Home , , , , , , , , , � KHILAFAH menurut HTI dan menurut Islam Sunni serta Islam Syi'ah .... yang Pro Musyawarah silahkan..yang Pro Penunjukkan langsung dari Tuhan silahkan....yang Bingung..remang-remang...ehem...silahkan...!!!!

KHILAFAH menurut HTI dan menurut Islam Sunni serta Islam Syi'ah .... yang Pro Musyawarah silahkan..yang Pro Penunjukkan langsung dari Tuhan silahkan....yang Bingung..remang-remang...ehem...silahkan...!!!!



Apa Itu Khilafah? (menurut HTI)


  • Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia. Khilafah bertanggung jawab menerapkan hukum Islam, dan menyampaikan risalah Islam ke seluruh muka bumi. Khilafah terkadang juga disebut Imamah; dua kata ini mengandung pengertian yang sama dan banyak digunakan dalam hadits-hadits shahih.
  • Sistem pemerintahan Khilafah tidak sama dengan sistem manapun yang sekarang ada di Dunia Islam. Meskipun banyak pengamat dan sejarawan berupaya menginterpretasikan Khilafah menurut kerangka politik yang ada sekarang, tetap saja hal itu tidak berhasil, karena memang Khilafah adalah sistem politik yang khas.
  • Khalifah adalah kepala negara dalam sistem Khilafah. Dia bukanlah raja atau diktator, melainkan seorang pemimpin terpilih yang mendapat otoritas kepemimpinan dari kaum Muslim, yang secara ikhlas memberikannya berdasarkan kontrak politik yang khas, yaitu bai’at. Tanpabai’at, seseorang tidak bisa menjadi kepala negara. Ini sangat berbeda dengan konsep raja atau dictator, yang menerapkan kekuasaan dengan cara paksa dan kekerasan. Contohnya bisa dilihat pada para raja dan diktator di Dunia Islam saat ini, yang menahan dan menyiksa kaum Muslim, serta menjarah kekayaan dan sumber daya milik umat.
  • Kontrak bai’at mengharuskan Khalifah untuk bertindak adil dan memerintah rakyatnya berdasarkan syariat Islam. Dia tidak memiliki kedaulatan dan tidak dapat melegislasi hukum dari pendapatnya sendiri yang sesuai dengan kepentingan pribadi dan keluarganya. Setiap undang-undang yang hendak dia tetapkan haruslah berasal dari sumber hukum Islam, yang digali dengan metodologi yang terperinci, yaitu ijtihad. Apabila Khalifah menetapkan aturan yang bertentangan dengan sumber hukum Islam, atau melakukan tindakan opresif terhadap rakyatnya, maka pengadilan tertinggi dan paling berkuasa dalam sistem Negara Khilafah, yaitu Mahkamah Mazhalim dapat memberikan impeachment kepada Khalifah dan menggantinya.
  • Sebagian kalangan menyamakan Khalifah dengan Paus, seolah-olah Khalifah adalah Pemimpin Spiritual kaum Muslim yang sempurna dan ditunjuk oleh Tuhan. Ini tidak tepat, karena Khalifah bukanlah pendeta. Jabatan yang diembannya merupakan jabatan eksekutif dalam pemerintahan Islam. Dia tidak sempurna dan tetap berpotensi melakukan kesalahan. Itu sebabnya dalam sistem Islam banyak sarana check and balance untuk memastikan agar Khalifah dan jajaran pemerintahannya tetap akuntabel.
  • Khalifah tidak ditunjuk oleh Allah, tetapi dipilih oleh kaum Muslim, dan memperoleh kekuasaannya melalui akad bai’at. Sistem Khilafah bukanlah sistem teokrasi.Konstitusinya tidak terbatas pada masalah religi dan moral sehingga mengabaikan masalah-masalah sosial, ekonomi, kebijakan luar negeri dan peradilan. Kemajuan ekonomi, penghapusan kemiskinan, dan peningkatan standar hidup masyarakat adalah tujuan-tujuan yang hendak direalisasikan oleh Khilafah. Ini sangat berbeda dengan sistem teokrasi kuno di zaman pertengahan Eropa dimana kaum miskin dipaksa bekerja dan hidup dalam kondisi memprihatinkan dengan imbalan berupa janji-janji surgawi. Secara histories, Khilafah terbukti sebagai negara yang kaya raya, sejahtera, dengan perekonomian yang makmur, standar hidup yang tinggi, dan menjadi pemimpin dunia dalam bidang industri serta riset ilmiah selama berabad-abad.
  • Khilafah bukanlah kerajaan yang mementingkan satu wilayah dengan mengorbankan wilayah lain. Nasionalisme dan rasisme tidak memiliki tempat dalam Islam, dan hal itu diharamkan. Seorang Khalifah bisa berasal dari kalangan mana saja, ras apapun, warna kulit apapun, dan dari mazhab manapun, yang penting dia adalah Muslim. Khilafah memang memiliki karakter ekspansionis, tapi Khilafah tidak melakukan penaklukkan wilayah baru untuk tujuan menjarah kekayaan dan sumber daya alam wilayah lain. Khilafah memperluas kekuasaannya sebagai bagian dari kebijakan luar negerinya, yaitu menyebarkan risalah Islam.
  • Khilafah sama sekali berbeda dengan sistem Republik yang kini secara luas dipraktekkan di Dunia Islam. Sistem Republik didasarkan pada demokrasi, dimana kedaulatan berada pada tangan rakyat. Ini berarti, rakyat memiliki hak untuk membuat hukum dan konstitusi. Di dalam Islam, kedaulatan berada di tangan syariat. Tidak ada satu orang pun dalam sistem Khilafah, bahkan termasuk Khalifahnya sendiri, yang boleh melegislasi hukum yang bersumber dari pikirannya sendiri.
  • Khilafah bukanlah negara totaliter. Khilafah tidak boleh memata-matai rakyatnya sendiri, baik itu yang Muslim maupun yang non Muslim. Setiap orang dalam Negara Khilafah berhak menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan-kebijakan negara tanpa harus merasa takut akan ditahan atau dipenjara. Penahanan dan penyiksaan tanpa melalui proses peradilan adalah hal yang terlarang.
  • Khilafah tidak boleh menindas kaum minoritas. Orang-orang non Muslim dilindungi oleh negara dan tidak dipaksa meninggalkan keyakinannya untuk kemudian memeluk agama Islam.Rumah, nyawa, dan harta mereka, tetap mendapat perlindungan dari negara dan tidak seorangpun boleh melanggar aturan ini. Imam Qarafi, seorang ulama salaf merangkum tanggung jawab Khalifah terhadap kaum dzimmi“Adalah kewajiban seluruh kaum Muslim terhadap orang-orang dzimmi untuk melindungi mereka yang lemah, memenuhi kebutuhan mereka yang miskin, memberi makan yang lapar, memberikan pakaian, menegur mereka dengan santun, dan bahkan menoleransi kesalahan mereka bahkan jika itu berasal dari tetangganya, walaupun tangan kaum Muslim sebetulnya berada di atas (karena faktanya itu adalah Negara Islam). Kaum Muslim juga harus menasehati mereka dalam urusannya dan melindungi mereka dari ancaman siapa saja yang berupaya menyakiti mereka atau keluarganya, mencuri harta kekayaannya, atau melanggar hak-haknya.”
  • Dalam sistem Khilafah, wanita tidak berada pada posisi inferior atau menjadi warga kelas dua. Islam memberikan hak bagi wanita untuk memiliki kekayaan, hak pernikahan dan perceraian, sekaligus memegang jabatan di masyarakat. Islam menetapkan aturan berpakaian yang khas bagi wanita – yaitu khimar dan jilbab, dalam rangka membentuk masyarakat yang produktif serta bebas dari pola hubungan yang negatif dan merusak, seperti yang terjadi di Barat.
  • Menegakkan Khilafah dan menunjuk seorang Khalifah adalah kewajiban bagi setiap Muslim di seluruh dunia, lelaki dan perempuan. Melaksanakan kewajiban ini sama saja seperti menjalankan kewajiban lain yang telah Allah Swt perintahkan kepada kita, tanpa boleh merasa puas kepada diri sendiri. Khilafah adalah persoalan vital bagi kaum Muslim.
  • Khilafah yang akan datang akan melahirkan era baru yang penuh kedamaian, stabilitas dan kemakmuran bagi Dunia Islam, mengakhiri tahun-tahun penindasan oleh para tiran paling kejam yang pernah ada dalam sejarah. Masa-masa kolonialisme dan eksploitasi Dunia Islam pada akhirnya akan berakhir, dan Khilafah akan menggunakan seluruh sumber daya untuk melindungi kepentingan Islam dan kaum Muslim, sekaligus menjadi alternatif pilihan rakyat terhadap sistem Kapitalisme. (hti/http://hizbut-tahrir.or.id/2010/11/18/apa-itu-khilafah/ di akses tanggal 24 Desember 2013 hari Sabtu pukul 17.37 Wita)

Save Palestine...Hamas Palestina Pejuang Islam Sunni

 (Menurut Islam Sunni)

 
JUMLAH HADITS
Tidak kurang dari 270 hadits tentang kedatangan 12 Imam atau 12 pemimpin atau 12 emir atau 12 khalifah sepeninggal Rasulullah. Jumlah yang persis 12 dan diulang-ulang itu tentu saja bukan sembarang angka yang tidak ada maknanya. Mengabaikan angka itu sama dengan mengabaikan risalah Islam yang disampaikan oleh Rasulullah. Rasulullah telah mewanti-wanti kita bahwa jumlah mereka yang 12 itu akan memimpin umat Islam sampai akhir zaman. Beberapa dari hadits-hadits tersebut ialah sebagai berikut:

1. Shahih al-Bukhari, vol. 4, halaman 168

Jabir berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 pemimpin dan khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak bisa kudengar. Ayahku berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Qurays’”
(Lihat Kitab al-Ahkam, Mesir 1351, no. 6682; lihat juga Shahih Muslim, Kitab al-‘Imarah, no. 3393, 3394, 3395, 3396, dan 3397; juga Sunan at-Turmudzi, Kitab al-Fitan, no. 2149; juga Sunan Abi Dawud, Kitab al-Mahdi, no 3731 dan 3732; juga Musnad Ahmad, Musnad al-Basyiryin, no. 19875, 19901, 19920, 19963, 20017, 20019, 20032, dan 20125)

2. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 4 (Syarh Nawawi)

Rasulullah saw telah bersabda, “Agama ini akan tetap berdiri sampai 12 khalifah, yang semuanya dari golongan Qurays, memerintah atas kamu.”
(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398)

3. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 3

Jabir meriwayatkan, “Aku dan ayahku pergi menemui Rasulullah saw. Kami mendengarnya bersabda, ‘Persoalan ini (khilafah) tidak akan berakhir sampai datang 12 khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak kudengar. Aku menanyakan pada ayahku apa yang Rasulullah saw sabdakan. Beliau saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Qurays’”
(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398, Mesir 1334)

4. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 3

Jabir meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah saw yang agung bersabda, “Islam akan selalu besar hingga datang 12 Imam.” (Jabir berkata), “Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti. Aku bertanya pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakana?’ Ia menjawab, ‘Semuanya dari golongan Qurays.’”
(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398)

5. Shahih at-Tirmidzi, vol. 2, halaman 45

Jabir berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 Imam dan pemimpin setelahku.’ Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang tidak dapat kumengerti. Aku menanyakan pada seseorang di sampingku tentang itu. Ia berkata, ‘Semuanya dari golongan Qurays.’”
(Lihat cetakan New Delhi (tahun 1342), no. 2149. Tirmidzi menulis tentang hadits ini, “Hadits ini baik dan shahih, diriwayatkan oleh Jabir dari jalur sanad yang berbeda. Hal yang sama dikutip dari Jabir dalam ‘Shahih Abi Daud’, vol. 2, cet. Matba’a Taziyah, Mesir. Kitab al-Manaqib halaman 207 no. 3731)

