLAH...!!!!!!!...HIDUP PALESTINA...!!!!!!!! INDONESIA BERSAMAMU...!!!!!!!!!!

YAUMUL QUDS INTERNASIONAL Banjarmasin Kalimantan Selatan Indonesia "Kami Warga Banua Banjar TIDAK AKAN PERNAH BOSAN meneriakkan BEBASKAN PALESTINA..!!!!! MAMPUS ZIONIS INTERNASIONAL..!!! MAMPUS ZIONIS AMERIKA..!!! MAMPUS ZIONIS ISRAEL DAN ANTEK-ANTEKNYA..!!!!! ALLAHHUAKBAR...!!!!!!! ALLAH TERBESAR...!!!!!!!! KEMENANGAN MILIK ALLAH...!!!!!!!...HIDUP PALESTINA...!!!!!!!! INDONESIA BERSAMAMU...!!!!!!!!!!

Team www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com-Banjarmasin- Ditengah guyuran hujan yang membasahi bumi Lambung Mangkurat Banjarmasin warga Banua Banjar yang diwakili aktivis kemanusiaan, ormas anti kezaliman & penindasan hingga perkumpulan majelis taklim setelah sholat Jum'at atau tepatnya pukul 14.00 wita bergerak dari Taman Kota depan Gedung KNPI Banjarmasin menuju Simpang Empat Hotel A Banjarmasin, Gereja Khatedral Bjm, KFC Kantor Pos Bjm atau seberang Hotel Mentari Banjarmasin.
Mereka bersama-sama menyatukan hati untuk meneriakkan Pembebasan AL-QUDS yang berarti Pembebasan Palestina yang masih terjajah oleh perampok tanah yang bernama Zionis Israel yang didukung Zionis Amerika, Barat dan sekutunya.
Orasi yang pertama disampaikan Habib Muhammad Al-Idrus dari Majelis Taklim Batulicin, kemudian dilanjutkan Pimpinan Majelis Taklim Al-Qurba Banjarmasin K.H. Busyairi Ali Hurian Fahmi, SHI, MHI. Ikut ambil bagian Al Muqarom al Habib Abdillah Ba'bud dari Jawa Timur yang juga menyampaikan orasi Ketertindasan Palestina atas Zionis Internasional dengan suaranya yang khas dan berirama, sehingga membuat peserta demo pun mengikuti beliau.
Selanjutnya orasi dilakukan oleh Ketua yayasan Amanah Syahadah Banjarmasin al Habib Abdullah Al Habsy dan dilanjutkan oleh Senior aktivis kampus Wahyudinnoor Arifin, S.H.
Tampak juga hadir perwakilan dari Babirik, Aluh-aluh, Pelaihari, Marabahan, Rantau, Barabai, Kandangan, Amuntai, Binuang, Kotabaru, Batulicin dan berbagai tempat yang ada di Kalimantan Selatan.
Juga turut hadir para habaib, syarifah, orang tua, anak kecil, tua, muda, laki-laki dan perempuan, perwakilan 2G (Generasi Gemilang) Haji Badaruddin, Majelis Taklim Martapura pimpinan Al Habib Hamid al Idrus, dari Banjarmasin juga ada al Habib Sulaiman Al-Idrus, serta tentunya Koordinator Pendistribusian Buletin Majelis Pecinta Rasul Bapak Ariansyah. P & B. Rahmat, S.Ag.
Intinya Demo kali ini adalah "Jangan berpecah-belah, karena Zionisme akan menyusup kesemua sektor, baik rumah kita ataupun negara kita, sehingga jika Faham Zionis ini merasuk dirumah & negara kita, maka kita akan gampang Chaos / kacau, maka itu berarti GAMPANG bagi Zionis untuk mengadu domba kita serta tentunya terus WASPADA akan Faham TAKFIRI yaitu Faham yang suka mengkafirkan orang lain" (AR/KNY/R/MFF/03082013/Sabtu/07:44wita)

YAUMUL QUDS
( Palestina yang terusir Zionis Israel dinegaranya sendiri )
Tiga lelaki sedang bertanding untuk menentukan siapakah orang paling jahat di muka bumi. Lelaki pertama menyerang seorang wanita sampai giginya patah, hidung dan kupingnya berdarah, dan masih saja dipukuli sampai wanita tersebut pingsan. Lalu, dia berkata pada yang lain, “Akulah manusia paling jahat!”
Kemudian, pria kedua maju dan memperkosa wanita yang pingsan tadi dan terus menyiksanya sampai dia hampir mati. Lalu dia berkata, “Tidak ada yang lebih jahat daripada aku!”
Pria ketiga, yang dari tadi diam, maju ke depan, dan dengan dingin tersenyum dan berkata, “Akulah yang paling jahat, karena aku hanya duduk dan menonton, sedangkan wanita ini adalah saudaraku!!”
Wanita itu adalah Palestina. Lelaki pertama adalah Israel. Lelaki kedua adalah Amerika dan Barat. Lelaki ketiga adalah dunia Arab dan Islam yang duduk diam dan menonton. Malah ada sebagian masyarakat dari dunia Islam yang mendukung Israel.!!
Tunjukkan Kepedulianmu wahai Kaum Muslimin & Muslimah di Yaumul Quds tahun ini.!!!
Setiap tahun pada hari Jumat terakhir bulan Ramadhan, umat Islam memperingati hari Al-Quds dan menunjukkan solidaritas mereka dengan rakyat Palestina. Keinginan mereka untuk membebaskan Palestina dan al-Quds dari Zionis melampaui semua perbedaan mereka. Hari Al-Quds tahun ini, setelah terjadinya revolusi di Mesir, Tunisia, Libya dan pergolakan politik di dunia Muslim seperti Pemberontakan di Suriah dan Yaman serta Arab, khususnya di Iraq hingga sampai di Negara kita Indonesia (Peristiwa Terusirnya warga Syi’ah Sampang dari kampungnya sendiri oleh orang-orang yang mengaku beragama ISLAM yang paling hakiki), dan dalam prospek konflik sectarian dilibatkan Manajemen Konflik dimana Islam Sunni dan Islam Syi’ah sering di adu domba oleh orang-orang yang mengaku beragama dan mendapat “mandat ILLAHI” kemudian perang sipil dinyalakan oleh kekuatan Barat dan Zionis, adalah kesempatan yang unik untuk melupakan semua perbedaan, untuk menggunakan spiritual dan membebaskan pengalaman Ramadhan dan untuk bersatu sebagai saudara. Muslim secara tradisional cenderung mengabaikan kehidupan material dan kesenangan duniawi dan menahan diri dari setiap perselisihan selama bulan Ramadhan. Hidup Persatuan Islam…Hidup Persatuan Ummat Manusia….   (team Majelis Pecinta Rasul /Ramadhan1434H/Agustus2013M).

Persaudaraan ISLAM
Keberagaman madzhab dalam Islam dengan segala perbedaannya memang hal nyata yang tidak bisa dinafikan. Namun permasalahannya sekarang bagaimana  kita menyikapi perbedaan
itu dengan arif dan bijak serta mendahulukan logika dan dialog. Dan selama perbedaan itu bukan hal-hal yang prinsip, mengapa kita harus berselisih dan berpecah. Yang hal itu justru menguntungkan dan memberikan ruang bagi musuh-musuh Islam untuk terus mengobarkan api kebencian dan permusuhan di tengah umat Islam yang bisa jadi berakhir dengan pertumpahan darah. Umat Islam harus cerdas mencermati dan waspada terhadap gerakan-gerakan atau konsep-konsep pemikiran di dalam tubuh Islam yang menanamkan kebencian dan permusuhan terhadap saudara muslimnya yang lain hanya karena berbeda madzhab. Umat Islam harus bisa memilah mana penjelasan-penjelasan keagamaan yang memotivasi terbangunnya ukhuwah islamiyah dan kemajuan Islam dan mana yang mengarahkan dan memprovokasi umat Islam pada perpecahan yang hal itu hanya akan merugikan kita sendiri.

