Mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, mengkonfrimasikan pengiriman konvoi kapal bantuan untuk Gaza. Dikatakannya "Kami akan mengirim konvoi lebih banyak dan dengan kapal lebih besar untuk rakyat Gaza bulan depan dan kita semua harus berusaha menyampaikan bantuan kemanusiaan tersebut untuk warga Gaza."
Sebagaimana dilaporkan koran Utusan terbitan Malaysia, Mahathir menilai kejahatan terbaru rezim Zionis Israel telah menunjukkan watak dan esensinya kepada masyarakat dunia. "Semua orang menyadari bahwa kejahatan Israel bukan hanya terhadap rakyat Palestina saja melainkan juga terhadap seluruh masyarakat dunia."
Lebih lanjut dijelaskannya "Benar bahwa hingga kini kita belum mampu menyampaikan bantuan ke Gaza, namun sekarang dunia telah mengetahui bagaimana perilaku rezim Zionis Israel terhadap konvoi Freedom Flotilla." (IRIB/MZ/14/6/2010)
Iran Bergeming, Negara-Negara Teluk Persia yang Keluhkan Sanksi
Negara-negara sekitar Teluk Persia berpendapat bahwa resolusi sanksi anti-Iran tidak akan mencegah Tehran menggapai tujuannya dan negara-negara tersebut yang akan merasakan dampak buruknya.
Negara-negara Teluk Persia menyatakan bahwa sanksi terhadap Iran sia-sia dan jika program nuklir Iran terus berlanjut, mereka sendiri yang akan merugi. Meski negara-negara Arab di sekitar Teluk Persia memiliki kontak terbanyak dengan Iran, namun tampaknya Arab Saudi dan negara sekitar Teluk Persia tidak memiliki peran apapun terkait program nuklir Iran di kancah internasional.
Seorang pengamat keamanan dan pertahanan di Pusat Studi Teluk Persia di Dubai, Mustafa al-Aani mengatakan, "Negara-negara sekitar Teluk Persia dalam krisis terbaru program nuklir Iran tidak ikut mengusulkan ratifikasi resolusi sanksi, namun pada saat yang sama mereka juga tidak dapat mendesak Iran maupun Amerika Serikat."
Dikatakannya, sanksi tersebut tidak akan mempengaruhi kebijakan politik di Iran. Pemerintah Iran, menurutnya berhasil dalam satu hal yang gagal dilakukan oleh pemerintah Irak. Yaitu mampu menggalang dukungan rakyat terhadap program nuklirnya. Perhatian rakyat Iran terhadap masalah nuklir telah mampu mengalahkan sanksi tersebut.
Di sisi lain, sanksi anti-Iran bukan hanya tidak akan mengubah apapun, melainkan juga semakin memperuncing tensi di kawasan yang sekarang ini pun sudah diguncang berbagai gejolak.
Ditegaskannya bahwa konfrontasi Iran lebih terfokus dengan Amerika Serikat, dan negara-negara Arab di Teluk Persia akan merasakan dampaknya. Contohnya pada Sabtu (12/6/2010) pemerintah Arab Saudi terpaksa menolak klaim koran Times soal persetujuan Riyadh terhadap penggunaan zona udara negara ini oleh Israel dalam melancarkan serangan ke Iran.
Pengamat ini lebih lanjut menjelaskan, "Di sektor ekonomi dan keuangan, negara-negara Teluk Persia akan merugi atas sanksi anti-Iran. Salah satu contohnya, Iran adalah partner dagang kuat Dubai, dan tingkat pertukaran dagang kedua pihak mencapai $10 milyar dolar pertahun."(irib/14/6/2010)Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, Ahad malam (13/6/2010) tampil secara langsung di televisi saluran 1 Iran. Dalam dialognya dengan para wartawan itu, selain menyinggung masalah pemilu presiden tahun lalu di Iran, Ahmadinejad juga memaparkan berbagai transformasi penting di dunia dalam beberapa waktu terakhir termasuk sidang revisi NPT di New York, penandatangan Deklarasi Tehran, protes dunia atas rezim Zionis Israel, dan juga terbentuknya front baru dalam hubungan internasional.