6. Musnad Ahmad, vol. 5, hal. 106

Rasulullah bersabda, “Terdapat dua belas khalifah untuk umat ini”
Catatan: Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad mengutip hadits tentang persoalan ini dalam tiga puluh empat rantai hadits yang berlainan dari Jabir.
(Lihat: Matba’a Miymaniyyah, Mesir 1313, Musnad al-Basriyyin, no. 19944)

7. Shahih Abu Daud, vol. 2, hal. 309

“Agama ini akan tetap agung sampai datang dua belas Imam.” Mendengar hal ini, orang-orang mengagunkan Allah dengan berkata, “Allahu Akbar” (Allah maha besar) dan menangis keras. Kemudian beliau mengatakan sesuatu dengan suara yang pelan. “Aku bertanya pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakan?’ ‘Mereka semua dari golongan Qurays,’ jawabnya.”
Catatan: Hakim Naysaburi meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang berbeda dari yang sebelumnya disebutkan.
(Lihat: Edisi pertama dari ‘Dar- Al-Fikr, 1334)

APA KATA AHLU SUNNAH MENGENAI HADITS-HADITS TENTANG 12 IMAM YANG ADA DI DALAM KITAB MEREKA?
Para ulama Ahlussunnah memiliki pendapat yang beraneka-ragam mengenai hal ini. Mereka sama sekali tidak bisa menolak keberadaan dan kesahihan dari hadits-hadits tersebut karena saking banyak jumlahnya dan saking sahih sanad yang dilalui oleh hadits-hadits itu. Mau tidak mau mereka juga mencoba untuk menyusun daftar para pemimpin atau khalifah atau amir atau imam yang menurut mereka cocok dengan risalah Nabi itu. Berikut nama ulama Ahlussunnah dan daftar-daftar yang telah mereka buat:
  1. Menurut Ibnu Katsir:

    “Mereka adalah keempat khalifah awal, lalu Umar ibn Abdul Aziz, dan sebagian khalifah dari dinasti Abbasiyah, di mana Imam Mahdi yang dijanjikan berasal dari mereka. Menurut Ibnu Katsir Imam Mahdi bukan berasal dari Bani Hasyim melainkan Bani Umayyah.”
  2. Menurut Qadhi Damaskus:

    “Mereka adalah Khulafa’ Rasyidin, Muawiyah, Yazid ibn Muawiyah, Abdul Malik ibn Marwan dan keempat anaknya (Walid, Sulaiman, Yazid dan Hisyam), dan diakhiri oleh Umar ibn Abdul Aziz. Di sini tidak ada Imam Mahdi yang dijanjikan.”
  3. Menurut Waliyyullah:

    seorang Ahli Hadis dalam kitab Qurratul ‘Ainain, sebagaimana dinukil dalam kitab ‘Aunul Ma’bud: “Mereka adalah empat khalifah pertama muslimin, Abdul Malik ibn Marwan dan keempat anaknya, Umar ibn Abdul Aziz, Walid ibn Yazid ibn Abdul Malik. Kemudian Waliyyullah menukil dari Malik ibn Anas seraya memasukkan Abdullah ibn Zubair ke dalam dua belas orang tersebut, akan tetapi dia menolak perkataan Malik dengan dalil riwayat dari Umar dan Ustman dari Rasulullah saw. yang menunjukkan bahwa pemerintahan yang dipimpin oleh Abdullah ibn Zubair adalah sebuah bencana dari sederet malapetaka yang diderita umat Islam. Ia juga menolak dimasukkannya Yazid dan menegaskan, bahwa dia adalah sosok yang berperilaku bejat.”
  4. Menurut Ibnu Qayim Jauzi:

    “Sedangkan jumlah khalifah itu dua belas orang; sekelompok orang yang di antaranya; Abu Hatim, Ibnu Hibban dan yang lain mengatakan bahwa yang terakhir dari mereka adalah Umar ibn Abdul Aziz. Mereka menyebut khalifah empat pertama, Muawiyah, Yazid ibn Muawiyah, Muawiyah ibn Yazid, Marwan ibn Hakam, Abdul Malik ibn Marwan, Walid ibn Abdul Malik, Sulaiman ibn Abdul Malik, dan khalifah yang kedua belas Umar ibn Abdul Aziz. Khalifah yang terakhir ini wafat pada tahun seratus Hijriyah; di abad pertama dan paling awal dari abad-abad kalender Hijriah manapun, pada abad inilah agama berada di puncak kejayaan sebelum terjadi apa yang telah terjadi”.
  5. Menurut Nurbasyti:

    ”Cara terbaik memaknai hadis ini adalah menerapkan maknanya pada mereka yang adil, karena pada dasarnya merekalah yang berhak menyandang gelar sebagai khalifah, dan tidak mesti mereka memegang kekuasaan, karena yang dimaksud dari hadis adalah makna metaforis saja. Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Mirqat”.
  6. Dan menurut Maqrizi:

    Jumlah dua belas imam adalah khalifah empat pertama dan Hasan cucunda Nabi saw. Ia mengatakan: “Dan padanya (Imam Hasan a.s.), masa khalifah rasyidin pun berakhir”. Maqrizi tidak memasukkan satu pun dari penguasa dinasti Umawiyah. Masih menurut penjelasannya, khilafah setelah Imam Hasan a.s. telah menjadi sistem kerajaan yang di dalamnya telah terjadi kekerasan dan kejahatan. Lebih lanjut, ia juga tidak memasukkan satu penguasa pun dari dinasti Abbasiyah, karena pemerintahan mereka telah memecah belah kalimat umat dan persatuan Islam, dan membersihkan kantor-kantor administrasi dari orang Arab lalu merekrut bangsa Turki. Yaitu, pertama-tama bangsa Dailam memimpin, lalu disusul bangsa Turki yang akhirnya menjadi sebuah bangsa yang begitu besar. Maka, terpecahlah kerajaan besar itu kepada berbagai bagian, dan setiap penguasa suatu kawasan mencaplok dan menguasainya dengan kekerasan dan kebrutalan.”
Dengan demikian, tampak jelas bagaimana kebingungan madrasah Khulafa’ (Ahli Sunnah) dalam menafsirkan hadis tersebut; mereka tidak sanggup keluar dari keadaan ini selagi berpegang pada tafsir futuralistik itu.
Dalam kitab Al-Hawi lil Fatawa, As-Suyuthi mengatakan:
”Sampai sekarang, belum ada kesepakatan dari umat Islam mengenai setiap pribadi dua belas imam.”
Dengan itu maka, saudara-saudara kita dari golongan Ahlussunnah telah tersandera oleh ketidak-pastian tentang siapakah yang akan dirujuk dan dijadikan anutan untuk mendapatkan bimbingan dan pertolongan mengingat manusia itu memerlukan petunjuk Tuhan agar hidupnya senantiasa berjalan di atas kebenaran menuju kebahagiaan yang memang telah dijanjikan Tuhan.
Kaum Ahlussunnah akan senantiasa bertikai memperebutkan hak kepemimpinan karena mereka satu sama lain akan berlainan pendapat mengenai siapakah yang harus mereka ikut hingga akhir zaman. Kasus Ahmadiyyah adalah salah satu contoh klasik dimana ada kelompok yang tidak setuju dengan penafsiran siapakah yang disebut dengan IMAM MAHDI itu? Kaum Ahmadiyyah telah menentukan IMAM MAHDINYA sementara kelompok yang berseberangan memiliki IMAM MAHDI sendiri yang sampai saat ini masih mereka cari atau mungkin sebagian besar dari mereka tidak peduli.
Padahal hadits-hadits tentang 12 Imam yang ditutup oleh Imam Mahdi itu sangat shahih dan tak bisa dibantah keberadaannya. Mana mungkin mereka mendapatkan petunjuk kalau mereka tidak atau belum menentukan siapakah imam-imamnya secara pasti. Padahal mengenali Imam zamannya dan mengikuti bimbingan dan petunjuknya serta patuh dan taat padanya adalah bagian penting dari risalah suci ini. Rasulullah telah tiada meninggalkan kita, dan beliau mewariskan 12 pemimpin itu untuk kita ikuti bersama. Melupakan hadits-hadits suci itu sama saja dengan mengkhianati Nabi. Mengkhianati Nabi sama saja dengan keluar dari Islam dan hidup sebagai orang murtad. Pantas saja Nabi mewanti-wanti agar kita mengenali Imam kita. Lihatlah hadits-hadits berikut ini.

BAGAIMANA KATA HADITS TENTANG KEWAJIBAN MENGIKUTI PEMIMPIN?
Berikut akan saya paparkan beberapa hadits tentang kewajiban untuk memiliki, mengikuti dan mentaatipemimpin atau imam.
1. “Barangsiapa mati tanpa imam, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah”
(lihat Majma’ az-Zawa’id, jilid 5, halaman 218; lihat juga Abu Dawud, Musnad, halaman 259 dari jalur ‘Abdullah bin Umar dan ditambahkan: “Dan barangsiapa menolak untuk taat, maka pada hari kiamat ia tidak punya hujjah, pembelaan”)
2. “Barangsiapa mati tanpa berbai’at maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah”
(lihat Shahih Muslim, jilid 6, halaman 22; lihat juga Baihaqi, Sunan, jilid 8, halaman 156; kemudian Ibnu Katsir dalam Tafsir, jilid 1, halaman 517; Al-Haitsami dalam Al-Majma’, jilid 5, hal. 218)
3. “Barangsiapa meninggal dan tiada ketaatan (kepada imam), maka ia telah meninggal dalam keadaan jahiliyah”
(lihat Imam Ahmad dalam Musnad, jilid 3, hal. 446; Haitsami dalam al-Majma’, jilid 5, hal. 223)
4. “Barangsiapa meninggal dan tidak mengetahui imam zamannya, maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah”
(lihat Al-Taftazani, Syarh al-Maqashid, jilid 2, hal. 275. Ia mengeluarkan  hadits ini dalam hubungan ayat (QS. An-Nisaa: 59) yang saya kutipkan di atas. Syaikh ‘Ali al-Qari, Al-Marqat fi Khatimah al-Jawahir al-Madhiyah, jilid 2, hal. 509, dan pada hal. 457 tatkala mengutip Shahih Muslim yang berbunyi: “Barangsiapa meninggal dan tidak mengetahui imam zamannya, maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah”, ia menambahkan bahwa arti hadits tersebut adalah: “seseorang yang tidak mengetahui bahwa ia wajib mengikuti tuntunan imam pada zamannya.
SEMOGA KITA TIDAK DIGOLONGKAN MENJADI UMAT YANG KEHILANGAN PEGANGAN KARENA TIDAK MENGENALI IMAM ZAMANNYA. AMIN. (http://khilafahdanimamah.blogspot.com/2013/03/12-imam-dalam-hadits-hadits-ahlu-sunnah.html)
Kerajaan Arab Saudi yang mayoritas pemerintahannya Islam Wahabi


Pada suatu hari saya memutuskan untuk bertanya kepada seorang kawan yang giat memecah belah persatuan umat di FACE BOOK. Ia suka mengadu domba antara Ahlu Sunnah dan Syi’ah. Ini jelas harus dihentikan sebelum kedua pihak itu berhadapan dan bersinggungan dengan lebih masif dan konfrontal. Walau bagaimanapun pertengkaran itu jelek adanya dan harus dihindarkan sebisa mungkin. Kawan ini sangat getol dan maniak serta militan dalam misinya untuk menghancurkan umat. Padahal dari segi keilmuan sangatlah dangkal dan hampir tak tahu apa-apa tentang Islam. Ia hanya mengandalkan literatur atau tulisan atau posting video yang kontroversial tanpa mengindahkan nilai jurnalistik sedikitpun untuk kemudian ia HIGHLIGHT dan ekspos ke berbagai pihak agar pihak-pihak tersebut berhadapan dan beradu mulut bersilat lidah. Ia sendiri biasanya tidak mau turut campur dalam perdebatan itu karena ilmunya tak cukup. Ia hanya mendengarkan sambil sesekali menimpali agar diskusi menjadi panas.