Allah Swt telah mengingatkan kepada kita dalam firman suci-Nya : Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu. Sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar.”  (Al-Anfal : 46)
Berbantah-bantahan, berselisih dan berpecah belah hanya akan membuat kita tidak memiliki keberanian di hadapan musuh dan menghilangkan kekuatan yang ada pada kita. Dan Allah hanya bersama dengan orang-orang yang mau bersabar menahan amarah, kebencian dan permusuhan di antara mereka karena perbedaan pemahaman.
Karenanya persaudaraan Islam adalah syarat utama bagi kaum muslimin untuk mewujudkan sebuah kebangkitan Islam yang hakiki. Kebangkitan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam yang murni. Dan bergerak maju dalam semua bidang untuk mewujudkan masyarakat Islam yang dinamis, bermartabat dan tidak bergantung  terhadap kekuatan-kekuatan asing yang arogan dan imperialis yang hanya menyeret kita kepada kemunduran.(UST, Abdullah Al-Habsy,S,Sy,Cirebon1431H/2009M/Re-write Ramadhan 1434 H / 2013 M)

INFO PALESTINA
“Al-QUDS”
Jika kaum muslimin bersatu dan masing-masing dari mereka mengguyurkan seember air pada Israel, maka Israel akan tersapu; namun masih saja mereka tak berdaya di hadapannya. [Imam Khomeini, 16 Agustus 1979, Sahifa-yi Nur, vol. 8, hal. 236]
Saya menyeru seluruh kaum muslimin di dunia untuk menjadikan Jum'at terakhir di bulan suci Ramadhan sebagai Hari al-Quds; dan melalui demonstrasi solidaritas kaum muslimin sedunia, mengumandangkan dukungan mereka atas hak-hak rakyat muslim. [Imam Khomeini ketika mengumumkan Hari Al-Quds, 7 Agustus 1979, Sahifa-yi Nur, vol. 8, hal. 229]
Hari al-Quds adalah hari Islam dan hari Rasulullah saww. Ini adalah hari ketika Islam mesti dibangkitkan kembali. Ini adalah hari ketika kita mesti mempersiapkan kekuatan kita dan mengeluarkan kaum muslimin dari pengasingan yang dipaksakan kepada mereka oleh para adikuasa dan agen-agennya; sehingga dengan segenap kekuatan, mereka dapat berdiri di hadapan bangsa asing. [Imam Khomeini, 16 Agustus 1979, Sahifa-yi Nur, vol. 8, hal. 233-234]

Hari al-Quds adalah hari di mana seluruh bangsa-bangsa Islam mesti bersama-sama mengarahkan perhatian mereka kepadanya dan mempertahankannya. Jika keriuhan dibangkitkan oleh seluruh bangsa-bangsa muslim pada Jum'at terakhir di bulan Ramadhan, yaitu pada Hari al-Quds; jika seluruh rakyat bangkit; jika mereka melakukan demonstrasi dan berbaris sebagaimana yang sedang dilakukan sekarang; maka ini akan menjadi awal kita InsyaAllah untuk menghentikan elemen-elemen jahat itu dan mengusir mereka dari tanah-tanah Islam. [Imam Khomeini, 6 Agustus 1979, Sahifa-yi Nur, vol. 12, hal. 275]

Jika kaum muslimin di dunia, yang berjumlah sekitar satu milyar, keluar dari rumah-rumah mereka di Hari al-Quds dan meneriakkan: "Mampus Amerika, Mampus Israel, dan Mampus Uni Soviet;" maka kata-kata ini akan membawa kematian bagi negara-negara tersebut. [Imam Khomeini, 6 Agustus 1980, Sahifa-yi Nur, vol. 12, hal. 276]

Pada Hari Al-Quds, yang jatuh di Jum'at terakhir di bulan suci Ramadhan, cukuplah bagi seluruh kaum muslimin di dunia untuk membebaskan diri mereka dari belenggu perbudakan dan penghambaan kepada para setan besar dan para adikuasa, untuk bergabung dengan kekuatan abadi Allah, memotong tangan-tangan para penjahat dalam sejarah dari kaum tertindas dan negara-negara yang terampas, serta memutus setiap ikatan serakah para penjahat ini. [Imam Khomeini, 1 Agustus 1981, Sahifa-yi Nur, vol. 15, hal. 73-74]

Jika pada Hari Al-Quds seluruh rakyat negara-negara Islam bangkit dan berteriak—tidak hanya untuk Al-Quds, tetapi juga untuk seluruh negara-negara Islam maka mereka akan menang. Apakah kalian pikir kami menumbangkan Muhammad Reza dengan senjata? Kami menumbangkannya dengan teriakan-teriakan kami; dengan teriakan Allahu Akbar. Kepala-kepala mereka digempur dengan teriakan Allahu Akbar secara terus menerus, sehingga mereka pun menyerah dan melarikan diri ke luar negeri. [Imam Khomeini, 9 Agustus 1980, Sahifa-yi Nur, vol. 12, hal. 282]

Hari ini orang-orang tertentu menghabiskan sejumlah besar uang untuk menciptakan kekerasan sektarian SHIA-SUNNI di Irak, Pakistan, Afghanistan, atau di mana saja mereka bisa. Apakah mereka menyukai Syi'ah atau Sunni? Tidak, mereka tidak menginginkan baik Sunni maupun Syi'ah untuk eksis. (Rahbar / Pemimpin Tertinggi Spritual Republik Islam Iran Sayid ‘Ali Khamene’i)      mainsource :http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2013/06/haram-menghujat-istri-istri-nabi-para.html#axzz2Z065TFpJ

Negara Republik ISLAM Iran (Syi’ah 12 Imam) dan Negara Republik Indonesia (Sunni Syafe’i) adalah Negara Berpenduduk Muslim Terbesar dunia dan BUKAN ARAB…!!!!!

Banyak kelompok Muslim radikal seperti di Pakistan, Afganistan, Irak, Arab Saudi yang berani menentang arogansi Amerika tetapi tidak maju secara sains. Kehidupan mengenaskan banyak di temui di negara-negara tsb daerah konflik. Banyak muslim dunia sadar akan pentingnya kemajuan teknologi akan tetapi ketika teknologi dikembangkan menjadi industri strategis selalu berhadapan dengan pihak-pihak arogan. Kasus ini gampang di temui di Indonesia, adakah industri strategis yang berbasis sains berkembang di Indonesia, mulai dari industri pesawat, kereta api, mobil, kapal perang, teknologi persenjataan, pengeboran minyak dan gas, nuklir sipil? Persoalannya adalah  bukan karena orang Indonesia tidak bisa meng upgrade ilmunya seperti Habibie, yang berjiwa Islam, dan organisasi seperti ICMI (Ikatan Cendekiawanan Muslim Indonesia) kehilangan sentuhan mendialogkan agama
teknologi persenjataan, pengeboran minyak dan gas, nuklir sipil? Persoalannya adalah  bukan karena orang Indonesia tidak bisa meng upgrade ilmunya seperti Habibie, yang berjiwa Islam, dan organisasi seperti ICMI (Ikatan Cendekiawanan Muslim Indonesia) kehilangan sentuhan mendialogkan agama dan sains. Problemnya adalah umat Islam berikut instrumennya tidak siap saat sains berkembang dan berbenturan dengan pihak kapital yang arogan, sebut saja Amerika. Terkait penerimaan masyarakat terhadap Iptek Nuklir di bidang energi, lebih dari 50% responden menyetujui pembangunan PLTN di Indonesia dengan alasan 56,61% tarif listrik lebih murah, 19,12% kemajuan teknologi, 16,75% kehidupan lebih baik, dan 7,53% aman. Jumlah tersebut meningkat dari hasil jajak pendapat tahun 2011 yaitu sebesar 49,5%.  Bra Baskoro ketua tim pelaksana survei dari PT Andira Karya Persada, menuturkan pada tingkat nasional sebesar 52,93% responden menyetujui pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), 24,23% tidak setuju, dan 22,83% tidak tahu. Dari survei itu bisa diketahui mayoritas rakyat Indonesia setuju penerapan teknologi nuklir untuk kepentingan  pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir, tetapi kemudian kendala selanjutanya adalah adanya pihak luar yang mengganggu dan tidak ada semangat tetapi kemudian kendala selanjutanya adalah adanya pihak luar yang mengganggu dan tidak adanya semangat pemerintah dan rakyat untuk konsisten pada data rasionalnya. Secara umum, semangat melawan inilah yang tidak ada dalam sejarah Indonesia pasca Kemerdekaan 1945. Mendialogkan agama Islam dan sain dalam arti kata sesungguhnya adalah, membumikan pesan Integral al-Quran dengan praktek dan kerja keras, agama dan sains tidak cukup didialogkan dalam bentuk seminar dan buku, prestasi sains selama untuk memperbaiki peradaban dunia harus menjadi Roh perjuangan.
Dialog sains dan agama akan selamanya sepi dari kemajuan jika tidak dipahami dalam kontek Islam yang integral, Islam yang bercita-cita membangun peradaban mulia di tengah umat dunia, Islam yang berprestasi dalam sain dan teknlogi, sekaligus Islam yang tidak mundur selangkah pun dari kaum penindas yang menghalangi kemajuan sains. Kasus nuklir Iran, adalah contoh nyata, betapa Islam ketika dipraktekkan dalam seluruh seginya,  menghadapi ujian berat.
Produksi ilmu pengetahuan di Iran sejak tahun 1990 hingga 2000 rata-rata berkisar 23 persen. Pada tahun 2000 hingga 2010 naik menjadi 32 persen. Berdasarkan proyeksi 20 tahun, rata-rata pertumbuhan ilmu pengetahuan di Iran sebesar 26 persen. Kini, berdasarkan laporan terbaru lembaga internasional, pertumbuhan produksi ilmu pengetahuan di Iran setara dengan 13 persen pertumbuhan dunia. Berdasarkan laporan Information Sciences Institute (ISI), peneliti Iran memproduksi karya ilmiah sebesar 20.228 pada tahun 2009. Posisi Iran di bidang ini naik dua tingkat dari tahun 2008. Iran berada di urutan 22 dari 55 negara yang berada di garda depan produksi ilmu pengetahuan. Pertumbuhan pesat ini disertai perbaikan kualitas di tahun 2010. Fenomena ini menunjukkan konsistensi pertumbuhan ilmu pengetahuan di Iran. Iran dalam beberapa tahun terakhir bertengger di urutan kelima dunia di bidang kloning domba setelah Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan Cina. Iran berhasil memproduksi sapi hasil kloning yang pertama kali di Timur Tengah dan termasuk segelintir negara yang menguasai teknologi kloning di dunia.
Data terakhir juga menyebutkan, Iran meluncurkan roket penjelajah Pishgam yang membawa seekor monyet ke luar angkasa. Setelah mencapai ketinggian tertentu, roket tersebut membawa kembali monyet dengan selamat. Badan Antariksa Republik Islam Iran (ISA), juga memamerkan satelit Nahid. Di bidang militer Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) telah membangun terowongan angin hipersonik pertama untuk pengujian rudal dan penelitian ruang angkasa. Iran juga meluncurkan pesawat jet Qaher-313 yang disebut sebagai jet tempur generasi ketiga setelah Azarakhsh dan Saeqeh. Iran juga meluncurkan Tank Zolfaqar dan Samam. Keberhasilan sain Iran di tengah tekanan dunia memunculkan pertanyaan apa kunci keberhasilanya. Jika pertanyan itu ditujukan kalangan Muslim yang setuju dengan pemerintahan Islam Iran, maka itu tidak berlebihan jika kita mengatakan karena keberhasilan Imam Khomeini dalam membuat negara Republik Islam Iran. Agama tidak kehilangan sisi revolosionernya, berani menentang kezaliman (arogansi dunia) menegakkan keadilan, sekaligus maju dibidang sain. Referensi : Muhammad Ma’ruf notes, -
Ahmadinejad "The Nuclear Savior of Tehran", Pustaka Iman, Menyandera Timur Tengah, Riza Sihbudi, Mizan, Menggali Nalar Saintif Peradaban Islam, Husein Heryanto, Mizan (http://indonesian.irib.ir/wacana/-/asset_publisher/mkD7/content/nuklir-dari-iran-hingga-indonesia).

