Home , � Betulkah Obama Tanda Kesialan Bagi Israel..??? Misinya : memotivasi kaum Yahudi di Amerika Serikat untuk berhijrah ke Israel

Betulkah Obama Tanda Kesialan Bagi Israel..??? Misinya : memotivasi kaum Yahudi di Amerika Serikat untuk berhijrah ke Israel

Rabi Zionis: Obama Tanda Kesialan Bagi Israel

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama yang dinilai sebagai pendukung utama rezim Zionis Israel, menggelar berbagai perundingan damai dalam upaya memberikan legitimasi pada eksistensi Israel. Namun Obama justru dituding sebagai faktor kehancuran rezim Zionis.

Haar Atsion, sebuah lembaga rabi Zionis di Baitul Maqdis menyatakan, "Nama Obama disebutkan tiga kali dalam kitab Taurat, dan ia merupakan salah satu di antara tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat, karena pada masanya akan terjadi perang besar melawan Israel yang akan menghancurkan rezim Zionis."

Para rabi di lembaga tersebut menjelaskan bahwa tahun 2012 adalah akhir dunia dan kiamat akan terjadi 2035 dan dihidupkannya kembali orang-orang mati. Mereka juga menyebtukan bahwa Presiden Mesir, Hosni Mubarak, Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz, Raja Jordania Abdullah II, dalam waktu dekat akan terguling dan di negara-negara tersebut akan muncul pemerintahan Islam.

Menurut koran El-Misr el-Youm terbitan Kairo menulis, "Tampaknya para rabi Zionis ini menghubung-hubungkan konflik internasional dengan prediksi kitab Taurat tentang akhir zaman berusaha untuk menggulirkan skenario mereka untuk tahun-tahun mendatang."

Dengan mengemukakan klaim soal tenggelamnya tiga perempat wilayah Amerika Serikat pada akhir tahun 2013 akibat benturan dengan meteor dan badai topan serta tewasnya lebih dari 200 juta warga Amerika, mereka berupaya memotivasi kaum Yahudi di Amerika Serikat untuk berhijrah ke Israel."

Menurut para rabi Zionis itu, akan menjadi sangat lemah pasca bencana tersebut dan negara-negara Arab di kawasan merencanakan serangan ke Israel. Oleh karena itu, Tel Aviv harus mempersenjatai dengan berbagai macam senjata mutakhir dalam rangka membela diri.

Pernyataan para rabi Zionis itu dikutip lengkap oleh koran Yedeot Aharonot, terbitan Israel. (IRIB/MZ/SL/21/9/2010)

Ahmadinejad: Selain Holocaust, Saya Akan Ungkap Kasus 11 September di PBB

Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad Senin malam (20/9/2010) waktu New York menerima ulama dan tokoh-tokoh agama Amerika Serikat menegaskan bahwa Islam, al-Quran dan Nabi Muhammad Saw tidak hanya milik umat Islam. Menurut Ahmadinejad Islam milik seluruh umat Manusia. Demikian diberitakan situs resmi presiden Iran Selasa hari ini (21/9/2010)

Ahmadinejad menambahkan, "Semua Nabi diutus dari sisi Allah dan kita berkewajiban untuk menghormati mereka semua. Karena musuh-musuh berusaha menciptakan perselisihan di antara sesama pemeluk agama demi meraih kepentingan material mereka."

Pembakar Al-Quran Bukan Kristen


Presiden Iran dalam pertemuan ini juga menyinggung soal pembakaran al-Quran. Menurut Ahmadinejad, peristiwa ini lebih bermuatan kebencian dan balas dendam dan tentu saja langkah menjijikkan ini tidak dapat dialamatkan kepada Kristen. Ahmadinejad lantas menekankan peran sentral dan agung ulama dan rohaniwan Islam Amerika dalam menjelaskan nilai-nilai murni Islam ke tengah-tengah masyarakat.

"Daya tarik kalian seharusnya lebih kuat dari daya tolak. Ketahuilah bahwa bila agama Allah disampaikan dengan benar, seluruh bangsa di dunia akan menyambutnya," tandas Ahmadinejad.

Presiden Ahmadinejad menyebut rezim Zionis Israel tengah meluncur menuju kehancurannya. Dikatakannya, "Bila tidak ada yang melakukan sesuatu, bahkan warga Palestina juga tidak melakukan apa-apa, rezim Zionis Israel dengan sendirinya juga bakal hancur. Namun mereka berusaha menciptakan ketegangan dan konflik di kawasan guna menyelamatkan diri dari kehancurannya."