Saya penasaran untuk mengeluarkan setetes dari perbendaharaan perpustakaan saya untuk sedikit menyerangnya. Saya tanyakan tentang hadits-hadits di bawah ini:
_______________________________________________________________________________________

1. Shahih al-Bukhari, vol. 4, halaman 168
Jabir berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 pemimpin dan khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak bisa kudengar. Ayahku berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Qurays’”
(Lihat Kitab al-Ahkam, Mesir 1351, no. 6682; lihat juga Shahih Muslim, Kitab al-‘Imarah, no. 3393, 3394, 3395, 3396, dan 3397; juga Sunan at-Turmudzi, Kitab al-Fitan, no. 2149; juga Sunan Abi Dawud, Kitab al-Mahdi, no 3731 dan 3732; juga Musnad Ahmad, Musnad al-Basyiryin, no. 19875, 19901, 19920, 19963, 20017, 20019, 20032, dan 20125)

2. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 4 (Syarh Nawawi)
Rasulullah saw telah bersabda, “Agama ini akan tetap berdiri sampai 12 khalifah, yang semuanya dari golongan Qurays, memerintah atas kamu.”
(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398)

3. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 3
Jabir meriwayatkan, “Aku dan ayahku pergi menemui Rasulullah saw. Kami mendengarnya bersabda, ‘Persoalan ini (khilafah) tidak akan berakhir sampai datang 12 khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak kudengar. Aku menanyakan pada ayahku apa yang Rasulullah saw sabdakan. Beliau saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Qurays’”
(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398, Mesir 1334)

4. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 3
Jabir meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah saw yang agung bersabda, “Islam akan selalu besar hingga datang 12 Imam.” (Jabir berkata), “Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti. Aku bertanya pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakana?’ Ia menjawab, ‘Semuanya dari golongan Qurays.’”
(Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398)

5. Shahih at-Tirmidzi, vol. 2, halaman 45
Jabir berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 Imam dan pemimpin setelahku.’ Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang tidak dapat kumengerti. Aku menanyakan pada seseorang di sampingku tentang itu. Ia berkata, ‘Semuanya dari golongan Qurays.’”
(Lihat cetakan New Delhi (tahun 1342), no. 2149. Tirmidzi menulis tentang hadits ini, “Hadits ini baik dan shahih, diriwayatkan oleh Jabir dari jalur sanad yang berbeda. Hal yang sama dikutip dari Jabir dalam ‘Shahih Abi Daud’, vol. 2, cet. Matba’a Taziyah, Mesir. Kitab al-Manaqib halaman 207 no. 3731)

6. Musnad Ahmad, vol. 5, hal. 106
Rasulullah bersabda, “Terdapat dua belas khalifah untuk umat ini”
Catatan: Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad mengutip hadits tentang persoalan ini dalam tiga puluh empat rantai hadits yang berlainan dari Jabir.

(Lihat: Matba’a Miymaniyyah, Mesir 1313, Musnad al-Basriyyin, no. 19944) 



7. Shahih Abu Daud, vol. 2, hal. 309
“Agama ini akan tetap agung sampai datang dua belas Imam.” Mendengar hal ini, orang-orang mengagunkan Allah dengan berkata, “Allahu Akbar” (Allah maha besar) dan menangis keras. Kemudian beliau mengatakan sesuatu dengan suara yang pelan. “Aku bertanya pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakan?’ ‘Mereka semua dari golongan Qurays,’ jawabnya.”
Catatan: Hakim Naysaburi meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang berbeda dari yang sebelumnya disebutkan.
(Lihat: Edisi pertama dari ‘Dar- Al-Fikr, 1334)
_______________________________________________________________________________________ 

Saya bertanya kepadanya dengan pertanyaan provokatif:

SIAPAKAH MEREKA YANG 12 ITU? MENGAPA KALIAN TAK PERNAH MENYINGGUNG HADITS-HADITS ITU SAMA SEKALI DALAM PENGAJIAN MAUPUN DALAM KHUTBAH JUM’AT PADAHAL PESAN DALAM HADITS ITU SANGATLAH PENTING YAITU TENTANG KEPEMIMPINAN??
(kira-kira begitulah bunyi dari pertanyaan itu yang berasal dari beberapa pertanyaan saya yang dirangkum jadi satu).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kawan saya yang maniak perpecahan ini tidak bisa menjawab (seperti yang sudah saya perkirakan). Ia malah mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Ia memaki dan mencaci dan menuduh saya dungu dan pendusta. Saya tidak terpancing oleh ocehan dia. Saya tetap bertanya padanya pertanyaan yang sama sambil ditimpali: 


KALAU TAK BISA MENJAWAB SURUH SAJA ORANG YANG LEBIH MAMPU UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN SAYA INI.

Maka akhirnya dialah yang terpancing (atau mungkin tepatnya dia seperti diberi peluang untuk melarikan diri dari perdebatan karena memang ia tidak mampu untuk itu) dan ia memanggil beberapa temannya (mungkin juga ustadznya) untuk menjawab pertanyaan yang sama sekali ia tidak bisa jawab. Salah satu dari jawaban itu ialah sebagai berikut: 


(SAYA KUTIP TANPA MENGUBAH SESUATU APAPUN DARI POSTING TERSEBUT; TANPA MENGKOREKSI KESALAHAN KETIK DAN KESALAHAN TATA BAHASA YANG IA PAKAI)
_______________________________________________________________________________________
pertama : yang perlu anda ketahui adalah : rasulullah tidak pernah menyebutkan nama-nama 12 khalifah. melainkan beliau memberi gambaran kondisi keada'an umat islam di tangan 12 kahlifah. bahwa umat ini akan jaya kuat dan kukuh di tangan 12khalaifah.
untuk dapat membuktikan kebenaran sabda rasulullah saw ini maka kita harus melihat-nya secara nyata. bukan secara bayang-bayang yang tidak di temukan buktinya.
kedua : rasulullah bersabda semuanya dari qurays : dan rasulullah tidak bersabda dari bani hasim atau dari ahlu bayt seandainya yang di maksud oleh rasulullah saw adalah dari bani hasim atau dari ahlu bayt sudah tentu rasulullah mengatakan nya dengan pasti, tapi rasulullah mengatakan nya mereka adalah dari qurays . umawiyyun dari qurays, abbasiyun juga dari quraisy.
ketiga : hadist tersebut hanya memberi khabar saja tentang kejayaan dan kekukuhan islam di tangan 12 khalifah, bukan kewajiban untuk mengetahui nama-nama 12 khalifah tersebut. jika mengetahui nama-nama 12 khalifah tersebut adalah perkara wajib sudah tentu baginda rasulullah saw menyebutkan nama-namanya secara terperinci dan pasti. tapi hadist tidak menyebutkan demikian
terbukti rasulullah al-mustafa saw hanya memberi khabar tentang kondisi dan keadaan umat islam di bawah 12 pemimpin qurays bahwa umat islam ini secara nyata akan kuat , kukuh dan jaya,
bila anda melihat sejarah secara utuh. dan mengakui-nya dengan realita yang ada. maka anda akan jumpai sebagai berikut.
1. islam kuat, kukuh dan jaya di tangan ABU BAKAR ASSIDDIQ.
2. islam kuat, kukuh dan jaya di tangan UMAR BIN KHOTTHAB.
3.islam kuat,kukuh dan jaya di tangan USMAN DZUN NURAIN
4. islam kuat, kukuh dan jaya di tangan ALI BIN ABI THALIB
setelah itu umat islam terpecah-pecah sampai akhirnya sayyidina hasan bin ali rhidwanullah alaihi menyerahkan jabatan kekhalifa'an-nya ke tangan mu'awiyah bin abi sufyan.
5. setelah itu. islam menjadi kuat kembali, kukuh jaya kembali di tangan mu'awiyah bin abi sufyan. disini umat islam yang pada awalnya terpecah-pecah kembali bersatu sehingga tahun itu di namakan dan sebut sebagai "aamul jama'ah" (tahun bersatunya kembali umat) sebagaimana di sebutkan di dalam sohih bukhori.
setelah kematian mu'awiyah ra. umat islam tidak kukuh lagi dan berpecah belah dan tidak berdiri di bawah tangan satu khalifah dan di masa itu adalah di masa perpecahan yang sangat dahsyat dan itu di masa yazid bin mu'awiyah. dan abdullah bin zubair. setelah kematian yazid dan abdullah bin zubair, kondisi umat islam ini kembali bersatu kuat, kukuh dan jaya di bawah pipmpinan --
6. Di tangan ABDUL MALIK BIN MARWAN
7. di lanjutkan oleh : WALID BIN ABDUL MALIK.
8. selanjutnya di bawah kendali SULAIMAN BIN ABDUL MALIK
9. Di lanjutkan oleh UMAR BIN ABDUL AZIZ
10. selanjutnya adalah YAZID BIN ABDUL MALIK
11. kemudian di tangan HISYAM BIN ABDUL MALIK
setelah kepemimpinan para pemimpin di atas yang sangat berjasa dan paling banyak memberikan kontribusi di dunia islam dengan berbagai penaklukkan dan perluasan islam sampai kepada negeri-negeri kafir. maka kondisi islam terpecah belah kembali dengan tidak berdiri di bawah satu pemimpin , maka setelah HISYAM BIN ABDUL MALIK wafat muncul dawlah abbasyiah dan para pembesarnya di sisi daulah umawiyah yang kemudian mulai susut menyusut ke andalusia yang pada akhirnya tercipta daulah-daulah yang banyak di bawah pemimpin yang berbeda-beda. dan tidak berdiri di bawah satu pemimpin . kemudian silih berganti menjadi pecahan-pecahan daulah-daulah islam dan sampailah kepada daulah utsmani. hingga sampai sekarang di masa saya dan anda hidup masih morat marit dalam pecahan daulah islam.
kemudian sisa satu pemimpin yang mana di bawah kepemimpinan-nya ummat islam kembali muncul dengan kejayaan, kemulyaan, keagungan, kukuh dan kuat di bawah satu pemimpin. dan ini yang masih belum muncul sampai saat ini. yaitu di bawah kepemimpinan IMAM MAHDI yang bernama : MUHAMMAD BIN ABDILLAH. sesuai dengan nama rasulullah.
fakta dan realita di atas tidak bisa di pungkiri dalam keyataan. sebab kenyataan nya sudah terbukti sepanjang sejarah.
sekarang saya mau bukti dari anda sebagai syiah. di mana umat islam ini menjadi kukuh , jaya. kuat di bawah kendali 12 imam yang nyata-nyata tidak pernah di lantik menjadi khlaifah oleh umat islam. silahkan ...... !!
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pembahasan saya terhadap jawaban tersebut ialah sebagai berikut:
1. Anda berkata: “rasulullah tidak pernah menyebutkan nama-nama 12 khalifah”. Tapi di dalam posting yang sama ia menuliskan nama-nama 12 pemimpin yang ia yakini sebagai pemimpin yang dimaksud oleh hadits-hadits tersebut. Alangkah naifnya jawaban ini. Darimana ia mendapatkan nama-nama itu padahal ia berkata bahwa Rasulullah tidak pernah menyebutkan nama-nama yang 12 itu tapi ia kemudian menyebutkannya. Alangkah hebatnya ia. Ia merasa lebih hebat dari siapapun karena bisa menyebutkan nama-nama tersebut padahal Rasulullah tidak pernah menyebutkannya. Ia kemungkinan besar mendapatkan nama-nama itu lewat khayalannya atau ia gabungkan antara khayalan dan kitab yang ia baca. Jalaluddin as-Suyuti memiliki daftar yang berbeda: yaitu keempat khalifah pertama dan al-Hasan, Mu’awiyyah, Abdullah bin Zubair, Umar bin Abdul Aziz, Al-Mahdi al-Abbas dan dua orang lagi yang ditunggu-tunggu. Sedangkan Ibnu Al-Arabi malah melebihi angka yang 12 itu sambil berkata (lihat Syarh Sunan Tirmidzi: Syarh Ibnu al-‘Arabi ‘ala Shahih at-Tirmidzi): “Dan bila kita hitung khalifah-khalifah sesudah Rasul untuk mendapatkan angka dua belas (maka sungguh-sungguh mengherankan) karena kita akan temukan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Al-Hasan, Mu’awiyyah, Yazid, Mu’awiyyah bin Yazid, Marwan, al-Walid, Sulaiman, Umar bin Abdul Aziz, Yazid bin ‘Abdul Malik, Marwan bin Muhammad bin Marwan, as-Saffah……….kemudian ia menyebutkan 27 khalifah ‘Abbasiyah sampai ke zamannya dan berkata: “Bila kita ambil dua belas khalifah, maka jumlah itu hanya berakhir sampai Sulaiman, dan menurut hitungan kami hanya ada lima khalifah (yang pantas), yaitu keempat khalifah Yang Lurus dan Umar bin Abdul Aziz….”

