Home , , , , , , , , , � Arek-arek Suroboyo BANGKITLAH Demi al Husain yg terbantai di Karbala karena inspirasi Perjuangan Indonesia yg Menggelora ada pada Kalian sedangkan Inspirasi Perjuangan Islam yang Hakiki ada pada Gerakan Syahidnya Al Husain

Arek-arek Suroboyo BANGKITLAH Demi al Husain yg terbantai di Karbala karena inspirasi Perjuangan Indonesia yg Menggelora ada pada Kalian sedangkan Inspirasi Perjuangan Islam yang Hakiki ada pada Gerakan Syahidnya Al Husain


Wahai arek-arek Suroboyo...!!!!! Kalian bangkit dengan Pekikan "ALLAHU AKBAR" dari Bung Tomo ketika 10 NOpember dan Tidak Rela Bumi Pertiwi Indonesia dijajah bangsa Penjajah, dengan Persatuan berbagai suku,etnis, ras dan agama dan berbagai mazhab didalam agama akhirnya bisa Bangkit dan Berhasil Mengusir Penjajah, Tapi Wahai arek-arek Suroboyo ketika orang-orang Bangkit Mengenang terbantainya al Husain, kemudian di GAGAL kannya Acara 10 Muharram / Haul Sayidina Husain as sebagai Tanda Duka Cita Ummat Islam seluruh dunia kepada Baginda Nabi Muhammad Saww pada 10 Muharram di Surabaya, DIMANA Pekik "ALLAHU AKBAR" Bung Tomo..??? Kemana kalian wahai arek-arek Suroboyo
Lambang Tegaknya Bumi Pertiwi, Wahai arek-arek Suroboyo Kami Warga Banua Banjar mengingatkan kalian, ketika Peristiwa Sampit di Kalimantan Tengah terjadi bentrok antara Suku Madura dan Suku Dayak yang dilakukan oleh orang-orang "Pengadu Domba/Zionis Internasional" yang menghendaki kita sesama Bangsa Indonesia Berpecah-belah, maka kami warga Banua Banjar Kalimantan Selatan yang juga mempunyai titisan suku Dayak tetap menerima saudara-saudara Suku Madura untuk bisa menetap di Banua kami Banua Banjar dan TETAP menganggap mereka SAUDARA, Artinya Kalian arek-arek Suroboyo / Jawa Timur harusnya mendukung Peringatan Haul Sayidina Husain di Surabaya, karena Pekikan ALLAHU AKBAR yang dikumandangkan Bung Tomo diadopsi dari Islam yang dibawa oleh Kekasih Allah Baginda Muhammad Rasulillah, sedangkan al Husain adalah cucu kesayangan beliau yang selalu beliau cium lehernya dan membuat beliau menangis dan kita tahu bersama al Husain adalah salah satu Penghulu Pemuda Surga. Jadi arek-arek Suroboyo Bangkitlah membela Pekikkan ALLAHU AKBAR DEMI bangsa
Indonesia tercinta DEMI Agama Islam yang kita cintai bersama dan Bangkitlah dari Ulama-ulama Agama Pemecah Persatuan Ummat Manusia dann Pemecah Persatuan Ummat Islam..!!!!!
Labbaika Ya Husain... Kami datang Menyambut Panggilanmu Ya Al Husain as. ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR....ALLAHU AKBAR..!!!

Orasi Perjuangan "BUNG TOMO" 
meLawan Penjajahan Inggris di Surabaya

Pekik semangat Orasi Perjuangan Bung Tomo membuat merinding bulu kuduk. Dalam pidato itu, digambarkan bagaimana tentara sekutu yang datang hendak menjajah kembali Bangsa Indonesia. Gema suara-nya yang didengungkan Bung Tomo sontak membuat semangat terbakar arek-arek Surabaya untuk melakukan perlawanan terhadap tentara Inggris. 
Bung Tomo denganya semboyan-nya "MERDEKA ATAU MATI.!" yang masih exsis dan masih sering di dengungkan hinga sampai saat ini.

Bung Tomo; Pemimpin Perjuangan Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Bung Tomo merupakan tokoh pemuda yang terkenal karena heroismenya dalam membangkitkan semangat Rakyat untuk me-Lawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA (Inggris dan sekutu). Heroisme Bung Tomo tidak bisa dipisah dari pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. Atas jasa-jasa perjuangannya, Bung Tomo didaulat sebagai Pahlawan Indonesia.

Sebagai seorang jurnalis, pada Oktober dan November 1945, Bung Tomo berusaha membangkitkan semangat rakyat Surabaya melalui radio-radio untuk memperjuangkan darah kemerdekaan. Puluhan ribu bahkan ratusan ribu Rakyat Indonesia tewas karena melakukan perjuangan maupun disiksa oleh penjahat-penjahat Belanda, Inggris cs dan Jepang selama menjajah nusantara. Teruntuk bagi para pejuang kemerdekaan, mereka rela meninggalkan istri, anak, orang tua, harta untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Hal terbesar adalah mereka mengorban keringat, darah, bahkan nyawa untuk membela Bangsa dan Negara, memperjuangkan Rakyat Indonesia untuk bebas dari belenggu penjajahan, penindasan dan kesewenang-wenangan.

Ini pidato bagian pertama yang disampaikan Bung Tomo tapi ada tambahanya sedikit, agak beda dari yang pertama pada bagian akhirnya.


Berkut naskah Orasi Perjuangan Bung Tomo;

"Bismillahirrohmanirrohim..

MERDEKA!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Saudara-saudara….
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin2 lainnya ke Surabaya ini.
Maka kita ini tunduk utuk memberhentikan pentempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya.
Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indoneisa yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indoneisa kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara….
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara….
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
MERDEKA!!!"

http://087828150515.blogspot.com/2012/06/orasi-perjuangan-bung-tomo-melawan.html

Tidak Paham Arti 'Gadungan' LPPI Asuhan Said Shamad Menebar Fitnah

kami ingin menyampaikan kepada kaum muslimin dan pembaca bahwa lppimakassar.net bukan gadungan. Kami adalah situs online yang bisa dipertanggungjawabkan isinya. Jika ada tanggapan yang ingin disampaikan kepada kami, misalnya komentar atas isi situs, silahkan hubungi kami melalui dua alamat kontak yang kami cantumkan di pojok atas kanan situs kami ini.

 Tidak Paham Arti
Menurut Kantor Berita ABNA, merasa tersaingi dengan launching situs lppimakassar.net, LPPI Indonesia Timur asuhan Said Shamad tokoh takfiri Makassar yang paling getol memprovokasi ummat untuk membenci dan memusuhi sesama muslim khususnya umat muslim Syiah, menjadi geram dan memosting artikel yang berisi kecaman dan fitnah sembari menuding, lppimakassar.net sebagai LPPI gadungan. Berikut bantahan dan tanggapan redaksi lppimakassar.net mengenai tudingan itu.
Organisasi asuhan Ust Said Samad memuat posting pada Jumat 8 Nopember 2013 di situs online mereka dengan judul "LPPI Makassar Gadungan". Tim lppimakassar.net mengakses posting tersebut pada Ahad 10 Nopember 2013 jam 9.20 pagi, dengan salah satu snipping seperti yang ada di gambar di sebelah kiri tulisan ini. Setelah membaca tulisan tersebut, yang isinya adalah fitnah, kami merasa perlu untuk memberikan klarifikasi, agar pembaca dari kalangan Islam baik ahlussunnah wal-jamaah maupun ahlulbait, tidak terprovokasi. 


Nasehat Alquran
Sebelum memberikan tanggapan atas fitnah di situs online organisasi asuhan Ust Said Samad, izinkan kami membagi sedikit hikmah sehubungan dengan bagaimana menyikapi pemberitaan atau informasi yang disampaikan kepada kita. Allah Swt memberikan beberapa petunjuk di dalam Alquran yang mulia. Seperti misalnya:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٍ۬ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَـٰلَةٍ۬ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَـٰدِمِينَ 
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (QS al-Hujurat:6)
Demikian juga firman Allah:
 فَبَشِّرْ عِبَادِ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ... 
.... sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. (QS az-Zumar:17-18)
LPPIMakassar.Net Bukan Gadungan
Kita lihat dulu apa arti gadungan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gadungan artinya (1) palsu; bukan yg sebenarnya (misalnya orang yang menyamar sebagai polisi, pemimpin, dan sebagainya); (2) jadi-jadian (misalnya manusia yang menjadi harimau dan sebagainya): contohnya harimau gadungan.
Dengan pengertian di atas, kami ingin menyampaikan kepada kaum muslimin dan pembaca bahwalppimakassar.net bukan gadungan. Kami adalah situs online yang bisa dipertanggungjawabkan isinya. Jika ada tanggapan yang ingin disampaikan kepada kami, misalnya komentar atas isi situs, silahkan hubungi kami melalui dua alamat kontak yang kami cantumkan di pojok atas kanan situs kami ini
Kami juga tidak palsu. Kami tidak pernah mengaku sebagai organisasi lain. Kami tidak pernah mengaku sebagai organisasi asuhan Ust Said Samad. Kami menamai kelompok kami dengan Laskar Penjaga Persatuan Islam yang disingkat LPPI yang karena kami memang jalankan dari Makassar, maka kami sebut LPPI Makassar. Kesamaan singkatan nama ini bisa disebut kebetulan saja, apalagi memang akronim itu hal biasa. 
Sebagai contoh, silahkan ketik kata LPPI di google search. Untuk yang beralamat di Indonesia, informasi pertama yang akan muncul adalah organisasi Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), bukan LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) asuhan Ust Amin Djamaluddin. Artinya, nama LPPI sendiri setidaknya sudah dipakai oleh beberapa organisasi.
Yang jelas, kami tidak pernah mengaku sebagai organisasi lain. Tujuan kami sangat mulia. Ketika segelintir orang dan kelompok menjadikan takfir-isme sebagai kegiatan dan aktifitas, kami memilih untuk mendekatkan seluruh kaum muslimin di bawah panji Islam. Kami ingin berpartisipasi di dalam menjaga persatuan Islam sekecil apapun kontribusi yang bisa kami berikan. Oleh karena itu, kami menolak disebut gadungan.

LPPIMakassar.Net Tidak Memfitnah MUI
Astaghfirullah adalah ucapan pertama ketika membaca postingan situs asuhan Ust Said Samad berikut ini:
Di antaranya adalah fitnah kepada MUI Pusat dengan menuduh bahwa buku, “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” bukan terbitan resmi dari MUI Pusat. Kajian sembrononya itu dimuat kembali oleh situs Syiah Internasional untuk tidak mengakatannya situs Penyebar Fitnah Internasional, ABNA, Ahlul Bait News Agency. [baca link disini, paragraf 6, diakses tanggal 10 Nopember 2013 jam 10.25 pagi]
Di berita yang kami sampaikan (baca beritanya di Penerbitan Buku Tentang Syiah, Nama MUI Pusat Dicatut?), kami mengajukan beberapa fakta yang menjadi alasan mengapa buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia" dianggap mencatut nama MUI Pusat. Artinya, bukan MUI Pusat yang menerbitkan. Jadi bagaimana mungkin kami memfitnah MUI? Kami justru ingin melindungi nama baik MUI yang selama ini kami anggap menjadi salah satu benteng dalam menjaga persatuan Islam. Kami ingin melindungi MUI dari segelintir orang yang mengatasnamakan MUI.
Memang kami tidak menyebutkan nama informan kami di MUI Pusat yang masih memegang khittah MUI dalam menjaga persatuan Islam, sesuai permintaan sumber tersebut. Hal ini biasa di dalam jurnalistik. Kita bisa menemukan hal-hal serupa di media terkenal seperti Kompas, Tempo, Republika, dimana dalam hal-hal sensitif, misalnya menyangkut keselamatan, atau untuk manfaat yang lebih besar, sumber bisa tidak disebutkan namanya jika sumber tersebut meminta. Dalam hal menyebut nama sumber padahal sumbernya sudah meminta tidak disebut, hal itu justru akan melanggat etika jurnalisme.
Dan kami bersyukur bahwa dalam acara Talkshow Muharram yang diadakan MUI Sulsel di Graha Pena Makassar tanggal 8 Nopember 2013 kemarin, penelusuran kami semakin diperkuat. Dalam acara itu, Wakil Ketua Umum MUI Sulsel,  Prof. Dr. H. Rahim Yunus, MA, secara terang-terangan membantah bahwa buku itu diterbitkan secara resmi MUI Pusat. Informasi dan logika yang beliau sampaikan, hampir sama dengan informasi yang kami dapat dari MUI Pusat. Artinya, berita kami punya justifikasi. Jika organisasi asuhan Ust Said Samad bersikukuh dengan pendapatnya, silahkan dijawab fakta-fakta kami dan silahkan dijawab pertanyaan wakil ketua umum MUI Sulsel mengenai buku tersebut. (Silahkan baca Ditanya Buku Tentang Syiah (yang katanya) Terbitan MUI Pusat, Said Samad Tergagap). Jika pada akhirnya media asuhan Ust Said Samad itu benar, terbukti secara sah dan meyakinkan buku tersebut diterbitkan secara resmi oleh MUI Pusat, kami siap meminta maaf dan menghapus semua berita kami yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Untuk itu, kami kembali tegaskan, kami dari Laskar Penjaga Persatuan Islam (LPPI) Makassar akan selalu berada di depan untuk menjaga nama baik MUI Pusat sebagai salah benteng persatuan umat Islam di Indonesia.
LPPIMakassar.Net Tidak Memfitnah Ust Said Samad

Di situs asuhan Ust Said Samad tersebut juga dimuat tulisan berikut:
Selain itu, hasutan dan dendam kesumat kepada sesama muslim juga memenuhi situs konyol tersebut, di antaranya adalah sebuah artikel fitnah kepada Ust. Said dengan judul, “Hasad Said Samad.” [paragraf 7, diakses tanggal 10 Nopember 2013 jam 10.25 pagi]
Berita itu adalah laporan kegiatan seminar di Universitas Muhammadiyyah Makassar yang menghadirkan Ust Said Samad sebagai pembicara (baca beritanya di Hasad Said Samad). Di acara itu, Ust Said Samad memang menyampaikan beberapa kebenciannya yang bahkan mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama: kebencian kepada Syiah, kebencian kepada Kang Jalal, kebencian kepada pelaksanaan peringatan Asyura, dan lain-lain. Sayangnya, tuduhan bahwa lppimakassar.net memfitnah Ust Said Samad ini sama sekali tidak menyebutkan fitnah apa yang dimaksud. Sekarang, kami mau balik bertanya.
Apakah memang Ust Said Samad tidak membenci Syiah dan pengikutnya?
Apakah memang Ust Said Samad tidak membenci Kang Jalal dengan segala keyakinan dan kondisinya?
Apakah memang Ust Said Samad tidak membenci peringatan hari Asyura oleh pengikut Syiah?
Jika jawaban atas tiga pertanyaan itu adalah YA, kami akan meminta maaf atas tulisan Hasad Said Samad, memuat permintaan maaf kami di situs ini, dan akan memuat berita dan menyebarkannya di berbagai media di Indonesia dan dunia bahwa ternyata kami telah memfitnah Ust Said Samad. Bersamaan dengan itu, kami juga akan menulis posisi Ust Said Samad yang sebenarnya bahwa beliau tidak membenci Syiah, Kang Jalal, dan peringatan Asyura. 
LPPIMakassar.Net Tidak Mengkafirkan Organisasi Asuhan Ust Said Samad
Organisasi asuhan Ust Said Samad di situsnya menulis tuduhan bahwa LPPIMakassar.Net telah menuduh mereka kafir.
Tak sampai disitu, ketika ada seorang Syiah yang bertanya pada mereka apakah ini LPPI versi AB (Ahlul Bait), mereka menjawab, “Kami LPPI Versi Islam.” Jawaban itu secara tidak langsung menuduh lembaga kami, LPPI Makassar As-Sunni, bukan Islam, alias versi Kafir. Hal ini semakin membuktikan aqidah takfiri yang tak pernah lepas dari Syiah. Keyakinan yang menganggap kafir para Istri Nabi, Para Sahabat dan seluruh Kaum Muslimin. [paragraf 9, diakses tanggal 10 Nopember 2013 jam 10.25 pagi]
Kami berpikir bahwa penulis postingan di media organisasi asuhan Ust Said Samad tersebut terlalu sensitif. Kami sama sekali tidak mengatakan bahwa mereka kafir. Tidak ada satupun pernyataan kami seperti itu. Tuduhan bahwa kami mengkafirkan secara tidak langsung itu adalah asumsi. Justru kamilah yang dituduh menuduh kafir, padahal tidak. Bagi kami siapapun yang berTuhan kepada Allah, mengikuti Rasulullah Saw, memiliki dan membaca Alquran yang sama serta berkiblat ke Ka'bah yang sama, adalah Islam. 
Sekarang kami hendak bertanya dengan pertanyaan yang sejenis kepada organisasi asuhan Ust Said Samad, "Versi apakah LPPI Anda?" Jika dijawab "kami versi Islam", apakah itu berarti mereka mengkafirkan LPPI yang lain? Dalam pemahaman kami, jika mereka menjawab "kami LPPI Islam", itu adalah anugrah besar. Mengapa, karena Islam akan selalu menebarkan rahmah dan kecintaan kepada, bukan hanya kepada kaum muslimin, tetapi juga kepada seluruh semesta.http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=479783
Fitnah Tokoh Syiah, Arrahmah.com Posting Berita Kontradiksi

Jadi kenyaatan yang sebenarnya yang terjadi yang mana?. Umar Shahab kabur dan menolak mengakui dirinya Syiah sebagaimana yang diberitakan Bumi Syam yang dinukil Arrahmah.com, atau Umar Shahab dilarang bicara oleh panitia karena makalahnya berjudul, “Saksikan Aku adalah Syiah”, -yang justru pengakuan tegas beliau, bahwa petinggi ormas Syiah tersebut adalah Syiah- dinilai tidak akademis dan tidak ilmiah, dan karena itu beliau meninggalkan seminar, sebagaimana juga diberitakan kembali oleh Arrahmah.com?.