AGENDA ZIONIS adalah MENGADU DOMBA Manusia khususnya ISLAM SUNNI & ISLAM SYI’AH

Sempatkah kita membayangkan dan memikirkan negara Palestina yang sampai hari ini masih TERJAJAH didalam negaranya sendiri yang telah "Dirampok" oleh Zionisme Israel. Kemudian dalam beberapa waktu yang lalu hingga kini kita disuguhkan akan terzaliminya muslim Mynmar yang kemudian pemberitaan seolah telah terjadi "perang" antara agama Budha dan Islam ...TIDAK wahai saudaraku sesama manusia...Yang salah "Oknum"nya bukan agamanya.....Ingatkah kalian dulu ketika Pendeta Terry Jones "Memprovokasi" ummat Kristiani dengan membakar Al'Qur'an agar ISLAM dan KRISTEN terjadi "Perselisihan".......TIDAK wahai saudaraku sesama manusia...Yang salah "Oknum"nya bukan agamanya....Kemudian ingatkah kalian ketika IRAQ dijadikan ajang "Permainan" oleh mereka yang mengaku menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia (HAM) yaitu oleh tentara pendudukan yang sudah mempunyai sifat Zionisme, mereka kemudian mengeluarkan dari penjara ekstremis yang beraliran ISLAM RADIKAL dengan mengadakan isu Mazhab dalam Islam dengan cara mengebom mesjid Islam Sunni agar Islam Syi'ah "Terhasut" dan begitu juga sebaliknya mengebom mesjid Islam Syi'ah agar Islam Sunni "terpancing" untuk bertengkar sesama ISLAM....TIDAK wahai saudaraku sesama manusia...Yang salah "Oknum"nya bukan mazhabnya.....Ingatkah kalian tentang "TRAGEDI" Perang Salib, kenapa dikatakan tragedi karena peperangan tersebut tidak akan terjadi kalau tujuannya memperluas wilayah ISLAM, bukankah ISLAM itu La iqraha fiddin (Tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam), bukankah yang dicontohkan Rasulullah dalam peperangan adalah "DEFENSE" atau mengutamakan pertahanan ketimbang "ATTACK" atau penyerangan.
Kemudian baru-baru ini Islam Syi’ah kabupaten Sampang di Kepulauan Madura Propinsi JawaTimur Negara Republik Indonesia yang terletak di kec. Omben, atas desakan orang-orang yang merasa “mewakil TUHAN” dengan dasar rujukan MUI (Majelis Ulama Indonesia) Sampang dan MUI Jawa Timur mengeluarkan Fatwa Syiah SESAT, yang akhirnya memperbolehkan Membunuh dan Membakar tempat yang merupakan Hak mereka sebagai warga Negara Indonesia, padahal MUI Pusat TIDAK merekomendasikannya yang akhirnya membuat penduduk mesti keluar dari rumah dan tempat mereka bekerja menjadi petani tembakau dan berladang, dari tempat yang merupakan tanah leluhur nenek moyang mereka, karena ada Penghakiman dari orang-orang yang merasa Wakil Tuhan dan mempunyai Kavling Surga yang mengKafirkan sesama kaum muslimin, padahal kita tahu bersama kita hidup dinegara Yang ber Bhineka Tunggal Ika (Berbeda-beda tetapi tetap satu jua), Ber Pancasila, UUD 45 dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan bukan Negara Mazhab atau Aliran tertentu, seyogyanyalah kita sesama anak bangsa jangan sampai mudah dipecah belah dan gampang diadu domba.
Padahal kita tahu bersama Madura adalah penduduk yang religious dan agamis yang rata-rata Nahdiyin (Pengikut N.U), yang kata almarhum Gusdur, N.U itu sebenarnya Syi’ah minus Imamah, sedangkan Syiah adalah N.U plus Imamah yang artinya dapat dikatakan Sunni dan Syi’ah itu “Bersaudara”. Artinya lagi ada ”Penyusup” yang bermain di OMBEN yang menginginkan NKRI terpecah-belah.
Bukankah masih segar diingatan kita warga banua “Banjar”, ketika peristiwa Sampit di Kalimatan Tengah yang mengakibatkan “Suku Madura” mesti mengungsi, Kalimantan Selatan umumnya dan warga Banjar pada khususnya tidak terpancing isu adu domba tersebut bahkan warga Banjar menerima warga Madura sebagi “Saudara”.
Kemudian di Suriah yang notabene adalah garda terdepan dalam membantu Pengungsi Palestina, diisukan seolah telah terjadi pertikaian yang amat besar antara Pemerintah dan Rakyatnya, padahal ada Pihak Penyusup Takfiri yang kembali mengadu domba Sunni dan Syi’ah serta ‘Alawi didalam Negara Suriah dimana Negara-negara Arab yang bekerjasama dengan Zionis Israel dan Amerika serta sekutunya membantu para Pemberontak / Teroris yang bertopeng dengan kata-kata JIHAD di Suriah dan sungguh disayangkan sekelas ulama syekh Yusuf Qardhawi yang dibuang dari Mesir dan ditampung di Negara Qatar yang kemudian di pulangkan lagi ke Mesir harus terjebak kata-kata ‘Perang di Suriah untuk menentang Pemerintah yang Sah Bashar Assad adalah JIHAD”, padahal didalam buku yang ditulis ibu Dina Sulaeman seorang Dosen & Pengamat  yang berjudul  Timur Tengah yang berjudul “PRAHARA DI SURIAH” Menerangkan tentang intrik-intrik atau tipuan para pemecah belah kerukunan ummat beragama di Suriah dengan menampilkan bukti-bukti  otentik tentang begitu banyaknya manipulasi gambar dan video yang direkayasa untuk tetap mengobarkan semangat JIHAD di Suriah yang sebenarnya hanya menjadi makin mulusnya “Proyek Zionis Israel” dan Barat serta Amerika dan sekutunya agar ISLAM terpecah-belah, sehingga gampang untuk dikuasai.
Kemudian di Mesir, Mursi pun tumbang ketika dia tidak memenuhi hak-hak rakyatnya, kemudian dengan segera Negara-negara Arab yang pertama mendukungnya kembali “Cuci Tangan” dan “Pura-pura” mendukung rakyat Mesir. Dan sekarang mereka Zionis Israel dan antek-anteknya ingin mengadu domba rakyat Mesir yang heterogen atau bermacam-macam penduduknya dengan pendukung Mursyi yaitu Ikhwanul Muslimin. Agendanya jelas ketika suatu Negara ‘’CHAOS” atau kacau maka gampang untuk dikuasai, lihat saja seperti LIBYA yang terkenal tidak mempunyai utang Luar Negeri, setelah kacau dan gampang diadu domba menjadi Negara yang mesti “Berhutang”…IRONIS….Sungguh

