PBB - Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad Senin (3/5) menyampaikan sikap negaranya pada sidang revisi Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Teks lengkap pidato oleh Presiden sebagai berikut:
Bismillahirrahmanirrahim
الحمدلله رب العالمين و الصلوة و السلام علي سيدنا و نبينا محمد و آله الطاهرين و صحبه المنتجبين
اللهم عجل لوليک الفرج و العافية و النصر واجعلنا من خير انصاره و اعوانه والمستشهدين بين يديه
Bapak ketua, bapak dan ibu-ibu sekalian. Syukur kepada Allah karena Ia memberikan kesempatan untuk saling membahas isu-isu global penting.
Tidak diragukan lagi sidang NPT adalah termasuk sidang terpenting tentang pembenahan dan penyempurnaan traktat.
Rekan yang terhormat!
Pencarian keamanan yang stabil, adalah masalah esensial, fitrah, dan historis. Tidak ada satu negara pun yang tidak memerlukannya.
Para nabi dan orang-orang shaleh di bawah cahaya iman kepada Tuhan dan ajaran-ajaran-Nya menjalankan perintah yang pengamalannya akan menjamin kehidupan yang tenteram dan aman di dunia.
Menurut pandangan mereka, masyarakat yang ideal adalah masyarakat dunia yang bersandarkan pada ketauhidan dan keadilan yang sarat dengan keamanan, cinta, dan persaudaraan, dan yang dibimbing oleh hamba terbaik Allah beserta dengan Isa al-Masih dan para orang-orang shaleh. Tanpa rasa keamanan konstan tidak akan mungkin dapat melakukan perencanaan komprehensif demi kemajuan dan kesejahteraan.
Dewasa ini, meskipun sebagian besar sumber daya negara, dibelanjakan untuk namun tidak ada indikasi perbaikan kondisi dan pengurangan atmosfer ancaman. Sayangnya akibat sejumlah pemerintah telah menjauh ajaran para nabi Allah, ancaman bom nuklir telah membayangi seluruh dunia dan tidak ada pihak yang merasa aman.
Sejumlah pemerintahan dalam strategi mereka menyebut bom-bom nuklir sebagai faktor stabilitas dan keamanan dan ini adalah kekeliruan terbesar mereka. Dengan alasan apapun, produksi dan penyimpanan bom nuklir adalah tindakan yang sangat berbahaya dan pada tahap awal membahayakan negara produsen dan penyimpan senjata itu.
Anda sadar betapa bahayanya relokasi sebuah rudal yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir dengan menggunakan pesawat dari sati pangkalan ke pangkalan lain di wilayah Amerika dan betapa hal ini membuat warga Amerika khawatir.
Kedua, satu-satunya kegunaan senjata nuklir adalah menghancurkan seluruh makhluk hidup dan lingkungan, serta radiasinya akan berdampak pada generasi mendatang dan akan bertahan hingga ratusan tahun.
Bom nuklir, adalah api anti-kemanusiaan bukan senjata untuk bertahan. Kepemilikan bom nuklir bukan hanya tidak membanggakan melainkan keburukan dan sangat memalukan.
Yang lebih memalukan lagi mengancam akan menggunakannya yang tentu tidak dapat dibandingkan dengan bentuk kejahatan apapun dalam sejarah. Mereka yang untuk pertama kalinya melakukan bombardir atom, adalah pihak yang paling dibenci dalam sejarah.
Perserikatakan Bangsa-Bangsa khususnya Dewan Keamanan juga selama lebih dari 60 tahun tidak mampu mwwujudkan keamanan dan rasa aman dalam hubungan internasional dan kondisi saat ini bahkan lebih buruk dari beberapa dekade lalu.
Perang, pendudukan, agresi, dan lebih parah lagi ancaman dan penimbunan senjata nuklir serta yang terburuk kebijakan ekspansionisme sejumlah negara, telah mengaburkan wacana keamanan internasional untuk semua.
Opini dunia saat ini sangat terimbas dari perasaan ancaman dan ketidakamanan. Perlucutan senjata dan non-proliferasi nuklir tidak tercapai dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) gagal melaksanakan tugasnya.
Selama 40 tahun sejumlah negara termasuk Israel dipersenjatai dengan senjata nuklir. Apa penyebab sebenarnya?
Sebabnya harus dicari dalam kebijakan dan aksi sejumlah negara, serta inefesiensi NPT, dan tidak adanya keseimbangan dalam lemabga-lembaga yang akan saya sebutkan:
1- Pencarian Supresmasi:
Menurut para nabi Allah dan orang-orang shaleh dan berdasarkan pada semua ideolog manusia, keunggulan, kebahagiaan dan kesempurnaan manusia, bergantung pada etika, kesucian, kerendahan hati, dan pengkhidmatan pada sesama.
Sayangnya, sejumlah negara bersandarkan pada teori perjuangan untuk bertahan hidup, menilai keunggulan mereka bergantung pada kekuatan, ancaman, serta penindasan pihak lain, dan menebar benih-benih kebencian dan permusuhan serta persaingan senjata di dunia. Kesalahan mereka terbesar adalah menilai kekuatan sebagai sumber kebenaran.
2- Produksi dan Penggunaan Senjata Nuklir
Senjata nuklir pertama diproduksi dan digunakan pertama kali oleh pemerintah Amerika Serikat. Aksi ini tampaknya membuktikan keunggulan Amerika dan sekutunya pada Perang Dunia II, namun hal itu menjadi faktor utama perluasan senjata nuklir dan persaingan senjata.
Produksi, penimbunan, dan pengembangan senjata nuklir di sebuah negara merupakan justifikasi terbaik bagi pengembangan senjata tersebut oleh pihak lain dan sayangnya hal ini berlanjut selama 40 tahun terakhir.