 Fitnah Tokoh Syiah, Arrahmah.com Posting Berita Kontradiksi
Menurut Kantor Berita ABNA, Seminar Sehari dan Diskusi Interaktif bertemakan "Polemik Suksesi Kekhalifaan dan Tragedi BerdarahKarbala: Pengaruhnya terhadap Perkembangan Mazhab Islam" yang diselenggarakan pada Selasa(05/11/2013), di Gedung Diklat Kimia Farma,Jakarta, berakhir dengan aksi kontroversial panitia yang melarang DR. Umar Shahab salah seorang pembicara yang diundang untuk menyampaikan makalahnya. Alasannya Makalah yang ditulis Ketua Dewan Syura DPP Ahlul Bait Indonesia tersebut dinilai provokatif dan tidak ilmiah.
Ketua penyelenggara acara diskusi Sunni-Syiah, Aqib sebagaimana dilaporkan Kiblatnet mengatakan bahwa Umar Shahab yang mewakili kelompok syiah memang diminta untuk tidak menyampaikan makalahnya karena tulisannya yang berjudul, “Saksikan Aku adalah Syiah” dianggap provokatif dan menyimpang dari tema yang diminta oleh pihak panitia.
“Setelah kami tinjau dari makalah yang dia buat, ternyata tidak sesuai dengan apa yang diminta. Kita bukan apa-apa inikan forum ilmiah, forum akademis. Jadi yang diminta adalah tema: Upaya Pendekatan (Taqrib) kaum Sunni dengan Syiah dalam rangka Ukhuwah Islamiyah. Tapi, dia (Umar Shahab) membawakan judul: Saksikan Aku Adalah Syiah,” ujar Aqib.
Selain itu disebutkan dalam makalah yang ditulis Umar Shahab tidak ada rujukan ilmiah berupa catatan kaki, sebagaimana tulisan ilmiah pada umumnya.
“Secara ilmiah, masing-masing pemakalah memiliki referensi dan rujukan, berupa catatan kaki(footnote). Tapi kalau liat disini, itu gak ada,” tuturnya seraya menunjukkan makalah Umar Shahab yang hanya berjumlah 10 halaman, paling tipis dibandingkan makalah pembicara yang lain.
“Kalau namanya ilmiah itu harus ada footnote, ada rujukan,” protesnya.
Pihak panitia diskusi menyatakan secara langsung kepada Umar Shahab bahwa makalah ini tidak dapat dipresentasikan karena tidak memenuhi standar ilmiah. Namun, permintaan dari panitia ini dimaklumi oleh Umar Shahab.
“Kita minta di-pending dulu, karena ini tidak ilmiah, dan beliau (Umar Shahab) memaklumi” ujarnya.
Berdasarkan pemantauan Kiblatnet di lapangan, saat beberapa peserta mengetahui bahwa Umar Shahab dilarang menyampaikan presentasinya, sejumlah peserta langsung bergegas pulang. “Ah, kita pulang aja, ada pembicara yang di-blok,” ujar salah seorang ibu-ibu yang bersama sejumlah peserta perempuan lainnya lantas bergegas keluar.
Salah seorang bapak-bapak lainnya juga kecewa dengan batalnya tokoh syiah Indonesia itu gagal naik podium.
“Kenapa digagalkan? Biarkan dia bicara. Dia harus mempertanggungjawabkan isi makalah ini!” sergah pria setengah baya yang terlihat kecewa.
Pihak panitia kemudian menenangkan para peserta dan menjelaskan bahwa Umar Shahab tidak diperkenankan mempresentasikan makalahnya, semata karena alasan akademis.
Sementara media Bumi Syam memberitakan lain, yang kemudian dinukil dan disebar sedemikian massif oleh media takfiri lainnya. Disebutkan, Umar Shahab, kabur dari ruang seminar dan menolak menyampaikan materinya.
“Umar Shahab kabur, dia tidak berani berdebat dalam acara ini,” kata Sahal, salah satu saksi mata yang mengikuti seminar itu saat dihubungi oleh Bumi Syam.
Sahal yang aktivis Sunnah Defence League ini melanjutkan, Umar Shahab awalnya menganggap acara seminar ini sekadar taqrib untuk perdamaian antara kaum Syiah dan Islam. Namun, rupanya panitia meminta dia untuk mengakui kesyiahan dirinya di hadapan khalayak umum.
“Tapi dia menolak, kabur, dan memilih untuk tidak mengikuti acara ini,” ujar Sahal. Dia  mengatakan Umar Shahab datang bersama massa dari Ahlul Bait Indonesia (ABI).
Oleh Arrahmah.com kedua berita yang sangat kontradiktif tersebut dimuat hampir bersamaan. Pada pukul 18:13 tanggal 5 November 2013, media tersebut menurunkan berita dengan tajuk, "Umar Shahab Kabur saat Diminta Akui Dirinya Syiah," dan pada pukul 20:13 di hari yang sama, Arrahmah.com menulis berita, "Makalahnya Provokatif dan Tidak Ilmiah, Umar Shahab Dilarang Bicara."
Jadi kenyaatan yang sebenarnya yang terjadi yang mana?. Umar Shahab kabur dan menolak mengakui dirinya Syiah sebagaimana yang diberitakan Bumi Syam yang dinukil Arrahmah.com, atau Umar Shahab dilarang bicara oleh panitia karena makalahnya berjudul, “Saksikan Aku adalah Syiah”, -yang justru pengakuan tegas beliau, bahwa petinggi ormas Syiah tersebut adalah Syiah- dinilai tidak akademis dan tidak ilmiah, dan karena itu beliau meninggalkan seminar, sebagaimana juga diberitakan kembali oleh Arrahmah.com.
Salah seorang saksi mata yang tidak ingin identitasnya dipublikasikan mengatakan, makalah DR. Umar Shahab telah dibundel oleh panitia bersamaan dengan makalah empat pembicara lainnya dan dibagikan kepada para peserta seminar, yang menunjukkan panitia dari awal telah menyepakati makalah DR. Umar Shahab tersebut, jika sejak awal memang tidak memenuhi standar  dan kriteria sebagaimana yang dikehendaki panitia, panitia seyogyanya telah menyampaikan kepada DR. Umar Shahab sebelum acara seminar berlangsung. "Alasan makalah itu tipis, tidak ilmiah, dan tidak ada catatan kakinya hanyalah akal-akalan panitia untuk mencegah DR. Umar memberikan argument-argumennya dan memberikan bantahannya terhadap berbagai tuduhan yang ditujukan kepada Syiah, toh Al-Qur'an juga tidak ada catatan kakinya, apa lantas jadi tidak ilmiah?. Pelarangan tokoh Syiah untuk bicara justru menunjukkan merekalah yang pengecut dan kabur dari kenyataan, tetapi tetap terus menyebar fitnah yang tidak bisa mereka pertanggungjawabkan." Ungkapnya dengan rasa kecewa.   
Selain Umar Shahab ada empat pembicara lainnya yang diundang mengisi seminar yang berlangsung selama sehari itu yang kesemuanya diberikan kesempatan berbicara dan memaparkan makalahnya. Mereka adalah Ust. Drs. Subki Saiman, MA (Pengkaji Sunni dan Syiah), DR. H. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, MM (Akademisi), DR. Fuad Jabali, MA (Direktur Lembaga Penelitian UIN Sjarif Hidayatullah, Jakarta), dan Ust. Drs. Muhammad Thalib (Amir Majelis Mujahidin). http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=479223
Komentar Pembaca
- takfiri selalu memutar balikan fakta] kejadian dialog sampang juga begitu. Ustadz syiah tidk diberi kesempatan berbicara tapi kemudian dituduh tidak berani. Keji sekali yang mereka lakukan. Fitnah yang menjadi garda depan perjuangan mereka. Apakah seperti ini islam yang diajarkan Rasulullah [Haidar]