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

(IBNU ARABI SECARA JUJUR MENGAKUI HANYA ADA LIMA KHALIFAH YANG MENURUTNYA LURUS SEDANGKAN SISANYA TIDAK. KITA AKAN BAHAS TENTANG KELURUSAN INI DALAM POSTING YANG LAIN)

Kita kembali lagi ke jawaban di atas. Ia menyebutkan nama-nama padahal menurutnya Rasulullah tidak pernah menyebutkan nama-namanya ini mengherankan sekaligus menggelikan. (http://khilafahdanimamah.blogspot.com/2013/02/debat-1-menyoal-keyakinan-wahabi.html)




Dalam sebuah link disebutkan:  
Semestinya, Ahli Sunnah memandang hadis ini secara ilmiah dan bebas dari asumsi sehingga kita dapat melihat kelemahan tafsir futuralistik itu. Maka, jika Nabi saw. bermaksud menjelaskan ihwal kejadian di masa depan, mengapa beliau hanya menentukan dua belas orang saja? Bukankah masa depan itu lebih panjang dari sekedar jumlah dua belas pemimpin? Dan jika Rasulullah melihatnya dengan kaca mata khilafah yang sah yang sesuai dengan norma-norma syariat, maka Ahli Sunnah tidak akan siap untuk meyakini Khulafa Rasyidin dan menolak legalitas kepemimpinan selain mereka. Oleh karena itu, mereka kebingungan dalam menentukan dua belas pribadi pengganti yang telah disinggung oleh Rasulullah saw.

Dalam posting itu dikatakan sebagai berikut:
“rasulullah bersabda semuanya dari qurays : dan rasulullah tidak bersabda dari bani hasim atau dari ahlu bayt seandainya yang di maksud oleh rasulullah saw adalah dari bani hasim atau dari ahlu bayt sudah tentu rasulullah mengatakan nya dengan pasti, tapi rasulullah mengatakan nya mereka adalah dari qurays . umawiyyun dari qurays, abbasiyun juga dari quraisy”
Ini jelas bertentangan dengan al-Hadits yang masyhur seperti:
"Dari Abdul Malik bin 'Umair, dari Jabir bin Samrah yang ber-kata, 'Saya pernah bersama ayah saya berada di sisi Rasulullah saw, dan ketika itu Rasulullah saw bersabda, 'Sepeninggalku akan ada dua belas orang khalifah.' Kemudian Rasulullah saw menyamarkan suaranya. Lalu saya bertanya kepada ayah saya, 'Perkataan apa yang disamarkan olehnya?' Ayah saya menjawab, 'Rasulullah saw berkata, 'Semua berasal dari Bani Hasyim."

Dengan jelas dinyatakan bahwa mereka berasal dari Bani Hasyim. Untuk lebih jauh tentang hadits ini bisa dirujuk link di bawah ini:


Adalah naif (sekali lagi) kalau mengatakan hal-hal tersebut di atas. Itu mengada-ada dan tidak berdasarkan dalil sama sekali. Tidak ada beda dengan tidak tahu. Dan yang kedua itulah yang terjadi pada orang yang membuat posting itu.

Kalau kita rinci mereka yang 12 (yang dicantumkan oleh si penulis posting itu) maka kita mendapati hal seperti ini:

1. Abu Bakar, berasal dari bani Taim
2. Umar bin Khattab, berasal dari bani Adi
3. Utsman bin Affan, berasal dari bani Umayyah
4. Ali bin Abi Thalib, berasal dari bani Hasyim
5. Mu’awiyyah bin Abu Sufyan, berasal dari bani Umayyah
6. Abdul Malik bin Marwan, sda
7. Walid bin Abdul Malik, sda
8. Sulaiman bin Abdul Malik, sda
9. Umar bin Abdul Aziz, sda
10. Yazid bin Abdul Malik, sda
11. Hisyam bin Abdul Malik, sda
12. Muhammad bin Abdullah, bani Hasyim.

Yang sesuai dengan nubuwwah nabi adalah yang nomor 4 dan 12. Sisanya adalah khayalan semata dan dusta. Bagaimana saya bisa yakin itu khayalan dan dusta?

Yang namanya kebenaran itu selalu pasti dan tidak berubah-ubah dari satu orang kepada orang lainnya. Dan untuk berdusta (apalagi kepada umat Islam yang demikian banyaknya) diperlukan kesepakatan yang sangat rapi dan tertata. Memang sudah mafhum biasanya yang berdusta itu memang tidak begitu pandai akalnya. Jadi dusta sedemikian rapi pun akan tercium baunya. 

Lihatlah sekali lagi daftar orang-orang yang katanya 12 pemimpin yang dijanjikan itu. Lalu bandingkan dengan yang saya paparkan dalam posting yang pertama di link:



Maka anda akan mendapatkan perbedaan yang mencolok bandingkan juga dengan yang ini:

a. Menurut Ibnu Katsir: 
mereka adalah keempat khalifah awal, lalu Umar ibn Abdul Aziz, dan sebagian khalifah dari dinasti Abbasiyah, di mana Imam Mahdi yang dijanjikan berasal dari mereka. Menurut Ibnu Katsir Imam Mahdi bukan berasal dari Bani Hasyim melainkan Bani Umayyah.

b. Menurut Qadhi Damaskus: 
mereka adalah Khulafa’ Rasyidin, Muawiyah, Yazid ibn Muawiyah, Abdul Malik ibn Marwan dan keempat anaknya (Walid, Sulaiman, Yazid dan Hisyam), dan diakhiri oleh Umar ibn Abdul Aziz. Di sini tidak ada Imam Mahdi yang dijanjikan.

c. Menurut Waliyyullah, seorang Ahli Hadis dalam kitab Qurratul ‘Ainain, sebagaimana dinukil dalam kitab ‘Aunul Ma’bud:  
mereka adalah empat khalifah pertama muslimin, Abdul Malik ibn Marwan dan keempat anaknya, Umar ibn Abdul Aziz, Walid ibn Yazid ibn Abdul Malik. Kemudian Waliyyullah menukil dari Malik ibn Anas seraya memasukkan Abdullah ibn Zubair ke dalam dua belas orang tersebut, akan tetapi dia menolak perkataan Malik dengan dalil riwayat dari Umar dan Ustman dari Rasulullah saw. yang menunjukkan bahwa pemerintahan yang dipimpin oleh Abdullah ibn Zubair adalah sebuah bencana dari sederet malapetaka yang diderita umat Islam. Ia juga menolak dimasukkannya Yazid dan menegaskan, bahwa dia adalah sosok yang berperilaku bejat.

d. Ibnu Qayim Jauzi mengatakan: 
“Sedangkan jumlah khalifah itu dua belas orang; sekelompok orang yang di antaranya; Abu Hatim, Ibnu Hibban dan yang lain mengatakan bahwa yang terakhir dari mereka adalah Umar ibn Abdul Aziz. Mereka menyebut khalifah empat pertama, Muawiyah, Yazid ibn Muawiyah, Muawiyah ibn Yazid, Marwan ibn Hakam, Abdul Malik ibn Marwan, Walid ibn Abdul Malik, Sulaiman ibn Abdul Malik, dan khalifah yang kedua belas Umar ibn Abdul Aziz. Khalifah yang terakhir ini wafat pada tahun seratus Hijriyah; di abad pertama dan paling awal dari abad-abad kalender Hijriah manapun, pada abad inilah agama berada di puncak kejayaan sebelum terjadi apa yang telah terjadi”.

e. Nurbasyti mengatakan: 
”Cara terbaik memaknai hadis ini adalah menerapkan maknanya pada mereka yang adil, karena pada dasarnya merekalah yang berhak menyandang gelar sebagai khalifah, dan tidak mesti mereka memegang kekuasaan, karena yang dimaksud dari hadis adalah makna metaforis saja. Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Mirqat”.

fDan menurut Maqrizi: jumlah dua belas imam adalah khalifah empat pertama dan Hasan cucunda Nabi saw. Ia mengatakan: 
“Dan padanya (Imam Hasan a.s.), masa khalifah rasyidin pun berakhir”. Maqrizi tidak memasukkan satu pun dari penguasa dinasti Umawiyah. Masih menurut penjelasannya, khilafah setelah Imam Hasan a.s. telah menjadi sistem kerajaan yang di dalamnya telah terjadi kekerasan dan kejahatan. Lebih lanjut, ia juga tidak memasukkan satu penguasa pun dari dinasti Abbasiyah, karena pemerintahan mereka telah memecah belah kalimat umat dan persatuan Islam, dan membersihkan kantor-kantor administrasi dari orang Arab lalu merekrut bangsa Turki. Yaitu, pertama-tama bangsa Dailam memimpin, lalu disusul bangsa Turki yang akhirnya menjadi sebuah bangsa yang begitu besar. Maka, terpecahlah kerajaan besar itu kepada berbagai bagian, dan setiap penguasa suatu kawasan mencaplok dan menguasainya dengan kekerasan dan kebrutalan.

Dengan demikian, tampak jelas bagaimana kebingungan madrasah Khulafa’ (Ahli Sunnah) dalam menafsirkan hadis tersebut; mereka tidak sanggup keluar dari keadaan ini selagi berpegang pada tafsir futuralistik itu.

Dalam kitab Al-Hawi lil Fatawa, As-Suyuthi mengatakan: ”Sampai sekarang, belum ada kesepakatan dari umat Islam mengenai setiap pribadi dua belas imam.”