Jadi dihari Yaumul Quds bukan ISLAM nya yang diperjuangkan, akan tetapi bangsa Palestina yang "TERZALIMI" yang pantas diperjuangkan untuk meraih kemerdekaan ditanahnya sendiri dan ini adalah bentuk perjuangan lintas agama, apapun agama kalian hingga kalian yang tidak beragama pasti mempunyai "HATI" atau perasaan Bagaimana kalau hal yang dialami bangsa Palestina dialami oleh keluarga atau kita sendiri....Zionis Israel pun berkata "Kami datang, kami menang perang ...kalian mau apa wahai bangsa Palestina????!!!!....dan saat ini supaya ummat manusia ketahui, dimasyarakat Zionis Israel pun mereka sudah "Muak" dengan pemerintah Zionis Israel sekarang ini yang semakin hari semakin membuat jurang pemisah yang amat dalam antara yang miskin dan yang kaya, sampai-sampai ada seorang nenek warga Zionis Israel yang membakar diri demi memperjuangkan hak "kaum yang terzalimi / tertindas”, merekapun rakyat Zionis Israel berdemo meminta keadilan & kesejahteraan. (islamtimes.org, dinasulaeman.wordpress.com, All Media Onlines & jejaring social 2013 M / Ramadhan1434 H)
Ironis, semoga hati kita disatukan akan Cinta Kasih dan tidak gampang dihasut dan di adu domba …INSYA ALLAH….
Jadi dihari Yaumul Quds bukan ISLAM nya yang diperjuangkan, akan tetapi bangsa Palestina yang "TERZALIMI" yang pantas diperjuangkan untuk meraih kemerdekaan ditanahnya sendiri dan ini adalah bentuk perjuangan lintas agama, apapun agama kalian hingga kalian yang tidak beragama pasti mempunyai "HATI" atau perasaan Bagaimana kalau hal yang dialami bangsa Palestina dialami oleh keluarga atau kita sendiri....Zionis Israel pun berkata "Kami datang, kami menang perang ...kalian mau apa wahai bangsa Palestina??!....dan saat ini supaya ummat manusia ketahui, dimasyarakat Zionis Israel pun mereka sudah "Muak" dengan pemerintah Zionis Israel sekarang ini yang semakin hari semakin membuat jurang pemisah yang amat dalam antara yang miskin dan yang kaya, sampai-sampai ada seorang nenek warga Zionis Israel yang membakar diri demi memperjuangkan hak "kaum yang terzalimi / tertindas”, merekapun rakyat Zionis Israel berdemo meminta keadilan & kesejahteraan.(islamtimes.org,dinasulaeman.wordpress.com,AllMedia Onlines & jejaring social 2013 M / Ramadhan1434 H)

Boycot Produk Zionis:
 

 MENGAPA HARUS BELA PALESTINA ???
 Mengapa kita harus repot-repot membela Palestina nun jauh di sana? Bukankah di negeri ini begitu banyak kesengsaraan? Lihatlah berita televisi, melulu tentang Gaza. Kasus Sri Mulyani dan Bank Dunia terlupakan, Century lewat, Lapindo lewat (lihatlah TVOne, milik Ical, sangat gencar memberitakan tentang  Gaza, sampai-sampai kita lupa pada saudara-saudara kita di Sidoarjo sedemikian sengsara akibat lumpur Lapindo).
Menjawab kegundahan ini, saya pikir, kita orang Indonesia harus think globally, act globally plus locally. Pembelaan terhadap Palestina, pada hakikatnya adalah sikap melawan tirani dunia dan menjadi pemisah mana negara budak, mana negara merdeka. Negara-negara yang tidak takut kepada AS akan maju secara aktif membela Palestina. Sebaliknya, Indonesia, yang jelas-jelas tunduk dan patuh pada IMF dan Bank Dunia, dan sangat pro AS, terlihat tak berani melakukan langkah konkrit (selain menyeru dan mengutuk). Secara sinergi, kepatuhan pada tiran-tiran dunia itu juga terimplementasikan pada kebijakan-kebijakan dalam negeri.
Pembangunan ekonomi yang berbasis hutang (bahkan baru-baru ini SBY menandatangani perjanjian hutang 800 juta dollar untuk menangani perubahan iklim! Gila utang 1600T aja entah kapan lunasnya, masih nambah lagi!) adalah contoh konkrit betapa Indonesia sudah diperbudak oleh kekuatan-kekuatan tiran. Inilah yang dimaksud oleh Yudi Latif saat dia komentar di tivi, “Sri Mulyani adalah seorang yang cerdas dan profesional, tapi dia secara sadar berada dalam posisi sebagai pelaksana kepentingan asing.” (ini bukan benci SMI ya, tapi, kebetulan krn menkeunya dulu SMI, terpaksa saya kutip lagi. Kalau nanti Agus Marto juga terbukti sebagai pelaksana kepentingan asing, tentu saja akan nulis juga soal Agus Marto). Para pejabat negeri ini, kebanyakan adalah pelaksana kepentingan asing karena kenyataannya, sebagian besar sumber-sumber ekonomi negeri ini dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing; bahkan uang untuk membiayai roda pemerintahan negeri ini pun sumbernya hutang dari asing.
Dan Rezim Zionis masih berdiri hingga hari ini dengan ditopang oleh suplai dana yang sangat-sangat besar dari perusahaan-perusahaan asing itu; yang mengeruk uang dari negara-negara miskin dan berkembang (termasuk Indonesia).  Sudah banyak diketahui umum bahwa perusahaan-perusahaan terkemuka di AS—negara pendukung utama Rezim Zionis—dimiliki oleh para pengusaha Zionis. Mereka melebarkan bisnis ke berbagai penjuru dunia dan dengan cara-cara yang curang, mengeruk uang dari negara-negara berkembang. John Perkins, penulis buku Confessions of an Economic Hit Manmenceritakan modus operandi lembaga-lembaga keuangan AS dalam mengeruk uang:
Salah satu kondisi pinjaman itu –katakanlah US $ 1milyar untuk negara seperti Indonesia atau Ekuador—negara ini kemudian harus memberikan 90% dari uang pinjaman itu kepada satu atau beberapa perusahaan AS untuk membangun infrastruktur—misalnya Halliburton atau Bechtel. Ini adalah perusahaan yang besar. Perusahaan-perusahaan ini kemudian akan membangun sistem listrik atau pelabuhan atau jalan tol, dan pada dasarnya proyek seperti ini hanya melayani sejumlah kecil keluarga-keluarga terkaya di negara-negara itu. Rakyat miskin di negara-negara itu akan terbentur pada hutang yang luar biasa besar, yang tidak mungkin mereka bayar.
Keuntungan besar yang mereka peroleh itu, ujung-ujungnya, digunakan untuk menopang kelangsungan hidup Rezim Zionis. Sejak tahun 1973, AS telah mengirimkan bantuan keuangan untuk Israel senilai lebih dari 1,6 trilyun dollar!  (dan dari sudut ini, rakyat jelata AS pun sebenarnya terjajah: uang pajak mereka yang harusnya digunakan untuk peningkatan kesejahteraan justru disumbangkan secara rutin ke Israel).
Ketika orientasi pemerintah bukan pada rakyat, tetapi pada kekuatan tiran (perusahaan transnasional, IMF, Bank Dunia, dll), tak heran bila sedemikian banyak kesengsaraan ada di negeri ini. Maka, yang harus dilawan pertama-tama adalah kekuatan tiran itu. Inilah yang diingatkan oleh Imam Khomeini lebih dari 20 tahun lalu: Israel itu bagai tumor ganas dalam ‘tubuh’ dunia. ‘Penyehatan’ dunia hanya bisa dilakukan dengan mencerabut pangkal masalahnya.
Jadi, tak perlu kita pertentangkan pembelaan kepada Palestina dengan membantu saudara-saudara kita di Lapindo. Justru keduanya harus sama-sama kita perjuangkan. Dan media, seharusnya konsisten dalam hal ini, berita yang mengawal Century dan Lapindo tetap gencar; begitu pula berita Gaza. Jangan jadikan Gaza sekedar alat untuk mengalihkan perhatian publik dari kebobrokan pemerintah negeri ini.(http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/06/05/mengapa-harus-bela-palestina-sementara-banyak-orang-susah-di-sini/)
  MENGAPA PALESTINA..???
 “Imam ghoft in rezhim-e ishghalgar-e qods bayad az safheh-ye ruzgar mahv shavad.”
“Imam (Khomeini) mengatakan, rezim penjajah Al Quds harus lenyap dari lembaran waktu”.
(Ahmadinejad, 2005)
Israel marah besar dan media massa dunia yang dikendalikan Zionis menyebarluaskan kalimat Ahmadinejad di atas dengan terjemahan “Ahmadinejad: Israel Harus Dilenyapkan Dari Peta Dunia”.
Sebenarnya, yang selama ini disampaikan Ahmadinejad hanyalah pertanyaan-pertanyaan mendasar: mengapa Holocaust tidak boleh diteliti? Mengapa sejarawan yang berusaha merevisi catatan sejarah tentang holocaust dimasukkan ke penjara? Bila NAZI yang bersalah atas holocaust, mengapa kompensasinya, bangsa Yahudi diberikan ‘hak’ untuk mendirikan negara khusus Yahudi di Palestina? Mengapa Palestina yang dipilih?
Dalam salah satu pidatonya, Ahmadinejad mengemukakan jawaban dari pertanyaan ini:
Pertanyaannya adalah, mengapa? Mengapa masalah Palestina sedemikian pentingnya? Mengapa sekelompok manusia dengan segala kemampuannya, dengan mengorbankan harga diri dan kehormatannya, mau melindungi rezim illegal ini?
Hadirin yang terhormat, saya ingin menyampaikan kepada Anda akar sejarah masalah Palestina. Kawasan Palestina adalah kawasan yang sangat penting, kawasan yang strategis  dari sisi politik, budaya, ekonomi; kawasan yang memiliki keistimewaan yang tiada duanya. Menguasai Palestina artinya menguasai semua jalur utama  politik dan ekonomi dunia. Penguasaan atas Palestina berarti menguasai seluruh kawasan (Timur Tengah) dan kawasan Islami. Menguasai Palestina berarti menguasai brigde-head[1] di jantung dunia untuk menguasai semua bangsa. Dan tentu saja, penguasaan Palestina adalah cita-cita historis sebagian kekuatan-kekuatan Barat.
Saya tidak ingin membahas sejarah sampai jauh ke belakang. Anda mengetahui bahwa kekuatan Barat mengirim pasukan ke Palestina, selama beberapa periode mereka telah menduduki Palestina. Lalu pasukan Islam berhasil merebut kembali tanah Palestina. Cita-cita historis sebagian kekuatan Barat adalah (kembali) menguasai Palestina. Pada abad yang lalu, kelalaian kaum muslimin, kebobrokan sebagian pemimpin (Arab), dan rakus kekuasaan sebagian kabilah dan kelompok, keegoisan sebagian manusia, dan perpecahan yang meluas di dunia Islam telah dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan opresor dunia untuk mempersiapkan penguasaan Palestina.
Mereka telah mempersiapkan pendirian Israel jauh sebelumnya; sejak awal abad ke-19. Mereka telah datang ke Palestina untuk merintis (persiapan itu) dari dalam dengan (cara) membeli tanah dan pelan-pelan menyingkirkan tokoh-tokoh Palestina asli yang berpengaruh dan beriman. Namun kejadian utamanya terjadi setelah PD II. Setelah PD II dengan dua dalih[2] mereka menancamkan tombaknya dan dengan mengusir jutaan orang Palestina asli, mereka mendirikan sebuah rezim yang brutal di sana.
[Dikutip dari buku Ahmadinejad on Palestine karya Dina Y. Sulaeman]
Tahun 2013 ini, penderitaan bangsa Palestina semakin terabaikan. Perhatian publik dunia kini terarah pada Mesir. Sebelumnya, dunia disibukkan oleh Suriah. Apa kabar Palestina sekarang? Penggalangan dana untuk menolong rakyat Gaza kini juga terabaikan, karena maraknya penggalangan dana untuk jihad di Suriah, dan baru-baru ini sudah ada lagi seruan jihad ke Mesir. Mengapa tak ada seruan jihad ke Palestina? Mengapa jihad malah ditujukan untuk memerangi sesama muslim?
Kondisi ini agaknya sudah diprediksi Imam Khomeini sejak jauh-jauh hari. Agar isu Palestina tak terlupakan, beliau mencanangkan Jumat terakhir setiap Ramadhan sebagai Hari Al Quds (Yaumul Quds), hari dimana kaum muslimin diseru untuk berdemonstrasi menyurakan pembelaan terhadap Palestina. Musuh umat Islam adalah Zionis Israel, bukan yang lain.
Di Indonesia, tahun ini Yaumul Quds dipusatkan di Jakarta, di bundaran HI, tanggal 2 Agustus 2013.
alquds 2013