- Ambilah sebuah buku tulis dan pena lalu tulislah dengan akurat setiap pikiran yang terlintas, perasaan2 yang terpapar, kata hati yang terbesit dan gerakan2 yang diperbuat secara rinci, akurat dan mendetail dalam 5 menit yang lalu dan 5 menit kedepan !
Jawabnya : tidak bisa dan tidak tahu! Kenapa ? Lalu makhluk mana kira-kira yang bisa dan tahu (tentang itu),baik pada dirinya dan pada semua makhluk-makhluk yang ada?
Jika setiap makhluk tidak mampu menulis secara mendetail dan akurat setiap pikiran-pikiran yang terlintas,kata-kata hati yang terbesit,perasaan-perasaan yang terpapar, gerakan-gerakan yang terjadi pada dirinya sendiri baik masa yang lalu maupun yang depan? Bagaimana dengan Allah Swt Pencipta setiap makhluk itu,mungkinkah dia itu juga tidak tahu menahu?
Jika begitu anggapannya jadi siapa yang tau persis (tentang itu semua secara rinci dan mendetail) dan yang mengendalikan segala sesuatu didalam semesta ini? Milik siapakah segala sesuatu itu, selain Allah Swt? Apakah kelebihan manusia-manusia padahal tidak tau semua yang telah terjadi dan yang akan terjadi pada dirinya sendiri selain kesesatan dan ketidaktahuan?
Jika saja kita mau sedikit berpikir maka kita sadar dan betapa lemahnya kita demikian juga dengan makhluk semuanya , maka salahkah kita jika “menyerah” kepada Allah Swt Pencipta kita dan alam semesta ini yang mengetahui apa yang ada dibelakang “ semua yang telah terjadi dan kedepan “yang akan terjadi”? atas kita dan semua ciptaanNYA, seraya bersyukur dan bersabar atas semua ketetapanNYA?
Menjadi cerdaslah! Dengan berpikir kenapa kita bisa berpikir? Demikian juga dengan seluruh manusia? dan Dimana tercatat semua pikiran itu jika kitalupa atau otak kita sudah jadi tanah atau abu? dan Dimana pula perbendaharaan pikiran2, ide2 itu sebelum terlintas diotak2 manusia selama ini padahal sebelumnya mereka2 tidak tau?
Jika seseorang bersaksi : tidak ada ilah ‘’Penguasa,Yang Kuasa selain Allah Swt’’ dan yakin dia hanyalah hamba yang tidak punya daya upaya “kuasa” kecuali dengan pertolongan Allah Swt serta mengikhlaskan yang ada dalam surat Al Iqhlas tanpa syarat : seperti Allah itu Ahad “Tunggal” tanpa sekutu “Allah DIA yang dibutuhkan,”Tanpa perlu pihak ketiga” DIA tidak beranak dan diperanakkan dan tidak ada satu pun yang setara dan menyerupaiNYA, sebab Allah Swt tidak bisa dilihat,tidak terjangkau pikiran/dikhayalkan!
Apakah orang-orang yang mengimani seperti yang demikian itu sesat, keliru dan perlu diluruskan sebab dia hanya berserah diri hanya kepada Allah Swt saja dan mengadu (curhat) setiap permasalahannya dan meminta langsung kepada Allah Swt Penciptanya,pemiliknya yang faham atas setiap pikiran,perasaan dan kata hatinya tanpa perlu perantara,wali atau pihak ketiga! Sebab dia berpikir siapakah yang bisa menolongnya nanti ketika dia berada didalam kesendirian dan kesunyian misalnya ketika sakaratul maut, dalam kubur,dll ! Salahkah jika dia membina hubungan langsung dengan Allah Swt mulai sejak dini?
Inilah contoh akidah orang-orang yang telah menjalani di shirattal mustaqiim “Jalan Yang Lurus” yang pasti tidak sesat bahkan justru tengah meniti di Jalan Yang Lurus “shirratal mustaqiim” yang telah diberi nikmat oleh Allah Swt yang diminta dan diidam2kan orang dalam Al Fatihah disetiap shalatnya ( Barang siapa yang mentaati Allah dan rasul maka mereka bersama-sama orang yang Allah telah beri nikmat atas mereka yaitu para Nabi, para Shidiq “Orang-orang Benar dan Jujur” para Syuhada “Pejuang Agama yang Ikhlas” dan para Shalihin” pelaku kebajikan” (Qs : An Nisa : 69-70)
Tiga Musuh Besar bagi Manusia2 yang Berakal yang wajib diwaspadainya:
1. Hawa Nafsu"keinginan2 keji dan mungkar yang terbit dari dalam dirinya sendiri.
2. Orang2 yang merayu kita untuk mengabdi, menyembah dan minta pertolongan, perlindungan serta berharap kepada Rabb2" Tuan2" dan Ilah2"Penguasa2" yang lain selain dari Allah Swt Yang Tunggal, Pencipta, Pemilik "Rabb" dan Penguasa Mutlak alam semesta dan segala2nya!
3.Siapapun yang mengajak kita untuk menipu, menganiaya/menyakiti, merugikan, menyusahkan, baik diri sendiri dan orang lain!
Apakah yang akan kita sebut bagi: Orang2 yang diberi akal tetapi tidak digunakan untuk berpikir, memilah dan memilih yang terbaik bagi dirinya? Dan Orang2 yang diberi hati tetapi tidak digunakan untuk memahami danmewaspadai demi kemaslahatan dunia dan akhiratnya? Serta Orang2 yang punya perasaan tetapi enggan merasakan perasaan2 orang lainnya?
Umpama hati adalah kebun dan agama/ideology adalah tanaman utamanya, jika bibit yang disemai adalah kepedihan, kebencian, dendam, serakah, iri dan dengki pasti tidak akan tumbuh kecuali sosok-sosok yang hanya pembuat kerusakan2 dan pertumpahan darah dibumi sejak dulu kala, yang demikian itulah yang tidak akan dilakukan “manusia sejati” sebab mereka dibekali akal yang lurus , hati nurani dan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
Ketauhilah Jika kita ingin menuai KasihSayang dan Kebahagian yang berkekalan dari Allah Swt maka tanamlah sejak dini bibit2 syukur kepada Allah Swt dalam hati, dilisan dan perbuatan2, yang kelak Pasti akan berbuah ketenangan, kebajikan2 dan kebahagiaan2 baik pada diri sendiri maupun kepada sesama! Guna mengajar cara2 bersyukur yang benar dan lurus dan mengingatkannya Itulah misi para Nabi dan Rasul diutus sejak awal kemanusian.
Sebaliknya jika manusia ingin menuai Murka dan Azab Allah Swt, baik didunia dan akhirat maka tanamlah bibit2 Keingkaran, kebencian atas semua KasihSayangNYA selama ini baik dalam hati, lisan dan perbuatan dan Pasti keberadaan mereka hanya akan merugikan dan menyusahkan baik dirinya sendiri maupun orang lain! Untuk mengajar inilah diciptakanNYA iblis dan syetan2 sebagai ujian!
Jika ada orang2 yang meyakini dengan seyakin2nya bahwa mereka berasal dari Allah dan dilahirkan kedunia ini untuk mengabdi kepada Allah Swt sesuai dengan batas umur yang ditentukanNYA, kemudian mereka akan mati dan kembali kepada Allah dan dalam menjalani kehidupannya mereka mengamalkan ibadah2 yang diperintahkanNYA dengan sungguh2 ”khusyuk” lalu mereka berprilaku jujur, amanah, tabligh dan cerdas serta suka menolong sesama dengan ikhlas karena Allah, “sebagai tebusan atas jiwa mereka yang telah tergadai disisi Allah Swt!” Dengan Iman yang benar , Perbuatan yang baik dan mengharapkan Kerelaan dari Rabbnya agar kelak menjadi hamba yang merdeka didalam SurgaNYA kelak, sebab “ Siapakah yang dapat memberi pertolongan disisi Allah Swt tanpa ijinNYA?”
Dan merekapun merasa tidak memiliki apapun dibumi ini kecuali Allah Swt. Sebab mereka tau Kepunyaan Allah lah segala sesuatunya, mereka sadar bahwa mereka hamba dan Allah Swt adalah Rabb=Tuan=Pemilik mereka yang setiap saat mengawasi mereka , mereka patuh dan tidak mengingkariNYA dan setia kepada Rabbnya tidak menduakanNYA atau menghianatiNYA, mereka bangga dan bersyukur kepada Rabb “Tuan”nya dengan mendirikan shalat untuk mengingat Rabb nya sebagai wujud syukur dan memohon bimbingan dan pimpinanNYA, mereka tidak butuh sosok2 lain untuk menebus jiwa mereka disisi Allah kecuali berharap dari Allah sendiri sehingga mereka tetap beriman dan berbuat berbagai kebajikan yang bermanfaat bagi mereka, oranglain dan makhluk seluruhnya dan merekapun tidak takut kecuali kepada Allah sebab mereka mengenalNYA. Dan manusia hanya bisa menyiksa dan menyakiti orang yang masih hidup saja tetapi Allah Swt Kuasa menyiksa orang2 yang hidup dan orang2 yang sudah mati!
Mereka bersaksi bahwa La Illaha Illallah = Tidak ada “Penguasa,Yang Kuasa” selain Allah, sedangkan mereka meyakini mereka tidak ada daya dan upaya “kuasa” kecuali dengan pertolongan Allah lalu mereka berikrar” Hanya kepada Allah kami mengabdi dan hanya kepadaNYA pula kami meminta pertolongan” sebab Allahu Shamad “Allah DIA Yang Dibutuhkan” contoh ketika nanti sakaratul maut siapa yang kuasa menolong kita, dalam kubur yang gelap, dll.
Apakah keimanan dan perbuatan2 orang2 yang demikian ini dimurkai, sesat dan perlu diluruskan atau dipindah agamakan atau perlu dipindah pemahaman sehingga mereka harus menyembah dan berharap kepada mahkluk dengan berbagai kebodohaan & kelemahan2 yang telah diurai diatas? Atau kepada sesuatu atau patung2 yang bahkan tidak ada "otaknya" sama sekali ? Siapa kenyataannya yang sesat dan telah membuat kekacauan dimuka bumi selama ini?
Kenapa Allah Swt memenuhi dan membiarkan keinginan2 dan keingkaran dari pengikut2 iblis “penjahat2” untuk membuat berbagai kerusakan2 dan pertumpahan darah dimuka bumi selama ini? Sebab demi janji Allah Swt kepada iblis dahulu. Namun perjanjian itu ada batas waktunya lagi sudah hampir dan ketika batas waktu itu berakhir dengan ijin Allah, maka iblis akan menggiring pengikutnya” yang telah menjadi miliknya” beramai2 seperti hewan ternak kedalam neraka! 
Dan Allah Swt juga telah berjanji kepada manusia2 yang beriman dan berbuat kebajikan untuk mewarisi bumi ini hingga tiba masa “KESUDAHANNYA” sebab akhirnya akan kembali awal tujuan manusia diciptakan dimuka bumi ini.
Dalam pandangan Allah Swt dan manusia; Apakah ada kelebihan/keistimewaan org2 yang berjanggut,bersorban dan berjubah dengan yang Tidak? Yah, ada yaitu janggut,sorban dan jubah saja! Sebagaimana Tidak Ada Kelebihan/Keistimewaan org Arab dan yg non Arab, dll. Kecuali Imam dan Taqwa kepada Allah Swt serta Amal2 Kebajikannya yg bermanfaat bagi sesama!
Perbedaan Injil Perjanjian Lama dan Injil Perjanjin Baru : 
Injil Perjanjian Lama adalah Perjanjian antara Allah " Pencipta, Pemilik, Pemelihar, Penguasa Alam semesta dan segala isinya" dengan Manusia ciptaanNYA yang telah ingkar dan memberontak kepadaNYA agar bertobat dari perbuatan2 dosa serta patuh dan setia "Tidak menduakanNYA" dan beriman"percaya" kepada Allah dan para Utusan2NYA dan Inilah Injil Perjanjian Lama: 
Markus 12:31 Jawab Isa as: Hukum yang Pertama dan Terutama ialah: Dengarlah Hai Orang Israel, Allah "kita" itu Satu/Tunggal"! Dan Yang sama dengan itu ialah: "Cintailah Allah "Penciptamu", dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.!
Dan Inilah Injil Perjanjian Baru yaitu : Perjanjian antara iblis yang telah dikutuk itu dengan para pengikutnya yaitu anak-anak iblis dan anak cucu Adam agar mengingkari Ajaran dan Hukum dari Para Nabi juga yang telah disampaikan oleh Isa as,agar tidak perlu bertobat kepada Allah dan Jangan percaya kepada Allah juga para utusan2NYA termasuk perkataan2 Isa as sendiri!(antichrist)
inilah Injil Perjanjian Baru: IBRANI 6:1: Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas "Pertama dari ajaran Kristus” dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia dan Dasar Kepercayaan Kepada Allah.
(10) Maka berkatalah Isa as kepada iblis :
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Allah, dan
hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Oleh : Muhammad Dharmawan
Banda Aceh , 9 November 2013

[Muhammad Dharmawan]

- Itulah kebiasaan mereka...hanya mau menang sendiri meski salah n pintar memutarbalikkan fakta.. [Abdullah]

- mengapa mereka tidak bisa jujur dalam mengkaji tentang Syi'ah. padahal hujjah kebenaran syiah sangat jelas, baik dalam al-Qur'an maupun al-Sunnah (Hadits) [santoso nashrudin]

Tokoh Pembenci Syiah Tergagap Ditanya MUI Sul-Sel

Prof Rahim Pengurus MUI Sul-Sel, mempertanyakan jika benar buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia" resmi terbitan MUI Pusat, mestinya di buku itu ada surat resmi, kop surat, dan stempel MUI Pusat. Demikian juga, jika benar resmi, mestinya juga ditandatangani ketua MUI Pusat sekarang. Dan Said Shamad hanya tergagap tidak mampu menjawab. 

 Tokoh Pembenci Syiah Tergagap Ditanya MUI Sul-Sel
Menurut Kantor Berita ABNA, Ust Said Samad tergagap. Beliau tak punya kata lagi untuk diucap. Lisan beliau seperti saluran air yang tersumbat. Informasi yang selama inidisebarluaskan oleh kelompok takfiri di Indonesia mengenai buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia", yang katanya diterbitkan MUI Pusat, akhirnya tamat. Di depan Prof. Dr. H. Rahim Yunus, MA, yang juga adalah Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Selatan, Ust Said Samad yang aktif menyebarluaskan informasi sepihak ini, ketika ditanya satu pertanyaan kecil saja, akhirnya tak bisa menjawab.
Kejadian itu berlangsung di tengah-tengah acara Talk Show Muharram yang diadakan oleh MUI Sulsel bekerjasama dengan group Fajar, bertempat di gedung Graha Pena lt. 4 Makassar, tanggal 8 Nopember 2013 kemarin. Diskusi bertema Reaktualisasi Tahun Baru Islam dan Asal Usul Peringatan Hari Asyura tersebut menghadirkan beberapa orang pembicara dari kalangan ulama di Sulawesi Selatan. Hadir di antaranya AGH Dr. (HC) M. Sanusi Baco, Lc (ketua umum MUI Sulsel), Prof. Dr. H. Abd Rahim Yunus, MA (wakil ketua umum MUI Sulsel), Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag. (guru besar hadis UIN Alauddin Makassar), serta Dr. H. Muammar Bakry, MA. Selain pembicara di atas, turut juga diundang sebagai penanggap Ust Said Samad (LPPI Indtim), Ust Ikhwan Abdul Jalil (Wahdah Islamiyyah), Ust Syamsuddin Baharuddin (IJABI) serta Ishak Ngeljaratan (budayawan) dan Prof. Dr. Arfin Hamid, MA. 
Di sesi tanggapan itulah, seperti biasa, Ust Said Samad kembali menggugat Syiah. Pada kesempatan kali ini, merasa punya amunisi baru, beliau menunjukkan dan mengutip buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia" yang disebut terbitan resmi MUI Pusat. Sayangnya, buku yang semula diharapkan menjadi amunisi itu justru menjadi bumerang. 
Menanggapi hal tersebut Gurutta Sanusi Baco tidak mengomentari gugatan Ust Said Samad tersebut. Beliau justru menasehati bahwa salah satu akhlak dalam berbicara atau berdiskusi adalah berbicara sesuai dengan tema. Ini sindiran halus kepada Ust Said Samad yang dimana saja dan kapan saja, setiap ujung pembicaraannya adalah menggugat dan menghujat Syiah. Apalagi sebelumnya, Gurutta Sanusi Baco sudah menyampaikan bahwa bulan Muharram adalah bulan ukhuwwah. Demikian juga yang disampaikan Prof Rahim bahwa salah satu dari empat bulan suci yang didalamnya dilarang berperang dan berselisih menurut Alquran, adalah bulan Muharram.
Tanggapan yang pedas justru datang dari Prof Rahim. Menjawab Ust Said Samad, beliau mengatakan bahwa buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia" yang katanya diterbitkanMUI Pusat itu tidak benar. Buku tersebut bukan terbitan resmi MUI Pusat seperti yang disebutkan Ust Said Samad. Buku tipis itu pernah diedarkan di rakernas MUI, tetapi kemudian ditarik kembali karena dinilai akan memicu perpecahan ummat. Bahkan, tambah Prof Rahim, Ketua Umum MUI Pusat KH Sahal Mahfudz juga tidak setuju dengan terbitnya buku tersebut.

