Home , , � Dinas Intelijen Negara Islam Tangkap Empat Teroris Afiliasi Inggris

Dinas Intelijen Negara Islam Tangkap Empat Teroris Afiliasi Inggris

Rahbar: Amerika Serigala Berbulu Domba!!!

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebut musuh kini lebih lemah dan lebih dibenci dari sebelumnya. Dikatakannya, bangsa Iran kini lebih mantap dan lebih kuat dari sebelumnya dan tengah bergerak ke arah tujuan-tujuan yang tinggi.

Ayatollah Khamenei, Rabu (3/11) dalam pertemuannya dengan ribuan pelajar, menilai 13 Aban (Hari pendudukan Kedutaan Besar AS di Tehran) sebagai simbol kerakusan AS, ketergantungan rezim despotik dan iman yang berlandaskan pada kearifan dan keberanian generasi muda revolusioner.

Rahbar menyebut pidato para pemimpin AS ibarat serigala berbulu domba. Ditambahkannya, "AS tidak pernah ingin menjalin hubungan baik dengan negara-negara lain, tapi ingin membangun hubungan berbentuk tuan dan budak serta menjarah kepentingan bangsa-bangsa lain. Jika tidak ada yang menghalanginya, maka mereka bahkan bisa menginjak-injak kemuliaan sebuah bangsa."

Menurut Rahbar, aksi berani mahasiswa menduduki Kedutaan Besar AS pada November 1979 sebagai simbol keberanian generasi muda revolusioner. Ditegaskannya, aksi itu telah menggoyahkan kedigdayaan AS dan membuat negara itu tertunduk.

Masih menurut Rahbar, kegagalan skenario kerusuhan pasca pemilu merupakan contoh lain partisipasi aktif dan sadar para pemuda Iran. Ditegaskannya, fitnah tahun lalu dapat digagalkan berkat partisipasi dan kesigapan generasi muda. (IRIB/RM/SL/3/11/2010)

Mahasiswa Iran: ‘Usir Duta Inggris’, ‘Tutup Kedutaan British’!

Sekelompok mahasiswa Iran kemarin (Kamis,4/11) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kedutaan Besar Inggris di Tehran.

Mereka menuntut permintaan maaf London menyusul statemen terbaru Kepala M16, John Sawers terkait operasi intelijen yang dipimpin Inggris di Iran.

"Usir Duta Besar Inggris," dan "Tutup Kedutaan Besar British," teriak para mahasiswa Iran di Tehran.

Aksi unjuk rasa ini juga menandai ulang tahun ke 31 pengambilalihan kedutaan besar AS di Tehran.

Pada tanggal 28 Oktober lalu, Kepala Intelijen Inggris (MI6), menuding Iran mengejar program nuklir militer.

"Menghentikan senjata nuklir tidak dapat diatasi murni dengan diplomasi konvensional. Kita perlu melakukan operasi intelijen untuk membuat sejumlah negara seperti Iran lebih sulit mengembangkan senjata nuklir," kata John Sawers dalam pidato publiknya.

Tudingan ini mengemuka hampir sebulan setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menegaskan kembali dalam laporan terbarunya bahwa semua bahan nuklir Iran berada di bawah pengawasan badan tersebut.

Pada November 1979 silam, mahasiswa Iran mengambilalih Kedutaan Besar AS di Tehran.

Iran menemukan dokumen yang membuktikan bahwa kedutaan AS terlibat dalam kegiatan spionase dan rencana menggulingkan Republik Islam Iran.

Iran telah berulang kali membantah tuduhan AS dan sekutunya bahwa Tehran mengejar program nuklir militer.

Tehran berulangkali menegaskan status sipil program nuklir Iran dan berada dalam kerangka Non-Proliferasi Nuklir (NPT). (IRIB/PressTV/PH/5/11/2010)

Iran Mulai Teror HAM di AS

Departemen Luar Negeri Iran tengah mengkaji laporan periodik kondisi Hak Asasi Manusia (HAM) Amerika Serikat (AS) di Dewan HAM PBB. Deplu Iran secepatnya akan merilis laporan pelanggaran HAM di Amerika.

Menjelang sidang Dewan HAM yang membahas kondisi HAM di AS di Jenewa, Deplu Iran berencana merilis laporan pelanggaran HAM oleh negara adidaya yang mengklaim sebagai pembela HAM di dunia. Demikian dilaporkan pusat penerangan Deplu Iran seperti dikutip Fars News Kamis (4/11).