[1] Brigde-head, istilah militer, yaitu sebuah posko yang dibangun di jantung wilayah musuh dengan tujuan melancarkan serangan selanjutnya secara lebih efektif.
[2] Dalih pertama, penderitaan yang dialami kaum Yahudi pada PD II; untuk menghibur para korban yg masih hidup harus diberikan sebuah negara khusus. Dalih kedua, kaum Yahudi adalah kaum yang pada 2500 tahun yang lalu hidup di Palestina, karena itu mereka berhak untuk kembali ke sana dan memiliki pemerintahan sendiri. (Ahmadinejad, 30 Juli 2006)

 MENGAPA KAUM MUSLIMIN SEDUNIA HARUS BELA PALESTINA...!!!!!!
Oleh: Dina Y. Sulaeman
Hari Jumat tanggal 20 Oktober lalu, sebagaimana Jumat-Jumat terakhir lainnya di bulan Ramadhan selama 27 tahun terakhir, jutaan orang Iran turun ke jalan-jalan dan melakukan demonstrasi membela Palestina, yang diberi nama demonstrasi Yaumul Quds. Namun tahun ini, demostrasi itu lebih besar dan punya kesan lebih dalam dari tahun-tahun sebelumnya karena dilakukan tak lama setelah Hizbullah berhasil meruntuhkan mitos tak terkalahkan yang selama ini disematkan di dada Israel. Yel-yel marg bar Israel (kematian bagi Israel), marg bar Amrika (kematian bagi Amerika) dipekikkan di berbagai kota di Iran. Di Teheran, tampak sebuah spanduk raksasa menampilkan foto Sayid Hasan Nasrullah dan bertuliskan “Israel lebih rapuh dari rumah laba-laba” digotong beberapa orang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, para peserta demo menunaikan sholat Jumat bersama-sama dan membentuk shaf panjang, yang di Teheran bisa mencapai puluhan kilometer.
Memperhatikan kehadiran jutaan orang Iran dalam demonstrasi itu, terlintas pertanyaan dalam hati saya, mengapa orang-orang Iran itu sedemikian bersemangat membela bangsa Palestina? Untuk apa? Bukankan Iran sendiri punya banyak masalah di dalam negeri yang harus diselesaikannya? Begitu pula, mengapa kita orang-orang Indonesia juga menyuarakan pembelaan terhadap Palestina? Mengapa harus ada penggalangan dana untuk Palestina? Mengapa perlu diselenggarakan konferensi-konferensi khusus untuk membela Palestina? Mengapa Presiden Indonesia harus jauh-jauh berkunjung ke Timur Tengah untuk ikut campur dalam penyelesaian masalah Palestina?
Tentu saja, hal ini bukan berarti saya tidak berperikemanusiaan dan tidak peduli pada pendertitaan bangsa Palestina. Namun, bukankah bangsa Indonesia sendiri menghadapi sangat banyak problema? Banjir, lumpur, gempa, kemiskinan, atau pengangguran adalah di antara sekian banyak beban yang harus ditanggung sebagian rakyat Indonesia. Bukankah yang seharusnya lebih diperhatikan oleh bangsa Indonesia adalah nasib saudara-saudara sebangsanya sendiri?
Jawaban dari pertanyaan itu kemudian saya temukan dalam isi pidato Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad yang disampaikannya 26 Oktober 2005 di Teheran. Pidato ini telah membuat dunia gempar karena media-media massa asing mengekspos salah satu kalimat di dalamnya, Israel must be wiped off the map (Israel harus dihapuskan dari peta dunia). Padahal, kalimat aslinya adalah, “Emam-e aziz-e man farmudan ke in rezim-e eshqalgar-e qods bayad az shafh-e ruz-e gar mahv shavad.” (Imam—Khomeini—tercinta kita berkata bahwa rezim penjajah Al Quds ini harus dihapuskan dari dunia).
Kalimat ‘Israel harus dihapuskan dari peta dunia’ sedemikian menggema ke seluruh dunia. Dunia Islam mendukung kalimat itu dan Ahmadinejad pun menjadi icon baru dalam perjuangan anti Israel. Sebaliknya, dunia Barat berusaha menampilkan citra keras Islam, yaitu bahwa orang-orang Islam ingin membasmi orang-orang Israel. Tentu saja, bila kita merujuk kepada teks asli pidato Ahmadinejad tersebut, adalah jelas bahwa yang dimaksud bukanlah membasmi atau memusnahkan orang-orang Yahudi penghuni Israel, melainkan menumbangkan rezim Zionis yang telah menjajah Al Quds selama lebih dari setengah abad terakhir. Bukankah menurut Piagam PBB setiap bangsa berhak untuk meraih kemerdekaannya? Tentu saja bangsa Palestina tidak terkecualikan dari hak ini, bukan?
Namun, dunia mencatat bahwa kalimat bersejarah yang diungkapkan oleh Imam Khomeini itu telah menjadi inspirasi bagi kaum muslimin Palestina untuk terus berjuang tanpa kenal kata menyerah. Hal ini antara lain diungkapkan Simon Peres, mantan Perdana Menteri Israel, “Pernyataan Pemimpin Iran bahwa Israel harus dilenyapkan dari sejarah, telah memberikan pukulan yang paling telak bagi keamanan dan kepentingan Israel dalam dua dekade terakhir. Sampai-sampai, senjata secanggih apapun tidak mampu menumpaskan gerakan intifada dan mencegah terjadinya operasi mati syahid.”
Kembali kepada teks pidato Ahmadinejad. Pidato itu disampaikan di depan sekitar 3000 pelajar Iran dalam konferensi bertema “Dunia Tanpa Zionisme”. Karena itu, tidak heran bila kalimat-kalimat dalam pidato ini sangat ringan dan mudah dicerna. Dalam pidato ini, Ahmadinejadi mengajak para pelajar itu untukberpikir, “Sesungguhnya, apa yang terjadi di Palestina? Apakah ini perang antara sebuah negara (=Israel, pent.) melawan negara-negara lain? Atau, perang antara sebuah negara (=Israel, pent.) melawan dunia Arab? Apakah perang itu terbatas pada wilayah Palestina saja? Dalam pandangan saya, jawaban dari semua pertanyaan tadi adalah: tidak.”
Menurut Ahmadinejad, pendirian rezim Zionis adalah sebuah gerakan besar yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan adidaya dunia melawan dunia Islam. Di antara dunia Islam dan kekuatan-kekuatan adidaya itu sedang terjadi perang bersejarah yang berakar pada ratusan tahun yang silam. Dalam perang bersejarah ini, terjadi saling pergantian posisi. Pada satu zaman, umat Islam yang menang dan berhasil membangun peradabannya yang cemerlang. Pada zaman lain, kekuatan-kekuatan adidaya itu yang menang. Sayangnya, selama 300 tahun terakhir, dunia Islam harus berada di pihak yang kalah.