Merasa tidak puas, sehabis diskusi, Ust Said Samad mendatangi Prof Rahim dan memperjelas duduk persoalan buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia" tersebut. Beliau kembali menegaskan bahwa buku itu resmi karena disitu ada Prof Baharun yang juga pengurus MUI, demikian pula beberapa pengurus MUI Pusat lainnya. Tapi Prof Rahim hanya berkomentar singkat. Kata Prof Rahim, jika benar buku itu resmi terbitan MUI Pusat, mestinya di buku itu ada surat resmi, kop surat, dan stempel MUI Pusat. Demikian juga, jika benar resmi, mestinya juga ditandatangani ketua MUI Pusatsekarang. Dan ketika Ust Said Samad membuka buku tersebut, memang tidak ada indikasi yang disebutkan oleh Prof Rahim tersebut.
Jika sikap resmi MUI tidak menerima buku tersebut, bagaimana dengan sikap Anda?http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=479781
Komentar Pembaca
- TERANG IMAN
Ambilah sebuah buku tulis dan pena lalu tulislah dengan akurat setiap pikiran yang terlintas, perasaan2 yang terpapar, kata hati yang terbesit dan gerakan2 yang diperbuat secara rinci, akurat dan mendetail dalam 5 menit yang lalu dan 5 menit kedepan !
Jawabnya : tidak bisa dan tidak tahu! Kenapa ? Lalu makhluk mana kira-kira yang bisa dan tahu (tentang itu),baik pada dirinya dan pada semua makhluk-makhluk yang ada?
Jika setiap makhluk tidak mampu menulis secara mendetail dan akurat setiap pikiran-pikiran yang terlintas,kata-kata hati yang terbesit,perasaan-perasaan yang terpapar, gerakan-gerakan yang terjadi pada dirinya sendiri baik masa yang lalu maupun yang depan? Bagaimana dengan Allah Swt Pencipta setiap makhluk itu ,mungkinkah dia itu juga tidak tahu menahu?
Jika begitu anggapannya jadi siapa yang tau persis (tentang itu semua secara rinci dan mendetail) dan yang mengendalikan segala sesuatu didalam semesta ini? Milik siapakah segala sesuatu itu, selain Allah Swt? Apakah kelebihan manusia-manusia padahal tidak tau semua yang telah terjadi dan yang akan terjadi pada dirinya sendiri selain kesesatan dan ketidaktahuan?
Jika saja kita mau sedikit berpikir maka kita sadar dan betapa lemahnya kita demikian juga dengan makhluk semuanya , maka salahkah kita jika “menyerah” kepada Allah Swt Pencipta kita dan alam semesta ini yang mengetahui apa yang ada dibelakang “ semua yang telah terjadi dan kedepan “ yang akan terjadi” atas kita dan semua ciptaanNYA, seraya bersyukur dan bersabar atas semua ketetapanNYA?
Renungkanlah betapa dekatnya DIA bahkan lebih dekat dari diri kita sendiri ! dan lebih tau tentang diri kita daripada diri kita sendiri! 
Menjadi cerdaslah! Dengan berpikir kenapa kita bisa berpikir? Demikian juga dengan seluruh manusia? dan Dimana tercatat semua pikiran itu jika kitalupa atau otak kita sudah jadi tanah atau abu? dan Dimana pula perbendaharaan pikiran2, ide2 itu sebelum terlintas diotak2 manusia selama ini padahal sebelumnya mereka2 tidak tau?
Jika seseorang bersaksi : tidak ada ilah ‘’Penguasa,Yang Kuasa selain Allah Swt’’ dan yakin dia hanyalah hamba yang tidak punya daya upaya “kuasa” kecuali dengan pertolongan Allah Swt serta mengikhlaskan yang ada dalam surat Al Iqhlas tanpa syarat : seperti Allah itu Ahad “Tunggal” tanpa sekutu “Allah DIA yang dibutuhkan,”Tanpa perlu pihak ketiga” DIA tidak beranak dan diperanakkan dan tidak ada satu pun yang setara dan menyerupaiNYA, sebab Allah Swt tidak bisa dilihat,tidak terjangkau pikiran/dikhayalkan!
Apakah orang-orang yang mengimani seperti yang demikian itu sesat, keliru dan perlu diluruskan sebab dia hanya berserah diri hanya kepada Allah Swt saja dan mengadu (curhat) setiap permasalahannya dan meminta langsung kepada Allah Swt Penciptanya,pemiliknya yang faham atas setiap pikiran,perasaan dan kata hatinya tanpa perlu perantara,wali atau pihak ketiga! Sebab dia berpikir siapakah yang bisa menolongnya nanti ketika dia berada didalam kesendirian dan kesunyian misalnya ketika sakaratul maut, dalam kubur,dll ! Salahkah jika dia membina hubungan langsung dengan Allah Swt mulai sejak dini?
Inilah contoh akidah orang-orang yang telah menjalani di shirattal mustaqiim “Jalan Yang Lurus” yang pasti tidak sesat bahkan justru tengah meniti di Jalan Yang Lurus “shirratal mustaqiim” yang telah diberi nikmat oleh Allah Swt yang diminta dan diidam2kan orang dalam Al Fatihah disetiap shalatnya ( Barang siapa yang mentaati Allah dan rasul maka mereka bersama-sama orang yang Allah telah beri nikmat atas mereka yaitu para Nabi, para Shidiq “Orang-orang Benar dan Jujur” para Syuhada “Pejuang Agama yang Ikhlas” dan para Shalihin” pelaku kebajikan” (Qs : An Nisa : 69-70)
Tiga Musuh Besar bagi Manusia2 yang Berakal yang wajib diwaspadainya:
1. Hawa Nafsu"keinginan2 keji dan mungkar yang terbit dari dalam dirinya sendiri.
2. Orang2 yang merayu kita untuk mengabdi, menyembah dan minta pertolongan, perlindungan serta berharap kepada Rabb2" Tuan2" dan Ilah2"Penguasa2" yang lain selain dari Allah Swt Yang Tunggal, Pencipta, Pemilik "Rabb" dan Penguasa Mutlak alam semesta dan segala2nya!
3.Siapapun yang mengajak kita untuk menipu, menganiaya/menyakiti, merugikan, menyusahkan, baik diri sendiri dan orang lain!
Apakah yang akan kita sebut bagi: Orang2 yang diberi akal tetapi tidak digunakan untuk berpikir, memilah dan memilih yang terbaik bagi dirinya? Dan Orang2 yang diberi hati tetapi tidak digunakan untuk memahami danmewaspadai demi kemaslahatan dunia dan akhiratnya? Serta Orang2 yang punya perasaan tetapi enggan merasakan perasaan2 orang lainnya?
Umpama hati adalah kebun dan agama/ideology adalah tanaman utamanya, jika bibit yang disemai adalah kepedihan, kebencian, dendam, serakah, iri dan dengki pasti tidak akan tumbuh kecuali sosok-sosok yang hanya pembuat kerusakan2 dan pertumpahan darah dibumi sejak dulu kala, yang demikian itulah yang tidak akan dilakukan “manusia sejati” sebab mereka dibekali akal yang lurus , hati nurani dan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
Ketauhilah Jika kita ingin menuai KasihSayang dan Kebahagian yang berkekalan dari Allah Swt maka tanamlah sejak dini bibit2 syukur kepada Allah Swt dalam hati, dilisan dan perbuatan2, yang kelak Pasti akan berbuah ketenangan, kebajikan2 dan kebahagiaan2 baik pada diri sendiri maupun kepada sesama! Guna mengajar cara2 bersyukur yang benar dan lurus dan mengingatkannya Itulah misi para Nabi dan Rasul diutus sejak awal kemanusian.
Sebaliknya jika manusia ingin menuai Murka dan Azab Allah Swt, baik didunia dan akhirat maka tanamlah bibit2 Keingkaran, kebencian atas semua KasihSayangNYA selama ini baik dalam hati, lisan dan perbuatan dan Pasti keberadaan mereka hanya akan merugikan dan menyusahkan baik dirinya sendiri maupun orang lain! Untuk mengajar inilah diciptakanNYA iblis dan syetan2 sebagai ujian!
Jika ada orang2 yang meyakini dengan seyakin2nya bahwa mereka berasal dari Allah dan dilahirkan kedunia ini untuk mengabdi kepada Allah Swt sesuai dengan batas umur yang ditentukanNYA, kemudian mereka akan mati dan kembali kepada Allah dan dalam menjalani kehidupannya mereka mengamalkan ibadah2 yang diperintahkanNYA dengan sungguh2 ”khusyuk” lalu mereka berprilaku jujur, amanah, tabligh dan cerdas serta suka menolong sesama dengan ikhlas karena Allah, “sebagai tebusan atas jiwa mereka yang telah tergadai disisi Allah Swt!” Dengan Iman yang benar , Perbuatan yang baik dan mengharapkan Kerelaan dari Rabbnya agar kelak menjadi hamba yang merdeka didalam SurgaNYA kelak, sebab “ Siapakah yang dapat memberi pertolongan disisi Allah Swt tanpa ijinNYA?”
Dan merekapun merasa tidak memiliki apapun dibumi ini kecuali Allah Swt. Sebab mereka tau Kepunyaan Allah lah segala sesuatunya, mereka sadar bahwa mereka hamba dan Allah Swt adalah Rabb=Tuan=Pemilik mereka yang setiap saat mengawasi mereka , mereka patuh dan tidak mengingkariNYA dan setia kepada Rabbnya tidak menduakanNYA atau menghianatiNYA, mereka bangga dan bersyukur kepada Rabb “Tuan”nya dengan mendirikan shalat untuk mengingat Rabb nya sebagai wujud syukur dan memohon bimbingan dan pimpinanNYA, mereka tidak butuh sosok2 lain untuk menebus jiwa mereka disisi Allah kecuali berharap dari Allah sendiri sehingga mereka tetap beriman dan berbuat berbagai kebajikan yang bermanfaat bagi mereka, orang lain dan makhluk seluruhnya dan merekapun tidak takut kecuali kepada Allah sebab mereka mengenalNYA. Bukankah manusia hanya bisa menyiksa dan menyakiti orang yang masih hidup saja tetapi Allah Swt Kuasa menyiksa orang2 yang hidup dan orang2 yang sudah mati!
Mereka bersaksi bahwa La Illaha Illallah = Tidak ada “Penguasa,Yang Kuasa” selain Allah, sedangkan mereka meyakini mereka tidak ada daya dan upaya “kuasa” kecuali dengan pertolongan Allah lalu mereka berikrar” Hanya kepada Allah kami mengabdi dan hanya kepadaNYA pula kami meminta pertolongan” sebab Allahu Shamad “Allah DIA Yang Dibutuhkan” contoh ketika nanti sakaratul maut siapa yang kuasa menolong kita, dalam kubur yang gelap, dll.
Apakah keimanan dan perbuatan2 orang2 yang demikian ini dimurkai, sesat dan perlu diluruskan atau dipindah agamakan atau perlu dipindah pemahaman sehingga mereka harus menyembah dan berharap kepada mahkluk dengan berbagai kebodohaan & kelemahan2 yang telah diurai diatas? Atau kepada sesuatu atau patung2 yang bahkan "otaknya" aja tidak ada sama sekali ? Siapa kenyataannya yang sesat dan telah membuat kekacauan dimuka bumi selama ini?
Kenapa Allah Swt memenuhi dan membiarkan keinginan2 dan keingkaran dari pengikut2 iblis “penjahat2” untuk membuat berbagai kerusakan2 dan pertumpahan darah dimuka bumi selama ini? Sebab demi janji Allah Swt kepada iblis dahulu. Namun perjanjian itu ada batas waktunya lagi sudah hampir dan ketika batas waktu itu berakhir dengan ijin Allah, maka iblis akan menggiring pengikutnya” yang telah menjadi miliknya” beramai2 seperti hewan ternak kedalam neraka! 
Dan Allah Swt juga telah berjanji kepada manusia2 yang beriman dan berbuat kebajikan untuk mewarisi bumi ini hingga tiba masa “KESUDAHANNYA” sebab akhirnya akan kembali keawal rencana dan tujuan manusia diciptakan dimuka bumi ini.
Dalam pandangan Allah Swt dan manusia; Apakah ada kelebihan/keistimewaan org2 yang berjanggut,bersorban dan berjubah dengan yang Tidak? Yah, ada yaitu janggut,sorban dan jubah saja! Sebagaimana Tidak Ada Kelebihan/Keistimewaan org Arab dan yg non Arab, dll. Kecuali Imam dan Taqwa kepada Allah Swt serta Amal2 Kebajikannya yg bermanfaat bagi sesama!
Perbedaan Injil Perjanjian Lama dan Injil Perjanjin Baru : 
Injil Perjanjian Lama adalah Perjanjian antara Allah " Pencipta, Pemilik, Pemelihar, Penguasa Alam semesta dan segala isinya" dengan Manusia ciptaanNYA yang telah ingkar dan memberontak kepadaNYA agar bertobat dari perbuatan2 dosa serta patuh dan setia "Tidak menduakanNYA" dan beriman"percaya" kepada Allah dan para Utusan2NYA dan Inilah Injil Perjanjian Lama: 
Markus 12:31 Jawab Isa as: Hukum yang Pertama dan Terutama ialah: Dengarlah Hai Orang Israel, Allah "kita" itu Satu/Tunggal"! Dan Yang sama dengan itu ialah: "Cintailah Allah "Penciptamu", dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.!
Dan Inilah Injil Perjanjian Baru yaitu : Perjanjian antara iblis yang telah dikutuk itu dengan para pengikutnya yaitu anak-anak iblis dan anak cucu Adam agar mengingkari Ajaran dan Hukum dari Para Nabi juga yang telah disampaikan oleh Isa as,agar tidak perlu bertobat kepada Allah dan Jangan percaya kepada Allah juga para utusan2NYA termasuk perkataan2 Isa as sendiri!(antikristus)
inilah Injil Perjanjian Baru: IBRANI 6:1: Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas "Pertama dari ajaran Kristus” dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia dan Dasar Kepercayaan Kepada Allah.
(10) Maka berkatalah Isa as kepada iblis :
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Allah, dan
hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Oleh : Muhammad Dharmawan 

[Muhammad Dharmawan] 

Tidak Ada Hak bagi Siapapun Menghalangi Peringatan Tragedi Asyura

"Agama kita menyeru untuk tetap menaruh hormat kepada Ahli Kitab dari kalangan Kristiani dan Yahudi mengenai perayaan hari besar keagamaan mereka. Maka apa hak golongan Salafi/Wahabi untuk menyerang majelis-majelis Syiah semata-mata karena mereka mempunyai mazhab yang berbeda?." 

 Tidak Ada Hak bagi Siapapun Menghalangi Peringatan Tragedi Asyura
Menurut Kantor Berita ABNA,  mantan pengurus Majelis Fatwa Al-Azhar, Syeikh Ali Abul Hasan menyikapi sikap brutal kaum takfiri yang berusaha mencegah dan menghalang-halangi umat Syiah dan para pecinta Ahlul Bait untuk mengenang kesyahidan Imam Husain as, berkata, "Tidak ada pihak manapun yang berhak menghalangi Syiah dari menghidupkan menghidupkan peringatan hari kesyahidan Husain bin Ali yang dikenal sebagai 'Majelis Duka Asyura'."
Pernyataan tersebut disampaikan ulama besar Mesir tersebut di Maidan Al Husaini di kota Kairo Mesir. Selain itu beliau juga menyatakan secara tegas menolak dan mengecam niat kelompok takfiri dari kalangan Wahabi/Salafi yang berencana menyerang dan membubarkan setiap majelis Asyura yang akan diselenggarakan kelompok Syiah Mesir di masjid-masjid.
Syaikh Abu Hasan menambahkan, tujuan utama kelompok ekstrim Wahabi dari upaya mereka mengharamkan dan mencegah peringatan kesyahidan imam Al Husain as adalah untuk memicu dan menyulut perselisihan dan perpecahan dikalangan umat Islam.
"Agama kita menyeru untuk tetap menaruh hormat kepada Ahli Kitab dari kalangan Kristiani dan Yahudi mengenai perayaan hari besar keagamaan mereka. Maka apa hak golongan Salafi/Wahabi untuk menyerang majelis-majelis Syiah semata-mata karena mereka mempunyai mazhab yang berbeda?." Tegasnya.
"Sesungguhnya Allah berfirman di dalam kitabNya: Untuk kamu amalan kamu dan bagi kami amalan kami. Karenanya gugatan Wahabi tidak mempunyai dukungan dari ajaran Islam yang benar." Tambahnya lagi.
Mengiyakan pernyataan Syaikh Ali Abul Hasan, Syeikh Abdul Hamid al-Athrash yang juga pernah menjabat dalam kepengurusan Majelis Fatwa Al-Azhar mengatakan, "Sesungguhnya majelis-majelis Syiah yang ingin mereka adakan di Masjid Al-Husain pada hari Kamis nanti demi memperingati kesyahidan Imam Husain bin Ali yang dikenali sebagai 'Majelis Duka Asyura', selama tidak keluar dari koridor ajaran Islam, maka tidak ada hak bagi siapapun untuk menghalangnya. Namun sekiranya majelis tersebut tidak demikian, hanya pemerintah saja yang berhak untuk menghentikan dan menanganinya.Tidak ada hak bagi masyarakat umum untuk membubarkan dan mereka tidak diizinkan melakukan hal tersebut."
Syaikh Al-Athrash mengkritik gugatan dan ancaman golongan Salafi dengan menyatakan, "Sekiranya setiap kelompok dibiarkan melakukan apa yang mereka mau tanpa campurtangan pemerintah, maka barbarisme akan menular dalam masyarakat."
Sementara itu, Syeikh Mazhar Shahin yang merupakan imam dan khatib masjid Umar Makram Mesir menegaskan, "Sudah menjadi hak Syiah untuk menghidupkan peringatan hari kesyahidan Imam Husainbin Ali, dengan syarat tidak keluar dari koridor yang dibenarkan agama. Jika hanya duduk dalam majelis di masjid atau menziarahi pemakaman, maka itu dibenarkan, selama tidak dinodai dengan perlakuan yang menyimpang ajaran Islam seperti menampar wajah dan melukai diri."
Syaikh Shahin berkata, "Sebut saja, meskipun majelis mereka menyimpang dari ajaran Islam, kelompok Salafi tetap tidak ada hak untuk membubarkan majelis mereka. Sebab main hakim sendiri ditolak oleh aturan, UU dan hukum negara."
Beberapa ulama beraliran Salafi/Wahabi telah memberikan ancaman dan ultimatum kepada Ketua Majelis Menteri-Menteri mengenai rencana warga Syiah Mesir yang akan mengadakan peringatan Asyura di Masjid al Husain Mesir pada Kamis nanti yang bertepatan dengan 10 Muharram, jika acara tersebut diizinkan oleh pemerintah mereka akan bertindak sendiri untuk membubarkan majelis tersebut.http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=480403
Revolusi Al-Husain, Inspirasi yang Tak Pernah Habis

Karbala bukanlah sebuah peristiwa sejarah yang berhenti pada 10 Muharram, tetapi merupakan titik balik yang sangat penting bagi aqidah Islam yang agung. Yang dilakukan Imam Husain as di Karbala adalah revolusi tauhid, yakni revolusi yang –menurut Ali Syariati- gugusannya dimulai oleh nabi Ibrahim as, diledakkan secara sempurna oleh Nabi Muhammad saww, dipertahankan hidup oleh Imam Husain as dan berakhir pada Imam Mahdi. 
Ismail Amin*

