Turki akan meninjau hubungannya dengan Israel jika para aktivis Turki yang ditahan dalam serangan rezim ini terhadap kapal-kapal pengngakut bantuan, tidak dibebaskan pada Rabu malam. Demikian ditegaskan Menteri Luar Negeri Turki, Ahmed Davutoglu yang juga dikutip Kantor Berita AFP.
Davutoglu mengatakan ia telah menyampaikan peringatan itu kepada Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton dalam pertemuan dua setengah jam di Washington, Selasa waktu setempat.
"Saya menyampaikan keputusan mutlak kami mengenai masalah berikut ini: Jika warga-warga kami tidak dibebaskan dalam 24 jam malam ini, kami akan meninjau seluruh hubungan dengan Israel," katanya di Ankara.
"Tidak seorangpun punya hak untuk menghukum orang yang diculik di perairan internasional," katanya.
Sekitar 350 warga Turki ditahan tentara Israel dalam serangan Senin subuh terhadap konvoi kapal pengangkut bantuan Jalur Gaza. (IRIB/AR/3/6/2010)Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyebut aktivis perdamaian di konvoi kapal pengangkut bantuan kemanusiaan sebagai pendukung terorisme. Netanyahu membenarkan serangan Israel ke kapal itu, dan mengatakan, " Serangan itu dilakukan untuk menjaga keamanan Israel di atas segalanya."
Netanyahu dalam konferensi pers hari Selasa (2/6) yang juga disiarkan langsung Televisi Aljazeera menyatakan, "Kapal itu bukan kapal perdamaian , tapi kapal kebencian." Ia juga menjustifikasi serangan itu dan mengatakan, "Pasukannya dipaksa untuk membela diri. "
Netanyahu juga mengesankan serangan tentara Israel ke kapal pengangkut bantuan sebagai usaha pembantaian terhadap tentara. Ia kembali mengklaim, " Para tentara membela diri dan saya bangga pada mereka."
Pada saat yang sama, Netanyahu juga menyatakan penyesalannya atas jatuhnya korban, namun menurutnya, apa yang terjadi tidak dapat dihindari. "Pasukan kami menghadapi ancaman nyata, " tambah Netanyahu.
Padahal kapal pengangkut bantuan itu sama sekali tidak membawa senjata. Akan tetapi penjelasan Netanyahu malah berusaha memutarbalikkan fakta. Para aktivis yang sebenarnya pada posisi membela, malah dituding melakukan penyerangan terhadap tentara. Apalagi para aktivis tidak mempunyai senjata untuk menyerang mereka.
Dalam konferensi pers itu, Benyamin Netanyahu juga menegaskan bahwa Tel Aviv akan terus mengepung Jalur Gaza.
"Pencabutan blokade akan mengubah sektor ini menjadi peluru kendali Iran yang akan mengancam Israel dan Eropa, " klaim Netanyahu di hadapan para wartawan. (IRIB/AR/3/6/2010)Menteri Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa negaranya terus melanjutkan pemberian bantuan kemanusiaan ke kawasan Jalur Gaza yang kini diblokade Zionis Israel.
Lavrov dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Paraguay di Moskow, hari Rabu (2/6) mengatakan, "Sebelumnya, Rusia mengirimkan bantuan ke Gaza. Dan bantuan ini terus akan berlanjut."
Sehari sebelumnya, Presiden Rusia, Dmitry Medvedev mengecam keras pembantaian warga tak berdosa dalam serangan Zionis Israel ke konvoi kapal pengangkut bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Hari Senin lalu, konvoi sembilan kapal pengangkut bantuan kemanusiaan yang tidak bersenjata, diserang tentara Zionis Israel secara brutal. Akibat serangan itu, 20 aktivis dilaporkan gugur syahid dan sejumlah lainnya terluka. Berdasarkan data yang ada, sekitar 500 aktivis ditangkap tentara Israel.
Rezim Zionis Israel sejak tiga tahun lalu, memblokade Jalur Gaza dan menghalangi segala pengiriman segala kebutuhan umum dan primer bangsa Palestina ke kawasan ini. (IRIB/AR/3/6/2010)Wartawan Press TV yang juga ikut dalam konvoi kapal pengangkut bantuan kemanusiaan raib setelah serangan brutal Israel itu.
Press TV hari Rabu (2/6/2010) melaporkan, "Tiga hari sudah berlalu dari serangan brutal Israel ke konvoi kapal pengangkut bantuan Gaza, tapi nasib wartawan Press TV, Hasan Qani, yang juga berkewarganegaraan Inggris, hingga kini belum jelas."
