Home , � Iran Makin Berbahaya???

Iran Makin Berbahaya???

Tehran, ibukota Republik Islam Iran, dalam beberapa hari terakhir menghadapi polusi udara yang semakin meningkat.

Sebagaimana dilaporkan IRNA (26/11), jam kerja seluruh instansi pemerintah, perkantoran, dan lembaga-lembaga publik kota Tehran, pada hari Sabtu dan Ahad (27-28) akan dikurangi satu jam akibat polusi.

Sebelumnya, sejak Rabu (24/11) aktivitas seluruh instansi pemerintah dan sekolah di Tehran diliburkan mengingat peningkatan polusi udara yang telah mencapai tingkat berbahaya.

Komisi Kondisi Darurat Polusi Udara Tehran, dalam sidangnya Jumat (26/11) memutuskan bahwa aktivitas instansi pemerintah, lembaga publik, perkantoran, dan sekolah tetap berlanjut, namun dikurangi satu jam guna menghindari peningkatan polusi. Berdasarkan keputusan tersebut, seluruh jam kerja para pegawai negeri, bank-bank, lembaga kesehatan, dan juga sekolah, diakhiri lebih cepat.

Dalam sidang tersebut ditetapkan pula peningkatan kontrol atas faktor-faktor utama polusi udara termasuk di antaranya menindak para pengguna kendaraan dan motor yang mengeluarkan asap tebal, serta penanganan lebih tegas terhadap ketertiban lalu-lintas.(irib/27/11/2010)

Hari Ini Ahmadinejad Kedatangan Tamu Istimewa

Menjelang kunjungan pertamanya ke Tehran sebagai Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri menyerukan hubungan yang lebih dekat dengan Republik Islam Iran dan bersama-sama melawan ancaman rezim Zionis Israel.

Sebagaimana dilaporkan Press TV, Jumat (26/11), di tengah posisi Iran yang disorot di Timur Tengah sebagai kekuatan regional yang besar, Hariri menyinggung hubungan sejarah dan budaya antara Iran dan Lebanon. Ditegaskannya, bahaya utama di kawasan muncul karena ulah Israel. Sebab, rezim Zionis juga menolak hak kepulangan para pengungsi Palestina ke tanah airnya.

Hubungan historis Iran dan Lebanon menurut Hariri menuntut kedua negara untuk saling berhubungan baik dan mencari solusi bersama dalam menghadapi ancaman.

Didampingi oleh delegasi tingkat tinggi termasuk lima menteri, PM Lebanon dijadwalkan tiba di Tehran pada hari Sabtu (27/11) dan akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan Wakil Presiden Mohammad Reza Rahimi.

"Kunjungan Presiden Iran ke Lebanon baru-baru ini telah membantu memperkuat hubungan bilateral dan ini adalah kesempatan untuk memikirkan kepentingan bersama," ujar Hariri. (IRIB/RM/27/11/2010)

Hariri: Netanyahu tidak Meyakini Perdamaian

Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mencela Perdana Menteri rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu karena sikapnya tentang perdamaian di kawasan dan menyatakan bahwa Netanyahu tidak meyakini perdamaian.

Hariri juga mengkritik Netanyahu karena telah merusak kesepakatan internasional untuk membantu menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Demikian dilaporkan Press TV kemarin (Jumat,26/11).

"Netanyahu adalah orang yang telah menghancurkan perjanjian Oslo. Dia tidak bersedia untuk berbicara tentang perdamaian yang nyata di kawasan ini," ujar Hariri.

"Dia mengangkat isu keamanan sebagai dasar seluruh kebijakan politiknya, tetapi Anda hanya akan memperoleh keamanan jika Anda telah menciptakan perdamaian," tegasnya.

Seraya menilai akar permasalahan di Lebanon adalah intervensi asing, Hariri menyatakan bahwa dunia telah menutup mata terhadap proses kekerasan yang terjadi di kawasan.

