Home � Paus tidak setuju Soal Penjajahan Baru di Afrika

Paus tidak setuju Soal Penjajahan Baru di Afrika


Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Benediktus XVI memperingatkan munculnya bentuk baru penjajahan di Afirka. Paus saat membuka pertemuan khusus para uskup Afrika di Vatikan menuturkan, "Era kolonialisme politik telah berakhir, namun kekuatan Barat terus berupaya menguasai benua ini dengan menyebarkan mental materialisme dan mendorong untuk menjauhi spiritualisme".

Dalam sinode atau pertemuan para uskup Afrika yang diikuti hampir 200 uskup dari 53 negara Afrika ini, dibicarakan pelbagai isu regional, khususnya peran Gereja Katolik Roma dalam memerangi ketidakadilan sosial di Afrika. Kendati hasil pertemuan ini tidak mengikat, namun pada akhir pertemuan 25 Oktober nanti, hasil putusan sinode bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk Paus.

Sinode Uskup Afrika ini merupakan pertemuan yang kedua. Sejak digelarnya pertemuan pertama yang diselenggarakan pada 1994, semasa genosida Rwanda. Digelarnya sinode uskup Afrika kedua ini merupakan hasil dari lawatan Paus ke Cameroon dan Anggola Maret lalu. Saat melawat ke Anggola, pemimpin spiritual umat Katolik sedunia ini memperingatkan munculnya gejala perusakan identitas dan budaya Afrika dengan kedok harmonisasi dengan dunia modern. Destruksi budaya yang akhirnya berujung pada kerusakan moral dan menyebarnya pandangan materialisme.

Dalam pidatonya di pembukaan Sinode kali ini, Paus Benediktus XVI memuji kekayaan budaya masyarakat Afrika dan menyebutnya sebagai paru-paru spiritual dunia. Menurut Paus, landasan budaya masyarakat Afrika merupakan salah satu benteng utama dalam menghadapi serangan budaya Barat.

Mayoritas negara-negara Afrika terdiri atas dari beragam etnis dan suku bangsa. Keragaman ini memunculkan kekayaan budaya, adat-istiadat, kepercayaan dan agama yang sangat beraneka. Kehadiran pemeluk agama Kristen dan Islam di benua ini telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu dan selalu terbina dengan rukun.

Para pengamat sosial percaya, selama masyarakat muslim dan kristen Afrika memegang teguh keyakinan agamanya, tentu mereka akan mampu menghadapi serbuan budaya Barat. Meski demikian, sebagian masyarakat Afrika masih ada yang memegang kepercayaan animisme. Mayoritas mereka sangat rawan menjadi korban serangan budaya Barat, lantaran tidak memiliki landasan kultural yang kuat.

Munculnya dekadensi moral dan politik, serta eksploitasi anak-anak dan perempuan dalam pelbagai perang yang dilancarkan sejumlah kelompok militan, merupakan dampak dari pengaruh budaya Barat di Afrika. Tentu saja, kondisi semacam itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, dan memerlukan kerjasama seluruh umat beragama untuk bersama-sama mewujudkan tatanan yang lebih adil dan beradab. ( irib, berbagai sumber )

Tags:

0 comments to "Paus tidak setuju Soal Penjajahan Baru di Afrika"

Leave a comment