Ayah Qani juga mengatakan, ia sudah berupaya mencari informasi mengenai keberadaan anaknya di Kantor Urusan Warga Negara Inggris di Gaza, namun hingga kini, tidak ada hasil. (IRIB/AR/3/6/2010)Press TV melaporkan, para demonstran, hari Selasa (1/6/2010), berkonsentrasi di depan Gedung Putih, memprotes dukungan tanpa syarat Washington terhadap Tel Aviv. Para pendemo juga menuntut diakhirinya blokade atas Gaza yang sudah berlangsung tiga tahun. Teriakan-teriakan anti blokade meliputi suasana aksi demonstrasi di depan kantor kepresidenan Barack Obama.
Sementara itu, para pendemo di kota New York membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan anti-Israel dan bendera-bendera Palestina. Mereka juga menuntut supaya para pelaku serangan brutal ke konvoi kapal pengangkut bantuan kemanusiaan diadili. Sebelumnya, aksi-aksi demo serupa juga digelar di kota-kota AS seperti Detroit dan Philadelphia. (IRIB/AR/3/6/2010) Tehran (IRIB) - Serangan brutal pasukan komando Angkatan Laut Rezim Zionis Israel terhadap konvoi kapal bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla Gaza dilakukan persis ketika mereka menyerang Lebanon selama 33 hari di hari-hari pertandingan Piala Dunia 2006 di Jerman.
Militer rezim Zionis Israel pada 12 Juni 2006 membombardir Lebanon dari darat, laut dan udara tiga hari setelah berakhirnya Piala Dunia 2006 Jerman. Dalam perang 33 hari ini militer Zionis Israel menjadi pecundang setelah mendapat perlawanan gagah berani para pejuang Hizbullah.
Di hari-hari itu, para analis politik menilai pemilihan hari penyerangan ke Lebanon memang sengaja dipilih mengingat opini publik dunia masih disibukkan dengan hasil Piala Dunia.
Namun pasca kekalahan memalukan rezim penjarah ini di perang 33 hari, mereka melakukan kejahatan paling biadab terhadap warga Jalur Gaza dalam perang 22 hari.
Asumsi para analis media tentang pemilihan waktu serangan oleh rezim Zionis Israel memang terbukti. Rezim ini memilih waktu-waktu di mana opini publik tengah disibukkan oleh sebuah peristiwa besar. Coba perhatikan bagaimana rezim penjajah ini memilih pergantian tahun baru 2009 dan pengangkatan presiden baru Amerika merupakan waktu yang tepat untuk menyibukkan opini publik. Inilah waktu yang tepat bagi rezim Zionis Israel melakukan kebiadabannya terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Di hadapan pembantaian brutal ribuan penduduk sipil Jalur Gaza, suara mereka tenggelam di tengah hiruk-pikuk pergantian tahun baru dan pengangkatan Presiden Amerika. Suara mereka tidak bakal terdengar, tenggelam oleh hiruk-pikuk perayaan tahun baru.
Namun kebiadaban terbaru militer Zionis Israel dilakukan menjelang berlangsungnya final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Kali ini tidak ada yang ragu betapa rezim rasis ini telah menyiapkan rencana busuknya.
Kini, hingga berakhirnya pertandingan Piala Dunia 2010 hanya tinggal sebulan. Para analis menilai serangan brutal rezim Zionis Israel terhadap konvoi kapal pembawa bantuan kemanusiaan hanya merupakan latihan pembuka untuk melakukan serangan aslinya ke Jalur Gaza. Zionis Israel tengah menanti musim panas di kawasan yang akan semakin panas dengan berita-berita pertandingan Piala Dunia untuk melakukan aksi biadabnya ke Jalur Gaza.
Itulah mengapa Mahmoud Ahmadinejad Presiden Republik Islam Iran Selasa kemarin (01/6/2010) di provinsi Ilam mengeluarkan peringatan bahwa Zionis Israel tengah mempersiapkan serangan masif ke Jalur Gaza.(IRIB/SL/MF/2/6/2010)
Pejabat Israel Mulai Ketakutan Kunjungi Eropa
Menyusul serangan militer Israel ke arah armada kemanusian untuk Gaza, Freedom Flotilla, Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benjamin Netanyahu ketakutan mengunjungi negara-negara Eropa. Surat kabar Palestina, al-Manar melaporkan, sejumlah negara Eropa mengemukakan pengaduan penangkapan para pemimpin rezim agresor Israel, termasuk Perdana Menteri Rezim Zionis, Benjamin Netanyahu dan Menteri Peperangan, Ehud Barak, dan menilai mereka sebagai penjahat perang.
Pada hari Senin (31/5) pasukan komando Angkatan Laut Zionis Israel menyerang konvoi kapal bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla Gaza yang mengakibatkan 20 aktivis syahid dan lebih 60 lainnya cidera.(IRIB/PH/SL/2/6/2010)
0 comments to "Aktivis Perdamaian Teroris..???...."