Israel menduduki Timur al-Quds dan Dataran Tinggi Golan Suriah selama Perang Enam Hari 1967. Tel Aviv menganeksasi Timur al-Quds tak lama setelah perang meski ditentang keras oleh masyarakat internasional, sedangkan wilayah Suriah secara resmi dianeksasi pada tahun 1981. (IRIB/RM/27/11/2010)

Iran Tambah Frekuensi Penerbangan ke Kuala Lumpur

Organisasi Penerbangan Sipil Iran (ICAO) menyatakan akan meningkatkan jumlah penerbangan mingguannya rute Tehran-Kuala Lumpur.

Direktur Jenderal Urusan Hukum dan Internasional ICAO, Masoumeh Ebrahimi, mengatakan kepada IRNA Jumat (26/11) bahwa jumlah penerbangan akan ditingkatkan 5-7 kali per minggu.

Kesepakatan itu ditetapkan menyusul kunjungan delegasi Malaysia ke Iran pekan lalu.

"Kami meningkatkan frekuensi penerbangan dalam rangka memenuhi tuntutan penumpang di rute ini," tambah Ebrahimi.

Dia menegaskan bahwa maskapai Malaysia dapat menandatangani kontrak komersial dengan perusahaan Iran dan menggunakan rute lain berdasarkan perjanjian baru.

Ebrahimi juga mengatakan kota-kota Iran yang saat ini memiliki penerbangan langsung ke Malaysia adalah Teheran, Masyhad dan Shiraz.

Maskapai Iran Air dan Mahan Air dan Air Asia Malaysia saat ini melayani transportasi penumpang antara kedua negara.(irib/27/11/2010)

Konspirasi Baru Zionis: "Negara Yahudi Israel"

Rezim Zionis Israel akan membahas draft undang-undang untuk menetapkan kota Quds sebagai ibukota "negara" Yahudi. Langkah ini merupakan kelanjutan kebijakan rasis Israel di kawasan.

Koran Maariv cetakan Israel kemarin (Jumat,26/11) menulis, draft undang-undang untuk menetapkan kota Quds sebagai ibukota bangsa Yahudi akan dibahas besok pada rapat mingguan parlemen.

Seraya menyebutkan bahwa masalah itu muncuat atas usulan anggota sayap kanan ekstrim Knesset, Maariv menambahkan, tujuan draft tersebut adalah mengubah kota Baitul Maqdis sebagai ibukota bangsa Yahudi.

Sebelumnya Zebulon Orlev, anggota Knesset Israel mengusulkan untuk mengubah nama "negara" Israel dengan nama Negara Yahudi atau dalam bahasa Inggrisnya "Israel-The Jewish State".

Usulan ini muncul dalam rangka mendorong masyarakat internasional untuk tidak memperdebatkan lagi atau mempertanyakan kembali tentang keyahudian Israel.

Jika usulan ini disetujui, maka akan menempatkan anggota Knesset Arab Palestina dalam masalah besar, karena mereka harus mengucapkan sumpah setia kepada negara dan hukum-hukum Yahudi. (IRIB/RM/27/11/2010)

Turki, Target Baru Mossad

Rezim Zionis Israel tengah berupaya melancarkan konspirasi baru terhadap Turki di kawasan Balkan. Surat kabar Haaretz cetakan Israel kemarin (Jumat,26/11) menulis, Dinas Intelijen Israel (Mossad) baru-baru ini telah menandatangani kontrak baru operasi intelijen dengan beberapa negara kawasan Balkan termasuk Yunani dan Bulgaria.

Sebagai aksi balas dendam kepada Turki, Mossad akan menjalin kerjasama di bidang intelijen dan pendidikan militer dengan negara-negara kawasan Balkan yang mengkhawatirkan kebijakan baru PM Turki Recep Tayyip Erdogan.

Menurut keterangan Haaretz, Tel Aviv melalui peningkatan hubungan keamanan, militer dan ekonomi dengan Athena, berusaha memperkuat posisi Yunani di kawasan Mediterania sebagai pengganti Turki.