3- Penggunaan Senjata Nuklir Sebagai Sarana Pencegah
Politik ini, adalah faktor utama meluasnya persaingan senjata nuklir karena pencegahan dan pertahanan membutuhkan superioritas dalam kualitas dan kuantitas senjata yang semakin mengobarkan persaingan senjata.
Berdasarkan sejumlah laporan, terdapat lebih dari 20 ribu hulu ledak nuklir di dunia yang separuhnya dimiliki Amerika Serikat. Di pihak lawan Amerika, pengembangan senjata nuklir terus berlanjut dan keduanya berarti pelanggaran NPT.
4- Ancaman Penggunaan Senjata Nuklir
Sayangnya, pemerintah AS selain telah menggunakan senjata nuklir, dan mengancam menggunakannya terhadap sejumlah negara termasuk Iran. Sebuah negara Eropa beberapa tahun lalu juga mengemukakan ancaman yang sama. Israel juga selalu mengancam negara-negara di Timur Tengah.
5- Peralatan Dewan Keamanan dan IAEA
Sebagian pemilik senjata nuklir menggunakan hak-hak istimewa mereka di lembaga-lembaga pengambil keputusan keamanan dunia dan secara meluas menentang IAEA dan negara-negara anggota NPT yang tidak memiliki senjata nuklir. Perlakuan yang tidak adil ini berubah menjadi tren karena sering terulang.
Hingga kini, tidak ada anggota NPT non-pemilik senjata nuklir yang dapat menikmati hakn legalnya dalam memanfaatkan energi nuklir sipil.
Meski jelas disebutkan dalam pasal enam traktat, bahkan tidak satu pun laporan dari para inspektur IAEA tentang instalasi terkait produksi senjata nuklir milik AS dan sekutunya yang dipublikasikan dan tidak ada ketetapan apapun untuk melucuti senjata mereka.
Sebaliknya, atas tekanan dari negara-negara tersebut dan dengan berbagai alasan dirilis berbagai resolusi anti-negara anggota NPT non-pemilik senjata nuklir, dengan tujuan menistakan hak-hak legal mereka.
6- Pemberlakuan Standar Ganda
Sebagai contoh, rezim Zionis Israel yang menyimpan ratusan hulu ledak nuklir, penyebab perang bear dan yang selalu mengancam masyarakat dan negara-negara di kawasan itu dengan teror dan agresi militer, didukung penuh oleh pemerintah AS dan sekutunya serta menerima bantuan yang diperlukan untuk mengembangkan senjata nuklir.
Tapi negara-negara tersebut dengan dalih palsu kemungkinan penyimpangan dalam aktivitas nuklir damai pihak lain dan tanpa mengajukan bukti valid, memberlakuan berbagai tekanan terhadap negara-negara anggota IAEA.
7- Penyamaan Senjata Nuklir dengan Energi Nuklir
Energi nuklir termasuk energi terbersih dan termurah. Perubahan dahsyat cuaca dan polusi akibat bahan bakar fosil, melipatgandakan tuntutan pemanfaatan energi nuklir. Produksi berkesinambungan 1.000 megawatt listrik selama tahun membutuhkan sekitar 7.000.000 barel minyak yang harganya saat ini mencapai lebih dari 500 juta dolar.
Produksi yang sama dengan menggunakan nuklir hanya menelan biaya sekitar 60 juta dolar AS. Secara keseluruhan, biaya investasi dan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga nuklir jauh lebih sedikit dari setengah biaya operasi pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Teknologi nuklir juga berguna dalam memproduksi obat, mengidentifikasi dan mengobati penyakit sulit tersembuhkan, industri, pertanian dan banyak bidang lain. Termasuk kezaliman terbesar sejumlah pemilik senjata nuklir terbesar, adalah penyamaan energi atom dengan senjata nuklir.
Apakah selain senjata, mereka ingin juga ingin memonopoli energi nuklir sipil dan dengan cara ini mereka dapat memaksakan kehendah terhadap masyarakat dunia?
Semua poin di atas bertentangan dengan prinsip NPT dan pelanggaran nyata terhadapnya.
8- Ketidakseimbangan dalam Pasal NPT dan Misi IAEA
Misi penting NPT adalah mencegah persaingan senjata, perlucutan senajta, non-proliferasi, dan akses tanpa syarat bagi anggota untuk menggunakan energi nuklir sipil, namun dalam penyusunan peraturan dan mekanismenya, ditetapkan persyaratan sangat sulit bagi para pemohon pendayagunaan energi nuklir sipil.
Sebaliknya, tidak ada langkah efektif yang implementasi untuk menghapus potensi bahaya senjata nuklir yang merupakan tugas utama IAEA. Yang mengemuka hanya dialog tentang langkah-langkah dalam hal ini yang sama sekali tidak terjamin dan efektif.
Di saat yang terjadi harus sebaliknya, tekanan paling dahsyat IAEA ditujukan kepada anggota non-pemilik senjata nuklir, sementara para pemilik bom atom memiliki kekebalan dan hak istimewa.
Bapak Presiden, rekan terhormat!
Jelas sudah bahwa produksi dan penimbunan senjata nuklir dan politik sejumlah negara pemilik senjata nuklir, serta kelemahan dan ketidakseimbangan ketentuan NPT merupakan faktor utama instabilitas dan pendorong pengembangan senjata-senjata tersebut.
Dewasa ini, perlucutan senjata nuklir, penghapusan ancaman nuklir dan pencegahan perluasannya, merupakan pengkhidmatan terbesar dalam mewujudkan keamanan dan perdamaian yang berkelanjutan serta persahabatan.