Di bagian lain dari pembicaraannya, Ahmadinejad menyebut periode sistem Kapitalisme telah berakhir. "Bila 30 tahun lalu bangsa-bangsa begitu menyambut sistem Kapitalisme, kini para imperialis bahkan tidak mampu memaksakan kehendaknya kepada bangsa-bangsa dengan senjata. Kenyataan ini menunjukkan sistem ini telah menemui jalan buntu."

"Untuk itu kita harus bekerja sama untuk menciptakan masa depan yang cerah. Karena masa depan yang cerah itu milik kalangan mukminin dan muwahhidin. Tak diragukan lagi, di dunia baru tidak ada tempat bagi mereka yang telah merusaknya selama seratus tahun ini," tegas Ahmadinejad.

Saya akan Ungkap 11 September di Majelis Umum PBB

Menanggapi pernyatan ulama dan tokoh-tokoh Islam Amerika soal perang melawan terorisme, Ahmadinejad mengatakan, "Apa yang kalian katakan soal slogan perang melawan terorisme hanya alasan untuk melawan Islam adalah benar.

Bila diasumsikan bahwa klaim mereka benar bahwa ada beberapa orang pelaku peristiwa 11 September yang bersembunyi di Afghanistan, apakah cara menindak mereka dengan serangan NATO ke negara ini?"

Ditambahkannya, "Dalam peristiwa 11 September telah diumumkan bahwa 3.000 orang menjadi korban. Kami juga sangat menyesalkan peristiwa itu dan menyatakan duka yang dalam terhadap para korban dan mereka yang ditinggal. Namun dengan alasan ini hingga kini di Afghanistan lebih dari 110 ribu orang tewas dan pembantaian itu masih berlangsung di sana. Ini menunjukkan bahwa cara menghadapi terorisme dan program yang mereka susun demi memerangi terorisme selama ini adalah keliru. Tentu saja masalah ini akan saya sampaikan di hari Kamis saat saya diberi kesempatan untuk berbicara di Sidang Majelis Umum PBB.

Menurut Ahmadinejad, "Sejatinya, kekuatan-kekuatan arogan tidak menumpas para teroris, tapi aksi yang mereka lakukan selama ini adalah pembalasan dendam terhadap umat Islam. Ketika sebuah acara perkawinan warga sipil harus diluluhlantakkan dengan bom, apakah ini arti dari perang melawan terorisme? Langkah-langkah yang diambil kekuatan hegemoni selama ini menunjukkan bahwa tujuan mereka lebih kompleks dari slogan yang mereka sampaikan soal perang melawan terorisme."

Iran Peringatkan Amerika Secara Terhormat

Presiden Iran ini di bagian lain pernyataannya menyinggung ungkapan salah satu ulama yang mengecam politik Amerika Serikat dengan mengatakan, "Dalam hal ini Iran mengemukakan kekeliruan Amerika Serikat dengan tetap menjaga kehormatan dan dengan harapan Amerika sudi memperbaikinya. Masalah Amerika dan kaum adidaya Barat adalah karena mereka hanya berkoar selama 100 tahun dan orang lain mendengarkan, selama itu mereka tidak pernah mendengar apapun dari pihak lain, oleh karena itu mereka sombong. Namun kini sudah saatnya kondisi seperti itu diubah."

"Pihak yang telah membantai satu juta orang di Irak, tidak memberikan jawaban atas tindak kejahatannya justru berlagak yang berhak. Perimbangan tidak adil ini harus diubah dan masanya sudah dekat," jelas Ahmadinejad.(IRIB/SL/MZ/21/9/2010)

Generasi Ketiga Rudal Fateh 110, Masuk Barisan Persenjataan Pasdaran

Tehran, IRIB News-Menjelang peringatan Pekan Pertahanan Suci, paket pertama rudal generasi ketiga Fateh 110 secara resmi diserahkan kepada Angkatan Udara Pasukan Pasdaran Republik Islam Iran.

Acara serah terima itu dihadiri oleh Menteri Pertahanan dan Dukungan Angkatan Bersenjata Iran, Ahmad Vahidi, Panglima Angkatan Udara Pasdaran, Brigjen Haji Zadeh.

IRNA melaporkan, Menhan Iran, Ahmad Vahidi mengatakan, "Menyusul keberhasilan ujicoba rudal Fateh 110 generasi ketiga pada Hari Industri Militer Iran, paket pertama rudal tersebut diserahkan hari ini."

