Korps Garda Revolusi Iran, Minggu (18/10), menuding adanya unsur-unsur asing yang punya hubungan dengan Amerika Serikat, Inggris dan Pakistan terlibat atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan sekitar 29 orang di wilayah selatan negara itu, Minggu.

Sekitar 29 orang termasuk dua perwira senior Garda Revolusi syahid dan 28 lainnya cedera dalam serangan paling mematikan terhadap Garda Revolusi dalam beberapa tahun terakhir.
Televisi pemerintah menyatakan satu kelompok teroris Abdul Malik Rigi(Jundullah) yang memiliki hubungan dengan Taliban di Pakistan bertanggungjawab atas serangan itu.

"Penyerang meledakkan bom yang dililit di tubuhnya dalam pertemuan para kepala suku," kata televisi pemerintah dan menambahkan para warga sipil dan pemimpin suku juga termasuk di antara para korban.

Iran menuding Amerika Serikat yang mendukung kelompok teroris Jundullah pimpinan Abdul Malik Rigi untuk menciptakan ketidakstabilan di negara itu.

Tudingan Iran terhadap AS, Inggris dan Pakistan dibuktikan dengan ditemukannya bukti-bukti yang menunjukkan keterkaitan aksi teror di Sistan-Balouchestan dengan dinas rahasia Amerika, Inggris, dan Pakistan. Jenderal Ja'fari, hari ini (19/10) kepada para wartawan mengatakan, bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa dinas intelejen AS, Inggris, dan Pakistan mendukung seluruh aktivitas kelompok teroris Abdul Malik Rigi, pelaku aksi teror di Sistan-Balouchestan.

Ditambahkannya, aksi teror kelompok Rigi di wilayah Pishin, Propinsi Sistan-Balouchestan, pasti telah dikoordinasi dengan rapi oleh dinas rahasia asing.

Jenderal Ja'fari mengatakan, IRGC akan segera mengirimkan delegasi ke Pakistan guna menyerahkan bukti-bukti tersebut dan mengusutnya. Aksi teror di Sistan-Balouchestan kemarin (18/10) merenggut nyawa puluhan orang termasuk di antaranya sejumlah pejabat tinggi IRBC dan kepala suku wilayah tersebut.[islammuhammadi/mt]