Namun pertanyaannya, apakah pemberian wewenang luar biasa di IAEA dan penyerahan masalah penting pelucutan senjata kepada para pemilik senjata nuklir adalah langkah yang benar?
Harapan tindakan sukarela yang berpengaruh dalam perlucutan sukarela dan non-proliferasi senjata nuklir oleh para pemilik senjata tersebut, adalah harapan yang irasional, karena mereka menilai senjata nuklir sebagai faktor superioritas.
Sebuah pepatah Iran mengatakan: "Pisau tidak akan membelah gaganya sendiri."
Berharap terwujudnya keamanan dari pada penjual senjata terbesar di dunia juga harapan tidak logis.
Pemerintah AS yang menjadi tersangka utama dalam produksi, penimbunan, perluasan, dan penggunaan senjata nuklir dan ancaman menggunakannya, bersikeras memimpin revisi NPT.
Pemerintahan ini dalam politik barunya menyatakan tidak akan memproduksi senjata nuklir baru dan tidak akan melancarkan serangan nuklir terhadap negara-negara non-pemilik senjata nuklir.
Memangnya seberapa besar kepercayaan bangsa-bangsa terhadap komitmen pemerintah AS?
Apa yang menjamin pelaksanaan janji tersebut dan faktor independen uji kebenarannya?
Terjadi perselisihan antara pemerintah Amerika dengan pihak-pihak yang sebelumnya merupakan sekutunya.Dalam kebijakan terbaru, sejumlah negara yang merupakan anggota NPT juga menghadapi ancaman serangan nuklir pre-emptive. Pemerintah ini senantiasa berusaha mengalihkan perhatian opini publik terhadap pelanggaran terhadap komitmen dan ketentuannya, dengan melontarkan isu-isu distorsif.
Baru-baru ini, dengan mengemukakan ancaman bahaya terorisme nuklir, selain berupaya untuk menjustifikasi pelestarian, peningkatan dan penyempurnaan gudang-gudang nuklirnya, juga berupaya mengarahkan opini dan tekad dunia menyimpang dari perlucutan senjata menuju isu-isu ambigu, padahal pemersenjataan teroris dengan senjata nuklir hanya mungkin dilakukan oleh pemerintah yang memproduksi dan menggunakan senjata nuklir, serta yang memiliki sejarah panjang dalam mendukung kelompok-kelompok teroris.
Dalam kebijakan-kebijakan tersebut, Amerika bahkan mengugurkan serangan terhadap negara-negara pemilik senjata nuklir tekanan sehingga tekanan terfokus pada negara-negara independen.
Padahal sejumlah jaringan utama teroris didukung oleh badan-badan intelijen AS dan rezim Zionis. Terdapat data-data valid dalam hal ini yang jika diperlukan akan dikemukakan dalam sidang perang global melawan terorisme yang akan digelar di Teheran.
Dalam politik baru ini juga dikemukakan senjata nuklir tidak diperluas hanya meningkatkan kualitasnya. Peningkatan berarti eskalasi daya pembunuh dan pemusnah, dan ini berarti liferasi.
Selain itu, kebijakan yang sama juga tidak dapat diuji kebenarannya karena tidak pengawasan dari pihak independen terhadap program nuklir AS dan sekutunya.
Konferensi di Washington adalah upaya memonopoli senjata nuklir dan superioritas atas pihak lain, sementara konferensi di Teheran semua pihak mengupayakan dunia yang bebas dari senjata nuklir. Slogan konferensi Teheran "Energi nuklir untuk semua dan senjata nuklir tidak untuk siapa pun."
Bapak Presiden dan rekan terhormat!
Demi merealisasikan tujuan manusiawi perlucutan senjata nuklir dan pencegahan perluasannya serta penggunaan energi nuklir sipil, berikut ini saran yang kami ajukan:
1- Pembenahan dan Penyempunaan NPT
Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) harus diubah menjadi perlucutan senjata dan non-proliferasi senjata nuklir. Dan perlucutan senjata tersebut harus dilakukan dengan mekanisme jelas dan mewajibkan, berpengaruh, dan dengan jaminan-jaminan pasti internasional.
2- Pembentukan sebuah kelompok independen internasional untuk menyusun program kerja dan perencanaan NPT, serta pengawasan total terhadap pelaksanaan pasal keenam perlucutan senjata nuklir dan pencegahan liferasi dengan memberikan wewenang penuh dari pihak konferensi. Kelompok ini bekerja sedemikian rupa sehingga semua negara independen dapat berpartisipasi signifikan dalam manajemen kerja, harus sedemikian rupa sehingga dengan penetapan ultimatum, para pemilik senjata nuklir memusnahkan seluruh semua senjata nuklir mereka pada waktu yang sama ditetapkan.
3- Pemberian jaminan keamanan komprehensif dan kewajiban, tanpa diskriminasi dan tanpa syarat hingga perlucutan total senjata nuklir.
4- Penghentian segera segala bentuk riset, pengembangan, dan peremajaan senjata nuklir dan instalasi terkait, serta pelaksanaan uji kejujuran kelompok yang diusulkan.
5- Penyusunan pedoman hukum yang wajib dilaksanakan untuk melarang penuh produksi, penyimpanan, perluasan, penjagaan, dan penggunaan senjata nuklir.
6- Penangguhan keanggotaan di Dewan Gubernur IAEA bagi para pengguna dan penyedia senjata nuklir. Selama ini partisipasi dan tekanan mereka serta dominasi politik mereka terhadap IAEA menghambat tugas khususnya pelaksanaan pasal empat dan enam NPT serta menyebabkan penyimpangan dari misi. Khususnya pemerintah AS yang selain telah melancarkan serangan atom terhadap Jepang, dalam perang di Irak juga menggunakan uranium yang telah diperlemah, bagaimana mungkin ia menjadi anggota Dewan Gubernur?
