Sinema Pertahanan Suci adalah salah satu jenis sinema di Iran. Sinema Pertahanan Suci itu baru ada setelah perang Irak-Iran. Sebelum Revolusi Islam, sejumlah film perang Eropa dan AS ditayangkan untuk masyarakat. Saat itu, masyarakat Iran menyebutnya film perang. Di masa itu, tidak banyak film perang buatan lokal Iran. Kalaupun ada, film-film itu malah mengangkat perang negara lain.
Setelah perang Irak-Iran, Sinema Pertahanan Suci mengemuka di dunia perfileman Iran. Topik-topik yang diangkat film tersebut adalah kepahlawanan untuk mendukung masyarakat dalam mempertahankan tanah air. Film pertama yang dibuat Iran berjudul "Marz" yang artinya adalah perbatasan. Film itu dibuat pada tahun 1981. Setelah itu, film-film perang terbagi menjadi dua bagian, yakni film saat perang dan film setelahnya.
Sinema Perang Pertahanan Suci telah menumbuhkan generasi baru insani perfileman Iran. Generasi baru itu bahkan berhasil menampilkan film-film dengan corak berbeda. Itu bisa dilihat dalam film-film seperti Ufuk, Nainava, Didehban dan Muhajer. Ini adalah film-film yang mengangkat topik saat perang.
Akan tetapi karya-karya terbaik Sinema Pertahanan Suci itu dibuat setelah usainya perang Irak-Iran. Film-film setelah perang menceritakan dampak perang yang masih dapat dirasakan hingga kini, khususnya bagi para korban perang dan keluarga pejuang. Selama 22 tahun setelah perang, para insani perfileman menguras pikiran untuk membuat film-film perang sehingga kegigihan para pejuang selama perang tetap diapresiasi generasi bangsa.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, dunia perfileman Iran berhasil mempersembahkan film-film perang yang luar biasa seperti Haiva, Doel, Ajanshe Shishei, Dakal, Rouze Sivum dan Otobuse Shab. Film-film tadi meski tidak banyak menampilkan sosok musuh, tapi ujian perang dan dampaknya pada keluarga pejuang menjadi sorotan utama alur cerita film.
Pada film-film itu digambarkan bahwa mentalitas para pejuang tengah diuji setelah perang. Mereka harus menghadapi kondisi-kondisi sensitif dalam kehidupan setelah perang. Para veteran Pertahanan Suci itu dikenalkan sebagai sosok manusia biasa yang juga punya sederet harapan. Hal inilah yang membuat para penonton terkesima. Meski di luar perang, tapi semangat dan spirit para pejuang dapat disampaikan dengan baik kepada para penonton.
Dalam Sinema Pertahanan Suci juga digambarkan keyakinan agama dan budaya syahadah dalam Islam yang juga disebut-sebut sebagai faktor utama keberanian dan kesadaran para pejuang Islam. Selain itu, film-film yang ada juga berupaya menyampaikan pesan kepada para penonton bahwa perang selain mempunyai aspek kehadiran di front, tapi juga memiliki aspek keimanan pada pengorbanan yang akan menghantarkan manusia ke titik kesempurnaan.
31 Shahrivar yang tahun ini bertepatan dengan tanggal 22 September selalu diperingati sebagai Pekan Pertahanan Suci. Dalam pekan ini, bangsa Iran mengenang pengorbanan dan kegigihan para pejuang dalam mempertahankan tanah air. Pada hari-hari ini juga, para insani perfileman Iran berkumpul dalam sebuah festival untuk mempertontonkan film-film perang yang selama ini dibuat para seniman lokal.
Tahun ini, Festival Sinema Pertahanan Suci ke-11 digelar pada tanggal 30 Shahrivar hingga 3 Mehr yang bertepatan dengan tanggal 21 hingga 24 September. Festival kali ini melibatkan sejumlah karya di tingkat internasional. Dengan demikian, festival kali ini diberi nama Festival Internasional Film Perjuangan, Revolusi dan Pertahanan Suci. Secara otomatis, festival tahun ini lebih semarak dan lebih bermutu dari sisi kwalitas dan kwantitas.
Dalam festival kali ini ada beberapa bagian yang memperlombakan film-film lokal Iran dan internasional. Selain itu ada bagian-bagian lainnya yang diperlombakan dalam festival sinema ini seperti Perspektif Baru, Potret Revolusi dan Iklan. Yang lebih unik lagi, festival ini tidak hanya digelar di Tehran, tapi juga di delapan negara lainnya, bahkan juga digelar di sejumlah negara. Banyak para penonton yang tertarik menyaksikan film-film perang Iran.
Lebih dari 186 film dari 61 keluarga diajukan ke Festival Pertahanan Suci dan sebagian besar diterima sebagai peserta festival. Sejumlah film ikut serta dalam bagian internasional dan dokumenter serta bagian film yang mengangkat topik Gaza. Film-film terkait Gaza adalah karya-karya insani perfileman lokal dan negara-negara lainnya yang mengangkat kegigihan dan perjuangan bangsa Gaza serta dukungan masyarakat dunia atas Gaza.
Berdasarkan informasi Kantor Sekretariat Festival Pertahanan Suci, ada delapan negara yang juga menggelar festival ini. Kedelapan negara itu adalah Bosnia Herzegovina, Korea Utara, Afghanistan, Tajikistan, Finlandia, Tuki, Suriah dan Lebanon. Penyelenggaraan festival di berbagai negara itu bertujuan mengenalkan nilai-nilai manusia, revolusi dan pertahanan suci bangsa Iran kepada negara-negara di dunia dan pihak-pihak yang menaruh perhatian besar pada perjuangan anti penjajahan dan kolonialisme.
Festival Sinema Pertahanan Suci tahun ini juga menggelar seminar-seminar khusus bagi para seniman dan insan perfileman. Produser asal Palestina dalam sebuah seminar mengatakan, "Banyak film Iran yang mengangkat masalah kemanusiaan yang juga memberikan pesan perjuangan."
Alberto Arce yang juga produser film menjelaskan susahnya pembuatan film di Jalur Gaza. Dikatakannya, "Bagi saya, pengambilan gambar yang menceritakan realita adalah hal yang penting. Untuk itu, Zionis Israel berupaya menghalangi upaya ini. Akibat pembuatan film itu, saya juga mendapat banyak tekanan dari rezim ini. Bagi saya, muqawama adalah sebuah syarat utama untuk menggapai tujuan."
Sutradara asal Italia, Michelangelo, di festival ini mempersembahkan filmnya berkaitan dengan perjuangan bangsa Irak dalam menghadapi tentara AS. Ia juga berbicara mengenai pengalamannya dan makna muqawamah. Dikatakannya, "Menjelaskan realita adalah bagian dari pekerjaan perfileman. Bagian lainnya adalah penayangan film riil kepada masyarakat. Dalam film ini, saya menceritakan masyarakat Irak yang menghendaki tentara AS supaya meninggalkan Irak. Masyarakat sudah sepatutnya menonton film saya karena cerita dalam film ini dekat dengan realitas."
Festival Sinema Pertahanan Suci ini diakhiri dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang. Karya dari Georgia, Cina, Palestina, Australia dan Iran berhasil menyabet penghargaan film terbaik di tingkat internasional. Film buatan Iran yang menjadi pemenang adalah film "Farzande Khak" dan "Bidariye Rouyaha" yang masing-masing menceritakan keluarga syuhada dan para pejuang setelah perang.(irib/28/9/2010)
0 comments to "Festival Sinema Pertahanan Suci Negara Islam"