 Revolusi Al-Husain, Inspirasi yang Tak Pernah Habis
Karbala terletak beberapa kilo meter dari hulusungai Eufrat di barat laut Kufah. Tanah Karbala awalnya bernama Kur Babal lalu disingkat menjadi Karbala untuk memudahkan pengucapan. Kata Babal dalam nubuat Yesaya berarti gurun laut (shahra' al bahr) sebuah lembah luas yang dibelah oleh sungai Eufrat. Versi lainnya, disebut Karbala karena pada zaman Babilonia disana terdapat tempat penyembahan. Karb berarti tempat penyembahan, tempat sembahyang dan tempat suci dan kata 'Abala dalam bahasa Aramea berarti Tuhan, sehingga Karbala artinya tanah suci Tuhan. Kitab-kitab samawi sebelumnya menyebut tanah tersebut Karbala, karena dinubuatkan  di tempat inilah terjadi kesulitan dan bencana yang sangat memilukan hati. Karb dalam bahasa Arab artinya kesulitan dan bala artinya bencana. Al-Kitab, memberitakan bahwa di Karbala inilah terjadi penyembelihan yang teramat dahsyat, yang digambarkan pedang akan makan sampai kenyang dan akan puas minum darah mereka (Yeremia 46:1).
Sejarahpun mengabadikan, Karbala adalah hamparan sahara yang menyuguhkan genangan darah dan air mata suci putera-puteri Rasul. 10 Muharram 61 Hijriah, Imam Husain bersama 72 pengikutnya — termasuk di dalamnya anak-anak — syahid dibantai oleh sekitar 30.000 tentara Yazid bin Muawiyyah di padang Karbala, Irak. Kepala Imam dan para syuhada dipenggal dan diarak keliling kota. Sangat disayangkan, peristiwa tragis ini kurang mendapat apresiasi bahkan dari kaum muslimin sendiri. Diantara buku-buku sejarah yang menumpuk diperpustakaan kita, sulit kita temukan buku yang membahas pembantaian Karbala, seakan-akan peristiwa ini tidak ada pentingnya untuk dikaji dan diapresiasi, sedangkan yang dibantai secara tragis adalah Imam Husain, cucu Rasulullah yang tersisa. Rasul bersabda tentangnya, "Husain berasal dariku dan aku berasal darinya. Allah mencintai siapa yang mencintainya. Siapa menyakitinya berarti menyakitiku"
Karbala bukanlah sebuah peristiwa sejarah yang berhenti pada 10 Muharram, tetapi merupakan titik balik yang sangat penting bagi aqidah Islam yang agung. Yang dilakukan Imam Husain as di Karbala adalah revolusi tauhid, yakni revolusi yang –menurut Ali Syariati- gugusannya dimulai oleh nabi Ibrahim as, diledakkan secara sempurna oleh Nabi Muhammad saww, dipertahankan hidup oleh Imam Husain as dan berakhir pada Imam Mahdi. Ali Syariati merasa perlu mengingatkan, bahwa melupakan riwayat Imam Husain as sebagai mata rantai yang lepas dari rangkaian sejarah tidak bedanya memotong bagian tubuh manusia yang masih hidup untuk dilakukan penelitian atasnya. Perlawanan yang dikobarkan Imam Husain adalah hikayat kebebasan yang dikubur hidup-hidup oleh pisau kezaliman pada setiap zaman dan tempat. Karenanya semangat itu perlu kita hidupkan kembali.
Pentingnya Mengenang Karbala
Kebijakan Muawiyah bin Abu Sufyan mengangkat Yazid putranya sendiri sebagai khalifah atas kaummuslimin adalah awal pemicu prahara tak berkesudahan dalam tubuh umat Islam. Pengangkatan ini tidak hanya mengakhiri keagungan dan kecemerlangan Daulah Islamiyah yang telah dibangun oleh Rasulullah saww dan dijaga oleh keempat sahabat beliau yang mulia namun juga telah mengoyak-ngoyak tatanan politik Islam yang berkeadilan. Para sejarahwan menuliskan Yazid bukanlah orang yang layak menjadi khalifah, ia dzalim dan sering tampak secara terang-terangan menginjak-injak sunnah Rasulullah. Untuk memutlakkan kekuasaannya atas kaum muslimin, Yazid bin Muawiyah meminta baiat dan pengakuan dari Imam Husain as, sebagai orang yang paling alim dimasanya.
 Disinilah kondisi lebih pelik bermula, berhadapan dengan kekuatan besar dan kekuasaan Yazid, kematian adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi ketika memilih menolak berbaiat. Sebenarnya bisa saja Imam Husain as menganggap jalan menuju surga tidak hanya terbatas pada berjuang di bawah kilatan pedang. Jihad bukanlah satu-satunya jalan menuju surga, bukankah dengan hidup zuhud, menyingkirkan diri dari keramaian, menyibukkan diri dengan ibadah di sudut-sudut mesjid adalah jalan yang lebih mudah dan aman menempuh surga?. Tetapi tidak bagi al-Husain, surga bukanlah satu-satunya tujuan dan impiannya. Beliau harus melaksanakan tugas yang diemban dan taklif yang saat itu berada dipundaknya, mempertahankan kebenaran dan revolusi Islam yang telah diledakkan sang kakek. Menurut Imam Husain as, dasar kepercayaan Islam adalah kekuatan perlawanan dan pembebas. Islam tidak semata-mata memuat deretan do’a dan ibadah melainkan perlawanan yang bergelora. Mungkin dengan semangat itulah, Islam hakiki akan tampak, sebagaimana diturunkan pertama kali, menjadi pembebas bagi mereka yang berada dalam ketertindasan. Baginya, mengosentrasikan jiwa dan pikiran di sudut-sudut mesjid dan rumah-rumah kosong adalah pengkhianatan terhadap revolusi Islam. Dengan kekuatan yang tersisa, Imam Husain as mengajak keluarganya untuk memilih kematian daripada harus mengakui kekuasaan Yazid yang menumpahkan tinta lain selain Islam dalam pemerintahannya.
Imam Husain berangkat melawan untuk membela kebenaran, yakni kebenaran bagi semua umat manusia. Jadi perlawanan tersebut dengan esensinya akan terus berlangsung selama-lamanya. Dimanapun seorang melakukan perlawanan terhadap kezaliman, disitulah Karbala. Setiap tusukan pedang pada hari Asyura adalah tusukan terhadap penguasa yang dzalim pada periode kapanpun. Itulah perlawanan yang mulai membara dan terus membara selama masih ada kedzaliman di atas muka bumi, selama masih ada pemerintah yang dzalim, selama masih ada aqidah dipermainkan. Itulah perlawanan yang takkan mereda, terutama saat ini ketika intimidasi menimpa banyak bangsa, aqidah dan agama dipermainkan untuk mengokohkan kezaliman, pengrusakan dan membenarkan kebiadaban segelintir manusia atas manusia lainnya
Antoane Bara dalam bukunya The Saviour Husain dalam Kristinitas (Citra, 2007) menulis, Al-Husain adalah pelita Islam yang menerangi batin agama-agama hingga akhir zaman. Ajaran-ajaran revolusi Imam Husain, perlawanan terhadap ketidak adilan, kebebasan dan kemerdekaan jiwa, altruisme (ajaran rela berkorban) bukankah ini batin agama-agama sepanjang masa? Revolusi Al-Husain adalah lompatan keberanian dalam penjara-penjara hegemoni pada zamannya. Sebuah citarasa yang tinggi. Kalimat syahadat, La ila haillallah adalah simbol universitas kesyahidan, yakni kebebasan, tidak ada ketundukan kepada selain Allah.
Allah SWT berfirman, "Janganlah kalian mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, tetapi mereka hidup" Demikianlah Al Husain tetap hidup, hidup di sisi Allah, di dalam hati, jiwa dan pikiran orang-orang yang memerdekakan jiwanya. Hidup dalam perasaan, di atas mimbar, di dalam majelis-majelis, dalam slogan-slogan perlawanan, hidup dalam buku. Gerakan, semangat dan misi Al-Husain di Karbala, di hari Asyura akan selalu menginspirasi setiap gerakan revolusi di dunia, di setiap masa. Revolusi Al-Husainlah yang menginspirasi Mahatma Ghandi membawa rakyat India menuju pembebasan dari penjajahan Inggris. Di penghujung abad 20 Imam Khomeini telah menuntun kafilah dan semangat Asyura meruntuhkan Imperium yang berkuasa 2.500 tahun membuktikan Revolusi Al-Husain mengungguli dunia dan zaman. Kullu Yaumin As-Syura , Kullu ardin Karbala, semua hari adalah As-Syura, semua tempat adalah Karbala.
Wallahu 'alam bishshawwab
-Mahasiswa Universitas Internasional al Mustafa Republik Islam Iran
Sejumlah Pemuda Perkenalkan Imam Husain di Manchester

Sejumlah pemuda Inggris tampak giat mengkampanyekan ketokohan Imam Husain as di depan publik yang mayoritas non muslim tersebut. Imam Husain as mereka kampanyekan bukan hanya sebagai tokoh Islam namun juga pahlawan kemanusiaan yang menjadi simbol kebenaran, kehidupan dan kemanusiaan. 

 Sejumlah Pemuda Perkenalkan Imam Husain di Manchester
Menurut Kantor Berita ABNA, memasuki bulan Muharram, dibeberapa sudut penting di kota Manchester Inggris terdapat pemandangan menarik dan unik. Sejumlah pemuda Inggris tampak giat mengkampanyekan ketokohan Imam Husain as di depan publik yang mayoritas non muslim tersebut. Imam Husain as mereka kampanyekan bukan hanya sebagai tokoh Islam namun juga pahlawan kemanusiaan yang menjadi simbol kebenaran, kehidupan dan kemanusiaan.

Slogan kampanye mereka berbunyi, "The day Hussain stood for your rights", bukan hanya dipasang di spanduk-spanduk yang dibentangkan di jalan-jalan namun juga tertulis di badan bus angkutan umum sebagaimana tampak pada beberapa gambar di bawah.

Kampanya mereka lebih detail dapat dikunjungi di site berbahasa Inggris berikut:



Komentar Pembaca
- Ambilah sebuah buku tulis dan pena lalu tulislah dengan akurat setiap pikiran yang terlintas, perasaan2 yang terpapar, kata hati yang terbesit dan gerakan2 yang diperbuat secara rinci, akurat dan mendetail dalam 5 menit yang lalu dan 5 menit kedepan !
Jawabnya : tidak bisa dan tidak tahu! Kenapa ? Lalu makhluk mana kira-kira yang bisa dan tahu (tentang itu),baik pada dirinya dan pada semua makhluk-makhluk yang ada?
Jika setiap makhluk tidak mampu menulis secara mendetail dan akurat setiap pikiran-pikiran yang terlintas,kata-kata hati yang terbesit,perasaan-perasaan yang terpapar, gerakan-gerakan yang terjadi pada dirinya sendiri baik masa yang lalu maupun yang depan? Bagaimana dengan Allah Swt Pencipta setiap makhluk itu,mungkinkah dia itu juga tidak tahu menahu?
Jika begitu anggapannya jadi siapa yang tau persis (tentang itu semua secara rinci dan mendetail) dan yang mengendalikan segala sesuatu didalam semesta ini? Milik siapakah segala sesuatu itu, selain Allah Swt? Apakah kelebihan manusia-manusia padahal tidak tau semua yang telah terjadi dan yang akan terjadi pada dirinya sendiri selain kesesatan dan ketidaktahuan?
Jika saja kita mau sedikit berpikir maka kita sadar dan betapa lemahnya kita demikian juga dengan makhluk semuanya , maka salahkah kita jika “menyerah” kepada Allah Swt Pencipta kita dan alam semesta ini yang mengetahui apa yang ada dibelakang “ semua yang telah terjadi dan kedepan “yang akan terjadi”? atas kita dan semua ciptaanNYA, seraya bersyukur dan bersabar atas semua ketetapanNYA?
Menjadi cerdaslah! Dengan berpikir kenapa kita bisa berpikir? Demikian juga dengan seluruh manusia? dan Dimana tercatat semua pikiran itu jika kitalupa atau otak kita sudah jadi tanah atau abu? dan Dimana pula perbendaharaan pikiran2, ide2 itu sebelum terlintas diotak2 manusia selama ini padahal sebelumnya mereka2 tidak tau?
Jika seseorang bersaksi : tidak ada ilah ‘’Penguasa,Yang Kuasa selain Allah Swt’’ dan yakin dia hanyalah hamba yang tidak punya daya upaya “kuasa” kecuali dengan pertolongan Allah Swt serta mengikhlaskan yang ada dalam surat Al Iqhlas tanpa syarat : seperti Allah itu Ahad “Tunggal” tanpa sekutu “Allah DIA yang dibutuhkan,”Tanpa perlu pihak ketiga” DIA tidak beranak dan diperanakkan dan tidak ada satu pun yang setara dan menyerupaiNYA, sebab Allah Swt tidak bisa dilihat,tidak terjangkau pikiran/dikhayalkan!
Apakah orang-orang yang mengimani seperti yang demikian itu sesat, keliru dan perlu diluruskan sebab dia hanya berserah diri hanya kepada Allah Swt saja dan mengadu (curhat) setiap permasalahannya dan meminta langsung kepada Allah Swt Penciptanya,pemiliknya yang faham atas setiap pikiran,perasaan dan kata hatinya tanpa perlu perantara,wali atau pihak ketiga! Sebab dia berpikir siapakah yang bisa menolongnya nanti ketika dia berada didalam kesendirian dan kesunyian misalnya ketika sakaratul maut, dalam kubur,dll ! Salahkah jika dia membina hubungan langsung dengan Allah Swt mulai sejak dini?
Inilah contoh akidah orang-orang yang telah menjalani di shirattal mustaqiim “Jalan Yang Lurus” yang pasti tidak sesat bahkan justru tengah meniti di Jalan Yang Lurus “shirratal mustaqiim” yang telah diberi nikmat oleh Allah Swt yang diminta dan diidam2kan orang dalam Al Fatihah disetiap shalatnya ( Barang siapa yang mentaati Allah dan rasul maka mereka bersama-sama orang yang Allah telah beri nikmat atas mereka yaitu para Nabi, para Shidiq “Orang-orang Benar dan Jujur” para Syuhada “Pejuang Agama yang Ikhlas” dan para Shalihin” pelaku kebajikan” (Qs : An Nisa : 69-70)
Tiga Musuh Besar bagi Manusia2 yang Berakal yang wajib diwaspadainya:
1. Hawa Nafsu"keinginan2 keji dan mungkar yang terbit dari dalam dirinya sendiri.
2. Orang2 yang merayu kita untuk mengabdi, menyembah dan minta pertolongan, perlindungan serta berharap kepada Rabb2" Tuan2" dan Ilah2"Penguasa2" yang lain selain dari Allah Swt Yang Tunggal, Pencipta, Pemilik "Rabb" dan Penguasa Mutlak alam semesta dan segala2nya!
3.Siapapun yang mengajak kita untuk menipu, menganiaya/menyakiti, merugikan, menyusahkan, baik diri sendiri dan orang lain!
Apakah yang akan kita sebut bagi: Orang2 yang diberi akal tetapi tidak digunakan untuk berpikir, memilah dan memilih yang terbaik bagi dirinya? Dan Orang2 yang diberi hati tetapi tidak digunakan untuk memahami danmewaspadai demi kemaslahatan dunia dan akhiratnya? Serta Orang2 yang punya perasaan tetapi enggan merasakan perasaan2 orang lainnya?
Umpama hati adalah kebun dan agama/ideology adalah tanaman utamanya, jika bibit yang disemai adalah kepedihan, kebencian, dendam, serakah, iri dan dengki pasti tidak akan tumbuh kecuali sosok-sosok yang hanya pembuat kerusakan2 dan pertumpahan darah dibumi sejak dulu kala, yang demikian itulah yang tidak akan dilakukan “manusia sejati” sebab mereka dibekali akal yang lurus , hati nurani dan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
Ketauhilah Jika kita ingin menuai KasihSayang dan Kebahagian yang berkekalan dari Allah Swt maka tanamlah sejak dini bibit2 syukur kepada Allah Swt dalam hati, dilisan dan perbuatan2, yang kelak Pasti akan berbuah ketenangan, kebajikan2 dan kebahagiaan2 baik pada diri sendiri maupun kepada sesama! Guna mengajar cara2 bersyukur yang benar dan lurus dan mengingatkannya Itulah misi para Nabi dan Rasul diutus sejak awal kemanusian.
Sebaliknya jika manusia ingin menuai Murka dan Azab Allah Swt, baik didunia dan akhirat maka tanamlah bibit2 Keingkaran, kebencian atas semua KasihSayangNYA selama ini baik dalam hati, lisan dan perbuatan dan Pasti keberadaan mereka hanya akan merugikan dan menyusahkan baik dirinya sendiri maupun orang lain! Untuk mengajar inilah diciptakanNYA iblis dan syetan2 sebagai ujian!
Jika ada orang2 yang meyakini dengan seyakin2nya bahwa mereka berasal dari Allah dan dilahirkan kedunia ini untuk mengabdi kepada Allah Swt sesuai dengan batas umur yang ditentukanNYA, kemudian mereka akan mati dan kembali kepada Allah dan dalam menjalani kehidupannya mereka mengamalkan ibadah2 yang diperintahkanNYA dengan sungguh2 ”khusyuk” lalu mereka berprilaku jujur, amanah, tabligh dan cerdas serta suka menolong sesama dengan ikhlas karena Allah, “sebagai tebusan atas jiwa mereka yang telah tergadai disisi Allah Swt!” Dengan Iman yang benar , Perbuatan yang baik dan mengharapkan Kerelaan dari Rabbnya agar kelak menjadi hamba yang merdeka didalam SurgaNYA kelak, sebab “ Siapakah yang dapat memberi pertolongan disisi Allah Swt tanpa ijinNYA?”
Dan merekapun merasa tidak memiliki apapun dibumi ini kecuali Allah Swt. Sebab mereka tau Kepunyaan Allah lah segala sesuatunya, mereka sadar bahwa mereka hamba dan Allah Swt adalah Rabb=Tuan=Pemilik mereka yang setiap saat mengawasi mereka , mereka patuh dan tidak mengingkariNYA dan setia kepada Rabbnya tidak menduakanNYA atau menghianatiNYA, mereka bangga dan bersyukur kepada Rabb “Tuan”nya dengan mendirikan shalat untuk mengingat Rabb nya sebagai wujud syukur dan memohon bimbingan dan pimpinanNYA, mereka tidak butuh sosok2 lain untuk menebus jiwa mereka disisi Allah kecuali berharap dari Allah sendiri sehingga mereka tetap beriman dan berbuat berbagai kebajikan yang bermanfaat bagi mereka, oranglain dan makhluk seluruhnya dan merekapun tidak takut kecuali kepada Allah sebab mereka mengenalNYA. Dan manusia hanya bisa menyiksa dan menyakiti orang yang masih hidup saja tetapi Allah Swt Kuasa menyiksa orang2 yang hidup dan orang2 yang sudah mati!
Mereka bersaksi bahwa La Illaha Illallah = Tidak ada “Penguasa,Yang Kuasa” selain Allah, sedangkan mereka meyakini mereka tidak ada daya dan upaya “kuasa” kecuali dengan pertolongan Allah lalu mereka berikrar” Hanya kepada Allah kami mengabdi dan hanya kepadaNYA pula kami meminta pertolongan” sebab Allahu Shamad “Allah DIA Yang Dibutuhkan” contoh ketika nanti sakaratul maut siapa yang kuasa menolong kita, dalam kubur yang gelap, dll.
Apakah keimanan dan perbuatan2 orang2 yang demikian ini dimurkai, sesat dan perlu diluruskan atau dipindah agamakan atau perlu dipindah pemahaman sehingga mereka harus menyembah dan berharap kepada mahkluk dengan berbagai kebodohaan & kelemahan2 yang telah diurai diatas? Atau kepada sesuatu atau patung2 yang bahkan tidak ada "otaknya" sama sekali ? Siapa kenyataannya yang sesat dan telah membuat kekacauan dimuka bumi selama ini?
Kenapa Allah Swt memenuhi dan membiarkan keinginan2 dan keingkaran dari pengikut2 iblis “penjahat2” untuk membuat berbagai kerusakan2 dan pertumpahan darah dimuka bumi selama ini? Sebab demi janji Allah Swt kepada iblis dahulu. Namun perjanjian itu ada batas waktunya lagi sudah hampir dan ketika batas waktu itu berakhir dengan ijin Allah, maka iblis akan menggiring pengikutnya” yang telah menjadi miliknya” beramai2 seperti hewan ternak kedalam neraka! 
Dan Allah Swt juga telah berjanji kepada manusia2 yang beriman dan berbuat kebajikan untuk mewarisi bumi ini hingga tiba masa “KESUDAHANNYA” sebab akhirnya akan kembali awal tujuan manusia diciptakan dimuka bumi ini.
Dalam pandangan Allah Swt dan manusia; Apakah ada kelebihan/keistimewaan org2 yang berjanggut,bersorban dan berjubah dengan yang Tidak? Yah, ada yaitu janggut,sorban dan jubah saja! Sebagaimana Tidak Ada Kelebihan/Keistimewaan org Arab dan yg non Arab, dll. Kecuali Imam dan Taqwa kepada Allah Swt serta Amal2 Kebajikannya yg bermanfaat bagi sesama!
Perbedaan Injil Perjanjian Lama dan Injil Perjanjin Baru : 
Injil Perjanjian Lama adalah Perjanjian antara Allah " Pencipta, Pemilik, Pemelihar, Penguasa Alam semesta dan segala isinya" dengan Manusia ciptaanNYA yang telah ingkar dan memberontak kepadaNYA agar bertobat dari perbuatan2 dosa serta patuh dan setia "Tidak menduakanNYA" dan beriman"percaya" kepada Allah dan para Utusan2NYA dan Inilah Injil Perjanjian Lama: 
Markus 12:31 Jawab Isa as: Hukum yang Pertama dan Terutama ialah: Dengarlah Hai Orang Israel, Allah "kita" itu Satu/Tunggal"! Dan Yang sama dengan itu ialah: "Cintailah Allah "Penciptamu", dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.!
Dan Inilah Injil Perjanjian Baru yaitu : Perjanjian antara iblis yang telah dikutuk itu dengan para pengikutnya yaitu anak-anak iblis dan anak cucu Adam agar mengingkari Ajaran dan Hukum dari Para Nabi juga yang telah disampaikan oleh Isa as,agar tidak perlu bertobat kepada Allah dan Jangan percaya kepada Allah juga para utusan2NYA termasuk perkataan2 Isa as sendiri!(antichrist)
inilah Injil Perjanjian Baru: IBRANI 6:1: Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas "Pertama dari ajaran Kristus” dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia dan Dasar Kepercayaan Kepada Allah.
(10) Maka berkatalah Isa as kepada iblis :
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Allah, dan
hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Oleh : Muhammad Dharmawan
Banda Aceh , 9 November 2013