7- Penghentian segala bentuk kerjasama nuklir dengan negara-negara non-anggota NPT dan penyusunan langkah-langkah hukuman yang efektif terhadap negara-negara yang melanjutkan kerjasama dengan negara non-anggota NPT.
8- Pengkategorian ancaman atau segala bentuk penggunaan senjata nuklir atau serangan terhadap fasilitas nuklir sebagai pelanggaran perdamaian dan keamanan internasional dan urgensi reaksi cepat PBB terhadap negara pengancam penyerang dan pemutusan kerjasama negara anggota.
9- Implementasi sesegera mungkin dan tanpa syarat resolusi Konferensi 1995 terkait kawasan bebas senjata nuklir di Timur Tengah.
10- Pemusnahan senjata nuklir di pangkalan militer Amerika Serikat dan sekutunya di negara-negara lain, termasuk Jerman, Italia, Jepang dan Belanda.
11- Upaya kolektif untuk membenahi struktur Dewan Keamanan PBB. Struktur sekarang ini sangat tidak adil dan tidak efisien, dan menjadi faktor utama yang mendukung para pemilik senjata nuklir. Destrukturisasi Dewan Keamanan sangat penting bagi revisi dan penyempurnaan NPT dan merupakan syarat terwujudnya tujuan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Bapak presiden dan rekan terhormat!
Mewakili bangsa besar, beradab, dan berbudaya Iran yang selalu menyeru penghambaan kepada Allah, keadilan, dan perdamaian di dunia, saya menyatakan kesiapan partisipasi Republik Islam Iran dalam realisasi usulan-usulan tersebut dan perencanaan perlucutan senjata dan non-proliferasi adil secara adil, serta pendayagunaan energi nuklir.
Dengan suara lantang saya menyatakan, bahwa bangsa besar menggembleng tokoh seperti Ferdousi, Hafez, Senai, Vahshi Bafghi, Ibnu Sina, Abu Rayhan, Shahriar dan para pemimpin penuntut kebebasan, bijaksana dan arif seperti Imam Khomeini dan telah mempersembahkannya kepada umat manusia, bangsa yang menyeru cinta dan perdamaian bagi kemanusiaan dan puisi, penyair bernama Saadi yang bersinar di dalam PBB bahwa "Anak Adam adalah anggota satu sama lain yang dalam penciptaan berasal dari satu esensi", sebuah bangsa yang telah menghapus perbudakan sekitar 2.500 tahun yang lalu, yaitu bangsa besar Iran, untuk menggapai kemajuan tidak membutuhkan bom nuklir dan tidak menilainya sebagai kehormatan dan kebanggaan.
Logika dan tuntutan bangsa Iran, adalah manifestasi tuntutan dan logika semua bangsa. Semua bangsa cinta perdamaian, persaudaraan dan ketauhidan serta menderita karena diskriminasi dan ketidakadilan.
Banyak rekan saya, kepala negara, tokoh dan pakar yang peduli dan penuntut keadilan dalam dialog dengan saya, mengungkapkan kesamaan pendapat mereka soal pentingnya perlucutan senjata global dan serta perluasan pendayagunaan damai secara menyeluruh energi bersih nuklir, serta terhapusnya monopoli seperti yang telah disebutkan dalam usulan tadi.
Ini adalah ucapan semua bangsa dan pemerintahan independen bahwa: "Energi nuklir untuk semua dan senjata nuklir tidak untuk siapa pun." Oleh sebab itu, kehadiran dan ungkapan saya di sidang ini, adalah partisipasi dan ungkapan mereka semua.
Rekan terhormat!
Sekarang saya mengatakan kepada mereka yang masih menganggap produksi dan penyimpanan senjata nuklir sebagai kehormatan dan kekuatan:
Mereka harus tahu bahwa era pengandalan pada senjata nuklir telah berakhir. Produksi, penimbunan, dan ancaman penggunaan senjata khususnya senjata nuklir, hanya untuk pihak-pihak yang tidak memiliki logika yang jernih dan pemikiran manusiawi.
Bahwa dalam menghadapi logika kokoh, harus menggunakan ancaman adalah untuk masa lalu dan sudah tidak berguna lagi.
Era ini adalah era bangsa-bangsa, pemikiran, dan budaya, adapun pengandalan senjata dalam hubungan internasional adalah warisan negara-negara tidak berlogika dan tertinggalkan sejarah. Politik imperialisme terhadap dunia terbukti gagal dan mimpi pembangunan imperium baru, menjadi kacau dan tanpa penafsiran yang jelas.
Ketimbang melanjutkan cara orang-orang terdahulu, lebih baik bergabung di laut tanpa batas dan jernih bangsa dan negara-negara independen serta budaya dan logika manusiawi. Ini lebih baik dan bermanfaat bagi mereka.
Masa depan adalah milik bangsa-bangsa serta keamanan, perdamaian, dan keadilan akan terwujud di seluruh dunia dengan bantuan manusia-manusia shaleh dan sempurna, serta logika akan mengalahkan kekuatan. Para kaum arogan tidak akan memiliki tempat di masa depan.
Gerakan bersama bangsa-bangsa dunia untuk reformasi mendasar yang berlandaskan pada ketauhidan dan keadilan dalam hubungan internasional telah dimulai.
Saya mengajak Presiden Amerika, bapak Obama yang terhormat jika masih komitmen pada slogan perubahannya, untuk bergabung dengan gerakan manusiawi ini karena besok akan terlambat untuk hal ini.
