Home , , � Strategi Hadapi Rezim Zionis Israel..!!!..

Strategi Hadapi Rezim Zionis Israel..!!!..



Presiden Lebanon Umumkan Strategi Hadapi Rezim Zionis Israel

Presiden Lebanon Michel Sleiman mengumumkan tiga strategi utama dalam menghadapi Rezim Zionis Israel. Koran al-Safir Lebanon menulis, dalam pembicaraannya dengan Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad, Michel Sleman menyebut tiga langkah yaitu persatuan nasional, pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701 untuk membebaskan sisa wilayah yang masih diduduki rezim Zionis dan perluasan hubungan Lebanon dengan Iran sebagai strategi dalam menghadapi Israel.

Dalam pertemuan itu kedua kepala negara membicarakan berbagai hal termasuk transformasi regional dan Dunia Arab, terutama masalah Palestina dan Irak.

Seraya menyebut pertemuan kedua pemimpin itu sangat positif, koran al-Safir menyatakan, Iran menyatakan dukungannya yang tak terbatas kepada Lebanon.

Kunjungan Presiden Ahmadinejad ke Lebanon mendapat liputan luas media massa dunia terutama sambutan hangat rakyat dan para pemimpin Lebanon kepada presiden Iran ini. Rezim Zionis Israel sebelumnya melancarkan perang propaganda dan mengesankan kunjungan Ahmadinejad ke Lebanon sebagai lawatan yang berbahaya. Di pihak Lebanon, kunjungan ini diyakini akan semakin mempererat hubungan kedua negara dan akan kian memperkokoh persatuan dalam negeri. (IRIB/AHF/15/10/2010)

Ada Apa di Balik Unjuk Kekuatan Rezim Zionis Israel

Pesawat-pesawat tempur Rezim Zionis Israel membombardir beberapa kawasan di Jalur Gaza termasuk daerah Sheikh Ridhwan. Dalam beberapa bulan terakhir, serangan militer rezim Zionis ke Gaza relatif meningkat. Kondisi ini mengingatkan kita kepada aksi-aksi kejahatan Israel yang dihadapi dengan gigih oleh para pejuang Palestina. Akibatnya, tahun 2005, rezim rasialis itu terpaksa hengkang dengan menarik seluruh tentaranya dari Gaza serta mengosongkan semua pemukimannya di sana.

Bagi Israel, Gaza memang ibarat duri di mata. Resistensi dan kegigihan para pejuang Palestina di wilayah ini menjadi batu sandungan paling menyakitkan bagi Zionis dalam upayanya menguasai seluruh negeri Palestina. Setelah lepas dari pendudukan Israel, Gaza pun jatuh secara penuh ke tangan para pejuang setelah Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menguasai wilayah tersebut.

Tak heran jika lantas terkadang Rezim Zionis meluapkan kedongkolannya itu dengan menyerang Gaza lewat mesin-mesin perangnya. Setidaknya dengan melakukan aksi yang dikecam luas masyarakat dunia itu, Israel bisa sedikit mengobati sakit hatinya. Yang menarik, meningkatnya agresi dan serangan militer Israel ke Gaza saat ini terjadi justeru berbarengan dengan pernyataan Tel Aviv yang mengaku cinta damai. Dengan klaim itu, Israel dibantu AS terus membujuk pemerintahan Otorita Ramallah untuk melanjutkan kembali proses perundingan damai.

Sebenarnya, tanpa ada serangan militerpun Gaza sedang meradang akibat boikot berkepanjangan atas wilayah padat penduduk itu. Sudah ada ratusan warga Gaza yang kehilangan nyawa akibat boikot kejam itu yang tidak mengizinkan bahan keperluan dan obat-obatan masuk ke Gaza. Sumber resmi Palestina dalam laporan paling anyar menyebutkan bahwa sampai saat ini 377 orang kehilangan nyawa akibat blokade yang sudah berjalan lebih dari tiga setengah tahun ini.

Kejamnya aksi Israel dalam memblokade telah mengundang reaksi keras dan protes dari masyarakat internasional. Dalam beberapa bulan terakhir berbagai lembaga kemanusiaan dari berbagai negara terjun untuk membantu mengakhiri derita warga Gaza. Kapal demi kapal dikirim dengan membawa bantuan kemanusiaan. Namun mereka dicegat di tengah jalan sebelum sampai ke pelabuhan Gaza. Peristiwa penyerangan pasukan komando Zionis terhadap konvoi kapal Freedom Flotilla dari Turki yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza dan mengangkut puluhan aktivis kemanusiaan menjadi kisah yang menarik. Minimal 9 orang terbunuh dalam aksi penyerangan itu sementara sisanya ditahan untuk beberapa waktu dalam kondisi yang tidak layak oleh tentara Zionis.