Seraya menilai desain dan produksi massal rudal Fateh 110 itu sebagai bukti kecerdasan dan kreativitas tim ahli kementerian pertahanan serta kemajuan sektor perindustrian antariksa Kementerian Pertahanan Iran. Menurutnya, "Keberhasilan ini dicapai berkat pengalaman berharga yang diperoleh selama delapan tahun Pertahanan Suci."

Dengan rudal generasi baru ini, Vahidi menilai kemampuan manuver dan operasi satuan rudal Angkatan Udara Pasdaran akan meningkat drastis.

Di bagian lain, Ahmad Vahidi menilai pekan Pertahanan Suci sebagai kesempatan untuk menelurusi kembali nilai-nilai berharga yang telah ditunjukkan oleh para syuhada bangsa ini dengan mengorbankan jiwa dan raga mereka, sehingga nama Iran dapat melambung di dunia.

Di akhir pernyatannya, Vahidi mengatakan, "InsyaAllah dalam waktu dekat, generasi baru Fateh 110 juga akan diujicoba."

Disebutkan bahwa peningkatan akurasi, reduksi tempo pemasangan dan peluncuran, dan juga kemudahan pengoperasian di segala medan dan cuaca, merupakan di antara keunggulan generasi ketiga rudal Fateh 110. (IRIB/MZ/SL/219/2010)

Dari Laporan Miring Nuklir Hingga Penistaan Al-Quran

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Republik Islam Iran, Ramin Mehman-Parast, menilai laporan terbaru Badan Tenaga Nuklir Internasional (IAEA) terkait aktivitas nuklir sipil Iran sebagai kebijakan sarat politik dan tekanan sejumlah negara tertentu.

Hari Selasa (21/9/2010), Mehman-Parast dalam konferensi pers yang juga dihadiri wartawan lokal dan asing, mengatakan, "Laporan Dirjen IAEA, Yukio Amano, terkait nuklir sipil Iran keluar dari koridor lembaga internasional ini. Langkah ini bahkan bisa menggugurkan kredibilitas IAEA di masa mendatang." Ditambahkannya pula, "Isi laporan IAEA terkait program nuklir sipil Iran serupa dengan kandungan resolusi irasional Dewan Keamanan (DK) PBB. Padahal IAEA diharapkan dapat lebih teliti terkait aktivitas nuklir sipil negara-negara."

Mehman-Parast juga menegaskan bahwa Iran telah menunjukkan sikap tegas kepada Dirjen IAEA yang memberilakan laporan sinis terhadap negara ini. Ditegaskannya pula, "Opini umum akan menilai sendiri kebijakan tidak adil IAEA."

Menyinggung pertemuan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad dengan Sekjen PBB, Ban Ki-moon, Jubir Kemenlu Iran mengatakan, Ahmadinejad dalam pertemuan itu menekankan pentingnya perubahan struktur PBB. Mehman-Parast mengatakan, "Pasca Revolusi Islam Iran, Tehran menyatakan kritik atas struktur tidak adil PBB, khususnya DK lembaga ini." Ditambahkannya, sejumlah negara terus menuding Iran terkait kasus program nuklir. Akan tetapi pada saat yang sama, mereka menilai pendudukan dan agresi sebagai masalah-masalah yang biasa. Semua kebijakan sepihak di luar koridor internasional menunjukkan ketidakadilan struktur PBB.

Mengenai hak veto di PBB, Mehman-Parast mengatakan, "Negara-negara Islam mempunyai jumlah penduduk sebesar seperempat masyarakat dunia, tapi tidak memiliki satupun wakil di DK PBB. Untuk itu, negara-negara di dunia merasa adanya ketidakadilan di PBB. Struktur lembaga internasional ini sudah seharusnya diubah."

Dalam kesempatan itu, Mehman-Parast juga menyinggung penistaan terhadap Al-Quran di AS, dan mengatakan, "Islamphobia dan gambaran keliru tentang Islam menjadi pusat perhatian sejumlah pihak dan kelompok di negara-negara Barat, khususnya AS. Pihak-pihak yang menuntut perang peradaban dan Perang Salib, sengaja memunculkan isu-isu Islamphobia. " Ia menandaskan, tidak ada satupun pihak yang mendukung penistaan atas nilai-nilai suci agama ilahi. Langkah tidak manusiawi dan tidak ilahi mudah diketahui. Sejumlah pihak berupaya menggelar aksi itu dengan memanfaatkan peringatan Peristiwa 11 September. Padahal peristiwa ini pada dasarnya masih simpang siur. Bahkan banyak para analis independen menilai adanya konspirasi di balik Peristiwa 11 September 2001.

Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, dalam statemennya menyatakan,"Peristiwa 11 September lalu dijadikan alasan untuk menyerang Afghanistan dan Irak. Perintah serangan itu dikeluarkan oleh presiden Amerika waktu itu, presiden penjahat. Ia mengeluarkan pengumuman Perang Salib. Berdasarkan laporan-laporan yang ada, pribadi ini juga yang mengatakan bahwa Perang Salib akan menjadi sempurna dengan terlibatnya pihak gereja."

Statemen tertulis Rahbar itu juga menegaskan, "Tujuan dari aksi provokasi menjijikkan ini bermaksud menyeret kebencian dan permusuhan terhadap Islam dan umat Islam ke tingkat masyarakat Kristen. Dengan partisipasi gereja dan pendeta, aksi ini mulai diwarnai isu agama dan gerakan semacam ini akan dikesankan didukung oleh fanatisme agama. Sementara di sisi lain, bangsa-bangsa Islam yang pasti bakal marah dengan aksi-aksi provokasi semacam ini akan terluka hatinya dan mulai lupa akan transformasi dunia Islam dan Timur Tengah." (IRIB/AR/MF/21/9/2010)

HAM di Iran Disikut, Ahmadinejad Balik Gugat HAM di AS

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad dalam sebuah talkshow dengan televisi PBS menanggapi sejumlah pertanyaan yang dilontarkan presenter kawakan, Charlie Rose.

Menanggapi pertanyaan seputar kasus Sakineh Muhammadi, Ahmadinejad mengatakan, "Dia dituduh terlibat dalam pembunuhan suaminya dan kasusnya sedang diproses di pengadilan. Namun hingga kini belum mencapai keputusan final."

Presiden Iran balik menuturkan, "Di Amerika, seorang wanita bernama Teresa Lewis dinyatakan bersalah merencanakan pembunuhan atas suaminya. Pengadilan Amerika telah memvonis hukuman mati yang akan dilaksanakan tiga hari lagi. Padahal dokter yang memeriksanya menyatakan perempuan ini menderita gangguan mental ketika membunuh suaminya. Tapi tidak ada yang mempersoalkan masalah ini."

Ketika itu, Charlie Rose balik bertanya kepada Ahmadinejad, "Apakah anda menentang hukuman rajam?" Presiden Iran ini menjawab, "Saya pada dasarnya menentang segala bentuk pembunuhan, tetapi jika seseorang melanggar, maka ia harus dihukum sesuai ketentuan."

Ahmadinejad lalu mengemukakan daftar 53 orang tahanan perempuan Amerika yang sedang menanti pelaksanaan vonis hukuman mati. Doktor teknik transportasi ini menegaskan, "Saya sepenuhnya menentang segala bentuk pembunuhan baik melalui suntikan maupun strum listrik."

Di akhir wawancara, Ahmadinejad menyerahkan daftar nama 53 tahanan wanita Amerika yang akan divonis hukuman mati dalam waktu dekat kepada Charlie Rose seraya mengatakan, "Anda dapat mempublikasikan nama-nama mereka di sini sekarang juga untuk mendukung mereka yang teraniaya." (IRIB/PH/229/2010)

Sidang IAEA Bahas Program Nuklir Zionis

Pertemuan periodik Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina memilih Republik Islam Iran sebagai salah satu wakil dan anggota Dewan sidang. Sebagian sidang umum IAEA ini dipimpin oleh Ketua Badan Tenaga Atom Iran, Ali Akbar Salehi.

Sidang umum ke-54 IAEA yang dimulai kemarin (Selasa,21/9) membahas pogram tahunan IAEA. Pertemuan yang berlangsung lima hari itu membahas perbaikan aktivitas yang berkaitan dengan sains dan teknologi nuklir, keamanan nuklir dan kesepakatan lainnya. Selain itu, pertemuan di Wina ini juga akan membahas program nuklir militer rezim Zionis.(IRIB/PH/229/2010)



0 comments to "Betulkah Obama Tanda Kesialan Bagi Israel..??? Misinya : memotivasi kaum Yahudi di Amerika Serikat untuk berhijrah ke Israel"

Leave a comment