Di sini saya perlu untuk berterima kasih kepada pemimpin sidang, para hadirin, dan semua orang yang berusaha untuk mewujudkan perdamaian dan keadilan di dunia.
Sahabat dan rekan yang terhormat!
Dengan kerjasama dan solidaritan, cita-cita perwujudan dunia penuh dengan keadilan dan perdamaian, dapat dicapai, dan slogan energi nuklir ntuk semua, senjata nuklir tidak untuk siapapun akan menjadi landasan interaksi antar sesama dan juga antara manusia dan alam.
Dengan harapan suatu hari keadilan terwujud. Salam kepada keadilan dan kebebasan. Salam seahtera kepada cinta dan solidaritas. Salam sejahtera kepada para pengikut agama Sang Pengasih. Semoga kalian manusia pencinta sesama, sukses, bangga, dan pemenang.
Wassalamualaikum
Ahmadinejad: Kalian Belum Tahu Iran!
Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad Selasa dalam wawancaranya dengan koran Boston Globe menyatakan: resolusi yang dirilis Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, akan menutup jalan hubungan Amerika dengan Iran untuk selamanya, meski kami tidak mengkhawatirkan masalah tersebut.
"Makna kedua dari resolusi baru terhadap Iran adalah bahwa tidak akan ada perubahan apapun di AS dan ini merupakan periode akhir untuk Barack Obama," tambah Ahmadinejad.
Presiden Iran menegaskan: "Akhir bagi Obama berarti akhir kesempatan bersejarah bagi Amerika untuk memperbaiki citranya di kancah internasional. Mereka dengan cepat bergerak menuju tepi jurang, namun mereka tidak menyadarinya."
Menjawab pertanyaan tentang ancaman Israel terhadap Iran, Ahmadinejad mengatakan: "Tidak ada yang dapat menyerang Iran. Kalian tidak mengetahui Iran, dan dalam doktrin militernya, Iran tidak mengenal rezim Zionis Israel."
Di bagian lain pernyataannya, Ahmadinejad menambahkan: "Obama tampil ke permukaan dengan mengusung slogan perubahan dan dengan tujuan memperbaiki citra AS di kancah internasional. Perubahan tersebut tidak dapat disimpulkan pada masalah-masalah parsial melainkan juga masalah-masalah besar."
"Masalah-masalah yang mencoreng citra Amerika di mata dunia adalah Palestina, Irak, Afghanistan, dan rencana Washington untuk menyerang Iran," kata Ahmadinejad.
Menurutnya jika Obama dapat mengubah hubungan dengan Iran maka masalah-masalah lain akan terbenahi dengan sendirinya, namun sejumlah pihak di Amerika Serikat dan beberapa anggota Dewan Keamanan, mendorong Obama dengan cepat menuju sikap-sikap frontal terhadap Iran.
Menyinggung hubungan antara Iran dan Amerika, Ahmadinejad menegaskan, jika kondisinya adil, dan dibarengi dengan rasa penghormatan, maka semua pihak mendukung hubungan dan kami telah mengirimkan sinyal-sinyal positif untuk pemulihan hubungan namun respon pihak lawan tidak sesuai. (IRIB/MZ)
Hoax Fox News: Ben Laden Ada di Tehran
Mehr-Televisi Amerika Fox News dalam sebuah laporan terbarunya mengangkat isu baru tentang kehadiran pemimpin Al Qaeda, Osama Ben Laden di Tehran berdasarkan sebuah film dokumentasi berjudul Feathered Cocaine.Untuk lebih meyakinkan, pertama-tama Fox News mengajak pemirsanya menebak bagaimana cara hidup Osama Ben Laden. Kebanyakan orang membayangkan pemimpin teroris ini hidup di sebuah goa lembab di utara Pakistan. Setiap harinya ia bangun tidur dengan perasaan takut sembari mendengarkan serius, kalau-kalau deru suara pesawat tanpa awak AS yang tengah mencarinya semakin mendekat tempat persembunyiannya.
Namun ternyata prediksi ini salah besar. Karena dalam film dokumentasi Feathered Cocaine pemimpin Al Qaeda ini justru hidup di sebuah apartemen mewah di utara Tehran yang dijaga oleh empat orang dari pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran). Di apartemen ini Ben Laden hidup bersama istri dan anak-anaknya.
Film ini menjadikan Allan Parrot sebagai subyeknya. Parrot adalah seorang pemburu elang terkenal dunia. Menurutnya, Ben Laden juga punya hobi berburu elang dan ia hanya bisa relatif bebas melakukan hobinya di Tehran.
Parrot yang pernah menjadi kepala pemburu elang Shah Iran ini punya kerjasama juga dengan keluarga kerajaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Parrot menjadi penghubung untuk mengetahui kehidupan Ben Laden di Iran. Salah seorang yang pernah bertemu dengan Ben Laden yang dalam film itu digambarkan sebagai seorang panglima perang dengan wajah tertutup mengatakan telah bertemu 6 kali dengan Ben Laden saat berburu di Iran sejak Maret 2003.
Ia mengatakan, "Tokoh teroris paling dicari di dunia itu hidup dengan santai, sehat dan sangat nyaman. Ia juga melakukan perjalanannya hanya dengan empat pengawal."
Vahidi: Misbah 1 Siap Rontokkan Pesawat Tempur Musuh
Menteri Pertahanan Republik Islam Iran, Ahmad Vahidi meresmikan produksi sistem anti-udara Misbah 1 di Organisasi Industri Penerbangan Iran (IAIO). IAIO berada di bawah pengawasan Departemen Pertahanan Iran.
Seperti dilaporkan IRNA mengutip sumber-sumber Dephan, Vahidi Selasa (4/5) saat meresmikan Misbah 1 menjelaskan kemampuan dan keistimewaan sistem pertahanan anti-udara tersebut.
