Home , � Berita Foto : Para Habaib pada Idul Adha 1431 Banjarmasin

Berita Foto : Para Habaib pada Idul Adha 1431 Banjarmasin


Sebelum Upacara Kurban






Berdoa untuk keselamatan, membaca ijab qabul ibadah kurban dan makan bersama..
sumber:http://algembira.blogspot.com/2010/11/sebelum-upacara-kurban.html

Habib Abdillah Al-Kaff dan Habib Salim Panggang Bahasyim


di rumah Habib Hasan bin Abdurrahman AlHabsyi





sumber:http://algembira.blogspot.com/2010/11/di-rumah-habib-hasan-bin-abdurrahman.html

Pembacaan do'a oleh Habib Umar bin Husin Alaydrus




3 ekor sapi, ini yang pertama






ini yang kedua...




sumber:http://algembira.blogspot.com/2010/11/ini-yang-kedua.html

kumpul.... yg paling depan Habib Abubakar Assegaf Assofi


sumber:http://algembira.blogspot.com/2010/11/kumpul-yg-paling-depan-habib-abubakar.html

3 comments to "Berita Foto : Para Habaib pada Idul Adha 1431 Banjarmasin"

  1. Anonymous says:

    Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda

  2. Siapa sih Bachtiar Nasir ??? Ternyata bukan hanya Hizbut Tahrir Indonesia yang menunjukkan gejala aneh di detik- detik menjelang pemilihan umum. Kemarin, tak sengaja saya melihat seorang teman berkicau mengkritik seorang ulama – yang sebelumnya pernah dilihat berceramah tentang kemusyrikkan demokrasi, namun tiba-tiba saja pasca Pileg, ulama ini menjadi salah satu penggagas Poros Tengah, bersama Amien Rais. Namanya Ustadz Bachtiar Nasir, saat ini beliau adalah Sekjen MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia). Pada acara Tadabbur Al Quran Damai Indonesiaku di TV One, beliau mengulas tentang syirik – dan dalam video yang berdurasi hanya delapan menit tersebut, beliau berkata, “ … demokrasi bisa saja menjadi berhala sistem baru, orang-orang yang menggunakannya dan mengatakan bahwa tidak ada sistem yang lebih baik bahkan sistem Allah tidak penting untuk diterapkan ketimbang sistem demokrasi, dia sudah musyrik, dia sudah kafir.” Selengkapnya bisa dilihat di http://hakunnay.blogspot.co.id/2016/10/mamah-dede-bahchtiar-nasir-amin-rais.html

  3. Ini adalah dialog imajiner yang menyindir ironisme umat Islam Indonesia yang menggunakan ayat Al-Quran untuk menolak pemimpin kafir dan juga melengserkan pemimpin muslim. Ketika ayat Al-Qur'an sudah ditafsirkan pakai kepentingan, ya sudah, yang ada hanya perpecahan. ==== "Tidak ada yang kurang dari Indonesia. Pernah dikaruniai presiden proklamator, Bung Karno, yang membanggakan. Pernah pula mencicipi presiden yang murah senyum, Pak Harto. Puncaknya saat negara mayoritas Muslim ini dianugerahi presiden dari kalangan ulama/kiai yang negarawan yang kompetensinya diakui dunia, Gus Dur. Namun kenyataannya justeru hanya bertahan sangat singkat, digulingkan oleh orang Islam sendiri. "Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu (orang Islam) dustakan?" Ucap seorang pemuda Nahdliyin menyitir ayat al-Quran sembari mengisap sebatang rokoknya. "Jadi wajar jika sekarang yang muncul justeru Ahok, orang kafir non-muslim, sebagai balasan atas kufur nikmat itu, ya Kang?" Seloroh pemuda di sebelahnya menanggapi. "Semua ini alasannya cuma satu, gemar jual ayat demi kepentingan politik pribadinya!" Tegas kader muda NU itu. "Sebenarnya Akang memihak yang mana sih, Ahok yang mengatakan dibodohi pakai ayat 51 surat al-Maidah atau para ulama dan umat muslim yang mengatakannya sebagai penistaan terhadap agama?" Pemuda NU itu seketika mematikan rokoknya dan menatap serius ke arah penanya, "Saya berada di pihak Zakir Naik! Beliau seorang muslim idola banyak orang Islam. Kemana-mana yang dibacanya bukan saja ayat Al-Quran, tapi juga ayat Injil, Weda dan Taurat. Luar biasa!" "Maksudnya, jika Ahok menyitir ayat al-Quran berarti tak masalah? Bukan penistaan agama? Menurut saya Sampean keliru Kang, karena Ahok kapasitasnya bukan sebagai ulama seperti Zakir Naik." Timpalnya. Pemuda NU itu semakin serius sampai melototkan matanya lalu berteriak, "Apa kamu kira yang diperbuat Zakir Naik itu tidak ditiru oleh orang-orang Islam yang kapasitasnya setara dengan Ahok? Bahkan ditiru oleh kalangan yang awam ilmu agama!" "Lha kok malah jadi bela Ahok sih Kang?" Sembari berdiri, pemuda NU itu memungkasi, "Salah besar jika dikatakan saya membela Ahok! Apa kamu kira saat Gus Dur berusaha dilengserkan, saat Gus Dur dihina dan dicaci-maki, saat Gus Dur diusir dari forum diskusi, oleh beberapa oknum yang ngakunya ulama dan pengikut ulama tidak pakai ayat Al-Quran?! Tidak jauh beda seperti yang mereka lakukan sekarang terhadap Ahok! Sudahi dulu, saya mau ngimami shalat Maghrib." Usai mengimami shalat Maghrib, pemuda NU itu mendapati si penanya sudah menunggu di depan dipan rumahnya. Tanpa basa-basi, ia katakan: "Atheis dimusuhi karena tidak bertuhan. Bertuhan dimusuhi karena tuhannya beda. Tuhannya sama dimusuhi karena nabinya beda. Nabinya sama dimusuhi karena alirannya beda. Alirannya sama dimusuhi karena pendapatnya beda. Pendapatnya sama dimusuhi karena partainya beda. Partainya sama dimusuhi karena pendapatannya beda." Pertanyaannya, "Sampean wis ngopi Kang...?" Info lengkap klik di http://hakunnay.blogspot.co.id/2016/10/mamah-dede-bahchtiar-nasir-amin-rais.html

Leave a comment