Home � Wanita ujung tombak Islam..

Wanita ujung tombak Islam..


Qory Sandioriva Gedor Syariat Aceh?
(Redaksi banjarkuumaibungasnya.blogspot.com : Sebenarnya ada apa dengan kemenangan Qory, apakah para juri ingin supaya Islam memang sesuai keinginan mereka? Jujur..begitu banyak film nasional yang sekarang kelihatannya membela kaum perempuan, namun sebenarnya mereka hanya antek-antek tangan asing alias zionis yang hanya ingin Islam itu tumbang dengan sendirinya, karena dengan perang budaya dan ekonomi, masyarakat Islam sekarang ini seperti terlena akan dunia, dan tidak sadar bahwa akherat menanti kita semua...semoga bisa menjadi renungan bersama, tetap semangat dan istiqamahlah yang pake jilbab yang sesuai keinginan Allah dan Rasull-Nya...InsyaAllah kalian mampu melakukannya..Amin Ya Rabbal 'alamin )

JAKARTA, MINGGU - Kemenangan Qory Sandioriva asal Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dalam kontes kecantikan Pemilihan Puteri Indonesia 2009 mengejutkan banyak pihak. Sebab dalam menggapai kemenangan kontes itu, Qory menaggalkan atribut seperti jilbab yang selama ini identik dengan perempuan Aceh. Inikah simbol perlawanan perempuan Aceh terhadap Perda Syariat Islam di NAD?

Qory memang hadir berbeda dengan delegasi dari Aceh dalam kontes serupa di tahun-tahun sebelumnya. Aceh memang tak pernah absen mengirimkan delegasinya dalam kontes kecantikan itu. Namun, perempuan Aceh yang dikirim dalam kontes kecantikan tak pernah absen dengan atibut khas Aceh, yakitu jilbab dan busana muslimah. Qory hadir berbeda, atribut itu ia tanggalkan.

Meski demikian, Qory cukup sadar dengan pilihannya menanggalkan atribut muslimah yang dikenakan mayoritas perempuan Aceh itu. Ia mengaku telah mengantongi izin dari orang tua dan pemerintah daerah NAD.

"Saya menanggalkan jilbab saya dengan izin dari Pemda Aceh. Semoga keputusan saya bisa diterima," ujarnya saat menjawab pertanyaan host acara malam final Puteri Indonesia 2009 Charles Bonar Sirait.

Meski jawaban itu dibantah sendiri oleh Qory yang mengaku sebenarnya, sehari-hari ia tak mengenakan jilbab. "Saya sebenarnya memang dari awal sehari-hari tidak mengenakan jilbab," jelasnya.

Terlepas dari hal itu, konsekwensi atas kemenangan itu pula, Qory juga dapat dipastikan mengikuti kontes ratu sejagad tahun depan. Seperti sebelumnya, kontes ratu sejagad ini selalu menimbulkan kontroversi di Tanah Air, karena peserta harus melakukan sesi pemotretan dengan busana swim suit alias bikini.

Kemenangan Qory jelas menimbulkan polemik. Pihak yang selama ini kontra dengan penerapan syariat Islam di Aceh, menyambut positif kemenangan Qory dalam kontes kecantikan ini. Apalagi tak selang lama sebelum pemilihan kontes kecantikan ini, pada 14 September lalu, DPR Aceh telah mengesahkan Qanun Jinayat (Perda Pidana Islam) di bumi Serambi Mekkah.

Sementara kalangan ulama Aceh bereaksi keras atas kemenangan Qory dalam kontes kecantikan tersebut. Qory dinilai bukanlah representasi perempuan Aceh dan tidak berhak mengatasnamakan Aceh.

"Qory bukan cerminan putri Aceh. Untuk itu, ia tidak berhak mengatasnamakan rakyat Aceh. Ini sangat kita sesalkan," kata Sekretaris Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tengku Faisal Aly di Banda Aceh, Sabtu (10/10).

Faisal menegaskan, Qory berhak mengikuti kontes kecantikan tersebut. Meski Qory tidak berhak mengatasnamakan putri Aceh karena tidak mencerminkan budaya Aceh yang Islami. "Qory boleh saja mengikuti pemilihan Putri Indonesia. Itu hak dia. Tapi untuk menobatkan sebagai putri Aceh tidak bisa, karena dia tidak bisa menjaga sifat-sifat budaya Aceh yang Islami," ujarnya.

Sementara Antroplog Universitas Malikus Shalih Lhoksuemawe Teuku Kemal Fasya tidak ada korelasi kemenangan kandidat dari Aceh dengan penerapan syariat Islam di Aceh. "Itu kontes tentang pemilihan perempuan terkait dengan dengan penampilan fisik dan wawasan tertentu yang berhubungan dengan dunia wanita, dan saya tidak menganggap kemenangan ini menjadi pesan ideologis tertentu atas perempuan Aceh," ujarnya, Minggu (11/10).

Lebih lanjut anggota Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Forum Mahasiswa Syariah se-Indonesia (Formasi) ini menegaskan, tidak perlu ditanggapi secara reaktif oleh pemuka agama Islam merespons kemenangan Qory yang asal NAD dengan tidak mengenakan jilbab. "Itu adalah pilihan-pilihan personal dari si perempuan, dan bukan representasi dari perempuan Aceh," cetusnya.

Ia yang menyebut, kemenangan Qory menjadi kebanggan sesaat dan dangkal bagi masyarakat Aceh. Kemal berharap, kemenangan Qory jangan dibesar-besarkan dan jangan didramatisasi secara berlebihan oleh masyarakat Aceh. "Jangan terlalu didramatisasi dan jangan terlalu dibesar-besarkan," cetus alumnus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini. (b.post)

0 comments to "Wanita ujung tombak Islam.."

Leave a comment