Home , � Presiden Terburuk AS adalah Obama??? Masa seh!!!

Presiden Terburuk AS adalah Obama??? Masa seh!!!

Obama Hampir Ciptakan Rekord Presiden Terburuk AS

Jajak pendapat di Amerika Serikat menunjukkan bahwa Barack Obama hanya kurang dua poin untuk memecahkan rekord sebagai Presiden AS yang paling dibenci di negara itu. seperti dilaporkan IRNA, jajak pendapat yang hasilnya dipublikasikan oleh sejumlah media massa AS termasuk CNN itu memperlihatkan bahwa popularitas Obama hanya unggul 2 persen diatas George W Bush untuk menjadi presiden yang paling dibenci. Dalam jajak pendapat tersebut Obama memperoleh 47 persen dan unggul dari Bush yang hanya mendapat dukungan 45 persen. 52 persen warga AS kecewa dengan kinerja pemerintahan Barack Obama. (IRB/AHF/14/10/2010)

Lobi Zionis di Balik Kudeta Jend. James Jones?

Dari kiri Obama, Jones, Donilon

Pengunduran diri Jenderal James Jones, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih yang dikenal dengan rasa nasionalismenya masih diliputi banyak tanda tanya. Betapa tidak, sekalipun pengunduran dirinya telah diumumkan, tapi alasan di balik pengunduran itu masih belum disampaikan. Hal ini menunjukkan ada hal penting terkait keamanan nasional Amerika itu sendiri.

Jenderal James Jones dikenal sebagai tokoh militer Amerika. Sebelum menerima jabatan kepemimpinan NATO, Jones adalah Komandan Marinir Angkatan Laut Amerika. Ketika Barack Obama, Presiden Amerika menawarkan pos Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jones dikenal sebagai pribadi yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Hal itu tidak hanya diakui oleh para pejabat tinggi AS, tapi oleh mayoritas rakyat negara ini. Kebijakan yang diambilnya selama ini, tidak pernah memperhatikan perimbangan lain yang punya pengaruh di negara ini seperti Lobi Zionis. Yang menjadi parameternya adalah kepentingan Amerika.

Anggap saja bahwa Obama punya pertimbangan politik dalam menggantikan Jend Jones dengan Tom Donilon. Karena pemilu sela Kongres AS hanya tinggal sebulan dari sekarang. Tapi tak pelak, memarginalkan Jones dan memilih Donilon yang sebelumnya kepala kantor Warren Christopher, mantan Menteri Luar Negeri AS masih menyimpan banyak pertanyaan. Sayangnya semua ini tidak pernah dibeberkan ke publik.

Sekalipun para politikus Amerika di Washington mengetahui alasan dan hakikat terselubung terkait masalah pengunduran ini, tapi tidak satupun yang berani berbicara soal keputusan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bagi dunia Arab dan umat Islam ada satu hal yang dapat dipastikan. Selama selama dua tahun ke depan kita akan menyaksikan banyak perubahan di politik luar negeri Gedung Putih terkait masalah Arab-Israel.

Bagaimana kita bisa sampai pada kesimpulan yang demikian?

Penting untuk menjelaskan kondisi saat ini Washington terkait masalah Arab-Israel. Sejak awal Obama menjejakkan kakinya ke Gedung Putih, sejak saat itu pula Jenderal James Jones diangkat menjadi Penasihat Kemanan Nasional Gedung Putih. Semua pihak tahu betapa Jones begitu loyal membela kepentingan Amerika dan tidak begitu memperhatikan sikap-sikap Lobi Zionis. Komitmennya terhadap kepentingan Amerika membawanya melakukan sejumlah lawatan ke luar negeri dan melakukan pembicaraan dengan para pejabat internasional terkait berkas-berkas penting Amerika.

Sebisa mungkin Jones menjauhkan dirinya dari permainan politik di Washington. Untuk itu ia lebih memperhatikan militer AS. Sekalipun demikian, ketidakpuasannya akan kebijakan Obama terkait penarikan pasukan dari Afghanistan, Irak dan pengurangan anggaran militer.

Adapun terkait interaksi Gedung Putih dengan masalah ketegangan Arab-Israel, harus dikatakan bahwa masalah ini benar-benar harus dibedakan dengan masalah-masalah yang lain. Sejatinya Jones memiliki pandangan yang sama dengan Obama bahwa Gedung Putih telah membuat geram Lobi Zionis. Keduanya sepakat menarik kembali 200 ribu pasukan Amerika dari medan-medan tempur yang diwariskan oleh George W. Bush, Presiden Amerika sebelumnya.