Tak ada lagi yang bisa mempercayai klaim-klaim kaum Zionis soal kemanusiaan, etika, aturan dan perdamaian. Sekarang telah terbukti bahwa kecaman dan protes apalagi kritik tak mungkin bisa menghentikan kebrutalan rezim Zionis. Yang harus dilakukan adalah tindakan nyata dan kolektif dari masyarakat dunia untuk menindak tegas rezim Zionis. Kelalaian dalam melangkah hanya akan semakin membuat Israel terpacu melakukan tindakan yang lebih brutal. (IRIB/AHF/SL/7/10/2010)

Reaksi Lebanon terhadap Intervensi Rezim Zionis Israel

Baru-baru ini, PM Rezim Zionis Israel Benyamin Netanyahu mengungkapkan penentangannya terhadap keikutsertaan Hizbullah dalam kabinet mendatang Lebanon. Karuan saja, pernyataan bernada intervensif itu mendapat kecaman luas publik Lebanon. Komunitas Ulama Jabal Amul menilai pernyataan Netanyahu itu sebagai intervensi terang-terangan terhadap urusan internal Beirut dan melanggar kedaulatan Lebanon. Dalam statemen resminya, organisasi ulama Lebanon itu menegaskan bahwa campur tangan terus-menerus rezim zionis terhadap urusan internal Beirut dan agresi tiada henti mereka terhadap Lebanon serta masih berlanjutnya pendudukan terhadap sebagian wilayah Lebanon merupakan bukti permusuhan Israel terhadap negara-negara regional, seperti Lebanon.

Komunitas Ulama Jabal Amul juga menuntut dibentuknya pemerintahan Lebanon yang melindungi hak bangsa Lebanon dalam membela dan mempertahankan negaranya dari ancaman musuh sehingga tidak lagi menjadi sasaran ekspansi dan campur tangan rezim zionis.

Senada dengan kalangan ulama negaranya, Presiden Lebanon, Michel Sleiman juga mengungkapkan kekhawatirannya atas campur tangan rezim zionis Israel terhadap urusan domestik Beirut. Sleiman saat menemui komandan senior AS, David Pertraeus yang tengah berkunjung ke Lebanon, menyatakan kekhawatirannya atas statemen Netanyahu yang menentang kehadiran Hizbullah dalam kabinet mendatang. Ia menilai, statemen itu sebagai campur tangan langsung terhadap urusan dalam negeri Lebanon dan mencederai kedaulatan negaranya.

Saad Hariri yang baru saja terpilih sebagai PM dan mendapat tugas dari Michel Sleiman untuk membentuk kabinet, juga mengecam keras statemen PM rezim zionis. Hariri menegaskan bahwa statemen Netanyahu itu berbahaya dan mengancam Lebanon. Ia juga menekankan bahwa pihaknya akan membalas statemen itu dengan cara membentuk kabinet koalisi nasional. Dijelaskannya, permusuhan terhadap rezim zionis merupakan titik kesamaan yang dimiliki oleh seluruh kelompok-kelompok Lebanon.

Setelah melakukan rangkaian penjajakan dengan beragam fraksi di parlemen, Saad Hariri mengungkapkan kesiapan seluruh faksi-faksi politik Lebanon untuk menggalang kerja sama dengan pemerintahan baru. Ia menandaskan bahwa sekarang merupakan kesempatan baik untuk membentuk pemerintah koalisi nasional yang merangkul seluruh kelompok-kelompok politik.

Belakangan, kalangan media Lebanon juga memperingatkan aksi mencurigakan anasir Amerika Serikat di Lebanon menjelang pembentukan kabinet. AS disinyalir tengah berusaha mencegah Hizbullah untuk mendapatkan pos-pos strategis dalam kabinet mendatang.(irib/1/7/2009)

Sebuah Karikatur yang Bikin Rezim Zionis Israel Berang

Kendati perang 22 hari rezim zionis Israel di Jalur Gaza sudah tiga bulan berlalu (ditahun 2009), namun reaksi dunia atas brutalitas Israel tersebut terus berlanjut. Menyikapi kejahatan perang rezim zionis itu, baru-baru ini seorang karikaturis AS mengungkap kebengisan rezim zionis dalam agresi militernya di Gaza lewat medium karikatur. Tentu saja aksi hal itu menyulut kemarahan Israel. Pat Oliphant, sang pembuat karikatur itu menggambarkan kejahatan rezim zionis terhadap anak-anak dan warga sipil Palestina di Jalur Gaza dengan nuansa jenaka namun sangat kritis. Menariknya lagi, karikatur karya Oliphant ini dipasang di harian terkemuka AS, Washington Post.