LALU DARIMANAKAH GERANGAN DAFTAR YANG DINUKIL OLEH USTADZ-NYA KAWAN SAYA ITU YANG TEGAS-TEGAS MENGATAKAN NAMA-NAMANYA PADAHAL SEBELUMNYA IA JUGA SECARA JUJUR MENGAKUI BAHWA RASULULLAH (menurut pendapatnya yang dibatasi oleh tingkat intelektualnya) TIDAK PERNAH MENYEBUTKAN NAMA-NAMA DARI PARA PEMIMPIN YANG DUA BELAS YANG DIJANJIKAN UNTUK MEMIMPIN UMAT INI. (
http://khilafahdanimamah.blogspot.com/2013/02/debat-2-daftar-12-pemimpin-versi-sang.html)
Republik Islam Iran yang masyarakatnya menganut Islam Syi'ah 12 Imam/Imamiah/Mazhab Jakfari dan Negara Lebanon yang mayoritas penduduknya penganut Kristen dan Terkenal dengan Pejuang Hizbullah (Islam Syi'ah) yang membantu Hamas (Islam Sunni) menggempur  Zionis Israel & Takfiri

Urutan Lengkap Ratusan Khalifah Sunni vs 12 Khalifah Syi’ah imamiyah dalam Lintasan Sejarah

POSTED ON 
KOnsep imamah syi’ah  mengandung makna  bahwa  Kekhalifahan  syi’ah  mencakup  pemimpin  politik  dan  pemimpin rohani, yaitu :
Khalifah secara zhahir ( Waliyyul AmriSurat An Nisaa’ ayat 59 ) : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul ( Nya ), dan ulil amri ( pemimpin ) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah ( Al Quran ) dan Rasul ( sunnahnya ), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” atau mereka yang menjadi kepala pemerintahan umat Islam;
dan
Khalifah secara bathin ( Waliyyul MursyidSurat Al Kahfi ayat 17 ) : “Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk ( Waliyyan Mursyida ) kepadanya.” atau mereka yang menjadi pembina rohani umat Islam.
Meskipun  diantara  12  imam  syi’ah  hanya  dua  orang  yang pernah  menjadi  khalifah zhahir, akan  tetapi  mereka  tetap  khalifah  yang  diangkat oleh  Nabi  SAW  ( syar’i ) yang  dikudeta  oleh  tangan  besi  khalifah  sunni  yang  illegal.. Khalifah  Ahlul-Bait  tetap  sah  walaupun sepanjang sejarah kekuasaan Bani Umayyah danBani Abbasiyah mengalami penindasan luar biasa
——————————————
TAHUN LAHiR DAN WAFAT 12 KHALiFAH Syi’ah Imamiah/Mazhab Jakfari/ 12 Imam
Inilah Tahun Lahir dan wafat Khulafaur rasyidin Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariah                 ( kecuali Imam Mahdi ) :
1.  KHALiFAH Ali bin Abi Thalib : 600–661 M atau 23–40 H
     Imam pertama dan pengganti yang berhak atas kekuasaan Nabi Muhammad saw.          ..Dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang Khawarij di Kufah, Irak. Imam          Ali ra. ditusuk dengan pisau beracun..
Pembunuhan beliau akibat politik adu domba (devide it impera) yang dilakukan Mu’awiyah bin Abu Sofyan untuk memecah belah pendukung Imam Ali…
Padahal meninggal kan itrah ahlul bait = meninggal kan QURAN, itrah ahlul bait dan Quran adalah satu tak terpisahkan ! Aswaja Sunni meninggalkan hadis 12 imam lalu berpedoman pada sahabat yang cuma sebentar kenal Nabi seperti Abu hurairah dan ibnu Umar
Menurut ajaran sunni :
- Imam Ali berijtihad
- Mu’awiyah berijtihad
- Jadi keduanya benar ! Pihak yang salah dapat satu pahala ! Pihak yang benar ijtihad dapat dua pahala
Ajaran sunni tersebut PALSU !!
Ijtihad yang salah lalu si mujtahid berpahala hanya pada PERKARA/MASALAH yang belum ada nash yang terang, misal :Apa hukum melakukan bayi tabung pada pasangan suami isteri yang baru setahun nikah dan belum punya anak ??
Mu’awiyah membunuh orang tak berdosa, Aisyah membunuh orang yang tak berdosa !! Dalam hukum Allah SWT : “”hukum membunuh orang yang tak berdosa adalah haram”” ( nash/dalil nya sudah terang dan jelas tanpa khilafiyah apapun yaitu QS.An Nisa ayat 93 dan Qs. Al hujurat ayat 9 ) … Membunuh sudah jelas haram, jika saya membunuh ayah ibu anda yang tidak berdosa lalu saya katakan bahwa saya salah ijtihad, apakah murid TK tidak akan tertawa ???????
Nabi SAW saja pernah bersabda : “” Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangan nya”” … Tidak ada istilah kebal hukum didepan Nabi SAW
saudaraku….
Tanggapan syi’ah tentang bai’at Imam Ali :
Imam Ali r.a dan Syiah membai’at Abubakar sebagai sahabat besar dan pemimpin Negara secara the facto, seperti hal nya anda mengakui SBY sebagai Presiden R.I… Saudaraku..
- Imam Ali terpaksa membai’at Abubakar karena ingin memelihara umat agar tidak mati sia sia dalam perang saudara melawan Pasukan Abubakar dibawah pimpinan Khalid Bin Walid yang haus darah
- Dengan mengalah Imam Ali telah menyelamatkan umat Islam dari kehancuran..Kalau perang saudara terjadi dan imam Ali tidak membai’at Abubakar maka tidak ada lagi Islam seperti yang sekarang ini
Akan tetapi…..
syi’ah dan Imam Ali tidak mengakui tiga khalifah sebagai pemimpin keagamaan dan pemimpin negara secara yuridis ( imamah ) seperti halnya anda menginginkan Presiden R.I mestinya adalah orang yang berhukum dengan hukum Allah..Karena keimamam itu bukanlah berdasarkan pemilihan sahabat Nabi SAW, tapi berdasarkan Nash dari Rasulullah SAW… Apa bukti Ahlul bait sampai matipun menolak Abubakar sebagai pemimpin keagamaan dan pemimpin negara secara yuridis ??? Ya, buktinya Sayyidah FAtimah sampai mati pun tidak mau memaafkan Abubakar dan Umar cs
2.KHALiFAH Hasan bin Ali : 624–680 M atau 3–50 H
Diracuni oleh istrinya di Madinah atas perintah dari Muawiyah I
Hasan bin Ali adalah cucu tertua Nabi Muhammad lewat Fatimah az-Zahra. Hasan menggantikan kekuasaan ayahnya sebagai khalifah di Kufah. Berdasarkan perjanjian dengan Muawiyah I, Hasan kemudian melepaskan kekuasaannya atas Irak
3.KHALiFAH Husain bin Ali : 626–680 M atau 4–61 H
Husain adalah cucu dari Nabi Muhammad saw. yang dibunuh ketika dalam perjalanan ke Kufah di Karbala. Husain dibunuh karena menentang Yazid bin Muawiyah..Dibunuh dan dipenggal kepalanya di Karbala.
4.KHALiFAH Ali bin Husain : 658-712 M atau 38-95 H
Pengarang buku Shahifah as-Sajadiyyah yang merupakan buku penting dalam ajaran Syi’ah…wafat karena diracuni oleh orang suruhan Khalifah al-Walid di Madinah,
5.KHALiFAH Muhammad al-Baqir : 677–732 M atau 57–114 H
Muhammad al-Baqir diracuni oleh Ibrahim bin Walid di Madinah, Arab Saudi, atas perintah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
6. KHALiFAH Ja’far ash-Shadiq : 702–765 M atau 83–148 H
beliau diracuni atas perintah Khalifah al-Mansur di Madinah..Beliau mendirikan ajaran Ja’fariyyah dan mengembangkan ajaran Syi’ah. Ia mengajari banyak murid dalam berbagai bidang, diantaranya Imam Abu Hanifah dalam fiqih, dan Jabar Ibnu Hayyan dalam alkimia
7.KHALiFAH Musa al-Kadzim : 744–799 M –atau 128–183 H
Dipenjara dan diracuni oleh Harun ar-Rashid di Baghdad
8.KHALiFAH Ali ar-Ridha : 765–817 atau 148–203 H
beliau diracuni oleh Khalifah al-Ma’mun di Mashhad, Iran.
9.KHALiFAH Muhammad al-Jawad : 810–835 M atau 195–220 H
Diracuni oleh istrinya, anak dari al-Ma’mun di Baghdad, Irak atas perintah Khalifah al-Mu’tashim.
10.KHALiFAH Ali al-Hadi : 827–868 M atau 212–254 H
beliau diracuni di Samarra atas perintah Khalifah al-Mu’tazz
11.KHALiFAH Hasan al-Asykari : 846–874 M atau 232–260 H
beliau diracuni di Samarra, Irak atas perintah Khalifah al-Mu’tamid.
Pada masanya, umat Syi’ah ditekan dan dibatasi luar biasa oleh Kekhalifahan Abbasiyah dibawah tangan al-Mu’tamid
12.KHALiFAH Mahdi : Lahir tahun 868 M atau 255 H
beliau adalah imam saat ini dan dialah Imam Mahdi yang dijanjikan yang akan muncul menjelang akhir zaman.. Sebelum beliau muncul, Iran menyiapkan “Fakih yang adil” sebagai pengganti sementara, misal : Ayatullah Khomeini dan Ayatullah Ali Khamenei
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,
yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.”

(Al-Quran Surah Al-Qalam ayat 10-11)
Di antara propaganda busuk yang selama ini disebarkan melalui mulut dan situs-situs kotor kaum Wahabi adalah tuduhan bahwa akidah 12 Imam (pemimpin) yang dianut Muslim Syiah berasal dari ajaran Yahudi dan Nasrani. Dengan panjang lebar mereka memfitnah bahwa keyakinan 12 imam yang dianut Muslim Syiah diambil dari keyakinan Yahudi dan Nasrani. Benarkah?
Jika Anda membaca tulisan dan tuduhan-tuduhan mereka itu, Anda akan segera melihat kedangkalan pemikiran kaum Wahabi. Argumen-argumen yang mereka gunakan untuk menyebar fitnah keji tersebut terlihat sedemikian naif dan rapuh. Saya akan bertanya kepada mereka: Apakah jika kaum Yahudi meyakini bahwakhitan itu wajib lalu dengan serta merta Anda menuduh bahwa keyakinan Islam atas kewajiban khitan (atas laki-laki) juga merupakan peniruan dari keyakinan kaum Yahudi dan Nasrani?Baca selanjutnya
Apakah jika kaum Nasrani mengajarkan agar mengasihi orang-orang miskin dan kaum Muslim juga melakukan hal yang sama, maka berarti kaum Muslim mengambil ajaran seperti ini dari kaum Nasrani? Tentu saja tidak! Dan cara berpikir seperti ini makin memperjelas kebodohan dan kedunguan kaum Wahabi. Lalu darimanakah sebenarnya ajaran berimam dengan 12 imam itu berasal?
HADIS HADIS TENTANG 12 IMAM

