Burung pun berbaris menyambut takbir...

Daging Qurban Para Jemaah Haji Iran Dikirim untuk Korban Banjir

Deputi Partisipasi Rakyat Komite Emadad Imam Khomeini, Saeed Sattari menyatakan, tercatat 100 ribu kambing qurban para jemaah haji Iran akan dikirimkan ke Pakistan untuk membantu para korban banjir di negara itu.

Sattari dalam wawancaranya dengan kantor berita IRNA hari ini (15/11) mengatakan, "Untuk tahun ini, daging qurban dari para haji Iran akan dikirim ke Pakistan dengan koordinasi Lembaga Haji dan Ziarah serta Bi'tsah Rahbar.

Pejabat Komite Emdad ini menambahkan, "Setelah melalui proses pengepakan, daging-daging tersebut akan dikirim untuk para korban banjir melalui koordinasi Lembaga Peternakan Pakistan."

"Saat ini kami hanya menunggu jawaban dari Lembaga Peternakan Pakistan yang akan disampaikan ke Kedutaan Republik Islam Iran di Islamabad," jelas Sattari.

Hingga kini Bulan Sabit Merah Pakistan juga telah menyatakan kesiapannya untuk merelokasi dan mendistribusikan bantuan daging qurban tersebut kepada para korban banjir.

Sattari juga menjelaskan bahwa pihak Pakistan menolak pengiriman bantuan tersebut melalui kargo udara mengingat biayanya sangat mahal. Oleh karena itu, bantuan tersebut akan dikirim melalui jalur laut. Masa yang diperlukan dalam pengiriman bantuan itu menurut Sattari akan mencapai satu bulan. (IRIB/MZ/SL/15/11/2010)

Tak syak, haji adalah kesempatan tak tergantikan yang bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan manfaat politik dan spiritual yang terkandung dalam ibadah yang agung ini. Haji menunjukkan tugas dan kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Islam. Haji mendorong umat ini untuk melipatgandakan kerja keras dan keuletan. Haji memperlihatkan gambaran trasformasi pesat yang terjadi di dunia. Hari ini, proses keterjagaan dan kesadaran umat Islam berjalan dengan sangat cepat dan menerjang setiap rintangan yang menghadang.

Realita yang terjadi hari ini berbeda dengan kondisi tiga puluh tahun lalu. Rezim Zionis Israel saat ini bukan lagi momok digaya yang tak terkalahkan. Lain pula dengan kondisi dua dasawarsa yang lalu, saat ini Amerika dan Barat bukan lagi pembuat keputusan mutlak di Timur Tengah. Realita inilah yang oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam disebut sebagai pertanda akan hari esok yang cerah bagi umat Islam.

Dalam perang 33 hari Lebanon dan perang 22 hari di Gaza, resistensi rakyat Lebanon dan Palestina menghadapi agresi brutal Rezim Zionis Israel berhasil meruntuhkan wibawa dan kedigdayaan zionis tersebut yang ternyata ringkih. Semua itu menunjukkan adanya transformasi penting yang merugikan rezim penjajah Israel dan Amerika Serikat (AS). Di saat yang sama, AS sedang terjebak dalam lumpur air yang dibuatnya sendiri di Afghanistan. Negara yang mengaku sebagai penguasa dunia itu semakin hari semakin terkucilkan dan dibenci masyarakat dunia.