Terkait serangan brutal rezim Zionis Israel terhadap konvoi kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza dan ratifikasi resolusi sanksi baru anti-Iran Ahmadinejad mengatakan,
"Dewan Keamanan PBB secara lahiriyah dibentuk untuk mewujudkan keamanan, namun pihak-pihak yang sejak masa itu mengetahui inti masalahnya, menyadari bahwa Dewan Keamanan PBB adalah sebuah sarana imperialisme baru. Dan kita juga telah menyaksikan masa kolonialisme kuno dan penjajahan baru telah tersingkir, namun kemudian muncul imperialisme dengan mekanisme moderen."
Dikatakannya, "Resolusi sanksi anti-Iran Dewan Keamanan PBB dilahirkan "mati" dan gagal. Dewan Keamanan seharunya menyelesaikan masalah dunia, namun apakah sampai saat ini Dewan melaksanakan tugasnya? Apakah krisis Palestina terselesaikan? 60 tahun hak bangsa Palestina ternistakan. Apakah krisis Irak terselesaikan? Dewan keamanan seperti apa ini yang Amerika Serikat dapat menduduki Irak dan baru setelah itu mengambil ijin dari Dewan tersebut. Kemudian dewan seperti ini meratifikasi sanksi terhadap Iran."
"Terkait serangan militer Zionis terhadap kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza yang terjadi di perairan internasional, Dewan Keamanan PBB tidak menunjukkan reaksi apapun. Namun pada saat yang sama Dewan ini meratifikasi sanksi anti-Iran."
Menurut Ahmadinejad dualisme Dewan Keamanan telah melepaskan dua "peluru penghabisan."
Pertama menusuk Dewan Keamanan sendiri dan yang
kedua sebagai bukti kemenangan bangsa Iran.
"Metode kerja Dewan Keamanan menunjukkan akhir hayatnya, dulu nama Dewan Keamanan mampu membungkam semua pihak, namun sekarang dewan ini tidak memiliki nilai dan kredibilitas. Lima negara anggota tetapnya hanya memikirkan kepentingan masing-masing termasuk monopoli energi nuklir. Oleh karena itu, pendapat dan keputusan mereka tidak berarti. Keamanan dan stabilitas dunia tidak ada artinya buat mereka," jelas Ahmadinejad
Terkait Deklarasi Tehran, Ahmadinejad menyampaikan terima kasih kepada sejawatnya dari Brazil dan Perdana Menteri Turki. "Telah dilakukan tugas besar, kami telah memulai era baru dalam hubungan internasional. Kita telah membuktikan pula bahwa kita dapat melawan tuntutan Amerika Serikat dan menang," tandas Ahmadinejad.
Banyak negara yang mengontak kami dan menyatakan keinginan mereka bergabung dalam gerakan baru tersebut. Dewasa ini, literatur diplomasi di dunia telah berubah, tidak ada lagi rasa takut. Era baru telah dimulai. Selain sidang NPT dan masalah nuklir, di masa mendatang akan muncul manifestasi lain dari gerakan baru tersebut, sementara mereka (Barat) semakin meredup." (IRIB/MZ/14/6/2010)Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menilai Deklarasi Tehran telah menciptakan atmosfer baru dalam hubungan dunia. Demikian dilaporkan IRNA mengutip keterangan kantor presiden Iran.
Ahmadinejad dalam wawancaranya dengan Televisi Alaan Uni Emirat Arab menjawab pertanyaan soal apakah Deklarasi Tehran menjadi titik awal lahirnya gerakan baru dalam tatanan global mengatakan, "Pasti demikian. Sejumlah negara yang telah berkuasa di dunia selama 60 tahun beranggapan bahwa mereka mengontrol masa depan dunia dan bahwa semua negara dan pemerintahan berjalan di jalur yang telah mereka tentukan."