Dalam karikatur itu, Gaza diilustrasikan sebagai sosok perempuan bertubuh pendek yang tengah memeluk seorang anak kecil sementara dibelakangnya terdapat seorang lelaki bertubuh besar, tanpa kepala dan melambaikan pedangnya sambil mendorong seongok bintang david yang dilengkapi roda kecil dibawahnya. Namun bintang david yang digambar Oliphant ini, memiliki mata dan mulut lebar dengan taring yang tajam seakan hendak memangsa si perempuan di depannya.

Mereaksi karikatur anti-zionis Oliphant tersebut, komite zionisme, Simon Wiesenthal Center yang telah berdiri di AS sejak 1913, menilai penerbitan karikatur tersebut sebagai langkah anti-Israel yang sangat mengkhawatirkan. Sementara itu, di tubuh rezim zionis Israel sendiri, pengakuan tentang kekalahan Israel dalam Perang Gaza terus terdengar dari mulut para petinggi zionis. Komandan militer rezim zionis, Moshe Arens bahkan mengaku bahwa Tel Aviv telah gagal meraih tujuannya dalam Perang Gaza. Koran Haaretz, cetakan Israel, saat mengutip keterangan Moshe Arens mengungkapkan, rezim zionis kalah dalam perang melawan Hamas dan gagal menghentikan serangan roket perjuang Palestina. Arens juga mendesak rezim zionis untuk segera membentuk komite pencari kebenaran yang bertugas meneliti sebab-sebab kekalahan Israel dalam Perang 22 hari di Gaza yang dikenal sebagai Operasi Cast Lead itu.

Di sisi lain, televisi Al-Jazeera berbahasa Inggris mengungkap ditemukannya sebuah pabrik senjata pembuat bom fosfor di Negara Bagian Arkansas, AS. Pabrik ini diduga memproduksi bom fosfor yang dikirim ke Israel sewaktu Perang Gaza berlangsung. Namun ironisnya, pemerintah AS diam seribu bahasa, bahkan mengabaikan temuan tersebut. Padahal pelbagai organisasi internasional pembela HAM telah berkali-kali melontarkan kutukan dan protesnya atas penggunaan senjata terlarang buatan AS oleh Israel. Tapi itupun tak pernah digubris.(irib/22/3/2009)

Lanjutan Reaksi atas Kejahatan Rezim Zionis Israel (2009)

Berlanjutnya aksi kejahatan Rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina direaksi dengan aksi protes luas dunia. Sekaitan dengan masalah ini, Komite Dokumentasi Fakta untuk Menjerat Para Penjahat Perang Israel mengumumkan, telah dicatat lebih dari seribu kasus kejahatan Rezim Zionis Israel yang dilakukan terhadap bangsa Palestina selama agresi 22 harinya. Dhiya' Al-Madhun, Ketua Dokumentasi Fakta untuk Menjerat Para Penjahat Perang Israel menyatakan, komite ini tengah bekerjasama dengan kelompok Eropa "Unit Keadilan" yang terdiri dari 340 organisasi internasional untuk menjerat para penjahat perang Israel. Al-Madhun juga memuji sikap Iran yang meminta kepada Polisi Internasional (Interpol) agar menangkap 25 pejabat Israel selaku penjahat perang.

Sekaitan dengan masalah ini, Direktur Eksekutif Unicef Ann Veneman melawat Gaza untuk mendapatkan informasi langsung mengenai tingkat krisis kemanusiaan di Jalur Gaza. Veneman menegaskan bahwa dalam agresi brutal militer Israel ke Gaza, lebih dari 430 anak-anak tewas dan 1872 lainnya cedera. Fakta ini membuktikan betapa dahsyatnya kejahatan Rezim Zionis Israel. PBB juga menuntut agar diambil sikap lebih tegas mengenai pelanggaran aturan internasional oleh Rezim Zionis Israel. Komisaris Tinggi Organisasi Bantuan Kemanusiaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Karen Abuzayd menegaskan, langkah-langkah Rezim Zionis Israel seperti membangun pemukiman zionis dan aksi-aksi kekerasan telah melanggar perjanjian Peta Jalan.

Hesham Yusuf, Kepala Staf Kantor Amr Moussa mengumumkan, telah tiba waktunya mengakhiri aksi perusakan dan kejahatan Rezim Zionis Israel. Seraya menyebut Israel melanggar aturan internasional, Hesham Yusuf menekankan bahwa Liga Arab terus berusaha untuk menjerat para penjahat perang Gaza dan mengharapkan PBB berusaha ikut membantu sekuat tenaga dalam masalah ini. Gelombang protes atas kejahatan Israel bahkan menyebar ke kalangan Yahudi. Para rabi Yahudi anti Zionis dan pendudukan Palestina menyebut haram memakai pakaian militer dan polisi Israel.