Ahmadinejad menggunakan istilah militer untuk mendeskripsikan Israel, brigde-head, yaitu sebuah posko yang dibangun di jantung wilayah musuh dengan tujuan melancarkan serangan selanjutnya secara lebih efektif. Begitu pula tujuan didirikannya Israel. Kekuatan-kekuatan adidaya itu ingin mempertahankan kemenangan dengan cara membangun sebuah brigde-headdi jantung dunia Islam, yaitu di Al Quds (Palestina). Oleh karena itu, perang yang kini tengah terjadi di Palestina sebenarnya adalah garis depan perang antara dunia Islam melawan kekuatan-kekuatan adidaya yang ingin menghancurkan Islam. Perang yang sedang terjadi ini adalah perang yang menentukan nasib dunia Islam. Kekalahan di perang ini akan menjadi kekalahan seluruh umat Islam dan merupakan kekalahan penutup dari perang yang telah berlangsung ratusan tahun itu. Dengan demikian, bangsa Palestina hari ini adalah wakil dari umat Islam dalam menghadapi serangan kekuatan-kekuatan yang anti dunia Islam.
Penjelasan sederhana dari Ahmadinejad itu cukup memuaskan berbagai pertanyaan yang sempat muncul di benak saya. Kaum muslimin sedunia memang harus membela Palestina dan berupaya dengan berbagai jalan, antara lain dengan penggalangan dana, untuk mengusir rezim Israel dari tanah Palestina. Sebagai penutup, saya ulangi lagi pertanyaan yang diungkapkan Ahmadinejad kepada negara-negara Barat, “Bila Israel didirikan sebagai penebus penderitaan mereka akibat Holocaust, mengapa Israel didirikan di Palestina? Mengapa Israel tidak didirikan di wilayah negara-negara Barat yang menjadi pelaku Holocaust tersebut?”
*Sebuah renungan di Yaumul Quds 26 Ramadhan 1427H di Teheran*
Update: 2 Januari 2009, ditulis di Bandung:
Mengapa kita -apapun agamanya-harus dukung Palestina? Jawab: karena…
1. Kekejaman Rezim Zionis telah mencorengkan arang di wajah orang-orang beriman, apapun agamanya. Rezim ini melakukan pembunuhan kontinyu, perusakan rumah-rumah dan ladang pertanian, merusak tampat-tempat suci, masjid, dan gereja, menyerang kawasan-kawasan permukiman dan non-permukiman secara kontinyu, serta melakukan teror-teror yang sudah direncanakan dan (bahkan) diumumkan terlebih dahulu. (Perilaku rezim ini) tidak hanya menginjak-injak kehormatan bangsa Palestina tetapi juga kehormatan semua kaum muslimin dan kaum pencinta kebebasan di dunia. Manusia yang beriman dan berhati nurani, apapun agamanya, sudah sepntasnya merasa terhina bila melihat saudaranya-sesama umat manusia-diinjak-injak dan diperlakukan dengan sedemikian hina.
2. Rezim Zionis telah menimbulkan perpecahan dan atmosfer perang di dunia Islam. Dengan menginfiltrasi dan menebarkan prasangka buruk, rezim ini telah menjauhkan hubungan antarnegara di kawasan. Mereka menjalin hubungan-hubungan (politik) di balik layar, memaksakan perjanjian berat militer dan ekonomi, serta melakukan politik kotor hegemoni terhadap negara-negara Islam dan negara-negara di kawasan. Rezim Zionis merupakan pusat kesepakatan negara-negara opresor dan musuh umat Islam. Musuh-musuh (Islam) dengan memperkuat dan mendukung ancaman seperti ini (Zionis) secara praktis telah melancarkan tekanan kepada umat Islam dan bangsa-bangsa di kawasan ini. Meski di antara para opresor itu terdapat perbedaan mendalam, tapi mereka bersatu di titik ini. Sesungguhnya, rezim ini menjadi wakil kekuatan-kekuatan opresor dan imperialis dalam melakukan teror, ancaman, dan menciptakan perpecahan dalam hubungan politik, ekonomi, dan budaya di antara negara-negara kawasan (Timur Tengah) dengan negara-negara lain di dunia.
3. Rezim Zionis masih berdiri hingga hari ini dengan ditopang oleh suplai dana yang sangat-sangat besar dari negara-negara pendukungnya, terutama AS. Setiap penduduk AS dan Eropa dikenai pajak untuk hampir semua komoditi yang digunakannya, bahkan untuk setiap roti yang mereka makan. Tapi, perusahaan-perusahaan Zionis dibebaskan dari pajak dengan alasan, dananya akan digunakan untuk membantu Israel. Negara-negara berkembang dan miskin pun tak luput jadi korban. Sudah banyak diketahui umum bahwa perusahaan-perusahaan terkemuka di AS—negara pendukung utama Rezim Zionis—dimiliki oleh para pengusaha Zionis. Mereka melebarkan bisnis ke berbagai penjuru dunia dan dengan cara-cara yang curang, mengeruk uang dari negara-negara berkembang. John Perkins, penulis buku Confessions of an Economic Hit Man menceritakan modus operandi lembaga-lembaga keuangan AS dalam mengeruk uang:
Salah satu kondisi pinjaman itu –katakanlah US $ 1milyar untuk negara seperti Indonesia atau Ekuador—negara ini kemudian harus memberikan 90% dari uang pinjaman itu kepada satu atau beberapa perusahaan AS untuk membangun infrastruktur—misalnya Halliburton atau Bechtel. Ini adalah perusahaan yang besar. Perusahaan-perusahaan ini kemudian akan membangun sistem listrik atau pelabuhan atau jalan tol, dan pada dasarnya proyek seperti ini hanya melayani sejumlah kecil keluarga-keluarga terkaya di negara-negara itu. Rakyat miskin di negara-negara itu akan terbentur pada hutang yang luar biasa besar, yang tidak mungkin mereka bayar[1]
Keuntungan besar yang mereka peroleh itu, ujung-ujungnya, digunakan untuk menopang kelangsungan hidup Rezim Zionis. Sejak tahun 1973, AS telah mengirimkan bantuan keuangan untuk Israel senilai lebih dari 1,6 trilyun dollar!
Lalu, kini, masihkah kita mempertanyakan apa perlunya kita mendukung Palestina?
Dan saya pikir, selain doa dan dana, yang bisa dan perlu kita lakukan adalah: boikot produk yang berafiliasi dengan Rezim Zionis!

daftar produk yg perlu diboikot:

Refleksi Yaumul Quds, Persatuan Yahudi vs Persatuan Muslim

Dina Y. Sulaeman*

AS dikuasai oleh kaum Yahudi, fakta ini sudah banyak diketahui dan diterima orang. Meski jumlah Yahudi hanya 5% dari total penduduk AS (sekitar 5 juta orang) tetapi mereka menguasai mayoritas bisnis dan finansial di AS. Bahkan The Fed yang berkuasa mencetak mata uang dollar (dan pemerintah AS harus membeli dollar kepada the Fed) sebenarnya adalah konsorsium bank-bank milik Yahudi.

