Home , , � Tri Hita Karana:Keserasian manusia dng Tuhan, manusia dengan sesama, keserasian manusia dengan alam,satu saja dilanggar, jadilah ketidakseimbangangan

Tri Hita Karana:Keserasian manusia dng Tuhan, manusia dengan sesama, keserasian manusia dengan alam,satu saja dilanggar, jadilah ketidakseimbangangan

Ingin Berkah!!! Pemerintah Harus Benahi Fasilitas Umum

Semua kerusakan yang terjadi di bumi dan lautan adalah akibat ulah manusia sendiri . Hal itu disebutkan dalam Al-Quran.

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" (Ar-Ruum : 41).

Dalam ajaran Hindu ada istilah Tri Hita Karana. Keserasian manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, keserasian manusia dengan alam. Jika satu saja dilanggar, terjadilah ketidakseimbangan.

Di nusantara, serentetan musibah dan bencana alam datang silih berganti, menerpa hampir seluruh negeri dari gempa bumi, lumpur Lapindo, banjir bandang, longsor, dan masih banyak lagi. Entah berapa nyawa meregang akibat semua bencana alam tadi. Belum lagi jika ditambah berbagai musibah, pesawat jatuh, kapal tenggelam, kereta api tabrakan, dan lain sebagainya.

Menariknya, ketika ada seseorang yang mengaitkan berbagai musibah yang terjadi di Indonesia dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Fakta memang membuktikan sejak naiknya SBY menjadi Presiden RI, nusantara sontak disusul oleh berbagai bencana alam dan kecelakaan.

Belum lama ini, banjir bandang menimpa kampung Senduai, Wasior, Papua Barat. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga kini bencana banjir bandang yang menghantam distrik Wasior tersebut telah merenggut korban 145 orang tewas, 179 luka berat, 641 luka ringan, dan 103 orang hilang.

Sebelumnya, Kereta api (KA) Argo Bromo Anggrek menabrak KA Senja Utama sekitar 500 meter barat Stasiun Petarukan, Sabtu (2/10) sekitar pukul 03.00 WIB. Sebanyak 34 korban tewas dan puluhan lainnya luka.

Bulan Juni lalu, Kereta api Logawa jurusan Purwokerto-Jember mengalami kecelakaan pukul 14.30 WIB di di Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Madiun, Jawa Timur. Akibat kecelakaan tersebut, enam orang tewas di tempat.

Kecelakaan kereta api sudah menjadi rutinas di nusantara. Sebelumnya pada 25 Desember 2001, kecelakaan KA juga terjadi di Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah antara KA Empu Jaya jurusan Jakarta - Yogyakarta dan Gaya Baru Malam jurusan Surabaya -Jakarta dengan korban tewas mencapai 47 orang. Sebelumnya, pada 2 September 2001 juga terjadi kecelakaan antara KA Cirebon Ekspres yang ditabrak KA Empu Jaya dengan korban tewas mencapai 40 orang.

Lagi, Gangguan Kereta Api
Hari ini (Senin, 11/10), gangguan kereta api kembali terjadi, ketika KA ekonomi 584 jurusan Jakarta-Bogor mogok di antara stasiun Depok-Citayam, akibatnya penumpang menumpuk di stasiun Bogor. Ratusan penumpang memadati stasiun Bogor dari pukul 07:00 WIB dan mereka yang akan berangkat dari Stasiun Bogor terpaksa menunggu cukup lama kedatangan kereta ekonomi yang terlambat datang karena kereta mogok tersebut.

Saat dikonfirmasi kepada pihak stasiun, Wakil Kepala Stasiun Bogor, Udin Saefuddin membenarkan adanya rangkaian kereta yang mogok tersebut. Udin menyebutkan KA ekonomi 584 tersebut mengalami gangguan pada mesin sehingga menyebabkan mogok.

"Kereta mogok pada pukul 06:30 WIB tadi pagi diantaraStasiun Depok menuju Citayam," katanya.

Diungkapkannya, akibat mogoknya kereta tersebut, KA ekonomi 603 jurusan Bogor-Tanah Abang yang berangkat pukul 07:20 WIB dan KA ekonomi 607 jurusan Bogor-Jakarta berangkat pukul 07:44 WIB batal berangkat karena tidak ada rangkaian yang masuk ke Stasiun Bogor.