Walaupun Muslim Syiah tidak menggunakan dasar-dasar keyakinan mereka dengan hadis-hadis yang biasa digunakan saudara mereka Muslim Sunni, namun ternyata hal itu pun tercatat pada banyak hadis-hadis Sunni. Yang sering saya herankan adalah tingkah “ustadz-ustadz” Wahabi yang sok tahu tentang keyakinan Muslim Syiah tanpa mempelajari terlebih dahulu apa yang mendasari keyakinan Muslim Syiah. Begitu pun terhadap muslim lainnya, dengan gegabah dan serampangan mereka melancarkan berbagai tuduhan dan fitnah keji.
Seperti keyakinan atas 12 imam yang dianut Muslim Syiah, seharusnya mereka mengetahui bahwa hadis-hadis tentang 12 imam atau khalifah itu ternyata juga terdapat di dalam hadis-hadis Ahlus Sunnah yang diyakini berasal dari Rasulullah saw.
Hadis-hadis ini terdapat diriwayatkan di dalam berbagai kitab Sunni seperti : Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Shahih Tirmidzi, Sunan Abu Dawud dan Musnad Ahmad bin Hanbal.
Jika mereka tidak mengetahui hal ini, mengapa begitu cepat dan mudahnya tuduhan-tuduhan keji dilemparkan kepada saudara Muslim mereka sendiri? Jika mereka mengetahui hal ini, bukankah berarti mereka telah menyebarkan kebohongan di antara umat Muslim lainnya? Kami berlindung kepada Allah Swt dari perbuatan-perbuatan semacam ini!
Sekarang kita lihat dari mana sebenarnya sumber pemikiran Muslim Syiah tentang 12 Imam berasal?
1. Di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, diriwayatkan dari Jabir bin Samrah, ia berkata: Aku bersama ayahku menemui Rasulullah Saw, lalu aku mendengar beliau bersabda: “Sesungguhnya urusan ini tidak akan berakhir sebelum 12 orang khalifah (pemimpin) memerintah mereka.” Kemudian beliau berbicara dengan suara perlahan sehingga aku tidak dapat mendengarnya. Lalu aku bertanya kepada ayahku: Apakah yang beliau katakan? Ayahku menjawab: Semua khalifah itu berasal dari kaum Quraisy. 1]

Memang ada perbedaan kata imam dan khalifah di sini, namun jika kita teliti ternyata kedua-duanya bermakna : pemimpin. 2]
2. Dengan teks yang berbeda Muslim meriwayatkan di dalam Shahih-nya yang juga dari Jabir bin Samurah, yang mengatakan : aku mendengar Rasulullah Saw bersabda : “Islam akan tetap jaya sampai ada 12 khalifah.” Kemudian Rasulullah Saw mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti. Lalu aku bertanya kepada ayahku : Apa yang beliau katakan? Ayahku mengatakan : mereka (ke-12 khalifah) itu berasal dari kaum Quraisy. 3]
3. Diriwayatkan dari Amir bin Sa’ad bin Abu Waqqas yang mengatakan : Aku menulis (sebuah surat) untuk Jabir bin Samurah dan mengirimkannya melalui pelayanku, Nafi’, untuk meminta kepadanya (Jabir bin Samurah) agar memberitahu kepadaku sesuatu yang pernah ia dengar dari Rasulullah Saw. Dia (Jabir) menulis (surat jawaban) kepadaku : Aku telah mendengar Rasulullah Saw, pada Jumat malam, pada hari al-Aslami dihukum rajam sampai mati (karena berzina): (Rasulullah Saw bersabda) : Islam akan tetap tegak sampai Hari Kiamat, atau kalian akan diperintah oleh 12 khalifah, mereka semua berasal dari Quraisy…” 4]
4. Juga diriwayatkan dari Jabir bin Samurah yang mengatakan : Aku pergi bersama ayahku menemui Rasulullah Saw dan kudengar beliau bersabda: Agama ini akan tetap bertahan, kokoh dan jaya sampai berlangsung 12 khalifah. Kemudian beliau menambahkan kata-kata yang tak dapat kutangkap karena suara berisik banyak orang. Lalu kutanyakan kepada ayahku: Apa yang beliau katakan? Ayahku menjawab: Beliau mengatakan semua khalifah itu berasal dari Quraisy. 5]
5. Dengan teks yang hampir sama. 6]
6. Idem 7]
Hadis-hadis yang diungkapkan di atas belumlah seluruhnya. Masih banyak hadis lainnya yang bernada serupa namun karena keterbnatasan waktu dan ruang di sini maka saya kira semua informasi itu sudah lebih dari cukup. Lalu pertanyaan saya : Apakah hadis-hadsi yang sedemikian banyak dan shahih ini tidak pernah dibaca oleh “ustadz-ustadz” Wahabi itu? Jika belum, maka saya sarankan mereka untuk lebih banyak memperdalam terlebih dahulu ketimbang berfatwa serampangan dan melakukan adu domba antar umat Islam. Ingatlah hadis Nabi Saw yang dirwayatkan oleh syaikhan : “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba (al-Nammâm)” 8]
Seperti sudah kita yakini bersama bahwa jika seseorang benar-benar memperdalam pengetahuan agamanya dengan cara yang benar, mestinya dia akan menjadi semakin arif dan semakin toleran terhadap pemikiran dan keyakinan orang lain. Namun jika seseorang “memperdalam” agamanya lalu dia menjadi sedemikian fanatik dan tidak toleran maka bisa dipastikan telah terjadi penyimpangan di dalam penanaman “pengetahuan”. Seperti yang saya ketahui, bahwa umumnya penyimpangan terjadi karena pengetahuan agama yag diajarkan tidak secara alami, yaitu dengan cara indoktrinasi atau brain-washing; atau dengan kata lain doktrin-doktrin “agama” dijejalkan secara paksa dan sistematis.
Akhirnya dari sebagian hadis shahih yang saya ungkapkan di atas dapat kita ketahui bahwa keyakinan 12 imam yang dianut oleh Muslim Syiah bukanlah berasal dari Yahudi maupun Nasrani seperti yang disebarkan oleh kaum Wahabi yang kita yakini adalah antek-antek AS dan Zionis Israel. Mereka inilah cikal bakal kaum teroris al-Qaeda yang tersebar di seluruh dunia. Mereka didoktrin, dicuci otak dan pikiran mereka dimanipulasi untuk menyebarkan teror dan adu domba antar kaum Muslim di dunia. Kita melihat sendiri bahwa hadis-hadis yang diungkapkan di atas adalah sabda-sabda Rasul Saw yang memang benar-benar terdapat di dalam literatur Islam. Akhirnya tulisan ini saya tutup dengan doa: semoga mereka, kaum Wahabi yang membaca tulisan ini segera merekonstruksi pemikiran mereka.
Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Tiada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah jua!
Catatan kaki :
1. Hadis ini sudah tidak asing lagi bagi mereka yang sering mengkaji hadis-hadis Bukhari Muslim, namun anehnya para “ustadz” Wahabi seolah-olah tidak pernah mendengar hadis ini sehingga dengan nekadnya mencerca Muslim Syiah bahwa mereka (Muslim Syiah) mengambil akidah 12 imam dari Yahudi dan Nasrani. Oleh karena itu saya persilahkan pembaca membuka kitab hadis :
- Shahih Bukhari, hadis no. 6682.
- Shahih Muslim, Bab Imarah, hadis no. 3393
- Al-Tirmidzi, hadis no. 2149
- Abu Dawud, Bab al-Mahdi, hadis no. 3731
- Ahmad bin Hanbal, Bab 5, hlm. 87, 90, 92, 95, 97, 99, 100, 101, 106, 107, 108.
Hadis di atas saya kutip dari situs Kerajaan Saudi yang bermazhab Wahabi dan insya Allah Anda bisa langsung mengkliknya :
2. Kata al-khilafah bermakna al-niyabah ‘an al-ghayr atau pengggantian juga berarti : al-imamah al-‘uzhma atau kekhalifahan atau kepemimpinan yang agung. Lihat Kamus al-Munawwir hlm. 393, Catakan th. 1984. Contoh faktualnya adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang diangkat sebagai khalifah. Dan di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Inilah dia saudaraku, penerima wasiatku (al-washî) dan khalifahku (khalîfatî)…” Rujukan :
- Târikh al-Thabarî Jil. 2, hlm. 319, dan
- al-Kâmil fî al-Târikh li Ibni al-Atsîr Jil. 2 hlm. 63.
Sementara itu dikalangan Muslim Syiah, Sayyidina Ali juga dianggap sebagai salah seorang dari 12 imam mereka.
.
3. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4480
4. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4483
5. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4482
6. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4481
7. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4477
8. Shahih Bukhari, Muslim, Abu dawud dan Tirmidzi dari sahabat Hudzaifah al-Yamani. Al-Dzahabi memasukkan dosa nammâm atau namîmah (mengadu domba) sebagai salah satu dari dosa-dosa besar. Lihat kitab al-Kabâirkarangan Muhammad bin ‘Utsman al-Dzhaby.