Namun, bagaimana sejarahnya sampai Yahudi bisa berkuasa di AS, dan akhirnya menancapkan kekuasaan bisnis di seantero dunia?

Buku ‘The International Jew' yang ditulis mendiang Henry Ford menceritakan sejarahnya. Berikut ini beberapa kutipan dari buku tersebut.

Pada tanggal 3 Agustus 1492, Colombus memulai pelayarannya menemukan benua Hindia. Di kapal itu, dia disertai oleh sekelompok Yahudi, Luis de Torres (penerjemah), Marco, Bernal (dokter), Alonzo de Caile, dan Gabriel Sanchez. Bahkan misi pelayaran Columbus itu pun berkat bisikan-bisikan beberapa tokoh Yahudi yang sangat berpengaruh dalam istana Ratu Isabella. Mereka mengatakan kepada Ratu Isabella bahwa persediaan harta kerajaan sudah menipis dan ada banyak emas di benua Hindia. Akhirnya Ratu Isabella mau mendanai sebagian ongkos pelayaran itu, sebagian lainnya ditanggung oleh Luis de Santagel, pedagang besar Yahudi di Spanyol.

Columbus dan timnya akhirnya tidak menemukan Hindia, melainkan benua Amerika. Orang-orang Yahudi bisa mencium kekayaan tanah Amerika. Sejak itu dimulailah gelombang imigrasi dari Eropa ke Amerika. Awalnya, mereka banyak yang bermukim di Brazil, namun kemudian pindah ke New York. Di New York, orang-orang Yahudi menanam saham di berbagai perusahaan, memonopoli jaringan perdagangan luar negeri, serta merintis usaha di berbagai bidang, sehingga kelak merekalah yang mengontrol bisnis-bisnis tersebut. 

Pada zaman George Washington (1789-1797), terdapat 4000 Yahudi di AS. Sebagian besar adalah pedagang-pedagang yang sukses. Mereka memberi bantuan kepada pemerintah AS di zaman-zaman krisis, sehingga kekuasaan politik mereka menjadi sangat kuat. Selama 50 tahun kemudian, jumlah Yahudi meningkat jadi 3,3 juta orang. Mereka menguasai industri-industri paling vital di AS: minyak, baja, film, gula, tembakau, pengemasan daging, sepatu, minuman keras, perhiasan, pertanian (padi, kapas), media massa, lembaga peminjaman uang, dll.

Bila hari ini kita meneriakkan anti Zionis-Israel, seharusnya jangan didasarkan kepada kebencian pada ras Yahudi (rasisme), atau karena iri pada kekayaan orang-orang Yahudi. Tetapi, karena kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi di bawah panji Zionisme Internasional di Palestina dan di seluruh dunia. Mereka bercita-cita ingin menguasai dunia dan meraup kekayaan lebih banyak lagi, dengan cara-cara yang licik. Mereka melakukan ekspansi bisnis ke berbagai negara di dunia dengan menghalalkan segala cara (di antaranya, dengan membuka pabrik-pabrik di negara-negara miskin, buruh-buruh dibayar sangat murah dengan jam kerja yang tidak manusiawi; memaksakan kontrak tidak adil untuk menguras sumber daya alam di berbagai penjuru dunia; kalau perlu, mereka gulingkan atau bunuh pemimpin negara yang menolak dominasi perusahaan Zionis). Keuntungan yang mereka raup, selain untuk memperkaya diri, juga dikirim ke Israel. Itulah sebabnya rezim rapuh itu bisa tetap tegak berdiri hingga hari ini. Dengan kekayaan yang mereka miliki, mereka menanamkan pengaruh ke kalangan elit negara-negara dunia agar tidak bersuara membela Palestina.

Ford menulis hal yang menarik:
"..rasanya mustahil koalisi non-Yahudi bisa merebut kontrol yang dipegang Yahudi. Alasannya, karena kurangnya solidaritas di antara mereka sendiri, kurangnya konspirasi untuk mencapai tujuan tertentu, kurangnya keeratan antar-ras. Itu semua merupakan ciri yang membedakan mereka dengan orang-orang Yahudi. Tidak ada persatuan di antara orang non-Yahudi. Di lain pihak, bagi orang Yahudi, setiap orang Yahudi bagaikan saudaranya sendiri."

Sungguh, inilah yang terjadi pada kita hari ini. Bagaimana mungkin sebuah rezim sekecil Israel, yang wilayahnya dikepung oleh negara-negara muslim, bisa menjajah Palestina selama lebih 60 tahun? Selama ini, Israel bisa melakukan pembantaian massal di Palestina tanpa ada yang bisa menghukumnya. Semua ini bukti betapa kuatnya persatuan sesama Yahudi Zionis dalam mendukung Israel. Sebaliknya, bangsa-banga muslim enggan bersatu untuk membela Palestina.

Hari kemarin, bukti nyata ketidakbersatuan itu kembali muncul di Indonesia. Ketika ribuan orang Indonesia kemarin (26/8) turun ke jalan untuk berdemo Yaumul Quds, sebuah media yang berembel-embel muslim malah menurunkan berita sinis: menyebut-nyebut mazhab dan memertanyakan ‘Tapi, apa pentingnya untuk rakyat Palestina-terutama di Gaza, hari itu, sedangkan tak pernah ada satu pun usaha nyata yang dilakukan oleh Iran misalnya dalam melawan Israel?'

Sungguh memalukan sekali. Bila penulis media tersebut sedikit saja memahami struktur hubungan internasional, dia tidak akan memberikan pertanyaan yang sangat awam (untuk tidak menyebutnya ‘bodoh') itu. Apa yang diharapkan oleh media itu? Iran melakukan langkah bodoh dengan melemparkan rudal ke Israel, sehingga NATO dan Dewan Keamanan PBB jadi punya alasan untuk memborbardir Teheran? Bila kaum muslimin ingin menang perang, dibutuhkan taktik dan persiapan panjang, tidak asal lempar rudal, tidak asal rekrut relawan. Bagian awal artikel ini, yang menceritakan betapa luas dan kokohnya jaringan Yahudi Internasional, memberikan pelajaran kepada kita bahwa untuk melawan Israel, persatuan muslim adalah kunci utamanya. Yaumul Quds adalah upaya untuk membangunkan kesadaran kaum muslimin sedunia yang kebanyakan masih tertidur. Yaumul Quds adalah upaya untuk menggalang persatuan muslim agar mau bangkit melawan kezaliman. Tentu saja, persatuan itu tidak akan pernah terwujud bila media-media (yang mengaku) muslim terus menghina sesama muslim.[]

*penulis adalah alumnus Magister Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (IRIB)