Tidak adanya rangkaian tersebut menyebabkan penumpukan penumpang. Penumpukan sudah terjadi dari pukul 07:00 WIB tadi hingga sekarang, akibatnya banyak penumpang yang mengeluh, dan terpaksa mengalihkan transportasi menggunakan angkutan umum.

Beberapa penumpang ada yang mempertanyakan keterlambatan KA ekonomi tersebut dengan mendatangi kantor kepala Stasiun, akibatnya petugas kewalahan melayani komplin para penumpang. Udin yang kesulitan menjelaskan karena harus melayani penumpang menjelaskan singkat bahwa kereta sedang diperbaiki.

Sebelumnnya pada Jumat (8/10), KA ekonomi juga mengalami mogok di Citayam, namun keterlambatan kereta hanya setengah jam, sehingga tidak terjadi penumpukan yang signifikan.

Atas peristiwa ini, Udin mengimbau kepada penumpang untuk memaklumi dan bersabar dengan adanya gangguan tersebut.
Dilaporkan pula, sebanyak 20 gerbong kereta ekonomi yang terparkir di Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, terbakar Senin dinihari sekitar pukul 01.45 WIB.

Menurut Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lebak, Priatnajaya, dugaan sementara api berasal dari lilin yang digunakan seseorang untuk menemani tidur di gerbong tengah pada rangkaian kereta ekonomi Rangkabitung-Tanah Abang yang terparkir di jalur (sepur) 7 di stasiun tersebut.

"Api dengan cepat merambat ke gerbong lain yang tengah terparkir di jalur kanan kirinya," katanya

Ia menjelaskan ada empat kendaraan pemadam kebakaran yang berjuang memadamkan api, dua di antaranya merupakan bantuan dari Pemkab Serang. "Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 04.20," katanya.

Saat ini terjadi penumpukan penumpang di Stasiun Rangkasbitung karena sampai berita ini diturunkan baru dua rangkaian yang berangkat ke Jakarta, yaitu pemberangkatan pukul 04.05 dengan lima gerbong dan pemberangkatan pukul 05.00 WIB dengan 12 gerbong.

Terdapat sekitar 500 penumpang yang belum terangkut dan masih menunggu rangkaian bantuan dari Manggarai, Jakarta. Kepala Stasiun Rangkasbitung masih belum mau berkomentar atas peristiwa itu.

Harapan dan Masa Lalu
Negara yang maju terlihat dari sistem transportasinya yang bagus. Akan tetapi kondisi pembangunan jalan dan angkutan umum di negara ini jeblok, sedangkan negara ini sepertinya malah mengarah ke pengembangan mobil pribadi.

Dahulu di Palembang, ada sistem transportasi sungai yang lengkap dengan rambu-rambu di tepian yang juga dilengkapi kapal kerja yang memantau lalu lintas air. Di Madura ada kereta api, sedangkan di Surabaya dan Jakarta pernah ada trem atau kereta di tengah jalan raya yg konsepnya diadopsi dari Amsterdam, tapi kini semuanya telah lenyap.

Semoga perang melawan korupsi yang saat ini sedang digalakkan dapat membuahkan hasil berupa prioritas pembangunan sistem transportasi yang menyenangkan bagi masyarakat luas. Jika tidak siap-siap menghadapi jalan berlubang dimana-mana, naik kereta dengan penumpang di atas atap dan bus-bus yang mengelurkan asap hitam pekat dan kemacetan.

Bangsa Indonesia memang negara makmur. Akan tetapi kemakmuran yang diberikan Allah Swt itu akan sirna bila tidak dikelola dengan baik. Dalam hal ini, pemerintah harus lebih bertanggungjawab. Jika tidak, keberkahan tidak akan meliputi bangsa ini. Masyarakat Indonesia sudah saatnya lebih berpikir kritis atas segala praktik kezaliman di nusantara, karena hanya itu yang bisa menyelamatkan bangsa ini dari keterpurukan. (IRIB/Antara/ AR/11/10/2010)

0 comments to "Tri Hita Karana:Keserasian manusia dng Tuhan, manusia dengan sesama, keserasian manusia dengan alam,satu saja dilanggar, jadilah ketidakseimbangangan"

Leave a comment