Eropa Bebas Memilih
"Di sela-sela fenomena tersebut, Deklarasi Tehran telah membuktikan bahwa gerakan baru dari negara-negara independen dengan perspektif positif terhadap kemanusiaan, keadilan, dan persahabatan, berupaya menjalin hubungan baru di dunia dan menyingkirkan hegemoni, pemaksaan, serta represi kaum imperialis," tegas Ahmadinejad.
Di bagian lain pernyataannya, Ahmadinejad menyatakan bahwa hubungan Iran dengan berbagai negara sangat bersahabat. "Eropa bebas memilih. Jika ingin bergerak di bawah pengaruh Amerika Serikat, mereka harus mengetahui bahwa kekuatan Amerika Serikat dalam proses degradasi, dan dengan demikian mereka akan jatuh bersama Amerika. Namun jika Eropa ingin menjalin hubungan persahabatan dan terhormat dengan negara dan bangsa-bangsa independen termasuk Iran, maka hal tersebut akan sangat menguntungkan mereka."
"Bangsa Iran selalu menyambut hangat sikap tersebut namun jika mereka ingin berdampingan dengan Amerika, maka tidak ada bedanya bagi kami. Karena pada era perang melawan rezim Saddam pun, negara-negara seperti Uni Soviet, Amerika, dan Eropa juga mendukung Saddam", "Bangsa Iran sendirian menghadapi mereka semua dan sejak itu Iran berhasil melalui berbagai rintangan." Dikatakannya, yang pasti kekuatan pihak yang hingga kini masih menentang Iran jauh lebih lemah dari kekuatan mereka pada masa itu.
Iran Terkucil?
Mereaksi klaim keterkucilan Iran di tingkat dunia, Ahmadinejad mengatakan, "Memangnya dunia disimpulkan hanya pada beberapa negara Eropa saja?"
"Dalam sidang revisi Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) di New Yok, baik Amerika Serikat maupun negara-neara Eropa mengemukakan pendapat masing-masing. Namun pada akhirnya lebih dari 180 negara dunia mendukung kebijakan Iran. Maka jelas sudah siapa sebenarnya yang terkucil dan terasing di dunia."
Presiden Iran menegaskan bahwa bangsa Iran memiliki hubungan baik dengan semua negara kecuali dengan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel. Bahkan hubungan tersebut telah meluas di sektor ekonomi, budaya, dan diplomatik.
Lebih lanjut dijelaskannya, "Para pejabat Iran dapat bepergian ke negara mana pun dengan leluasa dan mendapat sambutan hangat. Namun apakah para pejabat tinggi Amerika Serikat dan Eropa, dapat dengan leluasa berkunjung ke banyak negara. Masalah ini menunjukkan siapa sebenarnya yang terkucil." (IRIB/MZ/13/6/2010)Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, kembali meluncurkan kritikan tajam kepada rezim Zionis Israel. Kali ini dalam mereaksi pertanyaan media-media afiliasi Zionis tentang sebab bantuan kemanusiaan Turki untuk Gaza, Ergodan menjawab, "Mengapa kalian tidak menyoal dan menulis sebab pendudukan Amerika atas Irak?
Pernyataan itu dikemukakan Erdogan kemarin (13/6/2010) dalam pidatonya di tempat kelahirannya dan dihadapan para pendukung Partai Keadilan dan Pembangunan pimpinannya.
Seraya menekankan bahwa negaranya bangga bersanding dengan kaum tertindas dan melawan pihak zalim, Erdogan menegaskan, "Setelah pemerintah Turki memprotes perompakan Zionis terhadap bantuan kemanusiaan untuk Gaza, sejumlah pihak di dalam dan luar negeri mulai melancarkan propaganda "berbisa" terhadap pemerintah Turki."
Menyinggung kemarahan segelintir media di Turki yang berafiliasi dengan rezim Zionis Israel atas dukungan penuh pemerintah Ankara terhadap Palestina dan Gaza, Erdogan menambahkan, "Pemerintah Turki dengan bangga melanjutkan sejarah dukungannya terhadap bangsa tertindas di dunia." (IRIB/MZ/14/6/2010)
0 comments to "Mahathir Muhammad (Mantan perdana menteri Malaysia)..ke Gaza bulan depan...betul..betul..betul...."