Dalam laporan ini ditegaskan bahwa AS yang mengklaim sebagai pembela hak asasi manusia belum berniat menutup penjara Guantanamo dan Abu Ghraib meski ada tekanan dari komunitas internasional, PBB dan janji Presiden Barack Obama.

Laporan ini menambahkan, AS hingga saat ini belum juga bersedia bergabung dengan konvenan internasional hak ekonomi, sosial dan budaya yang menjadi bagian utama dari HAM. Komite hak anak-anak di PBB juga menyatakan bahwa AS adalah negara produsen dan penyebar kejahatan anak-anak di dunia. Dua negara dunia saat ini belum menandatangani konvensi perlindungan anak dan salah satunya adalah AS.

Dalam laporan ini disebutkan, sejak tahun 2001 hingga kini tercatat 334 orang tewas akibat siksaan polisi AS dan hal ini patut untuk disesalkan. (IRIB/Fars/MF/AHF/4/11/2010)

Iran Rilis Laporan Pelanggaran HAM di AS

Menjelang pembahasan laporan kondisi hak asasi manusia Amerika Serikat di Dewan HAM PBB di Jenewa, Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran telah merilis laporan pelanggaran HAM di negara adidaya itu.

Laporan itu membeberkan kasus-kasus pelanggaran HAM oleh AS seperti berlanjutnya kondisi tidak manusiawi di penjara-penjara kontroversial Guantanamo dan Abu Ghraib. Sebelumnya Iran juga menyampaikan kekhawatiran serius terkait kondisi HAM di negara-negara Barat terutama AS. Iran akan memaparkan pandangannya dalam pertemuan mendatang Universal Periodic Review (UPR) atau tinjauan periodik terkait pelanggaran HAM di AS.

Kasus pelanggaran HAM di AS bukan masalah baru, namun telah menyita banyak perhatian karena masalah ini untuk pertama kalinya akan dibahas dalam pertemuan Dewan HAM PBB. Pasca peristiwa 11 September, AS dengan alasan memerangi terorisme telah menyimpangkan realita terorisme, mensahkan dan menerapkan undang-undang yang bertentangan dengan prinsip-prinsip HAM. Washington secara luas melanggar hak dan kebebasan prinsipil manusia.

AS kerap menuding negara-negara lain melakukan pelanggaran HAM, tapi negara itu sendiri hingga kini menolak keanggotaan di kebanyakan konvensi terkait HAM. Di antara konvensi itu adalah Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights/ICESCR), Konvensi Hak Anak-anak (Convention on The Right of Children/CRC), Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women), dan Konvensi Pelarangan Penggunaan, Penyimpanan, Produksi dan Pengiriman ranjau Anti-Personil.

Negara pemuja HAM itu juga melakukan sejumlah pelanggaran terang-terangan seperti eksekusi terhadap residivis yang mengalami gangguan jiwa, eksekusi terhadap terpidana di bawah usia 18 tahun, penjatuhan hukuman atas dasar etnis, dan panahanan warga dalam waktu yang lama tanpa proses persidangan.

Kasus lain yang melibatkan AS adalah pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa 1949, protokol-protokol soal Afghanistan dan Irak, dan serangan rutin terhadap warga sipil. Di dalam negeri, warga sipil dan para imigran juga menghadapi aksi kekerasan dan perilaku diskriminatif, meningkatnya tindakan kriminal, dan melemahnya landasan sistem keluarga. Dalam kasus pemilu, AS kerap mengabaikan hak-hak kelompok minoritas dan mengurangi partisipasi politik warga.

Sebenarnya, AS dan beberapa negara Barat di satu sisi menuding pihak lain tidak melindungi hak asasi manusia. Namun di sisi lain, mereka menutupi kondisi buruk HAM di negaranya.

Pertemuan Universal Periodic Review (UPR) pada 5 November ini merupakan kesempatan baik untuk membongkar berbagai kasus pelanggaran HAM yang dilakukan AS. (IRIB/RM/MF/4/11/2010)

Dinas Intelijen Iran Tangkap Empat Teroris Afiliasi Inggris

Kementerian Intelijen Iran menyatakan telah meringkus empat teroris berafiliasi dengan Inggris di kota Marivan. Keempat teroris tersebut melakukan lima pembunuhan dalam dua tahun terakhir.