Keduanya juga sepakat untuk mengisolasi Iran dengan jalan membangun hubungan dengan negara-negara Islam moderat dan memperkokohnya. Ini satu-satunya solusi untuk mengakhiri ketegangan Arab-Israel. Karena ketegangan yang ada ini juga dimanfaatkan Iran untuk proyek-proyek anti Amerikanya. Di sini, maslahat nasional AS bergantung pada sikap Zionis Israel. Rezim penjajah ini harus menghentikan pembangunan permukiman zionis di Tepi Barat Sungai Jordan dan timur Baitul Maqdis. AS harus memaksa Tel Aviv menyelesaikan masalah yang dihadapi warga Palestina.

Obama dan juga Jones punya keyakinan kuat bahwa hanya ini solusi yang tersedia dalam menyelesaikan konflik Arab-Israel. Sementara Rahm Emanuel, mantan Kepala Staf Gedung Putih kepada Abe Foxman, orang dekat Obama mengatakan, "Kini telah tiba saatnya untuk menghadapi Amerika secara nyata. Karena Presiden AS saat ini (Obama) bersikeras agar perdamaian antara Israel dan Arab segera terealisasi. Sementara Lobi Zionis memahami benar masalah ini dan harus menghadapinya secara tegas." Dikatakannya, "Lobi Zionis akan mengambil langkah-langkah agar senantiasa terjadi perselisihan di antara kedua pihak (Arab-Israel)."

Lobi Zionis pada mulanya menerapkan banyak tekanan terhadap Barack Obama. Sekalipun tekanan ini pada awalnya tidak banyak pengaruhnya, tapi akhir-akhir ini dampak dan bahayanya semakin tampak. Yang lebih berbahaya lagi, ternyata Obama dan kubu Demokrat tidak menunjukkan reaksi atas dampak tekanan ini.

Lobi Zionis di Amerika juga telah mulai mengambil langkah-langkah untuk menghadang Obama lewat perusahaan-perusahaan bursa dan investasi Wall Street. Perusahaan-perusahaan ini mengurangi banyak bantuannya kepada kubu Demokrat hingga 70 persen. Padahal kubu ini tengah bersiap-siap menghadapi rivalnya dari kubu Republik dalam pemilu sela Kongres AS. Di sini, kubu Demokrat sangat membutuhkan bantuan kartel-kartel ekonomi Zionis.

Dalam kondisi demikian, kubu Demokrat diprediksikan tidak bakal menang menghadapi Republik. Di sisi lain, lobi Zionis yang bekerjasama dengan kekuatan militer AS telah mengancam tidak akan mendukung Obama dan Demokrat pada pemilu nanti. Tapi masih ada masalah yang lebih berbahaya dari semua ini. Lobi Zionis mendapat dukungan dari para penentang Obama terkait masalah konflik Arab-Israel. Kemungkinan besar terkait perwujudan perdamaian dengan Arab, Zionis Israel akan meminta Obama untuk menyerang Iran. Sementara Obama berbicara tentang upaya menjalin hubungan dengan Tehran.

Oleh karena itu, tampaknya Gedung Putih tanpa Jenderal James Jones akan semakin kompak dengan Israel. Menyaksikan kondisi ini, negara-negara Arab memprediksikan Gedung Putih akan semakin lunak terhadap Tel Aviv terkait proses perdamaian. Kekhawatiran yang telah mulai menjadi nyata bila mencermati sikap lemah Obama soal pembangunan permukiman zionis di hari-hari terakhir ini. (IRIB/SL/MZ/13/10/2010)

Kinerja Buruk Obama Goyahkan Kepercayaan Umum Terhadap Demokrat

Washington Post dalam sebuah laporannya mengungkapkan kian memburuknya pandangan umum rakyat Amerika Serikat (AS) terhadap kinerja Gedung Putih. Laporan Washington Post tertanggal 11 Oktober 2010 itu menyatakan bahwa jajak pendapat terbaru memperlihatkan ketidakpuasan umum di Amerika terhadap kondisi di negara itu yang semakin memburuk.