Di sisi lain, berbagai data yang dikeluarkan Rezim Zionis Israel menyebut banyak pemuda Israel yang menolak masuk tentara dan polisi Israel. Tamar Katz, pemuda berusia 19 tahun telah tiga kali dijebloskan penjara dengan tuduhan menolak bergabung dengan militer Israel. Katz berkata, "Saya sudah tiga kali dijebloskan ke penjara karena tidak ikut wajib militer dan perang." Terakhir kali ia dipenjara selama 21 satu hari akhir tahun lalu sebelum perang Gaza. Katz menuturkan, "Hati nurani saya tidak dapat menerima bergabung dengan militer Israel." Ia tidak ingin menjadi bagian dari militer penjajah yang telah menyerang berbagai daerah. Katz tidak lupa mengatakan bahwa militer Israel membunuh warga sipil.(irib/12/3/2009)


Rezim Zionis Israel Tenggelam Dalam Kubangan Gaza

Kendati Rezim Zionis Israel terus melanjutkan serangan ganasnya ke Jalur Gaza, namun tujuan Rezim itu untuk memperluas hegemoni kekuasaannya di kawasan menuai kegagalan. Rasa takut akan kekalahan dalam perang di Gaza telah mengurung niat Tel Aviv untuk mengumumkan tujuan serangannya itu.

Sejumlah pernyataan pejabat Tel Aviv menunjukkan bahwa Zionis menargetkan beberapa tujuan dalam agresinya ke Gaza. Tujuan-tujuan itu antara lain; melenyapkan bangsa Palestina, menguburkan perlawanan anti-Zionis, memaksa warga Palestina tunduk terhadap ambisi rakus Zionis, membuka peluang bagi pencaplokan kembali Jalur Gaza. Serangan yang dimulai dengan lampu hijau dari AS juga masih terus berlangsung dengan dukungan penuh Gedung Putih. Terkait hal itu, Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Ehud Olmert menyatakan bahwa serangan ke Jalur Gaza mendapat bantuan dan dukungan George W. Bush. Faktor ini pula yang telah mendorong Tel Aviv untuk terus melanjutkan serangan brutalnya ke kawasan.

Di pihak lain, Wakil Presiden AS, Dick Cheney juga mendukung serangan darat Rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza. Ia juga menilai aksi itu penting dilakukan guna menghentikan aksi perlawanan bangsa Palestina terhadap brutalitas Zionis. Masalah ini merupakan konspirasi Washington dan Tel Aviv guna menghentikan perlawanan bangsa Palestina dan membuka peluang bagi perluasan hegemoni dan daerah jajahannya.

Tewasnya beberapa tentara Zionis dan hancurnya sejumlah alat tempur canggih mereka dalam serangan darat ke Gaza, semakin memperlihatkan kegagalan Tel Aviv dalam menghadapi resistensi bangsa Palestina. Pejuang Palestina juga semakin memperlihatkan kesiapan mereka untuk menggagalkan skenario Zionis. Sejumlah pejabat Tel Aviv menjanjikan kemenangan saat mereka memulai kobaran api perang di Jalur Gaza. Namun, mereka terpaksa menarik kembali sesumbarnya setelah menghadapi perlawanan tangguh rakyat Palestina. Menanggapi realita di medan tempur, pejabat Tel Aviv mengklaim bahwa serangan mereka ke Gaza tidak untuk menduduki kembali wilayah itu.

Saat Menteri Peperangan Rezim Zionis Israel, Ehud Barak pada awal serangannya ke Gaza menyatakan kemampuan mereka untuk kembali menggempur Lebanon, Ehud Olmert mengatakan bahwa negaranya tidak lagi berkeinginan mengobar perang di kawasan. Pernyataan ini dilontarkan pasca melihat kelahannya mencaplok Jalur Gaza. Baru-baru ini dalam rapat kabinet, Ahud Olmert juga mengatakan bahwa perang di Jalur Gaza akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Sementara itu, sejumlah media Barat juga memprediksikan bahwa kekalahan menanti Israel di Jalur Gaza. Bahkan media Israel, Yediot Ahronot menulis bahwa Israel akan tenggelam dalam kubangan Gaza.(irib/5/1/2009)

0 comments to "Strategi Hadapi Rezim Zionis Israel..!!!.."

Leave a comment