Qatif, Aktualpress--Menyusul penghinaan imam shalat Jumat di Arab Saudi terhadap Allamah Fadhlullah, marji Syiah Lebanon, para jemaah shalat Jumat di masjid itu mengeluarkan imam tersebut.

Seusai menunaikan shalat jamaah di salah satu masjid di kota Tarut, di propinsi Qatif, yang mayoritasnya adalah bermazhab Syiah, seorang di antara jamaah shalat berdiri dan meminta hadirin untuk membacakan surat al-Fatihah untuk almarhum Allamah Fadlullah.

Namun imam shalat Jum'at itu melarang pembacaan surat al-Fatihah itu dan bahkan menghina Allamah Fadlullah. Semakin lama, penghinaan imam shalat Jumat tersebut semakin tidak karuan. Akhirnya warga mencegahnya melanjutkan penghinaanya itu dan mengeluarkan khatib tersebut dari masjid.


Sebelumnya, para jemaah shalat di sebuah masjid di Amman ibukota Jordania juga mengeluarkan seorang imam shalat setelah menghina Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah.

Dinasti Saudi Gelembungkan Data Penduduk

Seorang pengajar di Universitas Riyadh menyatakan, "Rezim Saudi memutuskan untuk memperbesar angka jumlah penduduk dan merakayasa data lainnya sebagai cara untuk menjustifikasi anggaran keuangan keluarga kerajaan".

Sebagaimana diberitakan TV Al-Alam, pengajar Universitas Riyadh itu menjelaskan, "Tujuan lain rezim Saudi memperbesar angka penduduk secara fiktif untuk memunculkan situasi psikologis sehingga negara-negara tetangga terpengaruh dari sisi faktor kekuatan".

Menurut pelbagai laporan, rezim Saudi berusaha memperbesar jumlah penduduk negaranya secara berlebihan dan tidak realistis. Dengan cara itu, pemerintah Arab Saudi berharap media-media lokal akan segera mengumumkan bahwa jumlah penduduk Arab Saudi sekitar 35 juta jiwa.

Padahal kalaupun di Arab Saudi terdapat 8 juta warga asing yang kebanyakan mereka berasal dari Pakistan, India, Bangladesh, dan Indonesia namun dalam kondisi paling wajar, jumlah penduduk Arab Saudi tidak akan melebihi angka 16 juta jiwa. Dengan kata lain, total pupulasi penduduk Arab Saudi dengan pemukim asing tidak lebih dari sekitar 24 juta jiwa.

Belakangan keluarga kerajaan Saudi menjadi sasaran tudingan korupsi dan penggelapan kekayaan negara, terutama dari hasil penjualan gas dan minyak. Sejumlah berita juga melaporkan, kemiskinan kini mulai menyebar hingga ke wilayah perkotaan Arab Saudi, meskipun negara ini kaya akan sumber minyak dan gas. (irib/19/7/2010)