Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa tidak ada kekuatan yang dapat menyimpangkan jalan yang sudah ditempuh bangsa Iran.
Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, hari ini (Sabtu,26/6) dalam pidatonya pada peringatan Hari Kelahiran Imam Ali as, mengatakan, "Bangsa Iran telah menunjukkan langkah tetapnya di jalan menuju nilai-nilai luhur Islam. Bangsa ini juga akan menjaga langkahnya itu dengan izin Allah Swt."
Dalam pidatonya, Rahbar menegaskan bahwa kemajuan dan sederet keberhasilan bangsa Iran, serta slogan-slogan Islam yang terus dipertahankan di negara ini, berutang pada ketanggguhan dan kesadaran hati nurani rakyat. Beliau mengatakan, "Bangsa Iran, khususnya para pemuda, adalah penyandang hati nurani dan kebijakan. Mada depan negara ini miilik rakyat."
Lebih lanjut Rahbar menuturkan, "Debu dan polusi di periode fitnah membuat sejumlah tokoh terjebak pada kekeliruan dan kesalahan. Karena itu di masa fitnah, apa yang mesti dijadikan pijakan adalah tolak ukur yang disinggung oleh Imam Ali as seperti manajemen masyarakat Islam berlandaskan hukum Islam, sikap tegas terhadap para musuh yang melawan, pembatasan yang jelas dengan para musuh dan kewaspadaan atas tipu daya mereka. Itu semua adalah hal-hal yang kita perlukan saat ini.
Rahbar dalam kesempatan itu juga menyinggung skandal arogansi Barat, khususnya AS yang kian menjadi dan kian gigihnya bangsa Iran. Beliau mengatakan, "Masa kejayaan penjajah untuk mengancam dan melecehkan bangsa-bangsa semau mereka telah berlalu. Kini, Iran dikenal sebagai bangsa yang tangguh di dunia ini."
Pertemuan dengan Masyarakat Bushehr di Hari Kelahiran Imam Ali as
“Pelajaran paling penting dari kehidupan pribadi luar biasa (Imam Ali as) dalam sejarah manusia itu bagi dunia dan masyarakat Islam saat ini adalah sikapnya yang mampu menciptakan kepekaan hati, mencerahkan kondisi yang ada, memperdalam keimanan dan pemikiran orang-orang yang membutuhkan hati yang peka.”
IslamTimes - Pada peringatan hari kelahiran Imam Ali as, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Sabtu (26/6/2010) saat bertatap muka dengan dengan masyarakat provinsi Bushehr menyebut pribadi Imam Ali as sebagai pribadi luar biasa, puncak keagungan ilmu, spiritual, akhlak, kemanusiaan dan ilahi.
Rahbar di awal pembicaraannya mengucapkan selamat atas hari lahirnya pemimpin orang-orang muwahhidin, Imam Ali as di tanggal 13 Rajab dan menyebut hari ini sebagai hari besar Islam. Rahbar juga menyinggung keagungan pribadi Imam Ali as dan mengatakan, “Pelajaran paling penting yang harus diambil dari hari besar ini adalah belajar dari jalan, metode, perilaku dan ucapan Imam Ali as.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei tidak lupa menyebut kehidupan Imam Ali as dipenuhi dengan jihad, sabar untuk Allah, makrifat, kepekaan hati, dan bergerak hanya di jalan keridaan Allah. Beliau mengingatkan, “Pribadi langka ini sejak masa kanak-kanak tumbuh dan berkembang di sisi Rasulullah saw. Di pelbagai kesempatan dalam hidupnya, beliau senantiasa berusaha menegakkan kebenaran dan melindungi Islam, sehingga Rasulullah saw menjadikannya sebagai tolok ukur kebenaran.”
Rahbar menilai ciri khas paling baik dari Imam Ali as adalah memberikan pencerahan dan kepekaan hati bagi orang-orang yang membutuhkan hal ini. “Mencerahkan opini umum dan memberikan informasi saat ini menjadi kebutuhan paling prinsip bagi dunia dan masyarakat Islam. Karena musuh-musuh melawan Islam dengan menggunakan isu agama dan akhlak. Untuk itu semua harus waspada,” tanda Rahbar.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menambahkan, “Musuh berusaha membohongi opini publik dan masyarakat non-muslim dengan menggunakan isu-isu hak asasi manusia dan demokrasi. Sementara saat menghadapi umat Islam mereka membawa-bawa nama Islam dan al-Quran, padahal mereka tidak punya keyakinan sedikitpun akan Islam, al-Quran dan HAM.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengingatkan sebuah contoh sejarah dari fitnah perang Shiffin di masa kehidupan Imam Ali as dan bagaimana aksi mengangkat al-Quran dengan tombak sebagai upaya untuk menipu opini publik dan menekan Imam Ali as. Ditambahkannya, “Imam Ali as di masa fitnah ini mengancam para pendukungnya agar tidak melepaskan jalan kebenaran yang telah dilalui mereka selama ini dan jangan sampai ucapan pengobar fitnah mempengaruhi mereka.”
Beliau kemudian menyinggung situasi yang telah terkontaminasi di masa fitnah lalu menegaskan, “Kondisi terkontaminasi semacam ini terkadang membuat para tokoh salah dan tergelincir dalam mengambil sikap. Oleh karenanya, di masa fitnah diperlukan parameter dan tentu saja tolok ukur ini adalah kebenaran dan penjelasan yang diberikan Imam Ali as kepada masyarakat. Kita saat ini juga membutuhkan hal itu.” “Tolok ukur dan jalan terang yang diperkenalkan Imam Ali as adalah mengatur masyarakat Islam dengan ajaran-ajaran Islam, menindak tegas musuh-musuh yang menyerang, membuat garis batas yang jelas dengan musuh dan waspada menghadapi tipu daya musuh,” imbuh Rahbar.