[Muhammad Dharmawan]

- Nabi SAW bersaba: Kedua putraku ini (Hasan dan Husain) adalah 2 tokoh pemuda Surga..... Artinya, keduanya adalah manusia suci yg makzum..

Nabi SAW juga bersaba: Kedua putraku ini (Hasan dan Husain) adalah pemimpin baik di kala duduk maupun di kala duduk... Artinya , Imam Hasan n Imam Husain harus dihormati dan diikuti baik dia berkuasa maupuntdk berkuasa...

Kedua hadis di atas adalah sahih dalam seluruh mazhab Islam, tp sayang banyak yg tdk memahami dan mengimplemetasikan maknya.. [Abdullah]
http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=479204

Membantah Syubhat Wahabi:
 Dalil Naqli Dan Aqli Adanya Penyerangan Rumah Fatimah sa

Abu Bakar berkata:

Aku menyesal terhadap tiga perkara yang telah ku lakukan, aku suka sekali sekiranya tidak melaksanakannya. Salah satunya ialah serangan terhadap rumah Fathimah Az-Zahra. Aku suka sekali kalau tidak merusak rumah Fathimah untuk membongkar apapun sekalipun aku…
Suparno Sutrisno

 Dalil Naqli Dan Aqli Adanya Penyerangan Rumah Fatimah sa
لا تحزن ان الله معنا
Janganlah kamu takut karena Allah bersama kita.
Janganlah kamu takut karena Allah berada dikelompok kita.
Janganlah kamu takut karena Allah yang menjadi pendukung kita.
Janganlah kamu takut karena Allah yang menjadi penolong kita.
Janganlah kamu takut karena Allah swt yang menjadi pembela kita.
Janganlah kamu takut karena Allah swt yang menjadi penunjuk kita.
Sebuah syubhat yang kerap ditudingkan kelompok wahabi adalah syubhat yang berkaitan erat dengan para ahlul bait yang lima, baik terhadap imam Ali, Fatimah sa, imam Hasan dan Husain.
Pada kesempatan ini mari kita urai terkait syubhat yang ditujukan pada kelompok syiah atau sunni. Syubhat yang berkaitan langsung dengan empat orang ahlul bait Nabi Muhammad saaw, syubhat kasus penyerangan rumah Fatimah sa.
Dalam syubhat itu dipertanyakan bagaimana mungkin Ali bin Abi Thalib sang Haidar, sang jagoan dimedan laga membiarkan non mahram menyerang istrinya, menyerang rumahnya, padahal sebagai seorang muslim maka Ali bin Abi Thalib harus melakukan jihad pembelaan diri?
Disini dalam syubhat ini ada beberapa poin yang perlu kita perhatikan:
Pertama, Ali as itu seorang pemberani.
Kedua, dalam syubhat ini digambarkan Ali itu tidak mau melakukan pembelaan diri. Beliau membiarkan keluarganya diserang oleh orang-orang yang disebut sebagai sahabat-sahabat Nabi Muhammad saaw. Beliau diam sama sekali tanpa melakukan perlawanan apalagi mengangkat pedang.
Ketiga, membela diri dan keluarga adalah salah satu kewajiban seorang muslim.
Keempat, hal ini menunjukkan adanya ketimpangan karena untuk keberanian Imam Ali as tidak ada sedikitpun keraguan, karena orang arab sendiri ketika ada keluarganya mati di medan laga dan yang membunuh adalah Ali maka mereka akan bangga, sebab tidak ada seorang musuh pun yang selamat ketika berperang melawan Ali as.
Kelima, jadi dengan syubhat diatas diangkat tujuan untuk menolak bahwa sebenarnya tidak pernah terjadi penyerangan terhadap rumah Fatimah sa.
Sesungguhnya syubhat ini tidak hanya datang dari kalangan wahabi yang memang gemar sekali mencipta fitnah untuk menyerang syiah, tapi juga dikalangan interen syiah sendiri. Namun ada perbedaan diantara keduanya walau syubhat isinya sama. Ketika syubhat itu ditanyakan interen syiah tujuannya untuk mengetahui apa hikmat dan tujuan dari Imam Ali mengapa melakukan seperti itu jika memang itu beliau lakukan. Mengingat prilaku seorang imam jaman jelas hal itu pasti berdasarkan pada pemikiran dan pertimbangan yang luas. Sedang ketika syubhat ini dilayangkan kelompok takfiri tujuannya lain, tujuan mereka tidak lain adalah untuk mengingkari kejadian pemakaman sayidah Fatimah sa yang dilakukan secara rahasia, sehingga manusia terutama umat Islam tidak perlu bingung dengan pertanyaan dimanakah tempat Fatimah sa dimakamkan?
Seperti kita tahu, ketika ada yang menanyakan dimana makam Fatimah sa maka otomatis dia akan sampai pada pertanyaan mengapa sampai makam beliau tidak diketahui, mengapa beliau mewasiatkan untuk dimakamkan dimalam hari, mengapa Abu Bakar bin Kuhafah dan Umar bin Khatab tidak diberitahu untuk datang mengiring kepergian jenazah Fatimah sa dst sampai pada pertanyaan alasan apa yang membuat sayidah Fatimah sa melakukan tindakan tersebut.
Terkait Penyerangan rumah dan syahâdah Fatimah Zahra sa kami akan mengutip beberapa matan dari kitab-kitab Ahlusunnah sehingga menjadi jelas bahwa masalah penyerangan kediaman Hadhrat Fatimah Zahra Sa merupakan sebuah peristiwa sejarah faktual serta bukan sebuah mitos dan legenda!! Meski pada masa para khalifah terjadi sensor besar-besaran terhadap penulisan keutamaan dan derajat (para maksum); akan tetapi kaidah menyatakan bahwa “hakikat (kebenaran) adalah penjaga sesuatu.” Hakikat sejarah ini tetap hidup dan terjaga dalam kitab-kitab sejarah dan hadis. Di sini kami akan mengutip beberapa referensi dengan memperhatikan urutan masa semenjak abad-abad pertama hingga masa kini.
1. Ibnu Abi Syaibah dan kitab “Al-Musannif”
Abu Bakar bin Abi Syaibah (159-235 H) pengarang kitab al-Mushannif dengan sanad sahih menukil demikian:
“Tatkala orang-orang memberikan baiat kepada Abu Bakar, Ali dan Zubair berada di rumah Fatimah berbincang-bincang dan melakukan musyawarah. Hal ini terdengar oleh Umar bin Khattab. Ia pergi ke rumah Fatimah dan berkata, “Wahai putri Rasulullah, ayahmu merupakan orang yang paling terkasih bagi kami dan setelah Rasulullah adalah engkau. Namun demi Allah! Kecintaan ini tidak akan menjadi penghalang.  Apabila orang-orang berkumpul di rumahmu maka Aku akan perintahkan supaya rumahmu dibakar. Umar bin Khattab menyampaikan ucapan ini dan keluar. Tatkala Ali As dan Zubair kembali ke rumah, putri Rasulullah Saw menyampaikan hal ini kepada Ali As dan Zubair: Umar datang kepadaku dan bersumpah apabila kalian kembali berkumpul maka ia akan membakar rumah ini. Demi Allah! Apa yang ia sumpahkan akan dilakukannya![1]
2. Baladzuri dan kitab “Ansab al-Asyrâf”
Ahmad bin Yahya Jabir Baghdadi Baladzuri (wafat 270) penulis masyhur dan sejarawan terkemuka, mengutip peristiwa sejarah ini dalam kitab “Ansab al-Asyrâf” sebagaimana yang telah disebutkan.
Abu Bakar mencari Ali As untuk mengambil baiat darinya, namun Ali tidak memberikan baiat kepadanya. Kemudian Umar bergerak disertai dengan alat untuk membakar dan kemudian bertemu dengan Fatima di depan rumah. Fatimah berkata, “Wahai putra Khattab! Saya melihat kau ingin membakar rumahku? Umar berkata, “Iya. Perbuatan ini akan membantu pekerjaan yang untuknya ayahmu diutus.”[2]
3. Ibnu Qutaibah dan kitab “Al-Imâmah wa al-Siyâsah”
Sejarawan kawakan Abdullah bin Muslim bin Qutaibah Dainawari (216-276) yang merupakan salah seorang tokoh dalam sastra dan penulis kawakan dalam bidang sejarah Islam, penulis kitab “Ta’wil Mukhtalaf al-Hadits” dan “Adab al-Kitab” dan sebagainya. Dalam kitab “Al-Imamah wa al-Siyasah” ia menulis sebagai berikut:
“Abu Bakar mencari orang-orang yang menghindar untuk memberikan baiat kepadanya dan berkumpul di rumah Ali bin Abi Thalib. Kemudian ia mengutus Umar untuk mendatangi mereka. Ia datang ke rumah Ali As dan tatkala ia berteriak untuk meminta mereka keluar namun orang-orang dalam rumah tidak mau keluar. Melihat hal ini Umar meminta supaya kayu bakar dikumpulkan dan berkata, “Demi Allah yang jiwa Umar di tangan-Nya! Apakah kalian akan keluar atau aku akan membakar rumah (ini).” Seseorang berkata kepada Umar, “Wahai Aba Hafs (julukan Umar) dalam rumah ini ada Fatimah, putri Rasulullah.” Umar menjawab: “Sekalipun.”!![3]
Ibnu Qutaibah sebagai kelanjutan kisah ini, menulis lebih mengerikan, “Umar disertai sekelompok orang mendatangi rumah Fatimah. Ia mengetuk rumah. Tatkala Fatimah mendengar suara mereka, berteriak keras: “Duhai Rasulullah! Selepasmu alangkah besarnya musibah yang ditimpakan putra Khattab dan putra Abi Quhafah kepada kami.” Tatkala orang-orang yang menyertai Umar mendengar suara dan jerit tangis Fatimah, maka mereka memutuskan untuk kembali namun Umar tinggal disertai sekelompok orang dan menyeret Ali keluar rumah dan membawanya ke hadapan Abu Bakar dan berkata kepadanya, “Berbaiatlah.” Ali berkata, “Apabila Aku tidak memberikan baiat lantas apa yang akan terjadi?” Orang-orang berkata, “Demi Allah yang tiada tuhan selain-Nya, kami akan memenggal kepalamu.”[4]
Tentu saja penggalan sejarah ini sangat berat dan pahit bagi mereka yang mencintai syaikhain (dua orang syaikh, Abu Bakar dan Umar). Karena itu, mereka meragukan kitab ini sebagai karya Ibnu Qutaibah. Padahal Ibnu Abil Hadid, guru sejarah ternama, memandang bahwa kitab ini merupakan karya Ibnu Qutaibah dan senantiasa menukil hal-hal di atas. Namun amat disayangkan kitab ini telah mengalami distorsi dan sebagian hal telah dihapus tatkala dicetak sementara hal yang sama disebutkan dalam Syarh Nahj al-Balâghah karya Ibnu Abil Hadid.
Zarkili menegaskan bahwa kitab “Al-Imâmah wa al-Siyâsah” ini merupakan karya Ibnu Qutaibah dan mengimbuhkan bahwa sebagian memiliki pendapat terkait dengan masalah ini. Artinya keraguan dan sangsi disandarkan kepada orang lain bukan kepada mereka, sebagaimana Ilyas Sarkis[5] memandang bahwa kitab ini merupakan salah satu karya Ibnu Qutaibah.
4. Thabari dan kitab “Târikh”
Muhammad bin Jarir Thabari (W 310 H) dalam Târikh-nya peristiwa penyerangan ke rumah wahyu menjelaskan demikian:
Umar bin Khattab mendatangi rumah Ali bin Abi Thalib sementara sekelompok orang-orang Muhajir berkumpul di tempat itu. Umar berkata kepada mereka: “Demi Allah! Saya akan membakar rumah ini kecuali kalian keluar untuk memberikan baiat.” Zubair keluar dari rumah sembari membawa pedang terhunus, tiba-tiba kakinya terjungkal dan pedangnya terjatuh. Dalam kondisi ini, orang lain menyerangnya dan mengambil pedang darinya.[6]
Penggalan sejarah ini merupakan sebuah indikator bahwa pengambilan baiat dilakukan dengan intimidasi dan ancaman. Seberapa nilai baiat semacam ini? Kami persilahkan Anda untuk menjawabnya sendiri.
5. Ibnu Abdurabih dan kitab “Al-‘Aqd al-Farid”
Syihabuddin Ahmad yang lebih dikenal dengan Ibnu Abdurabih Andalusi (463 H) penulis kitab al-Aqd al-Farid dalam kitabnya menulis sebuah pembahasan rinci terkait dengan sejarah Saqifah dengan judul “Orang-orang yang menentang baiat kepada Abu Bakar.” Berikut tulisannya, “Ali, Abbas dan Zubair duduk di rumah Fatimah dimana Abu Bakar mengutus Umar bin Khattab untuk mengeluarkan mereka dari rumah Fatimah. Ia berkata kepadanya, “Apabila mereka tidak keluar, maka berperanglah dengan mereka! Dan ketika itu, Umar bin Khattab bergerak menuju ke rumah Fatimah dengan membawa api untuk membakar rumah tersebut. Dalam kondisi seperti ini, ia berjumpa dengan Fatimah. Putri Rasulullah Saw berkata, “Wahai putra Khattab! Kau datang untuk membakar (rumah) kami. Ia menjawab: “Iya. Kecuali kalian memasuki apa yang telah dimasuki umat![7]
Kiranya kami cukupkan sampai di sini penggalan kisah tentang adanya keinginan untuk menyerang rumah Fatimah. Sekarang mari kita mengulas pembahasan kedua kita yang menunjukkan alasan adanya niat untuk menyerang ini.
Apakah penyerangan itu benar-benar terjadi?
Di sini ucapan-ucapan kelompok yang hanya menyinggung niat buruk khalifah dan para pendukungnya berakhir sampai di sini saja. Sebuah kelompok yang tidak ingin atau tidak mampu menyuguhkan laporan tragedi yang terjadi dengan jelas, sementara sebagian kelompok menyinggung inti tragedi yaitu penyerangan terhadap rumah dan sebagainya, sehingga tersingkap kedok yang sebenarnya meski pada tingkatan tertentu. Di sini kami akan menyebutkan beberapa referensi terkait dengan penyerangan dan penodaan kehormatan (pada bagian ini juga dalam mengutip beberapa literatur dan referensi ghalibnya dengan memperhatikan urutan masa penulis atau sejarawan):
1.   Abu Ubaid dan kitab “Al-Amwâl”
Abu Ubaid Qasim bin Salam (W 224 H) dalam kitabnya “Al-Amwâl” yang menjadi sandaran para juris Islam menukil: “Abdurrahman bin Auf berkata, “Aku datang ke rumah Abu Bakar untuk membesuknya yang tengah sakit. Setelah berbicara panjang-lebar, ia berkata: “Saya berharap kiranya saya tidak melakukan tiga perbuatan yang telah saya lakukan. Demikian juga saya berharap saya bertanya tiga hal kepada Rasulullah Saw. Adapun tiga hal yang telah saya lakukan dan saya berharap kiranya saya tidak melakukannya adalah: “Kiranya saya tidak menodai kehormatan rumah Fatimah dan membiarkanya begitu saja meski pintunya tertutup untuk (siap-siap) perang.”[8]
