Home , , � Jerman telah gagal menciptakan sebuah masyarakat di mana warganya dengan berbagai latar belakang budaya dapat hidup damai dan berdampingan...???!!!...

Jerman telah gagal menciptakan sebuah masyarakat di mana warganya dengan berbagai latar belakang budaya dapat hidup damai dan berdampingan...???!!!...

Merkel Akui Kegagalan Multikulturalisme

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, Jerman telah gagal menciptakan sebuah masyarakat di mana warganya dengan berbagai latar belakang budaya dapat hidup damai dan berdampingan.

Konsep bahwa "kita saat ini hidup berdampingan dan bahagia dengan hal itu," tidak berjalan, ujar Merkel dalam pertemuan Partai Kristen Demokrat (CDU) di Potsdam, selatan Berlin kemarin (Sabtu,16/10/2010)

"Pendekatan itu benar-benar telah gagal," lanjutnya seperti dikutip AFP.

Merkel mendesak imigran yang sudah tinggal di Jerman untuk berbuat lebih banyak guna berintegrasi dengan masyarakat. Dikatakannya, masalah imigran di Jerman merupakan sebuah fenomena yang telah menciptakan jurang pemisah di masyarakat. Menurutnya, mustahil dapat tercipta budaya hidup berdampingan tanpa interaksi satu sama lain. (IRIB/RM/SL/17/10/2010)

Erdogan Desak Jerman Bantu Keanggotaan Turki di UE

Recep Tayip Erdogan, Perdana Menteri Turki, mengkritik lamanya proses keanggotaan negaranya dengan Uni Eropa. Hal itu dikemukakan Erdogan dalam pertemuannya dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, kemarin (9/10/2010) seraya meminta dukungan Jerman dalam hal ini.

IRNA melaporkan, Erdogan di Berlin berharap Jerman membantu mempercepat proses keanggotaan Turki dalam Uni Eropa. Dikatakannya, "Jerman memiliki posisi penting dalam pengambilan keputusan Uni Eropa dan negara ini harus membantu proses keanggotaan Turki."

Jerman dan Perancis merupakan dua negara besar Uni Eropa yang menentang keanggotaan penuh Turki. Kedua negara hanya mendukung status Turki sebagai partisipan.

Perundingan keanggotaan Turki dengan Uni Eropa telah digulirkan sejak awal dekade lalu, namun hingga kini ada kemajuan berarti. Termasuk di antara masalah yang mengganjal proses tersebut adalah friksi kolosal antara Turki dan Yunani, gagalnya upaya pemersatuan antara wilayah beretnis Turki dan Yunani di Siprus. (IRIB/MZ/PH/10/10/2010)

Jerman Isukan Teroris Tengah Menuju Eropa

Jerman melakukan langkah pengamanan baru guna menghadapi serangan teroris di negara ini.

Dinas Keamanan Jerman memperkuat penjagaan dan langkah antisipasi untuk menghadapi aksi teroris. Hal ini dilakukan menyusul menyebarnya isu kemungkinan serangan teror di Eropa yang dirilis Departemen Luar Negeri Amerika. Demikian dilaporkan DPA dari Berlin.

Thomas de Maiziere. Menteri Dalam Negeri Jerman Rabu (6/10) saat diwawancarai radio negara ini menandaskan, dinas intelijen Jerman mendapat informasi dari sumber pemerintah dan pihak-pihak independen terkait adanya gerakan dari perbatasan Pakistan serta Afghanistan ke arah Eropa. Dinas intelijen Jerman juga mengaku mengetahui aksi-aksi teror yang akan dilancarkan di negara ini.

Thomas menambahkan, Jerman mengkaji seluruh data yang diperoleh dan meningkatkan penjagaan keamanan di dalam negeri. Menurut sumber ini, mendagri Jerman menanggapi serius ancaman teror kali ini, namun ia menyatakan tidak terdapat bukti bahwa aksi ini akan dilakukan dalam waktu dekat dan Jerman sebagai sasarannya. (IRIB/DPA/MF/SL/7/10/2010)

Zona Euro Jadi Spiral Deflasi, Jerman Disalahkan

Upaya Jerman memimpin penghematan anggaran dinilai sejumlah kalangan justru membuat zona euro menjadi spiral deflasi. Milyarder dunia, George Soros menilai pengurangan defisit oleh negara kreditor seperti Jerman bertentangan langsung dengan pembelajaran dari masa depresi besar 1930-an. Ditegaskannya, dengan cara ini Jerman telah mendorong Eropa ke masa arah stagnasi yang berkepanjangan, bahkan lebih buruk.