Dalam proses penangkapan tersebut disita berbagai dokumen dan senjata dari tangan para teroris.

Para teroris itu mengaku dijanjikan imbalan 20.000 USD untuk setiap pembunuhan, namun mereka hanya menerima 8.000 USD setelah menyelesaikan misi teror.

Mereka juga mengaku mendapatkan perintah dari kota Sulaimaniya di Irak dari komandan mereka Jalil Fattahi yang sekarang tinggal di Inggris.

Fattahi adalah salah satu komandan kelompok teroris Komala yang telah melancarkan sejumlah teror di wilayah barat Iran sejak kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979.

Para teroris tersebut adalah Bakhtiar Majid, Hajeer Ebrahimi, Loqman Moradi dan Zanyar Moradi.

Menurut keempat teroris itu, Fattahi yang juga digugat melakukan sejumlah teror di Iran, menyampaikan instruksi dari Sulaimaniya dan menyuplai senjata beserta uang tunai melalui perbatasan Iran-Irak.

Berita penangkapan ini muncul setelah Kepala Dinas Intelijen Inggris (MI6), John Sawers, pada tanggal 28 Oktober mengumumkan bahwa pihaknya sedang melancarkan kegiatan spionase di Iran untuk menghentikan aktivitas nuklir Tehran.

Kementerian Intelijen Iran juga menegaskan bahwa Inggris tidak hanya melancarkan aksi spionase di Iran melainkan juga mendanai dan mendukung kelompok teroris anti Republik Islam. (IRIB/MZ/SL/4/11/2010)

Sekilas Pidato Rahbar di Qom

Kunjungan Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, ke kota Qom berakhir pada tanggal 29 Oktober 2010. Selama 10 hari kunjungannya ke kota suci Qom, Rahbar melakukan berbagai pertemuan dengan ulama, para marji, mahasiswa, pelajar agama, masyarakat dan para pejabat kota ini. Ayatollah Ul-Udzma Ali Khamenei dalam berbagai pertemuannya di kota Qom menyampaikan berbagai poin.

Lembaga Pasukan Relawan Mustadzafin yang dikenal dengan istilah Basij dapat disebut sebagai instansi terpenting setelah Revolusi Republik Islam Iran. Instansi itu dibentuk atas perintah Pendiri Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini ra. Basij mempunyai peran penting dalam 30 tahun terakhir.

Dalam pertemuannya dengan kalangan Basij di Qom, Rahbar memuji instansi ini dan mengatakan, "Kalian adalah buah manis dan sukses dari pohon yang baik dan suci (Revolusi Islam) yang ditanam Imam Khomeini dengan tangannya sendiri." Seraya menyinggung kokohnya keimanan para anggota Basij, kontribusi dan langkah konstruktif pada tahun-tahun Pertahanan Suci dan periode pasca perang, Rahbar mengatakan, "Makna Basij adalah penggabungan keimanan dan perbuatan. Perbuatan di sini adalah amal jihad yang bukan bertendensi pribadi. Menurut Islam, keimanan berbeda dengan perbuatan. Keimanan sempurna dan sesungguhnya adalah keimanan yang dibarengi dengan jihad di medan amal."

Rahbar dalam pertemuannya dengan masyarakat Qom, khususnya para pemuda kota ini, menekankan pengenalan musuh dan kesadaran atas konspirasi musuh. Beliau juga menyebut perang urat syaraf media Barat terhadap Republik Islam Iran dan umat Islam sebagai hal yang penting. Dikatakannya, "Front musuh untuk Iran dan Revolusi Islam mempunyai rencana jangka panjang. Untuk itu, kita juga harus mempunyai jangka panjang... Salah satu agenda utama para musuh adalah propaganda. Dengan berbagai cara propaganda ini, mereka berupaya menyebarkan hal-hal yang kontroversif dan bohong untuk menjungkirbalikkan suasana masyarakat. Hal ini harus diperhatikan..."

Masih menjelaskan cara propaganda Barat, Ayatollah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebut pencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan, sebagai salah satu metode propaganda Barat. Dikatakannya, "Kebatilan di hadapan manusia tidak selalu tampil telanjang hingga manusia mengenalnya sebagai kebatilan. Kebatilan senantiasa berpakaian dengan kebenaran atau sebagian kebenaran ketika tampil di kancah."