Hadist  Shahīh  Ahlul  Kisa

Shahīh Muslim, vol. 7, hal. 130
Aisyah berkata, “Pada suatu pagi, Rasulullah saw keluar rumah menggunakan jubah (kisa) yang terbuat dari bulu domba. Hasan datang dan kemudian Rasulullah menempatkannya di bawah kisa tersebut. KemudianHusain datang dan masuk ke dalamnya. Kemudian Fatimah ditempatkan oleh Rasulullah di sana. Kemudian Alidatang dan Rasulullah mengajaknya di bawah kisa dan berkata,
“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab [33]:33) [ Syi'ah dalam Sunnah, Mencari Titik Temu yang terabaikan; Mudarrisi Yazdi; hal. 28]
Sunan at-Turmudzi, Kitab al-Manâqib
Ummu Salamah mengutip bahwa Rasulullah saw menutupi HasanHusainAli dan Fatimah dengan kisa-nya, dan menyatakan, “Wahai Allah! Mereka Ahlul Baitku dan yang terpilih. Hilangkan dosa dari mereka dan sucikanlah mereka!”
Ummu Salamah berkata, “Aku bertanya pada Rasulullah saw, Wahai Rasul Allah! Apakah aku termasuk di dalamnya?” Beliau menjawab, “Engkau berada dalam kebaikan (tetapi tidak termasuk golongan mereka).”
Imam Turmudzi menulis di bawah hadits ini, “Hadits ini shahīh dan bersanad baik, serta merupakan hadits terbaik yang pernah dikutip mengenai hal ini.”[ Syi'ah dalam Sunnah, Mencari Titik Temu yang terabaikan; Mudarrisi Yazdi; hal. 29]
Kaum Syi’ah percaya bahwa yang dimaksud dengan Ahlul Bait yang disucikan sesuai dengan ayat tathîr(penyucian) (QS. Al-Ahzab [33]:33), adalah mereka yang termasuk dalam Ahlul-Kisa yaitu MuhammadAli,FatimahHasan dan Husain serta 9 imam berikutnya yang merupakan keturunan dari Husain..Sesuai dengan hadits di atas, Syi’ah berpendapat bahwa istri-istri Muhammad tidak termasuk dalam Ahlul Bait  yang  disucikan
Setelah mengalami titik noda paling kelam dalam sejarah Bani Umayyah, dimana cucu Nabi SAW, al-Husainbersama keluarga dibantai di Karbala, pemerintahan berikutnya dari Bani Abbasiyah yang sebetulnya masih kerabat (diturunkan melalui Abbas bin Abdul-Muththalib) tampaknya juga tak mau kalah dalam membantai keturunan Nabi SAW yang saat itu sudah berkembang banyak baik melalui jalur Ali Zainal Abidin satu-satunya putra Husain bin Ali yang selamat dari pembantaian di Karbala, juga melalui jalur putra-putra Hasan bin Ali
———————————
Versi  Sunni  : Khilafah Sunni  pernah dipimpin oleh 104 khalifah. Mereka (para khalifah) terdiri dari 5 orang khalifah dari khulafaur raasyidin, 14 khalifah dari dinasti Umayyah, 18 khalifah dari dinasti ‘Abbasiyyah, diikuti dari Bani Buwaih 8 orang khalifah, dan dari Bani Saljuk 11 orang khalifah. Dari sini pusat pemerintahan dipindahkan ke kairo, yang dilanjutkan oleh 18 orang khalifah. Setelah itu khalifah berpindah kepada Bani ‘Utsman. Dari Bani ini terdapat 30 orang khalifah
Adapun nama-nama para khalifah pada masa khulafaur Rasyidin sebagai berikut:
1.Abu Bakar ash-Shiddiq ra    (tahun 11-13 H/632-634 M)
2.’Umar bin khaththab ra         (tahun 13-23 H/634-644 M)
3.’Utsman bin ‘Affan ra           (tahun 23-35 H/644-656 M)
4.Ali bin Abi Thalib ra            (tahun 35-40 H/656-661 M)
5.Al-Hasan bin Ali ra              (tahun 40 H/661 M)
Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu’awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
1.Mu’awiyah bin Abi Sufyan   (tahun 40-64 H/661-680 M)
2.Yazid bin Mu’awiyah            (tahun 61-64 H/680-683 M)
3.Mu’awiyah bin Yazid            (tahun 64-68 H/683-684 M)
4.Marwan bin Hakam              (tahun 65-66 H/684-685 M)
5.’Abdul Malik bin Marwan     (tahun 66-68 H/685-705 M)
6.Walid bin ‘Abdul Malik        (tahun 86-97 H/705-715 M)
7.Sulaiman bin ‘Abdul Malik    (tahun 97-99 H/715-717 M)
8.’Umar bin ‘Abdul ‘Aziz         (tahun 99-102 H/717-720 M)
9.Yazid bin ‘Abdul Malik        (tahun 102-106 H/720-724 M)
10.Hisyam bin Abdul Malik     (tahun 106-126 H/724-743 M)
11.Walid bin Yazid                 (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid                 (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid              (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad     (tahun 127-133 H/744-750 M)
Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu’awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
I. Dari Bani ‘Abbas
1.Abul ‘Abbas al-Safaah         (tahun 133-137 H/750-754 M)
2.Abu Ja’far al-Mansyur          (tahun 137-159 H/754-775 M)
3.Al-Mahdi                             (tahun 159-169 H/775-785 M)
4.Al-Hadi                               (tahun 169-170 H/785-786 M)
5.Harun al-Rasyid                   (tahun 170-194 H/786-809 M)
6.Al-Amiin                             (tahun 194-198 H/809-813 M)
7.Al-Ma’mun                          (tahun 198-217 H/813-833 M)
8.Al-Mu’tashim Billah              (tahun 218-228 H/833-842 M)
9.Al-Watsiq Billah                  (tahun 228-232 H/842-847 M)
10.Al-Mutawakil                     (tahun 232-247 H/847-861 M)
11.Al-Muntashir Billah            (tahun 247-248 H/861-862 M)
12.Al-Musta’in Billah               (tahun 248-252 H/862-866 M)
13.Al-Mu’taz Billah                 (tahun 252-256 H/866-869 M)
14.Al-Muhtadi Billah               (tahun 256-257 H/869-870 M)
15.Al-Mu’tamad                      (tahun 257-279 H/870-892 M)
16.Al-Mu’tadla Billah              (tahun 279-290 H/892-902 M)
17.Al-Muktafi Billah                (tahun 290-296 H/902-908 M)
18.Al-Muqtadir Billah              (tahun 296-320 H/908-932 M)
II. Dari Bani Buwaih
19.Al-Qahir Billah                   (tahun 320-323 H/932-934 M)
20.Al-Radli Billah                   (tahun 323-329 H/934-940 M)
21.Al-Muttaqi Lillah                (tahun 329-333 H/940-944 M)
22.Al-Musaktafi                      (tahun 333-335 H/944-946 M)
23.Al-Muthi’ Lillah                  (tahun 335-364 H/946-974 M)
24.Al-Thai’i Lillah                   (tahun 364-381 H/974-991 M)
25.Al-Qadir Billah                   (tahun 381-423 H/991-1031 M)
26.Al-Qa’im Bi Amrillah          (tahun 423-468 H/1031-1075 M)
III. dari Bani Saljuk
27. Al Mu’tadi Biamrillah         (tahun 468-487 H/1075-1094 M)
28. Al Mustadhhir Billah          (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
29. Al Mustarsyid Billah          (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
30. Al-Rasyid Billah                (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
31. Al Muqtafi Liamrillah         (tahun 531-555 H/1136-1160)
32. Al Mustanjid Billah            (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
33. Al Mustadhi’u Biamrillah    (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
34. An Naashir Liddiinillah      (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
35. Adh Dhahir Biamrillah       (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
36. al Mustanshir Billah           (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
37. Al Mu’tashim Billah           ( tahun 640-656 H/1242-1258 M)
Setelah itu kaum muslimin hidup selama 3,5 tahun tanpa seorang khalifah pun. Ini terjadi karena serangan orang-orang Tartar ke negeri-negeri Islam dan pusat kekhalifahan di Baghdad. Namun demikian, kaum muslimin di Mesir, pada masa dinasti Mamaluk tidak tinggal diam, dan berusaha mengembalikan kembali kekhilafahan. kemudian mereka membai’at Al Muntashir dari Bani Abbas. Ia adalah putra Khalifah al-Abbas al-Dhahir Biamrillah dan saudara laki-laki khalifah Al Mustanshir Billah, paman dari khalifah Al Mu’tashim Billah. Pusat pemerintahan dipindahkan lagi ke Mesir. Khalifah yang diangkat dari mereka ada 18 orang yaitu :
1.   Al Mustanshir billah II       (tahun 660-661 H/1261-1262 M)
2.   Al Haakim Biamrillah I      ( tahun 661-701 H/1262-1302 M)
3.   Al Mustakfi Billah I           (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
4.   Al Watsiq Billah I             (tahun 732-742 H/1334-1354 M)
5.   Al Haakim Biamrillah II     (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
6.   al Mu’tadlid Billah I           (tahun 753-763 H/1354-1364 M)
7.   Al Mutawakkil  I               (tahun 763-785 H/1363-1386 M)
8.   Al Watsir Billah II             (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
9.   Al Mu’tashim                    (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
10. Al Mutawakkil  II              (tahun 791-808 H/1392-14-9 M)
11. Al Musta’in Billah              (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M)
12. Al Mu’tadlid Billah II         (tahun 815-845 H/1416-1446 M)
13. Al Mustakfi Billah II          (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
14. Al Qa’im Biamrillah           (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
15. Al Mustanjid Billah            (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
16. Al Mutawakkil                   (tahun 884-893 H/1485-1494 M)
17. al Mutamasik Billah           (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
18. Al Mutawakkil  OV           (tahun 914-918 H/1515-1517 M)
Ketika daulah Islamiyah Bani Saljuk berakhir di anatolia, Kemudian muncul kekuasaan yang berasal dari Bani Utsman dengan pemimpinnya “Utsman bin Arthagherl sebagai khalifah pertama Bani Utsman, dan berakhir pada masa khalifah Bayazid II (918 H/1500 M) yang diganti oleh putranya Sultan Salim I. Kemuadian khalifah dinasti Abbasiyyah, yakni Al Mutawakkil “alallah diganti oleh Sultan Salim. Ia berhasil menyelamatkan kunci-kunci al-Haramain al-Syarifah. Dari dinasti Utsmaniyah ini telah berkuasa sebanyah 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad keenam belas Masehi. nama-nama mereka adalah sebagai berikut:
1. Salim I                               (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
2. Sulaiman al-Qanuni             (tahun 916-974 H/1520-1566 M)
3. salim II                               (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
4. Murad III                           (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
5. Muhammad III                    (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
6. Ahmad I                             (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
7. Musthafa I                          (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
8. ‘Utsman II                          (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
9. Musthafa I                          (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
10. Murad IV                         (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
11. Ibrahim I                          (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
12. Mohammad IV                 (1058-1099 H/1648-1687 M)
13. Sulaiman II                       (tahun 1099-1102 H/1687-1691M)
14. Ahmad II                          (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
15. Musthafa II                       (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
16. Ahmad II                          (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
17. Mahmud I                         (tahun 1143-1168/1730-1754 M)
18. “Utsman IlI                       (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
19. Musthafa II                       (tahun 1171-1187H/1757-1774 M)
20. ‘Abdul Hamid                   (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
21. Salim III                           (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
22. Musthafa IV                     (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
23. Mahmud II                       (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
24. ‘Abdul Majid I                  (tahun 1255-1277 H/1839-1861 M)
25. “Abdul ‘Aziz I                   (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
26. Murad V                           (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
27. ‘Abdul Hamid II                (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
28. Muhammad Risyad V       (tahun 1328-1339 H/1909-1918 M)
29. Muhammad Wahiddin II    (tahun 1338-1340 H/1918-1922 M)
30. ‘Abdul Majid II                 (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M)
========================================================
Hadith Kitabullah Dan Ahlul Bayt AS
Al-Tabarani meriwayatkan dalam lafaz yang panjang seperti berikut:
” Dari Zaid bin Arqam, dia berkata: ” Rasulullah SAW telah berkhutbah di Ghadir Khum, di bawah beberapa batang pohon. Baginda bersabda: ” Wahai manusia, hampir tiba saatnya aku akan dipanggil pulang. Dan aku pasti akan memenuhi panggilan itu dan aku akan diminta tanggungjawab dan kamu juga bertanggungjawab. Maka apakah yang akan kamu katakan nanti?”
Mereka yang hadir menjawab: “Kami bersaksi bahawa engkau telah menyampaikan (risalah Ilahi), telah berjihad dan telah menunjukajar kami, semoga Allah akan membalas dengan sebaik-baik kebaikan!” Kemudian Rasulullah SAW meneruskan lagi ucapannya: “Bukankah kamu menyaksikan bahawa tiadaTuhan melainkan Allah, Muhammad hamba dan pesuruhNya dan bahawa jannahNya (syurga) adalah hak, narNya (neraka) adalah hak, kematian adalah hak dan kebangkitan sesudah mati adalah hak dan Hari Kiamat pasti tiba – tiada keraguan tentang itu – dan bahawa Allah akan membangkitkan kembali semua yang dalam kubur?” Ya, kami menyaksikan,” jawab mereka. ” Wahai Tuhanku, saksikanlah,” sabda baginda. Kemudian Rasulullah SAWmenyeru mereka: ” Wahai manusia, adakah kamu mendengar?” ” Ya,” jawab mereka.
Lalu baginda meneruskan ucapan baginda: ” Wahai manusia, sesungguhnya Allah adalah maulaku, dan aku adalah maula kaum mukminin dan lebih berhak menjadi wali mereka, lebih dari diri mereka sendiri. Barang siapa yang mengakui aku sebagai maulanya, maka dia ini (Ali) adalah maulanya juga! Ya Allah, cintailah siapa yang mencintainya, dan musuhilah siapa yang memusuhinya!” Kemudian beliau melanjutkan: “Wahai manusia, bahawa aku akan mendahului kamu, dan kamu akan menemuiku di telaga al-Hawd, Hawd yang lebih luas dari apa yang boleh dicapai oleh penglihatanku hingga ke (kota) San a, di sana tersedia gelas-gelas perak sebanyak bintang-bintang di langit, dan aku akan bertanya kepada kamu – bila datang ke tempat itu tentang al-Tsaqalain, bagaimana kamu memperlakukannya seteah sepeninggalanku. Al-Tsaqal yang terbesar ialah Kitab Allah Azza Wa Jalla yang satu hujungnya di tangan Allah dan yang lain ialah di tangan kamu. Maka berpeganglah erat kepadanya, nescaya kamu tidak akan sesat dan tidak akan berubah (arah). Dan (al-Tsaqal yang kedua ialah) itrahku, Ahlul Baytku kerana Allah Yang Maha Mengetahui memberitahuku bahawa kedua-keduanya tidak akan berpisah (selama-lamanya) sampai menemuiku di al-Hawd.”
Hadith al-Tsaqalain (al-Qur’an dan Ahlul Bayt) ini telah diriwayatkan oleh 110 orang sahabat dan telah diakui sahih dan mutawatir oleh ulama hadith. Hadith yang diatas (al-Qur’an dan sunnahku) adalah hadith hasan malahan Bukhari dan Muslim tidak mencatatkannya. Oleh itu Ahlul Bayt AS, berdasarkan hadith al-Tsaqalain, sepatutnya menjadi sumber rujukan dan tali pengikat kesatuan umat Islam serta menghidari mereka dari perpecahan.
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.”(Al-Quran Surah Al-Qalam ayat 10-11)
Di antara propaganda busuk yang selama ini disebarkan melalui mulut dan situs-situs kotor kaum Wahabi adalah tuduhan bahwa akidah 12 Imam (pemimpin) yang dianut Muslim Syiah berasal dari ajaran Yahudi dan Nasrani. Dengan panjang lebar mereka memfitnah bahwa keyakinan 12 imam yang dianut Muslim Syiah diambil dari keyakinan Yahudi dan Nasrani. Benarkah?
Jika Anda membaca tulisan dan tuduhan-tuduhan mereka itu, Anda akan segera melihat kedangkalan pemikiran kaum Wahabi. Argumen-argumen yang mereka gunakan untuk menyebar fitnah keji tersebut terlihat sedemikian naif dan rapuh. Saya akan bertanya kepada mereka: Apakah jika kaum Yahudi meyakini bahwakhitan itu wajib lalu dengan serta merta Anda menuduh bahwa keyakinan Islam atas kewajiban khitan (atas laki-laki) juga merupakan peniruan dari keyakinan kaum Yahudi dan Nasrani?Baca selanjutnya
Apakah jika kaum Nasrani mengajarkan agar mengasihi orang-orang miskin dan kaum Muslim juga melakukan hal yang sama, maka berarti kaum Muslim mengambil ajaran seperti ini dari kaum Nasrani? Tentu saja tidak! Dan cara berpikir seperti ini makin memperjelas kebodohan dan kedunguan kaum Wahabi. Lalu darimanakah sebenarnya ajaran berimam dengan 12 imam itu berasal?
HADIS HADIS TENTANG 12 IMAM