"Stimulus fiskal tambahan, dan bukan disiplin fiskal adalah jalan keluar dari krisis untuk Eropa dan Amerika Serikat," ujar Soros dalam sebuah pidato di Universitas Columbia, Selasa (5/10) waktu setempat.

Bersama Kanada dan Inggris, Kanselir Jerman, Angela Merkel menyetujui usulan dalam pertemuan G20 baru-baru ini untuk menekan negara lain mengadopsi langkah-langkah penghematan.

Akibatnya, Presiden Barack Obama dan mayoritas anggota setuju untuk memotong defisit anggaran setengahnya pada tahun 2013.

Di bagian lain pidatonya, Soros menegaskan bahwa pemerintah harus mengarahkan uang ekstra yang berasal dari pajak yang lebih tinggi ke dalam kebijakan fiskal untuk merangsang investasi, bukan konsumsi. (IRIB/PH/6/10/2010)

Jerman Minta Uni Eropa Berlaku Adil Soal Turki

Presiden Jerman, Christian Wulff meminta Uni Eropa berlaku adil terkait keanggotaan Turki di organisasi ini.

Wulff yang akan melawat Ankara dalam beberapa hari mendatang saat diwawancarai Televisi ARD mengisyaratkan referendum di Turki. Ia mengatakan, transformasi positif di Turki sangat nyata.

Uni Demokratik Kristen Jerman (CDU) yang mendukung penuh pencalonan Wulff sebagai presiden Jerman menolak keanggotaan Turki di Uni Eropa. Partai CDU meminta Turki sebagai mitra khusus Uni Eropa dan bukannya menjadi anggota resmi organisasi ini.

Turki sejak tahun 1963 berusa menjadi anggota Uni Eropa. Pada tahun 2005 Uni Eropa mulai melakukan perundingan resmi dan menyetujui keanggotaan Turki di organisasi ini. Namun selanjutnya perundingan ini terganggu setelah Turki menolak penyidikan wilayah etnis Yunani di Cyprus dan protes sejumlah pejabat Uni Eropa terkait kebebasan pers dan beragama di Ankara. Selain itu, masalah suku Kurdi juga menjadi hambatan keanggotaan Turki di Uni Eropa. (IRIB/ARD/MF/SL/5/10/2010)

Rakyat Jerman: Mahmoud Ahmadinejad Pemimpin Paling Handal Dunia

Hasil jajak pendapat di Jerman menunjukkan bahwa mayoritas rakyat negara ini mengakui Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad sebagai politikus paling handal di dunia.

Majalah Jerman Focus yang menggelar jajak pendapat ini memberikan pertanyaan kepada responden "Menurut kalian siapa politikus dunia yang paling handal dari sisi gaya kepemimpinan, kemampuan berunding dan orasi ?" Hasil polling menunjukkan bahwa 19,6 persen menyebut Ahmadinejad.

Posisi kedua diduduki Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy dengan suara 17,5 persen, disusul Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama dengan 15,4 persen dan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan 11,1 persen, Presiden Rusia, Dmitry Medvedev 9,7 persen serta Presiden Afghanistan, Hamid Karzai dengan 8,3 persen menduduki tempat berikutnya.

Hasil jajak pendapat ini menunjukkan dukungan besar warga Jerman terhadap kemampuan Ahmadinejad. Media Barat memiliki pandangan tersendiri terhadap Ahmadinejad. Hal ini terlihat antusiasme media Barat untuk mewawancarai presiden Iran saat Ahmadinejad melakukan kunjungan ke luar negeri. (IRIB/Focus/MF/AHF/3/10/2010)

0 comments to "Jerman telah gagal menciptakan sebuah masyarakat di mana warganya dengan berbagai latar belakang budaya dapat hidup damai dan berdampingan...???!!!..."

Leave a comment