Abu Ubaid tatkala sampai pada redaksi ini, tatkala sampai pada redaksi ini, alih-alih menulis “Lam aksyif baita Fatima wa taraktuhu…” Ia malah menulis, “kadza..kadza..” dan menambahkan bahwa saya tidak ingin menyebutkannya!
Namun kapan saja Abu Ubaid berdasarkan fanatisme mazhab atau alasan lainnya menolak untuk menukil kebenaran dan hakikat ini; namun para peneliti kitab al-Amwâl menulis pada catatan kaki: Redaksi kalimatnya telah dihapus dan disebutkan pada kitab “Mizân al-I’tidâl” (sebagaimana yang telah dijelaskan). Di samping itu, Thabarani dalam “Mu’jam” dan Ibnu Abdurrabih dalam “Aqd al-Farid” dan lainnya menyebutkan redaksi kalimat yang telah dihapus itu. (Perhatikan baik-baik)
2.   Thabarani dan kitab “Mu’jam al-Kabir”
Abu al-Qasim Sulaiman bin Ahmad Thabarani (260-360 H) dimana Dzahabi bercerita tentangnya dalam Mizân al-I’tidâl: Ia adalah seorang yang dapat dipercaya.[9] Dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir yang berulang kali telah dicetak, terkait dengan Abu Bakar, khutbah-khutbah dan wafatnya, Thabarani menyebutkan: “Abu Bakar sebelum wafatnya ia berharap dapat melakukan beberapa hal. Kiranya saya tidak melakukan tiga hal. Kiranya saya melakukan tiga hal. Kiranya saya bertanya tiga hal kepada Rasulullah. Ihwal tiga perkara yang dilakukan dan berharap kiranya tidak dilakukannya, Abu Bakar menuturkan, “Saya berharap saya tidak melakukan penodaan atas kehormatan rumah Fatimah dan membiarkannya begitu saja![10] Redaksi-redaksi ini dengan baik menunjukkan bahwa ancaman Umar itu terlaksana.
3.   Ibnu Abdurrabih dan “Aqd al-Farid”
Ibnu Abdurrabih Andalusi (W 463 H) penulis kitab “Aqd al-Farid” dalam kitabnya menukil dari Abdurrahman bin Auf: ““Aku datang ke rumah Abu Bakar untuk membesuknya yang tengah sakit. Setelah berbicara panjang-lebar, ia berkata: “Saya berharap kiranya saya tidak melakukan tiga perbuatan yang telah saya lakukan. Salah satu dari tiga hal tersebut adalah. Kiranya saya tidak menodai kehormatan rumah Fatimah dan membiarkanya begitu saja meski pintunya tertutup untuk (siap-siap) perang.”[11] Dan juga nama-nama dan ucapan-ucapan orang-orang yang menukil ucapan khalifah ini akan disebutkan bagian mendatang.
4.   Nazzham dan “Al-Wâfi bi al-Wafâyât”
Ibrahim bin Sayyar Nazzham Muktalizi (160-231) yang lantaran keindahan tulisannya dalam puisi dan prosa sehingga ia dikenal sebagai Nazzham. Dalam beberapa kitab menukil tragedi pasca hadirnya beberapa orang di rumah Fatimah sa. Ia berkata, “Umar, pada hari pengambilan baiat untuk Abu Bakar, memukul perut Fatimah dan ia keguguran seorang putra yang diberi nama Muhsin yang ada dalam rahimnya.”[12] (Perhatikan baik-baik)
5.   Mubarrad dan kitab “Kâmil”
Muhammad bin Yazid bin Abdulakbar Baghdadi (210-285), seorang sastrawan, penulis terkenal dan pemilik karya-karya terkemuka, dalam kitab “Al-Kâmil”-nya, mengutip kisah harapan-harapan khalifah dari Abdurrahman bin Auf. Ia menyebutkan, “Saya berharap kiranya saya tidak menyerang rumah Fatimah dan membiarkannya begitu saja pintunya (meski) tertutup untuk (siap-siap) perang.”[13]
6.   Mas’udi dan “Murûj al-Dzahab”
Mas’udi (W 325 H) dalam Murûj al-Dzahab menulis: “Tatkala Abu Bakar menjelang wafatnya berkata demikian, “Tiga hal yang saya lakukan dan berharap kiranya saya tidak melakukannya. Salah satunya adalah: Saya berharap kiranya saya tidak menodai kehormatan rumah Fatimah. Hal ini banyak (kali) ia sebutkan.”[14]
Mas’udi meski ia memiliki kecendrungan yang baik kepada Ahlulbait namun sayang ia menghindar untuk mengungkap ucapan khalifah dan menyampaikannya dengan bahasa kiasan. Akan tetapi Tuhan mengetahui dan hamba-hamba Tuhan juga secara global mengetahui hal ini!
7.   Ibnu Abi Daram dalam Mizân al-I’tidâl
Ahmad bin Muhammad yang dikenal sebagai “Ibnu Abi Daram” ahli hadis Kufa (W 357 H), adalah seseorang yang dikatakan oleh Muhammad bin Ahmad bin Himad Kufah: “Ia adalah orang yang menghabiskan seluruh hidupnya di jalan lurus.”
Dengan memperhatikan martabat ini, ia menukil bahwa di hadapannya berita ini dibacakan, “Umar menendang Fatimah dan ia keguguran seorang putra bernama Muhsin yang ada dalam rahimnya![15](Perhatikan baik-baik)
8. Abdulfatah Abdulmaqshud dan kitab “Al-Imâm Ali”
Ia menyebutkan dua hal terkait dengan penyerangan ke rumah wahyu dan kita hanya menukil satu darinya: “Demi (Dzat) yang jiwa Umar berada di tangan-Nya. Apakah kalian keluar atau aku akan membakar rumah ini (berikut penghuninya). Sebagian orang yang takut (kepada Allah) dan menjaga kedudukan Rasulullah Saw dari akibat perbuatan ini, mereka berkata: “Aba Hafs, Fatimah dalam rumah ini.” Tanpa takut, Umar berteriak: “Sekalipun!! Ia mendekat, mengetuk pintu, kemudian menggedor pintu dengan tangan dan kaki untuk masuk ke dalam rumah secara paksa. Ali As muncul.. pekik jeritan suara Zahra kedengaran di dekat tempat masuk pintu rumah… suara ini adalah suara meminta pertolongan..”[16]
satu hadis lainnya dari “Maqatil Ibnu ‘Athiyyah” dalam kitab al-Imâmah wa al-Siyâsah (Meski masih banyak yang belum diungkap di sini!)
Ia menulis dalam kitab ini sebagai berikut:
“Tatkala Abu Bakar mengambil baiat dari orang-orang dengan ancaman, pedang dan paksaan, Umar, mengirim Qunfudz dan sekelompok orang ke rumah Ali dan Fatimah sa dan Umar mengumpulkan kayu bakar dan membakar pintu rumah…”[17]
Ibnu Zanjawaih di dalam al-Amwal, Ibnu Qutaibah Dainuri di dalam kitab al-Imamah Was-Siyasah, Thabari di dalam kitab Tarikhnya, Ibnu Abd Rabbah di dalam kitab al-ʽAqdul Farid, Masʽudi di dalam kitab Muruj al-Zahab, Thabari di dalam kitab al-Muʽjam al-Kabir, Muqaddasi di dalam kitab al-Ahadis al-Mukhtarah, Shamsuddin Zahabi di dalam kitab Tarikh al-Islam dan banyak lagi… telah menukilkan Pengakuan Abu Bakar dengan sedikit perbedaan teks. Kami ingin bawakan di sini matan dari kitab al-Amwal ibnu Zanjawaih yang merupakan salah satu tokoh Ahlusunnah kurun ke-tiga: 
أنا حميد أنا عثمان بن صالح، حدثني الليث بن سعد بن عبد الرحمن الفهمي، حدثني علوان، عن صالح بن كيسان، عن حميد بن عبد الرحمن بن عوف، أن أباه عبد الرحمن بن عوف، دخل على أبي بكر الصديق رحمة الله عليه في مرضه الذي قبض فيه ... فقال [أبو بكر] : « أجل إني لا آسى من الدنيا إلا على ثَلاثٍ فَعَلْتُهُنَّ وَدِدْتُ أَنِّي تَرَكْتُهُنَّ، وثلاث تركتهن وددت أني فعلتهن، وثلاث وددت أني سألت عنهن رسول الله (ص)، أما اللاتي وددت أني تركتهن، فوددت أني لم أَكُنْ كَشَفْتُ بيتَ فاطِمَةَ عن شيء، وإن كانوا قد أَغْلَقُوا على الحرب... .
Telah menceritakan kepada kami Hamid, telah menceritakan kepada kami Usman bin Shalih, telah menceritakan kepada kami al-Lays bin Saʽd bin Abdul Rahman al-Fahmi, telah menceritakan kepada kami ʽUlwan, daripada shalih bin Kaysan, daripada Hamid bin Abdul Rahman bin ʽAuf, sesungguhnya ayahnya Abdul Rahman bin ʽAuf bertemu dengan Abu Bakar ketika sedang sakit yang bakal membawa kematiannya…. Maka Abu Bakar berkata:
Aku menyesal terhadap tiga perkara yang telah ku lakukan, aku suka sekali sekiranya tidak melaksanakannya. Salah satunya ialah serangan terhadap rumah Fathimah Az-Zahra. Aku suka sekali kalau tidak merusak rumah Fathimah untuk membongkar apapun sekalipun aku…[18-19]
Sekarang jelas bahwa tidak ada jalan lagi untuk mengingkari kejadian penyerangan rumah Fatimah sa.Dan ketentuannya barangsiapa mengakui bahwa penyerangan ini terjadi dan dilakukan khalifah waktu itu maka harus percaya bahwa Sayidah Fatimah telah marah kepada mereka, dan ini berlanjut hingga wafat beliau, sehingga beliau tidak mengijinkan dua syaikh tadi untuk datang kepemakaman beliau. 
Permasalahan selanjutnya, apakah benar Imam Ali as hanya berdiam diri?
sebelum menjawab pertanyaan ini mari kita Tanya, pada masa Nabi Muhammad masih hidup dimana banyak orang munafik dan musyrik yang ada disekitar beliau, banyak para pemeluk agama Islam diserang dan dibunuh namun nabi tidak dating mengangkat pedang melakukan pembelaan, apakah dengan semua kenyataan ini kita akan berkata bahwa Nabi Muhammad saw itu pengecut, nauzubillah minzalik, jelas kita tidak akan berbuat lancang mengatakan hal demikian ini.
dalam hal ini sebenarnya Imam Ali as tidak hanya berdiam diri, beliau melakukan perlawanan, walau perlawanan beliau tidak dengan menyabetkan pedang sehingga para penyerang harus bergelimang darah. Perlawanan dengan sebuah tujuan yang akan kami jelaskan nantinya.
Sebelum menjawab pertayaan diatas mari kita telusur berbagai kemungkinan ketika Imam Ali mengangkat pedang dan membunuh semua orang yang menyerang rumah beliau.
Ketika Imam Ali mengangkat pedang maka beliau dan keluarga beliau akan dicap sebagai pemberontak yang melakukan pemeberontakan kepada khalifah yang "sah" sesuai pemilihan sepihak di Saqifah bani Saidah. Ketika hal ini terjadi maka dengan mudah dan tanpa arti para musuh islam itu akan menyerang Imam Ali as dan keluarga membunuh mereka tanpa ada bekas dan arti bagi umat Islam, umat Islam hanya akan mengenang mereka sebagai seorang pemberontak tidak lebih. Berbeda dengan kasus pengangkatan pedang yang dilakukan Imam Husain as.
Ketika Imam Ali as melakukan perlawanan pedang maka islam akan musnah, tidak akan pernah terdengar adzan sehari-hari. Waktu itu musuh Islam menunggu titik-titik lemah Islam dan peperangan saudara peperangan interen ditengah umat Islam jelas akan melemahkan Islam yang memang baru berdiri. Roma dan Persia jelas akan girang mendengar berita peperangan intern ditengah umat Islam, dan jelas mereka akan mencari waktu tepat untuk membumi hangus islam sampai keakar-akarnya. Bagaimana dengan tugas Imam Ali as untuk menjaga Islam, mengembangkan Islam, mendakwahkan Islam, apakah hal itu bisa terwujud jika beliau memulai peperangan intern dalam Islam sendiri? Selain itu apa yang akan dilakukan para munafikin, bukankah ketika ada peperangan didalam islam ini kesempatan emas buat mereka, bagaimana dengan para Nabi Palsu, bukankah para nabi Palsu akan berpesta dan berkata, nih lihatlah agama islam, penuh dengan kekacauan, maka dari itu ikutilah aku, ikuti ajaranku.
Ketika Imam Ali sampai meninggal dalam perlawanan maka tidak ada lagi yang mengawasi pemerintahan Islam, dalam sejarah kita bisa membaca bahwa walau bagaimana Imam Ali as tetap berperan dalam menjaga Islam, berulang kali khalifah bertanya dan merujuk kepada beliau, sebuah pengakuan secara tidak langsung bahwa mereka kalah ilmu dibanding Ali as. Ketika Imam Ali as tidak ada maka islam yang ada adalah islam versi khulafa yang tiga dimana dalam kasus pemilihan Imam Ali as untuk dipilih menjadi khalifah menggantikan Umar, beliau menolak persyaratan untuk mengikuti apa-apa yang sudah dilakukan dua khalifah pertama kedua, sebab itu tidak sesuai dengan ajaran Nabi saw.
Kedua perlu diketahui bahwa waktu itu Imam Ali as tidak memiliki jumlah pendukung yang cukup, hanya sahabat setia pada wasiat nabi saja yang mengikuti beliau hingga akhir, dan mereka sedang berkumpul dirumah Ali as pada saat dilakukan penyerangan dan pembakaran pintu rumah Ali as. Mungkin ada sahabat lain yang tidak ada disana tapi jumlahnya tidaklah seberapa.
Ketiga, apa yang dilakukan Imam Ali as dengan tidak mengangkat pedang dan dengan melarang para sahabat setia beliau untuk tidak melakukan perlawanan tidak jauh beda dengan tindakan Allah yang masih membiarkan setan tetap ada dimuka bumi padahal setan itu membuat manusia sengsara, menipu sehingga banyak manusia tidak menyembah Allah. Padahal Allah kuasa dan Maha segala, jika Allah berkehendak maka setan dan iblis akan binasa tanpa tersisa namun kenyataannya Allah tidak melakukan hal ini. Apakah masih eksisnya setan dan iblis menunjukkan bahwa Allah itu pengecut?
Keempat, pada jaman Nabi banyak sahabat yang disiksa dan dibunuh kaum musyrik, namun Nabi tidak mengangkat pedang dan melakukan peperangan pada mereka, apakah hal itu berarti Nabi saw itu pengecut tidak berani?
Kelima, ketika Imam Ali as melakukan perlawanan maka beliau akan dibilang telah murtad dan layak dibunuh. Sebab telah melawan khalifah yang "sah".
Keenam, kondisi waktu itu sungguh kacau sehingga sahabat yang membunuh sahabat lain lalu mezinai wanita itu dihitung sebagai sebuah ijtihad yang salah dan itu mendapat pahala satu. Khalid bin al-Walid membunuh sahabat Malik bin Nuwairah, petugas pengumpul zakat Nabi SAW hanya karena ingin memiliki isteri Malik yang cantik jelita bernama Ummu Tamim.