Walaupun Muslim Syiah tidak menggunakan dasar-dasar keyakinan mereka dengan hadis-hadis yang biasa digunakan saudara mereka Muslim Sunni, namun ternyata hal itu pun tercatat pada banyak hadis-hadis Sunni. Yang sering saya herankan adalah tingkah “ustadz-ustadz” Wahabi yang sok tahu tentang keyakinan Muslim Syiah tanpa mempelajari terlebih dahulu apa yang mendasari keyakinan Muslim Syiah. Begitu pun terhadap muslim lainnya, dengan gegabah dan serampangan mereka melancarkan berbagai tuduhan dan fitnah keji.
Seperti keyakinan atas 12 imam yang dianut Muslim Syiah, seharusnya mereka mengetahui bahwa hadis-hadis tentang 12 imam atau khalifah itu ternyata juga terdapat di dalam hadis-hadis Ahlus Sunnah yang diyakini berasal dari Rasulullah saw.
Hadis-hadis ini terdapat diriwayatkan di dalam berbagai kitab Sunni seperti : Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Shahih Tirmidzi, Sunan Abu Dawud dan Musnad Ahmad bin Hanbal.
Jika mereka tidak mengetahui hal ini, mengapa begitu cepat dan mudahnya tuduhan-tuduhan keji dilemparkan kepada saudara Muslim mereka sendiri? Jika mereka mengetahui hal ini, bukankah berarti mereka telah menyebarkan kebohongan di antara umat Muslim lainnya? Kami berlindung kepada Allah Swt dari perbuatan-perbuatan semacam ini!
Sekarang kita lihat dari mana sebenarnya sumber pemikiran Muslim Syiah tentang 12 Imam berasal?
1. Di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, diriwayatkan dari Jabir bin Samrah, ia berkata: Aku bersama ayahku menemui Rasulullah Saw, lalu aku mendengar beliau bersabda: “Sesungguhnya urusan ini tidak akan berakhir sebelum 12 orang khalifah (pemimpin) memerintah mereka.” Kemudian beliau berbicara dengan suara perlahan sehingga aku tidak dapat mendengarnya. Lalu aku bertanya kepada ayahku: Apakah yang beliau katakan? Ayahku menjawab: Semua khalifah itu berasal dari kaum Quraisy. 1]

Memang ada perbedaan kata imam dan khalifah di sini, namun jika kita teliti ternyata kedua-duanya bermakna : pemimpin. 2]
2. Dengan teks yang berbeda Muslim meriwayatkan di dalam Shahih-nya yang juga dari Jabir bin Samurah, yang mengatakan : aku mendengar Rasulullah Saw bersabda : “Islam akan tetap jaya sampai ada 12 khalifah.” Kemudian Rasulullah Saw mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti. Lalu aku bertanya kepada ayahku : Apa yang beliau katakan? Ayahku mengatakan : mereka (ke-12 khalifah) itu berasal dari kaum Quraisy. 3]
3. Diriwayatkan dari Amir bin Sa’ad bin Abu Waqqas yang mengatakan : Aku menulis (sebuah surat) untuk Jabir bin Samurah dan mengirimkannya melalui pelayanku, Nafi’, untuk meminta kepadanya (Jabir bin Samurah) agar memberitahu kepadaku sesuatu yang pernah ia dengar dari Rasulullah Saw. Dia (Jabir) menulis (surat jawaban) kepadaku : Aku telah mendengar Rasulullah Saw, pada Jumat malam, pada hari al-Aslami dihukum rajam sampai mati (karena berzina): (Rasulullah Saw bersabda) : Islam akan tetap tegak sampai Hari Kiamat, atau kalian akan diperintah oleh 12 khalifah, mereka semua berasal dari Quraisy…” 4]
4. Juga diriwayatkan dari Jabir bin Samurah yang mengatakan : Aku pergi bersama ayahku menemui Rasulullah Saw dan kudengar beliau bersabda: Agama ini akan tetap bertahan, kokoh dan jaya sampai berlangsung 12 khalifah. Kemudian beliau menambahkan kata-kata yang tak dapat kutangkap karena suara berisik banyak orang. Lalu kutanyakan kepada ayahku: Apa yang beliau katakan? Ayahku menjawab: Beliau mengatakan semua khalifah itu berasal dari Quraisy. 5]
5. Dengan teks yang hampir sama. 6]
6. Idem 7]
Hadis-hadis yang diungkapkan di atas belumlah seluruhnya. Masih banyak hadis lainnya yang bernada serupa namun karena keterbnatasan waktu dan ruang di sini maka saya kira semua informasi itu sudah lebih dari cukup. Lalu pertanyaan saya : Apakah hadis-hadsi yang sedemikian banyak dan shahih ini tidak pernah dibaca oleh “ustadz-ustadz” Wahabi itu? Jika belum, maka saya sarankan mereka untuk lebih banyak memperdalam terlebih dahulu ketimbang berfatwa serampangan dan melakukan adu domba antar umat Islam. Ingatlah hadis Nabi Saw yang dirwayatkan oleh syaikhan : “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba (al-Nammâm)” 8]
Seperti sudah kita yakini bersama bahwa jika seseorang benar-benar memperdalam pengetahuan agamanya dengan cara yang benar, mestinya dia akan menjadi semakin arif dan semakin toleran terhadap pemikiran dan keyakinan orang lain. Namun jika seseorang “memperdalam” agamanya lalu dia menjadi sedemikian fanatik dan tidak toleran maka bisa dipastikan telah terjadi penyimpangan di dalam penanaman “pengetahuan”. Seperti yang saya ketahui, bahwa umumnya penyimpangan terjadi karena pengetahuan agama yag diajarkan tidak secara alami, yaitu dengan cara indoktrinasi atau brain-washing; atau dengan kata lain doktrin-doktrin “agama” dijejalkan secara paksa dan sistematis. 9]
Akhirnya dari sebagian hadis shahih yang saya ungkapkan di atas dapat kita ketahui bahwa keyakinan 12 imam yang dianut oleh Muslim Syiah bukanlah berasal dari Yahudi maupun Nasrani seperti yang disebarkan oleh kaum Wahabi yang kita yakini adalah antek-antek AS dan Zionis Israel. Mereka inilah cikal bakal kaum teroris al-Qaeda yang tersebar di seluruh dunia. Mereka didoktrin, dicuci otak dan pikiran mereka dimanipulasi untuk menyebarkan teror dan adu domba antar kaum Muslim di dunia. Kita melihat sendiri bahwa hadis-hadis yang diungkapkan di atas adalah sabda-sabda Rasul Saw yang memang benar-benar terdapat di dalam literatur Islam. Akhirnya tulisan ini saya tutup dengan doa: semoga mereka, kaum Wahabi yang membaca tulisan ini segera merekonstruksi pemikiran mereka.
Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Tiada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah jua!
Catatan kaki :
1. Hadis ini sudah tidak asing lagi bagi mereka yang sering mengkaji hadis-hadis Bukhari Muslim, namun anehnya para “ustadz” Wahabi seolah-olah tidak pernah mendengar hadis ini sehingga dengan nekadnya mencerca Muslim Syiah bahwa mereka (Muslim Syiah) mengambil akidah 12 imam dari Yahudi dan Nasrani. Oleh karena itu saya persilahkan pembaca membuka kitab hadis :
- Shahih Bukhari, hadis no. 6682.
- Shahih Muslim, Bab Imarah, hadis no. 3393
- Al-Tirmidzi, hadis no. 2149
- Abu Dawud, Bab al-Mahdi, hadis no. 3731
- Ahmad bin Hanbal, Bab 5, hlm. 87, 90, 92, 95, 97, 99, 100, 101, 106, 107, 108.
Hadis di atas saya kutip dari situs Kerajaan Saudi yang bermazhab Wahabi dan insya Allah Anda bisa langsung mengkliknya :
2. Kata al-khilafah bermakna al-niyabah ‘an al-ghayr atau pengggantian juga berarti : al-imamah al-‘uzhma atau kekhalifahan atau kepemimpinan yang agung. Lihat Kamus al-Munawwir hlm. 393, Catakan th. 1984. Contoh faktualnya adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang diangkat sebagai khalifah. Dan di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Inilah dia saudaraku, penerima wasiatku (al-washî) dan khalifahku (khalîfatî)…” Rujukan :
- Târikh al-Thabarî Jil. 2, hlm. 319, dan
- al-Kâmil fî al-Târikh li Ibni al-Atsîr Jil. 2 hlm. 63.
Sementara itu dikalangan Muslim Syiah, Sayyidina Ali juga dianggap sebagai salah seorang dari 12 imam mereka.
3. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4480
4. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4483
5. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4482
6. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4481
7. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4477
8. Shahih Bukhari, Muslim, Abu dawud dan Tirmidzi dari sahabat Hudzaifah al-Yamani. Al-Dzahabi memasukkan dosa nammâm atau namîmah (mengadu domba) sebagai salah satu dari dosa-dosa besar. Lihat kitab al-Kabâirkarangan Muhammad bin ‘Utsman al-Dzhaby. 
sumber : https://syiahali.wordpress.com/2010/08/20/urutan-lengkap-ratusan-khalifah-sunni-vs-12-khalifah-syi’ah-imamiyah-dalam-lintasan-sejarah/

0 comments to "KHILAFAH menurut HTI dan menurut Islam Sunni serta Islam Syi'ah .... yang Pro Musyawarah silahkan..yang Pro Penunjukkan langsung dari Tuhan silahkan....yang Bingung..remang-remang...ehem...silahkan...!!!!"

Leave a comment