Home , , , � Info terbaru bencana di Indonesia

Info terbaru bencana di Indonesia

Perkembangan Terbaru Merapi dan Mentawai

Derita dan trauma serta isak tangis dan rasa pilu warga sekitar Merapi dan Mentawai hingga kini belum reda, air matapun belum kering.

Gunung Merapi kini memiliki kawah besar di puncaknya, dan diperkirakan berdiameter 400 meter. Ini terjadi setelah adanya letusan pada 4 November 2010. Sementara itu, pascatsunami di Mentawai memasuki hari ke 12 dan korban meninggal sudah mencapai 447 orang. Menurut data yang ada, 57 warga di Mentawai hingga kini belum ditemukan.

Merapi Berkawah Besar

Pascaletusan 26 Oktober, telah terbentuk kawah 200 meter di puncak gunung, tapi karena letusan pada awal November itu diperkirakan 10 kali lebih besar dibanding 26 Oktober lalu, maka kawah yang terbentuk juga diperkirakan lebih besar hingga dua kali lipat. Demikian disampaikan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar, di kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Sabtu malam (7/11).

Namun demikian, lanjut Sukhyar, pihaknya belum dapat memastikan secara pasti luas kawah dan morfologi puncak Gunung Merapi karena puncak gunung tersebut masih terus tertutup kabut sehingga menghambat pemantauan secara visual. Ia meminta masyarakat agar terus waspada karena aktivitas Merapi masih tetap tinggi berdasarkan data pengamatan secara instrumental dengan menggunakan seismograf di BPPTK.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, endapan awan panas bisa mencapai jarak 12 km di Kali Boyong dengan ketebalan hingga 10 meter. Oleh karena itu, lanjut Sukhyar, ancaman Gunung Merapi tidak hanya awan panas tetapi juga banjir lahar apalagi saat terkena hujan yang cukup lebat di lereng gunung. "Masyarakat tetap diimbau untuk menjauhi bantaran sungai karena dinding bantaran sungai itu bisa tergerus atau jika tidak memiliki kepentingan, jangan terlalu lama beraktivitas di jembatan," dia mengingatkan.

Sejumlah alur sungai yang perlu dihindari adalah Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Krasak, Kali Senowo, Kali Trising, dan Kali Apu.

Korban Meninggal dan Posko Ahlul Bait

Korban meninggal dunia akibat bencana erupsi Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah menurut laporan terakhir 116 orang.

"Korban meninggal dunia sebanyak itu berasal dari satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan tiga kabupaten di Jawa Tengah (Jateng)," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif di Yogyakarta, Sabtu.

Syamsul Maarif melaporkan hal itu usai rapat kabinet terbatas tentang tanggap darurat bencana Merapi yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta.

Menurut dia, satu kabupaten di DIY adalah Sleman dengan korban meninggal dunia sebanyak 104 orang, sedangkan tiga kabupaten di Jateng yaitu Magelang, Boyolali, dan Klaten masing-masing tujuh, tiga, dan dua orang.

"Selain korban meninggal dunia, juga ada korban luka-luka yang berjumlah 218 orang. Di Sleman ada 147 orang, Klaten 57 orang, dan Magelang 14 orang, sedangkan di Boyolali belum ada laporan korban luka-luka akibat erupsi Merapi," katanya.

Ia mengatakan, pengungsi korban bencana erupsi Merapi mencapai 198.000 orang, meliputi Sleman sebanyak 56.000 orang, Kabupaten Magelang (62.000), Kota Magelang (2.000), Klaten (40.000), dan Boyolali (30.000).

"Tempat pengungsian selama ini selalu berubah karena menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Penempatan pengungsi di Stadion Maguwoharjo Sleman cukup memadai, karena bisa menampung sekitar 30.000 orang, dan mereka dapat terpenuhi kebutuhannya secara layak," katanya.

Menurut dia, langkah yang akan diambil BNPB dalam waktu dekat adalah memenuhi kebutuhan air bersih, mandi, cuci, dan kakus (MCK), tikar, selimut, dan tenda.