Ia menegaskan, sistem ini ditujukan untuk menghadapi serangan udara dari berbagai jenis pesawat tempur, rudal cruise, helikopter dan beragam ancaman udara lainnya.
Menhan Ahamad Vahidi, proses pembuatan sistem ini didasarkan pada penambahan kemampuan menembak dan kontrol oleh sebuah sistem yang aman. "Di antara kelebihan Misbah 1 adalah daya penghancurnya yang tinggi, hemat sumber daya manusia untuk operasionalnya di banding dengan sistem serupa, reaksi cepat menghadapi ancaman, mampu menembakkan 4000 peluru dalam setiap menitnya serta keakuratan yang tinggi," tegas Vahidi.
Ia menambahkan, sistem ini juga dilengkapi radar pelacak tiga dimensi dan pelacak optik. Ditandaskannya, radar tiga dimensi selain menentukan mana pesawat musuh dan bukan juga mengirimkan informasi soal arah, ketinggian dan jelajah musuh ke sistem kontrol Misbah 1.
Menteri pertahanan Iran mengingatkan bahwa sistem Misbah 1 juga mampu mendeteksi dan menghancurkan pesawat tanpa awak musuh. menurutnya, keberhasilan ini membuktikan upaya dan kerja keras para teknisi dan ilmuwan IAIO di departemen pertahanan Iran.
"Kini kami juga tengah memproduksi berbagai sistem pertahanan baru dan semuanya dikerjakan para teknisi lokal di IAIO," ungkap Vahidi.Kantor Berita Fars News melaporkan, Sayyari Selasa (4/5) di sela-sela jumpa persnya membenarkan berita tersebut dan menyatakan, kapal induk AS itu tengah berlayar di perairan bebas laut Oman. Di sisi lain angkatan laut Iran berhak melakukan tugasnya untuk mengawasi setiap pergerakan di wilayah.
Ia menambahkan, pesawat F 27 angkatan laut Iran terbang di atas kapal induk AS dan mengambil sejumlah gambar. Sayyari menekankan, meski pihak angkatan laut AS melayangkan protesnya, namun kami secara tegas menyatakan bahwa tindakan pesawat F27 adalah hak kami.
Rusia Optimis Soal Sanksi Anti-Iran
Reuters Selasa malam (4/5) melaporkan bahwa Rusia optimis menyambut perundingan dengan negara ini dengan lima negara Barat terkait pemberlakuan sanksi baru terhadap Iran.
Sergei Riabakov, Wakil Menlu Rusia kemairn Selasa menyatakan, pihaknya sangat optimis dalam membahas pemberlakuan sanksi baru terhadap Iran dengan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Cina, dan Jerman, di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Riabakov menegaskan, "Perundingan itu berlangsung lamban dan saya yakin masih terbuka jalan untuk menyelesaikan friksi namun saya tidak ingin membesar-besar friksi itu." (IRIB/MZ)
Reaksi Kalap Gedung Putih Sikapi Pidato Ahmadinejad
Pidato Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad dalam Konferensi Peninjauan Ulang Traktat NPT yang berlangsung di kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York memicu reaksi para pejabat Gedung Putih.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton menyebut pidato Ahmadinejad mengulang tudingan lama dan menilainya tidak mendasar. Sebaliknya, Clinton mendesak Iran agar mematuhi peraturan internasional. Reaksi Menlu AS ini mengemuka di saat Presiden Iran dalam pidatonya menegaskan urgensi pembentukan tim independen untuk menyiapkan petunjuk teknis penerapan pasal 6 traktat NPT, dan mendesak penentuan tenggat waktu pemusnahan seluruh senjata nuklir dunia. Selain itu, Ahmadinejad menegaskan, NPT harus diubah menjadi DNPT, yaitu traktat perlucutan senjata dan larangan penyebaran senjata nuklir.
Di mata masyarakat internasional, perjanjian seperti NPT merupakan kesepakatan konstruktif. Karena, berdasarkan poin 4 traktat NPT, pemanfaatan energi nuklir merupakan hak seluruh negara anggota kesepakatan ini. Namun kini, selama hampir 40 tahun usia kesepakatan ini, pemilik senjata nuklir masih menilai kepemilikan senjata nuklir sebagai bagian dari doktrin militernya.
Presiden Iran mengungkap realitas soal kebijakan standar ganda terkait kesepakatan larangan produksi dan menyebaran senjata nuklir. Karena Amerika yang mengklaim akan mengurangi cadangan senjata nuklirnya, sejatinya hanya mengurangi kuantitas senjata nuklir ini. Namun, Washington justru meningkatkan kualitas senjata nuklirnya dengan memproduksi senjata generasi baru yang lebih ringan dengan kekuatan perusak lebih dasyat.
Presiden Iran dalam pertemuan peninjauan ulang NPT juga mengusulkan penangguhan keanggotaan para pengguna senjata nuklir di Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Ahmadinejad menyinggung realitas keberadaan lebih dari 20 ribu hulu ledak nuklir di dunia. Ditegaskannya, lebih dari setengah senjata pemusnah massal ini adalah milik Amerika. Ahmadinejad mempertanyakan, mengapa IAEA tidak bertindak tegas mengenai penyelidikan terhadap program nuklir AS tersebut.
Saat menyikapi statemen Ahmadinejad mengenai realitas ini, Clinton justru menuding Iran berupaya menggiring opini publik dunia dan melepaskan tanggung jawab yang ada dipundaknya. Statemen Menlu AS ini menunjukkan bahwa negara yang mengklaim melucuti senjata nuklir dunia ini tidak bersedia mendengar realitas itu. Bahkan, wakil AS, Inggris dan Prancis walk out saat presiden Iran berpidato di Gedung PBB sendiri.