Rahbar seraya menyinggung hadis Imam Ali as, mengatakan, "Jika kebatilan dan kebenaran secara transparan tampil di kancah, tidak akan ada percekcokan. Sebab, semua pihak menyenangi kebenaran dan semua orang tidak menyukai kebatilan... Akan tetapi kebenaran dicampuradukkan dengan kebatilan sehingga kebatilan tidak tampil dengan jelas. Untuk itu, banyak yang terjebak dalam kekeliruan. Dalam hal ini, semua pihak harus bersikap waspada." Lebih lanjut Rahbar menegaskan, "Di dunia, para musuh menekankan masalah ini bahwa fakta terkait masyarakat dan pemerintah Republik Islam Iran harus diputarbalikkan. Fasilitas propaganda sedemikian beragam, bahkan para musuh senantiasa sibuk memutarbalikkan fakta dengan berbagai propaganda."

Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam kunjungannya ke kota Qom juga menekankan pentingnya hati nurani dalam mengenal musuh dan konspirasinya. Mengenai hati nurani, Rahbar mengatakan, "Hati nurani berfungsi sebagai penerang, penentu kiblat atau kompas. Jika berjalan di padang pasir tanpa kompas, seseorang bisa sampai tujuan secara kebetulan. Akan tetapi ini adalah kemungkinan kecil. Tanpa kompas, seseorang bisa jadi terjebak dalam kebingungan dan dihadapkan pada berbagai kendala. Kompas sangat dibutuhkan, terlebih dalam kondisi berhadapan dengan musuh. Jika tidak ada kompas, anda tiba-tiba akan berada di tengah kepungan musuh. Saat itu, anda tidak dapat berbuat apa-apa."

Dengan demikian, Rahbar berpandangan bahwa umat Islam harus mempunyai senjata hati nurani untuk mengenal kebenaran. Dikatakannya, "Seperti yang dikatakan oleh Imam Ali as, la yu'rafu al haqqu bi al rijal. Artinya, kebenaran tidak diketahui dengan sosok." Rahbar menambahkan, "Sosok terhormat dan diterima tidak dapat menjadi tolok ukur kebenaran. Bahkan sejumlah sahabat Rasulullah Saw yang juga sosok terhormat, terjebak dalam kekeliruan. Untuk itu, kebenaran itu sendiri harus dikenali, dan jalan yang benar harus diidentifikasi sehingga kebenaran dan kebatilan dapat dibedakan."

Lebih lanjut Rahbar menekankan hati nurani, khususnya dalam menyikapi berbagai problema. Ketika mengulas masalah hati nurani, Rahbar mengatakan, "Hati nurani yang dibutuhkan dalam menyikapi berbagai peristiwa, adalah refleksi akan berbagai peristiwa yang dialami dan dihadapinya. Dengan kata lain, seseorang tidak seharusnya menyikapi peristiwa dengan sudut pandang dangkal dan awam. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as mengistilahkannya dengan i'tibar atau memetik pelajaran. Beliau as berkata, "Rahimallahu imra'an tafakkara fa'tabarra". Artinya, Allah Swt merahmati seseorang yang berfikir, dan kemudian mengambil pelajaran. Imam Ali melanjutkannya, "Wa'tabarra fa absara". Artinya, seseorang akan menemukan hati nurani setelah mengambil pelajaran." Rahbar juga mengatakan, seorang mukmin harus mendengar pernyataan orang lain. Akan tetapi mukmin juga harus berpikir sebelum menolak dan menerima pernyataan orang lain. Sebab, banyak pernyataan seperti propaganda Barat yang mengandung kebatilan dan kekeliruan tapi dibungkus dengan kebenaran.

Dalam kunjungannya ke Qom, Rahbar juga melakukan pertemuan dengan para pelajar luar negeri. Pertemuan itu juga mempunyai suasana tersendiri. Ribuan pelajar luar negeri yang berdomisili di kota Qom, berkumpul mendengarkan pidato Rahbar. Ayatollah al-Udzma Ali Khamenei mengatakan, "Ketahuilah, para pelajar agama luar negeri bukan asing di negara Islam Iran. Kalian bahkan bukan tamu. Kalian adalah pemilik rumah...Kami ucapkan selamat kepada para pelajar yang melakukan perjalanan jauh ke negara ini. Kami berkewajiban mengenalkan semua ilmu Islam suci dan Ahlul Bait as yang kita miliki, kepada kalian."