Cerita ini diangkat berdasarkan apa yang dicatat oleh Tabari dalam Tarikhnya ketika Umar berkata keras kepada Khalid :”Kamu telah membunuh seorang Muslim kemudian kamu memperkosa isterinya. Demi Allah aku akan merajam kamu dengan batu.”[20]
Dan juga tercatat dalam al-Isabah bahwa Khalifah Abu Bakar tidak mengenakan hukum hudud ke atas Khalid bin al-Walid yang telah membunuh Malik bin Nuwairah dan kabilahnya. Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib menuntut supaya Khalid dihukum rajam. [21]
Sebenarnya mengapa Imam Ali as tidak melakukan perlawanan bersenjata tidak perlu kita buktikan dengan nash dan riwayat, sesungguhnya dengan akal sehat pun sudah bisa memahami mengapa beliau melakukan langkah itu, dari sisi islam yang masih baru, islam yang masih rentan, jelas Imam tidak mungkin bertindak gegabah dengan melakukan perlawanan bersenjata.
Alasan mengapa Imam Ali as tidak melakukan perlawanan bersenjata adalah untuk maslahat umat, untuk menjaga agar Islam tetap eksis, untuk menjaga islam yang hakiki, sebuah tindakan yang sudah semestinya dilakukan seorang imam umat. Dia melakukan segala hal dengan penuh pertimbangan. Tidak hanya melihat dari satu sisi saja, yang diukur sebagai pengecut atau penakut.
Wallahu 'alam Bishshawwab
Footnote:
[1]. Ibnu Abi Saibah, al-Musannif, 8/572, Kitab al-Maghazi:
« انّه حین بویع لأبی بکر بعد رسول اللّه(صلى الله علیه وآله) کان علی و الزبیر یدخلان على فاطمة بنت رسول اللّه، فیشاورونها و یرتجعون فی أمرهمفلما بلغ ذلک عمر بن الخطاب خرج حتى دخل على فاطمة، فقال: یا بنت رسول اللّه(صلى الله علیه وآله) و اللّه ما أحد أحبَّ إلینا من أبیک و ما من أحد أحب إلینا بعد أبیک منک، و أیم اللّه ما ذاک بمانعی إن اجتمع هؤلاء النفر عندک أن امرتهم أن یحرق علیهم البیت. قال: فلما خرج عمر جاؤوها، فقالت:تعلمون انّ عمر قد جاءَنى، و قد حلف باللّه لئن عدتم لیُحرقنّ علیکم البیت، و أیم اللّه لَیمضین لما حلف علیه
[2]Ansab al-Asyrâf, 1/582, Dar Ma’arif, Kairo:
«انّ أبابکر أرسل إلى علىّ یرید البیعة فلم یبایع، فجاء عمر و معه فتیلةفتلقته فاطمة على الباب. فقالت فاطمة: یابن الخطاب، أتراک محرقاً علىّ بابى؟ قال: نعم، و ذلک أقوى فیما جاء به أبوک...»
[3]Al-Imâmah wa al-Siyâsah, hal. 12, Maktab Tijariyah Kubra, Mesir:
« انّ أبابکر رضی اللّه عنه تفقد قوماً تخلّقوا عن بیعته عند علی کرم اللّه وجهه فبعث إلیهم عمر فجاء فناداهم و هم فی دار على، فأبوا أن یخرجوا فدعا بالحطب و قال: والّذی نفس عمر بیده لتخرجن أو لاحرقنها على من فیها، فقیل له: یا أبا حفص انّ فیها فاطمة فقال، و إن!! »
[4]. Al-Imâmah wa al-Siyâsah, hal. 13, Maktab Tijariyah Kubra, Mesir:
« ثمّ قام عمر فمشى معه جماعة حتى أتوا فاطمة فدقّوا الباب فلمّا سمعت أصواتهم نادت بأعلى صوتها یا أبتاه رسول اللّه ماذا لقینا بعدک من ابن الخطاب، و ابن أبی قحافة فلما سمع القوم صوتها و بکائها انصرفوا. و بقی عمر و معه قوم فأخرجوا علیاً فمضوا به إلى أبی بکر فقالوا له بایع، فقال: إن أنا لم أفعل فمه؟ فقالوا: إذاً و اللّه الّذى لا إله إلاّ هو نضرب عنقک...!»
[5]. Mu’jam al-Mathbu’ât al-Arabiyah, 1/212.
[6]Târikh Thabari, 2/443:
« أتى عمر بن الخطاب منزل علی و فیه طلحة و الزبیر و رجال من المهاجرین، فقال و اللّه لاحرقن علیکم أو لتخرجنّ إلى البیعة، فخرج علیه الزّبیر مصلتاً بالسیف فعثر فسقط السیف من یده، فوثبوا علیه فأخذوه
[7]Aqd al-Farid, 4/93, Maktabatu Hilal:
.« فأمّا علی و العباس و الزبیر فقعدوا فی بیت فاطمة حتى بعثت إلیهم أبوبکر، عمر بن الخطاب لیُخرجهم من بیت فاطمة و قال له: إن أبوا فقاتِلهم، فاقبل بقبس من نار أن یُضرم علیهم الدار، فلقیته فاطمة فقال: یا ابن الخطاب أجئت لتحرق دارنا؟! قال: نعم، أو تدخلوا فیما دخلت فیه الأُمّة
[8]Al-Amwâl, Catatan Kaki 4, Nasyr Kulliyat Azhariyah, al-Amwal, hal. 144, Beirut dan juga dinukil Ibnu Abdurrabih dalam Aqd al-Farid, 4/93:
« وددت انّی لم أکشف بیت فاطمة و ترکته و ان اغلق على الحرب»
[9]Mizân al-I’tidâl, jil. 2, hal. 195.
[10]. Mu’jam Kabir Thabarani, 1/62, Hadis 34, Tahqiq Hamdi Abdulmajid Salafi:
« أمّا الثلاث اللائی وددت أنی لم أفعلهنّ، فوددت انّی لم أکن أکشف بیت فاطمة و ترکته. »
[11]Aqd al-Farid, 4/93, Maktabatu al-Hilal:
« وودت انّی لم أکشف بیت فاطمة عن شی و إن کانوا اغلقوه على الحرب
[12]Al-Wâfi bil Wafâyât, 6/17, No. 2444. Al-Milal wa al-Nihal, Syahrastani, 1/57, Dar al-Ma’rifah, Beirut. Dan pada terjemahan Nazzham silahkan lihat, Buhuts fi al-Milal wa al-Nihal, 3/248-255.
« انّ عمر ضرب بطن فاطمة یوم البیعة حتى ألقت المحسن من بطنها
[13]Syarh Nahj al-Balâghah, 2/46-47, Mesir:
« وددت انّی لم أکن کشفت عن بیت فاطمة و ترکته ولو أغلق على الحرب
[14]Muruj al-Dzahab, 2/301, Dar Andalus, Beirut:
« فوددت انّی لم أکن فتشت بیت فاطمة و ذکر فی ذلک کلاماً کثیراً! »
[15]Mizân al-I’tidâl, 3/459:
«انّ عمر رفس فاطمة حتى أسقطت بمحسن
[16]. Abdulfattah Abdulmaqshud, ‘Ali bin Abi Thalib, 4/276-277:
« و الّذی نفس عمر بیده، لیَخرجنَّ أو لأحرقنّها على من فیها...! قالت له طائفة خافت اللّه، و رعت الرسول فی عقبه: یا أبا حفص، إنّ فیها فاطمة...! فصاح لایبالى: و إن..! و اقترب و قرع الباب، ثمّ ضربه و اقتحمه... و بداله علىّ... و رنّ حینذاک صوت الزهراء عند مدخل الدار... فان هى الا طنین استغاثة...»
[17]. Maqatil ibn ‘Athiyyah, Kitâb al-Imâmah wa al-Khilâfah, hal. 160-161, diterbitkan dengan kata pengantar Dr. Hamid Daud, dosen Universitas ‘Ain al-Syams, Kairo, Cetakan Beirut, Muassasah al-Balagh:
« ان ابابکر بعد ما اخذ البیعة لنفسه من الناس بالارهاب و السیف و القوّة ارسل عمر، و قنفذاً و جماعة الى دار علىّ و فاطمه(علیه السلام) و جمع عمر الحطب على دار فاطمه و احرق باب الدار..»
 IQuest! ()
[18]. Jawaban ini diadaptasi dan diringkas dari makalah Ayatullah Makarim Syirazi. Demikan juga Anda dapat mengklik tebyan.net   untuk telaah lebih jauh.
 [19] Al-Kurasani, Abu Ahmad Hamid bin Makhlad bin Qutaibah bin Abdullah al-maʽruf bi Ibnu Zanjawaih (meninggal dunia pada tahun 251 Hijarah), al-Amwal, jilid 1 halaman 387. Abna Melayu
- Al-Dainuri, Abu Muhammad Abdullah bin Muslim Ibnu Qutaibah (meninggal dunia pada tahun 276 Hijrah), Al-Imamah Was Siyasah, jilid 1 halaman 21, tahqiq: Khalil al-Manshur, penerbit Dar Kutub Al-ʽIlmiyyah, Beirut 1418 Hijrah - 1997 Miladi, tahqiq Shiri, jilid 1 halaman 36, tahqiq Zaini, jilid 1 halaman 24;
- Al-Thabari, Muhammad bin Jarir (meninggal dunia 310 Hijrah), Tarikh al-Thabari, jilid 2 halaman 353, penerbit Darul Kutub al-ʽIlmiyyah, Beirut.
- Al-Andalusi, Ahmad bin Muhammad bin Abdul Rabbah (meninggal dunia pada tahun 328 Hijrah), al-ʽAqdul Farid, Jilid 4 halaman 254, penerbit Dar Ihya al-Turats al-ʽArabi, Lubnan, cetakan ke-tiga, 1420 Hijrah - 1999 Miladi.
- Al-Masʽudi, Abul Hasan Ali bin al-Husain bin Ali (meninggal dunia tahun 346 Hijrah), Muruj al-Dhahab, Jilid 1 halaman 290;
- Al-Thabrani, Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub Abul Qasim (meninggal dunia pada tahun 360 Hijrah), al-Muʽjam al-Kabir, jilid 1 halaman 62 Hijrah), tahqiq  Hamdi bin Abdul Majid al-Salafi, Penerbit Maktabah al-Zahra, al-Maushul, cetakan ke-dua, 1404 Hijrah 1983 Miladi;
- al-ʽAshimi al-Makki, Abdul Malik bin Husain bin Abdul Malik al-Shafiʽi (meninggal dunia pada tahun 1111 Hijrah), Samṭ al-nujūm al-ʻawālī fī anbāʼ al-awāʼil wa-al-tawālī, jilid 2 halaman 465, tahqiq: ʽAdil Ahmad Abdul Maujud - Ali Muhammad Muʽawwadh, penerbit Darul Kutub al-ʽIlmiyyah, Beirut, 1419 Hijrah 1998 Miladi.
[20] [Al-Tabari,Tarikh ,IV, hlm.1928]
[21] [Ibn Hajr, al-Isabah , III, hlm.336]
Peringatan Kesyahidan Imam Husain as di Nigeria

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, majelis duka mengenang kesyahidan Imam Husain as dipadang Karbala juga diselenggarakan oleh masyarakat muslim Syiah Nigeria. Tahun ini warga yang mengikuti majelis meningkat pesat. Tempat majelis penuh sesak oleh para pecinta Husain bahkan sampai meluber kejalan-jalan. 

0 comments to "Arek-arek Suroboyo BANGKITLAH Demi al Husain yg terbantai di Karbala karena inspirasi Perjuangan Indonesia yg Menggelora ada pada Kalian sedangkan Inspirasi Perjuangan Islam yang Hakiki ada pada Gerakan Syahidnya Al Husain"

Leave a comment