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei kembali menekankan kewaspadaan yang dimiliki bangsa Iran berkat Revolusi Islam. Banyak masalah negara yang ternyata dapat diselesaikan lewat kepekaan hati rakyat. Dijelaskannya, “Dalam banyak kasus, masyarakat ternyata lebih baik dalam memahami kebenaran ketimbang para tokoh. Karena kebergantungan mereka lebih sedikit. Dan ini harus dinilai sebagai nikmat besar.”
“Bangsa Iran berhasil membuktikan kepastian langkahnya menuju cita-cita tinggi Islam dan kepastian langkah ini akan terjaga berkat taufik ilahi,” tambah Rahbar.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai kemajuan dan keberhasilan besar bangsa Iran dan memastikan slogan-slogan utama Revolusi Islam berutang pada kemampuan dan kepekaan hati masyarakat. Ditegaskannya, “Kini bangsa Iran, khususnya para pemudanya memiliki hati yang peka dan masa depan milik bangsa ini.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengingatkan, “Kita harus memperkuat perlawanan, kepastian langkah, solidaritas nasional dan berpegangan dengan slogan-slogan Islam, al-Quran dan Ahlul Bait as.” “Dengan pertolongan Allah, para pemuda Iran akan menyaksikan suatu hari di mana para kekuatan arogan internasional sudah tidak mampu lagi untuk berbicara sombong di hadapan bangsa Iran.”
Rahbar juga menasihati agar umat Islam membaca lebih banyak tentang Nahjul Balaghah dan mencermati penjelasan dan hikmah-hikmah yang tersimpan di dalamnya. Menurut beliau, “Nahjul Balaghah tidak hanya milik Syiah, tapi ulama besar Ahli Sunnah juga punya pandangan yang sama bahwa penjelasan dan ungkapan dalam Nahjul Balaghah membuat takjub manusia. Banyak pemikir dan cendikiawan non-muslim bahkan terhenyak saat mempelajari Nahjul Balaghah.”
Di bagian lain dari pidatonya, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyinggung sejarah membanggakan Bushehr dan peran ulama dan para pejuang daerah ini. “Nama panglima Momen, Shoja dan syahid Rais Ali Delvari merupakan nama-nama yang menarik hati orang-orang mukmin,” tambah Rahbar.
Rahbar mengingatkan kembali kemazluman dan kesendirian syahid Rais Ali Delvari dalam menghadapi kekuatan imperialis Inggris. Rahbar menjelaskan, “Tentu saja situasi saat ini dan masa itu sangat berbeda. Kini di seluruh negeri para pemuda mukmin, penuh pengorbanan, basiji yang jumlahnya tak terhingga siap hadir di bidang militer, budaya dan politik. Para pemuda Bushehr pasti termasuk bagian dari kumpulan agung ini.”
Rahbar menegaskan, “Hari di mana kekuatan imperialis secara bebas mengancam dan menghina bangsa-bangsa telah berakhir dan kini bangsa Iran di dunia dikenal sebagai bangsa yang kuat.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyinggung bahwa setiap harinya kekuatan-kekuatan hegemoni yang dipimpin Amerika semakin terbuka kedoknya akibat resistensi dan perlawanan bangsa-bangsa dan munculnya kekuatan-kekuatan nasional. Beliau menambahkan, “Kekuatan hakiki adalah hak bangsa Iran dan tidak ada satu kekuatanpun yang dapat menyimpangkan bangsa ini dari jalan yang telah dipilihnya.”
Di awal pertemuan ini, Hujjatul Islam wal Muslimin Safai Bushehri, wakil Wali Faqih dan Imam Jumat Bushehr menyampaikan ucapan selamat atas hari kelahiran Imam Ali as sembari menyinggung peran ulama Bushehr dan para pejuang daerah ini dalam melawan para imperialis. Dikatakannya, “Masyarakat Bushehr senantiasa berada di garis terdepan dalam perjuangan melawan musuh dan agresor. Kini kepekaan hati dan kecintaan mereka akan Wilayatul Faqih membuat mereka siap untuk berkorban di jalan Revolusi Islam.”
Safari Bushehri juga menyebutkan tentang posisi penting provinsi Bushehr yang berada di perairan Teluk Persia dengan tanahnya yang subur, perikanan dan industri energi. Ditambahkannya, “Dengan memanfaatkan kapasitas daerah, diharapkan Bushehr akan menjadi provinsi yang maju dan menjadi teladan dalam geografi nasional dan lintas nasional.”
Peringatan Wiladah Imam Ali as di yayasan Al-Qo'im Kaltim | | | |
|
|
ALQOIMKALTIM.COM SAMARINDA - Para pecinta Ahlul Bait Kaltim menjadikan acara peringatan Wiladah Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib as sebagai manifestasi agung kecintaan dan loyalitas kepada Imam Ali as sang washi Rasulullah saw. Pribadi Agung yang terlalu dalam untuk digali hakikatnya dan berbagai kemuliaan-kemuliaan yang ada pada Amirul Mukminin as menjadikan pecintanya bergetar hatinya bila disebut namanya yang tentunya hari kelahirannya menjadi kebahagiaan bagi pecinta-pecintanya dimanapun berada tak terkecuali di lingkungan kota Samarinda yang tentunya tiada meninggalkan harapan-harapan agar tidak pernah dikeluarkan dari ikatan wilayah Amirul Mukminin as.
Red : Enoz Trapfosi/sumber:http://www.alqoimkaltim.com/ |
0 comments to "Tolok Ukur di Masa Fitnah"