Hubungan Ankara-Tel Aviv memanas setelah pasukan komando Israel menyerang Armada Kebebasan di perairan internasional. Serangan itu menggugurkan sembilan aktivis kemanusiaan Turki. (IRIB/RM/27/11/2010)

Khatib Shalat Jum’at Tehran Tekankan Kesamaan Visi Bagi Dunia Islam

Khatib shalat Jum'at Tehran, Ayatullah Mohammad Emami Kashani menekankan urgensitas persatuan dan persamaan visi di dunia Islam.

Seraya mengisyaratkan pesan bersejarah dari peristiwa Ghadir Khum, Ayatullah Emami Kashani menjelaskan, di saat musuh umat Islam gencar memusuhi mereka, maka prioritas utama bagi masyarakat muslim adalah persatuan.

Khatib shalat Jum'at Tehran dengan bersandar pada riwayat yang disepakati umat Syiah dan Sunni terkait Ghadir Khum menambahkan, menurut riwayat ini maka pemerintahan Imam Mahdi as di saat beliau belum muncul harus dikelola oleh ulama yang memenuhi syarat.

Ayatullah Emami Kashani dalam khutbahnya juga mengisyaratkan ancaman dan brutalitas musuh di Irak, Afghanistan, Lebanon dan Palestina. Menurutnya persatuan akan membuat umat Islam terhormat.

Khatib shalat Jum'at Tehran di bagian lain khutbahnya menyebutkan peringatan terbentuknya pasukan relawan (Basiji). Ia memuji pengorbaan Basiji di berbagai bidang. Seraya mengisyaratkan kemampuan angkatan bersenjata Republik Islam Iran, Ayatullah Emami Kashani menyebut tawakkal kepada Allah swt, menjaga keseimbangan dan keadilan serta menjalankan tugas dengan adil dan jujur sebagai faktor keagungan militer Iran. (IRIB/MF/26/11/2010)

Iran Balas Kelancangan Mesir

Sumber-sumber Iran menilai pernyataan terbaru Menteri Luar Negeri Mesir, Ahmad Abul Gheit, soal hubungan Tehran dengan negara-negara Arab ditujukan untuk mengalihkan perhatian masyarakat kawasan dari pelanggaran hak asasi manusia Kairo.

Sebagaimana dilaporkan koran al-Sharq (26/11), Abul Gheit mengatakan, "Intervensi Iran dalam urusan internal Teluk [Persia] tidak boleh dibiarkan."

Kepada koran cetakan Qatar itu, Abul Gheit menambahkan, "Kami mengatakan kepada saudara-saudara kami di Iran ... Irak dan Lebanon harus dibiarkan sendiri. Dan Iran, tidak boleh mengganggu Bahrain dengan cara apapun."

Namun, sumber-sumber di Kementerian Luar Negeri Iran mengolok pernyataan Abul Gheit itu dan menilainya dipengaruhi oleh ketegangan di Mesir yang saat ini menghadapi kecaman internasional karena pelanggaran hak-hak asasi manusia di negeri ini.

"Kami menyarankan Abul Gheit untuk lebih fokus pada solidaritas dunia Muslim dan tidak mengeruk keuntungan dari pihak-pihak yang menginginkan perpecahan di antara bangsa-bangsa Muslim," tambah sumber Iran.

Menurut sumber yang enggan menyebutkan namanya itu, "Mesir seharusnya memikirkan pemulihan keamanan di wilayah regional dan mendukung hak yang terus-menerus dilanggar oleh rezim Zionis [Israel]."

Teheran dan Kairo memutuskan hubungan pada tahun 1979 atas pengakuan Mesir terhadap Israel. Kedua negara juga saling membatasi hubungan diplomatiknya. (IRIB/MZ/27/11/2010)

Tags: ,

0 comments to "Iran Makin Berbahaya???"

Leave a comment