KITA JUGA PAKE PRODUK ZIONIS..???!!!!!???
Untuk kesekian kalinya, saya didebat soal gerakan boikot produk Zionis. Kalimat dibawah ini saya ubah redaksinya, tapi esensinya sama saja. “Kamu kan juga pake produk Zionis?! Tak perlu pula sok-sokan memboikot produk Zionis! Hampir semua yang kita pakai ini produk Yahudi: computer, hp, facebook, blog…!”
Ini jawaban saya:
1.Yahudi tidak selalu sama dgn Zionis. Ada Yahudi yang Zionis, ada juga Yahudi yang anti Zionis. Yang perlu kita boikot adalah produk perusahaan-perusahaan yang sebagian labanya disalurkan untuk Israel, atau jelas-jelas berdiri di Israel. Daftarnya ada di sini:
Bisa jadi itu perusahaan milik Yahudi yang Zionis, tapi bisa jadi milik Kristen yang Zionis [maaf, bukan bermaksud SARA, tapi istilah "Kristen Zionis" sudah jadi istilah umum dalam kajian Politik Internasional. Salah satu tokohnya adalah Joe Biden, wapres AS. Dia berkata, "I'm a Zionist. You don't have to be a Jew to be a Zionist." ] atau bahkan mungkin Muslim yang Zionis.   [Muslim Zionis..? Well.. sangat mungkin kok. Contohnya, ada sebuah perusahaan yang jelas-jelas masuk daftar boikot, lalu buka cabang di Indonesia, lalu ada penguasaha Indonesia muslim yang membeli sebagian sahamnya.] Sekali lagi, yang dilihat adalah kemana aliran dananya mengalir.
2.  Gerakan boikot produk Zionis tidak hanya ditujukan untuk muslim, tapi semua pihak yang berhati nurani. Bahkan gereja Inggris pun melakukan boikot (dengan cara menarik sahamnya) pada Caterpillar karena terbukti produk Caterpillar (buldozer) berperan besar dalam penghancuran rumah-rumah bangsa Palestina. Human Rights Watch dan Amnesty Intl pun memboikot Caterpillar.
3.  Bagaimana kalau ternyata kita terpaksa pakai produk Zionis?
Sebelum saya jawab, saya tanya dulu: kalau Anda ujian di kampus, ada 4 soal, Anda cuma bisa jawab 2 soal, apa yang Anda lakukan? Keluar ruangan dan tidak menjawab sama sekali? Tentu tidak. Anda tetap jawab 2 soal, dan berharap minimalnya dapat B atau C.
Begitupun saya. Saat saya beli laptop, saya pilih produk perusahaan yang tidak termasuk dalam daftar boikot. Prosesornya memang buatan Intel (pendukung Zionis), tapi karena saya tidak punya pilihan lain, apa boleh buat. Minimalnya saya sudah menjawab 1 soal, daripada menyerah keluar ruangan dan tidak menjawab sama sekali. Got it?
Dalam kehidupan sehari-hari pun, saya melakukan pilihan-pilihan. Saat berbelanja, saya pilih supermarket lokal, bukan Carrefour. Saya pilih minum teh botol Sosro, bukan Coca Cola. Saya pilih Burger Edam, bukan McD, Dst.
Sekali lagi, hal ini berkaitan dengan hati nurani…
4. Khusus untuk muslim, terkait fatwa haram (di antara ulama yang mengharamkan menggunakan produk-produk dari perusahaan menyalurkan dananya kepada Israel adalah Ayatullah Khamenei, bisa baca di sini:  dan Syekh Yusuf Qardhawi, baca  di sini): ada kaidah ta’arudh bainal amrain(kontradiksi antara dua hal). Bila ada pertentangan kepentingan, maka pilihlah yang manfaatnya lebih besar dan keburukannya lebih kecil.
Misalnya, alkohol haram, tapi bila ada obat yang mengandung alkohol yang harus dimakan, dan obat itu satu-satunya yang tersedia, kalau kita tak makan obat itu penyakit kita akan semakin parah… nah, pada saat itu, kita dihadapkan pada dua hukum yang kontradiktif “alkohol haram” dan “menyelamatkan nyawa adalah wajib”.  Dalam situasi ini, kita harus memilih menyelamatkan nyawa dengan tetap makan obat tersebut (kita tidak bisa berkata, “mending mati deh daripada makan obat itu”, karena mempertahankan nyawa jauh lebih penting).
Sama halnya dengan komputer/laptop. Jika laptop saya pakai prosesor Intel (bahkan mungkin sekalian, merek laptopnya juga IBM), apa yang harus dilakukan? Apa saya memilih tidak menggunakan laptop sama sekali?
Jawabannya ada pada urgensinya. Bila bagi saya laptop bermanfaat untuk menyebarkan kebaikan dan manfaat saya dalam menggunakan laptop jauh lebih banyak daripada bila saya berdiam diri, tentu saja, pilihannya adalah menggunakan laptop. Bahkan saya menggunakan laptop ini untuk menyuarakan pembelaan kepada Palestina dan memberitahukan kepada dunia betapa kejamnya Rezim Zionis.
[Catatan: “manfaat”  yang dimaksud adalah manfaat yang diridhoi Allah ya.. Bisa saja saya menggunakan laptop utk hal-hal yang buruk dan tetap mendatangkan manfaat, tapi kan tidak diridhoi Allah.]
Sebaliknya, bila urgensi untuk menggunakan laptop ternyata tidak ada (misalnya, pakai laptop hanya untuk berleha-leha, membuang-buang waktu main game atau internetan gak jelas).. nah… silahkan pikirkan sendiri bagaimana hukumnya!
Jangan disangka langkah boikot adalah langkah yang ‘kecil’ dan tiada arti. Afrika Selatan berhasil menumbangkan Rezim Apartheid berkat aksi-aksi boikot dari seluruh dunia. Kita tidak sedang berusaha menindas kaum Yahudi, tapi berusaha menumbangkan Rezim Zionis. Bila rezim yang sangat rasis dan kejam ini tumbang dan digantikan oleh Rezim yang demokratis, kaum Yahudi, Islam, dan Kristen bisa hidup  berdampingan dengan damai di Palestina, seperti yang dulu terjadi sebelum Rezim Zionis berdiri.
5. Masih terkait hukum fiqih di atas, bisa jadi ada yang mengaitkannya dengan tulisan teman saya- yang saya sunting ulang- “Surat Terbuka untuk Pak Tifatul”. Ada penanggap yang menyatakan, kurang-lebih “Sulit bagi pemerintah kita untuk tidak memakai rekanan perusahaan Israel, tidak semudah membalik telapak tangan. Kalau pemerintah bikin kebijakan melarang produk Israel dilarang, maka berapa investasi tambahan yang harus dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan utk membeli peralatan dan system baru, yang mana tidak memberi benefit secara bisnis buat mereka.”
Tanggapan saya:
Dalam kasus AMDOCS yang menjadi rekanan Telkomsel, yang terjadi lebih dari sekedar ‘boikot’ yang bisa dilakukan oleh orang-orang biasa. Yang terlibat di sini adalah negara dan TNC (transnational corporation). Jika negara yang terlibat, artinya punya kekuasaan untuk berkata ‘ya’ atau ‘tidak’. Apa gunanya negara (=pemerintah) kalau kemudian tunduk saja oleh kepentingan bisnis TNC? Apa gunanya Tifatul dan PKS berdemo untuk menentang Zionisme tapi ketika dia punya kekuasaan untuk berkata ‘tidak’ pada perusahaan yang jelas-jelas didirikan di Israel (dengan segala konsekuensinya), dia tidak melakukan hal itu?
Hitung-hitungan yang dilakukan negara seharusnya jauh lebih fundamental daripada yang dilakukan oleh rakyat. Lagipula, masih perlu dilakukan hitung-hitungan yang lebih valid mengenai untung-rugi tidak menggunakan rekanan dari Israel. Apa betul secara bisnis akan rugi? Itu kan klaim si penanggap saja. Bagaimana kalau dihitung cost kerugian bocornya data intellijen yang pasti merembet kepada hal-hal besar lainnya? Analogi kasus ini, pembela industri rokok memberikan hitung-hitungan berapa besar kerugian negara kalau industri rokok diharamkan. Padahal, kalau dihitung lagi berapa banyak biaya kesehatan yang harus ditanggung seluruh rakyat Indonesia gara-gara rokok,  ternyata jumlahnya jauh lebih besar.
*
PS: untuk lebih mendalami seluk-beluk aksi boikot ini, lengkap dengan FAQ-nya, silahkan akses situs ini.
Segini dulu deh, untuk sementara. Kalau ada sanggahan lagi, atau saran  buat saya, silahkan disampaikan, Tapi plis, jangan emosional ya! Bahasa Anda menunjukkan kualitas pribadi Anda.(http://dinasulaeman.wordpress.com/2010/04/30/437/)
QUDS DAY A YEAR TO YEAR
QUDS DAY A YEAR TO YEAR adalah kegitan rutin  setiap tahun Voice of Palestine (VOP) dengan menyelenggarakan peringatan hari Internasional Al-Quds, baik melalui seminar/talkshow (indoor) maupun demontrasi. 

Alquds day diperingati setiap akhir jumat bulan Ramadhan di berbagai negara diantaranya; Swedia, Inggris, Belanda, Jerman, Swiss, Iran, Irak, Yordania, Bahrain, Palestina, Suriah, Libanon, Pakistan, Malaysia. Quds day juga  di tanah air diperingati diberbagi tempat di seluruh Indonesia diantaranya; Banjarmasin, Surabaya, Semarang, Jakarta, Medan, Pontianak, Lampun, Balik Papan.

Maksud diperingati hari Alqud adalah sebagai media ukhuwah (persatuan umat) dan menggalang aliansi strategis berbagai kelompok elemen masyarakat. (http://voiceofpalestine.net/berita-vop/10-quds.html)
Exclusive FotO-foto Yaumul Quds Banjarmasin Jum'at 2 Agustus 2013, 25 Ramadhan 1434 H :












(Koleksi team www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com & Buletin Majelis Pecinta Rasul)

0 comments to "YAUMUL QUDS INTERNASIONAL Banjarmasin Kalimantan Selatan Indonesia "Kami Warga Banua Banjar TIDAK AKAN PERNAH BOSAN meneriakkan BEBASKAN PALESTINA..!!!!! MAMPUS ZIONIS INTERNASIONAL..!!! MAMPUS ZIONIS AMERIKA..!!! MAMPUS ZIONIS ISRAEL DAN ANTEK-ANTEKNYA..!!!!! ALLAHHUAKBAR...!!!!!!! ALLAH TERBESAR...!!!!!!!! KEMENANGAN MILIK ALLAH...!!!!!!!...HIDUP PALESTINA...!!!!!!!! INDONESIA BERSAMAMU...!!!!!!!!!!"

Leave a comment