Rakyat AS menghendaki pemerintah segera mengatasi krisis ekonomi dan menekan angka kemiskinan. Tuntutan umum juga meliputi sistem pendidikan, keamanan sosial dan kesehatan. Namun, 55 persen warga AS dalam jajak pendapat menyatakan bahwa Gedung Putih tidak menaruh perhatian pada masalah yang sebenarnya dan bertanggung jawab atas semua kesulitan yang sedang terjadi.

Sementara itu, mantan Senator dari Pennsylvania Rick Santorum mengatakan, kondisi ekonomi yang buruk telah membuat rakyat berpaling dari Partai Demokrat. Hal itu bakal mempengaruhi perolehan suara partai ini dalam pemilu sela November mendatang.

Seperti dilansir Fox News Rick Santorum menambahkan, kondisi perekonomian AS sangat buruk dengan angka pengangguran yang semakin meninggi. Menurutnya, Obama menyibukkan diri dengan program-program yang ditentang secara luas. (IRIB/AHF/12/10/2010)

Pelempar Buku ke Obama Dilepas

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama nyaris terkena lemparan buku saat berpidato dalam acara kampanye di Philadelphia, AS. Pria yang melemparkan buku tersebut sempat ditahan oleh agen-agen Dinas Rahasia AS.

Setelah diinterogasi, pria AS yang tidak disebutkan namanya itu, kemudian dibebaskan tanpa tuntutan apapun. Sebab hasil penyelidikan menunjukkan bahwa dia tidak bermaksud mengancam presiden.

Demikian disampaikan juru bicara Dinas Rahasia AS Edwin Donovan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (12/10/2010).

Menurut Donovan, pria tersebut merupakan pendukung Obama yang "terlalu bersemangat". Dia cuma ingin Obama membaca buku yang telah ditulisnya.

Dalam acara kampanye untuk Partai Demokrat pada Minggu, 10 Oktober waktu setempat, Obama menyampaikan pidato di atas podium di tengah lapangan terbuka. Saat berpidato itulah, sebuah buku dilemparkan dari arah belakangnya. Buku tersebut tidak mengenai Obama.

Buku yang meleset itu jatuh tak jauh dari tempat Obama berdiri. Bahkan Obama sendiri tampaknya tidak menyadari aksi pelemparan buku tersebut. Dia tetap saja berpidato.

Dalam kampanye tersebut, Obama didampingi Wakil Presiden AS Joe Biden. Kampanye itu dilakukan untuk pemilihan kongres AS yang akan digelar pada November mendatang.

Insiden ini mengingatkan pada aksi pelemparan sepatu oleh seorang wartawan Irak terhadap mantan presiden AS George W Bush saat menggelar konferensi pers di Baghdad, Irak. Dalam peristiwa menghebohkan itu, Bush dengan cepat berkelit sehingga lemparan sepatu tersebut tidak mengenainya.

Insiden itu menimbulkan kontroversi seiring gencarnya media AS mempertanyakan mengapa Dinas Rahasia AS tidak berada cukup dekat dengan Bush guna menghalangi serangan itu. (Detik/12/10/2010)

Guanglie: Kebijakan Pertahanan Cina, Bukan Ancaman

Menteri Pertahanan Cina, Liang Guanglie mengatakan, kebijakan pertahanan Beijing tidak ditujukan untuk mengancam negara manapun.

Sebagaimana dilansir AFP, Liang Guanglie, Selasa (12/10/2010) dalam pertemuan menteri pertahanan Asia-Pasifik di Hanoi, Vietnam, menuturkan, kebijakan pertahanan Cina tidak berlandaskan pada ancaman, tapi hanya menghendaki keamanan dan perdamaian di kawasan dan dunia.

"Cina telah meningkatkan klaimnya terhadap kepemilikan pulau-pulau di Laut Cina yang juga diklaim oleh negara-negara ASEAN," tegasnya.

Hubungan antara Beijing dan Tokyo memburuk bulan lalu setelah Jepang menahan kapten perahu nelayan Cina selama beberapa pekan. Penahanan dilakukan setelah kapal nalayan Cina bertabrakan dengan dua kapal penjaga pantai Jepang di dekat pulau yang disengkatakan di Laut Cina Timur. (IRIB/RM/AR/12/10/2010)

Tags: ,

0 comments to "Presiden Terburuk AS adalah Obama??? Masa seh!!!"

Leave a comment