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, Iran memiliki berbagai solusi untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan membuat dunia yang aman.
IRNA melaporkan, Ahmadinejad Senin (3/5) di New York saat diwawancarai Charlie Rose dari televisi PBS, Amerika Serikat (AS) menambahkan, Iran menyambut upaya pelucutan senjata nuklir di dunia. Ia menambahkan, Iran dalam hal ini telah melaksanakan kewajibannya dan siap memberikan solusi perlucutan senjata.
Terkait proses pertukaran bahan bakar nuklir, Ahmadinejad menandaskan, "Kami siap menukar bahan bakan nuklir yang diperkaya sebesar 3,5 persen dengan uranium yang diperkaya sebesar 20 persen, namun kasus ini memiliki sejumlah masalah parsial yang harus dikaji oleh para ahli.
Ahmadinejad dalam reaksinya atas pernyataan anti-Iran Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton mengatakan, "Clinton harus memberikan bukti dan dokumen yang menunjukkan kami tidak bekerjasama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA)."
Presiden Iran menegaskan, Hillary Clinton adalah musuh Iran. Sementara itu, saat mengomentari sejawatnya dari AS, Barack Obama, Ahmadinejad menandaskan, "Kami memberikan kesempatan banyak kepada Obama, namun terdapat banyak kelompok yang mempengaruhi presiden AS sehingga ia bukannya bekerjasama dengan Tehran namun malah bertekad merilis resolusi baru anti-Iran."
Menyikapi ancaman serangan militer ke Iran oleh Rezim Zionis Israel, Ahmadinejad mengatakan, Israel tak sepadan dengan Iran.Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon membuka konferensi akbar tentang perlucutan senjata di New York, Senin, yang diikuti oleh para tokoh nasional dari setidaknya 100 negara, termasuk Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa.
Konferensi Kaji Ulang Traktat Non-Proliferasi (NPT Review Conference) dilangsungkan lima tahun sekali dan tahun ini merupakan yang konferensi yang kedelapan.
Dalam sambutan pembukaannya, Ban menganggap konferensi sebelumnya tidak membawa hasil yang memuaskan.
"Lima tahun lalu, kita bertemu untuk konferensi yang sama... dan gagal.. Kali ini kita harus melakukan yang lebih baik," kata Sekjen kepada para peserta konferensi.
"Harapan dari masyarakat dunia sangat tinggi terhadap apa yang akan anda lakukan. Yaitu untuk melindungi mereka dari senjata-senjata nuklir yang memiliki kekuatan untuk memusnahkan," ujar Ban.
Konferensi kaji ulang NPT menurutnya bisa dikatakan sukses jika mengacu kepada lima hal, yaitu makin banyak negara yang melucuti senjata nuklirnya; NPT menjadi gerakan universal; aturan hukum semakin kuat; adanya kemajuan dalam hal mewujudkan zona bebas senjata nuklir di Timur Tengah dan kawasan lainnya; serta proses kaji ulang NPT yang makin kuat, termasuk keterlibatan yang makin aktif dari badan-badan PBB.
Selain Sekjen PBB, acara pembukaan Konferensi kedelapan Kaji Ulang NPT pada Senin juga menghadirkan beberapa tokoh dunia sebagai pembicara, termasuk Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan Menlu RI Marty Natalegawa.
Menlu Marty pada sesi pembukaan konferensi Senin pagi menyampaikan pidato dalam kapasitas sebagai Ketua Kelompok Kerja Gerakan Non-Blok untuk Perlucutan Senjata.
Sebagai perwakilan GNB, Marty mendapat kesempatan berpidato sebelum Presiden Ahmadinejad.
Pada sesi sore, Menlu dalam kapasitas nasional akan menyampaikan pernyataan mengenai posisi dan pandangan Indonesia menyangkut penghentian penyebaran senjata nuklir.
Kritikan Indonesia
Indonesia berharap konferensi kaji ulang Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT Review Conference) yang dimulai di New York pada Senin hingga 28 Mei mendatang, tidak mengulang kegagalan seperti konferensi sebelumnya.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan Indonesia menginginkan konferensi lima tahunan itu kali ini dapat benar-benar menghasilkan kesepakatan di antara negara-negara penandatangan NPT dalam melaksanakan berbagai ketentuan traktat tersebut.
"Kita tidak ingin melihat itu terulang. Kita ingin minimum tahun 2010 ini kita ingin menegaskan kembali komitmen yang dicapai tahun 2000 mengenai masalah 13 langkah praktis ke arah perlucutan senjata. Itu yang minimum," kata Menlu ketika ditemui usai mengikuti pembukaan konferensi kedelapan Peninjauan Ulang NPT di Markas Besar PBB, Senin.
Tiga belas langkah praktis yang dimaksud Marty adalah langkah-langkah yang disetujui pada Review Conference tahun 2000, antara lain mencakup menandatangi dan meratifikasi CTBT (Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty); menghentikan uji ledak senjata nuklir; melakukan negosiasi menyangkut perlucutan senjata; dan memusnahkan senjata nuklir.
Marty hadir dalam NPT Review Conference tahun 2010 dengan dua kapasitas, yaitu sebagai Ketua Kelompok Kerja Gerakan Non Blok untuk Perlucutan Senjata dan sebagai wakil pemerintah Indonesia.
Saat menyampaikan pidato dalam acara pembukaan yang dihadiri oleh Sekretaris PBB Ban Ki-moon dan pejabat tinggi dari setidaknya 100 negara, termasuk Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Menlu Marty sebagai Ketua Pokja GNB menyampaikan kekecewaan kelompok beranggotakan 118 negara berkembang itu tentang kegagalan Konferensi Tinjau Ulang NPT tahun 2005 mengeluarkan hasil yang diharapkan.