Lebih lanjut Rahbar menyebut propaganda Barat yang mengesankan penyebaran Revolusi Islam dengan cara ekstrim dan kekerasan, sebagai hal yang tak dapat diterima. Dikatakannya, "Sekitar seratus negara berkumpul di tempat ini untuk mengenal ajaran suci Islam. Tujuan kami bukan mengekspor revolusi dalam kemasan politik, ke negara ini dan itu. Revolusi bukanlah alat politik untuk diekspor, dan juga bukan alat militer dan keamanan.... Republik Islam Iran adalah masalah melahirkan kembali ajaran tinggi Islam sehingga ummat Islam merasa mempunyai identitas Islam dan mengenal ajaran-ajaran agama suci ini yang menjadi penyelamat manusia."

Dalam kesempatan itu, Rahbar seraya menyinggung peran para pelajar agama luar negeri di hauzah ilmiah Qom, mengatakan, "Kalian adalah khazanah Islam dan aset besar bagi Islam. Untuk itu, belajarlah dengan baik dan kembalilah ke tengah masyarakat kalian pada waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan kebenaran dengan senjata kesabaran, akhlak, rendah hati dan kasih sayang... Tujuan keberadaan kalian di sini bukan tujuan politik, tapi tujuan ilmiah dan pendidikan. Ini adalah hal yang jelas sekali. Ilmu punya banyak peminat di manapun."

Menurut Rahbar, ajaran Ahlul Bait as akan diterima oleh masyarakat bila disampaikan dengan benar dan baik. Seraya mengutip kata mutiara yang disampaikan oleh Imam Ali Ridha as, Rahbar mengatakan, "Untuk menyebarkan ajaran Ahlul Bait tidak diperlukan untuk mengetuk pintu rumah ke rumah, dan juga tidak diperlukan untuk menyerang sana-sini. Cukup bagi kita untuk menuntut ajaran Ahlul Bait dengan baik dan menyebarkannya dengan orang lain. Ajaran-ajaran ketauhidan, humanisme dan ajaran-ajaran komprehensif ini atas berbagai masalah kehidupan manusia, pada dasarnya mempunyai daya tarik. Semua ajaran itu akan menarik hati manusia."

Kantor Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran di akhir kunjungan sepuluh hari Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei ke kota suci Qom menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada seluruh kalangan rakyat Qom yang mukmin dan peka hatinya atas sikap heroik yang ditunjukkan. Rasa terima kasih setulus-tulusnya juga disampaikan kepada para marji, ulama dan pelajar agama yang sabar dan peka hatinya. Kantor Rahbar menyatakan harapannya semoga segala bimbingan Rahbar dalam pelbagai pertemuannya selama kunjungan ini menjadi babak baru dalam sejarah penuh kebanggaan kota Qom.
Kantor Rahbar menyebut Qom sebagai ‘pengibar bendera kebangkitan Islam, pelopor Revolusi, pendamping dan penolong tak kenal lelah Islam. Disebutkannya, semua ini adalah hakikat murni yang kembali membuat mata dunia terbelalak menyaksikannya. Qom adalah ‘pusat, sumber dan fondasi abadi' Revolusi Islam.

Statement Kantor Rahbar itu juga menyebutkan, pemandangan penuh keagungan yang tidak dapat digambarkan dari sambutan pelbagai kalangan masyarakat dengan keikhlasan, ketulusan dan kesadaran kota jihad dan ijtihad atas kedatangan Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dan kasih sayang dan cinta yang ditunjukkan para marji yang mulia, ulama dan guru-guru besar hauzah, mampu menghidupkan hakikat penuh keakraban ini di benak baik teman maupun musuh. Disebutkan pula, Semua ini membuktikan adanya ikatan yang tak terpisahkan antara bangsa dan Wilayatul Faqih yang telah menjadi fondasi dan keagungan yang semakin bertambah dari hari ke hari yang dianugerahkan Allah Swt kepada Iran berkat ‘keimanan, kepekaan hati dan istiqamah nasional'.(irib/2/11/2010)

0 comments to "Dinas Intelijen Negara Islam Tangkap Empat Teroris Afiliasi Inggris"

Leave a comment