"Para pengungsi ketika mengungsi ke radius 20 kilometer dari puncak Merapi meninggalkan barang seperti tikar, selimut, dan tenda, sehingga di tempat pengungsian yang baru kebutuhan itu harus dipenuhi," katanya.

Ia mengatakan, masyarakat diminta tetap berada di lokasi pengungsian karena status Merapi masih awas. Anggota TNI dan Polri akan tetap melakukan patroli seperti biasa di titik-titik rawan untuk mencegah pengungsi kembali ke rumah.

Dilaporkan pula, seorang warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Merapi, Minggu, meninggal di tempat pengungsian di sebelah timur kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Sementara itu, Posko Ahlul Bait as yang dikelola Yayasan Rausyan Fikr Yogyakarta disebut-sebut sebagai satu-satunya posko di lokasi 852 orang. Menurut keterangan AM Sofwan, poskonya hingga kini masih membutuhkan bantuan relawan, makanan, tikar dan selimut.

Posko itu berlokasi di Jl. Kaliurang KM. 6,5, Kentungan dekat Batalyon
Infantri. Pihak-pihak yang ingin berkoordinasi dengan posko Ahlul Bait as ini dapat menghubungi AM Sofwan dengan nomor kontak 0818466837. Adapun pihak-pihak yang ingin menyumbangkan dana dapat mengirimkannya ke nomor rekening BCA 037 255 6402 atas nama A Mohammad Safwan.

Mentawai

Seiring masih berlangsungnya pencarian para korban, data terakhir menyebutkan bahwa korban tewas akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, hingga Sabtu tercatat mencapai 447 orang.

Data jumlah korban tewas itu dirilis setelah pada hari ini sekitar pukul 16.00 WIB Tim SAR menemukan dua lagi jenazah korban. Menurut Kabid.Penanggulangan Bencana BPBD Sumbar, Ade Edwar, memasuki hari ke 12 pascatsunami, warga yang belum ditemukan 57 orang. Dia menyatakan, data korban tewas tersebut yang dihimpun oleh BPBD Mentawai selanjutnya dilaporkan kepada BPBD Sumbar.

"Setiap satu satu jam BPBD Mentawai memberikan laporan pada BPBD Sumbar mengenai data korban tewas dan warga hilang,"katanya.

Korban luka-luka yang dirawat di rumah sakit darurat dan Puskesmas Sikakap tercatat 173 orang luka berat dan 325 orang luka ringan. Jumlah warga Mentawai yang berada di tempat-tempat pengungsian sebanyak 15.353 jiwa.

Adapun rumah penduduk yang mengalami rusak akibat diterjang tsunami sebanyak 517 unit rusak berat, sedang 204 unit rusak sedang. Gedung sekolah yang rusak enam unit. Rumah Dinas 4 unit rusak berat, 2 unit Resort rusak berat yakni Resort Marcaroni dan Kateit, 1 unit kapal pesiar terbakar, 1 unit kapal pesiar rusak ringan. Rumah Ibadah, 7 unit rusak berat, fasilitas umum yang rusak ketika terjadi gempa disusul Tsunami yakni jembatan 7 unit, jalan P2D rusak sepanjang 8 km.

Tim SAR masih melakukan pencarian terhadap warga yang hilang maupun korban tewas akibat gempa dan tsunami itu.

Selaian menjalani perawatan di rumah sakit darurat dan Puskesmas Sikakap, Mentawai, korban luka juga ada yang dirujuk ke rumah Sakit M Jamil Padang.

Korban yang menjalani perawatan di rumah sakit M Jamil Padang 13 orang. Satu orang korban atas nama Nelly dibolehkan pulang, satu Bayi lahir pascagempa dan tsunami dilaporkan meninggal dunia di rumah sakit itu. (IRIB/Republika/Antara/7/11/2010)

0 comments to "Info terbaru bencana di Indonesia"

Leave a comment