Kegagalan dianggap merugikan proses pembicaraan serius menuju implementasi dan komitmen yang dicapai secara konsensus pada konferensi sebelumnya pada tahun 1995 dan 2000.
Kekecewaan yang sama soal konferensi tahun 2005 juga diutarakan Sekjen PBB Ban Ki-moon pada pidato pembukaannya sebelum Marty mendapat giliran berpidato.
Saat menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti acara pembukaan, Menlu Marty menolak menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan gagalnya Konferensi tahun 2005.
"Masa lalu adalah masa lalu. Sekarang adalah sekarang. Mungkin kita tidak perlu terlalu mencari atau menuduh siapa yang lebih bertanggung jawab. Tapi faktanya memang 2005 kemarin terjadi kegagalan," ujarnya.
Momentum
Yang penting, tegas Menlu Marty, semua pihak perlu memanfaatkan momentum saat ini yang dinilai cukup menjanjikan dalam bidang perlucutan senjata untuk membuat kemajuan dalam implementasi NPT.
Ia menyebut KTT Pengamanan Nuklir di Washington, konferensi tingkat menteri di Tehran serta tercapainya kesepakatan antara Amerika Serikat dan Rusia untuk mengurangi senjata nuklir kedua negara melalui sebuah traktat (START), sebagai beberapa kemajuan yang perlu dimanfaatkan sebagai momentum.
Dalam memanfaatkan momentum tersebut, Indonesia sendiri antara lain pada pekan lalu telah mengumumkan rencananya meratifikasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Ledak Nuklir (CTBT atau Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty).
"Itu kontribusi nyata kita --di samping peranan kita sebagai koordinator (kelompok kerja tentang perlucutan senjata) Gerakan Non-Blok," kata Marty.
Traktat pelarangan uji ledak nuklir yang disahkan pada 10 September 1996 itu sudah ditandatangani oleh 182 negara namun hingga kini belum bisa diberlakukan.
Traktat akan mulai diberlakukan jika 44 negara yang ada dalam daftar sebagai negara pemilik teknologi nuklir di dunia sudah meratifikasinya.
Saat ini, dari 44 negara tersebut, tersisa sembilan negara yang belum meratifikasi traktat, yaitu Indonesia, Amerika Serikat, China, Korea Utara, Iran, Israel, Pakistan, India dan Mesir.
Kepemilikan 5.113 Hulu Ledak Nuklir
Ahmadinejad yang kehadirannya di markas besar PBB menjadi sorotan utama media-media mengatakan, "Dewasa ini, meskipun sebagian besar sumber daya negara, dibelanjakan untuk namun tidak ada indikasi perbaikan kondisi dan pengurangan atmosfer ancaman. Sayangnya akibat sejumlah pemerintah telah menjauh ajaran para nabi Allah, ancaman bom nuklir telah membayangi seluruh dunia, dan tidak ada pihak yang merasa aman."
Seraya menyinggung logika keliru AS, Ahmadinejad mengatakan, "Sejumlah pemerintahan dalam strategi mereka menyebut bom-bom nuklir sebagai faktor stabilitas dan keamanan dan ini adalah kekeliruan terbesar mereka. Dengan alasan apapun, produksi dan penyimpanan bom nuklir adalah tindakan yang sangat berbahaya dan pada tahap awal membahayakan negara produsen dan penyimpan senjata itu."
Kepada para peserta , Ahamdinejad mengatakan, "Anda sadar betapa bahayanya relokasi sebuah rudal yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir dengan menggunakan pesawat dari satu pangkalan ke pangkalan lain di wilayah Amerika dan betapa hal ini membuat warga Amerika khawatir."
Ahmadinejad juga menegaskan, "Bom nuklir, adalah api anti-kemanusiaan bukan senjata untuk bertahan. Kepemilikan bom nuklir bukan hanya tidak membanggakan melainkan keburukan dan sangat memalukan.
Sambil menyindir ancaman serangan nuklir ke Iran yang disampaikan belum lama ini oleh Presiden AS, Barack Obama, Ahmadinejad menuturkan, "Yang lebih memalukan lagi, mengancam akan menggunakannya yang tentu tidak dapat dibandingkan dengan bentuk kejahatan apapun dalam sejarah. Mereka yang untuk pertama kalinya melakukan bombardir atom, adalah pihak yang paling dibenci dalam sejarah."
Bersamaan dengan pidato itu. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, hari Senin (3/5) mengungkapkan untuk pertama kalinya bahwa negaranya memiliki seluruhnya 5.113 hulu ledak nuklir dalam persediaannya. Yang lebih fatal lagi, Clinton dengan alasan keamanan mengatakan "Tindakan itu akan mendorong upaya pengawasan senjata."
"Merupakan kepentingan keamanan nasional kami untuk menjadi setransparan kami bisa mengenai program nuklir AS," kata Menlu Hillary Clinton ketika Pentagon mengungkapkan jumlah hulu ledak nuklir yang lama dirahasiakan.
"Merupakan kepentingan keamanan nasional kami untuk menjadi setransparan kami bisa mengenai program nuklir AS," kata Menlu Hillary Clinton ketika Pentagon mengungkapkan jumlah yang lama diselubungi kerahasiaan itu.
Ini adalah arogansi AS yang membangun kepercayaan diri dengan bom atom nuklir. Untuk itu, sindiran Ahmadinejad dalam pidatonya sangat mengenai sasaran. (AR/IRIB)
wah TOP BGT......